Anda di halaman 1dari 25

Critical Book Review

METOLODOGI PENELITIAN

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M. Pd.

Oleh

Nama : ROBI ADITYA GULTOM


NIM : 5192431007
Prodi : Pendidikan Teknik Elektro B 2019
Matkul : Metodologi Penelitian

PENDIDIKAN TEKNIK

ELEKTRO

FAKULTAS TEK NIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
DAFTAR ISI

BAB I...........................................................................................................................................................3

PENDAHULUAN...........................................................................................................................................3

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR.......................................................................................................3

1.2 Tujuan Penulisan CBR........................................................................................................................3

1.3 Manfaat CBR......................................................................................................................................4

1.4 Identitas Buku Yang Direview............................................................................................................4

BAB II ........................................................................................................................................................

RINGKASAN ISI BUKU...................................................................................................................................6

BAB III........................................................................................................................................................17

PEMBAHASAN............................................................................................................................................17

3.1 Pembahasan Isi Buku.......................................................................................................................17

3.2 Analisis Kelemahan Dan Kekurangan Buku......................................................................................23

BAB IV........................................................................................................................................................24

PENUTUP...................................................................................................................................................24

4.1 Kesimpulan......................................................................................................................................24

4.2 Rekomendasi...................................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................25
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR

Sehubungan dengan diterapkannya kurikulum KKNI pada Universitas Negeri Medan,


para mahasiswa dituntut untuk lebih kreatif dalam mengembangkan ide, dan kreatifitasnya.
Dalam Critical Book Review ini mahasiwa dituntut untuk mengkritisi sebuah buku, dan
meringkas menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga dapat dipahami oleh mahasiswa yang
melakukan critical book report ini, termasuk didalamnya mengerti akan kelemahan dan
keunggulan dari buku yang akan dikritisi. Dalam hal ini saya mengkritik buku “METODOLOGI
PENELITIAN PENDIDIKAN” Oleh Penulis Dra.Effi Aswita Lubis, M.Pd, M.Si.
Adapun dalam penuntasan tugas Critical Book Review ini mahasiswa dituntut dalam
meringkas,menganalisa dan membandingkan serta memberikan kritik berupa kelebihan dan
kelemahan pada suatu buku berdasarkan fakta yang ada dalam buku tersebut ,sehingga dengan
begitu mahasiswa akan menjadi terbiasa dalam berpikir logis dan kritis serta tanggap terhadap
hal- hal yang baru yang terdapat dalam suatu buku.penugasan Critical Book Review ini juga
merupakan bentuk pembiasaan agar mahasiswa terampil dalam menciptakan ide-ide kreatif dan
berpikir secara analitis sehingga pada saat pembuatan tugas-tugas yang sama mahasiswa pun
menjadi terbiasa serta semakin mahir dalam penyempurnaan tugas tersebut.Pembuatan tugas
Critical Book Review ini juga melatih,menambah,serta menguatkan pemahaman mahasiswa
betapa pentingnya mengkritikalisasi suatu karya berdasarkan data yang factual sehingga dengan
begitu tercipta lah mahasiswa-mahasiswa yang berkarakter logis serta analisis sehingga dengan
bertambahnya era yang semakin maju yang seperti kita tahu sekarang dijaman MEA(Masyarakat
Ekonomi Asean) dituntut menciptakan masyarakat yang berpikir maju kedepan dalam hal ini
generasi-generasi bangsa yang saat ini sedang mengikuti jenjang pendidikan baik yang rendah
sampai yang tinggi menjadi ujung tombak perubahan yang akan menciptakan bangsa yang maju
dan sejahtera
1.2 Tujuan Penulisan CBR

1. Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Metodologi


2. PenelitianMenambah wawasan dan Pengetahuan penulis dan pembaca mengenai
metodologi penelitian yang diperlukan didalam dunia kependidika
3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas,menganalisa dan
membandingkan serta memberikan kritik pada suatu buku berdasarkan fakta yang ada
4. Menguatkan pemahaman pembaca betapa pentingnya mempelajari strategi belajar
mengajar sebagai bentuk implementasi menjadi guru yang profesional

1.3 Manfaat CBR

A. Bagi penulis :

Penulis menjadi lebih memahami secara keseluruhan mengenai cakupan materi strategi belajar
mengajar dan bentuk implementasinya didalam sistem pendidikan yang ada berkat menuntaskan
tugas Critical Book Riview ini.tugas ini juga bermanfaat langsung dalam melatih penulis dalam
hal ini saya sendiri sebagai mahasiswa menjadi lebih terasah dalam meringkas isi suatu buku,lalu
membandingkannya dengan buku yang relevan setelah itu menganalisa demi menemukan
kelemahan dan kelebihan dari buku yang telah saya kritikalisasi

B. Bagi pembaca :

Pembaca,dalam hal ini siapapun yang membaca hasil dari tugas Critical Book Riview ini,mulai
dari kalangan akademitas hingga masyarakat umum menjadi lebih paham bagaimana metodologi
penelitian yang diterapkan didalam system pendidikan serta cakupan materinya didalam setiap
pembahasan yang terdapat dalam tugas ini.tugas ini juga dapat menjadi rujukan bagaimana
menyempurnakan suatu buku yang ada karena didalam tugas ini merupakan suatu rangkuman
pembahasan dari ringkasan hingga analisis kelemahan dan kelebihan berdasarkan fakta yang ada
dan perbandingan pada buku yang relevan.

1.4 Identitas Buku Yang Direview


1. Nama : Effi Aswita Lubis
2. Nama Penerbit : Perdana Publishing
3. Kota : Medan
4. Tahun 2017
5. Judul : Metodologi Penelitian Pendidikan
6. ISBN : 978-602-8848-94-7
7. Bahasa : Indonesia
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

BAB I : PENDAHULUAN

A. PENELITIAN DAN METODE ILMIAH


Metode ilmiah adalah suatu prosedur dari proses mencari kebenaran, dengan langkah-
langkah : mengenal masalah dan merumuskannya, study literatur, bila diperlukan
merumuskan hipotesis, mengumpulkan dan mengolah data, menguji hipotesis dan mengambil
keputusan.Penelitian perlu senantiasa dilakukan karena beberapa alasan, diantaranya : (1)
penelitian akan memecahkan suatu permasalahan yang sedang dihadapi. (2) penelitian yang
dilakukan harus berupa penelitian lanjutan. (3) melalui penelitian memungkinkan
peningkatan aplikasi hasil penelitian yang ditemukan, sehingga kita akan bertambah maju.

