َ ُمِن بَ ْو ِل ْالغ
ال ِم ِ مِن بَ ْو ِل ْال َج
ْ اريَ ِة َوي َُرش ْ يُ ْغ َس ُل
“Air kencing anak perempuan itu dicuci, sedangkan air kencing anak laki-laki
itu dipercikkan”.
Benda yang dapat menyucikan ada dua macam, yaitu air dan debu. Fungsi
air untuk menyucikan telah ditegaskan dalam Alquran:
• Kotoran manusia
• Darah haid
• Madzi, yaitu cairan bening yang keluar dari kemaluan yang tidak
disertai tekanan syahwat yang sangat kuat
• Air wadi, yakni air putih, keruh dan kental yang keluar setelah buang
air kecil.
• Nanah bercampur darah.
• Darah yang keluar dalam jumlah banyak.
• Arak (minuman keras).
• Kotoran hewan yang haram dimakan.
• Bangkai hewan, kecuali manusia, ikan, dan belalang.
• Muntah
• Najis ‘Ainiyah: najis yang berwujud dan dapat dilihat, memiliki warna, bau,
dan rasa, seperti kotoran kucing, ayam dll.
• Najis Hukmiyah: najis yang tidak kelihatan wujudnya, seperti bekas
kencing, arak yang sudah mengering, dan lainnya.
Adapun cara menyucikan najis ini, yaitu yang pertama harus
membersihkan najis ‘Ainiyah (wujud, warna, bau, atau rasanya) terlebih dahulu.
Lalu dilanjutkan dengan membersihkan najis Hukmiyah (bekasnya). Misalnya,
terdapat kotoran manusia atau darah haid di suatu ruangan. Buang dulu kotoran
manusia atau darah haidnya hingga lantainya kering. Barulah menyiramnya
dengan air hingga benar-benar bersih. Siraman air bisa di area yang terkena najis
saja dan sudah dianggap suci meski airnya menggenang atau meresap ke dalam.
Jangan lupa untuk mengelapnya agar lantai kering.
3. Najis Mughallazah
Najis Mughallazah ini masuk ke dalam jenis najis yang berat. Kotoran yang
termasuk najis berat ini, yaitu yang berasal dari hewan Anjing dan Babi. Najis
Mughallazah ini dapat disucikan dengan cara membasuhnya dengan air
sebanyak 7 kali basuhan di mana salah satunya harus dicampur debu.
Sebelum dibasuh dengan air, najis Mughallazah perlu dihilangkan
terlebih dulu najis ‘Ainiyah atau wujud najisnya sehingga tidak ada lagi warna,
bau dan rasa najis tersebut. Namun secara hukum (hukmiyah), najisnya masih
ada di tempat yang terkena najis karena belum dibasuh air.
Membersihkan najis dengan basuhan air dan campuran debu dapat dilakukan
dengan 3 cara, yaitu:
• Pertama, mencampur air dan debu secara berbarengan baru kemudian
diletakkan langsung pada area yang terkena najis. Cara ini adalah cara yang
lebih utama dibanding cara lainnya,
• Kedua, meletakkan debu di area yang terkena najis. Lalu memberinya air
dan mencampurkan keduanya, barulah kemudian membasuhnya hingga
bersih, atau
• Ketiga, memberi air terlebih dahulu di area yang terkena najis,
kemudian memberinya debu dan mencampur keduanya, lalu dibasuh hingga
najisnya benar-benar hilang.
B. WUDHU
Wudhu menurut bahasa artinya bersih dan indah, sedang menurut syara’ artinya
membersihkan anggota wudhu untuk menghilangkan hadats kecil. Orang yang hendak
melaksanakan shalat, wajib lebih dahulu ber-wudhu, karena wudhu adalah menjadi
syarat sahnya shalat.
