Anda di halaman 1dari 12

Marheni, Hasanuddin, Pinde dan Wirda Suziani: Uji patogenesis Jamur Metarhizium

anisopliae dan Jamur Cordyceps militaris Terhadap Larva Penggerek Pucuk Kelapa
Sawit …

Studi Karakteristik Fisiologi Fotosintetik Tanaman Kedelai


Toleran Terhadap Naungan

Study of Physiology Photosintetic Characteristics


of soybean plants tolerant to shade

Nerty Soverda
Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Jalan Raya Mendalo Darat. Email: nsoverda@yahoo.com

Abstrak
Untuk meningkatkan produksi kedelai yang ditanam sebagai tanaman sela, diperlukan
perhatian terhadap pengembangan varietas kedelai yang toleran terhadap naungan dan
berproduksi tinggi. Penelitian bertujuan untuk mempelajari dan mendapatkan informasi
tentang mekanisme toleransi terutama tentang karakteristik fisiologi fotosintetik pada varietas
yang toleran dan peka terhadap naungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter
fisiologi fotosintetik yang berpengaruh pada toleransi tanaman kedelai terhadap naungan
adalah kandungan klorofil (a dan b) dan kandungan karotenoid. Peningkatan kandungan
klorofil dan karotenoid pada tanaman toleran lebih tinggi dari pada tanaman yang peka
naungan. Pada naungan 50% penurunan hasil pada varietas toleran lebih kecil dibandingkan
yang peka, varietas toleran mengalami penurunan hasil 23,11% sedangkan varietas peka
mengalami penurunan hasil 27,63%. Keadaan ini didukung oleh jumlah polong hampa yang
lebih sedikit pada varietas toleran. Mekanisme toleransi tanaman toleran naungan dicirikan
dengan peningkatan kandungan klorofil dan kandungan karotenoid.
Kata kunci : kedelai, karakter fisiologi fotosintetik, naungan.

Abstract
One way that can be done to improve the productivity of soybean plants grown as intercrop in the
stand area is to develop soybean varieties that are tolerant to shade. This experiment aimed to Study the
characteristic physiology photosinthetic of soybean plants tolerant to shade. The results showed that a
significant characteristic of physiology photosynthetic determined the level of tolerance of soybean to shade
are, chlorophyll (a and b), and carotenoid content.The increasing of chlorophyll and carotenoid content was
higher in the tolerant varieties than those of sensitive varieties. The yield on the 50% shade decreased by
23:11% in the tolerant varieties and 27.63% in sensitive varieties. The yield decrease was lower in
tolerant varieties compared to the sensitive varieties. This result was supported by the low reduction in
empty pods. Mechanism of tolerance to shade on soybean plants is characterized by the increase of
chlorophyll and carotenoid content. In addition, higher yield on tolerant varieties is supported by high pods
contain and low empty pods.
Keywords: Soybean, physiology photosintetic characteristics and shading.

Pendahuluan meningkatnya kesadaran masyarakat akan


Permintaan terhadap komoditas kecukupan gizi dan berkembangnya berbagai
kedelai terus meningkat sejalan dengan industri makanan. Sementara itu produksi
pertumbuhan jumlah penduduk, dalam negeri belum mampu memenuhi
membaiknya pendapatan per kapita, kebutuhan sehingga masih diperlukan impor