B. KLASIFIKASI PENELITIAN
Menurut Ruseffendi (1994) terdapat berbagai pandangan bagaimana penelitian itu bisa
dikelompokkan, diantaranya pengelompokkan penelitian berdasarkan fungsi, disain dan
teknik pengumpulan data, serta pengelompokkan berdasarkan aspek lainnya. Berikut ini
hanya dibahas tentang klasifikasi penelitian berdasarkan maksud dan metodenya.
Berdasarkan maksudnya, penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian: dasar, terapan,
evaluasi, pengembangan, dan penelitian mendesak. Penelitian dasar (basic research) adalah
penelitian yang sepenuhnya bertujuan untuk mengembangkan atau memperbaiki suatu teori.
Penelitian terapan (applied research) adalah penelitian yang bermaksud untuk
menerapkan teori atau menguji teori dalam kaitannya dengan pemanfaatan bidang tertentu
dalam kehidupan sehari-hari.

C. MASALAH PENELITIAN
Salah satu langkah paling penting dalam penelitian adalah penentuan masalah. Banyak
peneliti merasa bahwa tahap penentuan masalah ini merupakan tahap yang sangat sulit
sehingga menghambat perkembangan kegiatan penelitian yang akan dilakukan. Pada umunya
keadaan berikut ini mewujudkan suatu masalah:
1. Bila ada informasi yang mengakibatkan munculnya kesenjangan dalam pengetahuan
kita.
2. Bila ada hasil-hasil bertentangan.
3. Bila ada suatu kenyataan dan kita bermaksud menjelaskannya melalui penelitian.

D. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
Dalam merancang suatu penelitian, seorang peniliti perlu memahami langkah-langkah yang
harus ditempuh dalam proses penelitian, sebagai berikut: Penelitian diawali dengan adanya
masalah. Supaya arah penelitian menjadi jelas, peneliti perlu teori sesuai dengan
permasalahan. Jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian disebut
hipotesis.Untuk membuktikan kebenaran hipotesis, peneliti harus melakukan pengumpulan
data pada obyek penelitian. Karena obyek penelitian yang disebut populasi terlalu luas, maka
peneliti melakukan pengambilan sample. Setelah diperoleh sample peneliti mengumpulkan
data. Untuk mengumpulkan data diperlukan instrumen penelitian sebagai alat ukur.

C.B AB II : HIPOTESIS PENELITIAN

A. PENGERTIAN

Trelease (1960) memberikan definisi hipotesis sebagai “suatu keterangan sementara dari
suatu fakta yang dapat diamati”, sedangkan Good dan Scates (1954) menyatakan bahwa
“hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan dan diterima untuk
sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang dapat diamati, dan digunakan sebagai
petunjuk untuk langkah penelitian selanjutnya” (Nazir, 1985). Dalam pengujian hipotesis,
yang akan diuji adalah apakah hipotesis benar adanya, yaitu sesuai dengan fakta yang ada
dipopulasi. Dalam hubungan ini, hipotesis dipandang sebagai pernyataan tentang karakteristik
populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data sampel.

B. CIRI-CIRI HIPOTESIS
Hipotesis yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Hasil dari proses teoritik dan komparasi fakta yang andal, dan secara teoritik dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
2. Merupakan pernyataan tentang karakteristik populasi.
3. Jawaban sementara yang masih perlu diuji kebenarannya dengan menggunakan data
empiric yang diperoleh dari sampel.
4. Hipotesis harus menyatakan hubungan atau perbedaan.
5. Hipotesis harus dapat diuji.
6. Hipotesis harus spesifik dan sederhana.

C. TEKNIK PERUMUSAN HIPOTESIS SECARA STATISTIK


Untuk kepentingan pengujian hipotesis secara statistik, kita selalu merumuskan hipotesis nol
(H0) dan hipotesis alternative (H1). H1 adalah hipotesis penelitian, sedang H0 adalah ingkaran
negasi dari H1 yang akan diuji secara statistik. Jadi dalam pengujian hipotesis yang diuji
adalah H0, sedang kesimpulan mengenai H1 adalah konsekuensi logis dari hasil pengujian H0.
Artinya jika H0 ditolak maka H1 diterima dan sebaliknya jika H0 diterima maka H1 ditolak.

D. PENELITIAN TANPA HIPOTESIS


Pendapat kedua mengatakan, hipotesis hanya dibuat jika yang dipermasalahkan menunjukkan
hubungan antara dua variabel atau lebih. Jawaban untuk satu variabel yang sifatnya
deskriptif, tidak perlu dihipotesiskan. Penelitian eksploratif yang jawabannya masih dicari
dan sukar diduga, tentu sukar ditebak apa saja, atau bahkan tidak mungkin dihipotesiskan.

BAB III : VARIABEL PENELITIAN

a) PENDAHULUAN

Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai, atau mempunyai lebih dari satu nilai,
keadaan, kategori atau kondisi. Para ilmuan cenderung memusatkan tenaga dan pikiran pada
variabel, karena mereka berusaha menguji dan menjelaskan perbedaan.

b) JENIS-JENIS VARIABEL
Variabel-variabel dalam penelitian biasanya mempunyai dua bentuk :
1. Variabel kategorikal (categorical variables), yaitu variabel yang mempunyai dua
golongan dikotomi atau bergolongan banyak politomi.
2. Variabel Bersambungan (continuous variables), adalah variabel (peubah) yang
memiliki jangkau (range) tertentu, karena itu variabel bersambungan harus memiliki
nilai peringkat (rangking); nilai yang lebih besar berarti memiliki kualitas yang baik.

c) JENIS-JENIS HUBUNGAN ANTAR VARIABEL-VARIABEL PENELITIAN


Dari segi hubungan antar variabel dikenal dua jenis variabel utama, yaitu :
1. Variabel bebas atau variabel pengaruh (independent variable) adalah variabel
penyebab yang diduga, terjadi lebih dahulu. Variabel bebas (Independent Variable)
adalah kondisi atau karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasikan dalam rangka
untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Dalam bidang
pendidikan, kondisi yang dimanipulasikan atau segala bentuk perlakuan yang
diterapkan oleh peneliti. Variabel ini biasanya dilambangkan dengan variabel “X”.
2. Variabel tidak bebas atau terikat atau variabel terpengaruh (dependent variable)
adalah variabel akibat yang diperkirakan terjadi kemudian. Variabel tergantung atau
terikat (dependent variable) adalah kondisi atau karakteristik yang berubah, yang
muncul atau tidak muncul ketika peneliti mengintroduksi, mengubah, dan mengganti
variable bebas. Jenis variabel ini biasanya dilambangkan dengan variabel “Y”.

