Disusun Untuk Memenuhi Tugas Project Mata Kuliah Pendidikan Politik Pada
Jurusan Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negeri Medan.
Disusun oleh :
Kelompok 1 Kelas Reguler D 2019
2021
i
HALAMAN JUDUL
PRAKTIK PENDIDIKAN POLITIK UNTUK PEMILIH CERDAS DAN CERMAT
DALAM PEMILU BAGI PEMILIH PEMULA DI SMA NEGERI 2 PERCUT SEI
TUAN
Disusun oleh :
2021
ii
LEMBAGA PENGESAHAN
PRAKTIK PENDIDIKAN POLITIK UNTUK PEMILIH CERDAS DAN CERMAT
DALAM PEMILU BAGI PEMILIH PEMULA DI SMA NEGERI 2 PERCUT SEI
TUAN
Tugas ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi mata kuliah Pendidikan
Politik pada Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negeri Medan. Akan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada tanggal yang
disetujui.
Ketua Kelompok
NIM: 3193111004
iii
BIOGRAFI PENULIS
Nama : Kevin Gilbert Sianturi
Nim : 3193111004
Nim : 3193111025
Nim : 3192411024
iv
Nama : Palisa Aulia Dewanti
Nim : 3192411006
Nim : 3192111001
Nim :3192411022
Nim :3193311030
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT. yang telah
memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga laporan project ini bisa terselesaikan dengan
baik, dengan judul “Praktik Pendidikan Politik Untuk Pemilih Cerdas Dan Cermat Dalam
Pemilu Bagi Pemilih Pemula Di SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan”. Kami banyak menemui
kendala dalam menyelesaikannya, terutama dalam kekompakan dan kerjasama antar tim dalam
kelompok. Walaupun banyak menemui kendala itu dalam mengerjakan tugas ini, berkat
pertolongan dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikannya dengan tepat waktu.
Dalam pembuatan laporan makalah ini, kami “Kelompok 1 kelas Reguler D Jurusan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Stambuk 2019” Banyak mendapat bantuan dalam
penyelesaiannya. Untuk itu kami patut dan sewajarnya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaiannya. Ucapan terima kasih yang
pertama kami ucapkan kepada orang tua kami yang telah memberikan dorongan baik dorongan
moril dan motivasi kepada kami, maupun dukungan materi kepada kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan laporan project ini. Berikutnya kami ucapkan terima kasih kepada Bapak
Dr.Halking, M.Si sebagai dosen dalam Mata Kuliah Pendidikan Politik yang sudah banyak
memberikan ilmunya dalam mengikuti mata kuliah ini dan mengerjakan tugas-tugasnya.
Harapan kami semoga hasil laporan project ini dapat bermanfaat bagi pembaca
khususnya bagi Kelompok 1 kelas Reguler D Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan/2019, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan. Dalam laporan ini
masih banyak kekurangan. Untuk itu kami mohon mohon maaf atas kekurangan-kekurangan
yang terdapat dalam laporan ini. Masukan dan kritikan atas kekurangan laporan ini sangat kami
harapkan dari pembaca. Selain itu, supaya kami dapat membuat laporan ini menjadi lebih baik
dan menarik.
Kelompok 1
vi
DAFTAR ISI
Cover .......................................................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ii
LEMBAGA PENGESAHAN ................................................................................................ iii
BIOGRAFI PENULIS ............................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. vi
DAFTAR ISI...........................................................................................................................vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Jenis Kegiatan ................................................................................................................. 3
C. Manfaat ........................................................................................................................... 3
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN PENDIDIKAN POLITIK YANG DILAKUKAN
.................................................................................................................................................... 4
A. Sasaran Kegiatan ............................................................................................................. 4
B. Bahan dan Materi Kegiatan ............................................................................................ 4
C. Metode Pelaksanaan........................................................................................................ 8
D. Instrumen Pelaksanaan.................................................................................................... 8
E. Waktu dan Tempat .......................................................................................................... 8
BAB III HASIL KEGIATAN ................................................................................................. 9
A. Hasil Yang Diperoleh ..................................................................................................... 9
B. Masalah Yang Dihadapi ................................................................................................ 11
C. Cara atau Solusi Mengatasi Masalah ............................................................................ 12
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................ 13
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Foto Kegiatan………………………………………………………………………………………………………………17
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang menerapkan sistem pemerintahan demokrasi. Salah
satu ciri khas dari negara demokrasi adalah kedaulatan berada ditangan rakyat, seperti yang
dikemukakan oleh Jean Jacques Rousseau (1712-1778) bahwa kedaulatan berada ditangan
rakyat dan dijalankan melalui Dewan Perwakilan Rakyat, dan susunan dewan itu ditentukan
menurut perbandingan jumlah suara dalam pemilihan umum (dalam, Triwahyuningsih, 2019).
