Anda di halaman 1dari 7

MINI RISET KASUS KONSELING KELUARGA

“Anak Berperilaku Agresif Verbal di Sekolah”

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dari 6 Tugas KKNI


Mata Kuliah : Konseling Keluarga
Dosen Pengampu : Dra. Nur Arjani, M.Pd.

DISUSUN OLEH :

Artha Manora Manurung 1183151047 (19)

Chindi Emiya Pepayoca Girsang 1183151045 (17)

Rizky Manurung 1183151053 (24)

Yuli Devita Br Tondang 1183152046 (18)

Kelas : BK Reguler B 2018

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
IDENTIFIKASI KASUS

Identitas Anak

Nama : Andreas Simanjuntak (inisial A)

Tempat/Tanggal Lahir : Pematangsiantar, 22 Mei 2004

Jenis kelamin : Laki-Laki

Alamat : Nagori Baliju Kec. Tanah Jawa Kab. Simalungun

Sekolah : SMAN 1 Tanah Jawa

Agama : Kristen Protestan

Identifikasi Orang Tua

Ayah

Nama : Simanjuntak (disamarkan)

Pendidikan terakhir : SMA

Agama : Kristen

Pekerjaan : Petani

Alamat : Tanah Jawa, Simalungun

Ibu

Nama : Sinaga (disamarkan)

Pendidikan terakhir : SMA sederajat

Agama : Kristen

Pekerjaan : Petani

Alamat : Tanah Jawa, Simalungun


Riwayat Hidup

Tahun Lulus SD : 2015

Tahun Lulus SMP : 2018

Tahun Lulus SMA :-

Cita-cita :-

A adalah salah satu siswa kelas XII IPA di SMAN 1 Tanah Jawa Kab. Simalungun. Ia
berasal dari keluarga petani yang terbilang cukup secara sosial ekonomi di desa kecil yang
terletak kurang lebih 10 km di Tanah Jawa Kab. Simalungun. A ini menunjukkan gejala
sering mengolok-olok dan menghina temannya yang lemah misalnya temannya tidak bisa
mengerjakan sesuatu yang menurut si A itu mudah untuk dikerjakan, sering melanggar tata
tertib sekolah, dan prestasi belajarnya rendah. Data lain menunjukkan bahwa A adalah anak
bungsu dari tiga bersaudara. satu orang saudaranya sudah kerja di luar provinsi Sumatera
Utara dan satu orang saudaranya sedang mencari pekerjaan.

A sering berperilaku agresif verbal di sekolah. Menurut informasi dari guru BK di


SMAN 1 Tanah Jawa bahwasannya si A ini sering menunjukkan gejala seperti bertingkah
laku tempramen bila merasa kenyamanannya diusik, sering bertengkar karena perbedaan
pendapat dengan teman, lebih sering menyelesaikan masalah dengan berkelahi dan
menggunakan bahasa-bahasa yang tidak baik didengar. Selain itu, si A juga menghina teman
yang tidak meminjamkan alat tulis kepadanya, mengancam teman perempuan yang melapor
kepada guru jika si A melakukan masalah, menyahuti teman yang membaca buku ataupun
mengerjakan tugas hapalan dan si A ini juga kadang berteriak kepada guru jika hak
kenyamanannya diganggu.