BAB IV: METODE PENGUMPULAN DATA DAN INSTRUMEN PENELITIAN

A. PENGERTIAN PENGUMPULAN DATA


Dalam suatu penelitian selalu terjadi proses pengumpulan data. Agar data yang dikumpulkan
memenuhi persyaratan atau dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka petugas
pengumpul data dan alat bantu (instrument) pengumpulan data haruslah memenuhi kriteria
yang diperlukan. Diantara metode pengumpulan data yang cukup penting adalah wawancara,
kuesioner, observasi, tes dan dokumentasi. Setiap metode pengumpulan data tersebut
menggunakan instrument pengumpulan data yang berbeda-beda. Secara umum yang
dimaksud dengan instrument adalah suatu alat yang karena memenuhi persyaratan akademis
maka dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur atau mengumpulkan
data mengenai suatu variabel. Pada dasarnya instrument dapat dibagi menjadi dua macam
yakni tes dan non-tes.
1. Wawancara/Interview
Secara umum yang dimaksud wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan
keterangan yang dilaksanakan dengan tanya jawab secara lisan, sepihak, berhadapan
muka dan dengan arah tujuan yang telah ditentukan. Ada dua jenis wawancara yang
dapat dilakukan kaitannya dengan pengumpulan data penelitian:
1) Wawancara terpimpin (guided interview) yang juga dikenal sebutan wawancara
berstruktur atau wawancara sistematis.
2) Wawancara tidak terpimpin (un-guided interview) yang dikenal dengan istilah
wawancara sederhana atau wawancara bebas.
2. Kuesioner (angket)
Kuesioner terdiri dari daftar pertanyaan yang disampaikan kepada responden untuk
dijawab secara tertulis. Penggunaan kuesioner sebagai alat pengumpul data akan jauh
lebih praktis, hemat waktu dan tenaga dibanding dengan metode wawancara. Namun
kelemahannya adalah kemungkinan adanya jawaban yang diberikan dalam kuesioner
tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya apalagi pertanyaan kuesioner tidak
dirumuskan dengan jelas sehingga membingungkan responden.
3. Observasi
Pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan
dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-
fenomena yang dijadikan objek pengamatan. Menurut Ary dkk (1985) terdapat lima
langkah pendahuluan yang harus diambil pada waktu melakukan observasi, yaitu:
a) Aspek tingkah laku yang akan diamati harus dipilih
b) Tingkah laku yang masuk ke dalam kategori yang telah dipilih harus dirumuskan
dengan jelas
c) Orang yang akan melakukan pengamatan harus dilatih
d) Suatu sistem untuk mengukur pengamatan harus dikembangkan
e) Prosedur terperinci.
4. Tes
Pengumpulan dan penelitian dapat dilakukan dengan tes atau pengujian. Tes adalah
prosedur sistematik yang dibuat dalam bentuk tugas-tugas yang distandarisasi dan
diberikan kepada individu atau kelompok untuk dikerjakan, dijawab, atau direspons, baik
dalam bentuk tertulis, lisan maupun perbuatan.Beberapa juga tes yang biasa digunakan
dalam penelitian misalnya tes bakat, tes intelegensi, tes minat, tes prestasi, tes
kepribadian, dan sebagainya. Untuk menentukan jenis tes mana yang dipakai dalam
penelitian, tergantung jenis dan tujuan penelitian itu sendiri. Tes yang baik adalah tes
yang objektif, valid dan reliabel.
5. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Metode
dokumentasi dalam hal ini berarti cara mengumpulkan data dengan mencatat data yang
sudah ada dalam dokumen atau arsip.

BAB V : MELAKSANAKAN UJI COBA PENELITIAN


A. PENTINGNYA UJI COBA INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Secara umum terdapat dua jenis instrumen yaitu instrumen yang disusun sendiri oleh peneliti,
dan jenis kedua adalah instrumen yang sudah terstandar (standardized). Sebelum melanjutkan
apa saja yang harus diperhatikan dan cara-cara yang diambil serta prosedur yang harus dilalui
dalam uji coba instrumen, terlebih dahulu akan dibedakan tujuan uji coba instrumen. Secara
umum tujuan uji coba dapat dilihat dari segi kualitas instrumen dan dari segi yang berkaitan
dengan pengelolaan penggunaan isntrumen tersebut. Tujuan uji coba yang berhubungan
dengan kualitas instrumen adalah upaya untuk mengetahui validitas, reliabilitas, dan
obyektivitas. Bagi instrumen, pemahaman responden terhadap apa yang dimaksudkan oleh
peneliti merupakan kunci penting bagi sukses tidaknya penelitian. Namun demikian pada
umumnya peneliti masih kurang memahami maksud ini. Dalam kegiatan ujicoba pada
umumnya peneliti hanya bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen saja.
Demikianlah tujuan uji coba secara umum yang berhubungan dengan pengelolaan. Tujuan lain
yang telah disinggung adalah diperolehnya informasi mengenai kualitas instrumen yang
digunakan. Secara umum, baik tes maupun bukan tes uji coba dimaksudkan antara lain untuk
mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen.

