Anda di halaman 1dari 25

PENGARUH JENIS MEDIA PEMBELAJARAN ONLINE TERHADAP

TINGKAT MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PENDSOS


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Proposal Penelitian ini disusun guna untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metode


Penelitian Kuantitatif
DosenPengampu:
Dr. Ahmad Tarmiji, M.Si & Prima Yustitia Nurul Islami, S.KPm., M.Si

Disusun oleh:
Kelompok 1

Maria Clarita (1405620029)


Nisa Dwinanda (1405620049)
Syardilla Fika (1405620022)
Rosmalia Putri (1405620089)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI (B)


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Media merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar
mengajar. Istilah media merupakan bentuk jamak dari medium yang secara
harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar (Azhar Arsyad, 2004). Dari
definisi tersebut dapat dimaksudkan bahwa media dalam hal ini memiliki
pengaruh yang besar dalam terciptanya proses belajar mengajar. Seorang pendidik
perlu mampu mengetahui dan memahami jenis media pembelajaran yang akan
digunakan agar mampu menjalankan proses mengajar yang efektif bagi para anak
didiknya. Dengan berjalannya waktu seiring dengan maraknya perkembangan
teknologi, media pembelajaran turut ikut serta mengalami perkembanganya.
Berbagai jenis media pembelajaran dihadapkan oleh para guru dan juga dosen
untuk memudahkan efektivitas dalam proses pembelajaran. Berbagai jenis dan
bentuk media pembelajaran tersaji seperti halnya penggunaan media pembelajaran
online .
Penggunaan media pembelajaran online memiliki pengaruh besar dalam
berkembangnya proses pembelajaran terutama di dalam dunia kampus yang
memiliki lingkup lebih besar antar mahasiswa dan dosen. Media pembelajaran
online memudahkan mahasiswa dan dosen menggunakan berbagai platform untuk
menjalankan proses belajar dan mengajar. Mahasiswa dituntut untuk bersifat
mandiri dan interaktivitas dalam proses pembelajaran.Namun selain memudahkan
terjalinnya proses pembelajaran antara dosen dan mahasiswa melalui media
pembelajaran online yang tersedia, penggunaan media pembelajaran online
tersebut juga memiliki pengaruh tersendiri dalam membangun motivasi belajar
para mahasiswa. Awal mula tujuan dari adanya media pembelajaran ialah agar
mahasiswa dapat termotivasi untuk memahami pelajaran yang diajarkan.
Namun bila jenis media pembelajaran terutama dalam berbagai jenis media
pembelajaran online yang digunakan tidak sesuai, hal tersebut dapat dinilai
mempengaruhi minat mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran.
Untuk itu perlu diaamati lebih dalam pengaruh yang dihasilkan dari
berbagai jenis media pembelajaran online yang digunakan dalam mengukur
tingkat motivasi belajar para mahasiswa karena apabila motivasi belajar
meningkat maka indeks prestasi kumulatif mahasiswa dapat meningkat pula, dan
hal tersebut bisa tercapai bila kita mengetahui jenis media pembelajaran online
yang tepat. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka kelompok tertarik
mengangkat judul “Pengaruh Media Pembelajaran Online terhadap Motivasi
Belajar Mahasiswa Pendidikan Sosiologi “

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada penyusunan penelitian ini ialah:
1.Apa saja media online yang digunakan dalam proses pembelajaran online
mahasiswa pendidikan sosiologi?
2.Adakah pengaruh media pembelajaran online terhadap tingkat motivasi belajar
mahasiswa Pendidikan Sosiologi?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apa saja media online
yang digunakan dalam proses pembelajaran online mahasiswa pendidikan
sosiologi serta seberapa besar pengaruh media pembelajaran online terhadap
motivasi belajar mahasiswa Pendidikan Sosiologi .

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat akademis dalam hal
memberikan wawasan dan pengetahuan kepada peneliti dan pembaca mengenai
pengaruh media pembelajaran online terhadap motivasi belajar mahasiswa.

