Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RUTIN KEPEMIMPINAN

Dosen Pengampu: Dra. Yusna Melianti, MH


D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
KELAS :B
KELOMPOK : 2
 ILHAM EFFENDI YAHYA (3192111002)
 MEUTIA ANGGRAINI (3192411008)
 WILDA PUTRIYANSYAH (3192411009)
 HENNY SARI (3193311015)
 ANGGITA SYAHRANI (3193311032)
 MYCHELL YESHKIEL (3193311026)
 WAHYU SABTIYA DARMA (3191111001)

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
Pertemuan : LEMBARAN KERJA SKS : 2
4 MATA KULIAH KEPEMIMPINAN
Hari/ Tanggal : Waktu :
Kamis/04-10- 09.40-
2019 11.20
Materi : Masalah Kepemimpinan
Indikator Capaian : Dapat mengetahui masalah pendidikan, pandangan filosofis dunia
pendidikan, kepemimpinan di bidang pendidikan, faktor yang mempengaruhi efektivitas
pemimpin pendidikan, serta solusi masalah kepemimpinan pendidikan.

Soal :

1. (Berdasarkan pengalaman atau pengamatan selama ini), deskripsikan minimal 2


masalah kepemimpinan pendidikan !

2. Berikan rumusan solusi untuk masalah nomor 1!

3. Deskripsikan minimal 2 masalah kepemimpinan non pendidikan!

4. Berikan rumusan solusi untuk masalah nomor 3 ?

5. Bagaimana pendapat Anda, jika managerial grid dari Blake Motor diterapkan untuk
menyelesaikan masalah pendidikan? Berikan pendapat dan alasannya!

Jawaban :

1.Berdasarkan pengalaman ataupun pengamatan kami selama ini, masalah


kepemimpinan pendidikan adalah sebagai berikut.
 Pendidikan di Indonesia menghasilkan manusia robot, karena pendidikan yang

diberikan ternyata berat sebelah, dengan kata lain tidak seimbang. Ketidakseimbang
antara belajar yang berfikir (kognitif) dan perilaku belajar yang merasa (efektif). Jadi
unsur integrasi cenderung makin hilang, yang terjadi adalah disintegrasi.

 Sistem pendidikan yang top-down (dari atas kebawah). Sistem pendidikan ini sangat
tidak membebaskan karena peserta didik dianggap manusia yang tidak tau apa-apa.
Guru sebagai pemberi mengarahkan murid-murud untuk menghafal secara mekanis
apa isi pelajaran yang di ceritakan. Guru sebagai pengisi dan murid sebagai yang diisi.
Jadi hubungannya adalah guru sebagai subyek dan murid sebagai obyek. Maka, model
ini dianggap menindas murid.

 Model pendidikan, manusia yang dihasilkan pendidikan saat ini hanya siap untuk
memenuhi kebutuhan zaman dan bukan bersikap kritis terhadap zamannya, yang
menyebabkan manusia tercabut dari akar-akar budayanya dan malah cenderung
gandrung ke hal-hal yang berbau Barat.

2. Solusi untuk mengatasi masalah tersebut:

 Solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan
dengan sistem pendidikan.

 Solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkaitan langung
dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru
dan prestasi siswa, meningkatkan kesejahteraan guru, penyediaan media/alat peraga
pendidikan, dan sebagainya.

 Solusi faktor penentu keberhasilan, yakni kebijakan untuk mendukung kelayakan


individu pemimpin pada dunia pendidikan, khususnya di tingkat sekolah. Faktor yang
mempengaruhi kualitas keberhasilan suatu organisasi atau lembaga di sekolah, yaitu:

a) Kepribadian (personality )

b) Harapan dan perilaku atasan

c) Karakteristik

d) Kebutuhan tugas

e) Iklim dan kebijakan organisasi

f) Harapan dan perilaku rekan

3. Masalah kepemimpinan non pendidikan, yaitu:

 Adanya progaram yang tidak konsepsional, asal di buat dan asal dilaksanakan karena
ada dananya, sudah tentu ini menjadi suatu pemborosan.

 Adanya beberapa program yang kegiatannya sama, tapi dilaksanakan oleh beberapa
pihak. Program ini tentu saja tifak efektif dan efisien karena banyak menghabiskan
waktu, uang, tenaga dan justru untuk kegiatan yang membosankan.
4. Solusi untuk soal nomor 3, yaitu:

 Melakukan program yang lebih konsepsional, dan tidak asala di buat. Dilaksanakan
karena memang dibutuhkan,dan bukan karena hanya adanya dana yang dimiliki.
Melakukan kegiatan yang lebih irit, tidak dalam beberapa program yang berbeda tetapi
kegiatannya sama.

Anda mungkin juga menyukai