Anda di halaman 1dari 19

BENTUK & SUSUNAN

NASKAH DINAS
Berdasarkan Perbup Nomor 29 Tahun 2010
Outline
01 Naskah Dinas Produk Hukum (Pasal 12)
1. Peraturan Daerah
2. Peraturan Bupati
3. Peraturan Bersama Bupati
4. Keputusan Bupati

02 Naskah Dinas Surat (Pasal 13)


Terdapat 31 (tiga puluh satu) jenis naskah dinas surat
1. Instruksi; 17. Telaahan Staf;
2. Surat Edaran; 18. Pengumuman;
NASKAH 3. Surat Biasa; 19. Laporan;
4. Surat Keterangan; 20. Rekomendasi;
DINAS 5. Surat Perintah; 21. Surat Pengantar;
6. Surat Izin; 22. Telegram;
SURAT 7. Surat Perjanjian; 23. Lembaran Daerah;
8. Surat Perintah Tugas; 24. Berita Daerah;
9. Surat Perintah Perjalanan Dinas; 25. Berita Acara;
10. Surat Kuasa; 26. Notulen;
11. Surat Undangan; 27. Memo;
12. Surat Keterangan Melaksanakan Tugas; 28. Daftar Hadir;
13. Surat Panggilan; 29. Piagam;
14. Nota Dinas; 30. Sertifikat; dan
15. Nota Pengajuan Konsep Naskah Dinas; 31. STTPP.
16. Lembar Disposisi;
APA GUNA SURAT ?
BUKANKAH SUDAH ADA
KEMAJUAN TEKNOLOGI ?
SURAT!!
Alat Komunikasi Tertulis

“ Berdasarkan sejarah, surat sudah ada ketika manusia menemukan simbol atau tulisan.
Ya walaupun masih dalam bentuk sederhana. Kegiatan surat-menyurat di Indonesia
sendiri telah dimulai jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa, yakni pada masa Kutai,
Tarumanegara, Majapahit, Pajajran, Sriwijaya, dan Mataram. Bentuk surat pada zaman
itu pun masih tergolong sederhana yaitu berupa kulit kayu, potongan bambu, daun lontar
dan kulit binatang.

Now, I Know !
Kriteria Surat Yang Baik
Setidak-tidaknya harus mencakup hal-hal berikut :

Penyusunan letak bagian-bagian Isi surat harus dinyatakan


01 surat (bentuk surat) tepat sesuai
dengan aturan atau pedoman
04 secara ringkas, jelas, dan
yang telah ditentukan eksplisit

Pengetikan surat : benar, Bahasa yang digunakan haruslah


02 jelas, bersih, dan rapi 05 bahasa Indonesia yang benar atau
baku, sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia

Pemakaian kertas sesuai Sedapat mungkin hindari


03 dengan jenis dan ukuran 06 pemakaian bahasa asing yang
padanannya sudah ada dalam
bahasa Indonesia
Naskah Dinas Surat Yang Baik
Harus Memuat Aspek :

Paragraf Pembuka
01

02 Paragraf Isi

03 Paragraf Penutup
Paragraf Pembuka
Salah satu hal yang penting di dalam surat adalah paragraf pembuka surat

Alinea Pembuka Surat

Paragraf pembuka adalah paragraf yang berfungsi


sebagai pengantar pembaca untuk menuju ke
topik pembahasan ide atau gagasan pada sebuah
teks atau wacana.

Secara fungsional, paragraf pembuka haruslah


mampu menggiring pembaca untuk meneruskan
aktivitas membacanya hingga menuju pokok
permasalahan dalam sebuah teks.

Untuk menyampaikan hal itu, kita dituntut


menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
Contoh Pembuka
Amati contoh paragraf pembuka berikut

Sehubungan dengan surat Saudara tanggal Menindaklanjuti surat Saudara tanggal 22

1 22 Juni 2018, No. 225/U.IV/2018 tentang data.


