Anda di halaman 1dari 7

BAB II

RINGKASAN
A. Identitas Buku
Judul Buku : Kebijakan Publik (Teori Analisis, Implementasi, dan Evaluasi Kebijakan)
Penulis : Dr. Drs. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc
Penerbit : SOCIAL SECURITY DEVELOPMENT INSTITUTE
Tahun Terbit : 2016
Tempat Terbit : Depok

B. Ringkasan Buku
Model Proses Implementasi Kebijakan
Van Meter dan Van Horn menawarkan suatu model dasar yang dilukiskan dalam gambar
dibawah ini. Model yang mereka tawarkan mempunyai enam variabel yang membentuk
ikatan (linkage) antara kebijakan dan pencapaian (performance). Model ini seperti
diungkapkan oleh Van Meter dan Van Horn, tidak hanya menentukan hubungan-hubungan
antara variabel-variabel bebas dan variabel terikat mengenai kepentingan-kepentingan, tetapi
juga menjelaskan hipotesis-hipotesis yang dapat diuji secara empirik.
Selain itu, indikator-indikator yang memuaskan dapat dibentuk dan data yang tepat dapat
dikumpulkan. Dengan menggunakan pendekatan masalah seperti ini, dalam pandangan Van
Meter dan Van Horn, kita mempunyai harapan yang besar untuk menguraikan proses-proses
dengan cara melihat bagaimana keputusan-keputusan kebijakan dilaksanakan dibandingkan
hanya sekedar menghubungkan variabel bebas dan variabel terikat dalam suatu cara yang
semena-mena. Variabel-variabel tersebut dijelaskan oleh Van Meter dan Horn sebagai
berikut:
1. Ukuran-Ukuran Dasar Dan Tujuan-Tujuan Kebijakan.
Variabel ini didasarkan pada kepentingan utama Terhadap faktor-faktor yang menentukan
pencapaian Kebijakan. Menurut Van Meter dan Van Horn, identifkasi indikator-indikator
pencapaian merupakan Tahap yang krusial dalam analisis implementasi Kebijakan. Indikator-
indikator pencapaian ini menilai Sejauh mana ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan
Kebijakan telah direalisasikan.
Ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan berguna Dalam menguraikan tujuan-tujuan keputusan
kebijakan secara menyeluruh. Di samping itu, ukuran ukuran dasar dan tujuan-tujuan
merupakan bukti itu Sendiri dan dapat diukur dengan mudah dalam beberapa kasus.
Misalnya, pemerintah berusaha menciptakan lapangan pekerjaan untuk para pengangguran
Dengan membuat beberapa proyek padat karya.
2. Sumber-SumberKebijakan
Di samping ukuran-ukuran dasar dan sasaransasaran kebijakan, yang perlu mendapatkan
perhatian dalam proses implementasi kebijakan adalah sumbersumber yang tersedia. Sumber-
sumber layak mendapat perhatian karena menunjang keberhasilan implementasi kebijakan.
Sumber-sumber yang dimaksud mencakup dana atau perangsang (incentive) lain yang
mendorong dan memperlancar implementasi yang efektif.
3. Antar Organisasi dan Kegiatan Kegiatan Pelaksanaan
Implementasi akan berjalan efektif apabila ukuran-ukuran dan tujuan-tujuan dipahami oleh
individu yang bertanggung jawab dalam pencapaian Kebijakan. Dengan demikian, sangat
penting untuk Memberi perhatian yang besar kepada kejelasan ukuran-ukuran dasar dan
tujuan-tujuan implementasi, ketepatan komunikasinya dengan para pelaksana dan Konsistensi
atau keseragaman dari ukuran dasar dan Tujuan-tujuan yang dikomunikasikan dengan
berbagai Sumber informasi. Ukuran-ukuran dasar dan tujuantujuan tidak dapat dilaksanakan
kecuali jika ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan itu dinyatakan dengan cukup jelas,
sehingga para pelaksana dapat mengetahui apa yang diharapkan dari ukuran-ukuran dasar dan
tujuan-tujuan itu.
Komunikasi di dalam dan antara organisasi-organisasi merupakan suatu proses yang
kompleks dan sulit. Dalam meneruskan pesan-pesan ke bawah dalam suatu organisasi atau
dari suatu organisasi lainnya, para komunikator dapat menyimpannya atau
menyebarluaskannya , baik secara sengaja atau tidak sengaja.