BAB VI : POPULASI DAN TEKNIK SAMPEL


A. PENGERTIAN POPULASI DAN SAMPEL
Populasi merupakan seluruh karakteristik yang menjadi objek penelitian, dimana karakteristik
tersebut berkaitan dengan seluruh kelompok orang, peristiwa, atau benda yang menjadi pusat
perhatian bagi peneliti. (Haryadi Sarjono, 2013:21), dengan kata lain populasi adalah
himpunan keseluruhan objek yang diteliti. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi
secara keseluruhan.
Berikut ini merupakan alasan mengapa peneliti perlu menggunakan sampel :
1. Populasi sedemikian banyak sehingga sulit untuk meneliti seluruh elemen.
2. Keterbatasan waktu, biaya penelitian, dan sumber daya manusia.
3. Penelitian terhadap sampel dan bukan seluruh populasi kadang kala juga sangat
mungkin untuk memberikan hasil yang lebih terpercaya.
4. Jika elemen populasi homogen, penelitian terhadap seluruh elemen dalam populasi
menjadi tidak masuk akal.

Berikut ini diberikan rumus penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu :
1. Yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan 1%, 5% dan 10%
Rumus

2. Rumus Cochran, Cohen dll. Bila keduanya digunakan untuk menghitung ukuran
sampel, terdapat sedikit perbedaan jumlahnya. Lalu yang dipakai yang mana?
Sebaiknya yang dipakai adalah jumlah ukuran sampel yang paling besar.

3. Dalam Nomogram Hery King, jumlah populasi maksimum 2000, dengan taraf
kesalahan yang bervariasi, mulai 0,3% sampai dengan 15%, dan faktor pengali yang
disesuaikan dengan taraf kesalahan yang ditentukan. Dalam nomogram terlihat untuk
confident interval (interval kepercayaan)
80% faktor pengalinya = 0,780;
85% faktor pengalinya = 0,785;
99% faktor pengalinya = 1,195;
99% faktor pengalinya = 1,573;

BAB VII : TEKNIK ANALISIS DATA KUANTITATIF

A. PENDAHULUAN
Dalam kaitan dengan analisis kuantitatif dengan menggunakan teknik statistiK terdapat dua
jenis analisis di dalamnya, yaitu analisis deskriptif dan analisis infensial. Analisis deskriptif
adalah jenis analisis data yang dimaksudkan untuk mengungkapan keadaan atau karakteristik
data sampel untuk masing-masing variabel penelitian secara tunggal.
B. ANALISIS DESKRIPTIF
Analisis deskriptif adalah jenis analisis data yang dimaksudkan untuk mengungkapkan
keadaan atau karakteristik data sampel untuk masing-masing variabel penelitian secara
tunggal. Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik statistik deskriptif
yang meliputi tabel frekuensi grafik, ukuran pemusatan (gejala pusat) dan ukuran
penyebaran.
Teknik-teknik atau ukuran-ukuran mana yang tepat digunakan untuk masing-masing variabel
dengan berbagai skala pengukuran dapat dilihat pada tabel 7.1
Tabel 7.1
Teknik statistic yang tepat digunakan menurut skala pengukuran variabel yang dianalisis

Level Ukuran Ukuran


Pengukuran Pemusatan Penyebaran

Nominal Modus -Rentangan


Ordinal Median -Quartile
Interval/Ratio Mean -Standar
Deviasi

C. ESTIMASI PARAMETER
Di dalam penelitian kuantitatif, terutama survey sampel, penelitian hanya dilakukan terhadap
sejumlah sampel, tetapi kesimpulan yang diperoleh selalu diberlakukan atau
digeneralisasikan pada populasi yang menggunakan statistic dalam sampel untuk menaksir
parameter populasi. Teknik penaksiran yang lain menghasilkan interval taksiran. Dalam
menentukan interval taksiran kita menetapkan tingkat kepercayaan terhadap hasil taksiran
kita.

BAB VIII : PENELITIAN SURVEY

A. PENDAHULUAN

Penelitian survey merupakan penelitian dengan mengumpulkan informasi dari suatu sample
dengan menanyakan melalui angket atau interview supaya nantinya menggambarkan
berbagai aspek dari populasi (Frankel dan Wallen, 1990). Survey merupakan salah satu jenis
penelitian
yang banyak dilakukan oleh penelitian dalam bidang sosiologi, bisnis, politik, pemerintahan
dan pendidikan. Penelitian survey antara lain bertujuan untuk: (1) mencari informasi factual
secara mendetail yang sedang menggejala, (2) mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk
mendapatkan justifikasi keadaan dan kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan, (3) untuk
mengetahui hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang yang menjadi sasaran penelitian dalam
memecahkan masalah, sebagai bahan penyusunan rencana dan pengambilan keputusan di
masa mendatang.

Ryanto (2001) menyebutkan ciri-ciri penelitian survey antara lain:

1. Data survey dapat dikumpulkan dari seluruh populasi, atau dapat pula hanya sebagian
saja dari populasi
2. Untuk sesuatu hal data yang sifatnya nyata
3. Hasil survey dapat dimanfaatkan untuk kepentingan yang sifatnya terbatas karena data
yang dikumpulkan dibatasi oleh waktu dan saat data itu dikumpulkan
4. Biasanya untuk memecahkan masalah yang sifatnya incidental
5. Pada dasarnya survei dapat merupakan metode cross-sectional dan longitudinal.
6. Cenderung mengandalkan data kuantitatif
7. Mengandalkan teknik pengumpulan data yang berupa kuesioner dan wawancara
berstruktur.

Pada dasarnya, survey dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu sensus dan survey
sample. Sensus adalah survey yang meliputi seluruh populasi yang diinginkan. Sedangkan
survey sample adalah hanya pada sebagian kecil dari suatu populasi. Kita dapat
menggunakan survey untuk mentabulasi objek-objek nyata atau untuk mengukur hal-hal yang
tidak nyata seperti pendapat atau pencapaian prestasi tertentu. Berdasarkan lingkup dan
pokok permasalahannya, survey dapat digolongkan menjadi empat kategori yaitu: (1) sensus
objek nyata, (2) sensus hal-hal yang tidak nyata, (3) survey sample objek nyata, dan (4)
survey sample hal-hal yang tidak nyata. (Ary et.al. 1979).

B. MELAKSANAKAN PENELITIAN SURVEY


Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang cepat, penelitian survey juga mulai
banyak digunakan di bidang pengetahuan seperti pendidikan, ekonomi, dan social atau
penelitian lain yang mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan oleh peneliti,
2. Memecahkan permasalahan yang signifikan dan hidup di masyarakat,
3. Menilai kebutuhan dan menentukan tujuan institusi atau lembaga tertentu,
4. Menganalisis kecenderungan yang terjadi dala suatu masyarakat atau suatu lembaga
pada periode tertentu
5. Menentukan apakah tujuan spesifik suatu lembaga sudah dapat dicapai,
6. Mendeskripsikan permasalahan yang ada, dan seberapa jauh implikasinya terhadap
lembaga yang ada.

BAB IX : DESAIN EKSPERIMEN DAN ANALISISNYA

A. PENDAHULUAN

Desain eksperimental adalah kerangka konseptual pelaksanaan eksperimen. Suatu desain


mempunyai dua fungsi yaitu:

1. Menciptakan kondisi bagi perbandingan yang diperlukan oleh hipotesis eksperimen,


dan
2. Melalui analiss data statistic, memungkinkan peneliti melakukan tafsiran yang berarti
mengenai hasil penyelidikan.

B. KESAHIHAN EKSTERNAL (VALIDITAS EKSTERNAL) DAN KESAHIHAN


INTERNAL (VALIDITAS INTERNAL)
1. Validitas Eksternal
Yang dimaksud dengan validitas ekternal adalah kepresentatifan hasil
penyelidikan atau dapatnya hasil penyelidikan itu digeneralisasi. Bracht dan Glass
menyebutkan dua macam validitas eksternal: validitas populasi (population
validity) dan valitidas ekologis (econogical validity). Validitas populasi
menyangkut identifikasi populasi yang akan digeneralisasi berdasarkan hasil
eksperimen tersebut. Validitas ekologis menyangkut masalah penggeneralisasian
pengaruh eksperimental kepada kondisi- kondisi lingkungan yang lain.
2. Validitas Internal
Kesahihan internal ini sangat penting, karena tanpa ini tidak dapat diambil
kesimpulan mengenai hubungan sebab-akibat antara perlakuan dan criterion. Oleh
karena itu maka desain eksperimen yang baik harus dapat mengontrol
(menghilangkan) pengaruh faktor-faktor yang mengancam kesahihan internal dari
eksperimen yang akan dilakukan, sehingga jika terjadi perubahan pada criterion
maka perubahan tersebut benar-benar disebabkan oleh perlakuan yang diberikan.

C. MACAM-MACAM DESAIN EKSPERIMEN


Dalam pembahasan mengenai desain eksperimen berikut ini, desain itu digolongkan kedalam
desain pra-eksperimen, eksperimen yang sejati (true-experimental) atau eksperimen semu
(quasi-eskperimental) tergantung pada tingkat pengendalian dalam desain tersebut.

BAB X : PENELITIAN EXPOST FACTO


A. PENDAHULUAN
Nama expost facto, bahasa latin yang artinya “dari sebuah fakta”, menunjukkan bahwa
penelitian itu dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dalam variabel-variabel itu terjadi
karena perkembangan kejadian itu secara alami. Kerlinger memberikan batasan penelitian
expost facto ini dengan cukup ringkas sebagai :
“Penyelidikan empiris yang sistematis di mana ilmuwan tidak mengendalikan variabel bebas
langsung karena perwujudan variabel telah terjadi, atau karena variabel tersebut pada
dasarnya memang tidak dapat dimanipulasi. Kesimpulan tentang hubungan di antara variabel-
variabel itu dilakukan, tanpa intervensi langsung berdasarkan perbedaan yang mengiringi
variabel- variabel bebas dan variabel-variabel itu”.

B. PENYEBAB UMUM
Dalam penyelidikan expost facto, kita harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa
variabel-bebas dan variabel-terikat penyelidikan itu adalah dua akibat terpisah yang
disebabkan oleh variabel ketiga. Peneliti expost facto harus senantiasa mempertimbangkan
kemungkinan adanya penyebab umum yang dapat menimbulkan hubungan yang diamati.
Namun, dalam penelitian expost facto, selalu ada keragu-raguan yang menggangu tentang
adanya penyebab umum, yang tak pernah terbayangkan, yang terjadi sebab adanya suatu
hubungan.

C. HUBUNGAN KAUSAL YANG TERBALIK


Pada waktu menafsirkan hubungan yang diamati dalam penelitian expost facto, kita harus
mempertimbangkan kemungkinan bahwa kebalikan dari dugaan kita juga dapat menyebabkan
hasil penelitian itu. Maksudnya, alih-alih X menyebabkan Y, mungkin Y lah yang
menyebabkan X.
D. PENGENDALIAN PARSIAL DALAM PENELITIAN EXPOST FACTO
Ada beberapa strategi untuk meningkatkan kredibilitas penelitian expost facto, kendati tak
satupun di antaranya yang dapat menutup secara memadai kelemahan dasar penelitian ini,
yaitu tidak adanya pengendalian terhadap variabel bebas. Di antara strategi-strategi itu adalah
skor perubahan (change scores), pemadanan (matching), analisis kovariansi (analysis of
covariance), korelasi parsial (partial correlation), kelompok yang homogeny (homogeneous
groups), serta dengan memasukkan variabel luar (extraneous variabels) ke dalam desain.

