“LUMUT HATI”
A. Pengertian Lumut
Marchantiophyta (Hepaticophyta) atau lumut hati banyak ditemukan
menempel di bebatuan, tanah, atau dinding tua yang lembap. Bentuk tubuhnya berupa
lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya memiliki struktur yang
menyerupai ,akar ,batang dan daun. Hal ini menyebabkan banyak yang menganggap
kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari
tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta. Lumut hati beranggota lebih dari
6000 spesies.
Lumut merupakan kelompok tumbuhan yang telah beradaptasi dengan
lingkungan darat. Kelompok tumbuhan ini penyebarannya menggunakan spora dan
telah mendiami bumi semenjak kurang lebih 350 juta tahun yang lalu. Pada masa
sekarang ini Bryophyta dapat ditemukan disemua habitat kecuali di laut
(Gradstein,2003). Dalam skala evolusi lumut berada diantara ganggang hijau dan
tumbuhan berpembuluh (tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji). Persamaan antara
ketiga tumbuhan tersebut adalah ketiganya mempunyai pigmen fotosintesis berupa
klorofil A dan B, dan pati sebagai cadangan makanan utama (Hasan dan Ariyanti,
2004). Perbedaan mendasar antara ganggang dengan lumut dan tumbuhan
berpembuluh telah beradaptasi dengan lingkungan darat yang kering dengan
mempunyai organ reproduksi (gametangium dan sporangium), selalu terdiri dari
banyak sel (multiselluler) dan dilindungi oleh lapisan sel-sel mandul, zigotnya
berkembang menjadi embrio dan tetap tinggal di dalam gametangium betina. Oleh
karena itu lumut dan tumbuhan berpembuluh pada umumnya merupakan tumbuhan
darat tidak seperti ganggang yang kebanyakan aquatik (Tjitrosoepomo, 1989). Lumut
dapat dibedakan dari tumbuhan berpembuluh terutama karena lumut (kecuali
Polytrichales) tidak mempunyai sistem pengangkut air dan makanan. Selain itu lumut
tidak mempunyai akar sejati, lumut melekat pada substrat dengan menggunakan
rhizoid. Siklus hidup lumut dan tumbuhan berpembuluh juga berbeda (Hasan dan
Ariyanti, 2004). Pada tumbuhan berpembuluh, tumbuhan sesungguhnya di alam
merupakan generasi aseksual (sporofit), sedangkan generasi gametofitnya sangat
tereduksi. Sebaliknya pada lumut, tumbuhan sesungguhnya merupakan generasi
seksual (gametofit). Sporofit lumut sangat tereduksi dan selama perkembangannya
melekat dan tergantung pada gametofit (Polunin, 1990).
1) Batang dan daun pada tumbuhan lumut yang tegak memiliki susuna yang berbeda-
beda. Jika batang dilihat dari penampang melintang maka akan tampak bagian-
bagian berikut: Selapis sel kulit, beberapa sel diantaranya memanjang dan
membentuk rhizoid-rhizoid epidermis Lapisan kulit dalam tersusun atas beberapa
lapisan sel yang dinamakan korteks. Silinder pusat terdiri dari sel-sel parenkim
yang memanjang untuk mengangkut makanan
2) Daun lumut umunya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun. Sel-sel daun
kecil, sempit, panjang dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala.
Diantaranya sel-sel mati yang besar dengan penebalan dinding dalamnya
berbentuk spiral. Sel-sel mati ini berfungsi untuk tempat persediaan air dan
cadangan makanan.
3) Pada ujung batang terdapat titik tumbuh titik tumbuh dengan sel pemula
dipuncaknya. Sel pemula tersebut umumnya bebertuk bidang empat (tetrader:
kerucet terbalik) dan membentuk sel-sel baru ketiga arah menurut sisinya. Ukuran
terbatas mungkin disebabkan karena tidak adanya sel berdinding sekunder yang
berfungsi sebagai penyokong seperti pada tumbuhan berpembuluh.
4) Rhizoid (bulu-bulu akar), berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat
tumbuhnya dan menyerap makanan. Rhizoid terdiri dari deret sel yang
memanjang kadang-kadang dengan sekat yang tidak sempurna.
D. Klasifikasi Lumut
Divisio tumbuhan lumut dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu:
1. Musci (lumut daun)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Division : Bryophyta
Kelas : Bryopsidas
Ordo : Bryopceales
Family : Bryopcea
Genus : Bryopsida
Spesies : Bryopsida sp
Ariyanti, Merjin M.B, Kuswata. K, Sri S.T, Guhardja, S. Robbert. G, 2008. Bryophytes on
tree trunks in natural forests, selectively logged Forests and cacao agroforests in central
sulawesi, Indonesia. Artical in Press Biological Conservation.