Agrilvy Purba, Celine Audyta Berlian,Ikhsan Syawalandra Nul Hakim, Nadila Fitria
Ramadanti, Salvia Olga Sabrina, Abrori Ma’ruf Nugraha, Aulia Narjisatus Syiva,
Firmayani Ridwan,Muh. Misbahul Firdausi,Rima Prastianti Putri, Amalia Qurrata
A’yun, Clearita Sangga Ganis, Ira Amelia, Nobitza Shafa Zafira, Sentia Patai
Jurusan kimia,Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang No.5, Sumbersari, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145
ABSTRAK
Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah ,seperti kebun kelapa.
tanaman ini sangat cocok di tanam di indonesia karena tanahnya subur,beriklim tropis
sehingga tanaman ini tumbuh dan berkembang secara pesat.tanaman kelapa mempnyai
banyak manfaat mulai dari ujung akar hingga ujung daun.pemanfaatan kelapa ini dapat
berupa limbah padat yang digunakan untuk pembuatan briket.briket yaitu sebuah blok bahan
yang dapat menjadi bahan bakar untuk memulai dan mempertahankan api.agar pemanfaatan
tempurung kelapa secara maksimal digunakan untuk briket,maka kita perlu mengetahui dan
memahami dari segi pembuatanya,karakteristik,pengaruh suhu dalam pembuatan briket,dan
proses pirolisis sebagai salah satu proses dalam pembuatan briket.
Kata kunci:briket;limbah;tempurung kelapa
ABSTRAK
Indonesia has abundant natural resources, such as coconut plantations. This plant
is very suitable for planting in Indonesia because the soil is fertile, the climate is tropical
so this plant grows and develops rapidly. Coconut plants have many benefits from the root
tip to the leaf tip. this coconut can be in the form of solid waste used for making briquettes.
briquettes are a block of material that can be used as fuel to start and maintain a fire. so
that the maximum utilization of coconut shells is used for briquettes, then we need to know
and understand in terms of manufacture, characteristics, the influence of temperature in
the manufacture of briquettes, and the pyrolysis process as one of the processes in the
manufacture of briquettes.
Keywords:briquettes;waste;coconut shell
PENDAHULUAN
kebutuhan akan bahan bakar semakin meningkat. Sumber energi menjadi salah
satu masalah dalam kehidupan sehari-hari. Sumber energi yang berasal dari fosil
memerlukan waktu yang lama agar bisa digunakan, sehingga perlu sekali untuk
mencari alternatif lain yang lebih mudah didapat dan senantiasa ada bahannya.
Sehingga ditemukanlah sumber energi yang berasal dari biomassa yang sering disebut
juga alami. Energi biomassa merupakan sumber energi yang berasal dari sumber daya
alam yang dapat diperbaharui sehingga berpeluang untuk dimanfaatkan sebagai bahan
alternatif. Biomassa yang dijadikan sebagai bahan bakar alternatif harus lebih ramah
lingkungan, mudah diperoleh, lebih ekonomis dan dapat digunakan oleh masyarakat
luas. Salah satu alternatif yang sudah ditemukan adalah briket.
Briket adalah sumber energi yang berasal dari biomassa yang bisa digunakan
sebagai energi alternatif pengganti minyak bumi dan energi lain yang berasal dari
fosil. Briket dapat dibuat dari bahan yang dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-
hari dan merupakan limbah,baik itu limbah pertanian,seperti batok kelapa,bongkol
jagung,kulit singkong dan banyak lagi. Namun, kali ini yang akan dibahas adalah
briket dari batok kelapa.
Ada banyak daerah yang ditumbuhi banyak pohon kelapa, seperti di daerah
dekat pantai. Batok kelapa sering kali menjadi limbah tapi ada juga yang
mengolahnya menjadi barang lain. Dengan krisisnya masalah bahan bakar minyak
bumi, orang-orang mulai berpikir dan meneliti apa saja yang bisa dijadikan sumber
energi, ditemukanlah briket dari batok kelapa ini. Briket dari batok kelapa ini sering
disebut juga dengan briket arang. Dalam pembuatan briket ini akan melalui tahap
pirolisis dimana pada proses pirolisis ini adalah penguraian biomassa karena proses
panas. Kenapa batok kelapa diarangkan? Ini karena jika diubah menjadi arang kualitas
dan bentuknya lebih baik, dapat disimpan dalam waktu yang lama,asap yang
dihasilkan lebih sedikit,arang juga dapat menyerap yang beracun dan kalornya juga
akan meningkat. Briket dari tempurung kelapa ini sangat baik, sehingga banyak
diminati bahkan sampai Negara-negara lain. Pembuatan briket dari batok kelapa ini
menjadi salah satu pemberdayaan yang tepat guna. Kebutuhan masyarakat terpenuhi,
keramahan lingkungan terjaga dan tidak ada penumpukan limbah lagi. Tidak mungkin
ada briket arang dari batok kelapa jika tidak melewati banyak proses. Disini akan
dibahas lebih lanjut tentang pembuatan briket, karakteristik briket,kandungan dalam
briket dan proses-prosesnya sehingga dihasilkan briket dari batok kelapa yang siap
pakai.
DASAR TEORI
A. Kadar air
Air yang terkandung dalam produk dinyatakan sebagai kadar air. Kadar air
bahan bakar padat ialah perbandingan berat air yang terkandung dalam bahan bakar
padat dengan berat kering bahan bakar padat tersebut. Semakin besar kadar air yang
terdapat pada bahan bakar padat maka nilai kalornya semakin kecil, begitu juga
sebaliknya. Penentuan kadar air dengan cara menguapkan air yang terdapat dalam
bahan dengan oven dengan suhu 100- 105o C dalam jangka waktu tertentu (2-24 jam)
hingga seluruh air yang terdapat dalam bahan menguap atau berat bahan tidak
berubah lagi (Fitri, 2017).
