Anda di halaman 1dari 31

Makalah

PARAGRAF

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Abdul Mukhlis, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Muchamad Fajri Islami (2321003)

Uki Adi Prasetiya (2321004)

Sinta Lestari (2321005)

Himatul Fiqriza (2321025)

Musyarofah Khoirunnisa (2321026)

Muhammad Nadhiful Akmal (2321027)

KELAS A

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN

2021

i
Kata Pengantar
Puji syukur penulis kehadirat Allah swt yang telah memberikan kekuatan
dan kemampuan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Paragraf sesuai rencana. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad saw, para sahabatnya, serta orang-orang yang
mau mengikuti sunnah-sunnahnya, Aamin.
Ucapan terimakasih kami tujukan kepada Bapak Abdul Mukhlis, M.Pd,
selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia atas tugas yang telah diberikan
sehingga menambah wawasan penulis tentang Paragraf. Dan kepada semua pihak
yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Semoga bantuan dari berbagai pihak
terkait mendapat balasan dari Allah SWT., dengan pahala yang berlipat ganda,
Aamiin.
Makalah ini tentu tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik konstruktif dari
pembaca guna penyempurnaan penulisan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah
ini menambah khasanah keilmuan dan bermanfat bagi mahasiswa. Amin yaa
robbal ‘ alamin.

Pekalongan, 19 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
1. Seperti apa definisi paragraf?.....................................................................................1
2. Seperti apa syarat-syarat paragraf yang baik?............................................................1
3. Apa saja unsur-unsur paragraf?..................................................................................1
4. Seperti apa variasi paragraf?......................................................................................1
5. Apa saja jenis-jenis paragraf?.....................................................................................1
6. Bagaimana jenis paragraf menurut teknik pemaparannya?........................................1
7. Bagaimana pengembangan paragraf deduktif, induktif, dan deduktif-induktif?.........1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2
1. Untuk mendefinisikan paragraf..................................................................................2
2. Untuk menjelaskan syarat-syarat paragraf yang baik.................................................2
3. Untuk menjelaskan unsur-unsur paragraf...................................................................2
4. Untuk mengetahui variasi paragraf............................................................................2
5. Untuk mengetahui jenis-jenis paragraf.......................................................................2
6. Untuk menjabarkan jenis paragraf menurut teknik pemaparannya.............................2
7. Untuk menjabarkan pengembangan paragraf deduktif, induktif, dan deduktif-
induktif...............................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. Definisi Paragraf......................................................................................................3
B. Syarat-Syarat Paragraf yang baik..........................................................................4
C. Unsur-Unsur Paragraf.............................................................................................8
D. Variasi Struktur Paragraf.......................................................................................9
E. Jenis-Jenis Paragraf...............................................................................................10
F. Paragraf menurut teknik pemaparannya............................................................11
G. Pengembangan Paragraf...................................................................................15

iii
BAB III...........................................................................................................................23
PENUTUP......................................................................................................................23
A. Kesimpulan.............................................................................................................23
B. Saran.......................................................................................................................24
C. Pembagian Tugas Kelompok dalam makalah......................................................24
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................25

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Paragraf merupakan hal yang tidak terlepaskan dalam sebuah karya tulis.
Paragraf merupakan salah satu struktur dari penulisan, seperti artikel, jurnal,
makalah sampai surat dinas penting memakai paragraf. Paragraf adalah karangan
mini. Artinya, semua unsur karangan yang panjang ada dalam paragraf. Sebuah
pemikiran karya tulis mengandung unsur paragraf, fungsi paragraf untuk
menciptakan tulisan tertata, terstruktur, dan rapih.

Banyak orang yang tidak mengerti mengenai paragraf. Oleh karena itu
dalam makalah ini akan membahas seputar paragraf, untuk pembaca lebih tahu
apa itu paragraf serta mengaplikasikan paragraf ke dalam sebuah karya tulis nya.

B. Rumusan Masalah

1. Seperti apa definisi paragraf?

2. Seperti apa syarat-syarat paragraf yang baik?

3. Apa saja unsur-unsur paragraf?

4. Seperti apa variasi paragraf?

5. Apa saja jenis-jenis paragraf?

6. Bagaimana jenis paragraf menurut teknik pemaparannya?

7. Bagaimana pengembangan paragraf deduktif, induktif, dan deduktif-


induktif?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mendefinisikan paragraf

2. Untuk menjelaskan syarat-syarat paragraf yang baik

3. Untuk menjelaskan unsur-unsur paragraf

4. Untuk mengetahui variasi paragraf

5. Untuk mengetahui jenis-jenis paragraf

6. Untuk menjabarkan jenis paragraf menurut teknik pemaparannya

7. Untuk menjabarkan pengembangan paragraf deduktif, induktif, dan


deduktif-induktif

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Paragraf
Paragraf ialah syarat dalam sebuah karya tulisan yang terdiri dari beberapa
kalimat-kalimat yang tersusun secara sistematis. Paragraf merupakan bagian dari
sebuah karangan yang terdiri sejumlah kalimat yang menjelaskan satuan informasi
dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran pengembang sebagai
pendukung nya. Pargraf yang terdiri atas satu kalimat tidak menunjukkan
kesempurnaan atau ketuntasan.

Dalam karangan panjang, paragraf memiliki fungsi dan arti yang penting.
Dengan paragraf, pengarang dapat mengekspresikan keseluruhan gagasan secara
utuh, runtut, menyatu, dan sempurna sehingga dapat dipahami oleh pembaca
sesuai kenginginan penulis. Karangan yang terdiri dari beberapa paragraf berisi
pikiran utama dan diikuti penjelas, sebuah paragraf belum tentu menciptakan
keseluruhan karangan. Walaupun itu, sebuah paragraf sudah merupakan sebuah
gagasan informasi yang dibuat oleh penulis. Ada kalanya, sebuah karangan terdiri
hanya satu paragraf karena karangan nya merupakan satu gagasan pikiran.