2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini yaitu sebagai media referensi dan menambah
pengalaman bagi peneliti yang akan selanjutnya dapat digunakan untuk
mengembangkan penelitian yang sudah ada yaitu mengenai pengaruh media
pembelajaran online terhadap motivasi belajar mahasiswa..
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Penelitian Sejenis


Penelitian ini menggunakan beberapa literatur seperti buku, tesis, disertasi,
dan jurnal yang dapat membantu dalam proses penelitian. Pembelajaran online
atau yang sering kita sebut e-learning adalah peroses pemanfaatan kecanggihan
suatu teknologi yang mana dalam proses pembelajarannya dilakukan secara
online. Dengan e-learning, dalam proses pembelajaran dapat menumbuhkan
perhatian dan motivasi siswa dalam belajar, ini sejalan dengan pernyataan
menurut Safiyeh Rajaee Harandi (2015) yang menyatakan bahwa e-learning
merupakan elemen yang mempengaruhi motivasi siswa, penelitian dari Aviva
Aurora dan Hansi Effendi (2019) yang menyatakan bahwa penggunaan media
pembelajaran atau e-learning ber pengaruh positif dan signifikan dengan motivasi
belajar mahasiswa. Namun, disisi lain, mahasiswa juga menyatakan kesulitan
mengikuti pembelajaran online karena harus mengeluarkan biaya lebih untuk
membeli kuota demi terlaksananya pembelajaran online, Yohanes Enggar
Harususilo (2020) sehingga motivasi belajar mahasiswa juga menurun.
Media yang menarik akan mempengaruhi motivasi belajar, ketika
siswa/mahasiswa menilai bahwa apa yang di tampilkan oleh guru/dosen itu
menarik maka ia akan terdorong atau merasa tertantang untuk mengetahui apa
yang akan di sampaikan oleh guru/dosen sehingga proses belajar akan menjadi
lebih menyenangkan. Tetapi sebaliknya jika siswa/mahasiswa menilai apa yang di
tampilkan guru/dosen tidak menarik maka siswa/mahasiswa akan datar saja dalam
mengikuti proses belajar. Motivasi belajar merupakan suatu dorongan pada diri
peserta didik (mahasiswa) untuk belajar. Motivasi ini dapat timbul dari dalam diri
mahasiswa (intrinsik) ataupun karena dorongan dari pihak lain di luar diri
mahasiswa (ekstrinsik). Vallerands (dalam Yen, Tuan dan Liao, 2011)
mengemukakan teori model hirarki untuk motivasi intrinsik dan ekstrinsik
berdasarkan pembedaan antara motivasi pribadi dan situasi pendukung motivasi.
Motivasi pribadi merupakan kecenderungan yang luas terkait aktivitas
keterlibatan, baik orientasi intrinsik maupun ekstrinsik. Adapun situasi pendukung
motivasi lebih menekankan pada pengalaman motivasi individu ketika mahasiswa
terlibat dalam aktivitas atau dengan kata lain motivasi saat ini (sesaat).
Ada kecenderungan bahwa mahasiswa yang mempunyai motivasi belajar
yang tinggi akan mempunyai minat dan semangat yang tinggi dalam belajar,
sehingga mereka yang memiliki motivasi belajar tinggi biasanya selalu
bersemangat dan sukarela mengikuti setiap proses pembelajaran secara
sungguhsungguh, dan menunjang tercapainya kualitas pembelajaran yang baik.
Sebaliknya mahasiswa yang tingkat motivasi belajarnya rendah akan mempunyai
minat dan semangat yang rendah dalam belajar, dan malas untuk mengikuti proses
pembelajaran. Mereka akan cenderung kurang memperhatikan materi yang
disampaikan dosen sehingga pada akhirnya kualitas pembelajaran yang dihasilkan
menjadi kurang bagus. Hasil penelitian ini sejalan dengan pernyataan Kim &
W.Frick (2011), yang menyatakan jika siswa lebih termotivasi untuk belajar,
mereka lebih cenderung terlibat dalam pembelajaran dan berkomitmen untuk
sukses, dan lebih mungkin untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Motivasi intrinsik berpengaruh langsung terhadap perilaku belajar, dan
keduanya secara langsung mempengaruhi prestasi belajar, Moses Kopong Tokan
(2019)
Dosen memiliki peranan penting dalam menumbuhkan motivasi belajar
Mahasiswa. Dosen dapat menciptakan pembelajaran yang menarik sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar Mahasiswa. Media pembelajaran dapat digunakan
untuk membantu Dosen menciptakan pembelajaran yang menarik. Pembelajaran
saat ini, lebih diarahkan pada aktivitas modernisasi dengan bantuan teknologi
canggih dengan harapan dapat membantu mahasiswa dalam mencerna materi
perkuliahan secara interaktif, produktif, efektif, inspiratif, konstruktif, dan
menyenangkan.( Nirfayanti dan Nurbaeti, 2019)
Menurut Fathurrohman dan Sutikno (2007:65), mengemukakan bahwa
fungsi penggunaan media dalam proses pembelajaran, yaitu: (1) menarik
perhatian peserta didik (mahasiswa), (2) membantu untuk mempercepat
pemahaman dalam proses pembelajaran, (3) memperjelas penyajian pesan agar
tidak bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan), (4) mengatasi
keterbatasan ruang, (5) pembelajaran lebih komunikatif dan produktif, (6) waktu
pembelajaran bisa dikondisi, (7) menghilangkan kebosanan peserta didik dalam
belajar, (8) meningkatkan motivasi peserta didik dalam mempelajari
sesuatu/menimbulkan gairah belajar, (9) melayani gaya belajar peserta didik yang
beraneka ragam, serta (10) meningkatkan kadar keaktifan/ keterlibatan siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, maka diharapkan
pemahaman tenaga pengajar terhadap pengunaan media pembelajaran menjadi
jelas.
Dengan memiliki motivasi peserta didik (mahasiswa) akan lebih senang
mengerjakan tugas, akan lebih semangat dalam menghadapi kesulitan, peserta
didik juga akan menunjukkan minat terhadap masalah yang dihadapi dalam
belajar sehingga peserta didik menginginkan tugas tugas yang baru dan akan cepat
bosan pada tugastugas yang diberikan secara rutin, dalam proses belajar peserta
didik akan senang mempertahankan pendapatnya dan juga senang memecahkan
dan mencari soal-soal, peserta didik yang memiliki mtivasi akan senang dalam
belajar, rajin mengerjakan tugas dan menyediakan waktu untuk mengulang
pelajaran Wirawan (dalam Aurora dan Effendi,2019)

