Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara terpadat ke-4 dengan jumlah penduduk 270,20 juta jiwa
setelah China,India, dan Amerika. Dengan jumlah penduduk tersebut, banyak kejahatan yang
terjadi di Indonesia. Kejatan tersebut tidak hanya berasal dari kalangan pemerintah akan
tetapi, sebagian masyarakat juga mengalami dampak dari kejahatan tersebut.

Menurut Soesila mendefinisikan kejahatan adalah prilaku masyarakat yang melanggar


UU (Undang-Undang), perilaku ini dilihat dari sudut pandang sosiologis menyebabkan
banyak hilangnya keseimbangan, ketertiban, dan ketentraman masyarakat sehingga haruslah
dilakukan pengentasan yang efesien melalu penegak hukum yang baik. Dari pengertian
kejahatan di atas dapat dikatakan bahwa kejahatan adari perilaku penyimpang masyarakat
yang dilakukan secara individu atau kelompok, untuk mengambil hak orang lain tapa izin,
baik melalu kekerasan ataupun dilakukan secara diam-daim (sembunyi).

Salah satu bentuk kejahatan itu adalah pelecehan seksual, dikutip dari Pikiranrakyat-
Depok.com dari RRI, Nahar menyebutkan jumlah kekerasan seksual hingga periode Juli
2020 mencapai angka 2.556 anak dari total 4.116 kasus. Tindakan pelecehan seksual dapat
terjadi dalam berbagai bentuk. Di antaranya,sentuhan fisik dan sentuhan non-fisik seperti
siulan atau isyarat seksual yang menimbulkan rasa risih, ucapan yang berhubungan dengan
pornografi, dan berbagai hal lain yang menyebabkan rasa tidak nyaman juga diperhitungkan
sebagai tindakan pelecehan seksual. Pelecehan seksual bisa terjadi pada siapapun. Akan
tetapi, banyak kasus pelecehan seksual terjadi pada anak dan remaja terutama remaja putri.
Pelaku bukan hanya dari kalangan luar, tetapi juga bisa dari orang terdekat kita contohnya
keluarga bisa itu ayah,saudara, bahkan sepupu kita sendiri. Maka dari itu, jangan jadikan
keluarga sebagai jaminan agar kita terlindung dari pelecehan seksual.

Korban yang mengalami pelecehan seksual tidak hanya mendapatkan trauma fisik tetapi
juga akan mengalami trauma psikis. Dampak dari trauma tersebut dapat mempengaruhi
keberlangsungan hidup korban. Maka dari itu, tindakan pelecehan seksual harus disikapi
dengan serius. Bukan hanya menimbulkan rasa tidak nyaman, pelecehan seksual juga
membuat korban rentan mengalami berbagai gangguan psikis. 
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan di
bahas di antaranya:
1. Apa pengertian dari pelecehan seksual?
2. Bagaimana pelecehan seksual yang terjadi pada remaja dan anak?
3. Apa saja dampak dari pelecehan seksual?
4. Upaya apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya pelecehan
seksual?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pelecehan seksual
2. Untuk mengetahui pelecehan seksual yang terjadi pada remaja dan anak
3. Untuk mengetahui dampak dari pelecehan seksual
4. Untuk mengetahui upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya
pelecehan seksual
1.4 Manfaat Penulisan
1. Dapat mengetahui pengertian dari pelecehan seksual
2. Dapat mengetahui pelecehan seksual yang terjadi pada remaja dan anak
3. Dapat mengetahui dampak dari pelecehan seksual
4. Dapat mengetahui upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya
pelecehan seksual
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dari Pelecehan Seksual

Pelecehan seksual adalah segala tindakan seksual yang tidak diinginkan,


permintaan untuk melakukan perbuatan seksual, tindakan lisan atau fisik atau isyarat
yang bersifat seksual, atau perilaku lain apapun yang bersifat seksual, yang membuat
seseorang merasa tersinggung, dipermalukan dan/atau terintimidasi dimana reaksi
seperti itu adalah masuk akal dalam situasi dan kondisi yang ada, dan tindakan
tersebut mengganggu kerja, dijadikan persyaratan kerja atau menciptakan lingkungan
kerja yang mengintimidasi, bermusuhan atau tidak sopan.

Dengan kata lain pelecehan seksual adalah

 Penyalahgunaan perilaku seksual,


 Permintaan untuk melakukan perbuatan seksual (undangan untuk melakukan
perbuatan seksual, permintaan untuk berkencan).
 Pernyataan lisan atau fisik melakukan atau gerakan menggambarkan perbuatan
seksual, (pesan yang menampilkan konten seksual eksplisit dalam bentuk cetak
atau bentuk elektronik (SMS, Email, Layar, Poster, CD, dll)
 Tindakan kearah seksual yang tidak diinginkan

1. penerima telah menyatakan bahwa perilaku itu tidak diinginkan;


2. penerima merasa dihina, tersinggung dan/atau tertekan oleh perbuatan
itu; atau
3. pelaku seharusnya sudah dapat merasakan bahwa yang menjadi
sasarannya (korban) akan tersinggung, merasa terhina dan/atau tertekan
oleh perbuatan itu.

 Perilaku fisik (seperti menyentuh, mencium, menepuk, mencubit, atau


kekerasan fisik seperti perkosaan dll)
 Sikap seksual yang merendahkan (seperti melirik atau menatap bagian tubuh
seseorang).
Pelecehan seksual dapat mengakibatkan kesulitan dalam pelaksanaan tugas yang
diberikan atau menyebabkan pekerja merasa dirinya bekerja dalam iklim
perusahaan yang tidak harmonis, yang juga dapat menyebabkan risiko terhadap
kesehatan dan keselamatan.

Anda mungkin juga menyukai