Anda di halaman 1dari 7

BAB V

MENGANALISIS PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTYPE PRODUK BARANG/JASA

Alur dan proses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa

a. Aliran Garis/Repetitive Process

Proses produksi dengan aliran yang selalu tetap dari input sampai dengan output. Apabila
dikaitkan dengan perencanaan tata letak (lay out) tampaklah bahwa aliran garis ini timbul
sebagai konsekuensi dari tata letak produk yang menyerupai garis. Contoh: produksi mi instan
dan Surat kabar.

b. Aliran Intermiten

Aliran intermiten yaitu proses produksi dengan kumpulan/kelompok produk yang sejenis
dan dengan waktu yang terputus-putus.

Perhatikan bagan tersebut. Apabila dikaitkan dengan perencanaan tata letak (layout)
tampaklah bahwa aliran proses intermiten ini timbul sebagai konsekuensi dari tata letak
fungsional. Proses produksi tidak harus berlangsung terns-menerUs dan semua peralatan
sejenis diletakkan dalam sebuah departemen atau ruangan yang sama. Contoh: produksi furnitur
dan kerajinan lainnya.

c. Aliran Proyek

Aliran proyek yaitu proses produksi dengan pesanan khusus/unik. Apabila dikaitkan dengan
perencanaan tata letak (lay out), tampak bahwa aliran proses proyek ini timbul sebagai
konsekuensi dari tata letak posisi tetap. Contoh dari aliran proyek ini antara lain industri
pesawat terbang, kapal, kereta api, pembuatan jembatan dan gedung.

Menyimpan Produk

Gudang adalah suatu tempat atau bangunan yang digunakan untuk menyimpan barang-barang. Dalam
dunia bisnis, gudang sangat besar fungsi dan perannya. Gudang berfungsi sebagai tempat menyimpan
dan memelihara barang-barang yang disimpan di dalamnya. selain itu, gudang dapat pula digunakan
sebagai tempat mengolah, menyortir, membungkus, dan mengepak barang-barang yangakan dUual
ataupun dikirim.

setiap perusahaan harus menyimpan barang jadinya sampai terjual. fungsi penyimpanan
diperlukan karena siklus produksi dan konsumsi jarang yang sesuai. Banyak komoditas diproduksi musiman,
sedangkan permintaan berjalan terns-menerus. Perusahaan harus memutuskan jumlah lokasi
penyimpanan yang diinginkan. semakin banyak tempat penyimpanan, berarti barang dapat dikirimkan ke
pelanggan lebih cepat. Akan tetapi biaya pergudangan akan meningkat. Jumlah lokasi penyimpanan
harus diseimbangkan antara tingkat pelayanan pelanggan dan biaya distribusi.

sebagian persediaan disimpan di dekat pabrik, dan sisanya di gudang-gudang di seluruh pelosok negeri.
Perusahaan mungkin memiliki gudang pribadi dan menyewa tempat di gudang umum. Perusahaan
memiliki pengendalian yang lebih baik pads gudang miliknya sendiri, tetapi modal mereka tertanam
dan kurang fleksibel jika lokasi yang diinginkan berubah. Gudang umum membebankan biaya atas tempat
yang disewa dan memberikan pelayanan tambahan (dengan biaya tertentu) untuk memeriksa barang,
melakukan pengemasan, pengiriman, dan penagihan. Dengan menggunakan gudang umum,
perusahaan memiliki banyak pilihan lokasi dan jenis gudang.

Gudang penyimpanan menyimpan barang untuk jangka menengah sampai lama. Gudang
distribusi menerima barang dari berbagai perusahaan dan pemasok, lalu memindahkannya secepat
mungkin. Gudanggudangjenis lama yang bertingkat banyak dengan elevatoryang lambat dan prosedur
penanganan bahan yang tidak efisien kini mulai ditinggalkan. Perusahaan lebih memilih gudang-gudang
otomatis berlantai satu dengan sistem penanganan bahan yang lebih maju yang dikendalikan oleh
komputer pusat. Komputer membaca pesan toko clan mengarahkan truk-truk pengangkat dan elevator
untuk mengambil barang-barang menurut 1-(odebarangnya, memindahkannya kegeladak muat, (alu
membuatfaktur. Gudang-gudang fn(tefah mengurangi

Kecelakaan kerja, biaya buruh, pencurian, kerusakan, serta meningkatkan pengendalian persediaan.

1. Menentukan Lokasi Gudang

Dalam penentuan letak gudang, keputusan manajemen dipengaruhi oleh beberapa faktor
berikut.

a. Jenis barang.

b. Biaya transportasi.

c. Pasar.

d. sewa.

e. Penyediaan tenaga kerja.

f. Pajak.

g. Kondisi geografis.
h. Persaingan.

Penting tidaknya faktor-faktor tersebut tergantung pada keadaan pabrik ataupun perantara dalam
saluran. Untuk beberapa jenis barang tertentu seperti hasil pertanian Bering memerlukan tempat
penyimpanan yang berada dekat dengan sumbernya. selain ongkos transportasinya rendah,
pengangkutannya lebih mudah. penentuan gudang yang didekatkan dengan sUmber bahan bakunya
disebut product oriented location.

sementara market oriented location merupakan penentuan letak gudang yang dekat dengan
langganan atau pasarnya. Gudang yang letaknya dekat dengan pasar ini diperuntukkan bagi barang-
barang yang mudah rusak, seperti roti basah dan buah-buahan.

2. Proses Penyimpanan dan Penerimaan Barang di Gudang

Barang-barang yang disimpan di gudang perlu diatur secara baik. Dengan demikian, penyimpanan
barangdi gudang menempuh suatu pr0sedur tertentu. Misalnya Baja suatu perusahaan menyusun
prosedur penyimpanan barang di gudang dengan tahapan sebagai berikut.

a. Proses Penerimaan Barang

· setiap barang yang datang dimasukkan dahulu ke gudang sementara ( temporary warehouse)
untukdiperiksa sesuai faktur atau bukti kirim.

· Barang dikelompokkan sesuai jenisnya. Barang yang baik dikirim ke gudang tetap dengan surat
pengantar khusus yang berisi nama, jenis, spesifikasi, harga, dan instruksi cara
penyimpanannya.

· Barang yang tidak memenuhi syarat diretur kepada perusahaan pengirim disertai Surat retur.

b. PenimpananBarangkeGudangTetap

1) Barang-barang yang diterima di gudang ini disusun dan disimpan sesuai jenis/spesifikasi, dan
intruksi cara penyimpanan.

2) semua barang yang masuk dicatat dalam kartu gudang (buku gudang). setiapjenis dicatat pada
satu kartu. Nartu gudang ini berfungsi untuk mencatat barang masuk dan keluar.

3) Pemeriksaan fisik dilakukan oleh kepala gudang dan jumlahnya dicatat dalam pembukuan
khusus untuk memudahkan pengendalian/pengontrolan.
3. Pengeluaran Barang dari Gudang

Pengeluaran barangdari gudangdilakukan sesuai permintaan yangtercanturn dalam bon barang. Bon
barang merupakan bukti pendukung pengeluaran barang. Pada kartu barang dicatatsejumlah
pengeluaran sesuai bon ter-gebut.Untuk setiap barang yang dikeluarkan diberikan bukti pengantar
barang keluar, yang harus, ditandatangani oleh kepala gudang sebagai pihak yang mengeluarkan dan
oleh penerima. Bukti pengantar keluar asli diberikan kepada penerima barang dan salinannya
sebagai arsip. Barang yang dikeluarkan, pengambilannya dari gudang berdasarkan polo FIFO atau
LIFO dan metode AC.

4. PenyimDanan dan Pemeliharaan Barang di C yang

Pengelolaan gudang tampak sederhana. Namun, pelak sanaannya memerlukan


keahlian karena masing-masing barang mempunyai sifat-sifat yang berbeda. Oleh
karena itu, cara penanganannya pun berbeda pula. Misalnya, ada barang yang
memerlukan penanganan khusus seperti obat -obatan yang memerlukan suhu di bawah
30 derajat celcius dan dihindarkan dari sinar matahari langsung. Jika obat-obatan itu disimpan
pada suhu yang tidak sesuai, obat tersebut akan mudah teroksidasi dan kualitasnya
menurun jika dikonsumsi.

Barang-barang di gudang pun harus disimpan menurutjenisnya. Anda perlu mengatur dan
menyimpannya menurut jenis dan golongan barang. Prosedur penyimpanan barang dagangan di
gudang yang harus dilakukan sebagai berikut.

a. Mengelompokkan golongan barang.

b. Mengelompokkan sub golongan barang.

C. Mengelompokkan jenis barang.

d. Mengelompokkan merek atau cap dagang.

e. Mengelompokkan artikel.

Berikut beberapa tindakan khusus yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam rangka
pemeliharaan barang di gudang.

a. Menyediakan tempat/ruangan yang memenuhi syarat.

b. Menyediakan peralatan berupa lemari biasa, lemari pemanas, lemari pendingin, meja, dan
rak yang sesuai dengan cara menyimpan jenis barang yang bersangkutan.
c. Menyimpan barang pada tempat yang telah disediakan sesuai golongan dan jenisnya.

d. Memberikan penerangan (lampu listrik) yang cukup.

e. Mengatur suhu/temperatur udara di dalam ruang penyimpanan barang.

f. Menempatkan petugas-petugas khusus untuk memelihara dan memeriksa keadaan


tempat penyimpanan dan keadaan barang yang disimpan.

9. Menjaga kebersihan dan keamanan barang yang disimpan.

h. Menempatkan atau memasang peralatan untuk keadaan darurat, seperti:

- alarm pencurian,

- alarm bahaya kebakaran,

- alat pemadam kebakaran,

- alat pencegah dan penanggulangan tikus dan binatang kecil lainnya, serta

- kamera tv internal (closed circuit).

Membuat kartu laporan keadaan tempat dan barang, serta jangka waktu penyimpanan. Bagi
perusahaan-perusahaan kecil yang belum memungkinkan untuk menyediakan tempat dan
peralatan khusus dianjurkan agar dapat memilih barang-barang dagangan yang cara
penyimpanan dan pemeliharaannya tidak terlalu khusus.

Administrasi Gudang

Dalam rangka pelaksanaan tanggungjawabatasbarang-barangdalam gudang, kepala gudang


harus membuat/mengadakan pembukuan barang-barang dalam gudangnya. Kepala gudang
harus membuat sistem pembukuan sedemikian rupa sehingga dapat diketahui bahwa
catatan barang-barang cocok dengan barang-barang secara fisik. hecocokan ini menyangkut
balk jenisnya, jumlahnya, nilainya, tempatnya di gudang, kapan diterimanya, dan hal lain yang
dianggap perlu.

Untuk keperluan tersebut, kepala gudang membuat kartu gudang untuk setiap macam
barang yang memuat informasi tentang penambahan barang, pengurangan dan
persediaan/saldo barang dalam gudang. hartu gudang yang diletakkan pada tumpukan barang
yang bersangkutan, dinamakan pula kartu gudang (label).

selain kartu gudang, kepala gudang harus membuat buku atau kartu stok barang untuk setiap
jenis/ ukuran barang. Kartu ini disimpan dalam kotak kartu, dengan susunan secara
alfabetis. Dalam melaksanakan tugas tersebut, bendahara barang /kepala gudang/pengurus barang
dan unit-unit harus menyelenggarakan administrasi pergudangan yang balk, yaitu sebagai berikut.

a. Menyelenggarakan tats buku penggudangan yang jelas dan mudah diperiksa.

b. Membukukan mutasi barang setiap terjadi mutasi.

c. Menyelenggarakan pembukuan dan administrasi barang dalam buku -buku dan/atau


kartu-kartu barang, misalnya:

1) Buku penerimaan Gudang. Buku ini memuat semua keterangan-keterangan tentang bukti-
bukti atau dokumen-dokumen penerimaan barang.

2) Buku Pengeluaran Gudang. Buku ini memuat semua keterangan tentang bukti-bukti
penyerahan atau penerimaan barang.

3) Buku Kekayaan Gudang. Buku ini memuat dan menunjukkan setiap saatjumlah nilai dalam
uang dari semua barang yang disimpan di gudang.

4) Kartu Persediaan Barang. Kartu ini memuat semua keterangan yang meliputi penambahan,
pengurangan, persediaan, dan harga dari suatujenis barang (bahkan dari setiap ukuran dari jenis
barang) tertentu. Ini berarti setiapjenis, bahkan setiap ukuran tipe dari suatu jenis barang harus
dibuatkan kartu tersendiri. Kartu-kartu yang begitu banyakjurnlahnya itu harus disimpan
dalam kotak/peti khusus dengan susunan secara alfabetis.

Pada dasarnya administrasi gudang terdiri atas dna sistem pencatatan, yaitu:

a. Sistem pencatatan terns menerus (Perpetual System). Pada "sistem pencatatan terns
menerus" atau disebutjuga "sistem Buku", pencatatan persediaan barang dilakukan secara
terns-menerus. Tiapjeni-s barangdibuatperkiraan/rekening/kartu atau buku tersendiri.
Eertarnbahnya barangdicatat di sebelah debet. Berkurangnya barang dicatat di sebelah
kredit setiap saat terjadi transaksi. saldo dari perkiraan dicocokkan dengan persediaan barang
yang sebenarnya ada.

b. Sistem pencatatan secara periodik (Periodic System). Pada setiap transaksi penjualan,
hanya penerimaan dari penjualan itulah yang dicatat. Dalam kejadian ini tidak dibuatjurnal untuk
mengkredit (mengurangi) perkiraan/rekening persediaan atau perkiraan pembelian senilai
harga pokok barang yang clJual itu. Oleh karena itu, harga pokok penjualan ditetapkan
berdasarkan daftar perincian persediaan barang yang ada (disebut persediaan fisik).
Dengan demikian persediaan pada akhir periode akuntansi dilakukan dengan cara menghitung
persediaan secara fisik.
sistem pencatatan persediaan barangdapatclilakukan dengan beberapa metode. Metode
pencatatan persediaan barang tersebut antara lain sebagai berikut.

a. First-in, First-out (FIFO). Pencatatan dengan metode FIFO berarti barang yang pertama
masuk, barang itulah yang lebih dahulu dikeluarkan. secara mudah dapat dikatakan: masuk
pertama, keluar pertama (MPKP).

b. Last-in, First-out (LIFO). Pencatatan dengan metode LIFO berarti barang yang paling akhir
masuk, barang itulah yang lebih dahulu dikeluarkan. Metode ini juga dapat dikatakan bahwa
masuk akhir, keluar pertama (MAKP).

c. Weight Average Cost (WAC)/Average Cost (AC). Pencatatan dengan metode AC berarti bahwa
barang-barang yang dikeluarkan dicatat berdasarkan harga rata -ratanya.

Latihan soal

1. Apakah yang dimaksud aliran intermiten?

2. Apasajakah yang harus dipersiapkan administrasi pergudangan dalam mengurus keluar masuknya
barang?

3. Sebutkan pencatatan administrasi gudang!

4. Bagaimanakah sistem kerja pencatatan terus menerus?

5. Apakah yang Anda ketahui tentang Last-in, First-out (LIFO)?

Anda mungkin juga menyukai