Tabel Perbandingan Tinjauan Pustaka

2.2 Kerangka Teoritis


2.2.1 Jenis-Jenis Media Pembelajaran
1.Pengertian Media Pembelajaran
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan
(Bovee, 1997). Istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk
jamak dari "medium" yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengajar ke penerima pembelajaran sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat sedemikian rupa sehingga terjadi proses
belajar. Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4). Secara umum pengertian media
pembelaran ialah suatu alat dan sarana yang mendukung dalam proses
pembelajaran. Adanya media pembelajaran tersebut dapat membantu pendidik
maupun peserta didik dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya, media pembelajaran dapat
dikelompokan menurut kriteria dan karakteristik tertentu. Dalam
pengklasifikasian media,yaitu melihat dari fungsinya seperti apa yang dilakukan
dan bagaimana cara melakukannya . Media pembelajaran memiliki jenisjenis yang
berbeda secara umum media bercirikan tiga unsur pokok, yaitu: suara, visual, dan
gerak. Menurut Rudy Brets, ada 7 (tujuh) klasifikasi media, yaitu:
1. Media audio visual gerak, seperti: film suara, pita video, film, tv.
2. Media audio visual diam, seperti: film rangkai suara, halaman suara.
3. Audio semi gerak seperti: tulisan jauh bersuara.
4. Media visual bergerak, seperti: film bisu.
5. Media visual diam, seperti: halamman cetak, foto, microphone, slide bisu.
6. Media audio, seperti: radio, telepon, pita audio
7. Media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.
Lebih lanjut Schram, mengelompokan media dengan membedakan antara
media rumit mahal (big media) dan media sederhana murah (little media).
Kategori big media, antara lain: komputer, film, slide, program video. Sedangkan
little media antara lain: gambar, realia sederhana, sketsa, dsb. Menurut Dabbagh
dan Ritland (2005:15) pembelajaran online adalah sistem belajar yang terbuka dan
tersebar dengan menggunakan perangkat pedagogi (alat bantu pendidikan),
yang dimungkinkan melalui internet dan teknologi berbasis jaringan untuk
memfasilitasi pembentukan proses belajar dan pengetahuan melalui aksi dan
interaksi yang berarti.
Media pembelajaran online dapat diartikan sebagai media yang dilengkapi
dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga
pengguna dapat mengendalikan dan mengakses apa yang menjadi kebutuhan
pengguna, misalnya dosen menggunakan berbagai platform untuk menjalnkan
proses belajar dan mengajar, mahasiswa dapat mengunduh sumber-sumber untuk
materi yang menjadi bahan pembelajaran. Selanjutnya Dabbagh dan Ritland
mengatakan ada tiga komponen pada pembelajaran online yaitu : (a) model
pembelajaran, (b) strategi instruksional dan pembelajaran, (c) media
pembelajaran online. Ketiga komponen ini membentuk suatu keterkaitan
interaktif, yang didalamya terdapat model pembelajaran yang tersusun sebagai
suatu proses sosial yang menginformasikan desain dari lingkungan pembelajaran
online, yang mengarah ke spesifikasi strategi instruksional dan pembelajaran yang
secara khusus memungkinkan untuk memudahkan belajar melalui penggunaan
teknologi pembelajara. Pembelajaran online adalah pembelajaran yang dilakukan
melalui jaringan internet. Istilah online learning banyak disinonimkan dengan
istilah lainnya seperti e-learning, internet learning, web-based learning, tele-
learning, tributed learning dan lain sebagainya (Ally, 2008)