Untuk mewujudkan suatu kesatuan pikiran dalam paragraf, yang terdiri


dari satu pikiran utama dan beberapa pikiran lainnya dapat dipolakan: pikiran
utama, beberapa pikiran pengembang, pikiran penjelas, atau pemikiran
pendukung. Pikiran pengembang tersebut dapat dibedakan fungsi nya sebagai
pikiran pendukung dan pikiran penjelas. Pikiran utama akan dikembangkan
dengan beberapa pikiran pendukung, dan setiap pikiran pendukung akan
dikembangkan dengan beberapa pikiran penjelas.

Salah satu cara untuk menyusun kalimat-kalimat pembangun paragraf itu


yaitu menempatkan kalimat utama sebagai kalimat pertama yang kemudian

3
kalimat-kalimat pendukung dan penjelas. Setelah kita memberikan pengembangan
yang sudah cukup atau jelas, maka ditutup dengan kesimpulan.1

B. Syarat-Syarat Paragraf yang baik


1. Kesatuan

Setiap paragraf mengandung satu gagasan dasar dan sejumlah


gagasan pengembang. Gagasan dasar itu dikemukakan ke dalam kalimat
topik.Gagasan pengembang dikemukakan ke dalam kalimat
pengembang.Kalimat satu dengan yang lain saling berhubungan.Berikut ini
diberikan contoh paragraf yang berisi gagasan dasar yang terkandung dalam
kalimat yang bercetak tebal sebagai kalimat topik dan gagasan pengembang
dikemukakan dalam kalimat-kalimat lainnya.

“Kasus siswa yang memersekusi atau melakukan tindakan


sewenang-wenang terhadap gurunya viral di media sosial. Siswa
berinisial AA itu melawan ketika ditegur saat merokok di kelas dan
sempat viral di media sosial, akhirnya siswa tersebut meminta
maaf.”merdeka.com Kasus penganiayaan murid terhadap guru

Berdasarkan contoh tersebut terlihat bahwa paragraf mengandung sejumlah


kalimat pengembang yang mengandung sejumlah gagasan pengembang.

2. Pengembangan

Gagasan dasar dinyatakan ke dalam kalimat topik dan gagasan


pengembang dinyatakan ke dalam kalimat-kalimat penjelas/lanjutan.
Contoh paragraf dapat diperhatikan sebagai berikut.

"Siang tadi kami kumpulkan semua pihak, dinas terkait, dan


institusi terkait. Ada kepala sekolah dan yayasan, serta tokoh masyarakat
menyaksikan proses mediasi tadi jam 14.00 siang. Alhamdulillah mereka

1
Widjono Hs., Bahasa Indonesia cet. 2 (Jakarta: PT. Grasindo, 2007), hlm. 173-175

4
sepakat berdamai dengan dibuat surat pernyataan bersama," kata Kapolsek
Wringinanom, AKP Supiyan, kepada merdeka.com, Minggu (10/20).

Paragraf tersebut berisi satu gagasan dasar, yakni Kesepakatan


berdamai antara guru dengan murid yang sedang dalam mediasi permasalahan
dan dua gagasan pengembang, yakni Semua pihak, dinas terkait, institusi terkait
serta tokoh masyarakat menyaksikan proses mediasi yang menghasilkan
kesepakatan berdamai dengan dibuat surat pernyataan bersama. Berarti, contoh
paragraf tersebut menunjukkan bahwa sudah ada pengembangan paragraf.

3. Kepaduan atau koherensi

Kepaduan / koherensi merupakan keselarasan hubungan antar gagasan


dalam paragraf yang juga keselarasan hubungan antar kalimat dalam paragraf.
Terbentuknya paragraf berasal dari kalimat-kalimat yang saling mendukung
satu dengan lainnya. Hubungan kalimat-kalimat itu agar terlihat selaras, maka
harus dipadukan. Kepaduan tersebut diwujudkan dalam hubungan
antarkalimat yang membentuk paragraf. Terdapat beberapa cara / syarat
kepaduan paragraf, yaitu menggunakan urutan pikiran, penghubung, dan kata
pengganti.

“Jalan raya anyer-panarukan merupakan hasil pemerintahan


gubernur Batavia pada saat itu, yaitu gubernur Herman Willem Daendels.
Jalan tersebut dibangun dari anyer hingga panarukan yang panjang nya
kurang lebih 1.000 km di pulau jawa. Jalan tersebut dikenal sebagai Jalan
Daendels, atau nama lain nya anyer-panarukan. Jalan tersebut memiliki
sejarah kelam, yang dimana pekerja local dipekerjakan tanpa menerima
gaji. Bukan gubernur Daendels yang enggan memberi gaji kepada pekerja,
namun uang tersebut dikorupsi oleh bupati dari pihak kita sendiri.
Daendels sudah memberi uang kepada bupati kurang lebih sebesar 30
ringgit”.

Isi dari paragraf diatas menunjukkan bahwa isi kalimat-kalimatnya saling


berhubungan dengan serasi atau selaras. Gagasan dasar paragraf tersebut

5
adalah pekerja lokal mempunyai peran penting dalam pembangunan Jalan utama
Anyer-Panarukan. Gagasan pengembangnya terletak pada kalimat kesatu, dan
ketiga.

4. Kekompakan atau Kohesi

Persyaratan kekompakan mengatur hubungan antarkalimat yang


diwujudkan oleh adanya bentuk-bentuk kalimat atau bagian kalimat yang
cocok dalam paragraf. Kekompakan tersebut dikelompokkan menjadi dua,
yaitu kekompakan structural. Kekompakan struktural ditandai oleh adanya
hubungan struktur kalimat-kalimat yang digunakan dalam paragraf dan
kekompakan leksikal ditandai oleh adanya kata-kata yang digunakan dalam
paragraf untuk menandai hubungan antar kalimat atau bagian paragraf.
Kekompakan struktural diungkapkan dengan struktur kalimat yang kompak dan
serasi, yakni dengan menggunakan pengulangan atau repetisi struktur
kalimat dalam pengungkapan gagasan yang berbeda. Kekompakan struktural
dinyatakan juga dengan penggunaan kata penghubung kalimat atau konjungsi
hubungan antarkalimat, seperti jadi, selanjutnya, oleh sebab itu, akibatnya,
singkatnya, mula-mula, kemudian, akhirnya, dll.