1
Nerty Soverda: Studi Karakteristik Fisiologi Fotosintetik
Kedelai Toleran Terhadap Naungan

kedelai (Rukmana dan Yuniarsih, 2004). ditanami dengan kedelai, yaitu dari jarak
Pada tahun 2003, Indonesia mengimpor tanam karet 6x6 meter dapat diusahakan
kedelai sebesar 1,19 juta ton. Pada tahun sekitar 4x6 meter tanaman kedelai, maka
yang sama produksi kedelai Indonesia dari perkebunan karet muda seluas 1.2 juta
671.600 ton dengan luas panen 526.796 ha. hektar tersedia lahan untuk pengembangan
Pada tahun 2004 produksinya meningkat kedelai sekitar 792.000 hektar. Dengan
mencapai 723.483 ton dengan luas panen asumsi bahwa produktivitas kedelai pada
565.155 ha. areal ini sekitar 2.2 ton per hektar, maka
Meskipun telah terjadi peningkatan dapat dihasilkan sekitar 1.742.000 ton
produksi dan luas panen dari tahun 2003 kedelai. Dengan produksi kedelai nasional
sampai tahun 2004, ternyata produktivitas pada saat ini sekitar 46.056.000 ton, maka
kedelai di Indonesia baru mencapai 1,28 ton pemanfaatan lahan perkebunan karet muda
per ha (Badan Pusat Logistik dan Direktorat diperkirakan dapat memberikan kontribusi
Jenderal Bina Produksi Hortikultura, 2005). terhadap produksi nasional sekitar 3.7%.
Produktivitas tersebut masih rendah bila Selain perkebunan karet,
dibandingkan dengan potensi hasil tanaman perkebunan sawit dan perkebunan tanaman
kedelai yang dapat mencapai yaitu 1,5 - 2,5 lainnya serta Hutan Tanaman Industri juga
ton per ha (Adisarwanto dan Wudianto, diperkirakan dapat dijadikan sebagai areal
1999). Karena itu perlu upaya peningkatan penanaman kedelai sebagai tanaman sela.
produksi kedelai yang antara lain dapat Sekitar 21% dari 2.975.120 ha luas
dicapai melalui perluasan areal. Mengingat perkebunan kelapa sawit Indonesia berupa
luas lahan pertanian potensial semakin areal tanaman muda yang dapat ditanami
berkurang karena digunakan untuk industri, dengan tanaman kedelai. Demikian pula,
pemukiman dan keperluan non pertanian areal HTI yang ditargetkan
lainnya hingga mencapai 47 ribu hektar per pengembangannya 250.000 ha per tahun
tahun (Nasution, 2004), maka pemanfaatan merupakan areal yang potensial ditanami
lahan marginal seperti lahan kering menjadi dengan kedelai (Departemen Perkebunan
alternatif pilihan. dan Kehutanan, 2000). Jumlah ini akan
Lahan kering yang cukup luas di lebih besar bila ditambah dengan areal
Indonesia berpotensi bagi pengembangan perkebunan-perkebunan tanaman lain yang
tanaman kedelai. Luas lahan kering yang dapat ditanami dengan kedelai sebagai
telah dimanfaatkan pada tahun 1993 lebih tanaman sela.
kurang 50,5 juta hektar, seluas 14,4 juta Pengembangan usaha tani tanaman
hektar diantaranya dimanfaatkan sebagai pangan seperti kedelai dilahan tegakan
lahan perkebunan (BPS, 1998). Menurut sebagai tanaman sela banyak menghadapi
Wibawa dan Rosyid (1995) pada perkebunan kendala, antara lain adalah tanaman yang
karet terdapat sekitar 1,2 juta hektar per tumbuh di bawah naungan menunjukkan
tahun yang dapat dimanfaatkan untuk karakter tumbuh yang berbeda dengan
tanaman pangan sebagai tanaman sela, tanaman tanpa naungan. Pada penelitian
termasuk tanaman kedelai. Penggunaan Soverda at al., (2009) telah dilakukan
lahan-lahan perkebunan ini, terutama pada pengujian terhadap 15 varietas kedelai. Dari
areal tanaman muda, untuk pengembangan penelitian tersebut teridentifikasi dua
kedelai diharapkan dapat memberikan varietas yang toleran terhadap naungan yaitu
sumbangan yang berarti terhadap produksi varietas Petek dan varietas Ringgit dan dua
kedelai nasional. varietas peka yaitu Jayawijaya dan Seulawah,
Dengan perkiraan bahwa 66% dari 3 varietas moderat yaitu Kawi, Cikurai dan
setiap areal perkebunan karet muda dapat Tanggamus, sedangkan 8 varietas lainnya