Media pembelajaran online yang digunakan pada penelitian ini program


E-Learning mahasiswa, zoom, Gclassroom, Gmeet, serta melalui platform
komunikasi seperti Whatsapp. Platform yang digunakan dalam media
pembelajaran online tersebut dijadikan sarana dosen untuk menjalankan proses
pembelaran pengganti tatap muka di kelas. Kecanggihan teknologi komunikasi
tersebut menjadi media yang optimal dalam penyampaian materi/konsep, tugas
berkala, ujian semester, bahkan dalam penyelesaian tugas akhir (Mushfi,
2019).

2.2.2 Motivasi Belajar


1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata motif yakni kondisi dalam diri individu yang
mendorong individu untuk melakukan aktivitas tertentu baik disadari maupun
tidak untuk mencapai tujuan tertentu (Winarni, Anjariah, & Romas, 2016).
Motivasi menjadi suatu penggerak dalam seseorang untuk melakukan sesuatu.
Belajar dikatakan sebagai suatu proses kognitif, yang secara serempak meliputi
penghimpunan informasi baru, mentransformasikan pengetahuan tersebut, dan
akhirnya mencek ketepatan dan kecukupan pengetahuan tadi” (Yusuf, 2010:35).
CDalam pembelajaran motivasi memegang peranan penting dalam memberikan
gairah/dorongan individu dalam belajar.. Motivasi mengandung keinginan yang
mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap serta perilaku
pada individu (Dimyati & Mudjiono, 2006). Dapat dikatakan motivasi akan
senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa sehingga hasil
belajar siswa akan semakin meningkat (Palupi, 2014). Usaha dalam menjalankan
sesuatu di dalam setiap individu berbeda-beda dan hal tersebut tergantung
bagaimana motivasi yang dibangun oleh mereka.Motivasi dapat memengaruhi apa
yang kita pelajari, bagaimana kita belajar, dan kapan kita memilih untuk belajar
(Schunk & Usher, 2012). Apabila peserta didik kurang memiliki motivasi belajar
maka yang terjadi adalah penurunan prestasi belajar. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Iskandar (2009) yang mengatakan bahwa lemahnya motivasi atau tidak
adanya motivasi belajar akan melemahkan prestasi belajar mahasiswa.

Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi manusia untuk belajar. Motivasi


belajar terjadi dari tindakan perbuatan persiapan mengajar. Faktor – faktor yang
mempengaruhi belajar adalah :
1. Cita-cita/aspirasi jiwa
2. Kemampuan siswa
3. Kondisi siswa
4. Kondisi lingkungan siswa
5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
6. Upaya guru dalam mengelola kelas (Dimyati, 2006:97)
Dalam aktifitas belajar, seorang individu membutuhkan suatu dorongan atau
motivasi sehingga sesuatu yang diinginkan dapat tercapai, dalam hal ini ada
beberapa faktor yang mempengaruhi belajar antara lain:
1. Faktor individual ; kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan,
motivasi, dan faktor pribadi.
2. Faktor sosial ; keluaga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya,
alat-alat dalam belajar, dan motivasi sosial (Purwanto, 2010 : 102)
2. Fungsi Motivasi Belajar
Fungsi Motivasi Belajar Menurut Sardiman (2000:83) fungsi motivasi belajar
ada tiga yakni sebagai berikut:
A. Mendorong manusia untuk berbuat
Sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam
hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.
B. Menentukan arah perbuatan
Yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi
dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
rumusan tujuannya.
C. Menyeleksi perbuatan
Yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang
serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak
bermanfaat dengan tujuan tersebut.

3. Unsur Unsur Motivasi Belajar


Menurut Dimyati dan Mudjiono (1994:89-92) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar,yaitu:
1. Cita-cita.
Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama, bahkan sepanjang hayat.
Cita-cita untuk ”menjadi seseorang” akan memperkuat semangat belajar dan
mengarahkan pelaku belajar.
2. Kemampuan Belajar.
Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini meliputi
beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri mahasiswa. Misalnya pengamatan,
perhatian, ingatan, daya pikir dan fantasi. Di dalam kemampuan belajar ini,
sehingga perkembangan berfikir mahasiswa menjadi ukuran.
3. Kondisi Jasmani dan Rohani.
Jadi kondisi mahasiswa yang mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan
dengan kondisi fisik dan kondisi psikologis.
4. Kondisi Lingkungan Kelas
Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datangnya dari luar diri siswa.
5. Unsur-unsur Dinamis Belajar.
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya
dalam proses belajar yang tidak stabil, kadang lemah dan bahkan hilang sama
sekali.
6. Upaya Pendidik.
Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana pendidik yaitu guru/dosen
mempersiapkan diri dalam membelajarkan mahasiswa mulai dari penguasaan
materi, cara menyampaikannya, dll.

2.4 Indikator Motivasi Belajar


Motivasi belajar memiliki indikator ataupun ciri-ciri. Ada beberapa klasifikasi
indikator motivasi belajar yaitu sebagai berikut:
a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
d. Adanya penghargaan dalam belajar.
e. Adanya kegiataan yang menarik dalam belajar.
f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang
siswa dapat belajar dengan baik. (Uno, 2008: 23)

Motivasi yang ada pada diri seseorang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama,
tidak pernah berhenti sebelum selesai)
b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan
dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang
telah dicapai)
c. Menunjukkan minat terhadap bermacammacam masalah “untuk orang dewasa
(misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan,
pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak kriminal, amoral, dan
sebagainya)
d. Lebih senang bekerja mandiri
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
berulangulang begitu saja, sehingga kurang kreatif)
f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu)
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu
h. Senang mencari dan mememecahkan masalah soal-soal. (Sardiman, 2014:83)

Motivasi belajar siswa meliputi beberapa dimensi yang dapat dijadikan indikator.
Ketekunan dalam belajar (subvariabel)
1. Kehadiran di sekolah
2. Mengikuti PBM di kelas
3. Belajar di rumah
Ulet dalam menghadapi kesulitan (subvariabel)
1. Sikap terhadap kesulitan
2. Usaha mengatasi kesulitan
Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar (subvariabel)
1. Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran
2. Semangat dalam mengikuti PBM
Berprestasi dalam belajar(sub variabel)
1. Keinginan untuk berprestasi
2. Kualifikasi hasil
Mandiri dalam belajar (sub variabel)
1. Penyelesaian tugas/PR
2. Menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran (Aritonang, 2008: 14)

Pendapat-pendapat tersebut memiliki persamaan yaitu indikator motivasi belajar


meliputi adanya ketekunan dalam belajar, ulet dalam menghadapi kesulitan,
adanya minat dalam belajar, mandiri dalam belajar, adanya keinginan untuk
berprestasi.
A. Asumsi dan Hipotesis Penelitian
Asumsi merupakan anggapan dasar dalam suatu penelitian yang diyakini
kebenarannya oleh peneliti. Asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
“jika penggunaan jenis media pembelajaran online pada mahasiswa pendsos
efektif untuk digunakan, maka mahasiswa pendsos akan dapat meningkatkan
motivasi belajar”. Nazir (2005: 151) menyatakan bahwa hipotesis tidak lain dari
jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, yang kebenarannya harus
diuji secara empiris. . 
Adapun hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :

1. Hipotesis Alternatif (Ha)


Ada pengaruh penggunaan media pembelajaran online terhadap peningkatan
motivasi belajar pada mahasiswa Pendsos Universitas Negeri Jakarta
2.. Hipotesis Nol (Ho)
Tidak ada pengaruh penggunaan media pembelajaran online terhadap peningkatan
motivasi belajar pada mahasiswa Pendsos Universitas Negeri Jakarta
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian


Dalam penelitian ini, untuk melihat pengaruh media pembelajaran online
terhadap tingkat motivasi belajar mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas
Negeri Jakarta. maka penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode
penelitian kuantitatif menurut Sugiyono, ialah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan
secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis
data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Pendekatan kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teori-
teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel-variabel ini
diukur sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis
berdasarkan prosedur-prosedur statistik (Creswell, 2012 : 5). Variabel dalam
penelitian ini yaitu, jenis media pembelajaran online dan variabel tingkat motivasi
belajar. Variabel dan indikator tersebut nantinya dapat diukur dengan
menggunakan instrumen, sehingga data dapat dianalisis menggunakan prosedur
statistik. Alat statistik yang digunakan yaitu SPSS. Dengan pendekatan kuantitatif
akan diperoleh signifikansi hubungan atau pengaruh antar variabel yang diteliti.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.
Metode survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Singarimbun
(1982:3). Tujuan penelitian survey adalah untuk memberikan gambaran secara
mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat, serta karakter-karakter yang khas dari
kasus atau kejadian suatu hal yang bersifat umum. Peneliti menggunakan
kuesioner tertutup yang disebar melalui google form dalam pengumpulan data.
Kuesioner dibuat dan disebar kepada 90 mahasiswa pendidikan sosiologi
angkatan 2020 kelas a dan b. Kuesioner tersebut menggunakan skala ordinal
dengan alternatif jawaban sebagai berikut : "selalu", "sering", "kadang-kadang",
dan "tidak pernah”. Setelah data terkumpul kemudian diolah menggunakan Ms.
Excel dan SPSS 25.

3.2 Lokasi dan Waktu


Penelitian ini dilakukan di Universitas Negeri Jakarta.. Proses
pengumpulan data akan dilakukan secara online, dimulai pada bulan Desember
2021 sampai dengan bulan Februari 2022. Penyebaran kuesioner melalui google
form kepada responden mulai dilakukan pada bulan Desember 2021 .

3.3 Populasi dan Pengambilan Sampel


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.Sugiyono (2012:61)
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif pada kelas A dan B
Pendidikan Sosiologi 2020 yang berjumlah 88 orang. Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sugiyono
(2012:62).Teknik sampling ini menggunakan sampling jenuh karena sampel di
ambil dari mahasiswa kelas A Pendidikan Sosiologi 2020 yaitu sebanyak 44
mahasiswa serta mahasiswa kelas B Pendidikan Sosiologi 2020 sebanyak 44
mahasiswa .Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan rumus Slovin (Umar, 2008:108) sebagai berikut:

Keterangan:
n = Ukuran sampel/jumlah responden
N = Ukuran populasi
E = Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang
masih bisa ditolerir; e=0,1
Dengan menggunakan rumus tersebut dan menggunakan nilai kritis sebesar
10% maka dapat dihitung jumlah sampel sebagai berikut :