Dalam UUD 1945 Pasal 1 ayat (2) juga terdapat pernyataan mengenai kedaulatan yang
berbunyi, “kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR.” Selain
itu, dalam negara demokrasi tedapat pula kebebasan berpendapat bagi warga negaranya, sebab
demokrasi merupakan pola pemerintahan yang mengikutsertakan seluruh anggota masyarakat
dalam menetapkan keputusan yang akan diambil oleh mereka yang memiliki wewenang.
Dalam memberikan peranannya tersebut, umumnya masyarakat akan memberikan hak
suaranya melalui kegiatan Pemilihan Umum (Pemilu) yang digelar setiap lima tahun sekali. Di
Indonesia, penyelenggaraan Pemilu diatur dalam UUD 1945 Pasal 22E. Pemilu diadakan untuk
memilih dan memutuskan calon wakil-wakil rakyat baru yang berhak duduk di parlemen dan
melaksanakan pemerintahan yang dikehendaki oleh rakyat. Sehingga melalui kegiatan Pemilu
ini masyarakat dapat bebas memilih kandidat yang kelak menjadi perwakilannya di lembaga
pemerintahan. Penyelenggaraan Pemilu telah diartikan juga sebagai pesta demokrasi yang telah
dilaksanakan sejak era Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi. Melalui Pemilu ini
dilakukan upaya untuk membentuk pemerintahan yang demokrasi dari segi pelaksanaan
tugasnya yang diharapkan mampu mewujudkan kesejahteraan bagi bangsa. Hastuti (2004)
mengungkapkan bahwa Pemilu menjadi keunikan tersendiri, sebab Pemilu bukan saja menjadi
kewajiban penguasa untuk menyelenggarakannya. Namun, masyarakat dengan semangat
euforia politiknya ikut terpanggil dan memberikan perhatiannya terhadap pelaksanaan Pemilu.
Dari kegiatan pemilu ini dapat tergambarkan bagimana tingkat kesedaran politik masyarakat
melalui kompetensi, partisipasi, dan penggunaaan hak politiknya sebagai warga negara,
sehingga keberhasilkan penyelenggaraan Pemilu akan mencerminkan kualitas terhadap
penerapan sistem demokrasi di negara tersebut.
Pelaksanaan Pemilu dapat diikuti seluruh warga negara Indonesia apabila mereka telah
memiliki hak memilih dan mencapai usia 17 tahun pada saat Pemilu diselenggarakan,
1
sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 ayat 33 Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 tentang
Pemilih, yang dimaksud dengan pemilih ialah Warga Negara Indonesia yang sudah genap
berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih, sudah kawin, atau sudah pernah kawin. Lalu pada
Pasal 198 ayat 1 Undang-Undang No. 7 tahun 2017 menerangkan bahwa pemilih yang
mempunyai hak memilih adalah Warga Negara Indonesia yang pada hari pemungutan suara
sudah genap 17 (tujuh belas) tahun atau lebih, sudah kawin, atau sudah pernah kawin
mempunyai hak memilih (Indrajat et al., 2020). Dengan begitu, para pelajar yang telah genap
usia 17 tahun dapat mengikuti kegiatan Pemilu. Kelompok inilah yang kemudian disebut
sebagai pemilih pemilu yang biasanya terdiri atas pelajar dan pekerja yang berusia muda.
Umumnya pemilih pemula memiliki jiwa yang bebas dan menyukai kesenangan, serta belum
memiliki pendirian yang tetap. Tak jarang dari kelompok pemilih pemula tidak mengetahui
tepatnya kapan penyelenggaraan pemilihan umum yang akan diselenggarakan di daerah
mereka, dan pengetahuan tentang penggunaan hak pilih cukup rendah. Bahkan ada individu
dari pemilih pemula tidak mengetahui bahwa menyumbangkan suara dalam pemilu merupakan
sebuah hak dan bukan kewajiban. Hal ini menunjukkan bahwa pemilih pemula kurang tertarik
dengan politik dan lebih mengikuti arus yang paling menarik perhatian mereka. Akibatnya,
pemilih pemula sering menjadi sasaran kelompok kepentingan yang ingin mendapatkan
kemenangan dengan membeli suara pemilih pemula. Terlebih dalam pesta demokrasi, seluruh
partai politik akan menunjukkan kandidat terbaiknya dan berupaya menarik perhatian
masyarakat melalui segala upaya demi memenangkan jabatan yang diinginkan. Kelompok
pemilih pemula yang belum memiliki pengalaman dan pemahaman lebih lanjut terkait politik
dan tujuan diselenggarakannya pemilihan umum menjadi sasaran empuk partai politik.
Dalam hal ini dibutuhkan peranan dari pendidikan politik untuk menumbuhkan
kesadaran dan meningkatkan pemahaman pemilih pemula bahwasanya pelaksanaan Pemilu
merupakan ajang penetapan keputusan yang berdampak langsung dalam kehidupan mereka.
Dengan kata lain, pendidikan politik menjadi upaya yang urgent dilakukan untuk memperluas
wawasan politik pemuda agar tidak terjebak dalam money politik yang sering kali menjerat
masyarakat. Selain itu, pendidikan politik dilakukan pula untuk menumbuhkan keinginan
dalam diri pemuda untuk melibatkan dirinya dalam proses pengambilan keputusan. Rusadi
Kantaprawira (2004) menambahkan bahwa pelaksanaan pendidikan politik merupakan upaya
untuk meningkatkan pengetahuan rakyat agar mereka dapat berpartisipasi secara maksimal
dalam sistem politiknya. Sesuai paham kedaulatan rakyat atau demokrasi, rakyat harus mampu
menjalankan tugas partisipasi. Di sekolah, pendidikan politik diajarkan dalam Pendidikan
2
Kewarganegaraan, sebab dalam satuan pendidikan belum tersedia mata pelajaran yang khusus
membahas Pendidikan Politik, sehingga pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang
memiliki kesamaan tujuan dengan pendidikan politik menjadi wadah bagi pemuda untuk
menambah wawasan terkait politik. Namun, elemen mengenai pendidikan politik, khususnya
yang membahas mengenai Pemilu oleh pemilih pemula belum mampu memberikan
pemahaman kepada pemuda betapa pentingnya suara pemuda dalam mensukseskan
penyelenggaraan Pemilu. Oleh karena itu, kami Kelompok 1 melaksanakan kegiatan
Sosialisasi di SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan dengan tujuan membangun kesadaran para pelajar
yang kelak menjadi calon pemilih pemula dalam pelaksanaan Pemilu di masa mendatang.
Melalui kegiatan ini kami harapkan para pelajar mendapatkan gambaran bahwa pelaksanaan
Pemilu bukan sekedar memberikan suara, melainkan terselip harapan sejumlah masyarakat
kepada kandidat yang dipilih untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.
B. Jenis Kegiatan
Upaya menumbuhkan kesadaran dan meningkatkan pemahaman pelajar di SMA Negeri
2 Percut Sei Tuan dilakukan melalui kegiatan Sosialisasi bersama anggota kelompok 1 kls Reg
D PPKn 2019.
C. Manfaat
1. Bagi dosen, sebagai pemenuhan tugas projek pada mata kuliah Pendidikan Politik.
2. Bagi mahasiswa, untuk menambah pemahaman dan pengetahuan terhadap
pelaksanaan Pendidikan Politik.
3. Bagi masyarakat, memberikan ilmu dan solusi dalam pelaksanaan Pendidikan
Politik bagi pemilih di SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan.
3
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN PENDIDIKAN POLITIK YANG DILAKUKAN
A. Sasaran Kegiatan
Pelaksanaan praktik pendidikan politik dalam bentuk sosialisasi ditujukan untuk
meningkatkan pemahaman generasi muda agar memiliki pemahaman mengenai pemilihan
umum yang rutin diselenggarakan sebagai acara kenegaraan. Adapun sasaran dalam kegiatan
praktik pendidikan politik di SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan, yaitu untuk menumbuhkan
kesadaran dan meningkatkan pemahaman peserta didik mengenai hak dan kewajiban warga
negara dalam kegiatan pemilihan umum, sehingga peserta didik mampu menggunakan hak
pilihnya dengan baik sebagai calon pemilih pemula.
4
kegiatan politik di luar sekolah maupun di dalam sekolah. Sedangkan tujuan
pendidikan politik lainnya adalah untuk menciptakan generasi muda Indonesia yang
sadar akan kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 sebagai salah satu usaha untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya.
5
kepemudaan yang menyelenggarakan pendidika n politik bagi masyarakat sekitar.