Sebenarnya perintah wudhu tersebut tercantum dalam firman Allah Q.S Al-Maidah
ayat 6, yakni sebagai berikut:
۟ ق َو ْٱم َسح
ُوا بِ ُر ُءوسِ كُ ْم َوأَرْ ُجلَكُ ْم إِلَى َّ يََٰٓأَي َها ٱلَّذِينَ َءا َمن َُٰٓو ۟ا إِذَا قُ ْمت ُ ْم إِلَى ٱل
۟ ُصلَوةِ فَٱ ْغسِ ل
ِ ِوا ُوجُوهَكُ ْم َوأَ ْي ِديَكُ ْم إِلَى ْٱل َم َراف
علَى َسف ٍَر أَ ْو َجا َٰٓ َء أَ َحدٌ ِمنكُم مِنَ ْٱلغَآَٰئِطِ أَ ْو لَ َم ْست ُ ُم ٱلنِ َسا َٰٓ َء
َ ض َٰٓى أَ ْو ۟ ط َّه ُر
َ ْوا ۚ َو ِإن كُنتُم مَّر َّ ْٱل َك ْعبَي ِْن ۚ َو ِإن كُنت ُ ْم ُجنُبا فَٱ
ج َولَكِن
ٍ علَ ْيكُم م ِْن َح َر
َ ٱّلل ِل َيجْ َع َل ۟ َٱم َسح
ُ َّ ُُوا ِب ُوجُو ِهكُ ْم َوأَ ْيدِيكُم ِم ْنهُ ۚ َما ي ُِريد َ صعِيدا
ْ ط ِيبا ف ۟ ُوا َمآَٰء فَتَ َي َّم ُم
َ وا ۟ فَلَ ْم ت َِجد
َعلَ ْيكُ ْم لَ َعلَّكُ ْم تَ ْشكُ ُرون َ ي ُِريدُ ِل ُي
َ ُط ِه َركُ ْم َو ِل ُي ِت َّم ِن ْع َمتَ ۥه
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat,
maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah,
dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus)
atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah
dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.
Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur”. (Al-Maidah :6)
1. Rukun Wudhu
Adapun yang menjadi rukun dari wudhu adalah sebagai berikut:
• Niat;
Niat secara bahasa adalah menyengaja (al-qasdu), sedangkan niat menurut
syara’ adalah menyengaja melakukan suatu hal atau suatu pekerjaan dibarengi
dengan melakukan pekerjaan tersebut. Orang yang berwudlu dengan melakukan
pekerjaan berwudlu dibarengi dengan niat dalam hatinya. Dalam hatinya niat
menghilangkan hadas kecil karena Allah SWT.
• Membasuh muka
Rukun kedua dari rukun wudhu membasuh muka, maksudnya adalah
membasahi muka atau mengalirkan air ke muka. Dalam membasuh muka maka
seluruh bagian muka harus yakin terbasuh, yaitu mulai dari tempat tumbuhnya
rambut sampai dagu, dan dari telinga kanan sampai telinga kiri. Sebab jika ada
bagian muka yang tidak terbasuh maka wudhu nya tidak sah, oleh karena itulah
ulama menganjurkan melebihkan dari batas muka tersebut.
• Membasuh tangan sampai siku
Rukun wudhu yang ketiga adalah membasuh kedua tangan sampai siku. Dalam
membasuh ini disyaratkan adanya air mengalir tidak hanya membuat tangan
basah oleh air.
• Membasuh kepala
Membasuh kepala adalah rukun selanjutnya. Dalam membasuh kepala tidak
disyaratkan seluruh bagian kepala terbasahi, akan tetapi cukup membasuh
sebagian saja. Juga diperbolehkan membasahi rambutnya saja walaupun cuma
satu rambut. Jika yang dibasuh tersebut hanya rambutnya saja maka adanya
rambut yang dibasahi tidak keluar dari batas kepala.
• Membasuh kaki sampai mata kaki
• Mengurutkan basuhan/rukun sesuai urutan rukun diatas
Dalam mengerjakan berwudlu haruslah melakukan rukun sesuai urutan rukun
diatas, jadi setelah membasuh muka secara betul barulah membasuh tangan, lalu
setelah membasuh kepala, demikian selanjutnya sampai kaki.
2. Syarat Wajib Wudhu
• Beragama Islam.
• Tamyiz, Dapat membedakan yang baik dan yang buruk.
• Suci dari menstruasi dan persalinan.
• Tidak ada apa pun di dalam tubuh yang dapat mengubah sifat air, seperti
lipstik dan riasan.
• Tidak ada yang dapat mencegah air menyentuh kulit, seperti cat kuku,
lipstik dan lain-lain.
• Mengetahui mana yang sunah dan mana yang wajib.
• Air yang diambil untuk wudhu adalah air bersih dan suci (tidak bau, tidak
kotor, atau tercampur bahan lain)
3. Hal yang membatalkan Wudhu
a. Keluar angin (kentut)
b. Hilang akal (gila, tidur, sakit ayam)
c. Memegang kemaluan
d. Memegang lubang
e. Bersentuhan kulit laki-laki dan perempuan (yang bukan mahrom)
f. Murtad
C. . MANDI BESAR
“Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar, fardhu karena Allah ta’ala.”