5. Pengembangan Paragraf
Pengembangan Paragraf adalah pembentukan paragraf dalam teks
dikaitkan dengan paragraf yang lain. Hasil pengembangan ini ialah untaian
paragraf yang menunjukkan paragraf yang cocok dengan paragraf yang lain.
Contoh berikut ini adalah pengembangan paragraf bersifat setara dan bertingkat.2

 Contoh pengembangan paragraf bersifat setara

Secara umum pengelolaan sampah di perkotaan dilakukan melalui 3 tahap,


yaitu : pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir. Aboejoewono (1985)
menggambarkan secara sederhana tahapan-tahapan dari proses kegiatan dalam
pengelolaan sampah sebagai berikut :
2
Soeisniwati Lidwina, “PENULISAN PARAGRAF DALAM KARYA ILMIAH MAHASISWA”
(Semarang: JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 1, Edisi Februari 2013 (ISSN : 2252-7826)), hlm.
40-43

6
1) Pengumpulan diartikan sebagai pengelolaan sampah dari tempat asalnya
sampai ke tempat pembuangan sementara sebelum menuju tahapan
berikutnya. Pada tahapan ini digunakan sarana bantuan berupa tong
sampah, bak sampah, peti kemas sampah, gerobak dorong maupun tempat
pembuangan sementara (TPS/Dipo). Untuk melakukan pengumpulan,
umumnya melibatkan sejumlah tenaga yang mengumpulkan sampah setiap
periode waktu tertentu.
2) Tahapan pengangkutan dilakukan dengan menggunakan sarana bantuan
berupa alat transportasi tertentu menuju ke tempat pembuangan
akhir/pengolahan. Pada tahapan ini juga melibatkan tenaga yang pada
periode waktu tertentu mengangkut sampah dari tempat pembuangan
sementara ke tempat pembuangan akhir (TPA).
3) Pada tahap pembuangan akhir/pengolahan, sampah akan mengalami
pemrosesan baik secara fisik, kimia maupun biologis sedemikian hingga
tuntas penyelesaian seluruh proses.3
 Contoh pengembangan paragraf bersifat bertingkat

Indonesia adalah ekonomi pasar di mana perusahaan milik negara


(BUMN) dan kelompok usaha swasta besar (konglomerat) memainkan peran
penting. Ada ratusan kelompok swasta yang terdiversifikasi yang berbisnis di
Indonesia (namun mereka merupakan sebagian kecil dari jumlah total perusahaan
yang aktif di Indonesia). Bersama dengan para BUMN mereka mendominasi
perekonomian domestik. Ini juga berarti bahwa kekayaan terkonsentrasi di
bagian atas masyarakat (dan biasanya ada kaitan erat antara elit korporat dan elite
politik di negara ini).

Usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia, yang bersama-sama


berkontribusi 99 persen dari jumlah total perusahaan yang aktif di Indonesia,
tidak kalah pentingnya. Mereka menyumbang sekitar 60 persen dari PDB
Indonesia dan menciptakan lapangan kerja untuk hampir 108 juta orang

3
Mukti Aji, “Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu”, http://mukti-
aji.blogspot.com/2008/05/sistem-pengelolaan-sampah-terpadu.html (Diakses tanggal 17
Oktober 2021)

7
Indonesia. Ini berarti bahwa usaha mikro, kecil dan menengah merupakan tulang
punggung perekonomian Indonesia.

Ada tanda-tanda bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai


mempercepat lagi setelah perlambatan ekonomi di tahun 2011-2015. Dengan
demikian kita mungkin berada pada awal sebuah masa yang dicirikhaskan
pertumbuhan ekonomi yang pesat. Namun, juga harus digarisbawahi bahwa
Indonesia adalah negara yang kompleks dan berisi risiko tertentu untuk investasi.
Lagipula, dinamika dan konteks negara ini ikut membawa risiko. Untuk
menyadari risiko yang terlibat kami menyarankan Anda untuk membaca bagian
Risiko Investasi di Indonesia dan melacak perkembangan ekonomi, politik dan
sosial terbaru di Indonesia melalui bagian Berita, bagian Bisnis dan bagian
Keuangan.4

C. Unsur-Unsur Paragraf
Paragraf mesti logis dan sistematis, guna untuk menyampaikan jalan
pikiran kepada pembaca. Alat untuk melahirkan susunan yang logis dan sistematis
yakni unsur-unsur paragraf. Unsur-unsur paragraf mencakup atas transisi, kalimat
topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.

1) Transisi yakni penghubung antar paragraf. Transisi mempunyai fungsi


sebagai penghubung jalan pikiran dua paragraf yang berdekatan. Transisi
tidak harus ada dalam setiap paragraf. Kehadiran transisi bergantung pada
pertimbangan pengarang.
2) Kalimat topik adalah perwujudan pernyataan ide paragraf dalam bentuk
umum atau abstrak. Kalimat topik dalam bahasa Indonesia dikenal dengan
istilah pikiran utama, pokok pikiran, ide pokok, dan kalimat pokok.
3) Sebagian besar, kalimat-kalimat yang terdapat dalam suatu paragraf
termasuk kalimat pengembang. Susunan kalimat pengembang tidak

4
Indonesia-Investment, “Ekonomi Indonesia”, https://www.indonesia-
investments.com/id/budaya/ekonomi/item177? (Diakses tanggal 17 Oktober 2021)

8
sembarangan. Urutan kalimat pengembang sebagai perkembangan ide
pokok dalam paragraf.
4) Kalimat penegas adalah elemen paragraf yang keempat dan terakhir.
Fungsi kalimat penegas ada dua, yaitu kalimat penegas sebagai pengulang
atau penegas kembali kalimat topik. Fungsi selanjutnya, kalimat penegas
sebagai daya penarik bagi para pembaca atau sebagai selingan untuk
menghilangkan kejemuan. Pemakaian kalimat-kalimat penegas, apabila
pengarang merasa membutuhkan untuk penunjang adanya informasi.5

