Anda di halaman 1dari 32

PERANAN ORANG TUA DAN KELUARGA TERHADAP SIKAP DAN

MORAL ANAK SELAMA MASA PANDEMI COVID-19

(Studi Kasus Desa Lau Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan

Kabupaten Deli Serdang)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Nilai dan


Moral pada Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
Dosen Pengampu: Dr. Surya Dharma, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 4 PPKn Reguler B 2019


Ketua Kelompok : Mychell Tambunan (3193311025)
Anggota Kelompok :
1. Wilda Putriyansyah 3192411009
2. Nova Uli Siburian 3193311018
3. Putri Deliana Sembiring 3193311033
4. Iqbal Al Ahamid 3193111016

PROGRAM STUDI S1

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2021

ii
HALAMAN JUDUL

PERANAN ORANG TUA DAN KELUARGA TERHADAP SIKAP DAN


MORAL ANAK SELAMA MASA PANDEMI COVID-19
(Studi Kasus Desa Lau Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang)
Disusun untuk Memenuhi Tugas Rutin Mata Kuliah Pendidikan Nilai dan Moral pada
Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial
Unversitas Negeri Medan
Dosen Pengampu : Dr. Surya Dharma, S.Pd.M.Pd.
Disusun Oleh :
Kelompok 4 Reguler B 2019
Nama kelompok :
Mychell Tambunan (Nim 3193311026)
Iqbal Al Ahmid ( Nim 3193111016)
Nova Uli Siburian ( Nim 3193311018)
Putri Deliana Sembiring ( Nim 3193311033)
Wilda Putriyansyah ( Nim 3192411009)

MATA KULIAH : Pendidikan Nilai dan Moral

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN POLITIK


PROGRAM STUDI S1
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021

i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya selaku ketua kelompok 4 kelas Reguler V/B PPKn Pada Mata Kuliah Pendidikan Nilai dan
Moral yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Mychell Tambunan
NIM : 3193311026
Judul Tulisan : “Peranan Orang Tua Dan Keluarga Terhadap Sikap Dan Moral Anak Selama
Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Desa Lau Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang)”.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan tulisan ini berdasarkan hasil penelitian,
pemikiran dan pemaparan asli dari tim kelompok kami, baik untuk naskah laporan maupun
kegiatan programming yang tercantum sebagai bagian dari tulisan ini. Jika terdapat karya orang
lain, maka kami akan mencantumkan sumber yang jelas. Demikian pernyataan ini kami buat
dengan sesungguhnya dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari pihak lain.

Medan, 16 November 2021


Yang Membuat Pernyataan

Ketua Kelompok 4
Mychell Tambunan
NIM: 3193311026

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Mini riset ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
mata kuliah Pendidikan Nilai dan Moral

Universitas Negeri Medan


Fakultas Ilmu Sosial
Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu

Dosen Pengampu Ketua Kelompok

Dr. Surya Dharma, S.Pd., M.Pd Mychell Tambunan


NIP: 19601014198503100 NIM: 3193331026

iii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur alhamdullilah kami ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmatnya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga laporan
Mini Riset ini dapat diselesaikan pada waktunya.
Adapun Mini Riset kami ini berisikan mengenai bagiamana “Peranan Orang Tua Dan
Keluarga Terhadap Sikap Dan Moral Anak Selama Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Desa
Lau Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang)”.
Selanjutnya kami mengucapkan  terima kasih kepada Bapak Dr. Surya Dharma, S.Pd.,
M.Pd.,selaku dosen mata kuliah Pendidikan Nilai dan Moral yang telah memberi kesempatan
dan kepercayaannya kepada kami untuk membuat dan menyelesaikan laporan Mini Riset ini.
Sehingga kami memperoleh banyak ilmu, informasi dan pengetahuan selama penulis membuat
dan menyelesaikan tugas ini. Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh
rekan yang membantu penyelesaian tugas ini baik berupa bantuan moril maupun materil.
Kami berharap semoga tugas ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
sangat mengharapkan kritik seta saran yang bersifat membangun demi terciptanya hasil yang
lebih baik lagi.

Medan, November 2021

Kelompok 4

iv
ABSTRAK
Mini riset ini bertujuan untuk menjelaskan dan mengetahui akan Peranan Orang Tua Dan
Keluarga Terhadap Sikap Dan Moral Anak Selama Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Desa
Lau Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang). Indonesia adalah salah satu
negara yang terdampak covid-19. Kebijakan pemerintah Indonesia untuk segera melakukan
social dan physical distancing merupakan tindakan yang tepat dan sekaligus menghentikan roda
perekonomian, pariwisata dan juga pendidikan. Disinilah peran orangtua sangat diperlukan,
karena orangtua terutama ibu mampu berperan sebagai sebagai guru di rumah, berperan sebagai
sebagai fasilitator, berperan sebagai motivator, dan sebagai director. Dan keuntungan dari
kegiatan pembelajaran dari rumah yaitu orang tua mampu memperhatikan tumbuh kembang
anaknya dalam proses pembelajaran. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan dan mengolah
data yang sifatnya deskriptif seperti wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video
dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini penulis ingin menganalisis bagaimana peran orangtua
terhadap sikap dan moral anak selama pandemic covid-19.

Kata Kunci : peran orangtua, sikap, mora, covid-19

v
DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................................................

Halaman Pernyataan Orisinalitas..............................................................................................

Halaman Pengesahan................................................................................................................

Kata Pengantar..........................................................................................................................

Abstrak......................................................................................................................................

Daftar Isi..................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................................................

B. Identifikasi Masalah.......................................................................................................

C. Pembatasan Masalah......................................................................................................

D. Rumusan Masalah..........................................................................................................

E. Tujuan Penelitian...........................................................................................................

F. Manfaat Penelitian.........................................................................................................

BAB II KAJIAN TEORI........................................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................................

A. Desain Penelitian...........................................................................................................

1. Jenis Penelitian...................................................................................................

2. Metode Penelitian..............................................................................................

3. Waktu Penelitian................................................................................................

4. Populasi dan Sampel..........................................................................................

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional................................................................

1. Variabel Penelitian................................................................................

vi
2. Definisi Operasional.............................................................................

C. Instrumen Dan Teknik Pengumpulan Data....................................................................

1. Jenis Data...........................................................................................................

2. Instrumen Pengumpulan Data............................................................................

3. Teknik Pengumpulan Data.................................................................................

D. Teknik Analisis Data.......................................................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Instrumen Dan Teknik Pengumpulan Data....................................................................

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................................................

B. Saran..................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................

LAMPIRAN..........................................................................................................................

vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Covid-19 memang sedang menjadi trending topik diseluruh dunia karena


penyebaran dan reaksinya yang sangat cepat. Coronavirus Diseases2019 (COVID-19)
adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia.
Negara Indonesia pun tak luput dari paparan Covid19. Kebijakan pemerintah
Indonesia untuk segera melakukan social dan physical distancing merupakan tindakan yang
tepat dan sekaligus menghentikan roda perekonomian, pariwisata dan juga pendidikan.
Akibat diberlakukannya hal tersebut, secara serentak seluruh sekolah dari Pendidikan
usia dini sampai perguruan tinggi tidak diijinkan melaksanakan pembelajaran didalam kelas.
Tentu saja hal ini merupakan suatu hal yang sangat baru dikalangan guru dan siswa.
Pandemic yang terjadi memaksa agar semua komponen Pendidikan berpacu untuk
melakukan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan internet. Hal ini agar
Pendidikan bisatetap berjalan walaupun ditengah pandemic.kegiatan belajar mengajar yang
seyogyanya berjalan disekolah kini dilakukan dirumah. Siswa kini harus mulai biasa
belajar dari rumah, tentunya dengan ditemani oleh orang tua yang juga terimbas oleh
covid-19.