4. Karakteristik Badan-Badan Pelaksana
Para peminat politik birokrasi telah mengidentifkasikan banyak karakteristik badan-badan
administratif yang telah mempengaruhi pencapaian kebijakan mereka. Dalam melihat
karakteristik badan-badan pelaksana, seperti dinyatakan Van Meter dan Van Horn, maka
pembahasan ini tidak bisa lepas dari stuktur birokrasi.
Komponen dari model ini terdiri dari ciri-ciri struktur formal dari organisasi-organisasi dan
atributatribut yang tidak formal dari personil mereka. Di samping itu, perhatian juga perlu
ditujukan kepada ikatan-ikatan badan pelaksana dengan pemeranpemeran serta dalam sistem
penyampaian kebijakan. Van Meter dan Van Horn mengetengahkan beberapa unsur yang
mungkin berpengaruh terhadap suatu organisasi dalam mengimplementasikan kebijakan:
1) Kompetensi dan ukuran staf suatu badan;
2) Tingkat pengawasan hierarkhis terhadap keputusan-keputusan subunit dan proses-
proses dalam badan-badan pelaksana;
3) Sumber-sumber politik suatu organisasi (misalnya dukungan di antara anggota-
anggota legislatif dan eksekutif);
4) Vitalitas suatu organisasi;
5) Tingkat komunikasi-komunikasi “terbuka”, yang didefnisikan sebagai jaringan kerja
komunikasi horisontal dan vertikal secara bebas serta tingkat kebebasan yang secara
relatif tinggi dalam komunikasi dengan individu-individu di luar organisasi;
6) Kaitan formal dan informal suatu badan dengan badan “pembuat keputusan” atau
“pelaksana keputusan”.
5. Kondisi-Kondisi Ekonomi, Sosial dan Politik
Kondisi-kondisi ekonomi, sosial dan politik merupakan variabel selanjutnya yang
diindentifkasi oleh Van Meter dan Van Horn. Dampak kondisikondisi ekonomi, sosial dan
politik pada kebijakan publik merupakan pusat perhatian yang besar selama dasawarsa yang
lalu.
Para peminat perbandingan politik negara dan kebijakan pubik secara khusus tertarik dalam
mengidentifkasikan pengaruh variabel-variabel lingkungan pada hasil-hasil kebijakan.
Sekalipun dampak dari faktor-faktor ini pada implementasi keputusankeputusan kebijakan
mendapat perhatian yang kecil, namun menurut Van Meter dan Van Horn, faktorfaktor ini
mungkin punya efek yang mendalam terhadap pencapaian badan-badan pelaksana
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis
Suharto, (2014: 102) mengemukakan bahwa Dimensi paling inti dari kebijakan publik adalah
proses kebijakan. Di sini kebijakan publik dilihat sebagai sebuah proses kegiatan atau sebagai
satu kesatuan sistem yang bergerak dari satu bagian ke bagian lain secara sinambung, saling
menentukan dan saling membentuk.
Model proses kebijakan yang paling klasik dikembangkan oleh David Easton (1984) dalam
Nugroho (2014: 515). Easton melakukan analogi dengan sistem biologi. Pada dasarnya
sistem biologi merupakan proses interaksi antar mahluk hidup dengan lingkungannya, yang
akhirnya menciptakan kelangsungan perubahan hidup yang relatif stabil. Dalam terminologi
ini, Easton menganalogikannya dengan kehidupan sistem politik. Kebijakan publik dengan
sistem mengandaikan bahwa kebijakan merupakan hasil atau output dari sistem (politik).
2 proses dalam pengambilan keputusan yaitu
Teknokratis
Teknokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana para ahli teknis mengontrol pengambilan
keputusan di bidangnya masing-masing. Insinyur, ilmuwan, profesional kesehatan, dan
orang-orang dengan pengetahuan, keterampilan atau kemampuan akan membentuk badan
pengatur. Dalam teknokrasi, para pengambil keputusan akan dipilih berdasarkan seberapa
baik mereka menguasai bidangnya.