42
Nerty Soverda: Studi Karakteristik Fisiologi Fotosintetik
Kedelai Toleran Terhadap Naungan

tergolong sebagai varietas yang tidak dapat pada varietas toleran mengalami peningkatan
dikategorikan toleran, peka ataupun yang lebih tingi dari pada varietas yang peka
moderat. Oleh karena itu, untuk (Gambar 1 , 2 dan 3). Untuk klorofil a
mengembangkan tanaman kedelai sebagai varietas toleran meningkat sebesar 79.9 %
tanaman sela melalui pemanfaatan lahan (Ringgit) dan Petek meningkat sebesar 77.3
tegakan diperlukan informasi terutama %, sedangkan yang peka hanya meningkat
tentang karakter-karakter fisiologi sebesar 5.2% (Seulawah) dan 12.6 %
fotosintetik yang dapat mencirikan sifat (Jayawijaya).
toleransi tanaman kedelai terhadap Klorofil b pada varietas toleran
intensitas cahaya rendah, melalui pengujian meningkat sebesar 71.39 % (Ringgit) dan
terhadap varietas-varietas yang telah 111.91% (Petek), sementara yang peka hanya
dikelompokkan pada penelitian Soverda at meningkat sebesar 19.71% (Seulawah) dan
al., (2009). 41.84% (Jayawijaya). Hal ini berarti bahwa
pada naungan 50% varietas toleran memiliki
Metode Penelitian klorofil a dan b yang lebih tinggi dari pada
Penelitian dilaksanakan di kebun varietas yang peka (Gambar 2). Kandungan
percobaan, di laboratorium Fisiologi dan di klorofil yang lebih besar pada tanaman
Laboratorium Bioteknologi Fakultas toleran akan memungkinkan lebih banyak
Pertanian Universitas Jambi. Penelitian energi cahaya yang dapat diolah menjadi
berlangsung dari bulan Maret sampai dengan energi kimia dalam bentuk elektron
Agustus 2010. Bahan-bahan yang digunakan tereksitasi. Lebih besarnya peningkatan
dalam penelitian ini adalah benih kedelai klorofil pada varietas toleran ini diduga
Varietas toleran naungan yaitu Petek dan merupakan salah satu mekanisme adaptasi
Ringgit, varietas peka yaitu Jayawijaya dan toleransi kedelai terhadap naungan.
Seulawah serta tiga varietas moderat yaitu Menurut Hidema et. al (1992) penurunan
Cikurai, Kawi dan Tanggamus (Soverda et intensitas cahaya akibat naungan akan
al., 2009), Pupuk yang digunakan adalah menurunkan nisbah klorofil a/b, akibat
pupuk anorganik (Urea, TSP dan KCl), meningkatnya jumlah relatif klorofil b.
pupuk organik kandang ayam. Keadaan ini berkaitan dengan peningkatan
Penelitian ini dilaksanakan dengan protein pada LHC II (light harvesting
menggunakan Rancangan Petak Terpisah complex II).
(split plot) dengan 3 ulangan. Faktor Karotenoid. Pemberian naungan
pertama sebagai petak utama adalah 2 50% meningkatkan kandungan karotenoid
tingkat naungan yaitu 0% dan 50%. Faktor daun pada varietas toleran dan juga yang
kedua sebagai anak petak terdiri dari 7 peka (Gambar 4). Kalau dilihat dari
varietas kedelai yaitu Petek (T), Ringgit (T), persentase peningkatan dari naungan 0% ke
Jayawijaya (P), Seulawah (P), Cikurai (M), 50% maka terlihat bahwa peningkatan yang
Kawi (M) dan Tanggamus (M). Peubah yang lebih tinggi pada varietas toleran
diamati adalah kandungan klorofil a dan b, dibandingkan dengan varietas yang peka.
nisbah klorofila/b, karotenoid, N total, Varietas toleran (Ringgit dan Petek)
karbohidrat, protein, serta komponen hasil mengalami kenaikan sebesar 42.6 % dan
dan hasil. 51.6% terhadap kontrol, sedangkan varietas
peka (Seulawah dan Jayawijaya) hanya
Hasil dan Pembahasan mengalami kenaikan sebesar 21.5% dan
Klorofil. Pada naungan 50% 26.3%.
klorofil a, klorofil b dan nisbah klorofil a/b Ada suatu fenomena menarik disini
bahwa ternyata satu varietas yang bersifat

