Anda di halaman 1dari 6

Nama : Livia Vanessa Candra

NIM : 2440010800
Kelas : LB65

Mata kuliah : Introduction to Indonesia Legal System (Pengantar Hukum Indonesia)


Dosen : Bu. Erna Ratnaningsih, S.H., LL.M.
Tanggal : 10 October 2020

Topik : Administrative Law (Hukum Administrasi Negara)


Metodek : Video Conference Kelas Besar ZOOM

Deskripsi :
Administrasi dalam arti sempit yaitu kegiatan tulis-menulis, catat-mencatat, surat-menyurat,
serta penyimpanan dan pengurusan masalah yang bersifat teknis ketatausahaan. Admisnitrasi
dari bahasa Latin “administrate” yang berarti melayani (to serve).
Hukum Administrasi Negara (HAN)
Rangakian aturan-aturan hukum yang harus diperhatikan oleh alat-alat kelengkapan negara
dalam menjalankan tugasnya.
Negara – alat-alat kelengkapan negara – alat-alat administrasi negara
Alat-alat administrasi negara dalam menjalankan tugasnya akan melakukan hubungan-
hubungan hukum :
1. Hubungan hukum alat administrasi negara yang satu dengan alat administrasi negara
yang lain – aturan-aturan hukum yang mengatur cara bagaimana alat-alat administrasi
negara mengadakan hubungan satu sama lain.
2. Hubungan hukum antara alat-alat kelengkapan negara dengan individu (warga
negara), badan-badan hukum swasta – aturan-aturan hukum yang mengatur hubungan
alat administrasi negara (pemerintah) dengan warga negaranya.
- Hal yang penting adalah perbuatan hukum alat administrsi negara dalam
hubungannya dengan warga negara, dimana hubungan ini akan menimbulkan hak
dan kewajiban.
- HAN menguji hubungan hukum istimewa yang diadakan dan memungkinkan para
pejabat administrasi negara melakukan tugas istimewa tersebut.
Sumber Hukum Administrasi Negara
1. Materiil : suatu penilaian yang mnentukan petunjuk-petunjuk dalam hidup yang dapat
diterima dan diberi perlindungan oleh pemerintah.
2. Formil : UU, Pelaksaan administrasi negara, yurisprudensi, pendpat ahli.
Perbuatan administrasi negara
 Agar organ administrasi negara dapat menjalankan tugas untuk menyelenggarakan
kesejahteraan umum secara baik, maka perlu diberikan kemerdekaan bertindak atas
inisiatif sendiri (terutama untuk masalah penting) => freies ermessen
 Kemerdekaan tersebut tidak boleh dijalankan dengan sedemikian rupa sehingga
merugikan masyarakat
 Tugas penyelenggaraan kepentingan umum dalam negara modern / negara
kesejahteraan (welfare state) dapat berwujud :
1. Seorang pejabat (fungsionaris) atau badan pemerintahan yang dilengkapi
kewenangan.
2. Badan pemerintah => kesatuan hukum yang dilengkapi dengan alat-alat
(kewenangan) memaksa.
Penggolongan perbuatan administrasi negara dibedakan dalam 2 hal :
1. Perbuatan hukum menurut hukum privat
2. Perbuatan hukum menurut hukum publik
Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB/ABBB)
 Di Belanda, ABBB dipandang sebagai norma tidak tertulis tapi harus tetap ditaati oleh
pemerintah.
 Diatur dala Wet AROB (Administrative Reachtspraak Overheids Berchikkingen) =>
ketetapan pemerintah dalam hukum administrasi oleh kekuasaan kehakiman tidak
bertentangan dengan kesadaran hukum umum yang merupakan hukum yang hidup
tentang pemerintahan yang baik.
 Asas-asas yang hidup tersebut terus digali dan dikembangkan oleh hakim.
Terdapat 7 asas dalam ABBB :
1. Asas persamaan
- Hal-hal yang sama harus diperlakukan sama
2. Asas kepercayaan
- (legal expectation) harapan-harapan yang ditimbulkan (janji-janji, expectation,
keterangan, aturan, kebijakan, rencana) sebisa mungkin harus dipenuhi.
3. Asas kepastian hukum
- Secara materiil menghalangi badan pemerintah untuk menarik kembali suatu
ketetapan dan mengubahnya yang menyebabkan kerugian yang berkepentingan,
kecuali atas dasar 4 hal, yaitu :
1. Dipaksa oleh keadaan
2. Didasarkan atas kekeliruan
3. Didasarkan atas keterangan yang tidak benar
4. Syarat ketetapan tidak ditaati
- Ketetapan yang memberatkan dan menguntungkan harus disusun dengan kata-kata
yang jelas dan tegas.
4. Asas kecermatan
- Ketetapan harus diambil dan disusun dengan cermat.
5. Asas pemberian alasan
- Ketetapan harus memberikan alasan, harus ada dasar fakta yang teguh dan alasan
harus mendukung.
6. Larangan penyalahgunaan wewenang
- Tidak diperkenankan menggunakan wewenang untuk tujuan lain.
7. Larangan bertindak sewenang-wenang (willekeur)
- Tindakan sewenang-wenang, kurang memperhatikan kepentingan umum, secara
konkret merugikan.
Definisi AAUPB
Asas-asas umum yang dijasikan dasar dan tata cara dalam penyelenggaraan pemerintahan
yang layak, yang dengan cara demikian penyelenggaraan pemerintahan menjadi baik, sopan,
adil, terhormat, bebas dari kezaliman, pelanggaran peraturan tindakan penyalahgunaan
wewenang (Ridwan HR).

