Anda di halaman 1dari 23

REKAYASA IDE

PENDIDIKAN POLITIK
“Sode (Sosialisasi dan Edukasi) Sebagai Gagasan Kreatif (Solusi Perbaikan) dalam
Implementasi Aspek-Aspek Pendidikan Politik Untuk Pemilih Cerdas dan Cermat
dalam Pemilu Bagi Pemilih Pemula di SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan”

Dosen pengampu : Drs. Halking, M.Si

Disusun oleh :
Kelompok 1 Kelas Reguler D 2019

Ketua Kelompok : Kevin Gilbert Sianturi (3193111004)

Anggota Kelompok : Yohana Priskila Pardosi (3193111025)

Maria Margaretha Manik (3192111001)

Palisa Aulia Dewanti (3192411006)

Indri Erfi Yanti (3192411024)

Deni Dahlia Sinaga (3192411022)

Andreas Matondang (3193311030)

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT. yang telah
memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga laporan rekaysa ide ini bisa terselesaikan
dengan baik, dengan judul “Sode (Sosialisasi dan Edukasi) Sebagai Gagasan Kreatif (Solusi
Perbaikan) dalam Implementasi Aspek-Aspek Pendidikan Politik Untuk Pemilih Cerdas dan
Cermat dalam Pemilu Bagi Pemilih Pemula di SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan”. Kami banyak
menemui kendala dalam menyelesaikannya, terutama dalam kekompakan dan kerjasama
antar tim dalam kelompok. Walaupun banyak menemui kendala itu dalam mengerjakan tugas
ini, berkat pertolongan dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikannya.

Dalam pembuatan laporan ini, kami “Kelompok 1 kelas Reguler D Jurusan


Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Stambuk 2019” Banyak mendapat bantuan
dalam penyelesaiannya. Untuk itu kami patut dan sewajarnya mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaiannya. Ucapan terima kasih
yang pertama kami ucapkan kepada orang tua kami yang telah memberikan dorongan baik
dorongan moril dan motivasi kepada kami, maupun dukungan materi kepada kepada kami
sehingga dapat menyelesaikan rekayasa ide ini. Berikutnya kami ucapkan terima kasih
kepada Bapak dosen kami Bapak Drs. Halking, M.Si dalam Mata Kuliah Pendidikan Politik
yang sudah banyak memberikan ilmunya dan memberikan arahan yang baik kepada
kelompok 1.

Harapan kami semoga laporan rekayasa ide ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
juga khususnya bagi Kelompok 1 kelas Reguler D Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan/ 2019 Fakultas Ilmu Sosial/ Universitas Negeri Medan. Dalam laporan ini
masih banyak kekurangan. Untuk itu kami mohon mohon maaf atas kekurangan-kekurangan
yang terdapat dalam laporan rekayasa ide ini. Masukan dan kritikan atas kekurangan laporan
ini sangat kami harapkan dari pembaca. Selain itu, supaya tim penulis dapat membuat laporan
rekayasa ide ini menjadi lebih baik dan menarik.

Medan, 23 November 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1

C. Tujuan Penulisan .................................................................................................... 1

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG ASPEK-ASPEK PENDIDIKAN POLITIK

A. Pengertian Pendidikan Politik ................................................................................ 2

B.Urgensi Pendidikan Politik Terhadap Pemilih Pemula ........................................... 3

C.Arah masa depan transformasi partisipasi pelajar sebagai pemilih pemula ............ 4

D. Rujukan dari Referensi Yang Digunakan .............................................................. 5

BAB III PEMBAHASAN TENTANG REALITAS IMPLEMENTASI ASPEK-ASPEK


PENDIDIKAN POLITIK

A. Implementasi Pendidikan Politik di Indonesia...................................................... 6

B. Implementasi Aspek-Aspek Pendidikan Politik.................................................... 7

C. Rujukan dari Referensi Yang Digunakan.............................................................. 8

BAB IV GAGASAN KREATIF (SOLUSI PERBAIKAN) DALAM IMPLEMENTASI


ASPEK-ASPEK PENDIDIKAN POLITIK UNTUK PEMILIH CERDAS DAN
CERMAT DALAM PEMILU BAGI PEMILIH PEMULA DI SMA NEGERI 2
PERCUT SEI TUAN

A. Sode (Sosialisasi Dan Edukasi) Sebagai Gagasan Kreatif (Solusi Perbaikan) Dalam
Implementasi Aspek-Aspek Pendidikan Politik Untuk Pemilih Cerdas Dan Cermat Dalam
Pemilu Bagi Pemilih Pemula Di Sma Negeri 2 Percut Sei Tuan ........................................ 9

ii
B. Rujukan Dari Referensi Yang Digunakan Sebagai Gagasan Kreatif (Solusi
Perbaikan) Dalam Implementasi Aspek-Aspek Pendidikan Politik Untuk Pemilih Cerdas Dan
Cermat Dalam Pemilu Bagi Pemilih Pemula Di SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan .............. 11

