Anda di halaman 1dari 25

LEMAHNYA PROSES PEMBELAJARAN PPKN DI KELAS X

LAPORAN MINI RISET

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mini Riset Mata Kuliah Pembelajaran PPKn
Tingkat Lanjut

Pada Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial


Universitas Negri Medan

Dosen Pengampu : Maryatun Kabatiah, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh

Kelas E Kelompok 4

JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGRI MEDAN

2021
HALAMAN JUDUL

LEMAHNYA PROSES PEMBELAJARAN PPKN DI KELAS X

LAPORAN MINI RISET

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mini Riset Mata Kuliah Pembelajaran PPKn
Tingkat Lanjut

Pada Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial


Universitas Negri Medan

Dosen Pengampu : Maryatun Kabatiah, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh

Kelas E Kelompok 4

JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGRI MEDAN

2021
DAFTAR NAMA PENYUSUN

KELOMPOK 4 KELAS E

NO NAMA NIM
1. ANITA SIMANUNGKALIT 3203111051
2. INTAN TRIYANI 3203311009
3. JONA GUNAWAN GULTOM 3202311003
4. LASTRI PALENTINA SIREGAR 3203111036
5. PHILIP JOSE TUA ONEILLS SINAGA 3203111025
6. SHINTIA ANANTA 3203311031

JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGRI MEDAN

2021
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mini Riset Mata Kuliah Pembelajaran PPKn
Tingkat Lanjut

Pada Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial


Universitas Negri Medan

Dosen Pengampu : Maryatun Kabatiah, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh : Kelas E Kelompok 4

Jurusan : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Judul Mini Riset : Lemahnya Proses Pembelajaran PPKn Di Kelas X

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tulisan yang kami serahkan ini


benar-benar merupakan hasil karya kami sendiri, terkecuali kutipan-kutipan dari
ringkasan yang semuanya telah kami jelaskan sumber informasinya. Apabila
dikemudian hari hasil penelitian ini terbukti merupakan hasil jiplakan orang lain,
maka kami menerima konsekuensinya.
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat

Untuk mata kuliah Pembelajaran PPKn Tingkat Lanjut

Universitas Negeri Medan

Fakultas Ilmu Sosial

Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Akan Dipertahankan di hadapan Dewan Penguji

Pada November 2021

Anggota Kelompok Dosen Pengampu

Kelompok 4 Reguler E 2020 Maryatun Kabatiah, S.Pd., M.Pd.


KATA PENGANTAR

Puji Syukur alhamdullilah kami ucapkan kepada Allah ke hadirat Tuhan


Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmatnya berupa kesempatan dan
pengetahuan sehingga laporan mini riset ini dapat diselesaikan pada waktunya.

Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Maryatun


Kabatiah, S.Pd., M.Pd. selaku dosen Mata Kuliah Pembelajaran PPKn Tingkat
Lanjut yang telah memberi kesempatan dan kepercayaannya kepada kami untuk
membuat dan menyelesaikan Mini rise tini. Sehingga kami memperoleh banyak
ilmu, informasi dan pengetahuan selama penulis membuat dan menyelesaikan
tugas ini. Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh rekan
yang membantu penyelesaian tugas ini baik berupa bantuan moril maupun
materil.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa Mini risetini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik seta saran
yang bersifat membangun demi terciptanya hasil penelitian dari kelanjutan Mini
risetyang lebih baik lagi .

Medan, 3 November 2021

Kelompok 4vReguler E PPKn 2020


ABSTRAK
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................

HALAMAN JUDUL.......................................................................

DAFTAR NAMA............................................................................

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN......................................

LEMBAR PENGESAHAN............................................................

KATA PPENGANTA.....................................................................

ABSTRAK.......................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................

BAB I...............................................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA.........................................................

BAB III METODE PENELITIAN...............................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................

BAB V PENUTUP.........................................................................
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. DESKRIPSI KAJIAN TEORI


1. Definisi Masalah Belajar
Banyak ahli mengemukakan pengertian masalah. Ada yang melihat
masalah sebagai ketidak sesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang
melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula yang
mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakan. Prayitno (1985)
mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya,
menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu
dihilangkan. Sedangkan menurut pengertian secara psikologis, belajar
merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Pengertian belajar dapat didefinisikan “Belajar ialah sesuatu proses
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Dari definisi masalah dan belajar maka masalah belajar dapat diartikan
atau didefinisikan sebagai berikut:“Masalah belajar adalah suatu kondisi
tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat kelancaran proses yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan”. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan
dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan
lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar
ini tidak hanya dialami oleh siswa-siswa yang lambat saja dalam belajarnya,
tetapi juga dapat menimpa siswa-siswa yang pandai atau cerdas.

2. Temuan Pokok, Mengenai Permasalahan Pembelajaran PPKn Dimasa


Pandemi
Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan siswa, antara
siswa dengan guru dan antara siswa dengan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar, (Wardani, 2006: 121). Dengan terdapatnya interaksi
tersebut dapat mengembangkan kecakapan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru memfasilitasi sarana,
prasarana dan lingkungan yang mendukung untuk peserta didik.
Pembelajaran PPKn adalah proses interaksi dalam kegiatan pembelajaran
dimana memfokuskan pendidikan moral, nilai-nilai, sosial-kultur, dan
wawasan nusantara yang dilandasi oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar.
Pembelajaran PPKn mengembangkan kecerdasan pada aspek spiritual,
rasional, emosional, dan sosial, tanggung jawab, keikutsertaan sebagai warga
negara. Menurut Supriyanto, 2018: 116 tujuan “pembelajaran PPKn yaitu
mengembangkan siswa menjadi warga negara yang baik yang memiliki
kebanggaan terhadap Indonesia, cinta tanah air, tanggung jawab, percaya diri
dalam berinteraksi. Dalam pembelajaran PPKn kemampuan menguasai
metode pembelajaran merupakan salah satu persyaratan yang harus dimiliki
oleh guru.
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia mengalami massa pandemi Covid-
19 dimana penyebaran virus sangat cepat. Wabah Covid-19 adalah jenis
wabah yang tingkat penyebarannya sangat tinggi dan cepat. Wabah ini
menyerang sistem imun dan pernapasan manusia (Rothan & Byrareddy,
2020). Coronavirus atau virus corona adalah keluarga besar virus yang
menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti
penyakit flu. Ada banyak orang terinfeksi virus ini.
Pada bidang pendidikan untuk mencegah penyebaran dan penularan virus
Covid-19 pemerintah menghimbau supaya pembelajaran tetap berjalan efektif
dan efisien di tengah pandemi Covid-19. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona
Virus Desease 2019 (COVID-19). Alternatif untuk menindaklanjuti kebijakan
Kemendikbud menggunakan pembelajaran jarak jauh dengan sistem daring.
“Pembelajaran daring merupakan program penyelenggaraan kelas
pembelajaran dalam jaringan untuk menjangkau kelompok target yang masif
dan luas” (Bilfaqih dan Qomaruddin, 2015). Daring tetap memperhatikan
pembelajaran yang bermutu dengan tujuan untuk mengembangkan minat
belajar peserta didik terhadap pembelajaran yang baru, dimana peralihan dari
pembelajaran konvensional ke pembelajaran daring, guru harus mampu
mengemas pembelajaran yang menarik untuk menjaga semangat peserta didik
dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh.
Demikian pembelajaran PPKn dengan sistem daring dapat memberikan
paradigma baru bagi para guru yaitu harus menguasai IT dan aplikasi.
Pembelajaran daring di masa Covid-19 memberikan tantangan sekaligus
peluang bagi guru. Semua pihak pasti tidak menginkan adanya virus Covid-19
yang melanda dunia saat ini.
Dalam pembelajaran daring selama pandemi Covid-19, banyak kendala
yang dihadapi guru sebagai pendidik dan pengajar. Pembelajaran yang semula
tatap muka (luring), akibat pandemi tersebut berubah dengan banyak
dilakukan secara online (daring).
Adapun kendala dalam pembelajaran daring seperti: (1) Lokasi rumah
tidak terjangkau jaringan internet, termasuk quota internet murid minimalis,
(2) Media pembelajaran yang digunakan para guru dominan monoton dan
membuat para murid merasa jenuh atau bosan. Kemudian, (3) Pembelajaran
dominan belum interaktif, (4) Karakter ataupun perilaku para murid sulit
dipantau, (5) Pembelajarannya cenderung tugas online, (6) Tugas diberikan
para murid menumpuk. Kedala lain, (7) Penyerapan materi pelajaran sangat
minimalis, dan (8) Penilaian yang dilakukan guru berupa Penilaian Harian
(PH), Penilaian Tengah Semester (PTS), Penilaian Akhir Semester (PAS)
termasuk Ujian Sekolah (US) kurang berintegritas.
Oleh karena itu, sebenanrnya secara umum kita belum siap untuk
melakukan pembelajaran jarak jauh atau secara daring, apalagi siswa banyak
yang menyoal tentang keluhan gagalnya memahami materi yang disampaikan
lewat daring. Hal ini memang dirasa wajar karena baik siswa dan guru belum
adanya peralihan dan kemampuan adaptasi dari pembelajaran seperti ini.

3. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Masalah Belajar


Terdapat tiga faktor yang memengaruhi kemampuan siswa untuk
menyelesaikan pembelajaran secara daring, yakni faktor eksternal, internal
dan kontekstual. Beberapa faktor eksternal diantaranya adalah kendala waktu,
adanya tekanan keluarga, kurangnya dukungan di lingkungan sekitar dan
masalah keuangan. Hal tersebut berkaitan dengan konteks mentalitas siswa
yang mempunyai kendala dan tuntutan tentang tugas yang diberikan secara
terus menerus. Hal ini mungkin juga berpengaruh terhadap aspek psikologis
siswa tersebut. Selain itu juga faktor internal yang berkaitan dengan displin
dalam mengatur waktu, hal tersebut juga terkait bagaimana siswa dapat
menyiapkan kedisiplinannya untuk fokus pada pembelajarannya. Sementara
faktor kontekstual lebih cenderung kepada media aplikasi yang tidak ramah
kepada penggunanya, kurangnya menguasai penggunaan teknologi, perasaan
terisolasi karena harus belajar mandiri serta kurangnya kehadiran yang
tersruktur yang dapat membimbing secara langsung. Ketiga faktor tersebut
sangat mempengaruhi kegiatan pembelajaran jarak jauh atau secara daring,
tentunya hal ini juga berpengaruh terhadap penilaian pembelajaran nantinya.
Oleh karenanya, keefektifan program pembelajaran tidak hanya ditinjau dari
segi tingkat prestasi belajar saja, melainkan harus pula ditinjau dari segi proses
dan sarana yang digunakan. Efektivitas metode pembelajaran merupakan suatu
ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan suatu proses
pembelajaran. Dengan hal tersebut suatu proses pembelajaran berhasil atau
tidak dilihat dari kepuasan siswa dalam melihat sarana yang digunakan dan
kenyamanan dalam menerapkan metode pembelajaran tersebut. Karena
kenyamanan dan kepuasan siswa dalam melakukan pembelajaran secara
daring akan berdampak pada kemampuan siswa dalam memahami
pembelajaran.

B. PENELITIAN YANG RELEVAN


Penelitian yang relevan adalah sebuah bentuk penelitian yang sebelumnya
sudah pernah dilakukan penelitian yang berkaitan dengan judul yang kami angkat.
Dengan Pembahasan yang sama dan berkaitan. Dalam hal ini kami menggunakan
penelitian yang relevan tersebut menjadi sebuah referensi dalam menyusun lapora
ini.
Seperti sebuah penelitian yang pernah dilakukan oleh Suyahman, Falakh
Ramadanti, Deny Oktaviani, Diska Pindya Wardhani, yang berjudul
"Problematika dalam Pembelajaran PPKn pada Era Covid-19 di SMA NEGERI 3
SUKOHARJO". Penelitian ini menggunakan Metode penelitian kualitatif dan
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi
dan kuisioner. Pelaksanaan pembelajaran daring membutuhkan fasilitas sebagai
penunjang yaitu seperti: smartphone; laptop; ataupun table yang dapat digunakan
untuk mengakses informasi dimanapun dan kapanpun (Gikas & Grant 2013). Pada
pembelajaran daring yang dilaksanakan terdapat beberapa hambatan pada alat
penunjang pelakasanaan pembelajaran daring antara lain yang pertama, alat
penunjang yang digunakan untuk pembelajaran daring kurang memadai seperti
kapasitas penyimpanan, pengoperasian alat penunjang menjadi lebih lambat dalam
menampilkan aplikasi. Pembelajaran daring membutuhkan fasilitas yang
memadai, karena dalam pelaksanaannya fasilitas menjadi kunci lancarnya suatu
pembelajaran. Pembelajaran daring juga memiliki kendala pada kuota dan koneksi
internet yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran contohnya seperti
pemakaian kuota internet yang berlebihan, dan jaringan internet yang kurang
mendukung untuk melaksanakan pembelajaran daring. Menunjang bahwa
pengunaan internet dan teknologi multimedia mampu merombak penyampaian
pengetahuan dan menjadi alternatif pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas
(Zhang Et Al. 2004). Pengaruh dalam pembelajaran daring adalah kestabilan dan
keberadaan kuota internet, kolaborasi ini akan menentukan proses belajar dari
rumah. Pelaksanaan pembelajaran daring ditemukan beberapa hambatan seperti
kurangnya interaksi antara guru dengan peserta didik sehingga materi yang
disampaikan kurang maksimal, pemberian tugas kurang efektif sebagai tolak ukur
pengetahuan siswa, penyampaian materi oleh guru pada pembelajaran daring
kurang dimengerti oleh peserta didik, pembelajaran daring dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa.
Dari paparan yang telah diberikan dapat ditarik kesimpulan penelitian ini
yaitu Hambatan yang ditemui pada pembelajaran daring seperti kuota dan koneksi
internet, pelaksanaan pembelajaran, alat penunjang yang kurang mendukung,
pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil belajar. Pada pelaksanaan
pembelajaran ditemui beberapa hambatan seperti kurangnya interaksi antara guru
dan peserta didik, penugasan yang kurang efektif sebagai tolak ukur pengetahuan
peserta didik, peserta didik kurang memahami materi yang disampaikan, dan
waktu yang digunakan untuk pembelajaran kurang. Hambatan yang ditemui selain
pelaksanaan pembelajaran terdapat alat penunjang yang digunakan untuk
pembelajaran daring kurang memadai seperti kapasitas penyimpanan,
pengoperasian alat penunjang menjadi lebih lambat dalam menampilkan aplikasi.

C. KERANGKA BERPIKIR

PERMASALAHAN PEMBELAJARAN PKn DI SMP


DAN SMA

Definisi Masalah Belajar Temuan Pokok, Mengenai Faktor-Faktor Penyebab


Permasalahan Pembelajaran PPKn Terjadinya Masalah Belaj
Dimasa Pandemi
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
B. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk kedalam kategori penelitian kepustakaan. Amir


Hamzah (2020 : 9) penelitian kepustakaan adalah penelitian kualitatif, bekerja
pada tataran analitik dan bersifat perspectif emic, yakni memperoleh data bukan
berdasarkan pada persepsi peneliti, tetapi berdasarkan fakta-fakta konseptual
maupun fakta teoritis. Penelitian kepustakaan adalah studi yang mempelajari
berbagai buku referensi serta hasil penelitian sebelumnya sejenis yang berguna
untuk mendapatakn landasan teori yang mengenao masalah yang akan diteliti.

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa penelitian kepustakan tidak


hanya kegiatan untuk membaca dan mencatat data-data yang telah dikumpulkan.
Tetapi lebih dari itu semua, peneliti harus mampu mengelola data yang telah
terkumpul dengan tahap-tahap penelitian kepustakaan.

Peneliti menggunakan menerapkan metode penelitian kepustakaan karena


setidaknya ada beberapa alasan yang mendasarinya. Pertama, bahwa sumber data
hanya bisa didapat dari perpusatakaan atau dokumen-dokumen lain dalam bentuk
suatu tulisan, baik dari buku-buku, jurnal-jurnal, ataupun literatur lainnya. Kedua,
studi kepustakaan diperlukan sebagai cara untuk memahami gejala-gejala baru
yang terjadi yang belum dapat dipahami, kemudian dengan studi kepustakaan ini
akan dapat dipahami gejala tersebut. Sehingga dalam mengatasi sesuatu gejala
yang terjadi, peneliti dapat merumuskan konsep untuk menyelesaikan suatu
permasalahan yang muncul. Ketiga, data pustaka tetap andal dalam menjawab
persoalan penelitiannya, bagaimanapun, informasi atau data empirik yang telah
dikumpulkan oleh orang lain, baik berypa buku, laporan ilmiah, ataupun laporan
hasil penelitian tetap dapat digunakan oleh penelitian kepustakaan. Bahkan dalam
keasus tertentu data lapangan masih kurang signifikan untuk menjawab
pertanyaan penelitian yang akan dilakukan.

C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, Sugiyono (2016 : 9),
metode kualittatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivsme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
dimana penelitian sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/Kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

D. Lokasi Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dimana penelitian ini menggunakan jenis


penelitian pustaka maka, lokasi penelitian ini dilakukan secara online dengan
memanfaaatkan ebook, jurnal, Majalah,koran,website, dan dokumen lainnya.

E. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian ini bermaksud untuk membatasi studi


kualitatif sekaligus membatasi penelitian guna memilih data yang mana relevan
dan mana yang tidak relevan. Pembatasan dalam penelitian kualitatif ini lebih
didasarkan pada tingkat kepentingan dari masalah yang akan dihadapi dalam
penelitian ini. Penelitian ini akan difokuskan pada “Permasalahan yang dihadapi
dalam prosespembelajaran PPKn di Smp maupun di Sma”.

F. Jenis Data

Data adalah suatu catatan atas dasar kumpulan fakta. Dalam penelitian
terdapat ada dua jenis data, yaitu data primer dan juga data sekunder. Data primer
adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama baik berupaka
pustaka yang berisikan pengetahuan ilmiah baru ataupun pengertian baru tentang
fakta yang diketahui ataupun gagasan. Sedangkan data sekunder adalah sumber
data yang tidak bisa memberikan informasi langsung kepada pengumpulan data.
Dengan begitu data sekunder adalah data pendukung dari data primer yang
berfngsi untuk mendukung apa yang telah disampaikan seblumnya pada data
primer.

1. Data primer
Data primer dalam penelitian ini diambil dan didasarkaaan dari pendapat para
responden penelitian,Guru-guru Pengajar PPKn, buku-buku dan jurnal- jurnal
yang digunakan dalam penyusunan makah riset ilmiah ini.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak bisa memberikan informasi langsung
kepada pengumpulan data. Adapun sumber data sekunder adalah data yang
diperoleh dari pihak lain, dengan kata lain, data sekunder adalah data pendukung
dari data utama. Data sekunder dari penelitian ini diambil dari berbagai sumber
seperti buku, jurnal, dan artikel lainnya.

G. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang akan digunakan dalam


mengumpulkan data agar kegiatan penelitian tersebut menjadi sistematis dan lebih
mudah. Adapun alat yang digunakan oleh peneliti adalah dari berbagai karya tulis
berupa buku, jurnal serta Kuisioner yang berfungsi untuk mencari pendapat oran
lain tentang permasalahan pembelajaran PPKn. Maka dalam pengumpulan data
peneliti menelusuri, kemudian membaca dan mencatat bahan-bahan yang
diperlukan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan pembahasan.

H. Teknik Pengumpulan Data

Sehubungan dengan Data yang digunakan peneliti untuk melakukan Riset


tersebut merupakan data yang berberbentuk karya tulis seperi buku, jurnal, dan
artikel lainnya, maka dalam pengumpulan berbagai data peneliti mencari buku
atau jurnal yang berhubungan dari berbagai sumber, membaca, mencari
permasalan permasalahan dalam jurnal,menyusun kuisioner,membagikan
kuisioner ,serta menentukan hasil data penlitian yang diperlukan untuk
mendapatkan informasi yang berkaitan dengan pembahasan. Teknik lain yang
digunakan peneliti dalam mengumpulkan data yaitu :

1. Menyusun Kuisioner

Kuisioner merupakan alat yang digunakan untuk melakukan penelitian.


Langkah ini bertujuan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari apa
yang dirasakan oleh responden dalam proses pembelajaran PPKn di smp dan
sma.melalui cara ini, peneliti akan mendapat data yang lebih jelas berdasarkan
pendapat para responden. .

2. Membagikan Kuisioner

Laangkah ini dilakukan sebagai langkah untuk mendapatkan pendapat dari para
responden dan melihat hasil atau pendapat tersebut yang kemudian dikaitkan
terhadap temuan penelitian yang telah dilakukan untuk kemudian ditarik
kesimpulan dari penelitian tersebut..

3. Triangulasi

Dalam pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan


data yang bersifat menggabungkan dari berbagi teknik pengumpulan data dan
jenis data yang telah ada. Dalam penelitian ini digunakan cara triangulasi sumber,
yaitu dengan menggali kebenaran satu atau beberapa infromasi melalui berbagai
sumber yang ada.

I. Teknik Analisis Data

Borgdan & Biklen (1982),analisa data kualitatif termasuk kepustakaan adalah


cara berpikir untuk mencari pola berkaitan dengan pengujian secara sistematis
terhadap sesuatu untuk menentukan bagian, hubungan antara bagian, dan
hubungannya dengan keseluruhan. Adapun teknik analisis data yang yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model Miles dan Huberman. Dimana model
aktivitas kualitatif dilakukan secara interaktif dan terus-menerus sampai dirasa
cukup. Aktivitas analisis data model ini antara lain, reduksi data, display data, dan
gambaran kesimpulan atau verivikasi.

a. Reduksi data, pada tahapan ini melakukan pemilihan, pemfokusan,


penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian data mentah dalam catatan-
catatan tertulis. Tujuan dari hal ini adalah untuk melakukan temuan-temuan
yang kemudian menjadi fokus dalam penelitian tersebut.
b. Display data, pada tahap ini data yang sudah direduksi kemudian di display
hingga memberikan pemahaman terhadap data tersebut agar bisa menentukan
langkah selanjutnya yang akan dilakukan peneliti dalam proses penelitiannya.
c. Gambaran kesimpulan, setelah melakukan reduksi data terlaksana, maka
dilakukan solusi atau menarik kesimpulan dari data yang telah diteliti, dari
kesimpulan tersebut dipaparkan penemuan baru dari penelitian yang
dilakukan. Namun hak ini masih diteliti kembali dan kembali dilakukan
reduksi, display data, dan kembali akan menghasilkan konklusi, begitulah
akan dilakukan seterusnya agar mendapatkan hasil yang maksimal.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyebaran kuesioner yang dilakukan pada saat pandemi dilaksanakan secara


online melalui google form, dari perolehan data yang dikumpulkan terdapat 8
responden yang memberikan tanggapan. Dalam pengumpulan melalui google
form, karena tetap menjaga keamanan dan melindungi dari penyebaran virus
Covid -19, sehingga dapat efektif dan efisien dalam memberi respon terhadap
pembelajaran yang saat ini dilaksanakan. Data yang dikumpulkan oleh peneliti
selanjutnya diolah dan dianalisis sehingga akhirnya diperoleh kesimpulan.
Umumnya langkah pertama dari pengolahan data adalah menyeleksi data atas
relevansi data yang dihasilkan dengan permasalahan atau variabel-variabel
penelitian. Data yang kurang atau tidak relevan dengan masalah penelitian
dibuang atau dilengkapi, sementara yang terkait dengan permasalahan
ditabulasikan dalam bentuk tabel, matriks, atau lainnya agar mempermudah di
dalam pengolahan data. Pola analisis yang harus diambil oleh peneliti sudah tentu
tergantung pada jenis data yang dikumpulkan, metode serta rancangan
penelitiannya. Menurut (Dewi, W.A.F: 2020), mengingat bahwa perubahan ke
pembelajaran online secara tidak langsung berpengaruh terhadap daya serap
peserta didik. Maka dari uraian tersebut, dapat mengembangkan inovasi proses
pembelajaran agar berjalan dengan lancar dan menumbuhkan antusias peserta
didik. Guru melakukan teknik dalam proses pembelajaran daring dapat memberi
kesan dan dapat diterima dengan baik oleh peserta didik, sehingga materi yang
disampaikan dapat dimengerti, pada tujuan akhir dapat memberi hasil yang baik
bagi peserta didik. Pada pembelajaran daring guru dapat memberi kesan menarik
melalui kegiatan pembelajaran seperti memberikan motivasi, apresiasi terhadap
peserta didik.

Pada pembelajaran daring yang dilaksanakan terdapat beberapa hambatan


pada alat penunjang pelaksanaan pembelajaran daring antara lain yang pertama,
alat penunjang yang digunakan untuk pembelajaran daring kurang memadai
seperti kapasitas penyimpanan, pengoperasian alat penunjang menjadi lebih
lambat dalam menampilkan aplikasi. Pembelajaran daring membutuhkan fasilitas
yang memadai, karena dalam pelaksanaannya fasilitas menjadi kunci lancarnya
suatu pembelajaran. Pembelajaran daring juga memiliki kendala pada kuota dan
koneksi internet yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran contohnya seperti
pemakaian kuota internet yang berlebihan, dan jaringan internet yang kurang
mendukung untuk melaksanakan pembelajaran daring. Menunjang bahwa
penggunaan internet dan teknologi multimedia mampu merombak penyampaian
pengetahuan dan menjadi alternatif pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas
(Zhang Et Al. 2004).

Pelaksanaan pembelajaran daring ditemukan beberapa hambatan seperti


kurangnya interaksi antara guru dengan peserta didik sehingga materi yang
disampaikan kurang maksimal, pemberian tugas kurang efektif sebagai tolak ukur
pengetahuan siswa, penyampaian materi oleh guru pada pembelajaran daring
kurang dimengerti oleh peserta didik, pembelajaran daring dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa. Pada pengumpulan data yang menggunakan metode kuisioner
melalui google form secara online dengan responden sejumlah 8 peserta didik.
Dengan persentase sebesar 50%, peserta didik menilai bahwa dalam pembelajaran
daring kebanyakan siswa hanya mengikuti proses pembelajaran tanpa memahami
makna dan indikator capaian pembelajaran, dan adapun sumber belajar yang
digunakan ialah dengan menggunakan metode dan materi pembelajaran. Melalui
hal ini dapat disimpulkan bahwa dengan pembelajaran daring, peserta didik
cenderung berfokus pada materi dan alur pembelajaran tanpa memahami betul
capaian pembelajaran.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Kesimpulan dari artikel ini menunjukkan bahwa temuan penelitian terdapat


beberapa problematika pembelajaran daring. Hambatan yang ditemui pada
pembelajaran daring seperti kuota dan koneksi internet, pelaksanaan
pembelajaran, alat penunjang yang kurang mendukung, pengaruh pembelajaran
daring terhadap hasil belajar. Pada pelaksanaan pembelajaran ditemui beberapa
hambatan seperti kurangnya interaksi antara guru dan peserta didik, penugasan
yang kurang efektif sebagai tolak ukur pengetahuan peserta didik, peserta didik
kurang memahami materi yang disampaikan, dan waktu yang digunakan untuk
pembelajaran kurang. Hambatan yang ditemui selain pelaksanaan pembelajaran
terdapat alat penunjang yang digunakan untuk pembelajaran daring kurang
memadai seperti kapasitas penyimpanan, pengoperasian alat penunjang menjadi
lebih lambat dalam menampilkan aplikasi. Aplikasi yang digunakan untuk
pembelajaran daring seperti; Google Classroom, Whatssapp, UKS Smaga, Zoom
Meeting, Google Meet, Microsoft Teams, Xambro, Edmodo, Youtube.
Pelaksanaan pembelajaran daring ditunjang dengan alat komunikasi dan koneksi
yang baik, karena kunci utama pembelajaran daring menggunakan alat
komunikasi serta koneksi internet yang stabil. Guru dan peserta didik belajar dan
beradaptasi dengan sistem yang baru. Pada pembelajaran daring tidak semua yang
dilakukan harus bertatap muka tetapi dengan aplikasi yang dapat bisa memenuhi
yang di inginkan.

B. SARAN

Pada pembelajaran daring diperlukan kerja sama antara guru dan peserta
didik supaya pembelajaran dapat sesuai tujuan yang diharapkan. Guru lebih
memperhatikan metode atau teknik mengajar yang sesuai untuk digunakan dalam
pembelajaran daring, melaksanakan pembelajaran yang menarik dan tidak
membosankan sehingga peserta didik dapat menjaga semangat belajar walau
dalam kondisi pandemi.

Anda mungkin juga menyukai