Anda di halaman 1dari 7

Winda Sulistia Apriyani

XIII.I KA

Kromatografi Gas
1.Pengertian
Kromatografi gas adalah suatu metode analisis yang didasarkan pemisahan fisik
zat organik atau anorganik yang stabil pada pemanasan dan mudah diatsirikan. Pada
umumnya kegunaan kromatografi gas adalah untuk melakukan pemisahan dan
identifikasi senyawa yang mudah menguap dan juga untuk melakukan analisis kualitatif
dan kuantitatif senyawa  dalam campuran. Dalam kromatografi gas, fase bergeraknya
adalah gas dan zat terlarut terpisah sebagai uap. Pemisahan tercapai dengan partisi
sampel antara fase gas bergerak dan fase diam berupa cairan dengan titik didih tinggi
(tidak mudah menguap) yang terikat pada zat padat penunjangnya.
GC menggunakan gas sebagai gas pembawa/fase geraknya. Ada 2 jenis kromatografi gas,
yaitu :
1.    Kromatografi gas–cair (KGC) yang fase diamnya berupa cairan yang diikatkan
pada suatu pendukung sehingga solut akan terlarut dalam fase diam.
2.    Kromatografi gas-padat (KGP), yang fase diamnya berupa padatan dan kadang-
kadang berupa polimerik.
2.Prinsip
Prinsip dasar metode kromatografi gas adalah pemisahan komponen-komponen dalam
suatu campuran berdasarkan kepolarannya. Dimana komponen yang memiliki kedekatan
polaritas dengan fasa diam maka akan tertahan di kolom, sedangkan komponen yang
memiliki kedekatan polaritas dengan fasa gerak  akan terelusi keluar dari kolom.
3.Mekanisme Kerja
gas bertekanan tinggi dialirkan ke dalam kolom yang berisi fasa diam, kemudian
sampel berupa n-Heksana diinjeksikan ke dalam aliran gas dan ikut terbawa oleh gas
ke dalam kolom. Di dalam kolom akan terjadi proses pemisahan dari n-Heksana
menjadi komponen-komponen penyusunnya. Komponen-komponen tersebut satu
per satu akan keluar kolom dan mencapai detektor yang diletakkan di ujung
akhir kolom. Hasil pendeteksian direkam oleh rekorder dan dikenal
sebagai kromatogram. Jumlah peak pada kromatogram menyatakan jumlah
komponen yang terdapat dalam cuplikan dan kuantitas suatu komponen
ditentukan berdasarkan luas peaknya.
4.Instrumentasi

InstrumentasiGas pembawa (carrier gas) : gas pembawa atau yang sering kita sebut Fasa
gerak dalam
kromatografi gas digunakan untuk membawa solute ke dalam kolom. Gas-gas yang sering
dipakai adalah : helium, argon, nitrogen, karbon dioksida dan hidrogen. Gas helium dan
argon
sangat baik, tidak mudah terbakar, tetapi sangat mahal. H2 mudah terbakar, sehingga
harus
berhati-hati dalam pemakaiannya. Kadang-kadang digunakan juga CO2.

