Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan ini. Laporan ini dibuat untuk melengkapi syarat dan kelengkapannya
yang terdapat pada Laboratorium Teknologi Mekanik, Departemen Teknik Mesin,
Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orang tua yang telah memberi bantuan moril dan materil.


2. Bapak Ir. Alfian Hamsi, M.Sc selaku Kepala Laboratorium Teknologi
Mekanik.
3. Asisten Laboratorium Teknologi Mekanik yang telah membimbing dan
membantu penulis dalam penyelesaian laporan ini.
4. Teman-teman stambuk 2016 yang berjuang bersama.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan


laporan ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
guna menyempurnakan laporan ini.

Banjarmasin, November 2021

Rif’an

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR GAMBARiv

DAFTAR TABEL vi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Maksud 1

1.3 Tujuan 2

1.4 Batasan Masalah 2

1.5 Manfaat 2

1.6 Metode Pengumpulan Data 3

1.7 Sistematika Penulisan 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1 Defenisi Kerja Bangku 5

2.2 Sejarah Kerja Bangku 5

2.3 Peralatan Utama yang Digunakan 6

2.4 Jenis-Jenis Kikir 10

2.5 Jenis-Jenis Ragum 13

2.6 Klasifikasi Kerja Bangku 14

2.7 Cara Mengikir yang Baik 15

2.8 Perawatan pada Kerja Bangku 16

2.8.1 Cara merawat kikir 16

2.8.2 Cara merawat ragum 16

ii
2.9 Drilling dan Boring 17

2.10 TAP dan SNEI 18

2.11 Ukuran TAP dan SNEI 27

2.12 Bahan dan Tabel Kekerasan 28

2.13 Kesalahan yang Sering Terjadi pada saat Praktikum 29

2.14 Keselamatan dan Kesehatan Kerja 29

2.14.1 Peralatan keselamatan kerja 29

2.14.2 Penyakit yang ditimbulkan dari kerja bangku 35

2.14.3 Dampak negatif yang ditimbulkan dari kerja bangku 35

2.14.4 Cara menanggulangi dampak negatif yang ditimbulkan 36

2.15 Benda-Benda Hasil Kerja Bangku 36

BAB III ALAT DAN BAHAN 38

3.1 Alat 38

3.2 Bahan 40

BAB IV PROSEDUR PERCOBAAN 41

BAB V ANALISA PERCOBAAN 42

5.1 Cara Mendapatkan Hasil yang Baik 42

5.2 Penyebab Persen Ralat yang Tinggi 42

5.3 Perhitungan Persen Ralat 43

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 44

6.1 Kesimpulan 44

6.2 Saran 44

6.2.1 Saran untuk laboratorium 44

6.2.2 Saran untuk asisten 44

6.2.3 Saran untuk praktikan 44

DAFTAR PUSTAKA 45

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerja bangku (benchwork) ialah aktivitas kerja yang dilakukan dengan
tenaga dan keahlian dari manusia di meja kerja. Teknik Kerja Bangku adalah
teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam mengerjakan kerja bangku
di dalam dunia teknik permesinan sebagai dasar untuk materi teknik permesinan
pada tingkat selanjutnya. Kegiatan kerja bangku lebih dititikberatkan pada
pembuatan benda kerja dari material logam dengan perkakas tangan, dan
dilakukan di bangku kerja.
Pekerjaan kerja bangku meliputi berbagai jenis kontruksi geometris yang
sesuai dengan jobsheet atau perintah kerja. Persyaratan kualitas terletak kepada
pemahaman seseorang dalam praktek kerja bangku dan pelaksanaannya di tempat
kerja yang meliputi tingkat ketrampilan dasar penguasaan alat tangan, tingkat
kesulitan produk yang dibuat, dan tingkat kepresisian hasil kerja. Kerja bangku
tidak hanya menitikberatkan pada pencapaian hasil kerja, tetapi juga pada
prosesnya. Dimana pada proses tersebut lebih menitikberatkan pada etos kerja
yang meliputi ketekunan, disiplin, ketahanan, serta teknik sebagai dasar sebelum
melanjutkan ke pengerjaan yang menggunakan mesin-mesin produksi.