Salah satu peraturan dari pemerintah adalah untuk menjalankan karantina mandiri atau
tidak berpergian jika tidak penting. Tapi jika semua kegiatan hanya dilakukan dirumah saja,
juga akan bisa berdampak menimbulkan Psikosomatis, yaitu gangguan fisik yang disebabkan
oleh faktor kejiwaan dan tumpukan emosi yang dapat menimbulkan guncangan dalam diri
seseorang dimasyarakat, seperti kecemasan, stress, lingkungan sosial yang banyak
memempengaruhi pikiran negatif, seperti karena berita hoax dan lain sebagainnya.
Perkembangan awal anak dipengaruhi oleh beberapa konteks sosial dan budaya yang
termasuk keluarga, pengaturan pendidikan, masyarakat, dan masyarakat yang lebih luas.
Perkembangan mencerminkan pengaruh dari sejumlah sistem lingkungan keluarga dan
keluarga termasuk dalam sistem mikrosistem yaitu lingkungan tempat tinggal hidup. Konteks
ini meliputi keluarga, teman sebaya, sekolah, dan lingkungan sekitar, yang didalam

1
mikrosistem inilah terjadi interaksi yang paling langsung dengan orang orang sosial misalnya
dengan orangtua, guru, dan teman sebaya.

Anak-anak yang mengikuti pembelajaran di sekolah secara langsung secara signifikan


juga lebih baik dalam melakukan interaksi sosial, dan lebih matang secara emosional. Hal ini
karena ketika anak-anak melakukan pembelajaran di sekolah, anak-anak akan sering
melakukan interaksi secara langsung dengan guru dan juga teman-temannya, sehingga akan
menstimulasi perkembangan sosial emosionalnya. Namun dilapangan saat ini diharuskan
untuk belajar melalui pembelajaran daring dengan kondisi lapangan menunjukan bahwa
pembelajaran daring berdampak perilaku sosial emosional anak yaitu anak kurang bersikap
kooperatif karena anak jarang bermain bersama, kurangnya sikap toleransi kurangnya
bersosialisasi dengan teman terbatasi adanya belajar dirumah, emosi anak yang terkadang
merasa bosan dan sedih, anak merasa rindu teman dan guru oleh karena itu hal itu
pembelajaran daring berpengaruh pada perilaku sosialemosional anak.

B. Identifikasi Masalah

Kami mengidentifikasikan beberapa masalah yang akan dijadikan bahan penelitian


selanjutnya. Adapun identifikasi masalah tersebut adalah mengenai bagaimana Peranan
Orang Tua Dan Keluarga Terhadap Sikap Dan Moral Anak Selama Masa Pandemi Covid-19
(Studi Kasus Desa Lau Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang).

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dan mempertegas sasaran-sasaran yang hendak
diteliti, maka peneliti membatasi pada orangtua yang berperan terhadap perubahan sikap dan
moral anak.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah penulis pilih maka dapat dirumuskan
permasalahan penelitian ini adalah bagaimana Peranan Orang Tua Dan Keluarga Terhadap
Sikap Dan Moral Anak Selama Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Desa Lau Dendang
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang).

2
E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana peran orangtua dalam terhadap sikap anak


2. Untuk mengetahui bagaimana perubahan sikap dan moral anak semenjak pandemi
covid-19

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah memberikan sebuah pengetahuan akan Peranan
Orang Tua Dan Keluarga Terhadap Sikap Dan Moral Anak Selama Masa Pandemi Covid-19
(Studi Kasus Desa Lau Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang).

3
BAB II
KAJIAN TEORI TEORI

A. Pendidikan dalam Masa Pandemi Covid-19

Kondisi dunia yang terkena dampak Covid-19, kegiatan pembelajaran dialihkan pada
kelas online atau virtual. Simmons (2002) menyatakan bahwa secara berangsur-angsur,
banyak organisasi mengadopsi Online Learning sebagai metode penyampaian utama untuk
melatih para pegawai. Meskipun penggunaan sistem belajar online merupakan suatu yang
relative mahal, namun dapat ditarik suatu manfaat yang sangat besar dari strategi tersebut
baik bagi peserta didik maupun bagi pendidik. Mahalnya pembelajaran online juga masih
bisa terjangkau menggantikan biaya transportasi ketika harus datang ke kelas. Proses
pembelajaran dari rumah melalui PJJ idealnya tetap dapat mengakomodasi kebutuhan belajar
siswa untuk mengembangkan bakat dan minat sesuai dengan jenjang pendidikannya. Untuk
mewujudkan hal tersebut diperlukan kesiapan pendidik, kurikulum yang sesuai, ketersediaan
sumber belajar, serta dukungan peranti dan jaringan yang stabil sehingga komunikasi antar
peserta didik dan pendidik dapat efektif. Kondisi PJJ saat ini belum dapat disebut ideal sebab
masih terdapat berbagai hambatan yang dihadapi. Hambatan tersebut sekaligus menjadi
tantangan dalam pelaksanaan PJJ mengingat pelaksanaan PJJ merupakan keharusan agar
kegiatan pendidikan tetap dapat terselenggara di tengah darurat pandemi Covid-19 yang
terjadi saat ini.

Menanggapi berbagai keluhan terkait kendala akses internet maupun aktivitas belajar
yang memberatkan pendidik maupun peserta didik, Kemendikbud mengimbau untuk
mewujudkan pendidikan bermakna yang tidak hanya fokus pada capaian aspek akademik
atau kognitif. Secara lebih jelas aturan mengenai proses belajar dari rumah diatur dalam Surat
Edaran Mendikbud No. 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam
Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-2019). Poin 2 surat edaran tersebut
menjelaskan proses belajar dari rumah dilaksanakan dengan ketentuan: pertama,
dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa
terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun
kelulusan. Kedua, difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai

4
pandemi Covid-19. Ketiga, aktivitas dan tugas pembelajaran dapat bervariasi antarsiswa,
sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan
akses/fasilitas belajar di rumah. Keempat, bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah
diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi
skor/nilai kuantitatif.

Proses belajar dari rumah yang dilaksanakan saat ini belum dapat disebut sebagai kondisi
belajar yang ideal, melainkan kondisi darurat yang harus dilaksanakan. Masih terdapat
berbagai kendala sehingga semua pembelajaran dapat optimal. Pemerintah bekerja sama
dengan berbagai sektor terkait melakukan berbagai upaya untuk dapat mengatasi hambatan
yang terjadi dalam PJJ, baik dari sisi regulasi, peningkatan kesiapan pendidik, serta perluasan
jaringan dan akses sumber belajar, agar dapat berjalan secara efektif. Namun demikian,
upaya tersebut perlu terus ditingkatkan agar optimalisasi PJJ tidak hanya untuk kondisi
darurat seperti saat ini tetapi juga untuk dilaksanakan dalam situasi normal sesuai dengan
kebutuhan belajar. Komisi X DPR RI melalui fungsi pengawasan perlu mendorong sinergitas
berbagai sektor terkait agar upaya peningkatan kualitas pendidikan, baik dalam masa darurat
Covid-19 maupun penyelenggaraan pendidikan keberlanjutan di masa depan dapat
dioptimalkan.

Peneliti memfokuskan kajian pada pendidikan anak berupa pendampingan orang tua
dalam pengerjaan tugas sekolah dan mengembangkan sikap dan moral pada anak-anak dan
keterlibatan orang tua dalam memberikan lingkungan pembelajaran yang nyaman. Upaya
pendampingan dilakukan orang tua dalam berbagai cara seperti membantu anak ketika
merasa kesulitan, mengadakan pengajaran, atau melakukan pembelajaran via online (Kurniati
et al., 2020). Pendampingan dan pendidikan pada anak dengan presentase 75 persen
merupakan tanggung jawab orang tua dan 25 persen merupakan tanggung jawab guru. Orang
tua mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dalam pendidikan anak (Putra, 2020). Guru
memberikan tugas melalui aplikasi WhatsApp dan memberikan pengarahan kepada orang tua
mengenai petunjuk pengerjaan tugas. Selain memberikan tugas, guru bertugas, guru berhak
untuk memberikan penguatan kepada siswa dengan cara memberikan apreasiasi melalui
Voice Note atau dengan memberikan stiker bintang pada hasil tugas yang telah dikerjakan
oleh siswa (Setyowahyudi & Ferdiyanti, 2020). Berdasarkan temuan dari peneliti terdahulu

5
mengenai pendidikan anak usia dini dalam keluarga pada era covid-19 dapat dipahami bahwa
pembelajaran dari rumah via online merupakan tanggung jawab orang tua dalam memberikan
lingkungan belajar yang nyaman sehingga anak termotivasi untuk mengerjakan tugas yang
diberikan guru

Begitu pula dengan pendidikan moral. Pendidikan moral merupakan kesadaran yang
dapat membantu peserta didik melalui pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
berkontribusi pada kepuasan pribadi dan kehidupan sosial. Definisi tersebut menunjukkan
bahwa pendidikan moral memiliki dua tujuan. Pertama, membantu generasi muda
memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai untuk meningkatkan kepuasan
hidup. Kedua, membantu individu mewujudkan kehidupan sosialnya, sekaligus berkontribusi
pada pembentukan masyarakat yang lebih baik berdasarkan kepedulian dan cinta terhadap
manusia dan makhluk, tanpa mengganggu hak orang lain untuk menyadari nilai hukumnya.

B. Peran Orang Tua

Keperdulian orang tua merupakan faktor penentu keberhasilan anak dalam belajar, tidak
lain merupakan faktor eksternal (Sudirman., 2013). Orang tua memiliki peran penting dalam
menjaga dan membina perkembangan anak dari fase ke fase, yaitu pada awal perkembangan
dan pertumbuhan anak atau pada masa golden age. Pendidikan anak usia dini merupakan
tatanan dasar dalam membangun kepribadian anak. Kesatuan antara ibu dan ayah menjadi
faktor penting dalam memperkokoh pendidikan anak (Makhmudah, 2018). Pendidikan dalam
keluarga menjadi salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
pengalaman yang didapatkan seumur hidup. Pendidikan dalam lingkungan keluarga
memberikan pengetahuan dan praktik mengenai keagamaan, budaya, dan pergaulan dalam
lingkungan masyarakat (Rahmah, 2017). Saat sekarang ini seluruh negara di dunia, termasuk
Indonesia sedang dilanda bencana yang berkaitan dengan kesehatan dan dikenal dengan
coronavirus disease atau covid19. Virus ini tidak hanya mengancam kesehatan masyaakat
melainkan juga perekonomian dan pendidikan. Perhatian masyarakat berfokus pada
bagaimana strategi untuk mengobati atau menghindari covid-19. Wabah covid-19 masih
berlangsung dan belum terdapat tanda mereda, seluruh aktivitas dilakukan di rumah melalui
sistem dalam jaringan baik dalam dunia pendidikan atau dunia pekerjaan. Mendikbud
meneribitkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam

6
Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19) bahwa penerapan belajar dari rumah bukan
berarti guru hanya memberikan tugas kepada siswa namun ikut berkomunikasi dengan orang
tua untuk membantu siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan (Aji, 2020).

Dalam pandemi seperti itu, peran orang tua sangat penting bagi perkembangan anak di
rumah. Para orang tua hendaknya selalu memantau perkembangan anaknya baik dari segi
perkembangan kognitif, fisik, sosial, emosional, dan keagamaan selama di rumah. Saat
belajar di sekolah, anak selalu disiplin saat salat dan mengaji, baik di rumah maupun
berbeda. Karena agama merupakan faktor terpenting dalam kehidupan dan kehidupan
manusia, maka agama dapat memberikan makna, makna dan tujuan bagi kehidupan dan
kehidupan manusia itu sendiri. Karena agama sangat penting dalam kehidupan seseorang,
maka nilai-nilai agama harus ditanamkan sedini mungkin. Kesadaran religius yang dimiliki
anak berkembang dengan perkembangan mereka sendiri secara keseluruhan. Manusia secara
keseluruhan, maka satu bagian tidak dapat dipisahkan dari bagian lainnya. Perkembangan
manusia bukanlah suatu proses.

Pada masa pandemi, orang tua banyak memiliki waktu bersama anak-anaknya sehingga
anak cenderung berkembang melalui pengasuhan yang diberikan orang tua. Orang tua di
Desa Lau Dendang memiliki cara yang berbeda-beda bagaimana cara mengajar anak yang
baik, tetapi cenderung spontan dalam berkomunikasi dengan anak. Keterlibatan orang tua
menjadi hal penting dalam membantu anak dari keterbatasan belajar, meningkatkan
hubungan sosial anak dan mengajarkan anak mengenai kesadaran akan minat belajar. Namun
belum sepenuhnya terlaksana pada pembelajaran keluarga di Desa Lau Dendang. Setiap
orang tua memiliki cara yang berbeda dalam memperlakukan anaknya dan setiap pola asuh
memiliki kekurangan serta kelebihan. Orang tua sesuai dengan pola asuhnya dituntut untuk
menciptakan kondisi yang berkualitas sehingga orang tua mampu memberikan stimulus
dengan baik. Tujuannya adalah supaya potensi dalam diri anak dapat berkembang maksimal.
Apabila pola asuh orang tua dan stimulus yang diberikan tidak sesuai maka berpotensi akan
salah arah.

Menjadi contoh yang baik merupakan metode terbaik dalam mengajarkan nilai-nilai
kehidupan kepada anak saat pandemi berlangsung. Anak memiliki kebiasaan yang
dicontohkan dari kebiasaan orang tua atau keluarga yang tinggal bersama dalam satu rumah.

7
Anak akan menirukan perilaku keluarganya yang menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-
hari.

C. Peran Keluarga

Pendidikan pertama pada anak tumbuh dari lingkungan keluarga, sehingga anak pertama kali
mendapatkan bimbingan serta pendidikan bukan dari lingkungan sekolah melainkan dari
lingkungan keluarga. Keluarga memiliki tugas utama untuk pendidikan anak, yaitu sebagai
acuan dasar mengenai pendidikan keagamaan, nilai budaya, serta nilai moral sebagai modal
dalam bersosialisasi dalam lingkungan masyarakat (Supriyono dkk., 2015). Pendidikan
dalam lingkungan keluarga menjadikan orang tua sebagai pendidik utama pada anak, menjadi
salah satu proses dalam pendidikan informal. Setiap keluarga memiliki strategi yang berbeda
dalam mendidik anak, disebabkan oleh input yang berbeda sehingga memiliki proses dengan
menghasilkan output yang berbeda. Rendahnya pengetahuan dan pemahaman keluarga dalam
kedudukan keluarga dan tanggung jawab mengenai pendidikan anak di rumah. Kurangnya
pengetahuan dan pemahaman orang tua disebabkan oleh kurangnya inisiatif orang tua untuk
belajar guna mendukung pendidikan anak dalam keluarga Tanpa orang tua sadari
sesungguhnya keluarga memiliki peran penting dalam perkembangan dan pendidikan anak.
Perlu ditingkatkan pengetahuan orang tua mengenai cara mendidik anak agar berjalan
optimal. Era digital mempermudah orang tua untuk mencari informasi yang valid dan berasal
dari sumber-sumber yang terpercaya.

Di era globalisasi seperti sekarang ini tidak menutup kemungkinan anak akan dengan
mudah mendapat informasi dari luar melalui media apapun. Yang pernting diingat bahwa
tidak semua informaasi yang diperoleh anak dari luar merupakan informasi yang baik dan
tepat untuk perkembangan anak. Seperti yang sering kita lihat sekarang ini di media masa
sering diberitakan tentang perkelaihan, tawuran dan tindakantindakan lain yang tidak sesuai
dengan nilai moral yang ada. Kualitas watak anak sejak kecil akan mewarnai watak
seseorang di kemudian hari. Anak yang dibesarkan dalam suasana yang curiga mencurigai
misalnya, ketika dewasa akan mengalami kesulitan untuk mempercayai orang lain. Bila di
masa kecilnya anak sering dipukuli, besar kemungkinan ketika besar akanmenjadi
pendendam. Demikian pula jika di masa kecil anak sering diejek, maka kelaka akan sulit
menghargai orang lain.

8
Atas dasar pertimbangan hal di atas, maka bagi anak perlu dibekali pengetahuan tentang
nilai moral yang baik. Dengan diberikannya pendidikan nilai dan moral sejak usia dini,
diharapkan pada tahap perkembangan selanjutnya anak akan mampu membedakan baik
buruk, benar salah, sehingga ia dapat menerapkannya dalam kegidupan sehari-harinya.
Anakanak diharapkan akan lebih mudah menyaring perbuatan mana yang perlu diikuti dan
perbuatan mana yang harus dihindari. Pendidikan anak dilakukan pada tiga lingkungan
pendidikan, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa orang tua berperan dalam pendidikan, anak akan menunjukkan prestasi
belajar, diikuti dengan perbaikan sikap, stabilitas sosioemosional, kedisiplinan, serta aspirasi
anak untuk belajar samapai perguruan tinggi, bahkan setelah bekerja dan berumah tangga.
(Maemunah Hasan, 2009:20).

Keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat dengan anak, sejak anak dilahirkan.
Di dalam keluarga ini anak-anak akan banyak mendapatkan pengalaman untuk tumbuh dan
berkembang demi masa depannya. Di dalam keluarga orang tua, adik dan kakak dapat
memberikan contoh perilaku yang kelak akan ditiru oleh anak. Keluarga merupakan tempat
yang efektif untuk membelajarkan nilai moral kepada anak

D. Sikap dan Moral Anak

Pendidikan moral merupakan kesadaran yang dapat membantu peserta didik melalui
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang berkontribusi pada kepuasan pribadi
dan kehidupan sosial. Definisi tersebut menunjukkan bahwa pendidikan moral memiliki dua
tujuan. Pertama, membantu generasi muda memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap
dan nilai untuk meningkatkan kepuasan hidup. Kedua, membantu individu mewujudkan
kehidupan sosialnya, sekaligus berkontribusi pada pembentukan masyarakat yang lebih baik
berdasarkan kepedulian dan cinta terhadap manusia dan makhluk, tanpa mengganggu hak
orang lain untuk menyadari nilai hukumnya.

Adapun pengertian moral berasal dari bahasa latin mores, dari suku kata mos yang artinya
adat istiadat, kelakuan, watak, tabiat, akhlak (K.Prent, et al dalam Soenarjati 1989 : 25).
Dalam perkembangannya moral diartikan sebagai kebiasaan dalam bertingkah laku yang
baik, yang susila (Amin Suyitni, dalam Soenarjati 1989 : 25). Dari pengertian itu dikatakan

9
bahwa moral adalah berkenaan dengan kesusilaan. Seorang individu dapat dikatakan baik
secara moral apabila bertingkah laku sesuai dengan kaidahkaidah moral yang ada. Sebaliknya
jika perilaku individu itu tidak sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada, maka ia akan
dikatakan jelek secara moral. Pendidikan moral penting diberikan kepada anak sejak usia
dini. Pendidikan moral bertujuan pada pembentukan sikap dan perilaku seseorang agar dapat
bertindak sesuai dengan kaidah-kaidah moral yang berlaku di lingkungan sosialnya. Oleh
karena itu adanya pendidikan moral akan menentukan mudah tidaknya seseorang dapat
diterima di dalam lingkungan sosialnya. Hal ini mengingat bahwa dalam berinteraksi dengan
orang lain tidak hanya menuntut kecerdasan orang secara kognitif, akan tetapi diperlukan
kecerdasan afektif dan psikomotor. Kecerdasan afektif dapat dikembangkan melalui
pendidikan moral.

Moral menurut Wila Huky, sebagaimana dikutip oleh (Bambang Daroeso, 1986, p.22)
merumuskan pengertian moral secara lebih komprehensip rumusan formalnya sebagai
berikut :

a) Moralitas adalah sekumpulan konsep tentang perilaku hidup, dengan warna dasar
tertentu yang dimiliki sekelompok orang dalam lingkungan tertentu.
b) Moralitas adalah ajaran tentang praktik hidup yang baik berdasarkan pandangan
hidup atau agama tertentu.
c) Moralitas sebagai perilaku manusia dilandasi oleh pengakuan bahwa ia harus
melaksanakan niat baik yang sesuai dengan nilai-nilai.

Pembentukan sikap dan moral dipengaruhi berbagai faktor terutama lingkungan, yaitu
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Artinya, walaupun di sekolah guru berusaha
memberikan contoh yang baik, akan tetapi manakala tidak didukung oleh lingkungan baik
keluarga dan masyarakat, maka penanaman nilai-nilai dan pembentukan sikap akan sulit
dilaksanakan. Oleh karena itu, pembentukan sikap memerlukan upaya semua pihak, baik
lingkungan, sekolah, masyarakat maupun keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dalam
kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Sejak dari awal setiap individu mengalami
hidup, tumbuh dan berkembang.

10
Keberhasilkan sikap dan moral juga tergantung pada kontinyuitas perilaku anak. Artinya
tidak akan pernah tercapai tujuan pendidikan moral apabila hanya dilakukan dalam satu
waktu saja. Nilai-nilai moral yang ditanamkan pada anak harus senantiasa terus menerus
dilakukan melalui pembiasaan-pembiasaan pada perilaku anak sehari-hari. Misalnya berdoa
sebelum makan, cuci tangan secelum makan, mengembalikan mainan ke tempatnya, dan lain-
lain. Apabila suatu saat anak tidak melakukan hal tersebut, maka hendaknya kepada anak
diberikan peringatan.

11
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada studi ini adalah metode kualitatif. Metode
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. Penelitian deskriptif
adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan semua data atau keadaan subjek
atau objek penelitian kemudian dianalisis dan dibandingkan berdasarkan kenyataan yang
sedang berlangsung pada saat ini dan selanjutnya mencoba untuk memberikan
pemecahan masalahnya dan dapat memberikan informasi yang mutakhir sehingga
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat diterapkan
pada berbagai masalah. penelitian deskripsi secara garis besar merupakan kegiatan
penelitian yang hendak membuat gambaran atau mencoba mencandra suatu peristiwa
atau gejala secara sistematis, faktual dengan penyusunan yang akurat. Metode kualitatif
ini digunakan karena beberapa pertimbangan yaitu metode kualitatif lebih bisa dan
mudah menyesuaikan apabila berhadapan dengan kenyataan ganda, metode ini
menyajikan hakekat hubungan antara peneliti dan responden secara langsung dan metode
ini lebih peka sehingga dapat menyesuaikan diri dan banyak penajaman pengaruh
bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan fakta-fakta yang berhubungan dengan
peranan orang tua dan keluarga terhadap sikap dan moral anak selama masa pandemi
Covid-19 Studi Kasus Desa Lau Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang.
Penerapan pendekatan kualitatif dengan pertimbangan kemungkinan data yang
diperoleh di lapangan berupa data dalam bentuk fakta yang perlu adanya analisis secara
mendalam. Maka pendekatan kualitatif akan lebih mendorong pada pencapaian data yang
bersifat lebih mendalam terutama dengan keterlibatan peneliti sendiri di lapangan. Dalam
penelitian kualitatif, peneliti menjadi instrument utama dalam mengumpulkan data yang
dapat berhubungan langsung dengan instrument atau objek penelitian

12
B. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah Desa Lau Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang. Tepatnya pada jalan Jl. Pelaksanaan III, Tembung, Kec. Percut
Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara 20371
C. Sumber Data
Sumber data menurut Suharsimi Arikunto adalah subjek dari mana data itu diperoleh.
Sumber data meliputi dua jenis : pertama sumber data primer, yaitu data yang diambil
dari sumber pertama yang ada di lapangan. Atau data yang diperoleh langsung dari objek
penelitian yang berasal dari observasi dan juga wawancara, dalam penelitian ini data
primer diperoleh peneliti dari keluarga yang terdapat pada Desa Lau Dendang Kecamatan
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang dengan 3 sempel keluaraga. Adapun keluarga
pertama dengan bapak Sarifuddin, keluarga kedua dengan Dedi dan ibu Yuni Syahrida,
kemudian keluarga terakhir adalah Ibu Devi. Sedangkan data sekundernya adalah data
yang berupa dokumentasi seperti foto wawancara, studi dokumentasi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data, serta instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang
dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis dan lebih mudah. Prosedur yang di pakai dalam pengumpulan
data yaitu : (1) Observasi, (2) Wawancara, dan (3) Dokumentasi, yaitu sebagai berikut;
1. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan,
dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku obyek
sasaran.Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan langsung berkaitan dengan
peranan orang tua dan keluarga terhadap sikap dan moral anak selama masa pandemi
Covid-19
2. Wawancara
Wawancara adalah cara menghimpun bahan keterangan yang dilakukan dengan tanya
jawab secara lisan secara sepihak berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan
yang telah ditetapkan. Anas Sudijono (1996: 82) ada beberapa kelebihan

13
pengumpulan data melalui wawancara, diantaranya pewawancara dapat melakukan
kontak langsung dengan peserta yang akan dinilai, data diperoleh secara mendalam,
yang diinterview bisa mengungkapkan isi hatinya secara lebih luas, pertanyaan yang
tidak jelas bisa diulang dan diarahkan yang lebih bermakna.
Wawancara ini ditunjukan untuk menggali bagimana peran orang tua di kelurga
terhadap sikap dan moral anak pada masa pandemi. Melalui wawancara diharapakan
peneliti mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam
menginterprentasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa
ditemukan melalui observasi
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi dipergunakan untuk melengkapi sekaligus menambah
keakuratan, kebenaran data atau informasi yang dikumpulkan dari bahan-bahan
dokumentasi yang ada di lapangan serta dapat dijadikan bahan dalam pengecekan
keabsahan data. Analisis dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang
bersumber dari arsip dan dokumen yang berada ditempat penelitian atau ang berada
diluar temapt penelitian yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Metode
ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan
dokumen.
E. Keabsahan Data
Alat untuk menjaring data penelitian kualitatif terletak pada penelitian yang dibantu
dengan metode interview, observasi, dan metode dokumentasi. Dengan demikian, yang
diuji ketepatannya adalah kapasitas peneliti dalam merancang fokus, menetapkan dan
memilih informan, melaksanakan metode pengumpulan data, menganalisis dan
menginterprestasi dan melaporkan hasil penelitian yang kesemuanya itu perlu menunjuk
konsistensinya satu sama yang lain. Penelitian kualitatif harus mengungkap kebenaran
yang objektif. Karena itu keabsahan data dalam sebuah penelitian kualitatif sangat
penting. Melalui keabsahan data kredibilitas (kepercayaan) penelitian kualitatif dapat
tercapai. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan keabsahan data dilakukan dengan
triangulasi. Adapun triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu (Moleong, 2007:330).

14
F. Teknik Analisis Data
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan lebih banyak bersifat uraian dari hasil
wawancara dan studi dokumentasi. Data yang telah diperoleh akan dianalisis secara
kualitatif serta diuraikan dalam bentuk deskriptif. Menurut Patton (Moleong, 2001:103),
analisis data adalah “proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu
pola, kategori dan uraian dasar”. Definisi tersebut memberikan gambaran tentang betapa
pentingnya. kedudukan analisis data dilihat dari segi tujuan penelitian. Prinsip pokok
penelitian kualitatif adalah menemukan teori dari data.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan langkah-
langkah seperti yang dikemukakan oleh Burhan Bungin (2003:70), yaitu sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data (Data Collection) Pengumpulan data merupakan bagian
integral dari kegiatan analisis data. Kegiatan pengumpulan data pada penelitian
ini adalah dengan menggunakan wawancara dan studi dokumentasi.
2. Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatancatatan tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak
pengumpulan data dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusur
tema, membuat gugus-gugus, menulis memo dan sebagainya dengan maksud
menyisihkan data/informasi yang tidak relevan.
3. Display Data Display data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun
yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif
4. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan (Conclution Drawing and Verification)
Merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan berupa
kegiatan interpretasi, yaitu menemukan makna data yang telah disajikan.

15
BAB IV

HASIL & PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Sebelumnya, adapun sasaran penelitian yang kami lakukan ini adalah para orang tua yang
memiliki anak yang sudah bersekolah. Dimana ada 3 orang tua yang kami wawancarai yaitu:
Bapak Sarifuddin, Pasutri Pak Dedi dan Ibu Yuni Syahrida, serta Ibu Siska . Dalam
penelitian ini kami mengggunakan 11 pertanyaan sebagai bahan untuk mewawancarai para
narasumber atau responden. Berikut hasil penelitian dan jawaban dari para Narasumber atau
responden yang kami wawancarai:

a. Narasumber Bapak Sarifuddin


Pertama, apakah bapak memberikan semangat dan dukungan ketika anak sedang
melakukan pembelajaran dirumah atau daring agar memproleh nilai yang bagus?
Orang tua mana yang tidak memberikan support kepada anaknya dalam konteks
pendidikan. Khususnya pada masa pandemi ini apa yang harus ditentukan oleh
pemerintah khususnya dibidang pendidikan haruslah kita jalani namun tentu tidak
terlepas juga dari kontrol keluarga terhadap aktivitas pendidikan anak di rumah.
Dimana kita harus tetap memantau sejauh mana tugas tugas yang diberikan oleh
pendidikan.
Kedua, apakah bapak setuju perannya sebagai orangtua mempengaruhi prestasi
belajar anak? Mengenai prestasi kita kembali lagi ke guru pembimbing atau pihak
sekolah. Karena kita sebagai orang tua tidak tahu sejauh mana prestasi anak. Yang
namanya daring, itu kita tidak bisa memastikan anak kita itu berprestasi karena ada
beberapa point yang harus mereka jalani yang salah satunya adalah minimal
menyelesaiakan tugas yang diberikan oleh gurunya. Dan kita nggak tau apakah
tugas mereka itu sudah dikerjakan apa enggak dan sudah benar atau tidak dimata
guru pembimbing itu tadi. Jadi kita belum bisa memastikan apakah anak kita
berpretasi apa enggak.
Ketiga, apakah bapak setuju bahwa lingkungan keluarga merupakan contoh
perkembangan awal segala tingkah laku pada anak? Setuju, karena awalnya anak
berkembang perilaku dan moralitasnya dasarnya dari keluarga. Kalau keluarganya
tidak memiliki moralitas anak pasti akan ngikut. Seperti apa yang disampaikan oleh
pepetah bahwa buah tidak akan jauh jatuh dari pohonnya.
Keempat, apakah bapak merupakan pihak yang bertanggung jawab dalam Pendidikan
yang sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan Pendidikan anak? Jelas,
karena salah satu guru yang paling utama anak adalah orang tua. Kalau orang
tuanya tidak bagus dalam mendidik anaknya tentu akan berdampak negative bagi
anaknya. Sebab orang tua adalah salah satu guru yang paling dasar dalam
membetuk cikal bakal anak.

16
Kelima, apakah bapak melatih anak untuk selalu bertanya apabila ada pelajaran yang
belum dipahaminya? Disinilah polemik sebagai orang tua dimana anak itu sekarang
dengan adanya media sosial tentu menyebabkan keterbukaan anak terhadap orang
tua agak minim yang salah satu alasannya adalah mereka takut terbongkar segala
bentuk hal yang dilakukannya.
Keenam, apakah bapak selalu memberikan contoh yang baik dirumah Ketika anak
sedang belajar? Itu sebuah keharusan, sebab tolak ukur mereka dirumah itu adalah
orang tua. Tentunya kita harus selalu memberikan contoh yang baik kepad anak.
Namun jika anak menunjukkan sebuah sikap atau perilaku yang menyimpang kita
tidak bisa mengatakan bahwa orang tua mereka tidak memberikan mereka contoh
yang baik sebab pergaulan mereka diluar tadi. Oleh sebab itu, penting juga bagi
orang tua untuk selalu memantau anak-anaknya.
Ketujuh, apakah bapak selalu menanamkan karakter dalam diri anak? Sekali lagi, itu
menjadi sebuah keharusa karena salah satu bentuk kepercayaan dirinya adalah
karakter. Dimana karakter dibentuk dimana ia tinggal. Ada pepetah yang
mengatakan guru kencing berdiri murid kencing. Itulah mengapa orang tua harus
memberikan contoh yang bagus khususnya dalam pembentukan karakter mereka.
Kedelapan, apakah bapak merupakan orang yang bertanggung jawab lebih banyak
dalam menanamkan karakter pada anak? That’s right. Apapun ceritanya, orang
tualah yang berperan penting untuk membentuk karakter yang baik yang salah
satunya dengan selalu mengarahkan dan membimbing mereka serta memberikan apa
yang mereka butuhkan dalam pemenuhan hal-hal yang bersangkutan dengan
pendidikan. Intinya adalah jangan pernah berhenti memberikan mereka masukan
dan arahan untuk bagaimana seharusnya berperilaku yang baik.
Kesembilan, apakah bapak selalu berkomunikasi dengan anak paling sedikit 10 menit
satu hari? Saya pribadi jarang sebab dengan adanya daring sekarang mereka
menjadi lebih tertutup. Bukan tanpa alasan ketertutupan mereka itu adalah salah
satu cara mereka agar mereka bisa lebih bebas dalam artian seperti ini: ketika saya
tanyakan apakah kamu memiliki tugas sekolah dan terkdang dia menjawab bahwa
dia tidak memiliki tugas, disini saya tahu sebenarnya dia memiliki tugas namun
karena ia juga ingin bebas melakukan kegiatan lain dalam artian seperti bermain
dengan temannya dan lain sebagainya sehingga ia menyembunyikan itu dari saya.
Yang dimana itu menjadi salah penyebab kenapa komunikasi antara saya dan anak
lebih sedikit karena ketidakterbukaan anak itu sendiri.
Kesepuluh, apakah bapak sering menanamkan kejujuran dan kepedulian kepada
anak”? Sangat jelas karena salah satu poin utama kita itu membentuk karakter anak
untuk berbuat jujur, namun kita tidak tahu dengan pergaulan dia yang bisa saja
merubah apa yang sudah kita tanamkan tadi. Saya selalu menanamkan kepada anak
untuk selalu jujur terhadap apa yang ia lakukan. Tidak hanya jujur karena telah
melakukan sebuah kebenaran namun juga harus berani jujur karena telah melakukan
sebuah kesalahan.
17
Kesebelas, apakah bapak mengarahkan anak jika melakukan suatu kesalahan? Saya
sebagai orang tua sampai sekarang yang namanya anak jarang sekali dan bahkan
tidak mungkin mengutarakan kesalahannya namun yang namanya orang tua kita
harus selalu memantau apa yang dilakukan anak. Dari gelagat atau tingkah lakunya
kita harus bisa membaca apa yang sedang dialami anak kita. Namun yang paling
penting disini adalah bahwa kita tentunya harus selalu memberikan nasehat kepada
mereka.
b. Narasumber Pasutri Bapak Dedi & Ibu Yuni Syahrida
Pertama, apakah ibu/bapak memberikan semangat dan dukungan ketika anak sedang
melakukan pembelajaran dirumah atau daring agar memproleh nilai yang bagus?
Tentu kami sebagai orang tua memberikan semangat dan support sepenuhnya
kepada anak kami terlebih dalam dunia pendidikan. Sebab orang tua mana yang
tidak menginginkan anaknya memperoleh nilai yang bagus sehingga nantinya
mereka bisa menjadi anak cerdas dan berguna untuk banyak orang.
Kedua, apakah ibu/bapak setuju perannya sebagai orangtua mempengaruhi prestasi
belajar anak? Iya, kami sangat setuju akan hal tersebut.Nah, salah satu yang kami
lakukan adalah dengan selalu memotivasi mereka dengan pembelajaran dirumah
seperti mengulang/mengevaluasi pembelajaran yang sudah ia lakukan. Khusus untuk
pembelajaran daring ini mungkin untuk anak saya yang SMP mungkin saya tidak
perlu untuk mengajari mereka dalam penggunaan aplikasi namun untuk anak saya
yang masih SD tentu kami harus mengarahkan mereka dalam penggunaan aplikasi
dan internet yang ada agar mereka tidak tertinggal dengan pembelajaran tersebut
yang pastinya mempengaruhi prestasi mereka.
Ketiga, apakah ibu/bapak setuju bahwa lingkungan keluarga merupakan contoh
perkembangan awal segala tingkah laku pada anak? Sangat setuju, karena kami
sebegai orang tua merupakan pondasi awal bagi anak untuk bagimana berperilaku
dan bersikap.
Keempat, apakah ibu/bapak merupakan pihak yang bertanggung jawab dalam
Pendidikan yang sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan Pendidikan anak?
Iya, kami setuju bahwa kami sangat bertanggung jawab atas perkembangan
pendidikan anak. Bukan tanpa alasan, tahap pertama sebelum anak mendapatkan
pendidikan disekolah, tentunya kamilah orang yang pertama memiliki tanggung
jawab memberikan pendidikan tersebut. Tidak cukup sampai disitu kami juga
menyediakan dan memberikan apa-apa saja yang mereka butuhkan dalam
menunjang pendidikan yang sedang mereka jalankan yang tujuannya adalah agar
mereka bisa makin berkembang sehingga menjadi insan yang cerdas dan pastinya
memiliki budi pekerti yang baik pula.
Kelima, apakah ibu/bapak melatih anak untuk selalu bertanya apabila ada pelajaran
yang belum dipahaminya? Iya, pastinya kami selalu mendorong anak untuk selalu
bertanya jika ada pelajaran yang belum dipahaminya. Seperti yang kami katakana

18
diawal bahwa penting bagi kami untuk melakukan pengulangan atau evaluasi
terhadap pembelajaran yang sudah mereka lakukan.
Keenam, apakah ibu/bapak selalu memberikan contoh yang baik dirumah Ketika anak
sedang belajar? Iya, salah satunya adalah kami selalu berupaya untuk mendampingi
mereka ketika mereka sedang belajar dan mengerjakan tugas. Dan itu merupakan
salah satu contoh tentang kasih sayang dan kepedulian kami terhadap anak. Dan
kami berharap nantinya anak kami juga melakukan hal yang sama dimana mereka
selalu peduli dan harus memiliki kasih sayang ke sesama.
Ketujuh, apakah ibu/bapak selalu menanamkan karakter dalam diri anak? Iya, paling
tidak karakter yang selalu kami tanamkan adalah agar mereka selalu dan harus
berani. Misalnya menjawab pertanyaan yang ada dalam pembelajaran, benar atau
salah apa yang mereka jawab itu bukanlah persoalan yang paling penting mereka
harus berani tampil dan harus selalu percaya diri.
Kedelapan, apakah ibu/bapak merupakan orang yang bertanggung jawab lebih banyak
dalam menanamkan karakter pada anak? Iya, sebab kami merupakan guru pertama
bagi anak. Tentu kami menginginkan anak kami nantinya bisa menjadi anak yang
memiliki karakter yang mulia yang bisa ditempatkan dimana saja sehingga mereka
bisa dihargai dan dihormati nantinya.
Kesembilan, apakah ibu/bapak selalu berkomunikasi dengan anak paling sedikit 10
menit satu hari? Iya, sebab kmunikasi itu sangat penting dilakukan orang tua
terhadap anak yang salah satu tujuannya adalah agar mereka dapat terbuka
terhadap apapun yang ia alami dan rasakan.
Kesepuluh, apakah ibu/bapak sering menanamkan kejujuran dan kepedulian kepada
anak”? iya salah satu hal yang kami tanamkan adalah bahwa mereka harus selalu
terbuka terhadap apapun yang mereka alami. Misalnya: jika mereka melakukan
sebuah kesalahan dalam pembelajaran atau kesalahan dalam pergaulan kami
meminta agar mereka mengakui kesalahan tersebut toh nantinya kami juga tidak
akan marah begitu saja yang tentunya kami akan mendiskusi itu semua dengan baik
dan memberikan solusi serta arahan agar mereka tidak mengulangi kesalahan
tersebut.
Kesebelas, apakah ibu/bapak mengarahkan anak jika melakukan suatu kesalahan?
Iya, seperti yang kami sampaikan barusan, kami akan selalu mengarahkan dan
menasehati mereka untuk meminta maaf dan sadar akan kesalahan yang sudah
mereka lakukan serta mengulangi kesalahan tersebut.

c. Narasumber Ibu Siska


Pertama, apakah ibu memberikan semangat dan dukungan ketika anak sedang
melakukan pembelajaran dirumah atau daring agar memproleh nilai yang bagus? Iya,
tentnya saya memberikan semangat ke anak saya agar mereka bisa optimal dalam
pembelajaran sehinga mereka bisa mendapatkan hasil yang bagus dan memuaskan.

19
Kedua, apakah ibu setuju perannya sebagai orangtua mempengaruhi prestasi belajar
anak? Tentu saya sebagai orang tua sangat memiliki pengaruh yang besar terhadap
prestasi anak saya sebab jika saya acuh atau tidak peduli terhadap pendidikan anak
saya tentunya itu akan menjadi salah faktor penyebab kegagalan anak dalam meraih
prestasi disekolah.
Ketiga, apakah ibu setuju bahwa lingkungan keluarga merupakan contoh
perkembangan awal segala tingkah laku pada anak? Sangat setuju sebab keluargalah
tempat dimana anak mendapatkan pemahaman dan pengetahuan dasar tentang
kehidupan yang membentuk bagaimana mereka harus berperilku, bersikap dam lain
sebagainya.
Keempat, apakah ibu merupakan pihak yang bertanggung jawab dalam Pendidikan
yang sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan Pendidikan anak? Tentu saya
sebagai orang tua memiliki peran dan tanggung jawab yang amat besar pada
perkembangan pendidikan anak saya. Salah satunya adalah saya sebagai orang tua
harus siap menyediakan segala kebutuhan anak saya yang menyangkut akan
pendidikannya seperti menyekolahkannya dari SD, SMP, SMA sampai mereka Kuliah
dan lulus.
Kelima, apakah ibu melatih anak untuk selalu bertanya apabila ada pelajaran yang
belum dipahaminya? Pastinya, sebab mereka saya sekolahkan untuk belajar dan
mendapatkan ilmu pengetahuan bukan hanya diam melamun tanpa mengathui apa-
apa. Makanya saya selalu menekankan kepada anak untuk selalu bertanya ke saya
terlebih ke gurunya jika ada pelajaran atau sesuatu yang belum diketahuinya.
Keenam, apakah ibu selalu memberikan contoh yang baik dirumah Ketika anak
sedang belajar? Udah jelas itu, sebab orang tua mana yang mau menjadikan anaknya
orang yang gagal. Agar mereka tidak menjadi orang yang gagal maka saya harus
memberikan contoh yang baik kepada mereka. Terlebih saya memberikan contoh
bagaimana seharussnya kita bersikap ke teman atau ke orang lain dimana kalau kita
ingin dihargai maka kita juga harus mau menghargai. Percuma kita pintar kalau kita
tidak bisa menghargai orang lain.
Ketujuh, apakah ibu selalu menanamkan karakter dalam diri anak? Pastinya, sebab
dengan karakter yang baik, seseorang tentunya bisa dihargai dan dihormati oleh
orang lain. Makanya saya selau menekankan ke anak saya yang salah satunya
adalah untuk selalu menghormati orang yang lebih tua.
Kedelapan, apakah ibu merupakan orang yang bertanggung jawab lebih banyak
dalam menanamkan karakter pada anak? Saya dan suami pastinya memiliki tanggung
jawab yang besar dalam membnetuk karakter anak. Oleh sebab itu kami selalu
berupaya dengan selalu mengarahkan anak kami untuk selalu menjadi orang tang
taat akan aturan, jangan melakukan penyimpangan, peka terhadap orang lain, dan
sebagainya.
Kesembilan, apakah ibu selalu berkomunikasi dengan anak paling sedikit 10 menit
satu hari? Kalau saya pribadi sering melakukan komunikasi dengan anak saya tidak
20
hanya berbicara soal pelajaran terlebih saya dan anak saya sering membicarakan
topic yang kadang-kadang tidak ada kaitannya dengan pelajaran. Bukan apa-apa
karena saya tahu dengan caralah itulah anak saya bisa lebih terbuka kepada saya.
Kesepuluh, apakah ibu sering menanamkan kejujuran dan kepedulian kepada anak”?
Kejujuran itu kan sangat penting yaa, makanya saya selalu bilang ke anak saya
bahwa lebih baik kita jujur walaupun itu pahit sebab kejujuran itulah yang nantinya
yang akan menjadikan kita sebagai orang dapat dipercaya oleh orang lain. Jadi yaa
saya selalu bilang ke anak saya kalaupun kau salah kau harus jujur, toh kalau kau
tetap berbohong nggak akan selesainya masalah itu jadi mendingan jujur.
Kesebelas, apakah ibu mengarahkan anak jika melakukan suatu kesalahan? Yaa itu
tadi saya selalu menyuruh anak saya untuk selalu jujur dan tidak berbohong. Jika dia
salah yaa jalannya harus minta maaf.

B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Berdasarkan jawaban atau hasil wawancara yang sudah kami lakukan terhadap 3 orang
narasumber atau responden tersebut, maka analisis kami terkait akan Peranan orang tua dan
keluarga terhadap sikap dan moral anak selama masa pandemi covid-19 ini yaitu:

Pertama, penting bagi orang tua untuk memberikan semangat, dukungan dan motivasi
kepada anak dalam proses pembelajaran yang mereka lakukan terlebih pembelajaran yang
dilakukan secara online atau daring akibat pendemi covid-19 ini. Dimana tugas memberikan
pengajaran tidak hanya menjadi peran yang harus diemban oleh guru semata-mata melainkan
orang tua juga harus bisa mendampingi, membimbing serta mengawasi anak selama
pembelajaran tersebut. Dengan hal tersebut tentunya si anak juga akan lebih semangat dan
lebih percaya diri untuk menjalani pembelajaran yang ia lakukan yang secara langsung
tentunya itu akan berpengaruh terhadap hasil belajar si anak.

Kedua, prestasi belajar anak tidak hanya tergantung pada pembelajaran yang diberikan
oleh guru, namun orang tua juga memiliki pengaruh yang besar terhadap prestasi belajar anak
tersebut. Dalam hal ini yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam meningkatkan pretasi
belajar anak yaitu hendaknya orang tua membangun komunikasi yang baik terhadap anaknya.
Tidak hanya itu hendaknya orang tua haruslah memberikan perhatian yang khusus terhadap
kegiatan pembelajaran yang dilakukan anak. Kenapa, sebab perhatian orang tua memiliki
pengaruh psikologi yang besar terhadap semangat belajar anak dan tentunya membuat anak
lebih giat untuk belajar sehingga anak tersebut bisa mendaptkan prestasi yang baik dalam
pembelajaran yang ia lakukan.

Ketiga, kita ketahui bersama yakni memang benar bahwa lingkunga keluarga sebagai
contoh perkembangan awal segala tingkah laku pada anak. Dimana keluargalah menjadi
pondasi awal untuk anak bagaimana seharusnya berperilaku yang baik, tidak hanya ke orang
tua dan keluarga namun juga ke teman sebaya, lingkungan dan sebagainya. Oleh sebab itu

21
melihat besarnya pengaruh keluarga dalam perkembangan awal tingkah laku anak maka
hendaknya setiap keluarga bisa memberikan contoh perilaku yang baik kepada anaknya.

Keempat, perkembangan pendidikan anak sangat dipengaruhi oleh peran orang tua. Salah
satu bentuk peran nyata dari orang tua dalam mempengaruhi perkembangan pendidikan anak
adalah misalnya terwujud dalam upaya dan usaha orang tua dalam menyekolahkan anak tidak
hanya ditingkat SD melainkan juga sampai ketingkat SMP, SMA dan sampai mereka lanjut
keperguruan tinggi.

Kelima, orang tua tentunya sangat mempengaruhi terhadap pembentukan karakter anak.
Oleh sebab itu penting bagi orang tua memberikan contoh yang baik kepada anaknya.
Dimana orang tua haruslah menanamkan karakter yang baik dan berbudi pekerti sejak dini
kepada anak. Misalnya orang tua menanamkan sikap dan perilaku kepada anak untuk saling
berbagi, ramah dan peka serta peduli ke orang lain, selalu bersikap jujur, taat akan aturan,
memaafkan jika orang melakuka kesalahan, meminta maaf jika melakukan sebauah
kesalahan, dan lain sebagainya.

Keenam, pada intinya adalah dari semua naraumber atau reponden yang kami
wawancarai mereka mengakui bahwa mereka sebagai orang tua dan keluarga sangat
memiliki pengaruh yang besar terhadap sikap dan moral anak terlebih di situasi pandemi
seperti ini. Dimana orang tua harus selalu menjalin komunikasi yang baik terhadap anaknya
agar anak selalu terbuka dan jujur atas semua permasalahan serta apa yang dia alami. Yang
tak kalah penting orang tua sangat memiliki peran yang sangat fundamental dalam
pembentukan sikap, perilaku dan karakter anak.

DAFTAR PUSTAKA

22
Andartiani, K., & Sumarni, W. (2020). Perkembangan Agama Dan Moral Siswa Kelas 2 Sekolah
Dasar Selama Masa Pandemi Covid-19. In Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana
(PROSNAMPAS) (Vol. 3, No. 1, pp. 344-351).

Arifa, F. N. (2020). Tantangan Pelaksanaan Kebijakan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat
Covid-19. Info Singkat; Kajian Singkat Terhadap Isu Aktual Dan Strategis, XII (7/I), 6.

Dini, J. P. A. U. (2021). Pendidikan Anak dalam Keluarga Era Covid-19. Jurnal Obsesi: Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 823-31.

Khasanah, D. R. A. U., Pramudibyanto, H., & Widuroyekti, B. (2020). Pendidikan dalam masa
pandemi covid-19. Jurnal Sinestesia, 10(1), 41-48.

Sitompul, H. (2016). Metode Keteladanan Dan Pembiasaan Dalam Penanaman Nilai-Nilai Dan
Pembentukan Sikap Pada Anak. Darul Ilmi: Jurnal Ilmu Kependidikan dan
Keislaman, 4(1)

Wuryandani, W. (2010). Peranan Keluarga Dalam Menanamkan Nilai Moral Pada Anak Usia
Dini. Diklus, 14(1).

23

Anda mungkin juga menyukai