Kemampuan teknis dan kepemimpinan akan dipilih melalui proses birokrasi berdasarkan
pengetahuan dan kinerja khusus, bukan pemilihan demokratis oleh orang-orang tanpa
pengetahuan atau keterampilan yang diperlukan. Beberapa bentuk teknokrasi dibayangkan
sebagai bentuk meritokrasi, sebuah sistem di mana “orang yang paling memenuhi syarat” dan
orang yang memutuskan legitimasi kualifikasi itu adalah orang yang sama. Bentuk-bentuk
lain dari teknokrasi juga didefinisikan sebagai bukan suatu kelompok manusia yang
mengontrol oligarkis, tetapi suatu administrasi melalui disiplin ilmu tertentu yang tidak boleh
dipengaruhi oleh beberapa kelompok kepentingan khusus.
Demokratis
Pengambilan keputusan harus sebanyak mungkin mengelaborasi suara dari
stakeholders. Pernyataan tersebut dapat dikatakan sebagai Model Demokrasi karena
menghendaki agar setiap pemilik hak demokrasi diikut sertakan sebanyak-banyaknya. Model
ini implementasinya pada good governance bagi pemerintahan yang mengamanatkan agar
dalam membuat kebijakan, para konstituten, dan pemanfaat (beneficiaries) diakomodasi
keberadaan. Model ini sebenarnya sudah baik akan tetapi kurang efektif dalam mengatasi
masalah-masalah yang bersifat kritis, darurat dan dalam kelangkaan sumber daya. Namun
apabila model ini mampu dijalankan maka sangat efektif karena setiap pihak mempunyai
kewajiban untuk ikut serta mencapai keberhasilan kebijakan karena masing-masing pihak
bertanggung jawab atas kebijakan yang dirumuskan.
B. Kelebihan dan Kekurangan Buku
Dalam buku ini menjelaskan tentang 4 variabel-varibel dalam pengambilan keputusan, buku
ini menjelaskan analisis model proses kebijakan publik, namun buku ini tidak membahas
secara mendalam proses teknokratis dan demokratis dalam pengambilan keputusan, buku ini
kurang lengkap dalam cakupan materinya.
Disisi lain buku ini bagus dalam penjelasan variabel variabel dalam proses pengambilan
keputusan, buku ini relevan untuk masa sekarang, karena mengambil permasalahan yang ada
pada masyarakat, melihat dari segi sosial dan ekonomi masyarakat, dalam pengambilan
keputusan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebijakan publik dipahami sebagai serangkaian proses yang bergerak dari satu bagian ke
bagian ke bagian lainnya secara berkesinambungan dan memiliki ketergantungan satu
sama lain. Proses itu berada di dalam suatu sistem politik yang dimulai dari identifikasi,
agenda setting, formulasi, implementasi dan evaluasi kebijakan.
Pembuatan keputusan (decision-making) berada di antara perumusan keijakan dan
implementasi kebijakan, akan tetapi kedua hal tersebut berkaitan satu sama lain.
Keputusan mempengaruhi implementasi dan implementasi tahap awal akan
mempengaruhi tahap pembuatan keputusan selanjutnya yang pada gilirannya akan
mempengaruhi implementasi berikutnya.
Dalam proses kebijakan publik terdapat dua cara dalam pengambilan keputusan yaitu
teknokratis dimana yang berperan adalah tenaga ahli dan pemerintah dan demokratis
yaitu seluruh masyarakat yang memiliki kepentingan dalam pengambilan keputusan.
B. Saran
Penulis berharap dalam proses pengambilan keputusan kebijakan publik, oleh pemerintah
diubah dimana keputusan itu bersifat goal oriented Sehingga kebijakan yang dirumuskan
tidak membuat masyarakat terjebak pada aturan dan prosedur yang rumit, namun yang
terpenting adalah bagaimana tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai, tanpa terlepas
dari nilai-nilai fundamental sebagai landasan untuk berfikir dan bertindak.
DAFTAR PUSTAKA
Situmorang, Chazali H. 2016. Kebijakan Publik (Teori Analisis, Implementasi, dan
Evaluasi Kebijakan). Depok: SOCIAL SECURITY DEVELOPMENT INSTITUTE
Suharto, Edi. 2014. Analisis Kebijakan Publik. Bandung: Penerbit Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai