2. konflik hak timbul karena tidak dipenuhinya hak akibat perbedaan pelaksanaan atau
penafsiran terhadap ketentuan peraturan perundang – undangan , perjanjian kerja,
peraturan perusahaan , atau perjanjian kerja bersama.
Perselisihan hak ialah perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak, akibat
adanya perbedaan pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuan peraturan perundang-
undangan, perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama. Hak
yang dimaksud dalam perselisihan ini adalah hak normatif, yang sudah ditetapkan dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama atau peraturan
perundang-undangan. Perselisihan ini dapat terjadi ketika misalnya pekerja menolak gaji
yang diberikan oleh perusahaan karena masing-masing pihak mempunyai definisi atas
gaji yang berbeda dari perjanjian kerja yang telah dibuat.
Konflik kepentingan merupakan konflik yang timbul dalam hubungan kerja karena tidak
ada kesesuain pendapat mengenai perbuatan atau perubahan syarat – syarat kerja ayang
ditetapkan dalam perjanjian kerja atau peraturan perusahaan , atau perjanjian kerja
bersama .
Adalah perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja karena tidak adanya kesesuaian
pendapat mengenai pembuatan, dan/atau perubahan syarat-syarat kerja yang ditetapkan
dalam perjanjian kerja, atau peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.
Misalnya adalah jika perusahaan mengubah isi dari perjanjian kerja tanpa adanya
kesepakatan dari karyawan.
Memahami perbedaan antara perselisihan hak dengan perselisihan kepentingan
(SPN News) Jakarta, seperti yang kita ketahui bersama bahwa sejak diterapkannya UU
No 2/2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI), dunia
perburuhan Indonesia menerapkan badan peradilan baru yang khusus menangani
sengkete-sengketa hubungan industrial atau sengketa-sengketa perburuhan.
Kasus yang paling sering mengemuka di Pengadilan Hubungan Indistrial (PHI), adalah
sengketa perselisihan kepentingan dan sengketa perselisihan hak. Sengketa yang terjadi
tidak jarang merupakan hasil kesalahan mengintepretasikan apa itu perselisihan hak dan
apa itu perselisihan kepentingan. Jika kita lihat dalam UU No 2/2004 mengenai PPHI
pasal 1 angka 2 maka perselisihan hak itu adalah :
Perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak, akibat adanya perbedaan
pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan,
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.
Dari definisi tersebut, maka jelas bahwa perselisihan hak timbul karena adanya perbedaan
pelaksanaan atau penafsiran. Yang banyak terjadi adalah perbedaan pelaksanaan atau
penafsiran terhadap perjanjian kerja. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan
memberikan gaji kepada para karyawannya yang kemudian ditolak oleh para karyawan
tersebut dikarenakan oleh masing-masing pihak mempunyai definisi yang berbeda
terhadap perjanjian kerja yang telah dibuat, mak sengketa ini termasuk kepada
perselisihan hak.
Dari definisi tersebut perselisihan kepentingan terjadi dalam proses pembuatan ataupun
perubahan syarat-syarat kerja yang dituangkan dalam perjanjian kerja. Sebagai contoh,
jika perusahaan merubah isi dari perjanjian kerja tanpa adanya kesepakatan dari
karyawan, maka itu termasuk ke dalam rejim perselisihan kepentingan.
Banyak dari para pihak terutama dari pihak buruh yang menggunakan surat kuasa
insidentil, tidak memahami benar isi kedua ketentuan tersebut. Hal ini yang
menyebabkan mereka sering tertukar antara perselisihan hak atau perselisihan
kepentingan. Permasalahan yang kemudian timbul selain dari kesalahan intepretasi
terhadap Undang-Undang, adalah perbedaan perlakukan yang ditunjukkan oleh badan
peradilan hubungan industrial, sebagaimana yang diamanatkan oleh UU No 2/2004
tentang PPHI pasal 56. Pasal tersebut menyebutkan: