Anda di halaman 1dari 5

Gerard Marthin (1606827031)

Nomor Absen : 6
FA dan Mekanika Perpatahan
Tugas FA 1

1. Name three characteristics of “good” second phase particles


(Berikan 3 karakteristik dari partikel fasa kedua yang terkategorikan baik)

Gambar second phase particles pada metode precipitation strengthening


Jawab :
Secara definisi awal, Second phase particles adalah komponen utama dari metode
penguatan material melalui precipitation strengthening. Partikel fasa kedua ini akan
berperan dalam kisi material untuk menghambat pergerakan dari dislokasi. Penentuan
kelarutannya tergantung material yang dipilih serta dari diagram fasa jenis material yang
digunakan sebagai fasa kedua tersebut.
Dalam pertanyaan, definisi baik (good) mengarah pada dampak second phase particles
terhadap sifat mekanik dari material.
Terdapat 3 parameter dari second phase particles yang mengendalikan sifat mekanik dalam
mekanisme penguatan, yaitu :
❖ Ukuran (size)
❖ Bentuk (shape)
❖ Jumlah (amount)

Jadi, 3 parameter karakteristik second phase particles yang baik adalah :

▪ Ukuran kecil dan terdispersi merata secara halus (homogen) (fine


dispersed particles)
▪ Bentuk partikel bundar (spherical)
▪ Jumlah proporsional dalam volume yang dibutuhkan (berbeda-beda
dalam setiap komposisi)

Dalam kategori lain, secara material utuh (dikaitkan dengan matriks dan pengikat),
3 karakteristik second phase particles yang baik adalah :

• Bonding
Merupakan ikatan matriks dan partikel fasanya untuk proses transfer
tegangan. Apabila ikatannya kuat, saat diberikan beban, ikatan
tersebut akan mampu menahan beban yang diberikan
• Shape (Well-bonded)
Bentuk ini menyebabkan flow stressnya akan tetap lurus dan terkendali
saat diberikan tegangan

• Inclusion strength
Partikel inklusi yang baik memiliki ikatan kuat dengan matriks suatu
material. Apabila ikatannya lemah, maka inklusi akan terbagi menjadi
dua bagian dan menyebabkan final failure.
2. A fracture surface with river patterns in evidence shows what ?
( Permukaan patahan dengan bentuk river menunjukkan apa ?

Gambar bentuk river dalam patah getas untuk material mild steel pada temperatur
rendah akibat beban impak
Jawab :
Pola river adalah bentuk pola yang muncul saat patahan yang terjadi menunjukkan jenis
patah brittle (getas). Diawali dengan retak yang terjadi pada batas butir, dan ketika retak
mengalami propagasi pada bidang cleavage (pembelahan) yang mana tempat terjadinya
dislokasi, pola river terbentuk. Pola river menunjukkan arah propagasi dari pertumbuhan
retak yang diinisiasi dari batas butir akibat kondisi local stress state yang mana terdapat
gaya geser (shear) dan normal sekaligus.

3. Which family of metals can undergo cleavage fracture ?


(Kelompok logam mana yang dapat mengalami patahan jenis cleavage)
Jawab :

Gambar tampilan dalam level atomik untuk cleavage fracture


Cleavage fracture terjadi untuk kelompok logam-logam yang bersifat getas (tidak
mengalami deformasi plastis sebelum patah) yang terjadi akibat konsentrasi tegangan,
tensile stress dan temperatur yang rendah. Contoh materialnya adalah :
❖ Logam dengan bentuk atom BCC (Body Center Cubic) : Cr, Mo, V, W, β -Ti
❖ Logam dengan bentuk atom HCP (Hexagonal close packed) : Zn, Mg, Be, Sn, α-
Ti

Logam FCC yang cenderung ulet tidak mengalami patah jenis cleavage fracture.

4. If a drive shaft fails with a totally flat break perpendicular to the axis. Is it ductile or
brittle failure ?
(Jika sebuah komponen drive shaft patah rata secara total tegak lurus terhadap
sumbu utama, apakah itu termasuk jenis ulet atau getas?)

Gambar komponen shaft drive


Jawab :
Berdasarkan penjelasan soal tentang tampilan patahan, menujukkan patahan yang rata dan
tegak lurus terhadap sumbu. Kemungkinan patahan terjadi akibat gaya dari luar (external
force) secara tiba-tiba (impak), dan menujukkan patahan yang tidak mengalami deformasi
plastis. Jadi, lewat karakteristik yang ditampilkan, material shaft mengalami patah getas
atau brittle.
Bila dijelaskan lebih dalam, material untuk shaft biasanya tidak ulet sempurna ataupun
getas sempurna. Secara komposisi, biasanya material penyusun untuk shaft adalah low
carbon steel. Material shaft saat diberikan beban berlebih secara cepat dan tiba-tiba
(impact), walaupun secara material cenderung bersifat ulet, gaya eksternal menyebabkan
kecenderungan untuk berperilaku patah getas (brittle).
Jadi, kejadian di atas adalah jenis patahan brittle-impact.

Referensi :
1. http://www.me.tokushimau.ac.jp/zairyoukyoudo/M22/No1%20Fracture%20of%20materials
.pdf
2. http://www.materials.unsw.edu.au/tutorials/online-tutorials/1-brittle-fracture-surface
3. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5503369/

Anda mungkin juga menyukai