Anda di halaman 1dari 4

BERCERITA KEPADA ALLAH TENTANG PIKIRAN BURUKKU

Teks: Mazmur 73

SHALLOM ... baca teks dulu .... BISS ... apa yang kita pikirkan JIKA ANDA MELIHAT .... beberapa ruas
jalan ada yang berlubang ? (tanya lsg) ..... atau ada pelaku korupsi yang tertangkap ? ..... atau ada anak
balita yang sudah merokok ? ..... apa yang anda pikirkan ? ... apakah saudara akan berpikir bahwa SEMUA
ITU ADA DALAM KENDALI ALLAH UNTUK KEBAIKAN MANUSIA ? belum tentu .... pertama kali pasti
kita berpikir .... “jalan lubang itu pasti dikorupsi-aspalnya dikurangi dst ....” trus “kalo ada pelaku
korupsi tertangkap – memang bangsa ini bangsa korupsi dst ... “ trus “anak balita merokok-ini
orang tua gila masak anak diajari hisap rokok...dst ...” .... belum lagi ada banyak isu2 lainnya
seperti pembakaran gereja, pembunuhan orang2 Kristen, pemerkosaan dan masih banyak
kejahatan lainnya baik itu di dalam gereja seperti pelecehan atau di luar gereja ... bisa dipastikan
– dalam hati kita ini atau pikiran kita pasti akan berpikiran negatif atau buruk .... jarang ada yang
langsung berpikiran ilahi- oh itu kehendak Allah. Tuhan sungguh baik ... dsb – namun persoalannya,
bagaimana kita bisa bercerita kepada Allah tentang pikiran burukku .... namun mengapa kepada
Allah ? apakah tidak boleh langsung saja sampaikan uneg2 hati ? hal yang sama juga dialami oleh
Asaf dalam nyanyiannya .... yang seirama dengan pola hati kita ....namun mengapa hal ini menjadi
penting ? .....

Pertama, KARENA HANYA ALLAH SAJA – PEMBELA KITA ... BISS .... kita pasti muangkel atau
jengkel ketika kita mengalami perlakuan yang berbeda daripada teman kita atau sahabat kita atau
bahkan saudara kita dari atasan/bos/bahkan orangtua kita ... iya ngga ? contoh: papa pulang kerja
bawa oleh2 ... eh ternyata yang dibawa cuman satu coklat – tetapi anaknya papa ada 5 atau banyak dan
coklatnya cuman satu ... kalo berbagi ya dapet sedikit – kalo diberikan ke salah satu anak – bisa
dipastikan anak yang lain pasti akan apa ? ..... (tanya lsg) iya pasti cemburu krn pasti iri satu sama lain
dan merasa ngga adil ...... Nah ... BISS ... Maz. 73 ini pada bagian awal berisi tentang curahan hati secara
jujur dan apa adanya dihadapan Allah dimana ia cemburu kepada kemakmuran orang Fasik, orang jahat
dan orang yang tidak mengenal Allah, tidak berbakti kepada Allah dan tidak takut Tuhan. Apa saja yang
dilihat oleh Asaf ?

1. Ay.3 Asaf melihat orang-orang fasik mengalami kemujuran (shalom, prosperity). Kata kemujuran
dalam teks Ibrani dari kata shalom yang berarti sehat,lengkap,penuh,kaya, makmur,bahagia,
damai. Asaf tidak mengerti dan cemburu mengapa pembual-pembual mengalami ”shalom”
bukannya umat Israel, umat pilihan Allah?
2. Ay. 4-5 Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka; mereka tidak
mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain. Asaf cemburu
mengapa orang jahat yang tidak pernah berdoa minta sehat,minta tidak sakit, minta gemuk
kepada Allah, malah tidak mengalami sakit, sehat-sehat dan gemuk-gemuk.
3. Ay.6 Sebab itu mereka berkalungkan kecongkakan dan berpakaian kekerasan. Mereka sombong
dan tidak membutuhkan Allah dan suka kekerasan.
4. Ay.7-8 Karena kegemukan, kesalahan mereka menyolok, hati mereka meluap-luap dengan
sangkaan. Mereka menyindir dan mengata-ngatai dengan jahatnya, hal pemerasan dibicarakan
mereka dengan tinggi hati. Mereka bangga berbuat dosa dan tinggi hati.
5. Ay.9-12 Mereka membuka mulut melawan langit, dan lidah mereka membual di bumi. Mereka
menghujat Allah di surga dan berdusta kepada orang-orang di bumi. Ay.10 Sebab itu orang-
orang berbalik kepada mereka, mendapatkan mereka seperti air yang berlimpah-limpah. Orang-
orang fasik yang kaya itu mereka mendapatkan popularitas dan diikuti banyak orang karena
banyak uangnya.
6. Ay. 11 Dan mereka berkata: “Bagaimana Allah tahu hal itu, adakah pengetahuan pada Yang
Mahatinggi?”
7. Orang fasik meremehkan kekuasaan Allah di bumi, mereka tidak takut akan hukuman Allah. 12
Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik: mereka menambah harta benda dan senang selamanya!
Tujuan hidup orang-orang fasik adalah materialisme yaitu menambah harta benda sebanyak-
banyaknya dan hedonisme yaitu hidup bersenang-senang dan hanya mencari kenikmatan
sementara. Sementara itu Asaf yang memiliki gaya hidup yang saleh dan religious sebagai seorang
pemimpin music pujian di bait Allah dengan melihat kemakmuran orang fasik yang memiliki gaya
hidup yang duniawi menjadi tawar hati dan mengasihani diri sendiri dengan berkata pada
8. ayat 13-14: Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku,
tanda tak bersalah.14 Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi. Kalau
orang fasik dengan hidup tidak bermoral namun diberkati secara jasmani mengapa aku harus
hidup saleh dan menjadi orang percaya malah hidupku menderita? Asaf tawar hati dan
mengasihani diri sendiri.