Salah satu organisasi kepemudaan yang telah memberikan peranannya dalam
pendidikan politik, yaitu Gerakan Pemuda Ansor. Gerakan Pemuda Ansor
merupakan organisasi kepemudaan Islam yang merupakan afiliasi dengan
Nahdhatul Ulama yang berkomitmen terhadap sistem kenegaraan yang berpegang
teguh terhadap Pancasila. Penyelenggaraan pendidikan politik dalam organisasi
kepemudaan merupakan salah satu cara yang harus dilakukan dalam dinamika
politik Indonesia terlebih ditujukan kepada para generasi muda demi menyongsong
masa depan politik Indonesia.
6
tetapi telah bekerja. Sehingga pemilih pemula identik dengan kelompok pelajar dan
pekerja muda. Akan tetapi, pemahaman pendidikan politik yang diperoleh di
sekolah belum mampu menumbuhkan kesadaran politik pemuda sebagai pemilih
pemula, sehingga kelompok pemuda rentan mengalami mobilisasi dalam
pelaksanaan pemilu.
7
dalam pemilih cerdas berhubungan sikap pemilih dalam melakukan partisipasinya.
Terbentuknya pemilih cerdas dipengaruhi oleh sikap dalam diri individu dalam
menanggapi situasi dan kondisi sekitarnya. Hal ini menjadi tugas bagi KPU sebagai
penanggung jawab dalam menyelenggarakan pemilu untuk membantu masyarakat
awam, terlebih kelompok pemuda yang tidak memiliki wawasan luas terhadap
politik, menjadi pemilih cerdas dan mampu menentukan pilihan dengan
kehendaknya sendiri. Terlebih menjelang pelaksanaan pemilu, terdapat kelompok-
kelompok yang berusaha membujuk rayu pemilih pemula menggunakan uang agar
pemuda tersebut sukarela memberikan suara untuk kandidat politik yang ia sendiri
tidak terlalu mengetahuinya. Kegiatan inilah yang kemudian disebut sebagai money
politik. Dalam hak ini sudah menjadi tugas KPU untuk menumbuhkan kesadaran
dan pemahaman pemilih pemula terkait pelaksanaan pemilu, serta membentuk
kepercayaan pemuda terhadap perlaksanaan pemilu.
C. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan praktik pendidikan di SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan adalah
metode sosialisasi melalui pemaparan materi menggunakan metode ceramah dan tanya jawab
oleh peserta sosialiasi, para siswa di kelas XII IPA-1 mengenai pemilih cerdas dan cermat
dalam pemula bagi pemilih pemula.
D. Instrumen Pelaksanaan
Instrumen pelaksanaan praktik pendidikan politik yang diselenggerakan di SMA
Negeri 2 Percut Sei Tuan ini, yaitu menggunakan angket untuk mengumpulkan data dan
menggunakan media pembelajaran yang dengan bahan dasar kertas karton yang dihias dengan
berbagai gambar serta tulisan mengenai materi yang dipaparkan.
8
BAB III
HASIL KEGIATAN
Pelaksanaan Praktik Pendidikan Politik Dalam Menumbuhkan Pemilih Cerdas dan Cermat
dalam Pemilu Bagi Pemilih Pemula ini Evaluasi yang dapat dilakukan berupa :
1. Tes : Dalam Tes ini diberkan Sejumlah Pertanyaan mengenai Pemahaman Pemilih
Cerdas dan Cermat dalam Pemilu bagi pemilih pemula.
2. Observasi secara langsung.
1. Mengetahui tingkat pemahaman dan penguasaan seseorang dalam suatu bahasan atau
kompetensi.
2. Menemukan kesulitan seseorang dalam suatu kegiatan, sehingga evaluasi diadakan
guna memecahkan masalah dan kesulitan yang dihadapi dalam suatu kegiatan.
3. Memahami tingkat keefektifan suatu metode, cara, atau sumber daya yang terlibat
dalam suatu kegiatan.
