Kami menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi
penyempurnaan dan perbaikan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan banyak terima kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, peran serikat pekerja terhadap perusahaan sangat penting. Karena saat ini,
kita menyaksikan semakin kurangnya peran utama negara dalam tanggung jawabnya untuk
mensejahterakan kehidupan rakyat.
Secara umum pekerja/buruh adalah warga negara yang mempunyai persamaan
kedudukan dalam hukum, hal untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak
mengeluarkan pendapat, berkumpul dalam suatu organisasi serta mendirikan dan menjadi
anggota Serikat Pekerja/Serikat Buruh.
Era Reformasi memberikan harapan besar bagi terjadinya perubahan menuju
penyelenggaraan Negara yang lebih demokratis, transparan dan memiliki akuntabilitas tinggi
serta terwujudnya good governance.
Perubahan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 28 E ayat (3), UU NO
21 tahun 2000, KEP/16/MEN/2001, merupakan dasar hukum dalam melakanakan Organisasi
Serikat Pekerja (SP). Dalam konteks Ketenagakerjaan kita menerapkan sistem Hubungan
Industrial Pancasila, yang harus di pahami secara mendalam substansi dan implikasinya oleh
Pekerja dan Pengusaha.
Perjuangan buruh di Indonesia selama ini menginginkan agar buruh memiliki
kekuatan tawar (Bargainning) yang sejajar dengan pengusaha dan pemerintah dalam
melaksanakan hubungan industrial.
Pekerja/buruh merupakan mitra kerja pengusaha yang sangat penting dalam proses
produksi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya,
menjamin kelangsungan perusahaan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia
pada umumnya.
Sehubungan dengan hal itu Serikat Pekerja/Serikat Buruh yang merupakan sarana
untuk memperjuangkan kepentingan pekerja haruslah memiliki rasa tanggung-jawab atas
kelangsungan perusahaan dan begitu pula sebaliknya, pengusaha harus memperlakukan
pekerja sebagai mitra sesuai harkat dan martabat kemanusiaan. Serikat pekerja/serikat buruh
didirikan secara bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan juga bertanggung jawab oleh
pekerja/buruh untuk memperjuangkan kepentingan pekerja/buruh dan keluarganya.
Keberadaan Serikat Buruh mutlak dibutuhkan oleh pekerja. Berkumpul untuk
bersatunya buruh dalam Serikat Buruh secara filosofi diibaratkan Muchtar Pakpahan, seperti
sapu lidi, kendaraan umum, burung gelatik, main catur, memancing ikan, solidaritas atau
berani mati.
Melalui Serikat Buruh, diharapkan akan terwujud hak berserikat buruh dengan
maksimal. Buruh dapat memperjuangkan kepentingannya. Sayangnya hak berserikat yang
merupakan bagian dari hak asasi manusia yang sudah bersifat universal belum dipahami oleh
pengusaha dan pemerintah.
Pengusaha seringkali menganggap keberadaan Serikat Buruh sebagai pengganggu
untuk melaksanakan hak prerogratifnya dalam mengatur jalannya usaha. Pemerintah
seringkali menganggap aktivitas Serikat Buruh dalam mengembangkan organisasinya
merupakan ancaman stabilitas dan keamanan nasional.
Menjadi anggota serikat pekerja adalah kekuatan pekerja untuk menghilangkan
permasalahan yang dihadapi seperti gaji yang rendah, buruknya kondisi pelayanan kesehatan
dan perlindungan kerja, PHK sepihak dan sebagainya. Karena sebagai individu mereka tidak
akan mampu melawan kombinasi yang hebat antara pemodal dan manajemen. Melalui serikat
pekerja mereka terlindungi kepentingannya, dapat menyuarakan aspirasinya kepada
pengusaha, peningkatan kondisi-kondisi kerja melalui perjanjian kerja bersama.
Hak menjadi anggota Serikat Pekerja/Serikat Buruh merupakan hak asasi pekerja
yang telah dijamin didalam Pasal 28 Undang Undang Dasar 1945 dan untuk mewujudkan hak
tersebut, kepada setiap pekerja/buruh diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk
mendirikan dan menjadi anggota serikat pekerja, dimana Serikat Pekerja/Serikat Buruh
berfungsi sebagai sarana untuk memperjuangkan, melindungi dan membela kepentingan dan
juga meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya, dimana dalam menggunakan
haknya tersebut pekerja/buruh dituntut bertanggung jawab untuk menjamin kepentingan yang
lebih luas yaitu kepentingan Bangsa dan Negara oleh karena itu penggunaan hak tersebut
dilaksanakan dalam kerangka hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan.