Pada dasarnya praktikum kerja bangku merupakan kerja yang dilakukan


secara manual. Macam-macam pekerjaan tersebut meliputi mengikir, mengebor,
menggergaji, menyenai, mengetap, menyetemping dan sebagainya.

Diharapkan dengan adanya laporan ini dapat meningkatkan pemahaman


mahasiswa di dalam praktek maupun teori kerja bangku sehingga kelak dapat
menunjang keterampilan dan kemampuan mahasiswa di dalam dunia teknik
pemesinan.

1
1.2 Maksud
Adapun maksud dari pelaksanaan praktikum kerja bangku ini adalah
sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengoperasikan alat-alat kerja bangku dengan baik dan
benar.
2. Mahasiswa mengerti fungsi dari alat kerja bangku.
3. Mahasiswa mampu menggunakan alat ukur dengan benar.
4. Mahasiswa mampu menentukan mana bagian yang harus dikikir sehngga
ditemukan permukaan yang presisi.
5. Menyiapkan mahasiswa untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik Teknik Mesin,
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum kerja bangku ini adalah sebagai
berikut:
1. Agar mahasiswa mengerti cara kerja mesin perkakas yang sangat sederhana
yaitu mengikir.
2. Agar mahasiswa mengerti dan memahami cara kerja dari ragum dan kikir.
1.4 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dari pelaksanaan praktikum kerja bangku ini
adalah sebagai berikut:
1. Proses yang dilakukan adalah mengikir.
2. Ragum yang digunakan adalah ragum datar.
3. Kikir yang digunakan adalah kikir rata.
4. Spesimen terbuat dari baja karbon rendah.
5. Alat ukur yang digunakan adalah jangka sorong.
1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari pelaksanaan praktikum kerja bangku ini adalah
sebagai berikut:
1. Mahasiswa mengetahui cara kerja mesin perkakas yang sangat sederhana yaitu
mengikir.
2. Mahasiswa mengetahui dan memahami cara kerja dari ragum dan kikir.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi Kerja Bangku
Kerja bangku merupakan pekerjaan dasar yang harus dikuasai dalam
mengerjakan benda kerja secara manual bagi seseorang yang berkecimpung dalam
bidang teknik mesin. Pekerjaan kerja bangku melakukan penekanan pada
pembuatan benda kerja dengan alat tangan, dan dilakukan di bangku
kerja.  Praktik kerja bangku melatih mahasiswa agar mampu menggunakan alat
kerja yang baik dan benar, serta mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki
standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal ini dapat tercapai
jika mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan peraturan dan
tata cara pengerjaan praktik kerja bangku. Kunci kesuksesan dari kerja bangku
iniadalah kesabaran dan ketelitian dalam bekerja. Karena setiap pekerjaan yang
dilakukan pasti akan menyita waktu yang lama bila dibandingkan dengan alat
yang menggunakan mesin pada waktu sekarang.
2.2 Sejarah Kerja Bangku
Sejarah pembentukan logam dimulai sejak zaman pra sejarah
yang diperkirakan dalam rentang waktu antara tahun 4000 sampai 3000 S.M.
Perkembangan pembentukan logam ini diawali pada pembuatan-
pembuatan aksesoris atau hiasan-hiasan kerajaan, perisai untuk keperluan perang,
peralatan rumah tangga dan sebagainya. Bahan-bahan logam ini umumnya terbuat
dari bahan perunggu dan kuningan. Proses pengerjaan yang dilakukan untuk
pembuatan peralatan ini dilakukan secara manual.

Proses pembentukan logam untuk berbagai macam peralatan ini dikerjakan


oleh para ahli logam yang mempunyai keterampilan khusus. Para ahli logam ini
mempunyai keahlian pekerjaan tangan (handy craft) yang diperoleh secara turun
temurun. Proses pembentukan untuk bentuk-bentuk profil ini dilakukan
seluruhnya dengan menggunakan keahlian tangan. Peralatan bantu yang
digunakan meliputi berbagai macam bentuk palu, landasan-landasan pembentuk

