Anda di halaman 1dari 5

1.

1. Kecukupan dan keadilan kompensasi


Keadilan berarti kesesuaian dengan evaluasi pekerjaan dan tanggung jawab pekerjaan

2. Keamanan dan kesehatan kondisi kerja


Hal ini meliputi aturan kepagawaian , standar kerja , kondisi fisik tempat kerja yang aman
dan terhindar dari kecelakaan , dan batasan umur minimal bekerja

3. Kesempatan menggunakan dan mengembangkan kemampuan karyawan


Merupakan tingkat ekonomi karyawan , kemungkinan mengembangkan keahlian dan
pengetahuan karyawan

4. Kesempatan masa mendatang untuk melanjutkan pertumbuhan dan keamanan merupakan


kesempatan promosi , tahapan jenjang karier karyawan dan kesempatan pengembangan
pengetahuan
5. Integrasi sosial dalam organisasi kerja
Integrasi sosial dalam organisasi kerja meliputi :
a. Kebebasan dari prasangka yaitu penerimaan karyawan sesuai dengan yang terkait
dengan pekerjaan seperti sifat atau kepribadian, keahlian , pengetahuan atau
kemampuan , dan menghindari perlakuan yang berbeda berdasarkan ras , gender ,
negara atau asal, agama , gaya hidup dan penampilan fisik.
b. Egalitarianisme, yaitu tidak adanya pembagian atau pengelompokkan dalam
organisasi dalam hal status dan struktur hierarki
c. Mobilitas , yaitu keberadaan mobilitas seperti persentase karyawan pada berbagai
tingkatan yang berpotensi meningkatkan kualitasnya
d. Dukungan kelompok utama, yaitu keanggotaan dalam kelompok kerja secara
langsung (tatap muka ) dengan saling membantu , memberikan dukungan sosial, dan
emosioanal dalam keunikan setiap individu
e. Komunitas yaitu merasa menjadi anggota komunitas suatu organisasi
f. Keterbukaan interpersonal , yaitu cara anggota organisasi di tempat kerjanya saling
terbuka dalam ide dan perasaan .
6. Undang – undang di tempat kerja ( daalm organisasi kerja )
a. Privacy, yaitu hak mendapat personal privacy seperti perilaku di luar tempat kerja
atau tindakan terhadap anggota keluarganya
b. Kebebasan berbicara, yaitu kebebasan mengungkapkan pandangan dalam organisasi
tanpa takut ada yang balas dendam .
c. Keadilan , yaitu keadilan pemberian upah , keamana kerja , dan penghargaan
d. Proses yang sesuai hak , yaitu adanya kesamaan dalam semua aspek dalam
pekerjaannya

7. Lingkup kerja dan kehidupan total


Adanya keseimbangan antara kehidupan dalam keluarga dan kehidupan di tempat kerja
walaupun kecil namun selalu menjadi perdebatan .
8. Relevansi sosial kehidupan kerja
Ada manfaat atau pengaruh antara kegiatan sosial dengan kehidupan kerja seperti,
tanggung jawab terhadap proses, pemasaran, limbah, praktek – praktek manajemen sdm,
hubungan dengan pihak lain , persepsi politik , dll.

2. konflik hak timbul karena tidak dipenuhinya hak akibat perbedaan pelaksanaan atau
penafsiran terhadap ketentuan peraturan perundang – undangan , perjanjian kerja,
peraturan perusahaan , atau perjanjian kerja bersama.