Hak berserikat bagi pekerja/buruh sebagaimana diatur dalam Konvensi International
Labour Organization (ILO) Nomor 87 Tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak
Untuk Berorganisasi dan Konvensi ILO Nomor 98 Tentang Hak Untuk Berorganisasi dan
Berunding Bersama. Konvensi tentang hak berserikat bagi pekerja/buruh ini telah diratifikasi
oleh Indonesia menjadi bagian dari peraturan perundang-undangan nasional.
Berlakunya dasar-dasar daripada hak untuk berorganisasi dan untuk berunding
bersama sudah diratifikasi oleh Indonesia menjadi bagian dari Peraturan PerUndang-
Undangan Nasional yakni Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja
dimana Pekerja merupakan mitra kerja Pengusaha yang sangat penting dalam proses produksi
dalam meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya serta menjamin kelangsungan
perusahaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Undang-undang No.21 Tahun 2000 menggunakan istilah serikat pekerja/serikat buruh
bukan serikat pekerja atau serikat buruh saja. Kedua istilah itu sebenarnya sama saja dan
tidak ada perbedaan. Judul semula yang diajukan oleh Presiden ke DPR melalui suratnya
No.R.01/PU/I/2000 adalah RUU tentang serikat pekerja. Dalam proses pembahasan di DPR
penggunaan istilah serikat pekerja disetujui menjadi serikat pekerja/serikat buruh.
Penggunaan kedua istilah tersebut dilakukan untuk mengadopsi keinginan dari berbagai
organisasi pekerja/buruh yang menggunakan kedus istilah alternatif tersebut untuk menyebut
nama organisasinya masing-masing.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian itu memuat semua aspek yang ada didalam suatu hubungan kerja yang terdiri dari:
1. Para pelaku : pekerja, pengusaha, pemerintah;
2. Kerja sama : manajemen-karyawan;
3. Perundingan bersama : perjanjian kerja, kesepakatan kerja bersama, peraturan
perusahaan;
4. Kesejahteraan : upah, jaminan sosial., pensiun, keselamatan dan kesehatan kerja,
koperasi, pelatihan kerja;
5. Perselisihan industrial : arbitrase, mediasi, mogok kerja, penutupan perusahaan,
pemutusan hubungan kerja.
Fungsi Serikat Pekerja/Serikat Buruh dituangkan di dalam Undang- Undang Nomor 21
Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja . Fungsi berasal dari kata function, yang
artinya "something that performs a function: or operation".
Fungsi dan peran yang dapat dilakukan sebagai lembaga organisasi serikat buruh/pekerja
adalah sebagai berikut :
1. Sebagai pihak dalam pembuatan Perjanjian Kerja Bersama dan penyelesaian
Perselisihan Industrial;
2. Sebagai wakil pekerja buruh dalam lembaga kerja bersama dibidang Ketenagakerjaan
sasuai tingkatannya;
3. Sebagai sarana menciptakan Hubungan Industrial yang harmonis, dinamis dan
berkeadilan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;
4. Sebagai sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan kepentiongan
anggota; dan
5. Sebagai perencana, pelaksanaan dan penanggung jawab, pemogokan pekerja/buruh
sesuai dengan Peraturan Perundangan-undangan yang berlaku.
6. Sebagai wakil dari para pekerja/buruh dalam memperjuangkan kepemilikan saham di
perusahaan.
Fungsi serikat buruh/pekerja secara khusus adalah :
1. Sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan kepentingan pekerja.
2. Lembaga perunding mewakili pekerja.
3. Melindungi dan membela hak – hak dan kepentingan kerja.
4. Wadah pembinaan dan wahana peningkatan pengetahuan pekerja.
5. Wahana peningkatan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.
6. Wakil pekerja dalam memperjuangkan kepemilikan saham di perusahaan.
7. Wakil pekerja dalam lembaga – lembaga ketenagakerjaan.
8. Wakil untuk dan atas nama anggota baik di dalam maupun di luar pengadilan.
Fungsi dapat juga diartikan sebagai jabatan (pekerjaan) yang dilakukan; apabila ketua
tidak ada maka wakil ketua akan melakukan fungsi ketua; fungsi adalah kegunaan suatu hal;
berfungsi artinya berkedudukan, bertugas sebagai; menjalankan tugasnya.