43
Nerty Soverda: Studi Karakteristik Fisiologi Fotosintetik
Kedelai Toleran Terhadap Naungan

moderat (Cikurai) mengalami kenaikan tinggi dan triosa fosfat yang dihasilkan cukup
karotenoid yang cukup besar dibandingkan banyak, sehingga perbandingan antara triosa
dengan control yaitu sebesar 63.3%. fosfat dan orthofosfat (Pi) akan meningkat di
Demikian juga pada kandungan klorofilnya sitosol dan sukrosa terbentuk lebih banyak.
varietas ini cenderung mencapai kenaikan Menurut Marschner (1995),
yang cukup besar yaitu 74.8% untuk klorofil kandungan sukrosa yang tinggi pada
a dan 74.47 % untuk klorofil b. genotipe toleran akan mengaktifkan
Nitrogen. Dari uji rata-rata varietas distribusi hasil fotosintat ke gabah yang
menunjukkan bahwa kandungan N total melewati floem dari tulang daun yang paling
antara varietas toleran dan peka tidak halus dengan bantuan sel-sel transfer.
berbeda nyata pada naungan 0% begitu juga Distribusi hasil fotosintat ini dikendalikan
pada naungan 50% N-total tidak berbeda. oleh pH dan diduga terjadi ko-transport
Kandungan N total pada varietas toleran sukrosa H+ menembus membran-membran
dengan pemberian naungan 50% sedangkan sel floem. Disamping itu pembukaan dan
terlihat menurun pada varietas Petek penutupan stomata pada genotipe toleran
(6.85%) sedangkan varietas Ringit menjadi lebih baik, dimana sukrosa pada sel-
meningkat 10.7%. Varietas peka (Seulawah) sel penjaga dapat berfungsi sebagai pengganti
cenderung mengalami peningkatan yaitu ion K.
4.3%, sementara Jayawijaya menurun sebesar Protein. Perlakuan naungan 50%
23.9%. menurunkan kandungan protein pada
Bila dibandingkan antara varietas toleran dan juga pada yang peka,
kandungan N pada kelompok toleran kecuali pada varietas Petek (T) mengalami
(Ringgit dan Petek) dengan kandungan N perubahan peningkatan sebesar 8,7%.
pada kelompok peka (Seulawah dan Namun rata-rata penurunan pada varietas
Jayawijaya) maka terlihat bahwa kandungan peka terlihat lebih besar dari pada yang
N pada kelompok varietas peka cenderung toleran (Gambar 7). Pada varietas yang
memiliki kandungan N total yang relatif toleran terjadi penurunan kandungan
lebih tinggi dari pada kelompok varietas protein rata-rata sebesar 3,5%, sedangkan
toleran. pada varietas yang peka mengalami
Karbohidrat. Pada naungan 50% penurunan yang lebih tinggi yaitu turun
kandungan karbohidrat pada varietas toleran sebesar 11,3%.
(Petek) meningkat sebesar 27,4%, akan Hal diatas memperlihatkan bahwa
tetapi varietas Ringgit mengalami penurunan protein dapat dihasilkan lebih banyak pada
sebesar 5,2%. Sedangkan pada genotipe peka varietas yang toleran. Penurunan hasil pada
pemberian naungan 50% cenderung juga naungan 50% disebabkan oleh berkurangnya
meningkatkan kandungan karbohidratnya intensitas cahaya yang diterima tanaman.
walau tidak setinggi varietas Petek yaitu Hasil penelitian Haris (1998) menunjukkan
meningkat sebesar 12,4% (Seulawah) dan bahwa rata-rata intensitas cahaya pada
15,9% untuk Jayawijaya. naungan 50% adalah sebesar 130.14
Untuk semua varietas baik pada kalori/cm2/hari, sedangkan untuk
naungan 0% maupun pada naungan 50% menunjang pertumbuhan dibutuhkan
antar varietas tidak menunjukkan perbedaan intensitas cahaya matahari minimum sebesar
yang nyata terhadap kandungan karbohidrat. 256 kalori /cm2/ hari (Las, 1983).
Tingginya kandungan karbohidrat pada Pada Gambar 8 terlihat bahwa
varietas Petek (toleran) ini diduga pada pemberian naungan 50% rata-rata
disebabkan oleh kemampuannya untuk penurunan hasil yang lebih besar terjadi
mempertahankan fotosintesis yang cukup pada varietas yang peka. Persentase

44
Nerty Soverda: Studi Karakteristik Fisiologi Fotosintetik
Kedelai Toleran Terhadap Naungan

penurunan hasil yang lebih rendah pada pigmen per kloroplas. Perubahan karakter
varietas toleran dalam kondisi naungan 50%, tersebut diduga sebagai bentuk mekanisme
diduga karena pendistribusian hasil kebiji adaptasi genotipe toleran terhadap cekaman
lebih besar dibandingkan dengan varietas naungan. Adaptasi tanaman terhadap
peka. Jumlah polong per tanaman pada kondisi naungan ditentukan oleh
Naungan 50% menunjukkan peningkatan kemampuannya untuk dapat melakukan
pada semua Varietas Kedelai yang dicoba. proses fotosintesis pada intensitas cahaya
Perubahan tertinggi terlihat pada varietas yang rendah secara normal, yang dapat
Ringgit yaitu mengalami kenaikan sebesar dilakukan melalui cara penghindaran
75.80%. (avoidance) maupun toleransi. Peningkatan
Penurunan hasil yang lebih tinggi klorofil yang lebih tinggi pada genotipe
pada varietas peka diduga berkaitan dengan toleran adalah merupakan salah satu cara
penurunan persentase jumlah polong per adaptasi tanaman melalui usaha
tanaman dan jumlah polong berisi per penghindaran. Menurut Levitt (1980), salah
tanaman. Disamping itu, penurunan hasil satu cara penghindaran dilakukan dengan
yang rendah pada varietas toleran didukung mengurangi cahaya yang direfleksikan dan
oleh berat 100 biji yang lebih rendah pada ditransmisikan melalui peningkatan
varietas yang peka. kandungan pigmen per kloroplas.
Hasil penelitian menunjukkan Tanaman mentolerir keadaan cahaya
bahwa karakter fotosintetik mempengaruhi yang rendah dengan menurunkan laju
toleransi tanaman kedelai terhadap naungan. respirasi di bawah titik kompensasi cahaya
Kemampuan adaptasi genotipe kedelai yang yang dilakukan dengan menghindari
toleran terhadap intensitas cahaya rendah kerusakan enzim dan menghindari
antara lain ditentukan oleh kandungan kerusakan pigmen. Penelitian ini
klorofil daunnya. Varietas toleran naungan menunjukkan bahwa karakter fotosintetik
memiliki kandungan klorofil a, klorofil b, yaitu kandungan klorofil a dan klorofil b,
dan nisbah klorofil a/b yang lebih tinggi dan kandungan karotenoid dapat dijadikan
dibandingkan dengan yang peka. Keadaan sebagai penciri sifat toleransi tanaman
yang sama terlihat pada kandungan terhadap intensitas cahaya yang rendah.
karotenoid (Gambar 4), varietas toleran Karakter-karakter penciri toleransi ini dapat
memiliki karotenoid yang lebih tinggi dari dipertimbangkan untuk evaluasi plasma
pada yang peka pada naungan 50%. Hasil ini nutfah kedelai yang toleran terhadap
sejalan dengan hasil penelitian Barbara dan naungan.
Adams (1996) yang menyatakan bahwa Varietas kedelai yang ditumbuhkan
persentase total karotenoid merupakan suatu pada naungan 50% mempengaruhi produksi
fungsi dari nisbah klorofil a/b pada keadaan dan komponen produksi kedelai. Hasil
cekaman cahaya. B-karoten meningkat relatif (% kontrol) menunjukkan bahwa hasil
sejalan dengan meningkatnya nisbah klorofil relatif dipengaruhi oleh komponen produksi
a/b, kecenderungan peningkatan klorofil seperti jumlah polong per tanaman dan
a/b sejalan dengan peningkatan persentase jumlah polong berisi per tanaman. Produksi
cahaya yang diabsorpsi yang dapat digunakan kedelai untuk varietas toleran dan peka
pada fotokimia fotosistem II (PSII). pada naungan 50% menurun. Persentase
Peningkatan penangkapan cahaya penurunan produksi pada varietas toleran
per unit area fotosintetik dilakukan dengan lebih rendah dibandingkan dengan yang
mengurangi cahaya yang di refleksikan dan peka. Keadaan ini diduga karena
di transmisikan melalui peningkatan pendistribusian hasil kebulir pada varietas
kandungan kloroplas dan kandungan toleran lebih besar dibandingkan dengan