Tempat injeksi sampel (injector port) Fungsi dari tempat injeksi adalah untuk
mengantarkan
sampel ke dalam aliran gas pembawa. Penginjekan sampel dapat dilakukan secara manual
atau
secara otomatis (yang dapat menyesuaikan jumlah sampel).
Kolom Kolom merupakan tempat terjadinya proses pemisahan karena di dalamnya
terdapat fase
diam. Oleh karena itu, kolom merupakan komponen sentral pada GC.Ada 3 jenis kolom
pada GC
yaitu kolom kemas (packing column) dan kolom kapiler (capillary column); dan kolom
preparative (preparative column).
Detektor pendeteksi komponen-komponen yang telah dipisahkan dari kolom secara terus-
menerus, cepat, dan akurat.
Merupakan suatu gawai yang menunjukan dan mengukur banyaknya komponen yang
terpisah
dalam gas pembawa. Suhu detector harus panas agar cuplikan tak mengembun. Pelebaran
puncak
dan menghilangnya puncak komponen merupakan ciri khas terjadinya pengembunan
Seluruh detector ditutup dalam oven yang lebih panas disbanding dengan temperature
kolom.
Hal itu menghentikan kondensasi dalam detector (pada FID)
Recorder alat fungsinya alat untuk mencetak hasil perrcobaan pada sebuah kertas yang
hasilnya
disebut kromatogram (kumpulan puncak grafik).
Aplikasi Kromatografi gas biasanya digunakan dalam menganalisis pestisida dalam
air,tanah,
maupun tanaman, analisis kadar etanol dan methanol dalam bioethanol, analisisis gas gas
rumah
kaca dan banyak aplikasi lainnya.
5.Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan:
1.      Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggi.
2.      Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi pemisahan
yang tinggi.
3.      Gas mempunyai vikositas yang rendah.
4.      Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat sehingga analisis
relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi.
5.      Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase diam yang
sangat beragam yang akan memisahkan hampir segala macam campuran.
Kekurangan:
1.      Teknik kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap.
2.      Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam jumlah
besar. Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan pada tingkat gram
mungkin dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau ton sukar dilakukan kecuali
jika ada metode lain.
3.      Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase
diam dan zat terlarut.
6. Sampel yang Dianalisis
Produk gas alam, kemurnian pelarut, asam lemak, residu pestisida, polusi udara, alkohol,
steroid, minyak atsiri, flavor, dan ganja.

Spektrofotometri Massa
1. Pengertian
Spektroskopi massa adalah suatu metode analisis untuk mengetahui massa
molekul/Mr berdasarkan pada pengubahan komponen sampel menjadi ion-ion gas dan
memisahkannya berdasarkan perbandingan massa terhadap muatan (m/e) melalui
benturan dengan electron berenergi tinggi.
2. Prinsip Kerja
Cuplikan dimasukkan ke dalam sumber ion yang dijaga pada tekanan 10 -5 Torr.
Molekul-molekul cuplikan diionkan dan dipecahkan oleh benturan dengan aliran
electron, ion-ion, atom-atom cepat, foton, panas, atau potensial listrik tinggi. Ion-ion
positif dipisahkan dari ion-ion negative oleh potensial negative yang menarik ion positif
ke celah penganalisis massa. Dalam penganalisis, ion-ion bergerak cepat
menghamburkan dan kemudian difokuskan pada detector. Dari penganalisis, ion-ion
jatuh pada suatu eletroda pengumpul. Arus ion yang dihasilkan diperkuat dan dicatat
sebagai fungsi waktu.
3. Proses yang terjadi selama analisis

Sampel Ion Mass


Source Analyze
r

Data
Detector
analysis
Proses selama analisis dengan Spektrofotometer Massa, yaitu :
1. Ionisasi
Atom diionisasi dengan mengambil satu atau lebih elektron dari atom tersebut supaya
terbentuk ion positif. Pada tahap ionisasi ini setelah bombardemen molekul dengan
elektron yang berkekuatan 70 eV. Energi elektron tersebut akan diserap oleh molekul
dan terjadi pendorongan ionisasi dengan cara pembebasan satu elektron serta orbital
ikatan dan tidak ikatan.
2. Percepatan
Tahap dimana ion-ion dipercepat agar energi kinetiknya sama.
3. Pembelokkan
Ion-ion dibelokkan dengan menggunakan medan magnet, berdasarkan massa dan
besarnya muatan positif dari ion.

Di dalam medan magnet, ion-ion tersebut akan mengalami pembelokan yang


bergantung kepada:

a) Kuat medan listrik yang mempercepat aliran ion. Makin besar potensial listrik
yang digunakan, makin besar kecepatan ion dan makin kecil pembelokan.
b) Kuat medan magnet. Makin kuat magnet, makin besar pembelokan.
c) Massa partikel (ion). Makin besar massa partikel, makin kecil pembelokan.
d) Muatan partikel. Makin besar muatan, makin besar pembelokan
4. Pendeteksian
Sinar-sinar ion yang melintas dalam mesin tersebut dideteksi secara elektrik. Hasil
ionisasi dan fragmentasi yang terjadi di dalam ruang, sumber ion akan masuk ke dalam
analisator karena adanya pengaruh elektroda penolak dan pemusatan ion, yang diatur
supaya arus ion mengalir dengan maksimun. Fungsi analisator adalah sebagai
penganalisis massa, sehingga perbandingan massa ion dengan muatan yang sama akan
sampai ke detektor secara teratur.
Sampel yang diuji dengan menggunakan spekstroskopi massa adalah sampel
dalam bentuk gas, namun jika sampel yang diuji masih berbentuk cairan atau padatan
maka sampel harus dibuat dalam bentuk gas terlebih dahulu kemudian setelah itu baru
dapat diidentofikasi. Pada analisis ini sampel (gas) ditembak dengan berkas elektron
berenergi tinggi 70 eV sehingga menyebabkan atom atau molekul sampel berionisasi.
Ion-ion positif dipercepat oleh suatu beda potensial ke suatu medan magnet melalui
celah sempit. Kemudian di dalam medan magnet tersebut ion akan mengalami
pembelokkan. Pembelokkan tersebut tergantung pada :
- Kuat medan listrik yang mempercepat aliran ion
>> Potensial listrik ,>> kecepatan ion , << pembelokkan
- Kuat medan magnet
>> Medan magnet, >> pembelokkan
- Muatan partikel
>> Muatan partikel, >> pembelokkan

Setelah ion dibelokkan maka akan melewati detektor dan akan dideteksi secara elektrik.

4. Instrumentasi
1. Sistem Penanganan Cuplikan
Dalam sistem ini meliputi alat untuk memasukkan cuplikan, mikromanometer
untuk menentukan jumlah cuplikan yang masuk, alat (lubang molekul) pengukur ke
ruang pengionan serta sistem pemompaan. Pemasukan gas biasanya mudah,
pemindahan dari tabung ke alat meter lalu ke ruang pengionan. Cairan dimasukkan
dengan menyentuhkan pipet-mikro ke piringan gelas “sintered” atau lubang tertentu
terbuat dari air raksa atau galium atau dengan suntikan jarum hipodermis. Tabung
berisi cuplikan dipompa dengan es-kering (“dry es”), lalu dihangatkan untuk
menguapkan cuplikan ke sistem masukan (“inlet”). Sistem masukan yang dipanaskan
dipakai untuk cairan yang kurang atsir dan padatan. Pemasukan cuplikan secara
langsung ke ruang pengionan mengurangi batasan yang disebabkan oleh keatsiran dan
kemantapan termal.
2. Ruang Pengionan dan Pemercepat
Aliran gas dari lubang molekul masuk ke dalam ruang pengionan (bekerja
pada tekanan 10-6 hingga 10-5 Toor) dan disini ditembaki pada arah tegak lurus oleh
berkas elektron dari suatu filamen panas. Ion-ion positif yang terbentuk karena antar
aksi dengan berkas elektron itu terdorong lewat lubang (“slit”) pemercepat oleh suatu
medan elektrostatik lemah antara penolak (“repeller”) dan lubang pemercepat pertama
tadi. Kemudian suatu medan elektrostatik kuat antara lubang pemercepat pertama dan
kedua makin mempercepat laju layangan ion-ion tersebut. Di antara lubang-lubang
pemercepat tadi juga dilakukan pumpun tambahan.
Untuk memperoleh spektrum, medan magnet pada tabung penganalisis atau
tegangan mempercepat antara lubang pemercepat pertama dan kedua diubah-ubah.
Dengan demikian ion-ion secara berurutan dipumpun ke lubang pengumpul sebagai
fungsi massa.
3. Tabung Penganalisis dan Magnet
Tabung logam yang dihampakan (10-7 hingga 10-8 Torr) berbentuk
lengkung, tempat melayangnya berkas ion dari sumber ion ke pengumpul. Kutub-
kutub magnet (untuk radas besar biasa memakai elektromagnet) dipasang tegak lurus
bidang bagan. Yang terpenting disini ialah terdapatnya medan magnet yang amat
seragam serta mantap.
4. Pengumpul Ion dan Penguat
Pengumpul ion terdiri atas satu atau lebih lubang pengumpul serta suatu
silinder Faraday; berkas ion menumbuk pengumpul dalam arah tegak lurus, kemudian
isyarat diperkuat oleh suatu pengganda elektron.
5. Pencatat
Pencatat yang digunakan secara luas memakai liam buah galvanometer
terpisah yang mencatat serentak.