Hak untuk menjadi anggota dari Serikat Pekerja/Serikat Buruh merupakan hak asasi dari
pekerja/buruh yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 28. Hak dari
Serikat Buruh/Pekerja yang telah mempunyai Nomor Bukti Pencatatan yang syah antara lain :
1. Membuat perjanjian kerja bersama dengan pengusaha;
2. Mewakili pekerja dalam menyelesaikan perselisihan industrial;
3. Mewakili pekerja dalam lembaga ketenagakerjaan;
4. Membentuk lembaga atau melakukan kegiatan yang berkaitan dengan usaha
peningkatan kesejahteraan pekerja; dan
5. Melakukan kegiatan lainnya di bidang ketenagakerjaan yang tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sesuai dengan Pasal 102 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan,
dalam melaksanakan hubungan industrial, pekerja dan serikat pekerja mempunyai fungsi
menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya, menjaga ketertiban demi kelangsungan
produksi, menyalurkan aspirasi secara demokratis, mengembangkan keterampilan, dan
keahliannya serta ikut memajukan perusahaan dan memperjuangkan kesejahteraan anggota
beserta keluarganya.
Sedangkan kewajiban dari Serikat Pekerja yang telah mempunyai nomor bukti pencatatan
ialah :
1. Melindungi dan membela anggota dari pelanggaran hak-hak dan memperjuangkan
kepentingannya;
2. Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan anggota dan keluarganya;
3. Mempertanggung-jawabkan kegiatan organisasi kepada anggotanya sesuai dengan
anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya.
Pekerja juga mempunyai kewajiban yang berkaitan dengan keuangan dan harta kekayaannya.
Keuangan dan harta kekayaan serikat pekerja haruslah terpisah dari keuangan dan harta
kekayaan pribadi pengurus dan anggotanya. Keuangan serikat pekerja bersumber dari :
1. Iuran anggota yang besarnya ditetapkan dalam anggaran dasar atau anggaran rumah
tangga;
2. Hasil usaha yang sah; dan
3. Bantuan anggota atau pihak lain yang tidak mengikat.
Apabila pengurus serikat pekerja menerima bantuan dari pihak luar negeri, maka mereka
wajib untuk memberitahukan secara tertulis kepada instansi yang bertanggung-jawab di
bidang ketenagakerjaan. Bila serikat pekerja tidak memberitahukan kepada instansi
pemerintah yang berwenang tersebut, maka dapat dikenakan sanksi administrasi pencabutan
nomor bukti pencatatan serikat pekerja dan hal ini berarti bahwa serikat pekerja tersebut
kehilangan haknya sebagai serikat pekerja (Pasal 24 UU No.21 Tahun 2000).
Pengusaha harus memberi kesempatan kepada pengurus dan/atau anggota serikat pekerja
untuk menjalankan kegiatan serikat pekerja dalam jam kerja yang telah disepakati oleh kedua
belah pihak dan/atau yang diatur dalam perjanjian kerja bersama.
Dalam kesepakatan kedua belah pihak dan/atau perjanjian kerja bersama harus diatur
mengenai :
1. Jenis kegiatan yang diberikan kesempatan.
2. Tata cara pemberian kesempatan.
3. Pemberian kesempatan yang mendapat upah dan yang tidak mendapat upah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Serikat pekerja yaitu organisasi yang dibentuk dari,oleh,dan untuk pekerja atau buruh
baik di perusahaan maupun diluar perusahan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri,
demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak
dan kepentingan pekerja atau buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja atau buruh dan
keluargannya. Bukan hanya memperjuangkan serta melindungi hak para pekerja saja, serikat
bekerja juga berfungsi sebagai jembatan antara perusahaan dan pekerja, serta tugas serikat
pekerja juga menjaga hubungan yang baik antara serikat pekerja dengan perusahaan atau
antara pekerja dengan perusahaan. oleh sebab itu dengan adanya serikat pekerja, dapat
membantu pekerja untuk mendapatkan haknya sehingga kesejahteraan pekerja dan
keluarganya pun terjamin. Bukan hanya pekerja saja yang mendapatkan kesejahteraan,
kesejahteraan dan kelangsungan perusahaanpun akan diperoleh karena adanya semangat
kerja, dan produktivitas tinggi dari pekerja.
Daftar Pustaka