Pada semester lalu A termasuk salah satu siswa yang memiliki masalah untuk
kenaikan kelas karena perilaku agresif yang ia timbulkan. Di rumah, A termasuk anak yang
manja kepada orang tuanya. Akan tetapi, si A sering berkelahi dengan saudara laki-lakinya
karena perbedaan pendapat dan cara pandang hidup mereka masing-masing. Di rumah, si A
juga berperilaku agresif verbal seperti berteriak kepada orang tuanya jika keinginannya tidak
terpenuhi bahkan si A tidak segan-segan untuk mengeluarkan kata-kata yang kasar kepada
kedua orang tuanya hal tersebut membuat saudara laki-lakinya tidak menyukai si A.
Di lingkungan pergaulannya si A merupakan anak yang paling dominan di kelompok
pertemanannya. A juga merupakan anak yang memiliki pergaulan yang bebas bahkan si A
sendiri mampu membentuk kelompok geng dari berbagai sekolah. Dalam hal ini, pergaulan
juga yang membuat si A selalu berperilaku agresif verbal untuk menunjukkan ia orang yang
paling dominan di kelompok geng tersebut. Dalam kelompok pergaulan si A selalu bercanda
dengan teman kelompok gengnya dengan menggunakan bahasa-bahasa yang tidak baik.
DIAGNOSIS KASUS

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru BK, wali kelas, teman sekelas dan
orang tua si A. Maka, yang menjadi latar belakang faktor penyebab si A berperilaku agresif
verbal di sekolah ialah sebagai berikut:

1. Kurangnya perhatian orang tua serta berkonflik dengan saudaranya

Kedua orang tua A memiliki pekerjaan yang sama yaitu seorang petani. Kedua orang
tua A seringkali mulai bekerja pagi-pagi sekali dan akan pulang dari bertani sudah
cukup malam. Sehingga dikarenakan perkejaan mereka sebagai petani yang bekerja
satu hari penuh, mengakibatkan jarangnya terjadi interaksi antara A dengan orang
tuanya. Selain pekerjaan orang tuanyan sebagai petani yang harus bekerja satu hari
penuh, mereka juga bekerja setiap hari, sehingga semakin minimlah interaksi dan
komunikasi antara si A dengan orangtuanya sehingga menjadikan ia kurang mndapat
perhatian dari kedua orang tuanya tersebut menjadikan anak kurang didikan dari
orang tua dalam berperilaku yang baik yang pada dasarnya dan terutama diajarkan di
lingkungan keluarga oleh kedua orang tuanya. Tidak hanya kurangnya perhatian
orang tau, si A juga kerap kali berkonflik dengan abangnya. Dikarenakan mereka
sama-sama laki-laki, sehingga setiap mereka memiliki konflik, tidak ada pun salah
satu dari si A dengan abangnya yang akan mengalah untuk menghindari konflik
tersebut. Akan tetapi, konflik mereka berdua akan semakin membara dikarenakan
mereka berdua seringkali berperilaku agresif dalam verbal, seperti saling mencaci
antara abangnya dengan si A, ataupun sebaliknya. Hal ini dikarenakan mereka berdua
juga memiliki rasa amarah yang tinggi dan berapi-api sehingga menyebabkan konflik
yang terjadi akan sulit untuk terselesaikan.

2. Konflik dengan siswa lain

Si A ternyata memiliki sifat yang sangat mudah marah, sehingga setiap terjadi
pertikaian dengan orang lain seperti teman atau siswa lain maka si A akan
menunjukkan perilaku agresif verbalnya tersebut, sebagai guna perlawanan dengan
siswa atau orang lain tersebut. Ini juga dikarenakan sebagai salah satu hasil si a
menyerap interaksi dan cara ia berkomunikasi dengan abangnya setiap memiliki
konflik, sehingga ia juga melakukan hal yang sama ketika berkonflik dengan siswa
lainnya.
3. Frustasi dan emosi

Sebagaimana yang telah diperolah bahwa si A memiliki temperamen yang sangat


mudah terpancing emosi sehingga ia memiliki perilaku agresif verbal, hal lainnya juga
dikarenakan ia juga mengalami frustasi terhadap keluarga sendiri. Hal ini yaang
menjadikan si a memiliki perilaku agresif verbal. Sebagaimana yang telah dikatakan
bahwa interaksi ia dengan kedua orang tuanya yang termasuk kategori yang sangat
jarang serta interaksi dengan abangnya yang lebih serinng berkonflik sehingga kerap
kali terjadi perceksokan yang menimbulkan perilakua agresif verbal si A dan juga
abangnya muncul, sehingga menyebabkan si A menjadi frustasi terkait keadaan
keluarganya tersebut. Si A sudah pernah mencoba untuk mengurangi perilakunya
tersebut, akan tetapi dikarenakan rasa frustasi yang ia miliki dan rasa emosinya yang
tinggi tersebut, menjadikan usaha si A untuk menhilangkan perilaku agresif verbalnya
tersebut tidak berjalan.