Dalam hal ini jelas bahwa Asaf sebagai seorang pemimpin rohani ternyata bergumul dengan sebuah
pertanyaan mengapa orang fasik makmur dan semakin kaya sementara orang saleh menderita dan
miskin. Mengapa hidup ini sepertinya tidak adil? Yang jahat malah diberkati secara materi, sehat-
sehat, tidak mengalami kesusahan dan derita sementara orang yang saleh dan takut akan Tuhan malah
menderita dan susah. Sepertinya Asaf meragukan kedaulatan dan keadilan Allah. Sampai2 ada
penafsir menjuluki mazmur ini sebagai Mazmur Pengakuan, pengakuan yang jujur dari seorang
pemimpin music dari imam Lewi yang cemburu kepada kemakmuran orang fasik dan tawar hati bahkan
hampir kecewa kepada Allah dan hampir mundur dari pelayanan sebagai imam music di bait Allah
(ay.2,15). Apakah berhenti sampai pada titik ini? apakah Tuhan membiarkan kita bergumul
dengan beratnya melihat fakta lapangan yang menyesakkan dada ini ? saya yakin tidak .... krn
memang Asaf kembali kepada Allah dan mengalami perubahan mindset dimana dulunya berpikiran yang
jelek bahkan jahat terhadap mereka .... Tetapi perspektif Asaf berubah atau beralih pandang kepada Allah
sebagai Pembelanya (dlm ay. 17-20) .... Asaf beralih dari yang berpikiran negatif terhadap
seseorang itu, bergumul dengan kekecewaan hatinya bahkan marah terhadap situasi yang
berbeda ... menjadi berfokus kepada Allah yang Adil dan Benar yang nantinya akan menjadi Pembelanya
yaitu dengan mendoakannya .... / BISS .... memang terkadang orang diluar sana pasti akan mengejek
kita ... kok dijahatin-gak balas-tpi malah di doakan .... kan aneh ? .... itu bukanlah hal yang aneh tetapi
adalah hal yang selayaknya dilakukan ... krn arah pandangan kita harusnya kepada Allah, dekat
dengan-Nya dan Allah saja yang nanti akan berkarya pada dirinya yaitu di dalam DOA .... hah ? kok
cuman doa dan baca FT ? .... Perubahan pandangan ini karena Asaf mengalami penyataan dari Allah di
tempat kudus waktu ibadah di bait Allah. Pentingnya ibadah di gereja dengan mendengarkan firman
Tuhan agar iman kita dikuatkan tetap memiliki pengharapan .... cerita: ada orang yang gak suka –
berdoa aja – orgnya datang dan minta maaf ... inilah juga yang dialami oleh Asaf sebagai penulis bahwa
perlu dan penting dilakukan dimana jika ada persoalan berat atau apapun itu – berdoa dulu dan tenang
dulu tetapi juga perlu jujur dihadapan Allah// lalu mengapa Asaf merasa perlu berkeluh kesah kepada
Allah .....

