SKRIPSI
Oleh:
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan Program Studi Pendidikan Luar Sekolah (S-1) dan mencapai gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
ii
MOTTO
“Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalah untuk mencoba karena di
dalam mencoba, itulah kita menemukan kesempatan untuk berhasil”
(Buya Hamka)
https://m.merdeka.com/jabar/7-kata-kata-bijak-buya-hamka-yang-menginspirasi-
kln.html?page=2
iii
SKRIPSI
Oleh:
Pembimbing
vi
RINGKASAN
viii
kesadaran, memberikan pemahaman, dan menambah pengetahuan Penerima
Manfaat (PM). Pertama membangun kesadaran, tahap ini Penerima Manfaat (PM)
mulai diajak berfikir jangka panjang. Mahasiswa memberikan penjelasan
bahwasanya permasalahan yang timbul bukan disebabkan oleh faktor eksternal
akan tetapi permasalahan disebabkan oleh ketidaksamaan data Penerima Manfaat
(PM). Bukan karena siapapun termasuk Dinas Sosial maupun Pendamping. Kedua
memberikan pemahaman, tahap ini Penerima Manfaat (PM) masih diajak
melakukan proses berfikir. Mahasiswa berperan menunjukkan letak permasalahan
dan menjelaskan kepada Penerima Manfaat (PM) bahwasanya yang dimaksud
dengan data yang tidak sama itu terletak pada bagian mana. Output pemberian
pemahaman nantinya Penerima Manfaat (PM) semakin sadar dan open minded
untuk berubah menjadi seseorang yang belajar lebih mandiri menyelesaikan setiap
persoalan. Ketiga adalah menambah pengetahuan, tahap ini Penerima Manfaat
(PM) masuk pada tahap kemandirian secara fisik melalui upaya menambah
pengetahuan. Penerima Manfaat (PM) diajak berfikir, mencari solusi, dan
bergerak menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Mahasiswa berperan
menjelaskan terkait prosedur atau langkah yang harus ditempuh untuk
menyamakan seluruh data mulai dari Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu
Keluarga (KK), dan Kartu Kesejahteraan Sosial (KKS). Peran yang dilakukan
mahasiswa secara tidak langsung adalah ajakan untuk berfikir. Seluruh peran
mahasiswa dilakukan secara bertahap mulai dari proses penyadaran,
pengkapasitasan, hingga menuju kemandirian secara fisik untuk bergerak dan
menyelesaikan permasalahan data secara mandiri.
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa peran mahasiswa dalam
pemberdayaan masyarakat pada program pejuang muda Kabupaten Bolaang
Mongondow telah dilakukan dengan baik, meskipun peran tersebut hanya
dilakukan saat awal-awal kegiatan verifikasi dan validasi Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial (DTKS). Hal ini disebabkan adanya beragam kendala
meliputi target data yang harus dicapai mahasiswa, keterbatasan pendampingan,
tenaga, waktu, akses, transportasi, kondisi etnografi, dan cuaca. Terakhir, saran
peneliti mengenai fokus kajian peran mahasiswa dalam pemberdayaan masyarakat
kepada peneliti selanjutnya yaitu dapat meneliti dampak program pejuang muda
atau dampak pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan verifikasi dan validasi
Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), bagi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) khususnya Program Studi Pendidikan Luar Sekolah agar lebih
aktif melibatkan dan bekerjasama dengan mahasiswa dalam setiap upaya-upaya
pemberdayaan masyarakat sektor pendidikan, bagi Penggerak Pemberdayaan agar
tidak sebatas pada level menjalankan tugas kerja akan tetapi lebih proaktif,
berjiwa sosial, dan memiliki tanggungjawab mengentaskan masalah kemiskinan
melalui program-program pemberdayaan yang sesuai kebutuhan, sedangkan bagi
masyarakat luas agar lebih antusias, membuka diri, sadar, terlibat aktif, mau
menerima perubahan, serta lebih produktif dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan hidup.
ix
PRAKATA
Alhamdulillah segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala rahmat, petunjuk,
dan hidayah yang telah diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyusun skripsi
dengan judul “Peran Mahasiswa Dalam Pemberdayaan Masyarakat: Studi Pada
Program Pejuang Muda Kabupaten Bolaang Mongondow”.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat menyelesaikan studi
Strata-1 pada Program Studi Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Jember. Kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dan memberikan
dukungan dalam penyusunan skripsi ini, antara lain:
1. Dr. Ir. Iwan Taruna, M. Eng. selaku Rektor Universitas Jember;
2. Prof. Dr. Bambang Soepeno, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Jember;
3. Lutfi Ariefianto, S.Pd., M. Pd. selaku Koordinator Program Studi
Pendidikan Luar Sekolah sekaligus Dosen Penguji I yang telah
mendukung keputusan saya berkali-kali;
4. Irliana Faiqotul Himmah, S. Pd., M. Pd. selaku Dosen Penguji II dan salah
satu dosen yang banyak memberikan kebebasan berkarya kepada
mahasiswa;
5. Prof Dr.A. T. Hendra Wijaya S. H., M. Kes. selaku Dosen Pembimbing
utama sekaligus Guru Besar yang sabar menghadapi banyaknya
kekurangan saya;
6. Fuad Hasan, S.Pd., M. Pd. selaku Dosen Pembimbing Anggota sekaligus
penuntun saya dari jaman mahasiswa baru sampai saat ini;
7. Ibu Kasiyani selaku surga yang istiqomah mendoakan dan
memperjuangkan segala rintangan demi pendidikan saya sampai saat ini;
8. Bapak Kastani selaku ayah kandung;
9. Mas Hendri Agung Yuliarto selaku motivator hidup, pengganti sosok
ayah, dan pejuang besar dibalik pendidikan adik-adiknya;
x
10. Mas Hengki Ahmad Dwi Oktiarto, selaku motivator religius dan
penyokong kekuatan hati;
11. Harta Irfana Jaya Romadhona, selaku adik yang menginspirasi. Semoga
semakin menginspirasi dan menjadi anak shaleh kebanggaan keluarga
dunia akhirat;
12. Alips Fauldahlia, Erna Ayu Ratna Dila, Adinda Ayu, Dina Permata, Umi
Nadhirotul Laili, Yesi Novia, dan Lisa Nur Aqmarina selaku support
system selama perkuliahan;
13. Ukhti Sanya, Ukhti Puji, Ukhti Dila, Ukhti Rafika, Ukhti Ida, dan semua
keluarga besar masjid Al-Hikmah dan Lembaga Dakwah Kampus pada
masanya;
14. Teman-teman Program Studi Pendidikan Luar Sekolah angkatan 2018;
15. Drs. Abdul Haris Bambela, M. Si, Bapak Arfan Lundeto, dan Bapak
Salvio Sugeha selaku support system selama saya melakukan penelitian
skripsi sekaligus menjalankan program Pejuang Muda;
16. Tim Pejuang Muda Kabupaten Bolaang Mongondow ada Muhammad Afif
Nuruddin, Athiya Shinta, Dian Hidayati, Jihan Callista, Muthia Dwi,
Raihanah Sadaika, dan Cindy Priskilla;
17. Semua pihak yang telah membantu proses skripsi ini saya ucapkan
terimakasih semua.
Demi kesempurnaan skripsi ini, penulis berharap dan membuka ruang
seluas-luasnya terhadap kritik dan saran dari semua pihak. Penulis mengharapkan,
semoga skripsi ini minimal dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi
pembaca sekalian.
xi
DAFTAR ISI
PERSEMBAHAN.................................................................................................. ii
MOTTO ................................................................................................................ iii
PERNYATAAN .................................................................................................... iv
PENGAJUAN ........................................................................................................ v
RINGKASAN ..................................................................................................... viii
PRAKATA ............................................................................................................. x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................. 5
1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................................... 5
1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................................ 5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7
2.1 Peran Mahasiswa ................................................................................... 7
2.1.1 Pengertian Peran Mahasiswa ........................................................... 7
2.1.2 Tugas dan Fungsi Mahasiswa .......................................................... 9
2.1.3 Aspek-Aspek Peran ........................................................................ 12
2.2 Pemberdayaan Masyarakat ................................................................ 16
2.2.1 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat .......................................... 16
2.2.2 Tujuan Pemberdayaan Masyarakat................................................ 17
2.2.3 Tahapan Pemberdayaan Masyarakat ............................................. 19
2.2.4 Strategi Pemberdayaan Masyarakat ............................................... 23
xii
2.3 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 24
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 28
3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................................ 28
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian............................................................ 29
3.2.1 Tempat Penelitian .......................................................................... 29
3.2.2 Waktu Penelitian ............................................................................ 29
3.3 Teknik Penentuan Informan .............................................................. 30
3.4 Rancangan Penelitian .......................................................................... 31
3.5 Teknik Alat dan Perolehan Data ........................................................ 33
3.5.1 Observasi........................................................................................ 33
3.5.2 Wawancara ..................................................................................... 34
3.5.3 Dokumentasi .................................................................................. 34
3.6 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .............................................. 35
3.6.1 Perpanjangan Pengamatan ............................................................. 35
3.6.2 Meningkatkan Ketekunan .............................................................. 36
3.6.3 Triangulasi ..................................................................................... 36
3.7 Teknik Analisis dan Penyajian Data .................................................. 38
3.7.1 Pengumpulan Data ......................................................................... 38
3.7.2 Reduksi Data .................................................................................. 38
3.7.3 Penyajian Data (Data Display)....................................................... 39
3.7.4 Verifikasi Data (Conclusion Drawing) .......................................... 39
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 40
4.1 Data Pendukung .................................................................................. 40
4.1.1 Sejarah Program Pejuang Muda Kabupaten Bolaang Mongondow40
4.1.2 Struktur Pejuang Muda Kabupaten Bolaang Mongondow ............ 44
4.1.3 Data Pejuang Muda Kabupaten Bolaang Mongondow .................. 45
4.1.4 Data Penerima Manfaat Batuan Sosial Kabupaten Bolaang
Mongondow ............................................................................................ 46
4.1.5 Pelaksanaan Program Pejuang Muda di Kabupaten Bolaang
Mongondow ............................................................................................ 47
xiii
4.2 Paparan Data Peran Mahasiswa ........................................................ 52
4.3 Temuan Hasil Penelitian Peran Mahasiswa ...................................... 63
4.3.1 Peran Fasilitatif .............................................................................. 63
4.3.2 Peran Pendidikan ........................................................................... 65
4.4 Analisis Data Penelitian Peran Mahasiswa ....................................... 67
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 74
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 74
5.2 Saran ..................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 76
LAMPIRAN PENELITIAN ............................................................................... 81
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
2
Indonesia (Kemenkeu, 2019). Sesuai mandat tersebut, salah satu upaya yang
dilakukan oleh pemerintah adalah dengan memberikan bantuan sosial. Namun
demikian, pemberian bantuan sosial tidak cukup mampu mengurangi angka
kemiskinan dan ketimpangan (Effendy, 1993). Problematika kemiskinan yang
kian melonjak, secepatnya membutuhkan solusi nyata. Perlu adanya langkah lain
yang membuat masyarakat lebih mandiri atau tidak bergantung dengan bantuan
sosial yakni melalui sinergi program pemberdayaan masyarakat (Kemenkopukm,
2021).
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2009 Pasal 4 (b)
menjelaskan program penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan berbasis
pemberdayaan masyarakat guna mengembangkan potensi dan memperkuat
kapasitas kelompok miskin untuk terlibat dalam pembangunan didasarkan pada
prinsip-prinsip pemberdayaan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6
Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 12 Tentang Desa menjelaskan bahwa pemberdayaan
masyarakat desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan
masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku,
kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan
kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi
masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat desa.
Masalah kemiskinan membutuhkan upaya multisektor yang melibatkan
berbagai pemangku kepentingan baik pemerintah pusat, daerah, maupun
masyarakat luas (TNP2K, 2019). Mahasiswa adalah bagian dari masyarakat
(Sofiyah, 2019). Selama angka kemiskinan masih akrab dengan lingkungan
sekitar, peran serta mahasiswa masih dibutuhkan untuk berkontribusi dan
bekerjasama mencari solusi. Kompleksifitas masalah sosial dan kesempatan
menjadi tantangan sekaligus peluang mahasiswa untuk lebih aktif berperan dan
menghasilkan dampak konkret di masyarakat.
Menurut (Willis, 2013) mahasiswa memiliki usia berkisar antara 18-25
tahun sehingga mahasiswa merupakan bagian dari pemuda. Pemuda merupakan
generasi yang sangat berpengaruh untuk proses pembangunan bangsa (Lingga,
2019). Berdasarkan data statistik pendidikan tinggi yang dikeluarkan oleh
3
Bab 2 ini, peneliti akan menguraikan tinjauan pustaka tentang 2.1 Peran
Mahasiswa, 2.2 Pemberdayaan Masyarakat, dan 2.3 Penelitian Terdahulu.
7
8
golden age guna mempersiapkan kehidupan yang lebih jauh lagi (Rusyadi, 2016).
Ide dan pemikiran cerdas mahasiswa mampu merubah paradigma yang
berkembang dan menjadikannya lebih terarah sesuai dengan kepentingan serta
tujuan bersama (Cahyono, 2019).
Dari beberapa paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa teori peran
merupakan teori yang membahas tentang posisi dan perilaku seseorang yang erat
kaitannya dengan orang lain. Sedangkan peran adalah tugas dan tanggungjawab
yang dimiliki oleh seseorang guna menyelesaikan visi misi tertentu. Setiap
manusia memiliki peranan terbaik sesuai dengan kategori dan posisi yang sudah
ditetapkan. Maksudnya adalah tidak ada peran yang tidak penting, setiap peran
yang dimiliki seseorang akan berdampak konkret untuk orang lain apabila
dilaksanakan dan didukung faktor-faktor tertentu secara maksimal.
Berdasarkan beberapa penjelasan yang telah dipaparkan mengenai peran
mahasiswa, dapat disimpulkan bahwasanya peran mahasiswa adalah status emas.
Arti dari status emas adalah mahasiswa beruntung berhasil menyandang status,
memiliki kedudukan, dan mendapatkan banyak kepercayaan dari masyarakat luas,
ditambah dengan potensi internal dan faktor pendukung yang dimiliki semakin
menambah kesan positif. Pendangan tersebut menambah kekuatan istilah
“mahasiswa itu berperan bukan baperan”.
2.1.2 Tugas dan Fungsi Mahasiswa
Semua mahasiswa adalah pemuda, tidak semua pemuda adalah mahasiswa.
Seperti itulah kelebihan yang dimiliki oleh seorang mahasiswa, mempunyai peran,
fungsi, dan kesempatan yang lebih luas dari pemuda. Berapa banyak pemuda yang
bercita-cita menjadi mahasiswa namun tidak terwujud. Masyarakat meletakkan
kepercayaan lebih lebih tinggi kepada mahasiswa karena masyarakat percaya
bahwa perubahan ada karena ide dan inovasi mahasiswa dalam rangka
menyelesaikan masalah sosial diberbagai wilayah sesuai dengan kebutuhan
mereka. Suatu kebanggaan tersendiri sebagai seorang pemuda yang berhasil
menyandang status sebagai mahasiswa karena dinilai mempunyai semangat dan
etos kerja membara dalam melakukan suatu perubahan (Author, 2021).
10
Negara di masa depan bergantung pada kualitas pemuda saat ini. Masa
depan bangsa berada di tangan generasi muda, karena demikian mahasiswa wajib
mempunyai usaha dan sadar dengan tugas dan tanggungjawab. Menurut Cahyono
(2019), tugas mahasiswa meliputi agen perubahan (agent of change), kontrol
sosial (social control), suri tauladan (moral force), dan generasi penerus yang
tannguh (iron stock). Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing tugas
mahasiswa menurut Cahyono (2019) diantaranya yaitu:
a. Agent of Change (Agen Perubahan)
Saat muncul kata “agen perubahan”, tentu harapan semua orang termasuk
masyarakat adalah perubahan menuju hal-hal yang lebih baik. Demikian pula
mahasiswa, melalui tugas sebagai agen perubahan termasuk didalamnya agen
pemberdayaan, mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan tugas secara jelas
dan terarah sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sinergi dan kolaborasi antara
ide dan action akan menghasilkan perubahan berdampak konkret di
masyarakat. Perubahan besar dimulai dari perubahan kecil yang konsisten
sehingga peran yang dilakukan mahasiswa tidak harus berupa peran besar dan
dikenal oleh masyarakat. Peran-peran kecil yang diperhatikan dan diselesaikan
dengan baik akan berdampak besar terhadap masalah sosial.
b. Social Control (Kontrol Sosial)
Kontrol sosial lebih dapat diartikan bahwa mahasiswa bertugas menjadi
pelindung masyarakat. Mahasiswa memiliki potensi internal yang besar,
peluang dan kesempatan yang besar pula. Bekal ini merupakan modal awal
mahasiswa menjadi garda terdepan di masyarakat. Apabila ada satu atau lebih
permasalahan sosial hendaknya seorang mahasiswa bergerak aktif mencari akar
dan solusi permasalahan tersebut. Mahasiswa adalah penyerap aspirasi
masyarakat. Mahasiswa itu membela dan menyampaikan kebutuhan
masyarakat. Apabila ada kebijakan atau program yang menyimpang dan
kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat bahkan sama sekali bukan untuk
rakyat, disini letak peran kontrol sosial mahasiswa sebagai pelindung
masyarakat.
11
a. Peran fasilitatif
Peran fasilitatif merupakan kontribusi yang dilakukan oleh pemegang
peran dengan cara memfasilitasi kebutuhan masyarakat, memberikan
dukungan, inisiatif, semangat, stimulus, motivasi, inspirasi, dan energi yang
bertujuan untuk menciptakan perubahan perilaku dan mindset masyarakat.
Peran fasilitatif yang dilakukan oleh mahasiswa selama program pejuang
muda di Kabupaten Bolaang Mongondow adalah dengan cara memfasilitasi
kebutuhan dan memberikan dukungan kepada Penerima Manfaat (PM).
Fasilitasi kebutuhan yang dimaksudkan adalah apabila Penerima Manfaat (PM)
mengeluhkan permasalahan ketidakcairan bantuan sosial kepada Pejuang Muda
atau mahasiswa maka peran mahasiswa yakni melayani apa yang disampaikan
Penerima Manfaat (PM). Sedangkan dukungan yang dilakukan mahasiswa
berupa pemberian semangat dorongan rasa percaya diri kepada Penerima
Manfaat (PM).
Seringkali Penerima Manfaat (PM) tidak mengetahui sebab munculnya
masalah yang sedang dihadapi sehingga perkara-perkara demikian menjadi
penambah angka ketergantungan. Harapannya dengan peran fasilitatif yang
diberikan oleh mahasiswa, Penerima Manfaat (PM) secara mandiri mampu
menggali, menemukan, dan mencari solusi atas permasalahan yang sedang
dihadapi sehingga melalui proses berfikir. Harapannya melalui proses berfikir
tersebut Penerima Manfaat (PM) mampu meningkatkan taraf hidup yang lebih
baik atau minimal tidak bergantung dengan orang lain termasuk adanya
bantuan sosial.
b. Peran pendidikan
Paradigma generasi muda dewasa ini menyebutkan bahwa peran
pendidikan memiliki kontribusi yang sangat penting guna meningkatkan
kualitas diri seseorang dan/atau masyarakat. Pendidikan adalah investasi
jangka panjang karena melaui pendidikan seseorang sedang melakukan proses
berfikir, dari proses itulah perlahan seseorang akan mengalami perubahan
mindset dan perilaku. Peran pendidikan dalam pemberdayaan masyarakat
14
sosial, budaya, mental, ekonomi, maupun fisik (Oktaviani, 2019). Tujuan utama
pemberdayaan adalah memberikan kekuatan kepada masyarakat khususnya
kelompok lemah yang identik dengan ketidakberdayaan, baik karena kondisi
internal seperti pengetahuan maupun kondisi eksternal seperti penilaian sosial
yang ada di masyarakat (Soekanto, 1987). Menurut Mardikanto (2013) terdapat
enam indikator tujuan pemberdayaan diantaranya sebagai berikut:
a. Perbaikan Kelembagaan (Better Institution)
Perbaikan kelembagaan bertujuan untuk memperbaiki suatu lembaga
agar memiliki jejaring kemitraan usaha yang lebih luas sehingga perbaikan
tersebut akan menghasilkan relasi yang bermanfaat baik untuk komponen
kelembagaan. Secara mikro, kelembagaan ini adalah seseorang. Apabila
seseorang memiliki relasi yang luas maka akan berdampak pada seluruh usaha
perbaikan termasuk komponen-komponen yang ada di dalam diri seseorang,
Secara luas, kelembagaan dapat diartikan sebagai seseorang, keluarga atau
masyarakat. Kelembagaan yang dimaksud menyesuaikan dengan sudut
pandang konteks yang sedang menjadi pembahasan.
b. Perbaikan usaha (Better Business)
Setelah perbaikan kelembagaan, harapannya ada pula perbaikan usaha
atau pendapatan yang dapat memberikan akses kesejahteraan bagi seseorang
atau masyarakat. Apabila pendapatan meningkat maka masyarakat akan dapat
memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder. Pemberdayaan dibutuhkan
karena adanya ketimpangan. Salah satu ketimpangan tersebut adalah
kemiskinan.
c. Perbaikan Lingkungan (Better Environment)
Apabila perbaikan pendapatan sudah dilakukan, harapan selanjutnya
adalah terjadi perbaikan pada lingkungan. Tingkat perbaikan satu dengan yang
lain saling berkaitan mulai dari lingkup terkecil ke terbesar. Lingkungan yang
baik akan melahirkan kehidupan dan sosial yang baik pula. Perbaikan
lingkungan bukan hanya bermanfaat untuk satu individu akan tetapi individu-
individu lain berbentuk masyarakat.
19
Pejuang Muda
sebagai objek dan
Kabupaten
Bolaang
Mongondow
sebagai tempat
penelitian.
4. Ma’rifah Peranan Hasil penelitian Penelitian
Rahim, 2019 Pemuda menunjukkan terdahulu meneliti
Skripsi Karang Taruna bahwa peranan karang taruna dan
Universitas dalam pemuda karang peningkatan
Muhammadiya Meningkatkan taruna dalam kepedulian sosial.
h Makassar Kepedulian meningkatkan Sedangkan
Sosial kepedulian sosial penelitian saat ini
Masyarakat di masyarakat di meneliti
Desa Desa Maradekaya mahasiswa yang
Maradekaya Kecamatan disebut sebagai
Kecamatan Bajeng Pejuang Muda
Bajeng Kabupaten Gowa dan peran yang
Kabupaten sangat dilaksanakan
Gowa menunjukkan selama program
bahwa pemuda pejuang muda.
karang taruna
sudah berperan
dalam
mengadakan
beberapa kegiatan
sosial seperti
penataan dan
kebersihan
lingkungan
sekitar desa
melalui aksi
gotong-royong
serta apabila ada
bencana
mengadakan bakti
sosial bersama
masyarakat.
5. Sudirman Adi Peran Kaum Hasil penelitian Perbedaan
Putra, 2017 Muda dalam menunjukkan penelitian
Skripsi Pembangunan bahwa selama terdahulu dengan
Universitas di Desa didirikan penelitian
Islam Negeri Tanammawang organisasi sekarang adalah
Alauddin (Studi terhadap GENRETA telah studi kasus dan
Makassar Organisasi memberikan fokus kajian.
27
Bab ini peneliti menguraikan metodologi penelitian yang meliputi 3.1 Jenis
dan Pendekatan Penelitian, 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian, 3.3 Teknik
Penentuan Informan, 3.4 Rancangan Penelitian, 3.5 Teknik Alat dan Perolehan
Data, 3.6 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data dan 3.7 Teknik Analisis dan
Penyajian Data.
28
29
Latar Belakang:
1. Kemiskinan
2. Pemberdayaan masyarakat
3. Kekurangan program-program pengentas kemiskinan melalui
pemberdayaan masyarakat
4. Mahasiswa dan urgensi mahasiswa dalam upaya pemberdayaan masyarakat
5. Program Pejuang Muda
1. Peran Mahasiswa
2. Pemberdayaan Masyarakat
3. Program Pejuang Muda
Sumber Informasi
3.5.2 Wawancara
Esterberg (2002) mengibaratkan wawancara sebagai hatinya penelitian
sosial. Lebih lanjut dijelaskan wawancara adalah pertemuan antara dua orang
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab. Jadi dengan wawancara,
peneliti akan mendapatkan informasi yang lebih mendalam dengan
menginterpretasikan fenomena dan kondisi yang ada (Sugiyono, 2021). Hal ini
tidak ditemukan melalui observasi. Secara sederhana, wawancara adalah metode
pengumpulan data melalui proses tukar informasi secara mendalam. Esterberg
(2002) mengemukakan beberapa macam wawancara yaitu wawancara terstruktur,
semiterstruktur, dan tidak terstruktur.
Penelitian ini menggunakan metode wawancara terstruktur. Peneliti
menyiapkan instrumen pedoman wawancara sebelum terjun melakukan
wawancara penelitian kepada informan kunci dan informan pendukung.
Terstruktur berarti disusun dan diatur rapi. Alasan menggunakan wawancara
terstruktur (Structured interview) adalah agar peneliti dapat mengumpulkan secara
pasti mengenai data yang akan digali sehingga instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis sebagai alternatif sudah disiapkan sebelumnya
(Esterberg, 2002).
3.5.3 Dokumentasi
Selain teknik observasi partisipatif dan wawancara mendalam. Penelitian ini
juga menggunakan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data. Dokumentasi
artinya mencatat data-data yang ada (Riyanto, 2012). Metode dokumentasi
dilakukan peneliti dengan cara menyelidiki benda-benda tertulis meliputi
dokumen, notulensi rapat, buku, majalah, catatan, dan lain sebagainya (Arikunto,
2006). Berdasarkan penjelasan ahli, maka dapat disimpulkan bahwa dokumentasi
merupakan metode pengumpulan data melalui penyelidikan benda-benda tertulis
kemudian mencatat semua hasil temuan. Hasil penelitian akan semakin kredibel
apabila didukung oleh foto (Sugiyono, 2019). Penelitian ini memanfaatkan
dokumentasi berupa kumpulan foto kegiatan mahasiswa selama program pejuang
muda di Kabupaten Bolaang Mongondow.
35
kredibel. Perpanjangan pengamatan dapat diakhiri apabila data sudah benar dan
kredibel. Khusus pada penelitian ini, peneliti akan mengonfirmasi ulang data
dan/atau memastikan kebenaran data yang dianggap bias dengan cara wawancara
lanjutan dengan informan secara online serta melakukan pengecekan ulang hasil
pengamatan peneliti terhadap keadaan nyata di lapangan.
3.6.2 Meningkatkan Ketekunan
Arti meningkatkan ketekunan yakni melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan dengan cara memeriksa ulang kebenaran data-data
yang diperoleh melalui deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang
diamati. Apabila perpanjangan pengamatan dilakukan dengan cara turun ke
lapangan guna memastikan kebenaran data, meningkatkan ketekunan cukup
memeriksa ulang data yang didapatkan secara deskriptif. Demikian pula yang
akan dilakukan pada penelitian ini, peneliti dengan berhati-hati akan memeriksa
ulang data dan mendeskripsikan hasil penelitian yang didapatkan secara lebih
teliti.
3.6.3 Triangulasi
Triangulasi merupakan upaya pengecekan keabsahan data dengan tiga cara
meliputi triangulasi sumber, cara, dan waktu. Stainback (2021) menjelaskan
bahwa tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa
fenomena, tetapi lebih kepada peningkatan pemahaman peneliti dan kekuatan data
terhadap apa yang sudah ditemukan.
a. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber merupakan salah satu teknik pemeriksa keabsahan
data dengan mengecek ulang data yang telah diperoleh dari beberapa sumber.
Artinya bahwa setelah mendapatkan data kemudian di analisis, peneliti
melanjutkan lagi untuk memvalidasi data dengan cara mengecek ulang melalui
tiga sumber pengumpulan data yang sudah ditentukan. Gambaran triangulasi
sumber yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.2 yaitu:
37
reduksi data. Reduksi sama dengan merangkum, memilih, dan memfokuskan pada
hal-hal pokok, kemudian memetakan data sesuai tema dan pola. Setelah proses
reduksi, data secara perlahan akan memberikan gambaran jelas dan
mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya (Khadijah,
2021).
3.7.3 Penyajian Data (Data Display)
Setelah reduksi data, tahap selanjutnya adalah penyajian data. Penelitian
kualitatif lebih sering menyajikan data dengan teks bersifat naratif. Display data
memudahkan peneliti memahami fenomena atau situasi sosial yang terjadi
kemudian merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami
(Fadillah, 2017).
3.7.4 Verifikasi Data (Conclusion Drawing)
Tahap terakhir dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Penarikan kesimpulan dapat dikatakan final apabila ditahap awal sudah
didukung dengan data yang valid dan konsisten. Namun apabila masih ditemukan
data-data baru maka kesimpulan masih bersifat sementara dan akan berubah
sampai pada titik tidak ditemukannya lagi bukti-bukti pendukung baru.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab 4 ini peneliti akan menguraikan tentang 4.1 Data Pendukung, 4.2
Paparan Data. 4.3 Temuan Hasil Penelitian, 4.4 Analisis Data Penelitian.
40
41
dapat memberikan sedikit perubahan dan sesuai dengan kebutuhan. Tujuan utama
dari arahan tersebut adalah untuk memperbaiki permasalahan data bantuan sosial
dan memberdayakan masyarakat sesuai dengan potensi dan prioritas kebutuhan
lokal.
Awal sosialisasi, program pejuang muda di Kabupaten Bolaang
Mongondow disampaikan pusat kepada koordinator kabupaten selaku fasilitator
program pejuang muda kemudian kepada Kepala Seksi Jaminan Sosial selaku
penanggungjawab program. Prosedur pemberitahuan program yang seharusnya
tingkat provinsi baru ke tingkat daerah ternyata tidak sesuai dengan kondisi di
lapangan. Pihak penanggungjawab program di pusat meminta mahasiswa datang
langsung ke lokasi penempatan dan segera melaporkan kehadiran di Dinas Sosial
Kabupaten Bolaang Mongondow. Lepas dari segala kekurangan tersebut, Dinas
Sosial tetap menyambut baik mahasiswa dengan tangan terbuka. Visi misi mulia
membantu perbaikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan
memberdayakan masyarakat khususnya Penerima Manfaat (PM) bantuan sosial
Kabupaten Bolaang Mongondow direspon dengan baik oleh para pemangku
kepentingan. Terlebih lagi dengan satu kelebihan sebagai orang jawa, itu menjadi
faktor pendukung tersendiri untuk para Pejuang Muda selama menjalankan peran
memberdayakan masyarakat yang dikemas melalui kegiatan verifikasi dan
validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Problematika data di Kabupaten Bolaang Mongondow menjadi penyebab
utama ketidakcairan bantuan sosial. upaya pemberdayaan masyarakat merupakan
pelengkap dari adanya bantuan sosial sehingga dengan keberadaan mahasiswa
selaku pemuda Indonesia diharapkan mampu membangun kesadaran, memberikan
pemahaman, dan menambah pengetahuan Penerima Manfaat (PM) bahwasanya
bantuan sosial bukan gaji bulanan sehingga menambah angka ketergantungan
namun suatu bentuk bantuan masyarakat yang diharapkan membawa masyarakat
kepada tingkat kemandirian. Urgensi tersebut membutuhkan campur tangan
mahasiswa melalui kegiatan verifikasi dan validasi Data Terpadu Kesejahteraan
Sosial (DTKS) door to door ke rumah Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
43
Peran dan visi misi yang dibawa mahasiswa telah disambut baik oleh
seluruh pendamping program bantuan sosial dan Dinas Sosial Kabupaten Bolaang
Mongondow. Peran yang dilakukan juga sesuai dengan kebutuhan lokal ditambah
lagi dengan kelebihan Pejuang Muda sebagai orang jawa membuat para Pejuang
Muda dianggap sebagai tamu agung yang datang dan berusaha membantu
permasalahan lokal di Kabupaten Bolaang Mongondow. Angka 84.000 data
bermasalah diharapkan dapat berkurang setelah adanya peran fasilitatif meliputi
memfasilitasi kebutuhan dan memberikan dukungan, serta peran pendidikan
meliputi membangun kesadaran, memberikan pemahaman, dan menambah
pengetahuan yang dilakukan oleh mahasiswa. Peran fasilitatif dan peran
pendidikan diharapkan dapat membantu keterbatasan pengetahuan masyarakat
mengenai tata letak permasalahan ketidakcairan bantuan sosial. Mahasiswa
sebagai orang yang netral dan dengan segala kelebihan harus berperan menjadi
penengah sekaligus edukator bagi Penerima Manfaat (PM) bantuan sosial.
Anggapan bahwa masalah berada di Dinas Sosial harapannya mampu diluruskan
dengan cara memberikan edukasi dan dukungan selama kegiatan verifikasi dan
validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Nilai positif dari program pejuang muda adalah kesesuaian tujuan yang
direncanakan dengan kebutuhan di daerah penempatan. Perbaikan data adalah
masalah penting yang harus segera diselesaikan. Saat di lapangan, kelebihan yang
dimiliki oleh mahasiswa atau Pejuang Muda berhasil dimanfaatkan dengan baik
oleh Penerima Manfaat (PM) melalui penyampaian keluh kesah masalah
ketidakcairan bantuan secara langsung. Akhirnya dengan demikian, peran
pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan verifikasi dan validasi Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial (DTKS) mulai dilakukan step by step. Keterbatasan
pengetahuan, angka ketergantungan, dan rendahnya tingkat keberanian
masyarakat menjadi alasan perlunya upaya fasilitasi kebutuhan, memberikan
dukungan, membangun kesadaran, memberikan pemahaman, dan menambah
pengetahuan para Penerima Manfaat (PM) bantuan sosial di Kabupaten Bolaang
Mongondow.
44
Penanggungjawab Program
Arfan Lundeto
Fasilitator
Salvio Sugeha
Penerima Manfaat
Bantuan Sosial Kabupaten
Bolaang Mongondow
Data tersebut merupakan data yang Pejuang Muda dapatkan dari Pusat Data
dan Informasi (Pusat Datin). Fungsi data tersebut tidak lain hanyalah untuk
mengecek kebenaran data meliputi nama, Nomor Induk Keluarga (NIK), dan
memastikan tidak ada data ganda. Data yang berhasil di verifikasi dan validasi
Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) nantinya akan menjadi bahan evaluasi
dan perbaikan program-program berikutnya oleh Kementerian Sosial. Sedangkan
untuk penelitian ini, data Penerima Manfaat (PM) bantuan sosial berfungsi
sebagai data pendukung bahwasanya mahasiswa sudah melakukan peran
memberdayakan masyarakat.
47
Oktober
Kamis, 28 Oktober 2021 Pemberangkatan tim Pejuang Muda menuju
Kabupaten Bolaang Mongondow
Jum’at, 29 Oktober 2021 Kunjungan ke Dinas Sosial Kabupaten Bolaang
Mongondow
Sabtu, 30 Oktober 2021 Group discussion
Minggu, 31 Oktober 2021 Rapat dengan mentor, visitasi Pejuang Muda
Kabupaten Bolaang Mongondow X Kota
Kotamobagu, dan Kepala Dinas Kabupaten
Bolaang Mongondow
November
Senin, 1 November 2021 Kunjungan II ke Dinas Sosial melakukan diskusi
dengan Koordinator Kabupaten, Kepala Dinas,
Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial
Selasa, 2 November 2021 Diskusi tugas kelompok
Rabu, 3 November 2021 Diskusi internal & koordinasi
Kamis, 4 November 2021 Diskusi, kerja kelompok & pemetaan wilayah
sosial
48
Pejuang Muda saat verifikasi data itu meminta KK, KTP, dan KKS.
Dari sana sering ada keluhan dari PM mengenai ketidakcairan bantuan
sosial maka kita menjelaskan bahwa permasalahan tersebut
sebenarnya ada di PM itu sendiri kemudian memberikan dukungan
kalau PM itu juga bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.
Harapannya seh PM bisa lebih percaya diri kalau ada permasalahan
seperti itu lagi.
Aku itu mbak sebelum melakukan verifikasi data PM, aku kan minta
KK, KTP, sama KKS. Nah kalau ada PM yang bercerita mengenai
ketidakcairan bantuan sosial maka pertama yang aku lakukan itu
ngecek 3 data itu sudah sama atau belum. Ternyata rata-rata yang aku
temukan dan berdasarkan informasi yang aku dapat, PM di Bolaang
Mongondow ini bermasalah sama datanya dan mereka nggak tau
mbak. Setelah aku mendengarkan keluhan mereka, aku jelaskan
bahwa masalah itu ada karena datanya tidak padan. Terus aku juga
bilang sebenarnya ibu bisa menyelesaikan masalah ini tanpa harus
takut salah.