Kami ingin menanggapi sebagai berikut
 Kalimat (1) unsur yang ada hanya berupa
Juni 2018, No. 225/U.IV/2018, tentang
permintaan data, bersama ini disampaikan
beberapa hal sebagai berikut
1a
keterangan yang ditandai oleh kelompok kata
sehubungan dengan dan diakhiri tanda titik (.)
sebelum kalimat itu selesai..

Menjawab surat Saudara tanggal 17 April Mendasari surat Saudara tanggal 17 April

2 2018, No.257/F/III/2018 tentang pencalonan


peserta, kami beritahukan bahwa semua
peserta yang diusulkan dapat diterima.
2018, No.257/F/III/2018, tentang pencalonan
peserta, bersama ini diberitahukan bahwa
semua peserta yang Saudara usulkan dapat
2a
diterima.
 Kalimat (2) tidak ada kata penghubung sebagai
penanda keterangan yang berbentuk anak kalimat.
Aksara Jawa (atau dikenal dengan nama hanacaraka atau carakan ) adalah aksara jenis abugida turunan aksara Brahmi (yang
merupakan turunan dari Assyiria) yang digunakan atau pernah digunakan untuk penulisan naskah-naskah berbahasa Jawa, Bahasa
Makasar, (pasar), bahasa Sunda, dan bahasa Sasak.

Bentuk aksara Jawa yang sekarang dipakai (modern) sudah tetap sejak masa Kesultanan Mataram (abad ke-17) tetapi bentuk
cetaknya baru muncul pada abad ke-19.

Aksara ini adalah modifikasi dari aksara Kawi atau dikenal dengan Aksara Jawa Kuno yang juga merupakan augida yang digunakan
sekitar abad ke-8 – abad ke-16. Aksara ini juga memiliki kedekatan dengan aksara Bali.
Nama aksara ini dalam bahasa Jawa adalah Dentawiyanjana.
Paragraf Isi
Memuat sesuatu yang akan disampaikan, diberitakan, dinyatakan, atau dimintakan kepada penerima surat

urutkan terlebih dahulu maksud surat


tersebut secara sistematis dan logis

hindarkan penggunaan tuliskan setiap pokok pikiran


kalimat yang berbelit-belit, dalam satu paragraf.
sebaiknya, digunakan Perhatikan kata/kalimat
kalimat-kalimat yang efektif sambung agar isi surat jelas

tulislah surat tersebut hindari penggunaan istilah


dengan EYD yang tepat, dan dan akronim yang belum
gunakan bahasa yang baik lazim
dan benar
Paragraf Penutup
Dianggap sebagai kunci isi surat atau penegasan isi surat.
Dapat berisi harapan dan ucapan terima kasih kepada penerima surat

Demikian untuk menjadikan maklum (/periksa).

Alternatif 1

Alternatif 2

Atas perhatian dan bantuan Saudara, kami ucapkan


terima kasih
Tembusan Surat
Ini penting dan biasa digunakan. Namun masih dijumpai beberapa kesalahan.

Tembusan adalah bagian surat


yang dipakai untuk
Surat yang perlu diketahui juga menunjukkan adanya pihak atau
oleh pihak lain yang mendapat orang lain yang juga menerima
tembusan surat tersebut. surat itu selain penerima surat.
A B

C D Tembusan :
Pada akhir penulisan tembusan 1. Yth. Sdr. Camat Sidoarjo;
seperti di atas, tidak perlu 2. Yth. Sdr. Kapolsek Sidoarjo;
ditulis kata arsip sebab secara 3. Yth. Sdr. Danramil Sidoarjo.
otomatis, setiap pembuatan
surat ada satu helai yang
disimpan sebagai arsip pada
instansi yang bersangkutan.
Surat Biasa
Susunan Surat Biasa terdiri atas :

a. Kepala Surat Biasa terdiri atas :

1. Nama tempat ditetapkan;


2. Tanggal, Bulan dan Tahun;
3. Pejabat/alamat yang dituju;
4. Nomor surat;
5. Sifat surat;
6. Lampiran surat;
7. Hal surat.

b. Isi Surat Biasa dirumuskan dalam bentuk uraian.

c. Bagian Akhir Surat Biasa terdiri atas :

1. Nama Jabatan;
2. Tanda tangan pejabat;
3. Nama pejabat, pangkat dan NIP bagi PNS;
4. Stempel jabatan / instansi;
5. Tembusan.
Nota Dinas
Susunan Nota Dinas terdiri atas :

a. Kepala Nota Dinas terdiri atas :

1. Tulisan “Nota Dinas” ditempatkan ditengah-


tengah isi naskah ;
2. Pejabat / alamat yang dituju ;
3. Pejabat / unit yang mengirim.
4. Tanggal,bulan dan tahun ;
5. Nomor,dapat ditambahkan kode sesuai
dengan kebutuhan ;
6. Sifat, Lampiran dan Perihal.

b. Isi Nota Dinas dirumuskan dalam bentuk uraian.

c. Bagian Akhir Nota Dinas terdiri atas :

1. Nama Jabatan;
2. Tanda tangan pejabat;
3. Nama pejabat, pangkat dan NIP bagi PNS;
4. Tembusan.
NOTA PENGAJUAN KONSEP
NASKAH DINAS (NPKND)
Susunan NPKND terdiri atas :

a. Kepala NPKND terdiri atas :


1. Nama tempat;
2. Tanggal, Bulan dan Tahun;
3. Pejabat/alamat yang dituju;
4. Tulisan “Nota Pengajuan Konsep Naskah
Dinas” ditempatkan ditengah atas lembar
naskah.

b. Isi NPKND tediri atas :


1. Jenis naskah yang dituju;
2. Tentang isi Naskah Dinas;
3. Catatan yang diperlukan;
4. Lampiran;
5. Permohonan mendapatkan tanda tangan
atas pengesahan atau persetujuan.

c. Bagian Akhir NPKND terdiri atas :


1. Nama Jabatan;
2. Tanda tangan pejabat;
3. Nama pejabat berikut Pangkat dan NIP;
4. Tulisan “DISPOSISI PIMPINAN “.
TELAAHAN STAF
Susunan Telaahan Staf terdiri atas :

a. Kepala Telaahan Staf terdiri atas :


1. Tulisan “Telaahan Staf” diletakkan ditengah
lembar naskah;
2. Pejabat/alamat yang dituju;
3. Pejabat yang mengirim;
4. Tanggal, Nomor, Lampiran dan Hal.

b. Isi Telaahan Staf tediri atas :


1. Pokok persoalan;
2. Pra Anggapan;
3. Fakta dan data yang berpengaruh terhadap
persoalan (bila ada);
4. Analisis;
5. Kesimpulan;
6. Saran.

c. Bagian Akhir Telaahan Staf terdiri atas :


1. Nama jabatan;
2. Tanda tangan pejabat;
3. Nama jelas pejabat berikut pangkat dan NIP;
4. Tembusan.
NOTULEN
Susunan Notulen terdiri atas :

a. Kepala Notulen terdiri atas :


1. Nama Sidang / Rapat;
2. Hari, Tanggal;
3. Waktu siding / rapat;
4. Tempat;
5. Acara;
6. Pimpinan sidang;
7. Ketua / Wakil Ketua;
8. Sekretaris;
9. Pencatat;
10. Peserta Sidang/Rapat.

b. Isi Notulen tediri atas :


1. Kata Pembukaan;
2. Pembahasan;
3. Pembacaan Peraturan;
4. Waktu penutupan.

c. Bagian Akhir Notulen terdiri atas :


1. Nama jabatan;
2. Tanda tangan pejabat;
3. Nama jelas pejabat berikut pangkat dan NIP.
Terima Kasih
Thank You, Merci, Danke, Gracias, Arigato, Grazie, Obrigado, Syukron, Xie-xie, Gamsa-hamnida, Shukriya

Anda mungkin juga menyukai