BAB V URAIAN GAMBAR/IMAGE, SKETSA DAN VIDEO PENDUKUNG


PEMBAHASAN

A. Uraian Gambar Yang Mendukung Pembahasan ................................................... 12

B. Uraian Sketsa Yang Mendukung Pembahasan...................................................... 14

C. Uraian Video Yang Mendukung Pembahasan ...................................................... 16

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 17

B. Saran ...................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk mewujudkan pesta demokrasi yang sesuai dengan harapan, sekolah mempunyai
peranan penting melalui pendidikan politik bagi siswa. Pendidikan politik di sekolah dapat
diberikan melalui pendidikan pemilih (voters education) bagi siswa sebagai pemilih pemula
yang memiliki jumlah sangat signifikan dalam kegiatan pemilihan. Pendidikan pemilih
politik memiliki peranan yang sangat penting dalam membangkitkan kesadaran dan daya
kritis siswa tentang hak pilihnya, sehingga siswa memiliki pemahaman akan pelaksanaan
pemilu/pilkada yang merupakan bagian dari proses demokrasi yang dilakukan dengan
sepenuh hati. Dengan begitu, siapa pun yang menduduki kursi kepemimpinan adalah mereka
yang benar-benar berkualitas, memiliki integritas tinggi, jujur, adil, amanah, dan terhindar
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Selain itu, pendidikan politik merupakan metode preventif yang cukup efektif untuk
mengeliminasi konflik massa dalam kegiatan politik. Kondisi masyarakat Indonesia yang
heterogen dan terkotak-kotak dalam beberapa kelompok menjadi pemicu munculnya konflik.
Oleh karena itu, masyarakat, dalam hal ini siswa, diharapkan memiliki kecerdasan politik.
sehingga mereka tidak lagi menjadi objek dalam pemilu, tetapi mereka dapat menjadi subjek
yang kritis dalam menentukan pilihan politiknya, sekaligus menjadi pendorong pendewasaan
partai politik untuk lebih memperjuangkan aspirasi rakyat, bukan kepentingan perorangan
atau kelompok.

B. Rumusan Masalah

 Apa gagasan kreatif (solusi perbaikan) dalam implementasi aspek-aspek pendidikan


politik untuk pemilih cerdas dan cermat dalam pemilu bagi pemilih pemula di SMA
Negeri 2 Percut Sei Tuan?

C. Tujuan Penulisan

A. Sebagai pemenuhan tugas rekayasa ide mata kuliah Pendidikan Politik.


B. Untuk mengetahui gagasan kreatif atau solusi perbaikan dalam implementasi aspek-
aspek pendidikan politik untuk pemilih cerdas dan cermat dalam pemilu bagi pemilih
pemula di SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan.

1
BAB II

LANDASAN TEORI TENTANG ASPEK-ASPEK PENDIDIKAN POLITIK

A. Pengertian pendidikan politik

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang paling penting untuk mewujudkan
kehidupan baik dimasyarakat, bangsa dan negara semakin menjadi lebih beradap. Pendidikan
hendaknya dijadikan dasar untuk membentuk manusia yang beradap. Sehingga pendidikan
akan menjadi sebagai pola yang harus di ikuti oleh semua komponen yang ada dalam sebuah
negara. Salah satu tujuan negara Indonesia adalah ingin mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tujuan Negara yang sangat mulia tersebut bisa dijadikan semangat untuk bisa bangkit
melihat pendidikan sebagai suatu proses kegiatan untuk menanamkan nilai-nilai luhur ke
dalam diri seseorang dan masyarakat. Pendidikan diharapkan tidak hanya transfer ilmu
pengetahuan saja, tetapi harus lebih dari itu yaitu pembiasaan dan pembentukan sikap dan
perilaku yang baik pada setiap insan. Tujuan kehidupan bernegara tersebut diatas akan bisa
lebih mudah untuk dilaksanakan apabila semua komponen yang ada bisa saling bekerjasama
untuk mewujudkan. Salah komunitas penting yang harus hadir dalam dinamika kehidupan
berbangsa dan bernegara adalah para generasi muda. Generasi muda diharapkan mampu ikut
serta dalam kehidupan Negara. Dalam hal ini adalah politik. Sehingga para generasi muda
khususnya para pemilih pemula diharapkan memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam
tentang pendidikan politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Istilah pendidikan politik dalam Bahasa Inggris sering disamakan dengan istilah
political sucialization. Istilah political sosialization jika diartikan secara harfiah ke dalam
bahasa Indonesia akan bermakna sosialisasi politik. Oleh karena itu, dengan menggunakan
istilah political sosialization banyak yang mensinonimkan istilah pendidikan politik dengan
istilah Sosialisasi Politik, karena keduanya memiliki makna yang hampir sama. Dengan kata
lain, sosialisasi politik adalah pendidikan politik dalam arti sempit.

Menurut Ramlan Surbakti, dalam memberikan pengertian tentang pendidikan politik


harus dijelaskan terlebih dahulu mengenai sosialisasi politik. Surbakti (1999: 117)
berpendapat bahwa: Sosialisasi politik dibagi dua yaitu pendidikan politik dan indoktrinasi
politik. Pendidikan politik merupakan suatu proses dialogik diantara pemberi dan penerima
pesan. Melalui proses ini para anggota masyarakat mengenal dan mempelajari nilai-nilai,
norma-norma, dan simbol simbol politik negaranya dari berbagai pihak dalam sistem politik
seperti sekolah, pemerintah, dan partai politik.

2
Berdasarkan pendapat Surbakti diatas bahwa pendidikan politik sebagai sarana
sosialisasi politik kepada warga negaranya. Pendidikan politik mengajarkan masyarakat pada
umumnya dan para pemilih pemula khususnya untuk lebih mengenal system politik yang ada
di Negara Indonesia. Sehingga diharapkan sosialisasi pendidikan politik sebagai sarana untuk
membentuk sikap dan orientasi politik para insan politik. Melalui proses sosialisasi politik
inilah para anggota masyarakat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik
yang berlangsung dalam masyarakat.

Pendidikan politik adalah suatu bentuk pendidikan yang dijalankan secara terencana
dan disengaja, baik dalam bentuk formal maupun informal yang mencoba untuk mengajarkan
kepada setiap individu agar sikap dan perbuatannya dapat sesuai dengan aturan-aturan yang
berlaku secara sosial. Dalam hal ini dapat terlihat bahwa pendidikan politik tidak hanya
mempelajari sikap dan tingkah laku individu. Namun pendidikan politik mencoba untuk
mengaitkan sikap dan tingkah laku individu tersebut dengan stabilitas dan eksistensi sistem
politik. Fungsi pendidikan politik sangat penting sebab pendidikan politik meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang kehidupan politik yang pada gilirannya
akan mendorong timbulnya kesadaran politik secara maksimal dalam suatu sistem politik.

Merujuk pada beberapa pengertian pendidikan politik yang telah disebutkan


sebelumnya, maka pendidikan politik adalah suatu upaya sadar yang dilakukan antara
pemerintah dan para angota masyarakat secara terencana, sistematis, dan dialogis dalam
rangka untuk mempelajari dan menurunkan berbagai konsep, simbol, hal-hal dan norma-
norma politik dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

B. Urgensi Pendidikan Politik Terhadap Pemilih Pemula

Para pemilih pemula pada dasarnya memiliki banyak kemudahan untuk ikut serta
dalam kegiatan politik. Hal ini karena negara indonesia menganut sistem demokrasi
Pancasila. Setiap warga negara diberikan hak yang sama untuk mengembangkan pemikiran
politiknya sesuai dengan Pancasila. Kebebasan yang berikan pada sistem demokrasi kita
sangat baik, dimana tidak terlalu mengekang kebebasan pada setiap individu maupun
kelompok untuk berpolitik.

Masih banyak pemilih yang belum memiliki pilihan maupun sikap politik, di satu sisi
merugikan tapi di satu sisi juga sangat menguntungkan. Dalam hal ini kelompok kepentingan
yang mampu melakukan pendidikan politik yang baik akan mampu membawa para pemilih
pemula untuk menjadi simpatik pada kelompok kepentingan tersebut. Tetapi yang tidak

3
melakukan pendidikan politik yang baik dengan sendirinya akan dijauhi para pemilih pemula
dan bahkan para pemilih pemula akan semakin apatis terhadap kegiatan politik.

Pendidikan politik sangat berperan penting untuk mewujudkan kehidupan yang


demokratis, Kehidupan yang demokratis tidak hanya memerlukan peraturan perundang-
undangan yang rigid, melainkan memerlukan sikap yang demokratis. Termasuk di dalam
adalah sikap untuk mengakui kekalahan, bersedia untuk bekerjasama dengan kelompok lain
untuk membentuk tatanan pemerintahan yang stabil demi kehidupan yang adil sejahtera dan
sentosa. Sehingga salah satu peran penting adanya pendidikan politik terhadap pemilih
pemula adalah untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang demokratis, yaitu sebagai
warga masyarakat yang berfikir secara kritis, dan bertindak demokratis melalui aktivitas
menanamkan kepada pemilih pemula pada tiga hal, di antaranya pertama, demokrasi adalah
bentuk kehidupan bermasyarakat yang paling menjamin hak-hak warga Negara masyarakat
itu sendiri. Kedua. demokrasi adalah suatu learning process yang tidak dapat begitu saja
meniru dari masyarakat lain. Ketiga, kelangsungan demokrasi tergantung pada keberhasilan
mentransformasikan nilai-nilai demokrasi: kebebasan, persamaan dan keadilan serta loyal
pada sisitem politik yang bersifat demokratis (Zamroni, 2001: 17).

C. Arah Masa Depan Transformasi Partisipasi Pelajar Sebagai Pemilih Pemula

Pendidikan politik adalah suatu upaya sadar yang dilakukan antara pemerintah dan
para angota masyarakat secara terencana, sistematis, dan dialogis dalam rangka untuk
mempelajari dan menurunkan berbagai konsep, simbol, hal-hal dan norma-norma politik dari
satu generasi ke generasi selanjutnya. Pendidikan politik mempunyai tujuan untuk mengubah
dan membentuk tata perilaku seseorang agar sesuai dengan tujuan politik yang dapat
menjadikan setiap individu sebagai partisipan politik yang bertanggung jawab. Pendidikan
politik dalam arti yang lebih luas untuk membentuk suatu tatanan masyarakat yang sesuai
dengan tuntutan politik yang ingin diterapkan.

Pendidikan politik berperan penting sebagai media penyampaian konsep politik yang
memiliki tujuan akhir untuk membuat pemilih pemula menjadi lebih melek politik. Pemilih
pemula yang melek politik adalah pemilih pemula yang sadar akan hak dan kewajiban
sehingga dapat ikut serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam setiap proses
pembangunan, Pendidikan politik diperlukan keberadaannya terutama untuk mendidik
generasi muda saat ini yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa. Pendidikan
politik sangat berperan penting untuk mewujudkan kehidupan yang demokratis.

4
D. Rujukan Dari Referensi yang Digunakan

Alex Victor Wanma. (2015). Pentingnya Pendidikan Politik Generasi Muda Terhadap
Pelaksanaan Partisipasi Politik Di Distrik Samofa Kabupaten Biak Numfor.

Nurdiansyah E. Implementasi Pendidikan Politik Bagi Warga Negara Dalam Rangka


Mewujudkan Demokratisasi Di Indonesia. :54-58.

Sanusi AR, Darmawan C. Implementasi Pendidikan Politik dalam Membentuk Karakter


Kepemimpinan Lintas Budaya pada Generasi Muda Demi Mewujudkan Budaya
Politik Pancasila. J Pendidik Ilmu Sos. 2016;25(1):24-40.
http://ejournal.upi.edu/index.php/jpis/article/view/3668/2620

5
BAB III

PEMBAHASAN TENTANG REALITAS IMPLEMENTASI ASPEK-ASPEK


PENDIDIKAN POLITIK

A. Imlementasi Pendidikan Politik di Indonesia

Generasi muda memiliki posisi dan peran yang sangat vital dalam kehidupan
kebangsaan Indonesia. Hal ini didasarkan pada peran pemuda seperti yang dimuat dalam UU
RI No. 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan yang berbunyi pemuda berperan aktif sebagai
kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan
nasional. Peran pemuda menjadi salah satu kunci terlahirnya negara Indonesia yang
menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan di atas kemajemukan bangsa Indonesia. Pendidikan
politik memiliki peran penting dalam menciptakan bangsa yang melek politik serta
membentuk karakter dan perilaku warga negara. Pendidikan politik berpotensi untuk
membentuk karakter, watak, dan tanggung jawab warga negara yang demokratis sehingga
dapat mencapai peradaban bangsa yang lebih maju. Peran pendidikan politik menjadi lebih
penting karena memiliki peran sebagai alat distribusi nilai kebangsaan bagi generasi muda
yang memiliki posisi sangat vital dalam kehidupan kebangsaan, pendidikan politik sangat
diperlukan untuk diselenggarakan.

Pendidikan politik memiliki peran penting dalam menciptakan bangsa yang melek
politik serta membentuk karakter dan perilaku warga negara. Pendidikan politik berpotensi
untuk membentuk karakter, watak, dan tanggung jawab warga negara yang demokratis
sehingga dapat mencapai peradaban bangsa yang lebih maju. Peran pendidikan politik
menjadi lebih penting karena memiliki peran sebagai alat distribusi nilai kebangsaan bagi
generasi muda yang memiliki posisi sangat vital dalam kehidupan kebangsaan, pendidikan
politik sangat diperlukan untuk diselenggarakan. Penyelenggaraan pendidikan politik dalam
organisasi kepemudaan merupakan salah satu cara yang harus dilakukan dalam dinamika
politik Indonesia terlebih ditujukan kepada para generasi muda demi menyongsong masa
depan politik Indonesia. Windari (2013, hlm. 10-11) berpendapat: Sikap kritis, idealis,
inovatif, solider, dan semangat juang tinggi merupakan potensi yang dimiliki pemuda.
Sehingga dengan adanya organisasi pemuda, sikap positif ini akan mendorong kegiatan
positif untuk nantinya akan mampu menciptakan generasi penerus bangsa yang memegang
jabatan tinggi menggantikan pemimpin lama ataupun seniornya.

6
Beberapa kendala yang dihadapi adalah sikap apatis dari masyarakat . Salah satu
kelemahan rganisasi adalah belum bisa bersatunya seluruh masyarakat sehingga sistem yang
dibangun belum kuat. Apatisme menjadi kendala mendasar yang terjadi pada masyarakat
sampai saat ini. Kendala selanjutnya terletak pada pendanaan organisasi terlebih terkait
orientasi personal yang pragmatis banyak kader yang justru mementingkan kepentingan
pribadinya menjadikan organisasi sebagai media untuk mencapai kekuasaan. Kemudian,
mengingat kader organisasi di setiap daerah terhitung relatif banyak, menuntut efektifias
pendistribusian kader yang dihadapkan pada kapasitas, potensi dan kompetensi kader yang
beraneka ragam sehingga memerlukan waktu untuk bisa mendistribusikan secara tepat.
Terakhir, kedala yang dihadapi adalah pemerintah yang dirasakan membebankan organisasi
dalam penyelenggaraan pendidikan politik dan pemecahan konflik-konflik yang terjadi pada
masyarakat.

Dalam realisasinya, penyelenggaraan pendidikan politik yang ditujukan untuk


membentuk kader yang memiliki karakter kepemimpinan dan mampu mandiri dalam segala
bidang akan ditemui beberapa kendala yang menjadi agenda untuk dipecahkan. Kendala
utama yang dihadapi GP Ansor terletak pada permasalahan klasik yaitu kesadaran
masyarakat terhadap pentingnya gerakan organisai sebagai bagian penting dalam upaya
menjaga keutuhan NKRI.1

Kemudian pendidikan politik juga dapat dikakukan melalui sosialisasi politik.


Kurangnya sosialisasi maupun pendidikan politik pada masyarakat mengakibatkan
masyarakat pemilih maupun masyarakat pendukung tidak dewasa dalam mengikuti dan
menyikapi proses demokrasi. Namun kenyataannya sekarang, warga negara Indonesia belum
mendapatkan pendidikan politik secara maksimal, pengetahuan politik mereka masih sangat
kurang sehingga hanya dijadikan komoditi politik oleh golongan tertentu. Hal ini
menunjukkan pemerintah dan partai politik yang bertanggung jawab dalam melaksanakan
pendidikan politik perannya masih kurang maksimal. Pendidikan politik yang tidak berjalan
dengan baik akan berdampak pada pelaksanaan demokrasi yang tidak efektif bahkan
berpotensi menimbulkan konflik sektoral.2

B. Implementasi Aspek-Aspek Pendidikan Politik

Permasalahan yang mendera generasi muda menjadi latar belakang diperlukannya pendidikan
politik bagi warga negara Indonesia. Pendidikan politik memiliki peran penting dalam
menciptakan bangsa yang melek politik serta membentuk karakter dan perilaku warga negara.

