Anda di halaman 1dari 29

PRAKTIK PENDIDIKAN POLITIK UNTUK PEMILIH CERDAS DAN CERMAT

DALAM PEMILU BAGI PEMILIH PEMULA DI SMA NEGERI 2 PERCUT SEI


TUAN

LAPORAN HASIL PRAKTIK PENDIDIKAN POLITIK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Project Mata Kuliah Pendidikan Politik Pada
Jurusan Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negeri Medan.

Dosen pengampu : Dr.Halking, M.Si

Disusun oleh :
Kelompok 1 Kelas Reguler D 2019

Ketua Kelompok : Kevin Gilbert Sianturi (3193111004)

Anggota Kelompok : Andreas Matondang (3193311030)

Palisa Aulia Dewanti (3192411006)

Maria Margaretha Manik (3192111001)

Indri Erfi Yanti (3192411024)

Deni Dahlia Sinaga (3192411022)

Yohana Priskila Pardosi (3193111025)

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

i
HALAMAN JUDUL
PRAKTIK PENDIDIKAN POLITIK UNTUK PEMILIH CERDAS DAN CERMAT
DALAM PEMILU BAGI PEMILIH PEMULA DI SMA NEGERI 2 PERCUT SEI
TUAN

Dosen pengampu : Dr.Halking, M.Si

Disusun oleh :

Kelompok 1 Kelas Reguler D 2019

Ketua Kelompok : Kevin Gilbert Sianturi (3193111004)

Anggota Kelompok : Andreas Matondang (3193311030)

Palisa Aulia Dewanti (3192411006)

Maria Margaretha Manik (3192111001)

Indri Erfi Yanti (3192411024)

Deni Dahlia Sinaga (3192411022)

Yohana Priskila Pardosi (3193111025)

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

ii
LEMBAGA PENGESAHAN
PRAKTIK PENDIDIKAN POLITIK UNTUK PEMILIH CERDAS DAN CERMAT
DALAM PEMILU BAGI PEMILIH PEMULA DI SMA NEGERI 2 PERCUT SEI
TUAN

Tugas ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi mata kuliah Pendidikan
Politik pada Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negeri Medan. Akan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada tanggal yang
disetujui.

Dosen pengampu Asistensi Dosen

Dr.Halking, M.Si Dwiki Li

NIP:19630406 199303 1001 NIM : 3182111011

Ketua Kelompok

Kelas V/D PPKn 2019

Kevin Gilbert Sianturi

NIM: 3193111004

iii
BIOGRAFI PENULIS
Nama : Kevin Gilbert Sianturi

Nim : 3193111004

Tempat/tanggal lahir : Tanjung Selamat, 15 Agustus 2000

Asal daerah : Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Percut Sei


Tuan Kabupaten Deli Serdang

Asal sekolah : SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan

Alamat sekarang : Desa Tanjung Selamat

Nama : Yohana Priskila Pardosi

Nim : 3193111025

Tempat/tanggal lahir : Batam, 23 Januari 2002

Asal daerah : Kepulauan Riau

Asal sekolah : SMA Tunas Baru

Alamat sekarang : Batam, blok B 10

Nama : Indri Erfi Yanti

Nim : 3192411024

Tempat/tanggal lahir : P.Berandan, 01 November 2001

Asal daerah : Langkat

Asal sekolah : SMA Negeri 1 Babalan

Alamat sekarang : Jalan William Iskandar, Asrama Universitas


Amir Hamzah

iv
Nama : Palisa Aulia Dewanti

Nim : 3192411006

Tempat/tanggal lahir : Dolok Merangir, 18 Oktober 2001

Asal daerah : Kabupaten Simalungun

Asal sekolah : Man Pematangsiantar

Alamat sekarang : Gang Buntu, Simpang Gorilla

Nama : Maria Margaretha Manik

Nim : 3192111001

Tempat/tanggal lahir : Pematang Siantang, 01 Maret 2001

Asal daerah : Samosir

Asal sekolah : SMA Negeri 1 Pangururan

Nama : Deni Dahlia Sinaga

Nim :3192411022

TTL : PARRATUSAN 15 April 2001

Asal daerah: Samosir

Asal Sekolah: SMAS Free Methodist Medan

Alamat Sekarang: jl. Perjuangan yg.mufakat no 8

Nama : Andreas Kurniawan Matondang

Nim :3193311030

TTL : Cikampek 18 Desember 2000

Asal daerah: L.Pakam

Asal Sekolah: SMAN2 L.PAKAM. KAB, DELI SERDANG

Alamat Sekarang: Pasar bengkel kab.serdang bedagai

v
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT. yang telah
memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga laporan project ini bisa terselesaikan dengan
baik, dengan judul “Praktik Pendidikan Politik Untuk Pemilih Cerdas Dan Cermat Dalam
Pemilu Bagi Pemilih Pemula Di SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan”. Kami banyak menemui
kendala dalam menyelesaikannya, terutama dalam kekompakan dan kerjasama antar tim dalam
kelompok. Walaupun banyak menemui kendala itu dalam mengerjakan tugas ini, berkat
pertolongan dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikannya dengan tepat waktu.

Dalam pembuatan laporan makalah ini, kami “Kelompok 1 kelas Reguler D Jurusan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Stambuk 2019” Banyak mendapat bantuan dalam
penyelesaiannya. Untuk itu kami patut dan sewajarnya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaiannya. Ucapan terima kasih yang
pertama kami ucapkan kepada orang tua kami yang telah memberikan dorongan baik dorongan
moril dan motivasi kepada kami, maupun dukungan materi kepada kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan laporan project ini. Berikutnya kami ucapkan terima kasih kepada Bapak
Dr.Halking, M.Si sebagai dosen dalam Mata Kuliah Pendidikan Politik yang sudah banyak
memberikan ilmunya dalam mengikuti mata kuliah ini dan mengerjakan tugas-tugasnya.

Harapan kami semoga hasil laporan project ini dapat bermanfaat bagi pembaca
khususnya bagi Kelompok 1 kelas Reguler D Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan/2019, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan. Dalam laporan ini
masih banyak kekurangan. Untuk itu kami mohon mohon maaf atas kekurangan-kekurangan
yang terdapat dalam laporan ini. Masukan dan kritikan atas kekurangan laporan ini sangat kami
harapkan dari pembaca. Selain itu, supaya kami dapat membuat laporan ini menjadi lebih baik
dan menarik.

Medan, 21 November 2021

Kelompok 1

vi
DAFTAR ISI

Cover .......................................................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ii
LEMBAGA PENGESAHAN ................................................................................................ iii
BIOGRAFI PENULIS ............................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. vi
DAFTAR ISI...........................................................................................................................vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Jenis Kegiatan ................................................................................................................. 3
C. Manfaat ........................................................................................................................... 3
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN PENDIDIKAN POLITIK YANG DILAKUKAN
.................................................................................................................................................... 4
A. Sasaran Kegiatan ............................................................................................................. 4
B. Bahan dan Materi Kegiatan ............................................................................................ 4
C. Metode Pelaksanaan........................................................................................................ 8
D. Instrumen Pelaksanaan.................................................................................................... 8
E. Waktu dan Tempat .......................................................................................................... 8
BAB III HASIL KEGIATAN ................................................................................................. 9
A. Hasil Yang Diperoleh ..................................................................................................... 9
B. Masalah Yang Dihadapi ................................................................................................ 11
C. Cara atau Solusi Mengatasi Masalah ............................................................................ 12
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................ 13
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.2 Lampiran Tabel Rekap Data…………………………………………………………………………………….………18

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Media Yang Digunakan Praktik Pendidikan Politik…………………………10

Gambar 1.2 Foto bersama ibu Elvi, S.Pd…………………………………………….……10

Gambar 1.3 Foto bersama peserta sosialisasi………………………………………….…..11

ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Foto Kegiatan………………………………………………………………………………………………………………17

Lampiran 2 Video Praktik Pendidikan Politik Untuk Pemilih Pemula………………………………………………19

x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang menerapkan sistem pemerintahan demokrasi. Salah
satu ciri khas dari negara demokrasi adalah kedaulatan berada ditangan rakyat, seperti yang
dikemukakan oleh Jean Jacques Rousseau (1712-1778) bahwa kedaulatan berada ditangan
rakyat dan dijalankan melalui Dewan Perwakilan Rakyat, dan susunan dewan itu ditentukan
menurut perbandingan jumlah suara dalam pemilihan umum (dalam, Triwahyuningsih, 2019).
Dalam UUD 1945 Pasal 1 ayat (2) juga terdapat pernyataan mengenai kedaulatan yang
berbunyi, “kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR.” Selain
itu, dalam negara demokrasi tedapat pula kebebasan berpendapat bagi warga negaranya, sebab
demokrasi merupakan pola pemerintahan yang mengikutsertakan seluruh anggota masyarakat
dalam menetapkan keputusan yang akan diambil oleh mereka yang memiliki wewenang.
Dalam memberikan peranannya tersebut, umumnya masyarakat akan memberikan hak
suaranya melalui kegiatan Pemilihan Umum (Pemilu) yang digelar setiap lima tahun sekali. Di
Indonesia, penyelenggaraan Pemilu diatur dalam UUD 1945 Pasal 22E. Pemilu diadakan untuk
memilih dan memutuskan calon wakil-wakil rakyat baru yang berhak duduk di parlemen dan
melaksanakan pemerintahan yang dikehendaki oleh rakyat. Sehingga melalui kegiatan Pemilu
ini masyarakat dapat bebas memilih kandidat yang kelak menjadi perwakilannya di lembaga
pemerintahan. Penyelenggaraan Pemilu telah diartikan juga sebagai pesta demokrasi yang telah
dilaksanakan sejak era Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi. Melalui Pemilu ini
dilakukan upaya untuk membentuk pemerintahan yang demokrasi dari segi pelaksanaan
tugasnya yang diharapkan mampu mewujudkan kesejahteraan bagi bangsa. Hastuti (2004)
mengungkapkan bahwa Pemilu menjadi keunikan tersendiri, sebab Pemilu bukan saja menjadi
kewajiban penguasa untuk menyelenggarakannya. Namun, masyarakat dengan semangat
euforia politiknya ikut terpanggil dan memberikan perhatiannya terhadap pelaksanaan Pemilu.
Dari kegiatan pemilu ini dapat tergambarkan bagimana tingkat kesedaran politik masyarakat
melalui kompetensi, partisipasi, dan penggunaaan hak politiknya sebagai warga negara,
sehingga keberhasilkan penyelenggaraan Pemilu akan mencerminkan kualitas terhadap
penerapan sistem demokrasi di negara tersebut.

Pelaksanaan Pemilu dapat diikuti seluruh warga negara Indonesia apabila mereka telah
memiliki hak memilih dan mencapai usia 17 tahun pada saat Pemilu diselenggarakan,

1
sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 ayat 33 Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 tentang
Pemilih, yang dimaksud dengan pemilih ialah Warga Negara Indonesia yang sudah genap
berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih, sudah kawin, atau sudah pernah kawin. Lalu pada
Pasal 198 ayat 1 Undang-Undang No. 7 tahun 2017 menerangkan bahwa pemilih yang
mempunyai hak memilih adalah Warga Negara Indonesia yang pada hari pemungutan suara
sudah genap 17 (tujuh belas) tahun atau lebih, sudah kawin, atau sudah pernah kawin
mempunyai hak memilih (Indrajat et al., 2020). Dengan begitu, para pelajar yang telah genap
usia 17 tahun dapat mengikuti kegiatan Pemilu. Kelompok inilah yang kemudian disebut
sebagai pemilih pemilu yang biasanya terdiri atas pelajar dan pekerja yang berusia muda.
Umumnya pemilih pemula memiliki jiwa yang bebas dan menyukai kesenangan, serta belum
memiliki pendirian yang tetap. Tak jarang dari kelompok pemilih pemula tidak mengetahui
tepatnya kapan penyelenggaraan pemilihan umum yang akan diselenggarakan di daerah
mereka, dan pengetahuan tentang penggunaan hak pilih cukup rendah. Bahkan ada individu
dari pemilih pemula tidak mengetahui bahwa menyumbangkan suara dalam pemilu merupakan
sebuah hak dan bukan kewajiban. Hal ini menunjukkan bahwa pemilih pemula kurang tertarik
dengan politik dan lebih mengikuti arus yang paling menarik perhatian mereka. Akibatnya,
pemilih pemula sering menjadi sasaran kelompok kepentingan yang ingin mendapatkan
kemenangan dengan membeli suara pemilih pemula. Terlebih dalam pesta demokrasi, seluruh
partai politik akan menunjukkan kandidat terbaiknya dan berupaya menarik perhatian
masyarakat melalui segala upaya demi memenangkan jabatan yang diinginkan. Kelompok
pemilih pemula yang belum memiliki pengalaman dan pemahaman lebih lanjut terkait politik
dan tujuan diselenggarakannya pemilihan umum menjadi sasaran empuk partai politik.

Dalam hal ini dibutuhkan peranan dari pendidikan politik untuk menumbuhkan
kesadaran dan meningkatkan pemahaman pemilih pemula bahwasanya pelaksanaan Pemilu
merupakan ajang penetapan keputusan yang berdampak langsung dalam kehidupan mereka.
Dengan kata lain, pendidikan politik menjadi upaya yang urgent dilakukan untuk memperluas
wawasan politik pemuda agar tidak terjebak dalam money politik yang sering kali menjerat
masyarakat. Selain itu, pendidikan politik dilakukan pula untuk menumbuhkan keinginan
dalam diri pemuda untuk melibatkan dirinya dalam proses pengambilan keputusan. Rusadi
Kantaprawira (2004) menambahkan bahwa pelaksanaan pendidikan politik merupakan upaya
untuk meningkatkan pengetahuan rakyat agar mereka dapat berpartisipasi secara maksimal
dalam sistem politiknya. Sesuai paham kedaulatan rakyat atau demokrasi, rakyat harus mampu
menjalankan tugas partisipasi. Di sekolah, pendidikan politik diajarkan dalam Pendidikan

2
Kewarganegaraan, sebab dalam satuan pendidikan belum tersedia mata pelajaran yang khusus
membahas Pendidikan Politik, sehingga pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang
memiliki kesamaan tujuan dengan pendidikan politik menjadi wadah bagi pemuda untuk
menambah wawasan terkait politik. Namun, elemen mengenai pendidikan politik, khususnya
yang membahas mengenai Pemilu oleh pemilih pemula belum mampu memberikan
pemahaman kepada pemuda betapa pentingnya suara pemuda dalam mensukseskan
penyelenggaraan Pemilu. Oleh karena itu, kami Kelompok 1 melaksanakan kegiatan
Sosialisasi di SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan dengan tujuan membangun kesadaran para pelajar
yang kelak menjadi calon pemilih pemula dalam pelaksanaan Pemilu di masa mendatang.
Melalui kegiatan ini kami harapkan para pelajar mendapatkan gambaran bahwa pelaksanaan
Pemilu bukan sekedar memberikan suara, melainkan terselip harapan sejumlah masyarakat
kepada kandidat yang dipilih untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.

B. Jenis Kegiatan
Upaya menumbuhkan kesadaran dan meningkatkan pemahaman pelajar di SMA Negeri
2 Percut Sei Tuan dilakukan melalui kegiatan Sosialisasi bersama anggota kelompok 1 kls Reg
D PPKn 2019.

C. Manfaat
1. Bagi dosen, sebagai pemenuhan tugas projek pada mata kuliah Pendidikan Politik.
2. Bagi mahasiswa, untuk menambah pemahaman dan pengetahuan terhadap
pelaksanaan Pendidikan Politik.
3. Bagi masyarakat, memberikan ilmu dan solusi dalam pelaksanaan Pendidikan
Politik bagi pemilih di SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan.

3
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN PENDIDIKAN POLITIK YANG DILAKUKAN
A. Sasaran Kegiatan
Pelaksanaan praktik pendidikan politik dalam bentuk sosialisasi ditujukan untuk
meningkatkan pemahaman generasi muda agar memiliki pemahaman mengenai pemilihan
umum yang rutin diselenggarakan sebagai acara kenegaraan. Adapun sasaran dalam kegiatan
praktik pendidikan politik di SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan, yaitu untuk menumbuhkan
kesadaran dan meningkatkan pemahaman peserta didik mengenai hak dan kewajiban warga
negara dalam kegiatan pemilihan umum, sehingga peserta didik mampu menggunakan hak
pilihnya dengan baik sebagai calon pemilih pemula.

B. Bahan dan Materi Kegiatan


Bahan yang digunakan dalam kegiatan praktik pendidikan politik ialah modul yang
sebelumnya telah disusun oleh Kelompok 1. Sedangkan materi yang dalam pelaksanaan praktik
pendidikan politik ini menggunakan modul yang disusun menggunakan berbagai sumber
referensi, meliputi buku-buku dan jurnal-jurnal yang berhubungan dengan tema yang diangkat
dalam penelitian. Adapun materi kegiatan yang dipaparkan kepada peserta sosialisasi, yaitu
sebagai berikut:

1. Pendidikan Politik di Sekolah


Pendidikan politik merupakan upaya untuk memberikan pemahaman kepada
generasi muda terkait sistem politik yang berlangsung di negaranya. Pendidikan
politik menjadi usaha dalam meningkatkan kesadaran politik bagi pemuda agar
dapat memberikan kontribusinya dalam politik. Pendidikan politik mendorong
masyarakat berpartisipasi sebagai anggota masyarakat yang bertanggung jawab
dalam perpolitikan negara (Pahlevi & Amrurobbi, 2020). Melalui pendidikan
politik diharapkan peserta didik tidak sekedar mengetahui sesuatu yang termasuk
dalam politik, melainkan dapat mempraktikkan pemahaman tersebut dalam
kehidupannya. Umumnya pendidikan politik yang diajarkan di sekolah diperoleh
dari materi pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam hal ini,
pendidikan politik melalui pendidikan kewarganegaraan sebagai bentuk pendidikan
informal. Tujuan utama dalam pendidikan politik ialah untuk menumbuhkan
kesadaraan politik generasi muda. Oleh karena itu, kesadaran politik bagi setiap
para pemilih pemula sangat di perlukan agar mereka ikut berpartisipasi dalam

4
kegiatan politik di luar sekolah maupun di dalam sekolah. Sedangkan tujuan
pendidikan politik lainnya adalah untuk menciptakan generasi muda Indonesia yang
sadar akan kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 sebagai salah satu usaha untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya.

2. Analisis Pemahaman Pemuda Terhadap Politik


Pemahaman terhadap pendidikan politik dapat diperoleh pemuda melalui
pembelajaran pendidikan politik di sekolah atau adanya sosialiasi oleh lembaga
yang memiliki fokus terhadap politik. Pendidikan politik harus diberikan kepada
masyarakat agar dapat menumbuhkan kesadaran dan pandangan yang berbeda
terhadap dunia politik. Pemahaman pemuda terhadap politik penting dimiliki
sebagai generasi yang melanjutkan perjuangan bangsa dan menghadapi tantangan
untuk mencapai cita-cita bangsa. Namun sayangnya pendidikan politik generasi
muda tidak terlalu luas, hanya beberapa individu dalam kelompok masyarakat yang
tergolong sebagai generasi muda saja yang memiliki wawasan luas terhadap politik.
Bahkan, di suatu jurnal ditemukan bahwa terdapat pemuda tidak mampu
membedakan partisipasi dalam pemilihan umum adalah suatu kewajian atau hak.
Pemahaman ini cenderung ditemui dalam kelompok pemuda yang bertempat
tinggal jauh dari kota. Pemuda dibagian perkotaan telah memahami perbedaan
tersebut, namun masih tergoda terhadap politik uang yang sering bermunculan di
masa pemilu. Pendidikan politik berperan penting sebagai media penyampaian
konsep politik yang memiliki tujuan akhir untuk membuat pemilih pemula menjadi
lebih melek politik. Pemilih pemula yang melek politik adalah pemilih pemula yang
sadar akan hak dan kewajiban sehingga dapat ikut serta dalam kehidupan berbangsa
dan hernegara dalam setiap proses pembangunan. Pendidikan politik diperlukan
keberadaannya terutama untuk mendidik generasi muda saat ini yang nantinya akan
menjadi generasi penerus bangsa.

3. Implementasi Pemahaman Pemuda Terhadap Politik


Pendidikan politik memiliki peran penting dalam menciptakan bangsa yang melek
politik serta membentuk karakter dan perilaku warga negara. Pendidikan politik
berpotensi untuk membentuk karakter, watak, dan tanggung jawab warga negara
yang demokratis sehingga dapat mencapai peradaban bangsa yang lebih maju. Salah
satu sarana penyelenggaraan pendidikan politik tersebut adalah melalui organisasi
kepemudaan sebagai langkah pemberdayaan generasi muda. Ada banyak organisasi

5
kepemudaan yang menyelenggarakan pendidika n politik bagi masyarakat sekitar.
Salah satu organisasi kepemudaan yang telah memberikan peranannya dalam
pendidikan politik, yaitu Gerakan Pemuda Ansor. Gerakan Pemuda Ansor
merupakan organisasi kepemudaan Islam yang merupakan afiliasi dengan
Nahdhatul Ulama yang berkomitmen terhadap sistem kenegaraan yang berpegang
teguh terhadap Pancasila. Penyelenggaraan pendidikan politik dalam organisasi
kepemudaan merupakan salah satu cara yang harus dilakukan dalam dinamika
politik Indonesia terlebih ditujukan kepada para generasi muda demi menyongsong
masa depan politik Indonesia.

4. Partisipasi Pemuda Dalam Pemilu Sebagai Pemilih Pemula


Partisipasi merupakan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan politik. Sebagai
negara demokrasi, keikutsertaan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan
merupakan hal yang lumrah. Bahkan tingkat partisipasi menunjukkan kualitas
sistem demokrasi yang sedang berjalan di suatu negara. Miriam Budiardjo (2008)
menyatakan bahwa partisipasi politik yakni kegiatan seorang atau kelompok orang
untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, seperti memilih pemimpin
negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan
pemerintah (public policy). Selain itu, bentuk-bentuk partisipasi dapat dilihat
melalui partisipasi secara konvensional (secara normal) dan non konvensional
(tidak normal). Perwujudan partisipasi masyarakat dalam proses politik dapat
diketahui melalui kegiatan pemilihan umum. Manfaat dengan dilaksanakannya
pemilihan umum ini antara lain untuk mewujudkan perdaulatan rakyat dan menjadi
sistem dalam menentukan pemimpin yang baru, serta menjadi sarana untuk
memperoleh legitimasi bagi pemimpin politik. Kegiatan pemilu dapat diikuti
seluruh masyarakat, tak terkecuali pemuda yang telah genap berusia 17 tahun pada
saat pemilu diselenggarakan. Pernyataan ini lalu dipertegas dengan Pasal 198 ayat
1 Undang-Undang No. 7 tahun 2017 menerangkan bahwa pemilih yang mempunyai
hak memilih adalah Warga Negara Indonesia yang pada hari pemungutan suara
sudah genap 17 (tujuh belas) tahun atau lebih, sudah kawin, atau sudah pernah
kawin mempunyai hak memilih. Pemuda inilah yang kemudian disebut sebagai
pemilih pemula, sebab baru pertama kali mengikuti rangkaian kegiatan politik yang
diselenggarakan dalam lima tahun sekali itu. Selain dipenuhi kelompok pelajar,
dalam pemilih pemula terdapat kelompok masyarakat yang masih berusia muda

6
tetapi telah bekerja. Sehingga pemilih pemula identik dengan kelompok pelajar dan
pekerja muda. Akan tetapi, pemahaman pendidikan politik yang diperoleh di
sekolah belum mampu menumbuhkan kesadaran politik pemuda sebagai pemilih
pemula, sehingga kelompok pemuda rentan mengalami mobilisasi dalam
pelaksanaan pemilu.

5. Kesadaran Pentingnya Mengikuti Pemilu Dalam Negara Demokrasi


Umumnya diberbagai negara demokrasi, aktivitas pemilihan umum dianggap
sebagai lambang, sekaligus tolak ukur dari keberhasilan pengimplementasian
demokrasi. Pendapat tersebut dikarenakan sistem pemilihan umum yang
diselenggarakan dalam suasana keterbukaan dengan kebebasan berpendapat dan
kebebasan berserikat dipandang mencerminkan keakuratan partisipasi serta aspirasi
masyarakat terhadap pemerintahan. Melalui pemilu, rakyat tidak hanya memilih
orang yang akan menjadi wakilnya dalam menyelenggarakan negara, tetapi juga
memilih program yang dikehendaki sebagai kebijakan negara pada pemerintahan
selanjutnya. Tujuan pelaksanaan pemilu adalah terpilihnya wakil rakyat dan
terselenggaranya pemerintahan yang benar-benar sesuai dengan pilihan rakyat.
Pemilu yang tidak mampu mencapai tujuan itu hanya akan bersifat formalitas
sebagai pemberian legitimasi bagi pemegang kekuasaan negara. Sehingga
pemahaman terhadap diselenggarakannya pemilu menjadi cukup penting, sebab
hasil akhir dari pemilu tersebut akan berpengaruh terhadap kebijakan-kebijakan
yang akan diterapkan kepada masyarakat kedepannya. Oleh sebab itu, individu
yang memiliki kesadaran politik akan memiliki kesadaran terhadap posisi dirinya
dalam sebuah tatanan kehidupan bernegara dan mempunyai kesadaran politik, serta
timbul keinginan untuk memberikan partisipasinya dalam kegiatan pemilu dan
pemilukada. Partisipasi politik yang dilandasi oleh kesadaran politik akan
menghasilkan pilihan yang baik dan sesuai dengan aspirasi yang bersangkutan.

6. Mewujudkan Pemilih Cerdas Dalam Pemilu Bagi Pemilih Pemula


Untuk mewujudkan pemilih cerdas dalam pemilihan umum, Komisi Pemilihan
Umum (KPU) mempunyai tanggungjawab besarkan akan hal itu. Pelaksanaan
pemilu bukan sekedar berfokus terhadap keadilan dan kebebasan, melainkan turut
berupaya mewujudkan pemilihan yang menciptakan pemilih cerdas. Pemilih cerdas
ini ialah peserta pemilihan umum yang memiliki kesadaran dan memahami betul
arti dari partisipasi yang diberikannya dalam proses pemilihan umum. Sehingga

7
dalam pemilih cerdas berhubungan sikap pemilih dalam melakukan partisipasinya.
Terbentuknya pemilih cerdas dipengaruhi oleh sikap dalam diri individu dalam
menanggapi situasi dan kondisi sekitarnya. Hal ini menjadi tugas bagi KPU sebagai
penanggung jawab dalam menyelenggarakan pemilu untuk membantu masyarakat
awam, terlebih kelompok pemuda yang tidak memiliki wawasan luas terhadap
politik, menjadi pemilih cerdas dan mampu menentukan pilihan dengan
kehendaknya sendiri. Terlebih menjelang pelaksanaan pemilu, terdapat kelompok-
kelompok yang berusaha membujuk rayu pemilih pemula menggunakan uang agar
pemuda tersebut sukarela memberikan suara untuk kandidat politik yang ia sendiri
tidak terlalu mengetahuinya. Kegiatan inilah yang kemudian disebut sebagai money
politik. Dalam hak ini sudah menjadi tugas KPU untuk menumbuhkan kesadaran
dan pemahaman pemilih pemula terkait pelaksanaan pemilu, serta membentuk
kepercayaan pemuda terhadap perlaksanaan pemilu.

C. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan praktik pendidikan di SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan adalah
metode sosialisasi melalui pemaparan materi menggunakan metode ceramah dan tanya jawab
oleh peserta sosialiasi, para siswa di kelas XII IPA-1 mengenai pemilih cerdas dan cermat
dalam pemula bagi pemilih pemula.

D. Instrumen Pelaksanaan
Instrumen pelaksanaan praktik pendidikan politik yang diselenggerakan di SMA
Negeri 2 Percut Sei Tuan ini, yaitu menggunakan angket untuk mengumpulkan data dan
menggunakan media pembelajaran yang dengan bahan dasar kertas karton yang dihias dengan
berbagai gambar serta tulisan mengenai materi yang dipaparkan.

E. Waktu dan Tempat


Praktik pendidikan politik dilaksanakan pada tanggal 2 dan 4 November 2021 di SMA
Negeri 2 Percut Sei Tuan. Waktu pelaksanaan praktik pendidikan dimulai pukul 09.15-11.00
WIB.

8
BAB III

HASIL KEGIATAN

A. Hasil Yang Diperoleh

Pelaksanaan Praktik Pendidikan Politik Dalam Menumbuhkan Pemilih Cerdas dan Cermat
dalam Pemilu Bagi Pemilih Pemula ini Evaluasi yang dapat dilakukan berupa :

1. Tes : Dalam Tes ini diberkan Sejumlah Pertanyaan mengenai Pemahaman Pemilih
Cerdas dan Cermat dalam Pemilu bagi pemilih pemula.
2. Observasi secara langsung.

Tujuan Dilakukanya Evaluasi tersebut yaitu:

1. Mengetahui tingkat pemahaman dan penguasaan seseorang dalam suatu bahasan atau
kompetensi.
2. Menemukan kesulitan seseorang dalam suatu kegiatan, sehingga evaluasi diadakan
guna memecahkan masalah dan kesulitan yang dihadapi dalam suatu kegiatan.
3. Memahami tingkat keefektifan suatu metode, cara, atau sumber daya yang terlibat
dalam suatu kegiatan.
4. Evaluasi berperan sebagai umpan balik untuk melakukan perbaikan pada suatu kegiatan
sehingga bisa dijadikan acuan dalam kegiatan selanjutnya
Berdasarkan hasil pelaksanaan praktik pendidikan politik dapat diperoleh sebagai berikut :
a. Tim yang terdiri dari 6 orang yang meliputi:
 Kevin Gilbert Sianturi :Moderator & Penyaji
 Andreas Kurniawan Matondang :Penyaji
 Dahlia Sinaga :Penyaji
 Indri Erfi Yanti :Penyaji
 Maria Margaretha Manik :Penyaji
 Palisa Aulia Dewanti :Penyaji
b. Peserta Dalam sosialisasi ini merupakan pelajar kelas XII IPA-1 SMA Negeri 2 Percut
Sei Tuan

9
c. Berikut Media yang digunakan dalam praktik pendidikan politik yang dilakukan oleh
kelompok 1 kelas Reguler V D PPKn 2019. Media yang terbuat dari kertas karton
dengan memanfaatkan keterampilan kami membuat dengan judul “ Pemilih Cerdas Dan
Cermat Dalam Pemilu Bagi pemilih pemula”

Gambar 1.1 Media Yang Digunakan Praktik Pendidikan Politik

d. Berikut merupakan dokumentasi foto bersama Ibu Elvi, S.Pd yang merupakan guru
mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di SMA Negeri 2
Percut Sei Tuan. Dalam hal ini kami melakukan proses evaluasi yang dimana ibu Elvi,
S.Pd memeriksa angket dan media yang kami gunakan agar dalam pelaksanaan
sosialisasi berjalan dengan baik.

Gambar 1.2 Foto bersama ibu Elvi, S.Pd

e. Berikut ini hasil dokumentasi setelah proses sosialisasi kepada pelajar kelas XII IPA 1
SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan. Dalam sosialisasi ini kelompok 1 menyampaikan

10
materi yang telah disusun dalam bentuk modul. Proses sosialisasi berjalan dengan baik
kemudian dilanjutkan dengan pembagian angket dan juga membuka sesi Tanya jawab.