3
serta model-model cetakan sederhana. Bentuk profil pelat yang dihasilkan dari
proses pembentukan ini memiliki nilai seni yang tinggi, khususnya pada
bentuk ukiran yang ditampilkan dari produk tersebut. Profil yang
ditampilkan mempunyai arti dan nilai seni dengan menampilkan bentuk-bentuk
dari, bunga-bunga, simbol-simbol, peradapan manusia serta profil-profil binatang.
Beberapa hasil peninggalan sejarah ditemukan peralatan rumah tangga seperti
bentuk-bentuk cangkir/cawan, berbagai macam piring. Produk piring dan cangkir
ini memiliki desain dan ukiran khusus yang mempunyai arti dan nilai seni. Hasil
survai bidang arkeologi memberikan gambaran bahwa produk rumah tangga yang
digunakan untuk keperluan kerajaan berbeda dengan produk-produk
yang dikeluarkan untuk rakyat biasa. Biasanya produk-produk ini
mempunyai ciri-ciri khusus, mulai dari desain dan ukiran atau hiasan pada
produk tersebut. Pola-pola atau bentuk profil yang dikerjakan untuk
perhiasan atau asesoris untuk kerajaan ini memiliki tingkat artistik yang tinggi,
hal ini terlihat dari beberapa peninggalan sejarah yang ditemukan di beberapa
musium sejarah di Perancis dan kota-kota sejarah lainnya.
2.3 Jenis-Jenis Kikir
Kikir digunakan untuk meratakan dan menghaluskan bidang. Bentuk kikir
dibuat bernacam-macam sesuai dengan fungsinya dan kebutuhannya. Menurut
tingkat kekasaran gigi kikir, maka jenis kikir dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Kikir Kasar
Kikir kasar digunakan untuk pekerjaan awal.
b. Kikir Sedang
Kikir sedang digunakan untuk pekerjaan penyelesaian.

Gambar 2.1 Bagian-bagian kikir

4
(http://www.rokhmad.com/2014/08/macam-macam-peralatan-tangan-jenis.html)
Menurut penampangnya kikir dibedakan atas :
a. Ragum
Ragum  adalah alat untuk menjepit benda kerja. Untuk membuka rahang
ragum dilakukan dengan cara memutar tangkai/tuas pemutar ke arah kiri
(berlawanan arah jarum jam) sehingga batang berulir akan menarik landasan tidak
tetap pada rahang tersebut, demikian pula sebaliknya untuk pekerjaan pengikatan
benda kerja tangkai pemutar diputar ke arah kanan (searah jarum jam).

Rahang penjepit diberi landasan terbuat dari besi tuang yang


permukaannya pada umumnya diberi parutan bersilang agar penjepitan lebih kuat
dan tidak licin. Dengan demikian apabila menjepit benda kerja yang halus dan
dikawatirkan akan rusak permukaannya maka disarankan untuk memberi lapisan
pelindung berupa plat yang dapat menjaga permukaan benda kerja tersebut.
Namun ada juga jenis ragum kerja bangku yang rahang penjepitnya dibuat rata
dan halus (digerinda), di mana jenis ragum ini digunakan untuk menjepit benda
kerja yang sudah memiliki permukaaan rata.

Gambar 2.10 Bagian-bagian ragum


(http://teknikmesin.org/ragum)

1. Ragum berputar
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang harus membentuk
sudut terhadap spindle (poros putar ). Bentuk ragum ini sama dengan ragum biasa
tetapi pada bagaian bawahnya terdapat alas yang dapat diputar 360 derajat.