Kedua, KARENA HANYA ALLAH SAJA – IMAN KITA ..... BISS .... jika mau jujur... melihat ketidak-
adilan di sana sini terhadap orang yang berbeda keyakinan atau melihat perlakuan yang berbeda dengan
kaumnya ... jujur saja – kita pasti akan jengkel dan bahkan kita merasa cemburu terhadap
mereka..... Asaf juga mengalaminya bahkan dikatakan Asaf cemburu kepada orang-orang fasik
( fasik: wicked,foolish,guilty people, orang-orang yang tidak mengenal Allah dan percaya kepada
Allah, pada jaman Asaf kemungkinan bangsa penyembah berhala, ex : Babel dll.) .... TETAPI ....
ketika Asaf melihat itu semua dan beralih kepada Allah ... ia menyadari bahwa ia terbatas
memahami tentang Allah yang berdaulat bahkan tentang kasih Allah yang nyata kepada semua
manusia pun – apalagi terhadap kita anak2-Nya seperti Amsal 23 : 17 pernah katakan bahwa:
Janganlah hatimu iri kepada orang-orang yang berdosa, tetapi takutlah akan TUHAN
senantiasa.18 Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang. Namun pada
saat itu, Asaf terjebak hanya dengan lebih memperhatikan apa yang kelihatan, apa yang sementara
dengan mata jasmaninya. Sehingga Kondisi hatinya tertekan berat sehingga timbul ragu, iri dan cemburu.
/ terkadang kita pun mengalami hal yang sama .... kita berulang kali terjebak dalam rasa cemburu
dan jengkel melihat kemakmuran orang fasik, kekayaan orang berdoa tetapi Asaf memaknainya
lebih dalam tentang imannya kepada Allah .... dimana ia berkata dalam ay. 25, “siapakah
gerangan ada padaku di sorga selain Engkau ?” .... wow ... ini bukan pertanyaan yang harus dijawab
krn ini pertanyaaan yang sudah terjawab dimana di sorga itu kekayaan tidak ada disana, kemakmuran
tidak ada juga disana – berarti semua yang dimiliki orang fasik itu hanya disini, di dunia ini dan bukan di
sorga .... dan Asaf menyadarinya yaitu sebuah kerinduan untuk dekat dengan Allah adalah lebih
berharga dan lebih bernilai ..... bukan dengan kekayaan ... Asaf juga menyadari bahwa penyertaan
Allah jauh lebih penting daripada berkat-berkat-Nya. Hal ini sangat mirip dengan sikap Musa.
Sesudah bangsa Israel menyembah anak lembu emas dan TUHAN sangat murka kepada mereka, TUHAN
tetap menjanjikan perlindungan dan keberhasilan dalam perjalanan menuju tanah perjanjian.
Allah akan mengutus malaikat-Nya di depan mereka. Dengan penuh hikmat yang mendalam Musa
berkata: “Jika Engkau tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini” (Kel
33:15). Dalam versi Inggris diterjemahkan: “Jika hadirat-Mu tidak pergi bersama kami, janganlah
menyuruh kami pergi dari sini” (NIV/ESV). Demikian juga Asaf yang dengan penuh iman ia hanya
bersandar pada Tuhan, meskipun penderitaan derita bahkan kematian pun – iman Asaf tetap hanya
kepada Allah dan itulah yang menjadi kesukaannya

BISS ... Kita tidak bisa pungkiri bahwa kita selalu iri/cemburu terhadap orang lain, terhadap apa
yang dimiliki orang lain dan kita selalu mengingini apa yang dimilikinya. Kita bahkan sempat berandai-
andai menjadi dia........ Mulai dari sekarang stop!! Apa yang dimilikinya adalah barang fana yang tidak
kekal. memang keadaan atau situasi tidak bisa kita ubah menurut mau kita sendiri ... tetapi hati kita bisa
diubah tatkala melihat keadaan yang tidak seperti seharusnya ... tidak perlu kita bersungut-sungut, tidak
perlu menghujat atau bahkan memaki orang lain .... tetapi berceritalah kepada Allah ... nyatakanlah
itu kepada Tuhan krn di dalam Tuhanlah iman kita bertumbuh, didalam Tuhanlah pengharapan
masa depan kita krn Tuhan tidak akan pernah meninggalkan orang2 yang dikasihi-Nya yaitu kita
.... Syukuri apa yang diberikan Tuhan pada kita dan taruh segala pengharapan kita kepada Tuhan karna
Tuhan tahu yang terbaik dalam hidup kita sebab Ia akan memberikan kemuliaan yaitu bersama-sama
dengan Allah di sorga.

.... amin.....

Anda mungkin juga menyukai