Nah waktu itu kan ada banyak PM nih mbak ngeluh ke aku kalau
bantuannya tu nggak cair. Berhubung waktu verifikasi data kita juga
minta KK, KTP, sama KKS kan. Itu aku jelaskan kalau
54
Oke kalau membangun kesadaran itu kan kita ngasih tau bahwa
permasalahan ketidakcairan bantuan sosial disebabkan oleh data
mereka yang bermasalah, bukan seperti apa yang selama ini
difikirkan bahwa kesalahan ada di Dinas Sosial maupun
Pendamping.
Meskipun hanya sebatas peran kecil akan tetapi peranan kecil yang
dilakukan bersama akan berdampak luar biasa untuk perbaikan data dan
peningkatan pengetahuan Penerima Manfaat (PM). AL (45 tahun) menutup
dengan pernyataan:
62
Penduduk (KTP) atau Kartu keluarga (KK). Sedangkan apabila yang tidak sama
berada di Kartu Kesejahteraan Sosial (KKS) maka Penerima Manfaat (PM) dapat
meminta bantuan Pendamping masing-masing untuk melakukan pembaruan Kartu
Kesejahteraan Sosial (KKS) di bank yang bersangkutan. Terakhir apabila data
sudah sama, Penerima Manfaat bisa melakukan update data ke Dinas Sosial.
Seluruh rangkaian peran pendidikan mengajak Penerima Manfaat (PM)
untuk berfikir. Ini merupakan salah satu bukti bahwa peran mahasiswa telah
benar-benar dilaksanakan sesuai dengan fokus penelitian. Berdasarkan hasil
temuan penelitian, peran mahasiswa dalam pemberdayaan masyarakat selama
program pejuang muda di Kabupaten Bolaang Mongondow terdiri dari dua peran
yaitu peran fasilitatif dan peran pendidikan. Hal ini diperkuat dengan hasil
observasi partisipatif peneliti menemukan baik peran fasilitatif maupun peran
pendidikan hanya dilakukan saat awal-awal kegiatan verifikasi dan validasi Data
Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Hal ini mempertimbangkan kondisi di
lapangan yang bersifat tentatif mulai dari etnografi, cuaca, akses jalan,
transportasi, pendampingan, dan target data yang harus dikantongi mahasiswa.
Secara umum, peran mahasiswa dalam pemberdayaan masyarakat sudah
dilakukan dengan baik, tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan Penerima
Manfaat (PM). Akan tetapi peran mahasiswa hanya dilakukan pada saat awal-awal
kegiatan verifikasi dan verifikasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)
tepatnya di Kecamatan Dumoga Barat. Hal tersebut dikarenakan adanya beragam
kendala meliputi tenaga, waktu, pendampingan, cuaca, akses, transportasi, dan
kondisi etnografi sehingga belum menyeluruh di 10 kecamatan meliputi
Kecamatan Sangtombolang, Dumoga Utara, Dumoga Tengah, Dumoga Timur,
Dumoga Tenggara, Dumoga, Bolaang, Bolaang Timur, dan Bilalang.
Penerima Manfaat (PM) bantuan sosial. Peran yang diharapkan dapat memberikan
dampak konkret untuk perubahan pola pikir dan pengetahuan.
Tidak ada peran yang salah dalam upaya memberdayakan masyarakat
asalkan tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan. Demikian halnya dengan
peran mahasiswa dalam pemberdayaan masyarakat selama program pejuang muda
berlangsung di Kabupaten Bolaang Mongondow. Pemilihan dua fokus tersebut
mempertimbangkan sasaran program yaitu Penerima Manfaat (PM) bantuan sosial
dan prioritas kebutuhan yaitu adanya keterbatasan pengetahuan dan keberanian.
Permasalahan data hingga berdampak pada ketidakcairan data ini menurut
sebagian orang merupakan hal biasa, namun menjadi masalah besar bagi mereka
para Penerima manfaat (PM) yang membutuhkan uluran tangan. Desakan
ekonomi dan keterbatasan pengetahuan semakin memperparah keadaan.
Keberanian Penerima Manfaat (PM) juga tidak setingkat pejabat membuat
Penerima Manfaat (PM) lebih berhati-hati dalam mengambil tindakan sebab
mereka tidak mempunyai banyak akses pengetahuan.
Hasil observasi partisipatif penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa
memberikan fasilitas kebutuhan dan dukungan kepada Penerima Manfaat (PM)
dengan baik. apa yang menjadi kebutuhan Penerima Manfaat (PM) dilayani oleh
Pejuang Muda. Upaya fasilitasi kebutuhan dilakukan oleh mahasiswa melaui
kegiatan verifikasi dan validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Apabila ada Penerima Manfaat (PM) yang mengeluhkan ketidakcairan bantuan
sosial, mahasiswa mendengarkan dan memberikan penjelasn bahwasanya masalah
tersebut ada karena data Penerima Manfaat (PM) yang bersangkutan. Sedangkan
upaya memberikan dukungan diberikan mahasiswa setelah Penerima Manfaat
(PM) mengeluhkan permasalahannya. Pemberian dukungan bertujuan untuk
meningkatkan keberanian Penerima Manfaat (PM) dalam mengambil tindakan.
Selama ini Penerima Manfaat (PM) kurang percaya diri atau bahkan bisa
dikategotikan takut apabila ada masalah yang berhubungan dengan bantuan sosial.
Penerima Manfaat (PM) memerlukan seseorang sebagai konsultan untuk
mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan.
70
dilakukan mulai dari upaya fasilitasi. Hal ini berarti mahasiswa membuka gerbang
pemberdayaan. Apabila gerbang tidak dibuka maka pintu-pintu di dalamnya tidak
akan pernah terbuka. Setelah memberikan fasilitas kebutuhan, mahasiswa
memberikan dukungan. Peran memberikan dukungan sesuai dengan proses
pemberdayaan tahap pertama menurut Wihantolo dan Dwijowito (2007) yakni
tahap penyadaran. Kemudian peran membangun kesadaran, pada tahap ini
Penerima Manfaat (PM) diajak berfikir agar tergugah dan sadar bahwasanya
segala masalah yang timbul berasal dari internal Penerima Manfaat (PM). Tahap
ini masuk kedalam proses pemberdayaan tahap kedua yaitu pengkapasitasan.
Lebih jauh lagi peran mahasiswa dalam upaya memberikan pemahaman.
Penerima Manfaat (PM) kembali diajak berfikir untuk menemukan letak
permasalahan ketidaksamaan data. Mahasiswa memberikan akses kepada
Penerima Manfaat (PM) agar lebih terampil menggal dan menemukan masalahnya
sendiri. Terakhir peran menambah pengetahuan termasuk kedalam tahap
pengkapasitasan menuju kemandirian secara fisik. Mahasiswa berperan
menjelaskan prosedur penyelesaian masalah yang berfungsi untuk road map
Penerima Manfaat (PM) dalam menyelesaikan masalah.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab terakhir atau bab 5 ini peneliti akan menguraikan tentang 5.1
Kesimpulan, dan 5.2 Saran.