5
2.4 Klasifikasi Kerja Bangku
Ada berbagai macam jenis pekerjaan yang tergolong dalam kompetensi
kerja bangku. Masing-masing pekerjaan tersebut memiliki tujuan tersendiri.
Sebagai contoh anda ingin memotong baja, maka anda harus menggergajinya.
Sehingga proses penggergajian bertujuan untuk memotong benda padat. Berikut
beberapa jenis pekerjaan yang tergolong dalam kerja bangku:
- Mengikir
Mengikir adalah kegiatan menyayat benda kerja sehingga benda tersebut
mencapai bentuk dan ukuran yang diinginkan. Sayatan-sayatan pada pekerjaan ini
sangatlah lembut. Untuk mengurangi dimensi baja dengan cara dikikir,
membutuhkan waktu yang cukup lama. Jenis pengerjaan ini dilakukan dengan alat
yang disebut sebagai kikir (dalam Bahasa Inggris, kikir adalah file).
- Memahat
Memahat adalah kegiatan mengurangi volume atau menyayat suatu benda
padat secara drastis. Proses pemahatan dilakukan dengan alat yang disebut sebagai
pahat (chisel). Selain untuk menyayat, pemahatan juga digunakan untuk
memotong benda padat (misalnya untuk memotong baut berkarat yang susah
dilepas).
- Menggergaji
Menggergaji adalah kegiatan memotong benda padat. Penggergajian
dilakukan dengan perkakas yang disebut sebagai gergaji (saw). Pada material
kayu, penggergajian dilakukan dengan handsaw. Sedangkan pada material logam,
penggergajian dilakukan dengan hacksaw.

- Menggambar
Menggambar adalah kegiatan memberi tanda atau menggores suatu bentuk
pada benda kerja. Kegiatan ini selalu dilakukan sebelum anda memotong suatu
benda. Alat yang dapat digunakan untuk menggambar antara lain: penggores,
penitik, mistar, pensil, kapur, dll.
2.7 Drilling dan Boring
 Drilling adalah operasi yang menghasilkan lubang-lubang bulat pada
seluruh bahan,atau memperbesar lubang dengan mata bor (twist drill). Sedangkan

6
yang dimaksud dengan boring ialah operasi yang bertujuan untuk memperbesar
lubang yang telah dibor oleh alat potong yang dapat diatur atau core drill. Jenis
core drill antara lain seperti counter sink, counter boring, reamer, tap,dan lain
sebagainya.
Mesin drilling dapat juga digunakan untuk boring, namun mata bor yang
digunakan berbeda. Mesin bor yang digunakan pada percobaan ini adalah mesin
bor manual. Mesin dapat digunakan untuk bermacam-macam operasi seperti
srilling, boring, pemotongan ulir, pembuatan ulir dalam maupun luar,dan lain
sebagainya.
Dibawah ini mesin bor yang digukanakan pada saat praktek kerja bangku yaitu :
a. Mesin bor tiang (colum) ataumesin bor tegak (tunggal atau banyak poros)
2.8 TAP dan SNEI
 TAP
Tap adalah suatu alat potong yang dapat digunakan untuk membuat ulir
dalam baik secara manual dengan menggunakan tangan maupun dengan
menggunakan mesin. Selain untuk membuat ulir dalam yang baru, tap dapat juga
digunakan untuk memperbaiki ulir dalam yang rusak, serta memperbesar ulir
dalam yang sudah ada, dimana ulir dalam tersebut mengalami kerusakan yang
parah atau ulir lama tersebut sudah gundul.
Ada tiga jenis tap yang digunakan pada kerja bangku yaitu :

 Tap Tangan Standar (Standard Hand Taps)


Tap tangan standar memiliki bentuk
seperti ulir luar atau sekrup yang dibuat
dengan tiga atau lebih lekukan memanjang
yang dikenal sebagai galur (flute),  di mana
galur-galur ini membentuk sisi-sisi
pemotong dari tap.

7
Gambar 2.11  Bagian-bagian tap
(http://pusat-lingkaran.blogspot.co.id/2017/01/jenis-jenis-tap-dan-fungsinya.html)
Tap terdiri dari  tangkai bulat, badan dan camfer. Pada bagian badan tap
terdapat ulir-ulir pemotong, di mana pada bagian ujung badan tap dibuat tirus
(chamfer), dengan panjang camfer berkisar antara 1 - 10 ulir dan besarnya sudut
camfer (chamfer angle) bervariasai sesuai dengan jenis tap.
Galur atau flute dari tap berfungsi sebagai saluran penampung tatal
(beram) dan saluran bagi minyak pemotong sehingga minyak pemotong dapat
mencapai sisi-sisi pemotong dari tap.
Tangkai tap terdiri dari bagian yang bulat dan ujung tangkai tap yang
dibuat berbentuk persegi dengan maksud agar sewaktu tap dipegang/dijepit
dengan pemegang tap, maka ujung tangkai tap akan terjepit dengan kuat di dalam
pemegang tap.
Ada dua jenis pemegang tap yang banyak digunakan, yaitu pemegang tap-
T (Tee handle tap wrench) dan pemegang tap lurus (straight tap wrench).
Pemegang tap-T terdiri dari lengan, badan dan cekam. Pada bagian badan
pemegang tap-T terdapat tiga buah belahan atau celah yang memanjang dan di
sekitar bagian tengah badan dari pemegang tap-T  terdapat ulir di mana cekam
yang memiliki ulir dalam dipasang pada badan pemegang tap - T ini. Pada
pemakaiannya   ujung tangkai tap dimasukkan ke dalam lubang belahan