Gambar 1.3 Foto bersama peserta sosialisasi


B. Masalah Yang Dihadapi
Permasalahan yang dihadapi yaitu para pemilih pemula dikalangan pelajar Sekolah
Menengah yang baru memasuki usia hak pilih belum memiliki pemahaman politik yang luas
untuk menentukan pilihannya terhadap calon pemimpin. Sehingga pemilih pemula sangat
rentan di pengaruhi pemikirannya oleh partai-partai politik dengan menggunakan politik uang
sebagai sarana timbal balik agar pemilih pemula terpengaruh. Sikap pemilih pemula memiliki
karakteristik yang biasanya masih labil dan lebih apatis, pengetahuan politiknya kurang, serta
cenderung mengikuti kelompok seperjuangannya dan mereka baru belajar politik pada saat
proses pemilu berlangsung. Sehingga para pemilih pemula mudah sekali untuk terprovokasi
karena sulit membedakan berita hoax dan asli. Menjelang pemilu/pilkada penyebaran berita
bohong melalui media sosial semakin meluas sehingga dapat berpengaruh terhadap penentuan
pilihan para pemilih pemula untuk menentukan presiden dan wakil presidennya serta para calon
anggota legislatif yang akan mereka pilih. Pada akhirnya kebanyakan pemilih pemula lebih
memilih untuk tidak menggunakan hak suara mereka (Golput). Ada juga pemilih pemula yang
enggan datang ke Tempat Pemungutan Suara(TPS) dengan beberapa alasan diantaranya
pemilih pemula tidak mengetahui tata cara pencoblosan, sikap labilitas dan emosionalitas dan
lain sebagainya. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman dan kesadaran pemilih
pemula terhadap politik. Dalam Menumbuhkan Kesadaran Politik yang artinya menciptakann
Pemilih Pemula Cerdas dan Cermat dalam Pemilu/pilkada ini harus dimulai dengan Praktik
11
Pendidikan Politik Pendidikan Politik yang dilakukan ini harus lah dapat menumbuhkan
wawasan dan pengetahuan politik bagi pemilih pemula agar menjadi pemilih yang cerdas dan
cermat dalam pelasksanaan partisipasi politik yang akan dilakukan nantinya.

C. Cara atau Solusi Mengatasi Masalah

Solusi yang dapat kelompok kami berikan yaitu melalui penerapan “SODE (Sosialisasi dan
Edukasi) terhadap pemilih pemula yang bertujuan menumbuhkan partisipasi pemilih pemula
dengan memperkenalkan calon atau kandidat yang akan bertarung dalam pemilihan.
Melakukan sosialisasi kepada masyarakat masyarakat, melakukan pengenalan visi dan misi
kepada masyarakat. Dalam SODE ( Sosialisasi Dan Edukasi )meningkatkan partisipasi pemilih
pemula melalui pendekatan strategi rasionalisasi, cara yang dilakukan adalah dengan cara
melakukan sosialisasi kepada para pemilih pemula.
Menanamkan keyakinan terhadap pemilih (kampanye). Kontestan politik perlu melihat
karakteristik pemilihnya, apa bila pemilih lebih melihat aspek rasional, proses peyakinan
dilakukan secara argumentatif dan dilandaskan pada penyediaan data dan informasi yang
dipercaya. Kemudian untuk mencegah terjadinya politisasi terhadap pemilih pemula,
maraknya politik uang, minimnya pemahaman terkait dengan teknis penandaan atau
pencoblosan, dan lain sebagainya harus lebih intens melakukan literasi politik dengan cara
melakukan pendidikan pemilih kepada pemilih pemula agar menjadi pemilih cerdas. Pemilih
cerdas adalah pemilih yang lebih mengedepankan rasionalitas (bukan emosionalitas) dalam
menentukan pandangan dan sikap politiknya. Dalam pendidikan pemilih tersebut juga harus
diberikan pemahaman dan keterampilan teknis pencoblosan yang sah agar kehadiran pemilih
pemula ke TPS tidak sia-sia atau percuma. Di sosial media dapat disosialisasikan melalui
poster ataupun video baik memberikan pemahaman pendidikan politik maupun antisipasi
penyegahan pemilih pemula terhadap berita-berita hoax. Sehingga dengan solusi-solusi
diatas dapat meningkatkan partisipasi dan literasi pemilih pemula terhadap penyelenggaraan
pemilihan umum/pemilihan kepala daerah.

12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peran pendidikan politik sangat penting bagi generasi muda di Indonesia dan juga sangat
penting untuk disampaikan dan diketahui serta dipahami oleh seluruh masyarakat Indonesia
khususnya generasi muda sesuai dengan fungsinya yaitu pendidikan politik menekankan pada
upaya memahami nilai etika normatif, yaitu dengan menanamkan nilai-nilai Nilai dan norma
yang menjadi landasan dan motivasi bangsa Indonesia serta dasar untuk membina dan
mengembangkan diri agar dapat berperan serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Peran pendidikan politik bagi pemilih pemula juga sangat penting karena untuk memahami
dinamika situasi politik saat ini, meningkatkan pengetahuan tentang hak dan sistem politik,
serta sikap kritis dan keterampilan politik.
Oleh karena itu, Kesadaran Politik Wawasan dan Pengetahuan Politik harus ditumbuhkan
Agar tumbuh pemilih Pemula yang cerdas dan cermat dalam melakukan partisipasi politik
khususnya dalam pemilu. Kesadaran Politik ini dapat ditumbuhkan dengan pelaksanaan praktik
pendidikan politik yang dapat membangun dan mengembangkan pengetahuan politik individu
dan kelompok serta mengembangkan orientasi Politik yang meliputi nilai, keyakinan, dan
perasaan politik serta menjadikan Individu memiliki kesadaran terhadap berbagai situasi
politik.
Politik dan kekuasaan suatu negara memegang kunci keberhasilan pendidikan. Dalam
konteks pembangunan demokratisasi dan desentralisasi di Indonesia, peran politik eksekutif
dan legislatif untuk memajukan pendidikan begitu besar. Ranah politik dan kekuasaan harus
mampu menciptakan sistem pendidikan yang mencerdaskan dan mencerdaskan peradaban
bangsa ini. Suatu bangsa yang politik pendidikannya buruk, maka kinerja pendidikannya juga
pasti buruk. Di sisi lain, negara dengan kebijakan pendidikan yang baik kinerja pendidikannya
juga akan baik. Sejak kemerdekaan hingga Dengan era reformasi, perjalanan politik pendidikan
nasional telah mengalami tiga kali, yaitu pada era orde lama, tahun 1954, pada era orde baru,
dan saat ini pada era reformasi. Budaya politik masyarakat sebenarnya berbanding lurus dengan
tingkat pendidikan masyarakat itu sendiri. Hal ini dapat dimaklumi mengingat semakin tinggi
peluang seseorang atau masyarakat untuk mengenyam pendidikan, maka semakin tinggi pula
peluang seseorang atau masyarakat untuk membaca, membandingkan, mengevaluasi, serta
mengkritisi cita-cita ruang dan realitas politik. Jadi, kunci pendidikan politik rakyat sebenarnya
terletak pada politik pendidikan publik.