5. Kegunaan
a) Mengetahui komposisi unsur dari bahan yang dianalisa sehingga diketahui berat dan
rumus molekulnya
b) Mengetahui unsure senyawa baik senyawa organic maupun anorganik
c) Untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif suatu kompleks
d) Untuk penentuan struktur dari komponen permukaan padatan
e) Untuk menentukan perbandingan isotop atom dalam suatu sampel
f) Untuk menentukan berat molekul dengan sangat teliti sampai 4 angka dibelakang
desimal.
g) Spektoskopi massa dapat digunakan untuk mengetahui rumus molekul tanpa melalui
analisis unsure
6. Syarat sampel
a) Sampel dapat berupa gas, padatan, dan larutan sesuai dengan wujud sampel dan teknik
ionisasi yang dipilih
b) Sampel mudah mengion sesuai dengan teknik ionisasi yang dipilih
c) Sampel dapat non volatil/volatile sesuai dengan teknik ionisasi yang dipilih
d) Sampel biasanya berupa senyawa organic yang memiliki massa molekul yang besar
e) Sampel memiliki massa yang besar dan disesuai dengan teknik ionisasi yang dipilih
f) Sampel dapat berupa larutan berwarna dan tak berwarna

7. Kelebihan Spektrometri Massa


a) Dapat diaplikasikan untuk hampir semua senyawa volatile
b) Dapat menghasilkan spektrum massa
c) Fragmentasi menyediakan informasi struktur
d) Perpustakaan spektrum massa dapat dicari "sidik jari" massa EI spectral
e) Cepat dan mudah

8. Kekurangan Spektrometri Massa


a) Sampel harus secara termal mudah menguap dan stabil
b) Molekul Ion mungkin lemah atau tidak ada untuk banyak senyawa.
c) Hanya dapat menganalisis senyawa dengan berat molekul rendah (<1000 Amu)
d) Informasi strukturalnya terbatas
e) Untuk peptida massa fingerprint: protein harus murni, dan masalah dengan adanya
kontaminasi.

Anda mungkin juga menyukai

  • 1
    1
    Dokumen22 halaman
    1
    saifulbadri
    Belum ada peringkat
  • Ims MS
    Ims MS
    Dokumen2 halaman
    Ims MS
    Winda Sulistia
    Belum ada peringkat
  • Kapsaisin, Senyawa Aktif Cabai
    Kapsaisin, Senyawa Aktif Cabai
    Dokumen9 halaman
    Kapsaisin, Senyawa Aktif Cabai
    Winda Sulistia
    Belum ada peringkat
  • Pemanfaatan Uji Serologi
    Pemanfaatan Uji Serologi
    Dokumen6 halaman
    Pemanfaatan Uji Serologi
    Winda Sulistia
    Belum ada peringkat
  • PRINSIP GC
    PRINSIP GC
    Dokumen1 halaman
    PRINSIP GC
    Winda Sulistia
    Belum ada peringkat
  • Jamurpatogenparasit
    Jamurpatogenparasit
    Dokumen7 halaman
    Jamurpatogenparasit
    Winda Sulistia
    Belum ada peringkat
  • Petri Film
    Petri Film
    Dokumen6 halaman
    Petri Film
    Winda Sulistia
    Belum ada peringkat
  • CEMS
    CEMS
    Dokumen1 halaman
    CEMS
    Winda Sulistia
    Belum ada peringkat
  • Aplikasi LCMS
    Aplikasi LCMS
    Dokumen1 halaman
    Aplikasi LCMS
    Winda Sulistia
    Belum ada peringkat