4. Mengalami pergaulan yang salah

Dikarenakan jarangnya interaksi dan komunikasi antara si A dengan orang tuanya


menjadikan si A berperilaku agresif dalam hal verbal, hal ini diperparah dengan si A
yang memiliki teman-teman yang tidak baik. Dimana teman-teman bergaul A juga
memiliki perilaku yang serua dengan si A. Oleh karena itu, si A semakin
memunculkan perilaku agresifnya tersebut dalam hal verbal ditambah dengan tidak
adanya teguran dari keluarganya sendiri. Tidak hanya itu, si A juga menyerab perilaku
tersebut dari pergaulannya dengan teman-temannya tersebut dan juga pertengkaran
dengan abangnya. Hal ini juga semakin menjadikan si A perilaku agresif dalam verbal
itu menjadi hal yang biasa untuk dilakukan dan menjadikannya sebuah kebiasaan.
Oleh karena itu perilaku agresif verbal si A semakin menjadi-jadi dan hampir tidak
terkendali. Selain itu dikarenkan pergaulannya yang tidak baik, tentunya si A dalam
berinteraksi dengan teman-temannya juga sudah biasa berperilaku agresif verbal
seperti berkata-kata kasar kepada sesama teman. Hal ini dikarenakan, terkadang si A
bersama dengan teman pergaulannya berinteraksi seperti bercanda juga bahkan
menggunakan kata-kata yang kasar.
PROGNOSIS KASUS

Dari hasil Diagnosis dan identifikasi masalah bahwa penyebab siswa tersebut berperilaku
agresif disebabkan oleh karena hasil imitasi dari lingkungan yang lebih dekat dengan nya
yaitu lingkungan keluarga .

a. Perilaku agresif secara verbal membutuhkan penanganan Bimbingan Dan


Konseling,kemungkinan yang terjadi apabila tidak segera diberi bantuan
/penanganan melalui bimbingan komseling adalah siswa akan sering
mendapat teguran dan hukuman dari guru di sekolah, siswa akan dijauhi
atau terisolir dari teman-temannya sehingga dapat menyebabkan proses
belajar,perkembangan emosi dan perkembangan sosial siswa di sekolah
terganggu sehingga mempengaruhi prestasi akademis dan merusak moralnya
.Korban dari agresif verbal akan merasa terluka secara psikis serta dapat
menimbulkan trauma .

b. Waktu Pelaksanaan : 10 November 2021


c. Pihak Yang Terlibat :
● konseli (Anak yang berprilaku Agresif secara verbal)
● ayah dan ibu konseli
● Saudara laki laki konseli
d. Pendekatan yang dapat diberikan untuk membantu siswa tersebut mengurangi
perilaku agresif secara Verbalnya adalah konseling keluarga dengan pendekatan
behavioral
Berdasarkan pandangan Behavioral perilaku menyimpang bersumber dari belajar
dan hasil belajar tertentu. Karena itu tujuan terapi ini adalah untuk memodifikasi
koneksi-koneksi dan metode-metode Stimulus-Respons yang lama.
Dasar terapi ini adalah bahwa perilaku dapat dipahami sebagai kombinasi:
● Belajar waktu lalu dalam lingkungannya dengan keadaan yang serupa.
● Keadaan motifasional sekarang dan efeknya kepada kepekaan lingkungan.
● Perbedaan- perbedaan biologik baik secara genetik atau gangguan biologik

Anda mungkin juga menyukai