45
Nerty Soverda: Studi Karakteristik Fisiologi Fotosintetik
Kedelai Toleran Terhadap Naungan

genotipe peka. Selain itu penurunan jumlah polong berisi, yang pada akhirnya
produksi yang lebih tinggi pada varietas peka menghasilkan produksi relatif yang lebih
diduga berkaitan dengan peningkatan tinggi.
persentase polong berisi. Disamping itu, Pemuliaan kedelai yang toleran
penurunan produksi yang rendah pada terhadap naungan adalah merupakan salah
genotipe toleran didukung oleh jumlah satu usaha untuk mendapatkan varietas-
polong per tanaman dan berat 100 biji yang varietas yang dapat toleran dan berdaya hasil
relative lebih tinggi pada varietas yang tinggi. Untuk itu, penyaringan adalah
toleran. merupakan bagian yang sangat penting pada
Kemampuan varietas toleran pemuliaan tanaman. Penyaringan dapat
menghasilkan jumlah biji per tanaman yang dilakukan dengan naungan alami dan juga
lebih tinggi dari pada yang peka diduga dapat dilakukan dengan naungan buatan
karena kemampuannya dalam membentuk (Murty dan Sahu, 1987).
jumlah polong berisi yang lebih banyak dan
kemampuannya mengefisienkan Kesimpulan dan Saran
memanfaatkan energi dari intensitas cahaya Kesimpulan
yang rendah. Dugaan ini didasarkan pada Karakter fisiologi fotosintetik
kenyataan bahwa lebih tingginya kandungan seperti klorofil a, klorofil b, dan kandungan
klorofil a dan b serta tingginya kandungan karotenoid dapat mencirikan sifat toleransi
karotenoid dan lebih sempitnya luas daun. terhadap naungan pada tanaman kedelai.
Toleransi tanaman terhadap Adaptasi tanaman terhadap kekurangan
naungan ditentukan oleh kemampuannya cahaya dilakukan dengan mempertahankan
melaksanakan proses fotosintesis pada rasio klorofil a/b yang tinggi, dan
naungan secara normal. Hasil diatas sejalan meningkatkan kandungan klorofil a , klorofil
dengan hasil penelitian Sahardi et al. (1999) b dan kandungan karotenoid.
bahwa genotipe toleran naungan memliki
kandungan klorofil yang lebih tinggi dan sel- Saran
sel mesofil yang lebih tipis. Ketebalan lapisan Pewarisan sifat toleran terhadap
palisade dan mesofil dapat berubah sesuai naungan pada tanaman kedelai dapat
dengan kondisi cahaya yang menyebabkan dilakukan berdasarkan karakter-karakter
tanaman menjadi efisien dalam menyimpan fisiologi fotosintetik seperti kandungan
energi radiasi untuk perkembangannya. klorofil a dan b serta kandungan
Daun yang lebih luas dan lebih tipis pada karotenoidnya yang merupakan penciri
keadaan ternaung disebabkan penipisan toleransi tanaman kedelai terhadap naungan.
lapisan palisade dan sel-sel mesofil yang Disamping itu, untuk toleransi terhadap
menyebabkan tanaman menjadi lebih efisien naungan perlu menggabungkan gen-gen
dalam menyimpan energi untuk pengendali sifat toleransi terhadap naungan.
perkembangannya (Mohr dan Schoopfer,
1995). Ucapan Terima Kasih
Dengan demikian dapat disimpulkan Terima kasih penulis ucapkan kepada
bahwa mekanisme toleransi terhadap Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
naungan pada tanaman kedelai ditunjukkan Departemen Pendidikan Nasional melalui
dengan cara adaptasi melalui penghindaran Penelitian Hibah Kompetitif Penelitian
(avoidance) dan toleransi yaitu dengan sesuai Prioritas Nasional Nomor Kontrak
meningkatkan klorofil dan meningkatkan 166/SP2H/PP/DP2M/III/2010 yang telah
karotenoid, menekan peningkatan membiayai penelitian ini.
persentase polong hampa atau meningkatkan