n = 88
1+88(0,1)2
n = 88
1,88
n = 46,80 dibulatkan menjadi 47 responden, untuk

Pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin dengan taraf kesalahan


sebesar 10% (0.10) memperoleh jumlah 47 mahasiwa, namun untuk
mempermudah pembagian sampel dibulatkan lagi menjadi 48 mahasiswa
sehingga diambil sampel dari kelas pendidikan sosiologi A dan B masing-masing
sebanyak 24 orang. Sampel yang diambil berdasarkan teknik probability
sampling; simple random sampling, dimana peneliti memberikan peluang yang
sama bagi setiap anggota pupulasi (mahasiswa) untuk dipilih menjadi sampel
yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi
itu sendiri.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Menurut Sugiyono (2012:23) data kuantitatif adalah data yang berbentuk
angka, atau data kualitatif yang diangkakan (skoring).
1. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan
alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik survey dengan
instrumen kuesioner/angket yang disebarkan kepada seluruh mahasiswa
Pendidikan Sosiologi 2020 kelas A dan B yang berjumlah 48 untuk di isi oleh
semua mahasiswa tersebut.
2. Data Sekunder.
Data sekunder adalah data yang sudah diolah terlebih dahulu dan telah tersedia
dalam berbagai bentuk. Beberapa sumber data sekunder adalah berupa
dokumentasi/sekumpulan berkas yaitu mencari data mengenai hal-hal berupa
catatan, transkrip, buku, jurnal, surat kabar, majalah dan sebagainya. Data
sekunder ini akan digunakan untuk memperoleh gambaran umum mengenai jenis
media pembelajaran online dan motivasi mahasiswa dalam proses pembelajaran
online dan beberapa data tambahan yang diperlukan dalam pembahasan
penelitian.
3.5 Instrumen Penelitian
a) Kisi-kisi instrumen penelitian
A. Definisi Konseptual : Menurut Dabbagh dan Ritland (2005:15)
pembelajaran online adalah sistem belajar yang terbuka dan tersebar dengan
menggunakan perangkat pedagogi (alat bantu pendidikan), yang dimungkinkan
melalui internet dan teknologi berbasis jaringan untuk memfasilitasi
pembentukan proses belajar dan pengetahuan melalui aksi dan interaksi yang
berarti.
B. Motivasi berasal dari kata motif yakni kondisi dalam diri individu yang
mendorong individu untuk melakukan aktivitas tertentu baik disadari maupun
tidak untuk mencapai tujuan tertentu (Winarni, Anjariah, & Romas, 2016)
C. Motivasi belajar dapat diartikan sebagai daya pendorong untuk
melakukan aktivitas belajar tertentu yang berasal dari dalam diri dan juga dari luar
individu sehingga menumbuhkan semangat dalam belajar (Monika & Adman,
2017).
Variabel Konsep Dimensi Indikator Skala No. Item

Motivasi Motivasi Daya Tingkat motivasi dalam Interval 1, 2, 3, 4


Belajar (Y)
Belajar pendorong diri mahasiswa
menurut intrinsik
Keinginan belajar dari 5. 6, 7
Dabbagh dan individu
minat mahasiswa
Ritland
Daya Pengaruh ekstrinsik 8, 9, 10
pendorong terhadap semangat
Ekstrinsik belajar mahasiswa
individu Kondisi lingkungan dan 11, 12, 13
media massa terhadap
semangat belajar
mahasiswa

Intensitas Menggunakan 15
penggunaan smartohone lebih dari 4
smartphone kali dalam sehari
(frekuensi)
Menghabiskan waktu 16
lebih dari 15 menit saat
menggunakan gawai
(durasi)

Instrumen Variabel Bebas (X)


A. Definisi Konseptual
Menurut Dabbagh dan Ritland (2005:15) pembelajaran online adalah
sistem belajar yang terbuka dan tersebar dengan menggunakan perangkat
pedagogi (alat bantu pendidikan), yang dimungkinkan melalui internet dan
teknologi berbasis jaringan untuk memfasilitasi pembentukan proses
belajar dan pengetahuan melalui aksi dan interaksi yang berarti.

B. Definisi Operasional
Pemanfaatan media pada dasarnya dimaksudkan untuk membantu agar
kegiatan pembelajaran lebih efektif mencapai tujuan dan efisien dalam hal
tenaga, waktu dan biaya (Iwan Falahudin, 2014). Media pembelajaran online
merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya
bahan ajar ke siswa dengan menggunakan alat bantu digital ataupun internet.
Media pembelajaran pada pembelajaran daring digunakan sebagai alat untuk
meningkatkan efesiensi dan efektivitas pembelajaran. Media pembelajaran
online dipergunakan untuk mengatasi keterbatasan ruang dan waktu,
mempercepat proses belajar dan mengajar, menimbulkan semangat dalam
belajar, memberikan kesempatan bagi perserta didik untuk berinteraksi
langsung secara virtual,serta memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk belajar mandiri berdasarkan kemampuan dan minat mereka (Ni Nyoman
Padmadewi, dkk. 2017).
Variabel Konsep Dimensi Indikator Skala No. Item