D. Variasi Struktur Paragraf


Struktur paragraf yang baik memiliki 4 variasi, yaitu:

1) Satu gagasan utama yang dijelaskan oleh banyak kalimat pengembang


langsung tanpa pengembang tak langsung. Variasi struktur paragraf ini
adalah gagasan utama yang digunakan dalam kalimat utama dan
dikembangkan oleh beberapa kalimat pengembang langsung, sementara
setiap kalimat pengembang langsung tidak dikembangkan lagi oleh kalimat
pengembang tak langsung.
2) Satu gagasan utama yang dijelaskan oleh satu kalimat pengembang
langsung dan banyak pengembang tak langsung. Variasi struktur paragraf
ini adalah gagasan utama diterangkan oleh satu kalimat pengembang
langsung, kemudian pengembang itu dikembangkan oleh beberapa kalimat
pengembang tak langsung.
3) Satu gagasan utama yang dijelaskan oleh banyak kalimat pengembang
langsung dan satu pengembang tak langsung. Variasi struktur paragraf ini
adalah satu gagasan utama diterangkan oleh beberapa kalimat pengembang
langsung dan salah satu kalimat pengembang langsung itu mempunyai
kalimat pengembang tak langsung.

5
Djago Tarigan. 2008. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya.
Bandung: Angkasa.

9
4) Satu gagasan utama yang dijelaskan oleh banyak kalimat pengembang
langsung dan banyak pengembang tak langsung. Dalam variasi ini kalimat
pengembang tak langsung itu dapat berinduk kepada satu atau beberapa
kalimat pengembang langsung. Akan tetapi, harus dicatat bahwa tidak
setiap kalimat pengembang langsung dapat memiliki kalimat pengembang
tak langsung.

E. Jenis-Jenis Paragraf
Berdasarkan fungsi dan letaknya, paragraf dapat dibedakan atas:

1) Paragraf Pembuka

Paragraf ini harus bisa berfungsi menjadi pengantar bagi pembaca menuju
pokok permasalahan yang akan diulas. Selain itu, paragraf ini harus ditampilkan
semenarik mungkin agar pembaca berminat untuk melanjutkan aktivitas
membacanya sampai akhir tulisan.

Ada beberapa teknik membuka sebuah tulisan, diantaranya adalah


memulai dengan anekdor (cerita menarik, aneh, lucu), pertanyaan, fakta, statistik,
kutipan, peribahasa, pengalaman, lagu/ puisi yang terkait dengan topik; memberi
ulasan (preview) atas beberapa temuan dari orang-orang terdahulu; memulai
dengan pernyataan yang umum atau akrab dengan pembaca; dan menyatakan
subtopik atau rencana penulisan.

2) Paragraf Penghubung

Yang dimaksud dengan paragraf penghubung adalah semua paragraf yang


terletak diantara paragraf pembuka dan paragraf penutup. Oleh karena itu, dalam
membentuk paragraf-paragraf penghubung harus diperhatikan agar hubungan
antarparagraf tersusun secara teratur dan logis.

Paragraf ini berisi inti persoalan yang akan dikemukakan, sehingga


biasanya terdiri atas lebih dari tiga paragraf. Di bagian ini dikembangkan secara

10
tuntas apa yang menjadi tujuan penulisan yang telah diungkapkan didalam bagian
pendahuluan.

3) Paragraf Penutup

Paragraf penutup adalah paragraf yang berfungsi untuk menutup atau


mengakhiri sebuah tulisan atau karangan, sehingga letaknya pun berada di bagian
akhir. Paragraf ini mengandung kesimpulan dari apa yang telah diuraikan dalam
paragraf-paragraf penghubung.

Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk menutup sebuah tulisan,
antara lain: meringkas hal-hal penting yang telag dibicarakan; memparafrasakan
gagasan pokok seluruh tulisan; menyajikan penafsiran isi tulisan; memberi
pendapat terhadap topik; memberi kesimpulan mengenai isi tulisan; memberi
kutipan, proyeksi permasalahan; memberi anjuran ke pembaca dan prediksi; dan
menyatakan pemecahan permasalahannya.6

F. Paragraf menurut teknik pemaparannya


Menurut teknik pemaparannya, paragraf dapat dibagi menjadi lima
macam, yaitu deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi dan persuasi. Berikut
pemaparannya:

 Paragraf Deskripsi

Paragraf deskripsi merupakan paragraf yang menunjukkan sesuatu dengan


jelas dan terperinci. Paragraf deskripsi memiliki tujuan untuk melukiskan atau
memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga
pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca, atau merasakan hal
yang dideskripsikan.

Contoh : Keadaan Banjir, Suasana di Pasar

6
Asul Wiyanto. 2006. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: PT Grassindo, hlm. 81-83

11
 Paragraf Eksposisi

Paragraf Eksposisi ialah berisi penjelasan.

Jika ada paragraf yang menjawab pertanyaan apakah itu? Dari mana
asalnya? Paragraf tersebut ialah sebuah paragraf eksposisi. Eksposisi yakni sebuah
karangan yang menyediakan sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya,
pembaca mendapat pengetahuan atau informasi yang sejelas – jelasnya.

Contoh : Laporan

Dalam paragraf eksposisi, ada beberapa jenis pengembangan, yaitu

 Eksposisi Definisi

 Eksposisi Proses

 Eksposisi Klasifikasi

 Eksposisi Ilustrasi (contoh)

 Eksposisi Perbandingan & Pertentangan, dan

 Eksposisi Laporan.

Topik – Topik yang dapat dikembangkan menjadi Paragraf Eksposisi

Tujuan paragraf eksposisi adalah memaparkan atau menjelaskan sesuatu


agar pengetahuan pembaca bertambah. Oleh karena itu, topik-topik yang
dikembangkan dalam paragraf eksposisi berkaitan dengan penyampaian
informasi. Berikut ini contoh – contoh topik yang dapat dikembangkan menjadi
sebuah paragraf eksposisi.

1. Manfaat menjadi orang kreatif

2. Bagaimana proses penyaluran bantuan langsung?

12
3. Konsep bantuan langsung tunai.