4. Evaluasi berperan sebagai umpan balik untuk melakukan perbaikan pada suatu kegiatan
sehingga bisa dijadikan acuan dalam kegiatan selanjutnya
Berdasarkan hasil pelaksanaan praktik pendidikan politik dapat diperoleh sebagai berikut :
a. Tim yang terdiri dari 6 orang yang meliputi:
Kevin Gilbert Sianturi :Moderator & Penyaji
Andreas Kurniawan Matondang :Penyaji
Dahlia Sinaga :Penyaji
Indri Erfi Yanti :Penyaji
Maria Margaretha Manik :Penyaji
Palisa Aulia Dewanti :Penyaji
b. Peserta Dalam sosialisasi ini merupakan pelajar kelas XII IPA-1 SMA Negeri 2 Percut
Sei Tuan
9
c. Berikut Media yang digunakan dalam praktik pendidikan politik yang dilakukan oleh
kelompok 1 kelas Reguler V D PPKn 2019. Media yang terbuat dari kertas karton
dengan memanfaatkan keterampilan kami membuat dengan judul “ Pemilih Cerdas Dan
Cermat Dalam Pemilu Bagi pemilih pemula”
d. Berikut merupakan dokumentasi foto bersama Ibu Elvi, S.Pd yang merupakan guru
mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di SMA Negeri 2
Percut Sei Tuan. Dalam hal ini kami melakukan proses evaluasi yang dimana ibu Elvi,
S.Pd memeriksa angket dan media yang kami gunakan agar dalam pelaksanaan
sosialisasi berjalan dengan baik.
e. Berikut ini hasil dokumentasi setelah proses sosialisasi kepada pelajar kelas XII IPA 1
SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan. Dalam sosialisasi ini kelompok 1 menyampaikan
10
materi yang telah disusun dalam bentuk modul. Proses sosialisasi berjalan dengan baik
kemudian dilanjutkan dengan pembagian angket dan juga membuka sesi Tanya jawab.
Solusi yang dapat kelompok kami berikan yaitu melalui penerapan “SODE (Sosialisasi dan
Edukasi) terhadap pemilih pemula yang bertujuan menumbuhkan partisipasi pemilih pemula
dengan memperkenalkan calon atau kandidat yang akan bertarung dalam pemilihan.
Melakukan sosialisasi kepada masyarakat masyarakat, melakukan pengenalan visi dan misi
kepada masyarakat. Dalam SODE ( Sosialisasi Dan Edukasi )meningkatkan partisipasi pemilih
pemula melalui pendekatan strategi rasionalisasi, cara yang dilakukan adalah dengan cara
melakukan sosialisasi kepada para pemilih pemula.
Menanamkan keyakinan terhadap pemilih (kampanye). Kontestan politik perlu melihat
karakteristik pemilihnya, apa bila pemilih lebih melihat aspek rasional, proses peyakinan
dilakukan secara argumentatif dan dilandaskan pada penyediaan data dan informasi yang
dipercaya. Kemudian untuk mencegah terjadinya politisasi terhadap pemilih pemula,
maraknya politik uang, minimnya pemahaman terkait dengan teknis penandaan atau
pencoblosan, dan lain sebagainya harus lebih intens melakukan literasi politik dengan cara
melakukan pendidikan pemilih kepada pemilih pemula agar menjadi pemilih cerdas. Pemilih
cerdas adalah pemilih yang lebih mengedepankan rasionalitas (bukan emosionalitas) dalam
menentukan pandangan dan sikap politiknya. Dalam pendidikan pemilih tersebut juga harus
diberikan pemahaman dan keterampilan teknis pencoblosan yang sah agar kehadiran pemilih
pemula ke TPS tidak sia-sia atau percuma. Di sosial media dapat disosialisasikan melalui
poster ataupun video baik memberikan pemahaman pendidikan politik maupun antisipasi
penyegahan pemilih pemula terhadap berita-berita hoax. Sehingga dengan solusi-solusi
diatas dapat meningkatkan partisipasi dan literasi pemilih pemula terhadap penyelenggaraan
pemilihan umum/pemilihan kepala daerah.
12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peran pendidikan politik sangat penting bagi generasi muda di Indonesia dan juga sangat
penting untuk disampaikan dan diketahui serta dipahami oleh seluruh masyarakat Indonesia
khususnya generasi muda sesuai dengan fungsinya yaitu pendidikan politik menekankan pada
upaya memahami nilai etika normatif, yaitu dengan menanamkan nilai-nilai Nilai dan norma
yang menjadi landasan dan motivasi bangsa Indonesia serta dasar untuk membina dan
mengembangkan diri agar dapat berperan serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Peran pendidikan politik bagi pemilih pemula juga sangat penting karena untuk memahami
dinamika situasi politik saat ini, meningkatkan pengetahuan tentang hak dan sistem politik,
serta sikap kritis dan keterampilan politik.