7
Pendidikan politik berpotensi untuk membentuk karakter, watak, dan tanggung jawab
warga negara yang demokratis sehingga dapat mencapai peradaban bangsa yang lebih maju.
Peran pendidikan politik menjadi lebih penting karena memiliki peran sebagai alat distribusi
nilai kebangsaan bagi generasi muda yang memiliki posisi sangat vital dalam kehidupan
kebangsaan, pendidikan politik sangat diperlukan untuk diselenggarakan. Pendidikan politik
dapat diperoleh melalui sekolah ataupun agen-agen sosialisasi politik. Pemahaman yang
diperoleh individu melalui pembelajaran politik akan lebih bermanfaat apabila dapat
diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Terlebih pemuda merupakan generasi
penerus bangsa yang memiliki kemampuan menciptakan pembaharuan terhadap demokrasi.
Selain itu, Sanusi dan Sofyan (2020) menyatakan bahwa pemuda merupakan
golongan pembaharu yang memiliki tempat penting dalam perjalanan kehidupan bangsa
Indonesia. Banyak ditemukan dalam catatan sejarah bangsa bahwa peran pemuda sangat
menentukan perjalanan bangsa Indonesia dari mulai masa penjajahan yang berpuncak pada
peristiwa sumpah pemuda sebagai titik tolak awal persatuan pemuda Indonesia. Berangkat
dari sejarah panjang pemuda tersebut sudah sepantasnya pemuda saat ini kembali
menunjukkan peran pentingnya dalam usaha memajukan bangsa Indonesia yang terus
mengalami permasalahan kebangsaan. Hal ini menjadi tugas bersama seluruh elemen
kebangsaan untuk menumbuhkan kembali kobar semangat kebangsaan bagi para pemuda.

C. Rujukan Dari Referensi yang Digunakan

Alex Victor Wanma. (2015). Pentingnya Pendidikan Politik Generasi Muda Terhadap
Pelaksanaan Partisipasi Politik Di Distrik Samofa Kabupaten Biak Numfor.

Nurdiansyah E. Implementasi Pendidikan Politik Bagi Warga Negara Dalam Rangka


Mewujudkan Demokratisasi Di Indonesia. :54-58.

Sanusi AR, Darmawan C. Implementasi Pendidikan Politik dalam Membentuk Karakter


Kepemimpinan Lintas Budaya pada Generasi Muda Demi Mewujudkan Budaya
Politik Pancasila. J Pendidik Ilmu Sos. 2016;25(1):24-40.
http://ejournal.upi.edu/index.php/jpis/article/view/3668/2620

8
BAB IV

GAGASAN KREATIF ( SOLUSI PERBAIKAN ) DALAM IMPLEMENTASI ASPEK-


ASPEK PENDIDIKAN POLITIK UNTUK PEMILIH CERDAS DAN CERMAT
DALAM PEMILU BAGI PEMILIH PEMULA DI SMA NEGERI 2 PERCUT SEI
TUAN

A. Sode (Sosialisasi Dan Edukasi) Sebagai Gagasan Kreatif (Solusi Perbaikan) Dalam
Implementasi Aspek-Aspek Pendidikan Politik Untuk Pemilih Cerdas Dan Cermat
Dalam Pemilu Bagi Pemilih Pemula Di Sma Negeri 2 Percut Sei Tuan

Perlu ditekankan untuk pemilih adalah dengan problem solving. memberikan solusi-
solusi nyata terhadap permasalahan di suatu daerah. Masyarakat akan melihat suatu gagasan,
track record yang dimiliki oleh calon. SODE (Sosialisasi Dan Edukasi) dalam pemiluh
bertujuan untuk bagaimana memperkenalkan kepada masyarakat bakal calon yang akan
menjadi pemimpin atau pemerintahnya kelak. Untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat
dalam pemilu adalah dengan memperkenalkan calon atau kandidat yang akan bertarung
dalam pemilihan. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat masyarakat, melakukan
pengenalan visi dan misi kepada masyarakat.

Dalam SODE (Sosialisasi Dan Edukasi)meningkatkan partisipasi pemilih pemula


melalui pendekatan strategi rasionalisasi, cara yang dilakukan adalah dengan cara melakukan
sosialisasi kepada para pemilih pemula. Yang mana pemilih pemula masih belum terlalu
mengerti akan dunia politik, dan pemilih pemula sebenarnya cukup besar jumlahnya.
Sehingga pun penyelenggara pemilihan umum lebih gesit lagi mensosialisasikan kepada
pemilih pemula. Agar pemilih pemula mau ikut berpartisipasi dalam pemilihan umum yang
diselenggarakan. Supaya pemilih pemula tidak melek politik dan menjadi golput. Selanjutnya
Agar pemilih pemula banyak yang berpartisipasi dalam pemilihan umum Dilakukan dengan
cara membuat suatu kegiatan yang melibatkan masyarakat agar masyarakat tertarik dengan
pemilihan umum dan mau berpartisipasi dalam pemilihan.

9
1. Komunikasi Sebagai Gagasan Kreatif ( Solusi Perbaikan ) Dalam Implementasi
Aspek-Aspek Pendidikan Politik Untuk Pemilih Cerdas Dan Cermat Dalam Pemilu
Bagi Pemilih Pemula Di SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan

Menanamkan keyakinan terhadap pemilih (kampanye). Kontestan politik perlu


melihat karakteristik pemilihnya, apa bila pemilih lebih melihat aspek rasional, proses
peyakinan dilakukan secara argumentatif dan dilandaskan pada penyediaan data dan
informasi yang dipercaya. Aspek herpikir logis yang bersifat problem-solving perlu
dikomunikasikan kepada pemilih. Kampanye politik adalah bentuk komunikari politik yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang atau organisasi politik dalam waktu tertentu
untuk memperoleh dukungan politik dari rakyat Partai politik berperan penting dalam
mendorong partisipasi politik. Selain itu, partai politik juga harus memberikan pemahaman
kepada pemilih tentang arti pentingnya partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum kepala
daerah untuk meningkatkan kompetensi masyarakat untuk ikut dalam kompetisi politik dan
meminimalisir kendala dalam pelaksanaan pendidikan politik yang berujung pada rendahnya
partisipasi politik pemilih pemula.

2. Penguatan Atau Komitmen Sebagai Gagasan Kreatif (Solusi Perbaikan) Dalam


Implementasi Aspek-Aspek Pendidikan Politik Untuk Pemilih Cerdas Dan Cermat
Dalam Pemilu Bagi Pemilih Pemula Di SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan

Penguatan atau komitmen dibutuhkan dalam hubungan antara pemilih pemula. Hal ini
perlu dilakukan agar ikatan baik diantara mereka yang bersifat rasional maupun emosional
tetap dijaga. Sangat diharapkan ikatan antara partai politik dengan konstituen menjadi
semakin tinggi. Strategi penguatan ini dilakukan agar ikatan diantara pendukung tidak lemah
dan untuk menghindari pengaruh asing yang bisa menarik perhatian mereka. Juga
menyiapkan perencaan yang matang sebagai konstentan. Mulai dari awal hingga akhir,
termasuk penyedian badan hukum untuk antisipasi kecurangan ataupun sengketa pemilihan.
Partai politik memiliki peran penting dalam hal ini, karena dalam menjalankan perannya
sebagai mediasi konflik ini, partai politik harus benar-benar mendengarkan masyarakat, peka
terhadap tuntutan hati nurani masyarakat dan peka terhadap tuntutan masyarakat. populasi.
membutuhkan. Dengan munculnya partai-partai baru, tentunya tuntutan yang terpancar dari
hati masyarakat belum terpenuhi dan bahkan bisa dikatakan jauh dari harapan. Sementara
partai politik lama belum tentu memiliki akar yang dalam di hati rakyat, anggapan bahwa
partisipasi politik rakyat sebagian besar masih salah. Artinya warga negara baru memiliki hak

10
yang nyata untuk berpartisipasi pada saat pemilihan umum, sedangkan proses pengambilan
keputusan politik dan kontrol terhadap pelaksanaan kebijakan politik masih berada pada level
yang relatif rendah. Meskipun ada banyak protes baru-baru ini dan kebebasan media tersebar
luas, akses terbatas.

B. Rujukan Dari Referensi Yang Digunakan Sebagai Gagasan Kreatif (Solusi


Perbaikan) Dalam Implementasi Aspek-Aspek Pendidikan Politik Untuk Pemilih
Cerdas Dan Cermat Dalam Pemilu Bagi Pemilih Pemula Di SMA Negeri 2 Percut Sei
Tuan

Debora Sanur Lindawati, 2013. Strategi Politik dalam Menghadapi Pemilu 2014. Politica,
4(2), 289.

Djormansyah Djohan, M. S. 2005. Pilkada Langsung Dan Peraturan. Jakarta: IIP Press.

Susanto, E. H. (2013). Dinamika komunikasi politik dalam pemilihan umum. Jurnal Kajian
Komunikasi, 1(2), 163-172.

Pahlevi, M. E. T., & Amrurobbi, A. A. (2020). Pendidikan Politik dalam Pencegahan Politik
Uang Melalui Gerakan Masyarakat Desa. Integritas: Jurnal Antikorupsi, 6(1), 141-
152.

Putra, G. R. (2016). Pendidikan Politik. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Wardhani, P. S. N. (2018). Partisipasi Politik Pemilih Pemula dalam Pemilihan Umum.


Jupiis: Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 10(1), 57-62.

11
BAB V
URAIAN GAMBAR/IMAGE, SKETSA DAN VIDEO YANG MENDUKUNG
PEMBAHASAN

A. Uraian Gambar Yang Mendukung Pembahasan

Gambar 1 : Melaksanakan Sosialisasi Pemilu untuk menjadi Pemilih cerdas

https://www.google.com/search?q=gambar+pemilihan+cerdas+pemilu&client=firefox-b-
d&sxsrf=AOaemvL2X2SD2ybs7KYFuxGwLbvB4O_xXg:1637408072180&source=lnms&tbm=isch&sa=
X&ved=2ahUKEwjW7Pmz7Kb0AhUsyzgGHYZNBX0Q_AUoAXoECAEQAw&biw=1366&bih=643&dp
r=1#imgrc=-0rSgLENAqmbbM

Pada gambar diatas menjelaskan mengenai kaum mahasiswa dituntut sebagai kaum
intelektual diharapkan bisa menjadi pemilih cerdas. Salah satunya dengan tidak menyebar
hoaks serta fitnah menjelang pemilu 2019. Hal tersebut mengemukan dalam Sosialisasi
Pemilu 2019 "Suara Kita Menentukan Masa Depan Bangsa" di Grha Sabha Pramana UGM,
Jumat (1/3). Acara yang diikuti ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di DIY ini
menghadirkan tiga narasumber, yaitu Kasubdit Informasi Politik dan Pemerintahan
Kementrian Kominfo, Hipolitus Layanan, Ketua KPU DIY, Hamdan Kurniawan, serta Dosen
Sosiologi Fisipol UGM, Arie Sujito. Hipolitus Layanan mengatakan mahasiswa harus
selektif dalam melihat informasi yang menyebar di dunia maya termasuk di media sosial.
Sebagai kelompok intelektual, mahasiswa diminta untuk tidak ikut mudah terprovokasi isu
kampanye yang kontraproduktif dan menelaah lebih dalam informasi yang
diterima.“Informasi yang diterima sebelum disharing harus disaring terlebih dahulu,”
tuturnya. Dia berharap mahasiswa tidak ikut menyebar isu hoaks. Namun, dapat menjadi
agen yang mampu memberikan informasi yang bermanfaat bagi kepentingan serta
kemaslahatan bangsa. “Sukseskan pemilu dengan menggunakan hak pilih dengan baik dan
benar karena suara Anda menentukan masa depan bangsa, jangan terprovokasi isu hoaks.

12
Gambar 2 KPU Goes To Campus (https://banjarkota.go.id/berita-banjar/pelajar-diajak-jadi- pemilih-cerdas/)

Pada gambar diatas menjelaskan bahwa Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Banjar
menyosialisasikan Pemilihan Umum Tahun 2019 kepada para pemilih pemula. KPU
mengajak mereka menjadi pemilih cerdas dan berparsitipasi dalam hajat demokrasi tersebut.
“Peran Aktif Mahasiswa Langkah Nyata Sukseskan Pemilu 2019 Bersama STIKes BP Banjar
merupakan tema yang kita angkat dalam sosialisasi ini. Kita melaksanakan sosialisasi di dua
kampus yang berbeda,” ujar Ketua KPU Kota Banjar Dani Danial Mukhlis di kampus STIKes
BP Banjar Jumat, 01 Maret 2019. Kegiatan tersebut diiukuti seluruh jurusan di STIKes BP
Banjar. Kegiatan ini sudah didesain oleh KPU RI. “KPU goes to kampus untuk menyambangi
kampus-kampus dan sekolah di Kota Banjar. Melakukan transformasi informasi dikalangan
pemilih pemula tentang Pemilu Serentak .

Gambar 3 Cara cerdas mengaet Pemilih muda (https://infopublik.id/kategori/sorot-politik-hukum/494914/cara-


cerdas-menggaet-pemilih-muda)

13
Pada gambar menjelaskan bahwa berdasarkan jajak pendapat yang bekerja sama
dengan Perludem, Golongan Hutan, Campaign, dan Change.org tersebut, sebanyak 27 persen
orang menyatakan antusias dengan pilkada serentak 2020, sementara 52 persen biasa saja dan
14 persen sisanya tidak antusias. Sebagai informasi, jajak pendapat ini dilaksanakan pada 12
Oktober hingga 10 November 2020 dengan jumlah responden sebanyak 9.087 orang melalui
sarana media sosial. Mayoritas respondennya, yakni sebesar 82 persen, adalah anak muda
usia 17-30 tahun pengguna media sosial aktif yang tersebar di 34 provinsi. Profesinya pun
beragam, antara lain mahasiswa atau pelajar (48 persen), karyawan (27 persen), dan sisanya
mulai dari akademisi hingga yang tidak bekerja (11 persen). Adapun alasan mereka yang
menyatakan antusias, di antaranya adalah ingin daerahnya lebih maju (55 persen), ingin
punya pemimpin yang lebih baik (26 persen), terpenuhi hak konstitusional (13 persen),
mempertahankan pemimpin yang ada (2 persen), dan lainnya (1 persen).

B. Uraian Sketsa Dalam Mendukung Pembahasan

Gambar 4: Siap Menjadi Pemilih Cerdas https://www.itb.ac.id/berita/detail/4252/mahasiswa-itb-siap-


menjadi-pemilih-cerdas-pada-pemilu-2014

Gambar diatas menjelaskan bahwa pemuda Indonesia harus tetap menjaga sikap
netralnya, tapi bukan berarti menjadi warga negara yang apatis dan tidak peduli terhadap
nasib negaranya sendiri. Melalui gerakan 'Yuk Milih' inilah, Keluarga Mahasiswa ITB (KM
ITB) sedang berusaha untuk ikut serta dalam pencerdasan kaum muda Indonesia, khususnya
mahasiswa ITB itu sendiri. Gerakan yang fokus terhadap penyampaian berbagai informasi
mengenai Pemilu 2014 ini disampaikan dengan cara yang santai,menarikdanedukatif.
Gerakan Yuk Milih sendiri akan terus dijalankan sampai digelarnya Pemilu 2014
nanti, tentunya dengan berbagai modifikasi dan penyempurnaan. "Politik itu adalah seni, saat
ini pemuda Indonesia harus ikut memilih siapa para pelukis yang mencoba melukiskan
negara Indonesia ini 5 tahun ke depan. Saya mengajak seluruh pemuda Indonesia yang
memiliki hak pilih, untuk ikut memilih pada Pemilu 2014 nanti, demi Indonesia yang lebih
baik.

14
Gambar 5 menjadi pemilih cerdas

(https://www.google.com/search?q=peilih+cerdas+&tbm=isch&ved=2ahUKEwiy5qLc9Kb0AhW2gGMGHacQ
AhEQ2cCegQIABAA&oq=peilih+cerdas+&gs_lcp=CgNpbWcQAzoHCCMQ7wMQJzoKCCMQ7wMQ6gIQJ
zoECAAQQzoFCAAQgAQ6CAgAEIAEELEDOggIABCxAxCDAToLCAAQgAQQsQMQgwE6CggAELEDE
IMBEEM6BwgAELEDEEM6BAgAEBM6BAgAEB46BggAEAoQGFDlBlj2MGDINWgBcAB4BIAB5wKIAb
8qkgEIMi4yNS4zLjKYAQCgAQGqAQtnd3Mtd2l6LWltZ7ABCMABAQ&sclient=img&ei=AOaYYbLmDLa
BjuMPp6GIiAE&bih=643&biw=1366&client=firefox-b-d#imgrc=y_dmgfEX7o6z7M)

Pada gambar diatas menjelaskan bahwa kita kaum muda diajak untuk menjadi pemilih
cerdas. Dan tidak menjadi pemuda yang tidak mau tau dalam masalah pemilihan umum.
Melainkan mampu menjadi pemuda yang memilih cerdas atau disebut dengan pemilih
cerdas.

15
C. Uraian Video Yang Mendukung Pembahasan

Video KPU Sosialisasikan Tahapan Pemilu Kepada Pelajar


Https://Youtu.Be/_8rrfppmp2q

Pada video menjelaskan mengenai KPU bekasi melakukan sosialisasi kepada pemilih
pemula mayoritas pelajar tingkat SMA. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran
dalam mengikuti proses pemilu secara demokratis. Dalam sosialisasi tersebut dipaparkan
beragam tahapan pemilu didepan 80 orang siswatingkat SMA. Dijelaskan mengenai daftar
pemilih tetap dan daftar pemilih sementara. Diharapkan dengan adanya sosialisi ini pemilih
pemula boleh memberikan suaranya.

16
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Dari penelitian yang dilakukan kami “Kelompok 1 kelas Reguler D Jurusan


Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Stambuk 2019” dengan Strategi Dalam
Meningkatkan Partisipasi Pemilih pemula. Pentingnya peran pemilih pemula karena
sebanyak 20% dari seluruh pemilih adalah pemilih pemula, dengan demikian jumlah pemilih
pemula sangat banyak, sehingga hak warga negara dalam menggunakan hak pilihnya jangan
sampai sia-sia. akibat kesalahan yang tidak diharapkan, misalnya tidak memiliki hak pilih,
tidak dapat menggunakan hak pilihnya karena tidak terdaftar atau masih banyak kesalahan
dalam menggunakan hak pilihnya, dsb. Dimana menjadi kesimpulan Dalam meningkatkan
partisipasi pemilih pemula, dengan menggunakan indikator.

1. SODE ( Sosialisasi Dan Edukasi )

Perlu ditekankan untuk pemilih adalah dengan problem solving. memberikan solusi-
solusi nyata terhadap permasalahan di suatu daerah. Masyarakat akan melihat suatu gagasan,
track record yang dimiliki oleh calon. SODE ( Sosialisasi Dan Edukasi ) dalam pemiluh
bertujuan untuk bagaimana memperkenalkan kepada pemilih pemula bakal calon yang akan
menjadi pemimpin atau pemerintahnya kelak. Untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat
dalam pemilu adalah dengan memperkenalkan calon atau kandidat yang akan bertarung
dalam pemilihan. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat masyarakat, melakukan
pengenalan visi dan misi kepada masyarakat.

2. Komunikasi

Yaitu dengan melakukan Kampanye politik adalah bentuk komunikasi politik yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang atau organisasi politik dalam waktu tertentu
untuk memperoleh dukungan politik dari rakyat

17
3. Penguatan Atau Komitmen

Penguatan atau komitmen dibutuhkan dalam hubungan antara pendukung kontestan.


Hal ini perlu dilakukan agar ikatan baik diantara mereka yang bersifat rasional maupun
emosional tetap dijaga.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, maka berikut dikemukakan saran atau


masukan. Terlepas begitu banyaknya program yang dibuat yang terpenting saat ini untuk
diketahui bahwa program-program ini telah memiliki tujuan pendidikan politik yang jelas.
Setidaknya ada beberapa hal yang mesti menjadi out put dari programprogram tersebut untuk
diperhatikan, pertama mampu menumbuhkan kesadaran berpolitik sejak dini. Kedua, mampu
menjadi aktor politik dalam lingkup peran dan status yang disandang. Ketiga, memahami hak
dan kewajiban politik sebagai warga negara secara baik. Keempat, secara bijak mampu
menentukan sikap dan aktivitas politiknya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Alex Victor Wanma. (2015). Pentingnya Pendidikan Politik Generasi Muda Terhadap
Pelaksanaan Partisipasi Politik Di Distrik Samofa Kabupaten Biak Numfor.

Debora Sanur Lindawati, 2013. Strategi Politik dalam Menghadapi Pemilu 2014. Politica,
4(2), 289.

Djormansyah Djohan, M. S. 2005. Pilkada Langsung Dan Peraturan. Jakarta: IIP Press.

Nurdiansyah E. Implementasi Pendidikan Politik Bagi Warga Negara Dalam Rangka


Mewujudkan Demokratisasi Di Indonesia. :54-58.

Sanusi AR, Darmawan C. Implementasi Pendidikan Politik dalam Membentuk Karakter


Kepemimpinan Lintas Budaya pada Generasi Muda Demi Mewujudkan Budaya
Politik Pancasila. J Pendidik Ilmu Sos. 2016;25(1):24-40.
http://ejournal.upi.edu/index.php/jpis/article/view/3668/2620

Susanto, E. H. (2013). Dinamika komunikasi politik dalam pemilihan umum. Jurnal Kajian
Komunikasi, 1(2), 163-172.

Pahlevi, M. E. T., & Amrurobbi, A. A. (2020). Pendidikan Politik dalam Pencegahan Politik
Uang Melalui Gerakan Masyarakat Desa. Integritas: Jurnal Antikorupsi, 6(1), 141-
152.

Putra, G. R. (2016). Pendidikan Politik. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Wardhani, P. S. N. (2018). Partisipasi Politik Pemilih Pemula dalam Pemilihan Umum.


Jupiis: Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 10(1), 57-62.

Yusriati, Y., & Amrizal, D. (2020). Efektivitas Model Pendidikan Politik Dalam Pelaksanaan
Sosialisasi Pemilu di Kabupaten Deli Serdang. Warta Dharmawangsa, 14(3), 500-
507.

19

Anda mungkin juga menyukai