46
Nerty Soverda: Studi Karakteristik Fisiologi Fotosintetik
Kedelai Toleran Terhadap Naungan

Daftar Pustaka Hayati Jurnal Biosains. Vol. 7 (2) : 31-


Badan Pusat Logistik dan Direktorat Jenderal 34.
Bina Produksi Hortikultura . 2005. Levitt, J. 1980. Response of Plants to
Data Pertanian Tanaman Pangan dan Environmental Stress. Academic Press.
Hortikultura 2004 Tingkat Nasional New York.
dan Provinsi. Marschner, H. 1995. Mineral Nutrition of
Barbara, D.A and W.W. Adams. 1996. Higher Plants. Second Edition.
Chlorophyll and Carotenoid Academic Press inc. San Diego. USA.
Composition in Leaves of Eunymus P. 131-183.
kiautschovicus Acclimated to Different Mohr, H. and P. Shoopfer. 1995. Plant
Degrees of Light Stress in the Field. Physiology. Translator Gudrun and
Aust. J. Plant Physiol. 23:649-659. David W. Lawlor. Springer-Verlag.
Biro Pusat Statistik. 1998. Indonesia dalam New York.
Angka. Jakarta. Murty, K.S., and G. Sahu. 1987. Impact of
Haris, A.B., M.A. Chozin, D. Sopandie dan low-light Stress on Growth and Yield
I. Las. 1998. Karakteristik Iklim Mikro of Rice. p.94 - 100. In "Weather and
dan Respon Tanaman Padi Gogo pada Rice" Proc. International Workshop
Pola Tanam Sela dengan Tanaman on Impact of Weather Parameters on
Karet. Seminar Hasil Penelitian PPS- Growth and Yield of Rice. IRRI. Los
IPB. 12p. Banos. 7 – 10 April 1986.
Hidema, J., A. Makino, Y. Kurita, T. Mae Nasution, M. 2004. Diversifikasi Titik Kritis
and K. Ojima. 1992. Changes in the Pembangunan Pertanian Indonesia :
Level of Chlorophyl and Light- Pertanian Mandiri. Penebar Swadaya.
harvesting chlorophyl a/b Protein of Jakarta.
PS II in Rice Leaves agent under Rukmana, R dan Yuniarsih, Y. 2004. Kedelai
Different Irradinces from full Budidaya dan Pasca Panen. Kanisius.
Expantion through senescen. JSPP. Yogyakarta.
Plant Cell Physiol. 33 (8) : 1209 - Soverda, Evita dan Gusniwati. 2009. Kajian
1214. Dan Implementasi Karakter Fisiologi
Kinney, M.G. 1941. Absorbsion of Light by Fotosintetik Tanaman Kedelai Toleran
Chlorophyll Solution. J. Biol. Chem., Terhadap Intensitas Cahaya Rendah :