B. Kandungan zat terbang (Volatile Matter)
Zat terbang terdiri dari gas-gas yang mudah terbakar seperti hidrogen, karbon
monoksida (CO), dan metana (CH4), tetapi kadang-kadang terdapat juga gas-gas yang
tidak terbakar seperti CO2 dan H2O. Volatile matter adalah bagian dari briket dimana
akan berubah menjadi volatile matter (produk) bila briket tersebut dipanaskan tanpa
udara pada suhu lebih kurang 950o C. Untuk kadar volatile matter kurang lebih dari
40% pada pembakaran akan memperoleh nyala yang panjang dan akan memberikan
asap yang banyak. Untuk kadar volatile matter rendah antara 15%-25% lebih
disenangi dalam pemakaian karena asap yang dihasilkan sedikit. Volatile matter
berpengaruh terhadap pembakaran briket. Semakin banyak kandungan volatile matter
pada briket semakin mudah untuk terbakar dan menyala (Fitri, 2017)
C. Kadar abu
Semua briket mempunyai kandungan zat anorganik yang dapat ditentukan
jumlahnya sebagai berat yang tinggal apabila briket dibakar secara sempurna. Zat
yang tinggal ini disebut abu. Abu briket berasal dari pasir dan bermacam-macam zat
mineral lainnya. Briket dengan kandungan abu yang tinggi sangat tidak
menguntungkan karena akan membentuk kerak. Abu berperan menurunkan mutu
bahan bakar padat karena dapat menurunkan nilai kalor. Penentuan kadar abu dengan
cara membakar bahan dalam tanur (furnace) dengan suhu 600o C selama 3-8 jam
sehingga seluruh unsur pertama pembentuk senyawa organik (C2H2O2N) habis
terbakar dan berubah menjadi gas. Sisanya yang tidak terbakar adalah abu yang
merupakan kumpulan dari mineral-mineral yang terdapat dalam bahan. Perkataan
lain, abu merupakan total mineral dalam bahan (Fitri, 2017).
D. Karbon Terikat
Kandungan karbon terikat yaitu kompenen yang bila terbakar tidak
membentuk gas yaitu karbon tetap atau biasanya juga disebut kandungan karbon tetap
yang terdapat pada bahan bakar padat yang berupa arang (char) (Rexanindita, 2013).
E. Nilai Kalor
Kalor adalah energi yang dipindahkan melintasi batas suatu sistem yang
disebabkan oleh perbedaan temperatur antara suatu sistem dan lingkungannya. Nilai
kalor bahan bakar dapat diketahui dengan menggunakan kalorimeter. Bahan bakar
yang akan diuji nilai kalornya dibakar menggunakan kumparan kawat yang dialiri
arus listrik dalam bilik yang disebut bom dan dibenamkan di dalam air. Bahan bakar
yang bereaksi dengan oksigen akan menghasilkan kalor, hal ini menyebabkan suhu
kalorimeter naik. Untuk menjaga agar panas yang dihasilkan dari reaksi bahan bakar
dengan oksigen tidak menyebar ke lingkungan luar maka kalorimeter dilapisi oleh
bahan yang bersifat isolator. Nilai kalor bahan bakar termasuk jumlah panas yang
dihasilkan atau ditimbulkan oleh suatu gram bahan bakar tersebut dengan
meningkatkan temperature 1 gram air dari 3,5o C-4,5o C dengan satuan kalori,
dengan kata lain nilai kalor adalah besarnya panas yang diperoleh dari pembakaran
suatu jumlah tertentu bahan bakar didalam zat asam, makin tinggi berat jenis bahan
bakar, makin tinggi nilai kalor yang diperoleh,
Menurut Arni ddk (2014) peneliti dengan judul “Studi Uji Karakteristik Fisis
Briket Bioarang Sebagai Sumber Energi Alternatif”. Briket yang digunakan pada
penelitian menggunakan 2 bentuk yaitu bentuk silinder dan kotak. Arni dkk (2014)
menyatakan bahwa bahan bakar briket dapat dibuat dalam berbagai bentuk, dimana
bentuk paling sederhana adalah silinder dan prisma persegi karena keduanya mudah
untuk dibuat..
DAFTAR PUSTAKA
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/teknik/article/view/13985
Abdullah, K. (2002). Biomass Energy Potential and Utilization in Indonesia. Institut
Pertanian Bogor.
Tirono M;Sabit A (2011).Efek Suhu Proses Pengarangan Terhadap Nilai Kalor Arang
Tempurung Kelapa.Jurnal Neutrino Vol. 3, No. 2.148-151
Arni ddk (2014). Studi Uji Karakteristik Fisis Briket Bioarang Sebagai Sumber Energi
Alternatif
https://restapp.belajar.kemdikbud.go.id/files/pdf/61aa8ed6cb0f491da2eacbb6642db882.pdf
http://repository.untag-sby.ac.id/665/3/BAB%202.pdf
https://pmb.umm.ac.id/id/berita-ilmiah/mengubah-sampah-batok-kelapa-menjadi-briket.html
http://kelapanusantara.com/produk/
https://jualmesinbriketarang.wordpress.com/2016/08/26/mengenal-briket-arang-bentuk-dan-
manfaatnya-serta-peluang-bisnis-briket-arang/
https://www.rumahmesin.com/macam-macam-briket/