AAUPB di Indonesia
UU No. 28 tahun 1999 : penyelenggaraan negara yang bertindak bebas dari korupsi, kolusi,
dan nepotisme.
- Pasal 1 ayat 1 : penyelenggara negara
Pejabat negara yang menjalankan fungsi eksekutif, leislatis, atau yudikatif dan
pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan
negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- Pasal 1 ayat 2 : penyelenggara negara yang bersih
Penyelenggara negara yang menaati asas-asas umum oenyelenggaraan negara
yang bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta perbuatan tercela
lainnya.
- Pasal 1 ayat 6 : AUPB adalah asas yang menjunjung tinggi norma kesusilaan,
kepatutan, dan norma hukum, untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang
bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Asas-asas umum penyelenggaraan negara meliputi :


1. Asas kepastian hukum
- Asas negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-
undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan
negara.
2. Asas tertib penyelenggaraan negara
- Asas yang menjadi landasan keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam
pengendalian penyelenggaraan negara.
3. Asas kepentingan umum
- Mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan
selektif.
4. Asas keterbukaan
- Asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi
yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dan
tetap memperhatikan perlindungan hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia
negara.
5. Asas proporsionalitas
- Asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban
penyelenggaraan negara.
6. Asas profesionalitas
- Asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. Asas akuntabilitas
- Asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan
penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat
atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Fungsi AAUPB
Bagi administrasi negara – sebagai pedoman dalam melakukan penafsiran dan penetapan
terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang bersifat samar/tidak jelas.
Bagi masyarakat – sebagai sarana pencari keadilan, AAUPB dapat digunakan sebagai dasar
gugatan sebagaimana diatur dalam pasal 53 UU No. 5 tahun 1986.
Hakim TUN – sebagai alat untuk menguji dan membatalkan putusan yang dikeluarkan oleh
pejabat tata usaha negara.
Badan legislatif – untuk merancang suatu undang-undang.

Peradilan tata usaha negara (PTUN)


 Peradilan bagi pejabat administrasi negara karena perbuatan melawan hukum
(onrechtmatige overheidsdaad)
 Peradilan yang berdiri sendiri – UU No. 4 tahun 2004 tentang kekuasaan kehakiman.
 UU No. 9 tahun 2004 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 5 tahun 1986
tentang peradilan tata usaha negara.
 Hukum acara pada peradilan tata usaha negara = hukum acara pada peradilan umum
untuk perkara perdata, dengan beberapa kekhususan.
Tata Usaha Negara
 Administrasi negara yang melaksanakan fungsi untuk menyelenggarakan urusan
pemerintahan baik di pusat maupun daerah.
Keputusan Tata Usaha Negara
 Penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara yang
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, bersifat konkret, individual
dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum
perdata.
Sengketa Tata Usaha Negara
 Sengketa yang timbul dalam idang tata usaha negara antara orang atau badan hukum
perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara, baik di pusat maupun daerah,
sebagai akibat dikeluarkannya keputusan TUN, termasuk sengketa kepegawaian.
Otonomi Daerah
Otonomi berasal dari bahasa Yunani “autos” yang berarti sendiri dan “nomos” yang berarti
UU.
Hukum otonomi daerah
Seperaangkat peraturan hukum yang mengatur tentang hubungan pemerintah pusat dan
daerah menyangkut hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. (Najih)
Dasar otonomi daerah :
- Pasal 18 UUD 1945
- UU No. 5 tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah.
- UU No. 2 tahun 2015 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti undang-
undang no.2 tahun 2014 tentang perubahan atas undang-undang no. 23 tahun 2014
tentang pemerintahan daerah menjadi undang-undang.
Pembagian tugas antara alat-alat kelengkapan negara
 Pembagian horizontal
Petugas mempunyai kedudukan yang sama dengan petugas lain dalam lingkup tugas
yang berbeda.
 Pembagian vertikal
Sistem pembagian tugas atasan-bawahan.
Kewenangan pemerintah pusat yang tidak boleh disentuk oleh otonomi daerah :
- Moneter (keuangan)
- Pengadilan
- Hubungan luar negeri
- Agama
Pasal 2 UU No. 23 tahun 2014 :
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah provinsi dan daerah provinsi itu
dibagi atas daerah kabupaten dan kota.

Refleksi :
Setelah mempelajari materi ini, saya menjadi lebih paham mengenai administrasi negara,
sumber hukum administrasi negara, serta paham tentang AAUPB.
Referensi :
- Powerpoint “Administrative Law”
- Video conerence kelas besar Bu. Erna

Anda mungkin juga menyukai