4. Faktor – faktor penyebab mewabahnya penyakit flu burung.

 Paragraf Argumentasi

Paragraf Argumentasi adalah paragraf atau karangan yang membuktikan


kebenaran tentang sesuatu.

Untuk memperkuat ide atau pendapatnya penulis wacana argumetasi menyertakan


data-data pendukung. Tujuannya, pembaca menjadi yakin atas kebenaran yang
disampaikan penulis.

Dalam paragraf argumentasi, biasanya ditemukan beberapa ciri yang mudah


dikenali. Ciri- ciri tersebut misalnya

1. Ada pernyataan, ide, atau pendapat yang dikemukakan penulisnya

2. Alasan, data, atau fakta yang mendukung pembenaran berdasarkan data


dan fakta yang disampaikan. Data dan fakta yang digunakan untuk
menyusun wacana atau paragraf argumentasi dapat diperoleh melalui
wawancara, angket, observasi, penelitian lapangan, dan penelitian
kepustakaan.

Pada akhir paragraf atau karangan, perlu disajikan kesimpulan. Kesimpulan ini
yang membedakan argumentasi dari eksposisi.

Tujuan yang ingin dicapai melalui pemaparan argumentasi ini, antara lain :

1. Melontarkan pandangan / pendirian

2. Mendorong atau mencegah suatu tindakan

3. Mengubah tingkah laku pembaca

4. Menarik simpati

Contoh : Laporan penelitian ilmiah, karya tulis

13
 Paragraf Narasi

Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau


kejadian. Dalam karangan atau paragraf narasi terdapat alur cerita, tokoh, setting,
dan konflik. Paragraf naratif tidak memiliki kalimat utama.

Paragraf naratif disusun dengan merangkaikan peristiwa-peristiwa yang


berurutan atau secara kronologis. Tujuannya, pembaca diharapkan seolah-olah
mengalami sendiri peristiwa yang diceritakan.

Contoh : Novel, Cerpen, Drama

Paragraf narasi dibedakan atas dua jenis, yaitu narasi


ekspositoris  dan narasi sugestif. Paragraf narasi ekspositoris berisikan rangkaian
perbuatan yang disampaikan secara informatif sehingga pembaca mengetahui
peristiwa tersebut secara tepat.

Paragraf narasi sugestif adalah paragraf yang berisi rangkaian peristiwa


yang disusun sedemikian rupa seehingga merangsang daya khayal pembaca,
tentang peristiwa tersebut.

 Paragraf Persuasi

Paragraf Persuasi merupakan paragraf yang berisi imbauan atau ajakan


kepada orang lain untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan oleh
penulisnya. Oleh karena itu, biasanya disertai penjelasan dan fakta-fakta sehingga
meyakinkan dan dapat mempengaruhi pembaca.

Pendekatan yang dipakai dalam persuasi adalah pendekatan emotif yang berusaha
membangkitkan dan merangsang emosi.

Contoh :

1. propaganda kelompok / golongan, kampanye

14
2. iklan dalam media massa, selebaran, dsb.7

G. Pengembangan Paragraf

1. Pola Pengembangan Paragraf Perbandingan

Paragraf perbandingan adalah paragraf yang kalimat topiknya berisi


perbandingan dua hal. Kalimat topik tersebut kemudian dikembangkan dengan
memerinci perbandingan tersebut dalam bentuk yang konkret atau bagian-bagian
kecil.

“Minat baca masyarakat Indonesia harus ditingkatkan dan buta


aksara harus terus diberantas. Peningkatan minat baca perlu dilakukan
karena pada masa perkembangan teknologi, masyarakat banyak disuguhi
informasi di berbagai media. Media itu harus dimanfaatkan masyarakat
untuk meningkatkan pengetahuan.”

Paragraf di atas merupakan jenis paragraf deduktif. Paragraf yang


memiliki kalimat topik di awal paragraf. Terlihat dengan jelas, kalimat topik
berisi perbandingan dua hal. Kalimat topik tersebut membandingkan minat baca
masyarakat Indonesia harus ditingkatkan dan buta aksara harus terus diberantas.
Kemudian kalimat pengembang memerinci kalimat topik supaya pembaca lebih
memahami isi teks tersebut.

2. Pola Pengembangan Paragraf Pertanyaan

Paragraf pertanyaan adalah paragraf yang kalimat topiknya dijelaskan dengan


kalimat tanya

7
Umi Aisya Bilal, “Macam-macam Paragraf”,
https://mastiahumiaisyabilal.wordpress.com/2018/10/27/macam-macam-paragraf/amp/
(Diakses tanggal 17 Oktober 2021)

15
“Lalu apakah dampak negatif dari pemakaian sebuah ponsel murah
tersebut? Kita mungkin jarang bahkan tidak mau tahu apa saja efek negatif
yang nantinya kita terima. Namun, sebagai manusia tentunya kita perlu
tahu apa saja yang akan berimbas pada kita. Ponsel merupakan salah satu
alat komunikasi yang bisa memancarkan suatu sinar radiasi. Sinar ini
dipercaya dapat menimbulkan penyakit kanker apabila terlalu banyak
terkena tubuh kita. Apakah selama ini kita menyadai bahwa sinar tersebut
terus menerus mengenai tubuh kita ketika kita menelpon serta melakukan
suatu percakapan melalui ponsel? Sinar tersebut masuk melalui telinga dan
sekaligus secara berkala akan mengganggu cara kerja otak kita.”

Paragraf di atas merupakan jenis paragraf deduktif. Paragraf yang


memiliki kalimat topik di awal paragraf yang terdapat pada kalimat “Lalu apakah
dampak negatif dari pemakaian sebuah ponsel murah tersebut?”. Kalimat tersebut
merupakan kalimat pertanyaan yang selanjutnya dipaparkan ke dalam kalimat
pengembang. Kemudian kalimat pengembang menjelaskan tentang pertanyaan
tersebut yakni tentang pengertian ponsel dan dampak negatif dari ponsel sehingga
pembaca dapat memahami bacaan dengan baik.