8
pemegang tap-T, kemudian cekam diputarkan sehingga ujung tap dijepit oleh
belahan pemegang tap-T tersebut yang diketatkan oleh cekam.

Gambar 2.12  Pemegang tap-T dan pemegang tap lurus


(http://pusat-lingkaran.blogspot.co.id/2017/01/jenis-jenis-tap-dan-fungsinya.html)

Sementara pemegang tap lurus terdiri dari lengan, rumah, rahang gerak
dan rahang tetap. Rahang gerak dapat digerakkan atau digeserkan dengan cara
memutarkan lengan pemutar. Pada pemakaiannya, ujung tap dimasukkan ke
dalam rahang yang ujung-ujungnya biasanya berbentuk cowakan V. Kemudian
lengan pemutar pemegang tap ini diputarkan sehingga rahang gerak akan bergeser
dan akan menjepit ujung tap di antara rahang gerak dan rahang tetap.
Tap pada umumnya dibuat dari baja karbon yang dikeraskan, baja
kecepatan tinggi atau high speed steel (HSS), dan untuk material yang lebih keras,
tap biasanya dibuat dari baja  kobalt atau dari karbid solid (solid carbide), maupun
dari karbid sisipan (carbide insert taps). Ada juga jenis tap yang bahannya dilapisi
dengan titanium nitride (TiN).
Dalam satu set tap tangan standar biasanya terdiri dari tiga buah tap, yaitu
tap no. 1 (tapper tap), tap no. 2 (plug tap) dan tap no. 3 (bottoming tap).
Tap no. 1 memiliki ujung tap yang tirus (chamfer), di mana panjang chamfer tap
no. 1 ini adalah 7 - 10 ulir. Tap no. 2 memiliki panjang chamfer 3 - 5 ulir dan tap
no. 3 mempunyai panjang chamfer 1 - 2 ulir.

Gambar 2.13  Panjang camfer jenis-jenis tap

9
(http://pusat-lingkaran.blogspot.co.id/2017/01/jenis-jenis-tap-dan-fungsinya.html)

Gambar 2.14  Satu set tap tangan standar


(http://pusat-lingkaran.blogspot.co.id/2017/01/jenis-jenis-tap-dan-fungsinya.html)

Taper tap (tap no. 1) digunakan untuk memulai pengetapan pada lubang-
lubang baru. Plug tap (tap no. 2) digunakan untuk melanjutkan pembuatan ulir
dalam yang sebelumnya telah dikerjakan oleh tap no. 1. Dan bottoming tap (tap
no. 3) digunakan untuk pengetapan akhir ulir dalam yang sebelumnya telah
dikerjakan oleh taper tap dan plug tap.
Ketiga tap ini dapat digunakan untuk membuat ulir dalam pada lubang-
lubang tidak tembus (lubang buntu). Dalam hal ini tap no . 3 atau bottoming tap
mampu membuat ulir dalam hingga ke bagian dasar lubang buntu, di mana tap no.
1 dan tap no. 2 tidak bisa membuat ulir hingga ke bagian dasar lubang buntu
tersebut.
2.9 Kesalahan yang Sering Terjadi saat Praktikum
Dalam pengerjaan kerja bangku, praktikan mengalami beberapa kesalahan
dalam proses pengerjaannya yang ternyata memang tidak semudah yang
dibayangkan saat pertama kali melihat bahan kerja yang dibagikan. Banyak
prosedur yang mesti dipatuhi karena sebenarnya hal itu juga untuk kepentingan
keselamatan praktikan sendiri. Pelaksanaan kerja bangku ternyata menuntut
praktikan agar praktikan mempunyai ketelitian, kesabaran dan ketekunan yang
kuat agar hasil benda kerja sesuai dengan yang diharapkan. Dan juga hal penting
lainnya yaitu ketersediaan alat yang memadai dimana juga sangat menentukan
hasil benda kerja.