13
Tujuan Praktik Edukasi Dalam Menumbuhkan Pemilih Cerdas dan Berhati-hati dalam
Pemilihan Pemilih Pemula bertujuan sebagai berikut:
1. Menumbuhkan Wawasan Politik bagi Pemilih Pemula 2. Meningkatkan Pengetahuan
Politik Pemilih Pemula
3. Memberikan pemahaman tentang bagaimana menjadi pemilih pemula dengan baik dan
benar.
4. Menumbuhkan Sikap Kepada Setiap Pemilih Pemula Agar Siap Menjadi Pemilih Cerdas
& Hati-hati
5. Meningkatkan Pemahaman Hak & Kewajiban Warga Negara dalam Politik.
Tujuan Praktik Edukasi Dalam Menumbuhkan Pemilih Cerdas dan Ketepatan dalam
pemilihan pemilih pemula dapat diwujudkan melalui pendidikan dengan :
1. Mengetahui Visi, Misi, dan Program Peserta Pemilu
2. Mengetahui Daftar Riwayat Hidup Calon dan Partai Politik
3. Secara Kritis Menilai dan Mengkonfirmasi Pilihan Politik

B. Saran
Meski begitu banyak program yang dibuat, yang terpenting saat ini adalah untuk diketahui
apakah program-program tersebut telah memiliki tujuan pendidikan politik yang jelas? Bisakah
hasilnya diukur secara kualitatif selain perhitungan kuantitatif pada saat itu? pemungutan
suara? Setidaknya ada beberapa hal yang harus menjadi output dari program-program tersebut
yang harus diperhatikan, pertama mampu meningkatkan kesadaran politik sejak dini. Kedua,
mampu menjadi aktor politik dalam lingkup peran dan status yang diusung. Ketiga, memahami
hak dan kewajiban politik sebagai warga negara yang baik. Keempat, dengan bijak dapat
menentukan sikap dan kegiatan politiknya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hastuti P., Sri. 2004. Pemilu dan Demokrasi Telaah terhadap Prasyarat
Normatif Pemilu. Jurnal Hukum, 25(11):135-148

Triwahyunigsih, Susani. 2019. Sistem Demokrasi Dalam Pemilihan Umum Secara Langsung
Di Indonesia. Jurnal Ilmu Hukum, 3(2):62-69

15
FOTO KEGIATAN

16
Lampiran 1 Foto Kegiatan

17
REKAP DATA PESERTA SOSIALISASI

NAMA-NAMA SISWA SISWI XII IPA 3 PESERTA SOSIALISASI

1 Alfi Fairuz Naufal


2 Amanda Salsabila Siregar
3 Amelia Maharani Salam
4 Anggi Oktaviani
5 Augha Ahmad Zaidan
6 Citra Andani
7 Dyah Amalia Utami
8 Eis Kurniasi
9 Enno Bagus Safutri
10 Fajar wiratama
11 Fazilah Hutabarat
12 Humam Izma Thaharah
13 Ikrimah Sabina Triadi
14 Indah Tribuana Citra
15 Izmi nuzaina
16 M.Arya Firmansyah
17 M.Jasir Al Alif Barus
18 Mawar Ristriani
19 Mifthahul Chairani
20 Muhammad Nata Surya
21 Nabila Zulfa
22 Nadya putri
23 Nining Hariyanti
24 Nur Aulia Putri Maha
25 Putra Wilden Aprili
26 Putri Fadhila Hasanah
27 Randy Pratama
28 Rika Wulandari
29 Sandi Prayuda
30 Seliyadesi Indriani
31 Siti Alya Monica
32 Siti Rahma
33 Surya Hadi Pratama
34 Tri Rahma Tika Sari
35 Tria Utami
36 Wahyu wibowo

Tabel 1.2 Lampiran Tabel Rekap Data

18
https://drive.google.com/file/d/1EOF06zyKhsVd3A3uoxscqzZW8pHdSOmx/view?usp=drives
dk

Lampiran 2 Video Praktik Pendidikan Politik Untuk Pemilih Pemula

19

Anda mungkin juga menyukai