3. Pola Pengembangan Paragraf Sebab-Akibat

Pola pengembangan paragraf sebab-akibat adalah paragraf yang kalimat topiknya


dikembangkan oleh kalimat-kalimat sebab atau akibat.

“Tsunami tercipta saat permukaan dasar laut bergerak naik turun di


sepanjang patahan selama gempa terjadi. Patahannya menyebabkan
keseimbangan air menjadi terganggu. Makin besar daerah patahan yang
terjadi, makin besar pula tenaga gelombang yang dihasilkan. Selain itu,
tsunami juga tercipta karena meletusnya gunung berapi yang
menyebabkan pergerakan air dilaut atau perairan sekitarnya sangat tinggi.
Gelombang yang besar menyebabkan banjir dan kerusakan saat
menghantam pantai.”

16
Kalimat topik di atas terdapat pada kalimat awal yang biasa disebut
paragraf deduktif. Kalimat topik pada teks di atas adalah “Tsunami tercipta saat
permukaan dasar laut bergerak naik turun di sepanjang patahan selama gempa
terjadi”. Kalimat topik ini merupakan sebab, sedangkan yang menjadi akibatnya
adalah kalimat pengembang yang merupakan akibat yaitu gelombang yang besar
menyebabkan banjir dan kerusakan saat menghantam pantai.

4. Pola Pengembangan Paragraf Contoh

Paragraf contoh adalah paragraf yang kalimat topiknya dikembangkan dengan


contoh-contoh sehingga kalimat topik jelas pengertiannya

“Pertama, aneka tanaman sayurmayur, seperti kacang panjang,


cabai kangkung darat, dan terong, misalnya, dapat ditanam di media selain
tanah. Khusus untuk kangkung darat dapat dibudidayakan di bumbung
bumbu yang disulap menjadi semacam pot.”

Tanaman terong, kencur, dan jahe, dapat dibudidayakan di media kantong


plastik dan pot. Kalimat topik di atas terdapat pada kalimat awal yang biasa
disebut paragraf deduktif. Kalimat topik pada paragraf di atas adalah “Pertama,
aneka tanaman sayur-mayur, seperti kacang panjang, cabai kangkungdarat, dan
terong, misalnya, dapat ditanam di media selain tanah.” Kalimat topik tersebut
dijelaskan dengan kalimat-kalimat pengembang berupa contoh sayur-mayur.
Kemudian kalimat pengembang menjelaskan lebih rinci mengenai tanaman sayur
mayur sehingga pembaca lebih memamhami isi bacaan dengan baik.

5. Pola Pengembangan Paragraf Perulangan

Paragraf perulangan adalah paragraf yang kalimat topiknya merupakan


pengulangan kata/kelompok kata atau bagian-bagian kalimat yang penting.

17
“Pasar Beringharjo merupakan pasar tradisional di Yogyakarta
yang patut untuk dikunjungi. Pasar ini telah menjadi pusat kegiatan
ekonomi selama ratusan tahun dan keberadaanya mempunyai makna
filosofis. Pasar yang telah berkali-kali di pugar ini melambangkan satu
tahapan kehidupan manusia yang masih berkutat dengan pemenuhan
kebutuhan ekonominya. Selain itu, Beringharjo juga merupakan salah satu
pilar „Caturtunggal‟ (terdiri atas Kraton, Alun-alun Utara, Kraton, dan
Pasar Beringharjo) yang melambangkan fungsi ekonomi.”

Kalimat topik di atas terdapat pada kalimat awal yang biasa disebut
paragraf deduktif. Kalimat topik pada teks di atas adalah “Pasar Beringharjo
merupakan pasar tradisional di Yogyakarta yang patut untuk dikunjungi‟.
Kalimat topik tersebut kemudian dijelaskan oleh kalimatkalimat pengembang
yang berupa perulangan. Kalimat topik ini dikembangkan dalam beberapa kalimat
penjelas dengan mengulang-ulang kata Pasar.

6. Pola Pengembangan Paragraf Definisi

Paragraf definisi adalah paragraf yang kalimat topiknya berupa definisi


atau pengertian. Definisi yang terkandung dalam kalimat topik tersebut
memerlukan penjelasan panjang lebar agar tepat maknanya ditangkap oleh
pembaca. Alat untuk memperjernih pengertian tersebut adalah serangkaian
kalimat pengembang.

“Lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada di sekitar


manusia dan memiliki hubungan timbal balik. Lingkungan hidup ini
mencakupi benda hidup, seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan benda
mati, seperti tanah, air, api, batu, dan udara. Jika terpelihara dengan baik,
lingkungan hidup itu dapat menciptakan masyarakat yang sehat, aman,
tenteram, lahir dan batin."

Kalimat topik di atas terdapat pada kalimat awal yang biasa disebut
paragraf deduktif. Kalimat topik pada teks di atas yaitu Lingkungan hidup adalah

18
segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan memiliki hubungan timbal balik.
Kalimat topik tersebut berisi definisi. Definisi tersebut dikembangkan oleh
kalimat-kalimat pengembang agar lebih jelas dan dapat dipahami dengan baik
oleh pembaca.

7. Pola Pengembangan Paragraf Pemerincian

Pengembangan paragraf pemerincian adalah paragraf yang kalimat


topiknya berupa rincian fakta ataupun pendapat. Jadi, ide pokok dirinci dengan
sejumlah fakta yang dikembangkan oleh kalimat pengembang.

“Upaya itu dilakukan karena kita tahu bahwa minat baca


masyarakat masih rendah. Bahkan, kemahiran membaca siswa di sekolah,
terutama di beberapa sekolah terpencil masih rendah. Menurut Badan
Pusat Statistik Republik Indonesia pada tahun 2011, penduduk Indonesia yang
berumur 10 tahun ke atas yang buta aksara sekitar 17,89 persen dan jumlah
tertinggi di Papua sekitar 40,59 persen. Pada saat ini banyak jenis hiburan,
permainan (game) dan tayangan televisi mengalihkan perhatian anak dan orang
dewasa dari buku. Di samping itu, sarana buku di berbagai perpustakaan masih
kurang jumlahnya dan bukubuku itu kurang bervariasi sehingga anak-anak
kurang berminat membaca.“

Paragraf di atas merupakan jenis paragraf deduktif. Paragraf yang memiliki


kalimat topik di awal paragraf.Kalimat topik paragraf di atas adalah “Upaya itu dilakukan
karena kita tahu bahwa minat baca masyarakat masih rendah.”. Kemudian
kalimat pengembang merinci mengenai penduduk Indonesia yang buta aksara
menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia sehingga kalimat topik lebih
jelas dan dipahami oleh pembaca.

8. Pola Pengembangan Paragraf Ilustrasi

19
Pengembangan paragraf dengan ilustrasi adalah pengembangan paragraf yang
kalimat topiknya menyajikan suatu gambaran atau melukiskan suatu objek.

“Tarian ini merupakan gambaran kisah Ramayana tatkala barisan


kera membantu Rama melawan Rahwana. Rama ingin membebaskan
Shinta yang diculik oleh Rahwana. Tari Kecak diciptakan pada tahun
1930-an oleh I Wayan Limbak yang bekerja sama dengan pelukis Jerman
Walter Spies. Pada awalnya, dua seniman itu terpesona oleh taritarian
dalam ritual Sanghyang. Ketika itu, para penari Sanghyang menari dalam
kondisi kemasukan ruh atau kerasukan. Ritual Sanghyang sendiri
merupakan ritual masyarakat Bali yang bersumber dari tradisi pra-Hindu
dengan tujuan menolak bala. Ritual ini kemudian diadopsi oleh I Wayan
Limbak dan Walter Spies menjadi sebuah seni pertunjukkan oleh umum
dan ditampilkan di berbagai negara di Eropa dengan nama Tari Kecak.”

Paragraf di atas merupakan jenis paragraf deduktif. Paragraf yang


memiliki kalimat topik di awal paragraf. Kalimat topik paragraf di atas adalah
“Tarian ini merupakan gambaran kisah Ramayana tatkala barisan kera membantu
Rama melawan Rahwana”. Kalimat topik tersebut merupakan ilustrasi atau
penggambaran dari kisah Ramayana. Kemudian kalimat pengembang
memamparkan bagaimana kisah ramayana melawan rahwana sehingga ilustrasi
dari bacaan tersebut semakin jelas dan dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.

9. Pola Pengembangan Paragraf Kronologi

Pengembangan paragraf dengan kronologi atau urutan-urutan dari suatu


peristiwa atau kejadian, lazim digunakan dalam wacana kisahan. Kejadian-
kejadian dipaparkan selangkah demi selangkah secara kronologis.

“Dahulu kala, hiduplah seorang raja bernama Raja Rahat. Dia


adalah seorang raja dari salah satu kerajaan di Pulau Samosir yang
dikelilingi Danau Toba di Sumatera Utara kini. Raja Rahat memiliki
seorang putra bernama Raja Manggale. Suatu ketika, sang raja mengirim

20
putranya untuk berperang. Namun, tak disangka Raja Manggale meninggal
di medan perang. Tragisnya lagi, mayatnya tak ditemukan. Raja Rahat
sedih kehilangan putra semata wayang yang akan mewarisinya
kerajaannya. Raja pun akhirnya jatuh sakit karena selalu menangisi
kepergian Raja Manggale.”

Paragraf di atas merupakan jenis paragraf deduktif. Paragraf yang


memiliki kalimat topik di awal paragraf. Kalimat topik paragraf di atas adalah
„Dahulu kala, hiduplah seorang raja bernama Raja Rahat‟. Kemudian kalimat
pengembang menceritakan secara kronolgis bagaimana kehidupan seorang Raja
Rahat yang memiliki seorang anak sampai pada akhirnya anak dari Raja Rahat
tersebut meninggal dunia.

10. Pola Pengembangan Paragraf Klasifikasi-Divisi

Pengembangan paragraf dengan klasifikasi dimaksudkan untuk


mengelompokkan sesuatu dalam kelompok-kelompok tertentu berdasarkan satu
kriteria tertentu. Klasifikasi berkaitan dengan upaya mencari kelompok besar yang
mencakupi objek yang dibicarakan, sedangkan divisi berkaitan dengan upaya
mencari kelompok kecil sebagai suatu objek yang dapat diambil.

“Berdasarkan penyebab terjadinya, gempa bumi dapat digolongkan


menjadi dua, yaitu gempa tektonik dan gempa vulkanik. Gempa tektonik
tejadi karena lapisan kerak bumi menjadi genting atau lunak sehingga
mengalami pergerakan. Teori “Tektonik Plate” berisi penjelasan bahwa
bumi kita ini terdiri atas beberapa lapisan batuan. Sebagian besar daerah
lapisan kerak ini akan hanyut dan mengapung di lapisan, seperti halnya
salju. Lapisan ini bergerak sangat perlahan sehingga terpecah-pecah dan
bertabrakan satu dengan yang lainnya. Itulah sebabnya mengapa gempa
bumi terjadi. Sementara itu, gempa bumi vulkanik terjadi karena adanya
letusan gunung berapi yang sangat dahsyat. Gempa vulkanik ini lebih
jarang terjadi jika dibandingkan dengan gempa tektonik.”

21
Paragraf di atas merupakan jenis paragraf deduktif. Paragraf yang
memiliki kalimat topik di awal paragraf. Kalimat topik paragraf di atas adalah
“Berdasarkan penyebab terjadinya, gempa bumi dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu gempa tektonik dan gempa vulkanik”. Kalimat topik mengelompokkan
penyebab terjadinya gempa bumi. Kemudian kalimat pengembang menjabarkan
dari klasifikasi kalimat topik tersebut.

11. Pola Pengembangan Paragraf Analogi

Pengembangan paragraf dengan analogi adalah mengembangkan ide


pokok atau gagasan pokok yang belum dikenal dengan membandingkannya pada
sesuatu yang sudah dikenal. Tujuannya adalah menjelaskan sesuatu yang kurang
dikenal atau belum dikenal.