140:315-322. Optimalisasi Pemanfaatan Lahan
Las, I. 1983. Efisiensi Radiasi Surya dan Tegakan Di Provinsi Jambi. Laporan
Pengaruh Naungan terhadap Padi Penelitian Hibah Kompetitif
Gogo. Penelitian Pertanian. Pusat Penelitian Sesuai Prioritas Nasional
Penelitian dan Pengembangan Nomor :
Tanaman Pangan Bogor. 3 (1) : 30 - 596/SP2H/DP2M/VII/2009, Tanggal
35. 30 Juli 2009
Lautt, B. S, M.A. Chozin, D. Sopandie, Wibawa, G dan M.J. Rosyid. 1995.
Latifah K. Darusman. 2000. Peningkatan Produktivitas Padi sebagai
Perimbangan Pati-Sukrosa dan Tanaman Sela Karet Muda. Warta
Aktivitas Enzim Sukrosa Fosfat Pusat Penelitian Karet. Assosiasi
Sintetase (SPS) pada Padi Gogo yang Penelitian dan Pengembangan
Toleran dan Peka terhadap Naungan. Perkebunan Indonesia. 14(1):40-46.

47
Nerty Soverda: Studi Karakteristik Fisiologi Fotosintetik
Kedelai Toleran Terhadap Naungan

Gambar 1. Perubahan Klorofil a Beberapa Varietas


Varieta Kedelai pada Naungan 50%

Gambar 2. Perubahan Klorofil b Beberapa Varietas Kedelai pada Naungan 50%

Gambar 3. Nisbah Klorofil a/b Beberapa Varietas Kedelai pada Naungan 50%

48
Nerty Soverda: Studi Karakteristik Fisiologi Fotosintetik
Kedelai Toleran Terhadap Naungan

Gambar 4. Perubahan Karotenoid Beberapa Varietas Kedelai pada Naungan


Na 50%

Gambar 5. Perubahan Nitrogen Beberapa Varietas Kedelai pada Naungan 50%

Gambar 6. Perubahan Karbohidrat Beberapa Varietas Kedelai pada Naungan 50%

49
Nerty Soverda: Studi Karakteristik Fisiologi Fotosintetik
Kedelai Toleran Terhadap Naungan

Gambar 7. Perubahan Protein Beberapa Varietas Kedelai pada Naungan 50%

Gambar 8. Perubahan Berat Biji per Tanaman Varietas Kedelai pada Naungan 50%

Gambar 9. Perubahan Jumlah Polong per Tanaman Varietas Kedelai pada Naungan 50%

50
Nerty Soverda: Studi Karakteristik Fisiologi Fotosintetik
Kedelai Toleran Terhadap Naungan

Gambar 10. Perubahan Jumlah Polong Berisi


Beris per Tanaman beberapa Varietas Kedelai pada
Naungan 50%

51
Nerty Soverda: Studi Karakteristik Fisiologi Fotosintetik
Kedelai Toleran Terhadap Naungan

52

Anda mungkin juga menyukai