3. Malam Midodarèni
Dengan selesainya upacara siraman berarti putri raja
sudah selesai berhias, sudah segar dan bersih. Sejak itu,
putri raja yang akan ditêtês mulai dipingit, dilayani, dan
1. Pendahuluan
ditunggu oleh para kerabat untuk melaksanakan midodarèni.
Cerita Pan
Malam sebelum Balang Tamak,merupakan
berlangsungnya upacara inti disebut salah
malam satu
cerita yang
midodarèni. sangat melegenda dalam masyarakat Bali. Cerita
tersebut,Pada
olehmalam
I Gustimidodarèni
Ngurah Bagus, digolongkan
atau setelah ke dalam
acara siraman
cerita lucu yang menggunakan pikiran (Bagus,
para kerabat mulai berdatangan, berjaga bahkan tidak tidur 1971;41). Bila
cerita
semalamitu dipelajari dengan seksama,
suntuk. Seperti akan diketahui
yang terdapat bahwaVdi
pada pupuh
dalamnya terkandung
Megatruh pada 15-16: ajaran moral yang sangat mulia, yang
diwariskan oleh nenek moyang bangsa Indonesia. Ajaran
moral
Wontên yang dimaksud
ingkang seperti;
ngrarakit ing sikap kritis, sikap santun, sikap
karyanipun/
yang
tuwintidak
sowan memaksakan
Sang Su Putri/ kehendak, sikap kegotong-royongan,
dan sikap mau belajar
kang lagya sinêngkêr wau/ sepanjang hayat. Ajaran moral seperti
itu tentu
Gusti saja sangat berguna bila dijadikan tuntunan hidup
Kusumawardhani/
dalam berbangsa dan bernegara.
saha mêmangun lêlados//
Derasnya gempuran arus globalisasi, terutama dengan
masuknya
Sarta ingkangbudaya asinging
kasukan seperti
dalêmbudaya
agung/ barat masa kini, sangat
berpengaruh pada sikap
tan wus pangikêting kardi/ mental anak bangsa yang masih
mencari jati diri.
pamardining Untuk
sarêng membentenginya, diperlukan tuntunan
dalu/
moral. Salah satu
kalêres midadarèni/ ajaran yang sangat baik dijadikan tuntunan
moral adalah ajaran
sami kasukan nenek(SPTB
pakuwon// moyang yang telah lama mengakar
hal 15)
pada budaya bangsa Indonesia, baik berupa tradisi lisan seperti
dongeng,
Terjemahan: fabel, maupun berupa tradisi tulis seperti naskah-
naskah susastra.
Ada yangKhazanah
mengaturbudaya bangsa Indonesia tidak akan lekang
pekerjaannya/
kepanasan
dan berkunjung pada putri/ akan lapuk kehujanan. Hal itu
dan juga tidak
disebabkan
yang masih oleh kandungan dimakna
disembunyikan suatu adiluhung,
tempat/ yang lahir dari
pemikiran-pemikiran
Gusti Kusumawardhani/ genius leluhur masa lalu. Cerita Pan
Balang Tamak
serta melayani// merupakan salah satu contoh konkretnya.
CeritaPan Balang Tamak di Bali, pada awalnya
disampaikan dalam bentuk
Yang bersenang-senang lisan.
di Dalêm Namun, karena sangat
Agung/
menarik,
tidak lupakini ada beberapa
menjalankan yang berupa teks tertulis.Cerita Pan
pekerjaan/
Balang Tamak yang berupa teks, ada yang berbentuk puisi atau
makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan
sastra geguritan (tembang tradisional), dan ada yang berbentuk
berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para
prosa (di Bali disebut dengan bentuk gancaran). Cerita Pan
tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang
Balang Tamak yang menggunakan bentuk prosa, ditemukan
telah dipersiapkan.
dalam tiga versi. Versi pertama menggunakan judul Tutur
Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini
Balang Tamak. Tutur Balang Tamak berisikan cerita tentang
sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton
filsafat hidup dan primbon. Manusia lahir ke dunia disertai
yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara
oleh empat saudara (di Bali disebut dengan ajaran Kanda Pat).
têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di
Versi lain berupa naskah cerita yang dikemukakan
antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan
oleh I Gusti Ngurah Bagus, berupa cerita Pan Balang Tamak
Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh
yang berbahasa Bali. Cerita itu ditulis berupa buku yang
pada 5 yaitu:
berjudul; Satua-Satua Sane Banyol Ring Kasusastraan Bali.