“Lambat laun orang-orang mulai curiga dengan keberadaannya di


taman. Orang-orang juga heran dengan keberadaan kedua kupu kupu itu.
Banyak yang menduga bila perempuan itu bisa berbicara dengan kupu-
kupu. Hanya dengan kupu-kupu, Ning. Orang-orang pun mulai
menyiarkan kabar bila perempuan itu memiliki ilmu hitam. Sejak itu pula
orang-orang mulai menjauhinya. Tak ada yang mau datang ke taman dekat
sekolah setiap senja. Orang-orang takut akan bertemu dengan perempuan
itu bila datang ke sana. Itulah sebabnya, taman dekat sekolah selalu sunyi
sebelum senja datang, sebelum langit mengguratkan cahaya jingga di
tubuhnya.”

Paragraf di atas merupakan jenis paragraf deduktif. Paragraf yang


memiliki kalimat topik di awal paragraf. Kalimat topik paragraf di atas adalah
“Lambat laun orang-orang mulai curiga dengan keberadaannya di taman. Orang-
orang juga heran dengan keberadaan kedua kupu-kupu itu”. Kalimat topik
tersebut membandingkan dua hal yang berbeda seperti manusia dan seekor kupu-

22
kupu. Perbandingan tersebut kemudian dikembangkan oleh kalimat pengembang
supaya mudah dipahami oleh pembaca.8

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Paragraf ialah syarat dalam sebuah karya tulisan yang terdiri dari beberapa
kalimat-kalimat yang tersusun secara sistematis. Paragraf merupakan bagian dari
sebuah karangan yang terdiri sejumlah kalimat yang menjelaskan satuan informasi
dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran pengembang sebagai
pendukung nya. Pargraf yang terdiri atas satu kalimat tidak menunjukkan
kesempurnaan atau ketuntasan.

Dalam karangan panjang, paragraf memiliki fungsi dan arti yang penting.
Dengan paragraf, pengarang dapat mengekspresikan keseluruhan gagasan secara
utuh, runtut, menyatu, dan sempurna sehingga dapat dipahami oleh pembaca
sesuai kenginginan penulis. Karangan yang terdiri dari beberapa paragraf berisi
pikiran utama dan diikuti penjelas, sebuah paragraf belum tentu menciptakan
keseluruhan karangan. Walaupun itu, sebuah paragraf sudah merupakan sebuah
gagasan informasi yang dibuat oleh penulis. Ada kalanya, sebuah karangan terdiri
hanya satu paragraf karena karangan nya merupakan satu gagasan pikiran.

Untuk mewujudkan suatu kesatuan pikiran dalam paragraf, yang terdiri


dari satu pikiran utama dan beberapa pikiran lainnya dapat dipolakan: pikiran
utama, beberapa pikiran pengembang, pikiran penjelas, atau pemikiran
pendukung. Pikiran pengembang tersebut dapat dibedakan fungsi nya sebagai
pikiran pendukung dan pikiran penjelas. Pikiran utama akan dikembangkan
8
Citra Winda Ulvia, Mulyanto Widodo, Munaris. 2015. “POLA PENGEMBANGAN
PARAGRAF PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU PELAJARAN BAHASA INDONESIA”. Jurnal Kata
(Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)

23
dengan beberapa pikiran pendukung, dan setiap pikiran pendukung akan
dikembangkan dengan beberapa pikiran penjelas.

Salah satu cara untuk menyusun kalimat-kalimat pembangun paragraf itu


yaitu menempatkan kalimat utama sebagai kalimat pertama yang kemudian
kalimat-kalimat pendukung dan penjelas. Setelah kita memberikan pengembangan
yang sudah cukup atau jelas, maka ditutup dengan kesimpulan.

B. Saran

Kami selaku pembuat makalah menyadari masih jauh dari sempurna dan
tentunya banyak sekali kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Hal ini
disebabkan karena masih terbatasnya kemampuan kami. Oleh karena itu, kami
selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Kami juga mengharapkan makalah ini sangat bermanfaat untuk kami
khususnya pembaca pada umumnya.

C. Pembagian Tugas Kelompok dalam makalah


No. Nama NIM Materi Tugas
1. Muchamad Fajri Islami 2321003 Definisi Pengedit Makalah
Paragraf, dan dan Materi
Syarat-Syarat
Paragraf yang
baik
2. Uki Adi Prasetiya 2321004 Unsur-Unsur Materi
Paragraf
3. Sinta Lestari 2321005 Variasi Materi
Paragraf
4. Himatul Fiqriza 2321025 Pengembangan Materi
Paragraf
Deduktif,
Induktif, dan
Deduktif-
Induktif
5. Musyarofah Khoirunnisa 231026 Jenis Paragraf Materi

24
menurut teknik
pemaparannya
6. Muhammad Nadhiful Akmal 232027 Jenis-Jenis Materi
Paragraf

25
DAFTAR PUSTAKA

Hs., Widjono. 2007. Bahasa Indonesia cetakan. 2

Jakarta: PT. Grasindo.

Tarigan, Djago. 2008. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan


Pengembangannya.

Bandung: Angkasa.

Wiyanto, Asul. 2006. Terampil Menulis Paragraf.

Jakarta: PT Grassindo.

Lidwina, Soeisniwati. 2013 “PENULISAN PARAGRAF DALAM KARYA


ILMIAH MAHASISWA” (Semarang: JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO
1, (ISSN : 2252-7826)).

Ulvia, Citra Winda. Widodo, Mulyanto, Munaris. 2015. “POLA


PENGEMBANGAN PARAGRAF PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU
PELAJARAN BAHASA INDONESIA”. Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan
Pembelajarannya).

Aji, Mukti “Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu”,

http://mukti-aji.blogspot.com/2008/05/sistem-pengelolaan-sampah-terpadu.html.

(Diakses tanggal 17 Oktober 2021)

Bilal,Aisya Umi “Macam-macam Paragraf”,

https://mastiahumiaisyabilal.wordpress.com/2018/10/27/macam-macam-
paragraf/amp/

(Diakses tanggal 17 Oktober 2021)

26
Indonesia-Investment, “Ekonomi Indonesia”,

https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/ekonomi/item177?

(Diakses tanggal 17 Oktober 2021)

27

Anda mungkin juga menyukai