10
Pada saat mengikir banyak kendala yang di rasakan seperti tekor dan
cembungnya hasil pengikiran yang tidak sesuai teori yang telah diberikan
pengikiran menggunakan metoda menyilang dalam metoda ini seharusnya saat
mengikir, gerakan tangan harus panjang dan kokoh, juga supaya permukaan kikir
selalu menempel pada benda kerja agar benda kerja memperoleh hasil yang baik.
Bidang pada benda kerja yang sudah dikikir tapi belum selesai jangan sekali-kali
disentuh dengan tangan, ini akan berdampak permukaan yang akan dikikir
menjadi licin, karena pada tangan mengandung minyak, sehingga untuk beberapa
gerakan pengikiran menjadi licin. Dan jangan menggerakan tangan saat mengikir
karena sesuai prosedur yang tepat adalah yang bergerak tubuh bukan tangan.
2.10 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Menurut Mangkunegara (2002, p.163) Keselamatan dan kesehatan kerja
adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan
baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
2.10.1 Peralatan keselamatan kerja
Beberapa peralatan keselamatan kerja yaitu:

1. Sepatu Boot

Gambar 2.27 Sepatu Boot


(https://blog.ruparupa.id/alat-pelindung-diri-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3)

Sepatu boot ini berfungsi untuk melindungi kaki dari benturan atau


tertimpa benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap

11
panas, bahan kimia berbahaya ataupun permukaan licin. Bedanya dengan safety
shoes umumnya adalah perlindungan yang lebih maksimal karena modelnya yang
tinggi dan melindungi hingga ke betis dan tulang kering.

2. Masker

Gambar 2.29 Masker


(https://blog.ruparupa.id/alat-pelindung-diri-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3)

Masker pernafasan ini berfungsi untuk melindungi organ pernafasan


dengan cara menyaring vemaran bahan kimia, mikro-organisme, partikel debu,
aerosol, uap, asap, ataupun gas. Sehingga udara yang dihirup masuk ke dalam
tubuh adalah udara yang bersih dan sehat. Masker ini terdiri dari berbagai jenis,
seperti respirator, katrit, kanister, tangki selam dan regulator, dan alat pembantu
pernafasan.

3. Kacamata Pengaman

Gambar 2.31 Kacamata


pengaman
(https://blog.ruparupa.id/alat-pelindung-diri-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3)

Kacamata pengaman ini digunakan sebagai alat pelindung yang berfungsi


untuk melindungi mata dari paparan partikel yang melayang di udara ataupun di

12
air, percikan benda kecil, benda panas, ataupun uap panas. Selain itu kacamata
pengaman juga berfungsi untuk menghalangi pancaran cahaya yang langsung ke
mata, benturan serta pukulan benda keras dan tajam. Jenis kacamata pengaman ini
bisa berupa spectacles atau googgles.

4. Sarung Tangan

Gambar 2.32 Sarung tangan


(https://blog.ruparupa.id/alat-pelindung-diri-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3)
Sarung tangan ini berfungsi untuk melindungi jari-jari tangan dari api,
suhu panas, suhu dingin, radiasi, arus listrik, bahan kimia, benturan, pukulan,
tergores benda tajam ataupun infeksi dari zat patogen seperti virus dan bakteri.
Sarung tangan ini terbuat dari material yang beraneka macam, tergantung dari
kebutuhan. Ada yang terbuat dari logam, kulit, kanvas, kain, karet dan sarung
tangan yang tahan terhadap bahan kimia

1.15 Hasil Kerja Bangku


1. Plat nama

Gambar 2.38 Plat nama


(http://www.platnama.net)
BAB III
ALAT DAN BAHAN

13
1.1 Alat
Peralatan yang dipakai pada saat pelaksanaan praktikum adalah sebagai
berikut:
1. Ragum datar