Oleh karena itu, Kesadaran Politik Wawasan dan Pengetahuan Politik harus ditumbuhkan
Agar tumbuh pemilih Pemula yang cerdas dan cermat dalam melakukan partisipasi politik
khususnya dalam pemilu. Kesadaran Politik ini dapat ditumbuhkan dengan pelaksanaan praktik
pendidikan politik yang dapat membangun dan mengembangkan pengetahuan politik individu
dan kelompok serta mengembangkan orientasi Politik yang meliputi nilai, keyakinan, dan
perasaan politik serta menjadikan Individu memiliki kesadaran terhadap berbagai situasi
politik.
Politik dan kekuasaan suatu negara memegang kunci keberhasilan pendidikan. Dalam
konteks pembangunan demokratisasi dan desentralisasi di Indonesia, peran politik eksekutif
dan legislatif untuk memajukan pendidikan begitu besar. Ranah politik dan kekuasaan harus
mampu menciptakan sistem pendidikan yang mencerdaskan dan mencerdaskan peradaban
bangsa ini. Suatu bangsa yang politik pendidikannya buruk, maka kinerja pendidikannya juga
pasti buruk. Di sisi lain, negara dengan kebijakan pendidikan yang baik kinerja pendidikannya
juga akan baik. Sejak kemerdekaan hingga Dengan era reformasi, perjalanan politik pendidikan
nasional telah mengalami tiga kali, yaitu pada era orde lama, tahun 1954, pada era orde baru,
dan saat ini pada era reformasi. Budaya politik masyarakat sebenarnya berbanding lurus dengan
tingkat pendidikan masyarakat itu sendiri. Hal ini dapat dimaklumi mengingat semakin tinggi
peluang seseorang atau masyarakat untuk mengenyam pendidikan, maka semakin tinggi pula
peluang seseorang atau masyarakat untuk membaca, membandingkan, mengevaluasi, serta
mengkritisi cita-cita ruang dan realitas politik. Jadi, kunci pendidikan politik rakyat sebenarnya
terletak pada politik pendidikan publik.
13
Tujuan Praktik Edukasi Dalam Menumbuhkan Pemilih Cerdas dan Berhati-hati dalam
Pemilihan Pemilih Pemula bertujuan sebagai berikut:
1. Menumbuhkan Wawasan Politik bagi Pemilih Pemula 2. Meningkatkan Pengetahuan
Politik Pemilih Pemula
3. Memberikan pemahaman tentang bagaimana menjadi pemilih pemula dengan baik dan
benar.
4. Menumbuhkan Sikap Kepada Setiap Pemilih Pemula Agar Siap Menjadi Pemilih Cerdas
& Hati-hati
5. Meningkatkan Pemahaman Hak & Kewajiban Warga Negara dalam Politik.
Tujuan Praktik Edukasi Dalam Menumbuhkan Pemilih Cerdas dan Ketepatan dalam
pemilihan pemilih pemula dapat diwujudkan melalui pendidikan dengan :
1. Mengetahui Visi, Misi, dan Program Peserta Pemilu
2. Mengetahui Daftar Riwayat Hidup Calon dan Partai Politik
3. Secara Kritis Menilai dan Mengkonfirmasi Pilihan Politik
B. Saran
Meski begitu banyak program yang dibuat, yang terpenting saat ini adalah untuk diketahui
apakah program-program tersebut telah memiliki tujuan pendidikan politik yang jelas? Bisakah
hasilnya diukur secara kualitatif selain perhitungan kuantitatif pada saat itu? pemungutan
suara? Setidaknya ada beberapa hal yang harus menjadi output dari program-program tersebut
yang harus diperhatikan, pertama mampu meningkatkan kesadaran politik sejak dini. Kedua,
mampu menjadi aktor politik dalam lingkup peran dan status yang diusung. Ketiga, memahami
hak dan kewajiban politik sebagai warga negara yang baik. Keempat, dengan bijak dapat
menentukan sikap dan kegiatan politiknya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Hastuti P., Sri. 2004. Pemilu dan Demokrasi Telaah terhadap Prasyarat
Normatif Pemilu. Jurnal Hukum, 25(11):135-148
Triwahyunigsih, Susani. 2019. Sistem Demokrasi Dalam Pemilihan Umum Secara Langsung
Di Indonesia. Jurnal Ilmu Hukum, 3(2):62-69
15
FOTO KEGIATAN
16
Lampiran 1 Foto Kegiatan
17
REKAP DATA PESERTA SOSIALISASI
18
https://drive.google.com/file/d/1EOF06zyKhsVd3A3uoxscqzZW8pHdSOmx/view?usp=drives
dk
19