E. PROSEDUR DALAM PENYELIDIKAN ESPOST FACTO


Marilah kita tinjau sejenak langkah-langkah yang diperlukan dalam merencanakan
penyelidikan untuk meneliti hubungan antara kreativitas dengan prestasi mahasiswa dalam
memecahkan masalah. Studi expost facto akan membandingkan prestasi pemecahan-masalah
dari mahasiswa yang kreatif dengan yang tidak kreatif.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan Isi Buku


Pembahasan BAB I Tentang PENDAHULUAN
1. Pada buku utama, penyajian materi sangat ringkas sedangkan pada buku pembanding
sajian materi sangat lengkap dan dijelaskan secara mendetail namun jelas dan mudah
dimengerti berbeda dengan buku utama sangat ringkas karena sasaran topik yang
dibahas langsung kepada poin dan
2. Pada topik klasifikasi penelitian buku utama hanya menyajikan pengertian dari jenis
penelitian tersebut dan dibahas dalam satu topik pembahasan sedangkan pada buku
pembanding klasifikasinya masih dijelaskan secara rinci lengkap dengan perbedaan
dan hubungannya sehingga memudahkan pembaca memahami isi topik pembahasan
tersebut.
3. Selain itu pada buku pembanding disajikan contoh-contoh yang lengkap baik berupa
ilustrasi gambar, kurva, tabel yang mudah dimengerti seperti pada hal. 8, 10, 11)
sedangkan pada buku utama hanya ada satu contoh ilustrasi gambar yang dapat dilihat
pada hal 7, dengan adanya ilustrasi contoh seperti pada buku pembanding ini maka
akan dapat membantu pembaca memahami nya dengan mudah.
4. Kutipan pendapat para ahli atau dari sumber lain lebih banyak ditemukan pada buku
pembanding, dimana kutipan ini sangat berguna dalam mendukung gagasan penulis.
5. Namun ada kutipan yang menggunakan bahasa inggris ditemukan pada buku
pembanding (hal 13) yang tidak diberi penjelasan, hal ini dapat menyulitkan pembaca
apabila tidak memahami bahasa inggris tersebut.

Pembahasan BAB II Tentang HIPOTESIS PENELITIAN


1. Dalam menguraikan pengertian hipotesis penelitian buku utama lebih jelas karena
pada buku utama dilengkapi dengan pengertian hipotesis menurut para ahli maupun
sumber lain sedangkan pada buku pembanding hanya pengertian secara ringkas dan
tidak disertai defenisi dari para ahli maupun sumber refrensi lain.
2. Namun pada buku pembanding contoh dari hipotesis penelitian itu sendiri dijelaskan
dengan contoh yang sangat mudah dipahami karena disertai dengan gambar ilustrasi
sedangkan pada buku utama contoh yang dijelaskan sangat singat sehingga sangat
sulit untuk memahaminya.
3. Dalam buku pembanding dijelaskan perbedaan hipotesis penelitian dengan hipotesis
statistik dan dijelaskan penggunaannya dengan contoh, sedangkan pada buku utama
hanya menjelaskan apakah penelitian harus memiliki hipotesis namun contoh yang
dijelaskan pada buku utama sangat mudah untuk dipahami.
4. Ada perbedaan topik materi pada buku utama dengan buku pembanding dimana pada
buku utama bentuk hipotesis yang dijelaskan berdasarkan keperluan pengujian
menggunakan teknik statistika sedangkan pada buku pembanding bentuk bentuk
hipotesis dijelaskan dengan cakupan yang lebih luas disertai dengan contoh. Namun
pada buku pembanding selain contoh juga dilengkapi dengan ilustrasi kurva mengenai
penjelasan contoh sehingga memudahkan pembaca memahaminya.
5. Dilihat dari gaya bahasa dan sistematika penulisan yang digunakan baik buku utama
maupun buku pembanding cukup mudah untuk dipahami walaupun pada buku masih
terdapat kesalahan penulisan seperti “kerangkapikir” (Hal 10) “sebaliknyqa” (Hal 11).

Pembahasan BAB III Tentang VARIABEL PENELITIAN


1. Cakupan pembahasan materi pada buku pembanding lebih luas dibandingkan buku
utama, hal ini dikarenakan buku pembanding membahas topik berkaitan dengan
variabel penelitian yang tidak dibahas dalam buku utama seperti paradigma penelitian.
2. Dalam menjelaskan definisi variabel penelitian buku pembanding lebih banyak
mengutip dari para ahli dan refrensi lain kemudian keseluruhan defenisi tersebut
dibuat kesimpulkan oleh penulis, sehingga sangat membantu pembaca dalam
memahami topik pembahasan variabel penelitian.
3. Pada topik jenis-jenis variabel penelitian buku utama membagi lagi jenis variabel
berdasarkan bentuk, ciri pokoknya, dan skala pengukuran yang digunakan baru
kemudian dijelaskan beserta contoh, berbeda dengan buku pembanding hanya merinci
jenis variabel secara umum.
4. Buku pembanding disetiap penjelasan pokok dilengkapi dengan ilustrasi gambar dan
beberapa istilah asing yang diberi penjelasan, sehingga menambah wawasan pembaca
setelah membaca buku ini.
5. Namun buku utama juga memiliki kelebihan yaitu adanya ringkasan di akhir BAB dan
disertai dengan latihan sehingga pembaca bisa memahami kembali apa yang telah
dibaca.

Pembahasan BAB IV Tentang METODE PENGUMPULAN DATA DAN


INSTRUMEN PENELITIAN
1. Yang menjadi nilai plus buku pembanding daripada buku utama pada topik bahasan
ini adalah cakupan materi buku pembanding dibandingkan buku utama yaitu pada
buku pembanding teknik pengumpulan dibedakan terlebih dahulu penelitian
kuantitatif dan kualitatif kemudian dijelaskan secara terpisah dengan sub bab yang
berbeda sehingga pembaca pembaca bisa lebih mudah memahaminya apalagi
dijadikan sebagai rujukan pustaka untuk penelitian.
2. Buku utama hanya membahas secara umum tidak menjelaskan secara terperinci jenis
jenis instrumen penelitian, seperti pada topic kuesione/angket buku utama hanya
menjelaskan secara umum mengenai kuesioner, sedangkan pada buku pembanding
dilengkapi dengan prinsip penulisan angket beserta contohnya.
3. Pada buku pembanding ada beberapa istilah asing yang tidak diberi penjelasan lebih
lanjut seperti “face to face” (Hal 198) dan “frame of reference” (Hal 200) sehingga
sedikit menyulitkan pembaca yang belum memahami istilah istilah tersebut.
4. Ilustrasi contoh baik gambar, kurva, tabel pada buku pembanding lebih mudah
dipahami disbanding buku utama karena setiap contoh pada buku pembanding disertai
dengan keterangan yang jelas.
Pembahasan BAB V Tentang MELAKSANAKAN UJI COBA PENELITIAN
1. Sajian topik pada buku utama sangat ringkas dan sulit untuk dimengerti, berbeda
dengan buku pembanding yang lebih lengkap dan dijelaskan dengan mendetail
disertai contoh-contoh sederhana.
2. Bahasan validitas dan reabilitas pada buku utama tidak dijelaskan dengan baik dan
sulit untuk dimengerti padahal itu merupakan topik utama dalam bab ini, sesuai judul
babnya uji coba penelitian, berbeda dengan pada buku pembanding topik tersebut
dijadikan sub bab dan dijelaskan secari rinci sehingga memudahkan pembaca
memahaminya.
3. Ilustrasi contoh baik gambar, kurva, tabel pada buku pembanding lebih mudah
dipahami dibanding buku utama karena setiap contoh pada buku pembanding disertai
dengan keterangan yang jelas.

