Anda di halaman 1dari 9

KAPSAISIN

Winda Sulistia Apriyani


XIII.I KA
KAPSAISIN
Kapsaisin atau Capsaicin (8-methyl-N-vanillyl-6-
nonenamide)
adalah komponen aktif dari cabai, yang merupakan tanaman
dari genus Capsicum.
Kapsaisin dan beberapa senyawa terkait yang
disebut kapsaikinoida dan diproduksi sebagai metabolit
sekunder oleh cabai.
Produksi zat ini bertujuan sebagai bentuk adaptasi tumbuhan
untuk menghambat mamalia dan jamur tertentu.
KAPSAISIN
Kapsaisin memiliki asam amida dari vanilinamin dan asam
lemak pada cabang karbon ke 9 dan 11. Dimana 69%
kapsaisin memiliki efek untuk menstimulasi pertumbuhan
rambut.
Kapsaisin merupakan suatu komponen aktif yang umumnya
terdapat di dalam cabai yang menghasilkan panas. Kapsaisin
bersifat iritan terhadap mamalia termasuk manusia, dan
senyawa ini akan menimbulkan sensasi terbakar pada jaringan
manapun yang mengalami paparan. Cabai juga mengandung
minyak atsiri berupa capsicol.
KAPSAISIN

Efek Farmakologi
Capsaicin mempunyai beberapa efek farmakologi yang
penting, diantaranya adalah efek sebagai fibrinolytic
agent (Visudivan, 1982). Pada masa mendatang,
capsaicin dengan efek fibrinolitiknya diperkirakan
dapat menjadi salah satu terobosan baru dalam bidang
kedokteran untuk mengatasi penyakit jantung koroner
yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah
jantung.
Dalam bidang farmasi kapsaisin telah digunakan untuk
meringankan rasa nyeri dan pegal serta memiliki
aktivitas antikanker.
KAPSAISIN
Nama IUPAC
(6E)-N-[(4-Hydroxy-3-methoxyphenyl)methyl]-8-methylnon-
6-enamide

Nama lain
(E)-N-(4-Hydroxy-3-methoxybenzyl)-8-methylnon-6-
enamide
8-Methyl-N-vanillyl-trans-6-nonenamide
trans-8-Methyl-N-vanillylnon-6-enamide
(E)-Capsaicin
Capsicine
Capsicin
CPS
KAPSAISIN
Sifat Fisika dan Sifat Kimia
Rumus kimia : C18H27NO3
Massa molar : 305,42 g·mol−1
Bentuk : kristal bubuk putih
Bau : sangat mudah menguap dan menyengat
Titik lebur :62 hingga 65 °C (144 hingga 149 °F; 335 hingga
338 K)
Titik didih :210 hingga 220 °C (410 hingga 428 °F; 483
hingga 493 K) 0.01 Torr
Kelarutan dalam air : 0.0013 g/100 mL
Kelarutan larut dalam alkohol, eter, benzena agak larut
dalam CS2 (karbon disulfida), HCl, dan minyak
Tekanan uap :1,32×10−8 mm Hg at 25 °C
KAPSAISIN
Penentuan kadar kapkaisin secara
KCKT
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengukur secara
kuantitatif kadar kapsaisin yang terkandung dalam bumbu masak
instan, sebagai pembanding standar kapsaisin yang digunakan
dengan gradien konsentrasi. Metode yang digunakan menggunakan
prinsip “Like Dissolve Like” dan ekstraksi sampel menggunakan
kloroform untuk mengikat kapsaisin dari bumbu instan. Pada
instrumen, waktu running alat dipilih pada panjang gelombang
227nm dan 281nm serta gradien konsentrasi dari standar dan
ekstraknya (1ppm, 2ppm, 5ppm, 10ppm, 20ppm, 40ppm). Hasil
menunjukkan bahwa kapsaisin yang terkandung di dalam ekstrak
mengandung nilai AUC yang lebih tinggi pada 271nm dibanding
281nm. Ditemukan konsentrasi kapsaisin sejumlah 0,9905ppm pada
panjang gelombang 227nm dan 3,0872ppm pada panjang
gelombang 281nm.
KAPSAISIN
Identifikasi
Pada penglihatan langsung dibawah sinar Ultra Violet pada
lempeng silicagel yang berfluoresensi, capsaicin memberikan
warna biru gelap agak ungu pada Rf 0.47. Penyemprotan
dengan Reagen Gibb’s 0.01% juga memberikan warna biru
pada Rf 0.47. Dari ketiga eluen yang diuji. Dietil eter
merupakan eluen yang terbaik untuk memisahkan capsaicin
dari pigmen warna. Tetapi ketiga eluen tersebut tidak dapat
memisahkan capsaicin dari dihydrocapsaicin, karena baik
capsaicin standar A maupun B hanya memberikan satu bercak
warna biru pada Rf 0.47. Seharusnya apabila terjadi
pemisahan antar capsaicin dan dihydrocapsaicin, maka pada
standar B akan terlihat dua bercak berwarna biru.
KAPSAISIN

http://journal.unpad.ac.id/farmaka/article/view/9290/
4163
https://media.neliti.com/media/publications/150637-
ID-none.pdf

Anda mungkin juga menyukai