(Cerita-cerita lucu dalam kesusastraan Bali). Ceritayang
Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/
diterbitkan tahun 1971 itu agak pendek. Ada beberapa episode
katiga kang lenggah mantri/
yang tidak dimasukkan di dalamnya.
among cundaka kang sêpuh/
CeritaPan Balang Tamaklainnya adalah Satwa Pan
kalih Nyai Madusari/
Balang Tamak, yang ditulis menggunakan aksara Bali, koleksi
Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32)
dari I Wayan Kepig (almarhum), di Banjar Sangkanbuana,
Desa Semarapura Kauh, Kecamatan Klungkung, Kabupaten
Terjemahan:
Klungkung, Propinsi Bali (selanjutnya disebut dengan teks
Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/
versi Klungkung). Teks itu dirasa lebih lengkap, bahasanya
tiga orang yang duduk adalah mantri/
lebih bagus sehingga lebih mudah dimengerti. Alasan inilah
Among Cundaka yang tua/
yang menjadi dasar dipilihnya teks Satua Pan Balang Tamak
kedua Nyai Madusari/
(versi Klungkung) sebagai naskah kajian.
dan Nyai Mangunsih//
Setiap kegiatan pastilah memiliki tujuan yang ingin
dicapai. Begitu pula dengan tulisan ini. Tulisan ini secara garis
Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah.
besar memiliki tujuan untuk memperkenalkan khazanah
Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang
budaya bangsa yang memiliki nilai-nilai yang adiluhung, yang
bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan
patut dijadikan pedoman dalam berkehidupan berbangsa dan
yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara
bernegara. Di sisi lain juga bertujuan untuk memberi
berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas
sumbangan demi perkembangan ilmu pengetahuan, paling
siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan.
tidak yang berkaitan dengan budaya dan moralitas.
Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit
Secara khusus tulisan ini bertujuan untuk ikut serta
dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan
menggali, mengembangkan, dan melestarikan cerita-cerita
oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang
lama Nusantara. Lebih khusus lagi, tentunya agar diketahui
kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali,
makna atau ajaran moralitas yang terkandung dalam ceritaPan
sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan
Balang Tamak yang merupakan cerita rakyat Bali.
dengan satu hal lain di sekitar kata inti, atau bersifat aktual
makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan
dalam wujud mitos-mitos atau teks-teks lain yang telah ada
berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para
sebelumnya. Selanjutnya dalam rangka produksi teks,
tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang
aktualisasi produksi tanda dari hipogram-hipogramitu
telah dipersiapkan.
diintegrasikan oleh ekspansi, konversi ataupun kombinasi
Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini
antara ekspansi dan konversi. Ekspansi mentransformasikan
sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton
bagian-bagian kalimat matriks ke dalam bentuk-bentuk
yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara
yang lebih kompleks. Konversi mentransformasikan bagian-
têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di
bagian kalimat matriks melalui pemodifikasian kesemuanya
antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan
dengan faktor yang sama. Dengan kata lain, pemaknaan
Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh
(significance) akan menjadi volarisasi positif dari satuan
pada 5 yaitu:
semiotik tekstual apabila hipogramadalah negatif, dan
volarisasi negatif terjadi apabila hipogram itu positif.
Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/
Demikianlah Riffaterre memahami puisi sebagai ekspresi
katiga kang lenggah mantri/
bahasa secara tidak langsung dan bersifat hipogramatik
among cundaka kang sêpuh/
(Riffaterre,1978:47—80),
kalih Nyai Madusari/
Bertolak dari uraian di atas, maka semitotik merupakan
Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32)
ilmu yang mempelajari makna. Satwa Pan Balang Tamak
dalam semiotik dimaksudkan adalah penemuan makna yang
Terjemahan:
terkandung dalam cerita Satwa Pan Balang Tamak. Untuk
Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/
jelasnya makna dalam Satwa Pan Balang Tamak akan
tiga orang yang duduk adalah mantri/
dibicarakan episode demi episode.
Among Cundaka yang tua/
kedua Nyai Madusari/
3.2 Makna dalam Episode Berburu
dan Nyai Mangunsih//
Episode ini merupakan awal cerita Pan Balang Tamak.
Dalam episode ini diceritakan bahwa raja akan
Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah.
melaksanakan kegiatan berburu ke hutan. Untuk itu ada
Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang
beberapa prajuru (petugas) menginformasikan ke krama
bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan
(anggota masyarakat).
yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara
berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas
“Inggih para krama lanang.krama desane benjang
siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan.
jaga maboros ka alase. Semengan rikala tuun siape uli
Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit
pedemane, kramane apang suba tedun tur majalan ka
dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan
alase. Ingetang ngaba kuluk ane galak ngongkong. Nyen
oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang
kramane ane tusing manut teken arah-arah, ia lakar
kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali,
dandaina teken desane.”
sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan
Terjemahan:
Terjemahan:
Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/
tiga orang yang duduk adalah mantri/
Among Cundaka yang tua/
kedua Nyai Madusari/
dan Nyai Mangunsih//