Pembahasan BAB VI Tentang POPULASI DAN TEKNIK SAMPEL


1. Penyajian materi pada buku utama topik pengertian populasi dan sampel disertai
dengan pendapat para ahli dan refrensi dari sumber lain sehingga dapat membantu
menguatkan penjelasan materi pada topik itu.
2. Buku utama juga memaparkan alasan mengapa peneliti perlu menggunakan sampel
dan rumus menentukan sampel dari suatu populasi beserta contohnya.
3. Sedangkan pada buku pembanding lebih menonjolkan ilustrasi contoh sederhana yang
dikaitkan dengan topik sampel dan populasi yang sangat mudah dipahami karena
menggunakan kata kata yang mudah dimengerti.
4. Ada beberapa bagian yang ada pada buku utama yang pemaparannya sama di buku
pembanding yaitu mengenai sub bab “contoh menentukan ukuran sampel”.
5. Pada pemaparan bagian penentuan teknik sampling buku pembanding lebih luas dan
lebih terperinci dibanding dengan buku utama misalnya pada bagian non probality
sampling, buku pembanding masih membagi lagi menjadi 6 sub bagian yang masi
masing dijelaskan lengkap dengan ilustrasi gambarnya, sehingga sangat memudahkan
pembaca untuk memahami materi ini.

Pembahasan BAB VII Tentang TEKNIK ANALISIS DATA KUANTITATIF


1. Ada beberapa cakupan materi penting mengenai analisis data kuantitatif yang tidak
ada pada buku utama namun ada pada buku pembanding, salah satunya konsep dasar
pengujian hipotesis.
2. Penjelasan pada buku pembanding sangat mudah dipahami dibanding buku utama
karena buku pembanding langsung menampilkan contoh studi kasus lengkap dengan
penjelasannya seperti contoh judul penelitian, rumusan, masalah dan teknik analisis
data yang digunakan sehingga sangat membantu pembaca, terutama yang sedang
melaksanakan penelitian.
3. Namun penulisan kalimat setiap paragraf pada buku pembanding saya lihat terlalu
banyak, terkadang satu lembar cuma ada dua paragraph sehingga menjadi lebih cepat
bosan dalam membaca isi pokok materi tersebut, alangkah baiknya setiap lembar
dibagi menjadi empat atau lima paragraph.
4. Salah satu yang menjadi keunggulan buku utama dibandingkan buku pembanding
adalah adanya ringkasan dan latihan disetiap akhir bab, sehingga dapat membantu
pembaca untuk mencoba memahami ulang setiap bab dengan mengerjakan latihan
tersebut.

Pembahasan BAB VIII Tentang PENELITIAN SURVEY


1. Sajian materi tersusun sangat rapi, dimana pada bab ini terlebih dahulu diawali
dengan pendahuluan yang membahas defenisi dan cirri-ciri penelitian survey,
kemudian dilanjutkan pada topik utama pelaksanaan penelitian survey kemudian pada
akhir bab disajikan ringkasan dan latihan.
2. Penyampaian teori serta argumen penulis pada bab ini sangat kuat karena disetiap
penjelasan dalam pembahasan selalu didukung dengan pendapat para ahli maupun
refrensi dari sumber yang relevan misalnya topik defenisi penelitian survey,
karakteristik penelitian survey. Hal ini sangat baik dalam penulisan buku maupun
karya ilmiah dengan adanya refrensi seperti ini akan menguatkan teori dan argument
yang disampaikan penulis kepada pembaca.
3. Bab ini dilengkapi dengan ringkasan dan latihan yang dapat memudahkan pembaca
khususnya mahasiswa dalam memahami setiap topik yang dibahas pada buku ini
Tidak adanya ilustrasi baik gambar, kurva dan tabel pada bab ini dapat membuat
pembaca kesulitan dalam memahami teori yang disampaikan penulis selain itu dapat
membuat pebaca mudah bosan karena yang disajikan berupa tulisan saja.B.Kelebihan
Dan Kekurangan Buku

Pembahasan BAB IX tentang DESAIN EKSPERIMEN DAN ANALISISNYA


1. Sajian topik desain eksperimen, pada buku utama lebih mudah dimengerti dibanding
buku pembanding karena selain dilengkapi dengan contoh yang sederhana buku utama
juga lebih lengkap membahas topik ini disertai dengan analisanya sehingga
memudahkan pembaca memahami kajian topik tersebut.
2. Penjelasan macam-macam desain eksperimen pada bagian “true eksperimen design”
buku pembanding hanya membaginya menjadi dua macam sedangkan pada buku
utama dibagi lagi menjadi 3 jenis disertai dengan skema yang lebih detail.
3. Ada beberapa bagian yang ada pada buku utama namun tidak ada pada buku
pembanding karena sudah dijadikan satu bab terpisah seperti validitas (hal 94), uji T
dan derajat bebas (hal 108-109) sehingga fokus pada buku pembanding hanya pada
macam-macam desain eksperimen.
4. Ada beberapa kutipan pada buku utama yang bersumber dari buku pembanding
misalnya pada ilustrasi gambar macam-macam desain eksperimen (hal 98)
5. Pada buku pembanding banyak ditemukan istilah asing yang tidak dijelaskan dan
sedikit menyulitkan pembaca apabila tidak memahami kata tersebut.
6. Adanya kutipan dari para ahli dan sumber lain yang relevan pada buku pembanding
sangat baik karena dapat mendukung argumen penulis.