Jenis Media Media Penggunaan Menggunakan alat Interval 1, 2, 3


Pembelajaran
Pembelajaran perangkat bantu teknologi digital
Online (X)
online menurut pedagogi untuk mengakses media
Dabbagh dan pembelajaran online
Ritland Penggunaan media 4, 5, 6
pembelajaran online
meningkat karena
munculnya berbagai
macam platform media
belajar
Media pembelajaran 7, 8, 9
Efektifitas online mempengaruhi
penggunaan individu untuk belajar
media mandiri berdasarkan
pembelajaran kemampuan dan minat
online mereka
Memperoleh 10, 11, 12
pengetahuan lebih
banyak dan cepat
melalui media
pembelajaran online
Intensitas waktu dalam 13, 14
penggunaan media
pembelajaran online
mempengaruhi
semangat belajar
Media pembelajaran 15
Kemampuan online mempengaruhi
berkomunikasi keterlibatan mahasiswa
pada saat proses
pembelajaran
Media pembelajaran 16
online mempengaruhi
kemampuan
komunikasi mahasiswa

A. Teknik Analisis Data


Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode survei dengan
pendekatan kuantitatif, setelah data yang dibutuhkan terkumpul, pengolahan data
menggunakan statistika kuantitatif. Kemudian data diolah melalui tahap-tahap
berikut :
Peneliti akan membuat pertanyaan seperti terdapat dalam indikator Efektifitas
penggunaan media pembelajaran online dan Tingkat motivasi terhadap
penggunaan media belajar online. Kategori yang dikumpulkan akan diukur
dengan skala ordinal. Skala Pengukuran dalam penelitian pada dasarnya
dimaksudkan untuk mengklasifikasikan Variabel yang akan diukur agar tidak
terjadi kesalahan dalam menentukan teknik analisis data dan tahapan penelitian
selanjutnya.Sugiyono (2013:132) mengemukakan bahwa “macam-macam skala
pengukuran dapat berupa: skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala
rasio, dari skala pengukuran itu akan diperoleh data nominal, ordinal, interval, dan
rasio”.Penelitian ini menggunakan skala ordinal. Menurut Sugiyono (2010:98)
skala ordinal sendiri adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan
kategori, tetapi juga menyatakan peringkat construct yang diukur.

Lampiran

INSTRUMEN PENELITIAN

(KUESIONER/ANGKET)

Nama :

Usia :

Asal universitas :

Jurusan :

Semester : 1/2/3/4/5/6/7/8/lebih dari 8 (lingkari salah satu)

Petunjuk pengisian : Berilah tanda (✔) ceklis pada kolom yang sesuai dengan
jawabanmu!

SL = Selalu

LS = Lumayan Sering

KD = Kadang-kadang

JR = Jarang

TD = Tidak Pernah

Jenis Media Pembelajaran Online

No. Item SS LS KD JR TP

1. Menggunakan smartphone untuk


mengakses media pembelajaran online
guna menunjang kegiatan berkuliah
2. Menggunakan laptop untuk mengakses
media pembelajaran online guna
menunjang kegiatan berkuliah

3. Menggunakan komputer untuk mengakses


media pembelajaran online guna
menunjang kegiatan berkuliah

4. Menggunakan Zoom Meetings sebagai


platform penunjang kuliah daring

5. Menggunakan Google Meet sebagai


5 platform penunjang kuliah daring

6. Menggunakan E-Learning atau Google


Classroom sebagai platform penunjang
kuliah daring

7. Menggunakan Zoom Meetings sebagai


platform untuk berdiskusi tugas kelompok
bersama teman-teman

8. Menggunakan Google Meet sebagai


platform untuk berdiskusi tugas kelompok
bersama teman-teman

9. Mengerjakan tugas perkuliahan melalui


9 platform Google Classroom

10. Merasa lebih nyaman untuk bertanya dan


mengemukakan pendapat dalam forum
perkuliahan yang dilaksanakan secara
online
11. Mahasiswa dapat menerima pembelajaran
yang cukup jelas dengan media
pembelajaran online video conference
(Zoom Meetings / Google Meet)

12. Mahasiswa dapat menerima pembelajaran


yang cukup jelas dengan media
pembelajaran online non-video conference
seperti Google Classroom

13. Menggunakan media pembelajaran online


video conference (Zoom, Google Meet, dll)
lebih dari 2 jam per hari

14. Menggunakan media pembelajaran online


Google Classroom lebih dari 2 jam per hari

15. Merasa bahwa pembelajaran dengan


menggunakan media video conference
(Zoom Meetings, Google Meet, dll) lebih
efektif dibanding platform lain

16. Pembelajaran dengan menggunakan media


video conference seperti Zoom Meetings
dan sejenisnya meningkatkan kemampuan
berkomunikasi mahasiswa

Anda mungkin juga menyukai