5.1 Kesimpulan
Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui peran
mahasiswa dalam pemberdayaan masyarakat studi pada program pejuang muda
Kabupaten Bolaang Mongondow. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran
mahasiswa terdiri dari peran fasilitatif dan peran pendidikan. Mahasiswa telah
melaksanakan perannya dalam memberdayakan masyarakat dengan baik akan
tetapi peran tersebut hanya dilakukan saat awal-awal kegiatan verifikasi dan
validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Hal tersebut dikarenakan
adanya beragam kendala meliputi keterbatasan pendampingan, target data yang
harus dicapai mahasiswa, tenaga, waktu, akses, transportasi, kondisi etnografi, dan
cuaca. Peran fasilitatif diwujudkan mahasiswa dengan berperan memfasilitasi
kebutuhan dan memberikan dukungan kepada Penerima Manfaat (PM).
Sedangkan peran pendidikan diwujudkan melalui upaya membangun kesadaran,
memberikan pemahaman, dan menambah pengetahuan. Seluruh peran mahasiswa
dilakukan secara bertahap mulai dari proses penyadaran, pengkapasitasan, hingga
menuju kemandirian secara fisik untuk bergerak dan menyelesaikan permasalahan
data secara mandiri.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan sependek pengetahuan peneliti, maka
berikut yang dapat peneliti sampaikan sebagai saran untuk beberapa pihak
diantaranya sebagai berikut:
5.2.1 Bagi Peneliti Selanjutnya
Saran untuk peneliti selanjutnya yaitu dapat meneliti tentang dampak
program pejuang muda di Kabupaten Bolaang Mongondow atau dampak
pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan verifikasi dan validasi Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial (DTKS) agar program pemberdayaan yang dilakukan oleh
74
75
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2021. Kemiskinan dan Ketimpangan. Jakarta: Sub Bagian
Publikasi.
Dukeshire S., dan Thurlow J. 2002. Understanding the Link Between Research
and Policy. Rural Communities Impacting Policy.
Lingga. 2019. Studi Sifat dan Mekanisme Serat Bambu Tunggal dengan
Perlakuan Alkali NaOH Selama 2 Jam. Skripsi. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Milles, B, M., dan Hubberman M. 1992. Analisis Data Kualitatif (Buku Sumber
Tentang Metode-metode Baru). Jakarta: UIP.
78
Najib, Ali. 2019. Peran Pemuda Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Larang
Taruna anca Bakti Desa Kemingking Dalam Kecamatan Taman Rajo
Kabupaten Muaro Jambi). Skripsi. Jambi: Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Pintek. 2020. Peran dan Fungsi Mahasiswa dalam Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara. https://pintek.id. [Diakses Pada 21 Januari 2022].
Pratiwi, Tedjo. 2018. Peran Demokrasi, Pilkada Serentak Tahun 2018 Tantangan
dan Harapan. Skripsi. Semarang: Universitas 17 Agustus 1945.
Pusat Data dan Teknologi Informasi Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. Pusat
Data dan Informasi Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: Tim
Publikasi.
Putra Sudirman Adi. 2017. Peran Kaum Muda Dalam Pembangunan di Desa
(Studi di Karang Taruna Desa Sepunggur Kecamatan Bathun II Babeko
Kabupaten Bungo Provinsi Jambi). Skripsi. Makassar: Universitas Islam
Negeri Allauddin Makassar.
Sharan B., dan Merriam. 2007. Qualitative Research Aguide to Design and
Implementation. https://ranahresearch.com/pengertian-metode-penelitian-
kualitatif/. [Diakses Pada 8 November 2021].
Sofiyah. 2019. Perasaan Stres dan Relegiusitas Terhadap Intensi Bunuh Diri
Dewasa Awal. Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga
Sucahya, D, A., dan Hasyim, B, A. 2017. Studi kasus minat berkarir mahasiswa
prodi S1 Pendidikan Teknik Mesin UNESA. JPTM. 5 (3). 1-10.
Suhardono Edy. 1994. Teori Peran: Konsep, Derivasi dan Implikasinya. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
LAMPIRAN PENELITIAN
Lampiran 1
MATRIK PENELITIAN
“PERAN MAHASISWA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: STUDI PADA PROGRAM PEJUANG MUDA
KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW”
Judul Masalah Fokus Sub Fokus Sumber Data Metode Penelitian
Peran Mahasiswa Bagaimana peran a. Peran a. Peran Fasilitatif d. Subjek a. Jenis penelitian
dalam mahasiswa dalam mahasiswa b. Peran Pendidikan penelitian Penelitian
Pemberdayaan pemberdayaan atau Pejuang Peneliti deskriptif
Masyarakat: Studi masyarakat pada Muda kualitatif
Pada Program program pejuang e. Informan b. Teknik
Pejuang Muda muda Kabupaten - Bapak Arfan pengumpulan
Kabupaten Bolaang b. Pemberdayaan a. Penyadaran Lundeto, data
Bolaang Mongondow? Masyarakat b. Pengkapasitasan Kelapa Seksi a) Observasi
Mongondow c. Kemandirian Jaminan Sosial b) Wawancara
selaku mendalam
penanggungja c) Dokumentasi
wab program c. Analisis data
- Bapak Salvio a) Reduksi Data
Sugeha, b) Penyajian Data
Koordinator c) Verifikasi Data
Kabupaten
Bolaang
Mongondow
82
selaku
fasilitator
program
pejuang muda
- Tiga Pejuang
Muda atau
mahasiswa
yang bertugas
selama
program
pejuang muda
di Kabupaten
Bolaang
Mongondow
f. Studi
Kepustakaan
83
No Fokus Sub Fokus Data yang diraih Kisi-Kisi Pertanyaan Sumber Data
1. Peran Fasilitatif 1. Kemampuan 1. Mahasiswa dalam memfasilitasi Informan kunci
Mahasiswa mahasiswa dalam kebutuhan Penerima Manfaat (PM) dan informan
memberikan fasilitas mengenai permasalahan data bantuan pendukung
kebutuhan dan sosial dan memberikan dukungan
memberikan dukungan agar lebih percaya diri
Pendidikan 2. Mahasiswa dalam membangun
2. Kemampuan
kesadaran Penerima Manfaat (PM)
mahasiswa dalam
3. Mahasiswa dalam memberikan
membangun kesadaran
pemahaman mengenai permasalahan
3. Kemampuan
data bantuan sosial kepada Penerima
mahasiswa dalam
Manfaat (PM)
memberikan
4. Mahasiswa dalam menambah
pemahaman
pengetahuan mengenai prosedur
4. Kemampuan
penyelesaian masalah data yang
mahasiswa dalam
berdampak pada ketidakcairan
menambah
bantuan sosial Penerima Manfaat
pengetahuan
(PM)
85
15. Pejuang Muda selesai melakukan verifikasi & validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial √
(DTKS) di Desa Mototabian Kecamatan Dumoga
16. Pejuang Muda melakukan perizinan verifikasi & validasi Data Terpadu Kesejahteraan √
Sosial (DTKS) di Kecamatan Bilalang
17. Pejuang Muda akan verifikasi & validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) di √
Desa Bilalang Baru
18. Pejuang Muda selesai melakukan verifikasi & validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial √
(DTKS) di Desa Bilalang Utara
19. Pejuang Muda bersama fasilitator program melakukan evaluasi √
20. Pejuang Muda, fasilitator program, stakeholders, bersama Bapak Camat Kecamatan √
Bolaang
21. Pejuang Muda melakukan verifikasi & validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) √
di Desa Solimandungan I Kecamatan Bolaang
22. Koordinasi antara Pejuang Muda dengan perangkat Desa Solimandungan I √
23. Peneliti bersama salah satu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Desa Solimandungan I √
Kecamatan Bolaang
24. Salah satu penerima manfaat bantuan sosial di Desa Langagon 1 Kecamatan Bolaang √
25. Pejuang Muda presentasi peran yang akan dilakukan selama verifikasi & validasi Data √
Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) di Desa Langagon Kecamatan Bolaang
26. Pejuang Muda, Fasilitator Program, stakeholders, bersama Pak Camat di Kecamatan √
Bolaang Timur
27. Perizinan kegiatan di Kecamatan Sangtombolang Kabupaten Bolaang Mongondow √
28. Rapat terbuka bersama stakeholders di Kecamatan Sangtombolang √
29. Foto kunjungan Pejuang Muda ke Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Morobayat di √
Kecamatan Passi Barat
30. Pejuang Muda setiap kali berangkat menuju kecamatan yang akan diverifikasi & validasi √
Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)
87
31. Peneliti menggali informasi mengenai permasalahan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial √
(DTKS) bersama salah satu stakeholder Kecamatan Bolaang
32. Pejuang Muda, Kepala Seksi Jaminan Sosial, fasilitator program, stakeholders bersama √
masyarakat memberikan penjelasan dan prosedur mengenai permasalahan mengenai
bantuan sosial
33. Pejuang Muda bersama Penggerak Pemberdayaan di Kabupaten Bolaang Mongondow √
34. Peneliti bersama stakeholders di Kecamatan Dumoga Barat √
35. Peneliti bersama stakeholders di Kecamatan Bolaang Timur √
36. Evaluasi mingguan bersama Kepala Seksi Jaminan Sosial selaku Penanggungjawab √
program pejuang muda Kabupaten Bolaang Mongondow
37. Pejuang Muda berkunjung ke Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Morobayat untuk √
belajar mengenai pemberdayaan masyarakat dan kearifan lokal
38. Evaluasi Besar internal Pejuang Muda √
39. Foto evaluasi besar Pejuang Muda bersama Dinas Sosial Kabupaten Bolaang Mongondow √
88
Lampiran 3
Identitas Informan
Nama :
Usia :
Alamat :
Pekerjaan :
Hari/Tanggal :
Lampiran 4
TRANSKRIP WAWANCARA
No Fokus Pertanyaan dan Hasil Wawancara
1. Fasilitatif P.1: Apakah mahasiswa ada upaya memfasilitasi
kebutuhan dan memberikan dukungan kepada
Penerima Manfaat (PM) bantuan sosial?
MAN: Iya ada.
ASW: Ada mbak.
JC: Iya mbak ada.
AL: Menurut torang ada.
SS: Iya dorang melakukan itu.
P.2: Kapan proses pemberian fasilitas kebutuhan
dan dukungan dilakukan?
MAN: Kita Pejuang Muda hanya di awal-awal
verifikasi data.
ASW: Hanya diawal verifikasi data itu mbak
soalnya kita kan ngejar target data.
JC: Kalau aku sendiri cuma diawal-awal verifikasi
data mbak karena aku kan juga ngejar target data.
AL: Dorang Pejuang Muda hanya melakukan itu
diawal verivali data saja.
SS: Awal-awal kegiatan verivali dorang itu.
P.3: Dimana saja proses pemberian fasilitas
kebutuhan dan dukungan dilakukan?
MAN: Kalau dimana saja tentu banyak. Secara
umumnya kita melakukan itu di Kecamatan
Dumoga Bersatu.
ASW: Aku kan awal-awal saja mbak melakukan
itu, ya waktu di Dumoga Bersatu itu yang datanya
banyak.
JC: Kalau aku sendiri waktu di Kecamatan
Dumoga Bersatu mbak. Soalnya kan memang kita
awal verifikasi data disana kemudian juga masih
melayani apa yang menjadi keluhan-keluhan PM.
AL: Dorang melakukan verivali data itu mulai dari
Kecamatan Dumoga Barat, jadi waktu awal-awal
Dorang verivali ya Dumoga Bersatu.
SS: Kecamatan Dumoga Bersatu, itu dorang awal-
awal verivali data.
P.4: Bagaimana mahasiswa melakukan peranannya
dalam memfasilitasi kebutuhan dan memberikan
dukungan kepada Penerima Manfaat (PM) selama
kegiatan verifikasi dan validasi Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial (DTKS) khususnya di
91
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
DOKUMENTASI
Gambar 5. Breafing internal Pejuang Muda sebelum turun lapangan verifikasi &
validasi DTKS di Kabupaten Bolaang Mongondow
Gambar 11. Pejuang Muda sedang melakukan verifikasi & validasi DTKS di Desa
Ikhwan
Gambar 14. Pejuang Muda, Sangadi Desa Osion, stakeholders, dan Dinas Sosial
selesai melakukan evaluasi verifikasi & validasi DTKS di Kecamatan Dumoga
Utara
106
Gambar 16. Pejuang Muda melakukan verifikasi & validasi DTKS di Desa
Dumoga
107
Gambar 17. Pejuang Muda melakukan verifikasi & validasi di Desa Kanaan
Gambar 18. Pejuang Muda selesai melakukan verifikasi & validasi DTKS di Desa
Mototabian Kecamatan Dumoga
108
Gambar 19. Pejuang Muda melakukan perizinan verifikasi & validasi DTKS di
Kecamatan Bilalang
Gambar 20. Pejuang Muda akan verifikasi & validasi DTKS di Desa Bilalang
Baru
109
Gambar 21. Pejuang Muda selesai melakukan verifikasi & validasi DTKS di Desa
Bilalang Utara
Gambar 24. Pejuang Muda melakukan verifikasi & validasi DTKS di Desa
Solimandungan I Kecamatan Bolaang
111
Gambar 26. Peneliti bersama salah satu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di
Desa Solimandungan I Kecamatan Bolaang
112
Gambar 27. Salah satu Penerima Manfaat (KPM) bantuan sosial di Desa
Langagon 1 Kecamatan Bolaang
Gambar 28. Pejuang Muda presentasi peran yang akan dilakukan selama verifikasi
& validasi DTKS di Desa Langagon Kecamatan Bolaang
113
Gambar 39. Pejuang Muda, Kepala Seksi Jaminan Sosial, fasilitator program,
stakeholders bersama masyarakat memberikan penjelasan dan prosedur mengenai
permasalahan mengenai bantuan sosial
115
Gambar 34. Pejuang Muda setiap kali berangkat menuju kecamatan yang akan
diverifikasi & validasi DTKS
116
Gambar 41. Evaluasi mingguan bersama Kepala Seksi Jaminan Sosial selaku
penanggungjawab program pejuang muda Kabupaten Bolaang Mongondow
Lampiran 9
BIODATA PENELITI
Data Pribadi
Nama : Hayu Fitri Nanda Rohmatin Hasanah
NIM : 180210201051
Tempat dan Tanggal Lahir : Tuban, 06 Januari 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
No. Hp : 085712912105
Email : hayufitri388@gmail.com
Alamat : Desa Pacing RT.01/RW.01 Kec. Parengan
Kab.Tuban
Alamat Sekarang : Jl. Jawa 7 No.72 RT.02/RW.024 Sumbersari
Jurusan : Ilmu Pendidikan (S1 Pendidikan Pendidikan Luar
Sekolah)
Instansi : Universitas Jember (UNEJ)
Pendidikan Formal
Institusi Jurusan Tahun Keterangan
SDN Pacing - 2005-2011 Lulus
SMPN 1 Parengan - 2011-2014 Lulus
SMKN 1 Singgahan Tata Busana 2014-2017 Lulus
Universitas Jember Pendidikan Luar 2018-Sekarang -
Sekolah