Pembahasan BAB X tentang PENELITIAN EXPOST FACTO


1. Pada bab ini belum dituliskan apa itu defenisi penelitian expost facto, baik dari
pendapat para ahli maupun kesimpulan dari penulis sehingga menyulitkan pembaca
memahami topik bahasan selanjutnya karena belum mengetahui apa pengertian
penelitian expost facto itu sendiri.
2. Pembaca sangat sulit memahami isi materi pada bab ini khususnya pada topik
hubungan kasual yang terbalik (hal 126) karena tidak dilengkapi dengan ilustrasi
gambar mengenai penjelasan variabel X dan Y yang disampaikan penulis.
3. Pada bab ini penulis lebih banyak menonjolkan argumen dan opini penulis itu sendiri
dan dijabarkan secara lisan yang dituliskan, sehingga pembaca sangat sulit memahami
apabila tidak disertai dengan contoh yang baik.
4. Sajian materi pada bab ini sangat ringkas tidak adanya materi yang membahas
bagaimana proses penelitian expost facto yang jelas.
3.2 Analisis Kelemahan Dan Kekurangan Buku
1. Dilihat Dari Aspek Tampilan Buku(Face Value) buku yang saya rivew dengan judul
Metodologi Penelitian Pendidikan oleh penulis Dra.Effi Aswita Lubis, M.Pd, M.Si
ini cukup menarik terlihat dari cover berwarna kuning (dari depan dan belakang
buku) garis-garis merah dengan judul besar serta ilustrasi cover yang cukup
menggugah pembaca untuk meihatnya,serta ukuran buku yang tidak terlalu tebal
terlihat dari jumlah halamannya sekitar 162 halaman sehingga pembaca tidak keburu
untuk langsung malas dalam membaca buku ini karna prporsi luarnya yang tidak
membosankan.
2. Dari Aspek Layout Dan Tata Letak ,Serta Tata Tulis,Termasuk Penggunaan Font
Buku Metodologi Penelitian Pendidikan oleh penulis Dra.Effi Aswita Lubis, M.Pd,
M.Si ini sudah sangat bagus karena sudah memenuhi kaidah penyusunan buku
internasional,terlihat dari layout yang sudah rapi serta tata letak yang tidak membuat
pembaca kebingungan.pada penulisan setiap pembahasan didalam buku ini juga
penulis buat secara terstruktur begitu pula pemilihan font atau jenis huruf dalam setiap
kata didalam buku ini yang tidak membuat pembaca bosan.
3. Dari Aspek Isi Buku sudah sangatlah bagus tetapi meskipun begitu tidak bias
dipungkiri dari setiap pengerjaan tidak ada yang sempurna ,masih banyak kekurangan
baik dari segi ,tata bahasa penggunaan huruf,kalimat yang slah dan sebagainya masih
kurang sempurna didalam buku ini,dan untuk lebih lengkapnya dapat pembaca lihat
pada bagian Pembahasan Point A.
4. Dari Aspek Tata Bahasa Metodologi Penelitian Pendidikan oleh penulis Dra.Effi
Aswita Lubis, M.Pd, M.Si ini sudah sangat bagus karena sudah menggunakan bahasa
yang baku sesuai dengan KBBI dan kaidah EYD sehingga dengan begitu pembahasan
setiap materi didalam buku ini mudah dipahami oleh semua masyarakat dari tingkatan
dan kalangan yang berbeda-berbeda.

BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Buku karangan Dra.Effi Aswita Lubis, M.Pd, M.Si yang berjudul Metodologi Penelitian
Pendidikan ini mempunyai tujuan yang bagus dan sangat membangun untuk para pembaca.
Setelah membaca buku ini maka para pembaca akan mendapat ilmu pengetahuan dan
informasi yang penting dan sangat bermanfaat bagi dirinya yang belum diketahui
sebelumnya. Hanya saja masih ada kekurangan dalam buku ini seperti penggunaan bahasa
yang kurang tepat dan beberapa kesalahan kalimat. Begitu pula dengan peletakan tanda
bacanya juga masih banyak yang kurang tepat lagi. Buku ini juga tidak mempunyai
rangkuman dan juga latihan sehingga pembaca tidak bisa mengukur sejauh mana ini telah
memahami materi yang telah ia kuasai. Buku karangan Dra.Effi Aswita Lubis, M.Pd, M.Si
yang berjudul Metodologi Penelitian Pendidikan memiliki keunggulan dan kelemahan dari
berbagai macam segi, baik dari segi format dan penulisan struktur buku, penggunaan bahasa,
penggunaan tanda baca, kualitas isi buku dan sebagainya. Jadi, apa yang menjadi keunggulan
ini maka hendaknya di tingkatkan lagi agar kualitas buku ini semakin peningkat dan para
pembaca semakin semangat untuk membacanya beberapa tahun kedepannya. Dan apa yang
menjadi kelemahan dari buku ini hendaknya diperbaiki agar kesempurnaan buku ini tercapai.

4.2 Rekomendasi

Adapun yang menjadi Rekomendasi dalam penulisan Critical Book Riview (CBR) ini adalah
sebagai berikut:

1. Bagi reviewer : untuk Hendaknya memberikan komentar dan saran maupun kritik
yang membangun guna menyempunakan pembuatan Critical Book Riview (CBR)
berikutnya
2. Bagi penulis : dapat sebagai rujukan untuk memperbaiki isi jurnal dalam pencetakan
selanjutnya, untuk memberitahukan kepada penulis apa yang menjadi kekurangan
dalam jurnal tersebut dan apa yang sebaiknya penulis lakukan terhadap isi jurnal
tersebut.
3. Bagi pembaca : sebagai penambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang tahap
strategi belajar mengajar alangkah baiknya diberikan suatu masukan yang
membangun guna penyempurnaan serta perbaikan yang harus dilakukan dimasa
dewasa ini, dan
untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca dimasa yang akan datang dalam
pembuatan Critical Book Riview (CBR) yang baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Aswita, Effi . 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan. Medan: Perdana Publishing

Anda mungkin juga menyukai