Gambar 3.1 Ragum datar

2. Kikir rata

Gambar 3.2 Kikir rata

3. Vernier Caliper / Jangka sorong

Gambar 3.3 Jangka sorong


4. Penggaris

14
Gambar 3.4 Penggaris

1.2 Bahan
Bahan yang dipakai pada saat pelaksanaan praktikum adalah besi tuang /
baja karbon rendah.

BAB IV
PROSEDUR PERCOBAAN

15
1. Ukur dimensi awal benda kerja.
2. Jepit benda kerja pada ragum.
3. Lakukan pengikiran pada keempat sisi benda kerja (untuk lebar dan tinggi).
4. Lakukan pengikiran untuk mengurangi panjang benda kerja.
5. Ukur benda kerja dengan stigmat.
6. Ulangi poin 3-5 untuk mendapatkan dimensi yang diinginkan.
7. Ukur benda kerja akhir.
8. Hitung % ralat yang terjadi.
9. Kumpulkan benda kerja dengan memberi tanda nama dan NIM.

BAB V
ANALISA PERCOBAAN

16
1.1 Cara Mendapatkan Hasil yang Baik
Untuk dapat mengikir kita harus mengetahui tekanan yang ada pada kikir.
Tekanan kikir tergantung pada ukuran kikir dan benda kerja.
Jika anda ingin memulai pengikiran, ingatlah, tekanan yang besar harus
terdapat pada tangan kiri dan tekanan ringan pada tangan kanan. Tekanan kedua
tangan itu harus sama manakala kikir berada di tengah-tengah benda kerja yang
dikikir. Jika kikir berada di ujung langkah, tekanan tangan kiri harus ringan dan
tekanan tangan kanan dalam keadaan maksimal.
Peganglah kikir dengan teguh dan tekanlah ujung ganggang tersebut
dengan telapak tangan kanan bagian tengah. Ibu jari tangan kanan terletak di atas
dan jari-jari yang lain di bawah ganggang. Kemudian tempatkan telapak tangan
dan ibu jari tangan kiri pada ujung kikir. Jari yang lain terletak di luar ujung kikir
tersebut dengan keadaan rapat satu sama lainnya dan melipat ke bawah tetapi
tidak menggenggam ujung kikir tersebut.
Dan hal yang perlu anda ketahui adalah bahwa kikir dapat menyayat besi
ketika kita menggesekkannya ke arah depan dan kikir tidak akan menyayat logam
ke arah belakang (penyayatan kurang maksimal).

1.2 Penyebab Persen Ralat yang Tinggi


1. Cara mengikir yang salah.
2. Alat kerja yang kurang memadai.
3. Kurangnya bimbingan asisten saat praktikum.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

17
6.1 Kesimpulan
1. Pada praktikum kerja bangku, dibutuhkan ketelitian, ketrampilan,
tanggung jawab, dan kedisiplinan demi tercapainya hasil yang baik.
2. Menjaga kesehatan, keselamatan kerja dan mengetahui prosedur
penggunaan alat merupakan hal yang sangat ditekankan karena pada
praktikum kerja bangku semua alat yang digunakan moyoritas
pengoperasiannya secara manual.
6.2 Saran
6.2.1 Saran untuk laboratorium
1. Memperbaiki alat-alat kerja yang digunakan pada saat praktikum.
2. Melakukan maintenance pada alat-alat kerja.

6.2.2 Saran untuk asisten


1. Memberikan bimbingan kepada praktikan pada saat praktikum
berlangsung.

6.2.3 Saran untuk praktikan


1. Memperhatikan arahan asisten saat melakukan praktikum agar tidak
melakukan kesalahan selama proses pengerjaan.
2. Tidak bercanda selama praktikum berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA

Rochim, Taufiq. 2007. Proses Permesinan. Bandung: Institut Teknologi Bandung.


Soebandono. 2009. Modul 10 Alat Kerja Tangan dan Mesin (Mengetap dan
Menyenai). Probolinggo: SMK Negeri 2 Kota Probolinggo.

18
19

Anda mungkin juga menyukai