Perselisihan hak ialah perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak, akibat
adanya perbedaan pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuan peraturan perundang-
undangan, perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama. Hak
yang dimaksud dalam perselisihan ini adalah hak normatif, yang sudah ditetapkan dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama atau peraturan
perundang-undangan. Perselisihan ini dapat terjadi ketika misalnya pekerja menolak gaji
yang diberikan oleh perusahaan karena masing-masing pihak mempunyai definisi atas
gaji yang berbeda dari perjanjian kerja yang telah dibuat.
Konflik kepentingan merupakan konflik yang timbul dalam hubungan kerja karena tidak
ada kesesuain pendapat mengenai perbuatan atau perubahan syarat – syarat kerja ayang
ditetapkan dalam perjanjian kerja atau peraturan perusahaan , atau perjanjian kerja
bersama .
Adalah perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja karena tidak adanya kesesuaian
pendapat mengenai pembuatan, dan/atau perubahan syarat-syarat kerja yang ditetapkan
dalam perjanjian kerja, atau peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.
Misalnya adalah jika perusahaan mengubah isi dari perjanjian kerja tanpa adanya
kesepakatan dari karyawan.
Memahami perbedaan antara perselisihan hak dengan perselisihan kepentingan

(SPN News) Jakarta, seperti yang kita ketahui bersama bahwa sejak diterapkannya UU
No 2/2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI), dunia
perburuhan Indonesia menerapkan badan peradilan baru yang khusus menangani
sengkete-sengketa hubungan industrial atau sengketa-sengketa perburuhan.

Kasus yang paling sering mengemuka di Pengadilan Hubungan Indistrial (PHI), adalah
sengketa perselisihan kepentingan dan sengketa perselisihan hak. Sengketa yang terjadi
tidak jarang merupakan hasil kesalahan mengintepretasikan apa itu perselisihan hak dan
apa itu perselisihan kepentingan. Jika kita lihat dalam UU No 2/2004 mengenai PPHI
pasal 1 angka 2 maka perselisihan hak itu adalah :
Perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak, akibat adanya perbedaan
pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan,
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.
Dari definisi tersebut, maka jelas bahwa perselisihan hak timbul karena adanya perbedaan
pelaksanaan atau penafsiran. Yang banyak terjadi adalah perbedaan pelaksanaan atau
penafsiran terhadap perjanjian kerja. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan
memberikan gaji kepada para karyawannya yang kemudian ditolak oleh para karyawan
tersebut dikarenakan oleh masing-masing pihak mempunyai definisi yang berbeda
terhadap perjanjian kerja yang telah dibuat, mak sengketa ini termasuk kepada
perselisihan hak.

Baca juga: SELAMAT BERGABUNG, PSP SPN PT SAM KYUNG JAYA


GARMENTS
Sekarang kita lihat definisi perselisihan kepentingan menurut UU No 2/2004, tentang
PPHI pasal1 angka 3 :
Perselisihan kepentingan adalah perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja karena
tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatan, dan atau perubahan syarat-syarat
kerja yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, atau peraturan perusahaan, atau perjanjian
kerja bersama.

Dari definisi tersebut perselisihan kepentingan terjadi dalam proses pembuatan ataupun
perubahan syarat-syarat kerja yang dituangkan dalam perjanjian kerja. Sebagai contoh,
jika perusahaan merubah isi dari perjanjian kerja tanpa adanya kesepakatan dari
karyawan, maka itu termasuk ke dalam rejim perselisihan kepentingan.

Banyak dari para pihak terutama dari pihak buruh yang menggunakan surat kuasa
insidentil, tidak memahami benar isi kedua ketentuan tersebut. Hal ini yang
menyebabkan mereka sering tertukar antara perselisihan hak atau perselisihan
kepentingan. Permasalahan yang kemudian timbul selain dari kesalahan intepretasi
terhadap Undang-Undang, adalah perbedaan perlakukan yang ditunjukkan oleh badan
peradilan hubungan industrial, sebagaimana yang diamanatkan oleh UU No 2/2004
tentang PPHI pasal 56. Pasal tersebut menyebutkan:

Pengadilan Hubungan Industrial bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus:


a. di tingkat pertama mengenai perselisihan hak;
b. di tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan kepentingan;
c. di tingkat pertama mengenai perselisihan pemutusan hubungan kerja;
d. di tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan antar serikat pekerja/serikat
buruh dalam satu perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai