Anda di halaman 1dari 5

P-ISSN 0216-8138 | E-ISSN 2580-0183

MKG Vol. 22, No.1, Juni 2020 (14 - 18)


© 2021 FHIS UNDIKSHA dan IGI
DOI: http://dx.doi.org/10.23887/mkg.v22i1.22488

Persepsi Wisatawan Terhadap Wisata Pedestrian


Sudirman Sebagai Tujuan Wisata Malam Kota
Palembang
Muhammad Subakti, Yasir Arafat, Budi Utomo
Masuk: 12 12 2019 / Diterima: 30 12 2020 / Dipublikasi: 30 06 2021
© 2021 Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial UNDIKSHA dan IGI

Abstract Sudirman Pedestrian is used as a night tour that can attract the public's attention for
night trips in the city of Palembang. The purpose of this study was to explore people's
perceptions of Sudirman Pedestrian Tourism. The research method used is a qualitative
descriptive approach. The data source of this research is ten tourists in Sudirman Pedestrian
Tour Palembang City by snowball sampling. Data analysis techniques in this study used data
reduction, data presentation, and concluding. The results showed that the perception of tourists
about Sudirman pedestrian tourism was in a suitable category. Tourists feel safe and
comfortable when on the Sudirman Pedestrian Tour, even at night. This is due to the beautiful
panorama and exciting and unique attraction performances for visitors. Based on these findings,
Sudirman Pedestrian Tourism can be developed as the leading destination for night tours in
Palembang City by increasing utility and increasing space for tourist attractions from the local
community.

Key words: Tourist Perceptions; Night tour; Sudirman Pedestrian Tour

Abstrak Pedestrian Sudirman dijadikan sebagai wisata malam yang mampu menarik perhatian
masyarakat untuk berwisata malam di Kota Palembang. Tujuan penelitian ini untuk
mengeksplorasi persepsi masyarakat terhadap Wisata Pedestrian Sudirman. Metode penelitian
yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah
wisatawan yang ada di Wisata Pedestrian Sudirman Kota Palembang yang berjumlah 10 orang
secara snowball sampling. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa persepsi
wisatawan mengenai wisata pedestrian sudirman dalam kategori baik. Wisatawan merasa
aman dan nyaman ketika berada di Wisata Pedestrian Sudirman meskipun di malam hari. Hal
ini disebabkan panorama yang indah serta pertunjukan atraksi yang menarik dan unik bagi para
pengunjung. Berdasarkan temuan tersebut, Wisata Pedestrian Sudirman dapat dikembangkan
sebagai tujuan utama wisata malam di Kota Palembang dengan meningkatkan utilitas dan
menambah ruang untuk atraksi wisata dari masyarakat lokal.

Kata kunci: Persepsi Wisatawan; Wisata Malam; Wisata Pedestrian Sudirman

1. Pendahuluan Palembang. Di kawasasan ini dikiri


Kawasan sudirman merupakan kanan jalan dibangun pedestrian.
salah satu pusat pertumbuhan di Kota Fungsi utama jalur pedestrian adalah
Palembang sebagai jantung pusat Kota sebagai jalur pejalan kaki yang nyaman
Muhammad Subakti, Yasir Arafat, Budi Utomo
dan aman (Mauliani, 2010; Muslihun,
Universitas PGRI Palembang, Indonesia 2013; Oswan & Sigit, 2013). Namun
subaktibakti4@gmail.com
Persepsi Wisatawan Terhadap Wisata Pedestrian Sudirman Sebagai Tujuan Wisata Malam Kota
Palembang/Muhammad Subakti, Yasir Arafat, Budi Utomo

keberadaan pedestrian sudirman ketika sampel sumber data dilakukan secara


malam hari dijadikan wisata malam. purposive dan snowball. Analisis data
Pemanfaatan wisata pedestrian bersifat induktif, dan hasil penelitian
sudirman atas dasar potensi yang kualitatif lebih menekankan makna dari
dimiliki untuk dikembangkan menjadi pada generalisasi
destinasi baru (Ditarani & Wibisono, Data dan sumber data melalui
2020). Pengembangan menjadi wisata wawancara atau pengamatan
pedestrian dengan melakukan merupakan hasil gabungan dari
pelebaran pedestrian, penambahan kegiatan melihat, mendengar, dan
fasilitas kursi, pot taman, lampu taman, bertanya. Data primer adalah data yang
tempat sampah, area parkir dan diperoleh pengukuran langsung di
penyelenggaraan acara pada akhir lapangan. Sumber data primer yang
pekan sebagai daya tarik wisata. digunakan dalam penelitian ini meliputi:
Sebagai tempat wisata menarik (1) informasi dari masyarakat atau
wisatawan berkunjung baik dari dalam wisatawan yang berkunjung di Wisata
maupun luar Kota Palembang. Pedestrian Sudirman, (2) informasi dari
Pedestrian sudirman semakin Pengelola dari Wisata Pedestrian
berkembang dengan berbagai kegiatan Sudirman dan (3) informasi dari PKL di
aktivitas ekonomi (Pedagang Kaki Lima sekitaran Jalan Pedestrian Sudirman/
(PKL)), dan sosial (Pratitis, 2015). Data sekunder dalam penelitian ini
Banyaknya aktivitas pada jalur adalah hasil yang diperoleh bukan
pedestrian menyebabkan konflik secara langsung dari sumbernya.
pemanfaatan ruang (Pradipto, Kharis, Penelitian ini sumber data sekunder
Wicaksono, & Indriastuti, 2014; yang dipakai adalah tertulis seperti
Setyowati, 2011). sumber buku, dan dokumen-dokumen
Sebagai tujuan wisata pedestrian dari pihak yang terkait dengan Wisata
seharusnya tidak mengurangi fungsi Pedestrian Sudirman.
utamanya sebagai tempat pejalan kaki Teknik pengumpulan data
yang nyaman dan aman, juga harus merupakan langkah yang paling utama
memperhatikan kenyamanan dalam peneitian karena tujuan utama
wisatawan. Penelitian ini bertujuan dari penelitian adalah mendapatkan
ingin persepsi wisatawan keberadaan data, tanpa mengetahui teknik
Wisata Pedestrain Sudirman. pengumpulan data, maka peneliti tidak
akan mendapatkan data yang
2. Metode memenuhi standar data yang
Metode penelitian kualitatif ditetapkan pengambilan data ini di
adalah metode penelitian yang ambil menjadi tiga sebagai berikut.
berlandaskan pada filsafat Pertama, dokumentasi. Sejumlah besar
postpositivisme, digunakan untuk fakta dan data tersimpan dalam bahan
meneliti pada kondisi obyek yang yang berbentuk dokumentasi. Sebagian
alamiah, sebagai lawannya adalah besar data yang tersedia adalah
eksperimen (Sugiyono, 2015). Dimana berbentuk surat-surat, catatan harian,
peneliti adalah sebagai instrumen laporan, dan lain sebagainya. Kedua,
pengambilan kunci, pengambilan observasi. Observasi sebagai teknik

15 | Media Komunikasi Geografi, Vol. 22, No. 1, Juni 2021: 14-18


Persepsi Wisatawan Terhadap Wisata Pedestrian Sudirman Sebagai Tujuan Wisata Malam Kota
Palembang/Muhammad Subakti, Yasir Arafat, Budi Utomo

pengumpulan data dengan cara yang ada Provinsi Sumatera Selatan.


mengamati secara langsung Kegiatan ini akan menarik bagi
dilapangan. Ketiga, wawancara. Teknik wisatawan asing untuk datang dan
pengumpulan data dengan wawancara memperkenalkan budaya-budaya yang
adalah mewancarai secara langsung ada.
kepada responden baik pengunjung, Hasil penelitian ini diperoleh dari
PKL, maupun petugas pengelola masyarakat sebagai sempel penelitian
Wisata Pedestrian Sudirman. dengan berjumlah 10 orang dan cara
pengumpulan data penelitian ini melalui
3. Hasil dan Pembahasan wewancara dan dokumentasi guna
Wisata pedestrian sudirman mengetahui persepsi masyarakat
adalah obyek wisata baru mengenai wisata pedestrian sudirman
dikembangkan di Kota Palembang, dengan menggunakan 7 sapta pesona
sama seperti Yogyakarta memupnyai yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah,
malioboro, kalau di Kota Palembang ramah, kenangan.
ada pedestrian sudirman. Inilah Berdasarkan observasi
destinasi baru yang lagi ramai-ramai penelitian bahwa keamanan adalah
dikunjunmgi wisatawan selain untuk keadaan bebas dari bahaya. Istilah ini
menghidupkan malam di sepanjang bisa digunakan dengan hubungan
jalan protokol. Destinasi ini ditunjukan kepada kenyamanan bagi setiap orang
dulunya untuk seagames pada tahun dengan hubungan kejahatan serta
2018 dulu tetapi sekarang wisata ini segala bentuk kecelakaan infrastruktur
masih di lanjutkan karena respon dan lain-lain. Keterangan dari hasil
masyarkat cukuplah baik wisata malam penelitian yang ada di wisata
di Kota Palembang tampaknya pedestrian sudirman tersebut
menawarkan segudang pemandangan menyatakan bahwa sebagian besar
bagi pengunjung yang ingin berlibur responden menyatakan aman bila
atau sekedar menikmati kuliner dengan berada di wisata pedestrian sudirman.
melihat atraksi dari budaya lokal. Hal ini sama dengan penelitian (Khalik,
Sebagai kota tertua yang kaya akan 2014) dalam penelitiannya menyatakan
budaya. Kota Palembang menawarkan bahwa faktor yang mempengaruhi
destinasi wisata baru pengunjungpun keamanan dan kenyamanan di suatu
dapat mnghabiskan malam bersama wisata yaitu faktor lingkungan, faktor
keluarga, teman dekat ataupun tamu ekonomi, dan faktor akses jalan
untuk berkumpul di sepanjang jalan pariwisata apabila tempat wisata sudah
protokol pedestrian sudirman dan juga memiliki ke tiga faktor tersebut otomatis
banyak wisatawan lokal maupun wisatawan akan merasa aman dan
wisatawan luar berkunjung disana. nyaman bila berada di wisata tersebut.
Pedestrian Sudirman sebagai Tertib adalah keadaan yang
tempat wisata menjadi ajang bagi sesuai dengan aturan sehingga
masyarakat pelaku seni untuk berjalan tidak berantakan dan teratur
menunjukan kesenian lokal sesai (Waluyo, 2013). Ketertiban yang ada di
dengan kearifal lokal masing-masing wisata pedestrian sudirman bisa
yang ada di seluruh kabupaten kota dibilang cukup tertib bagi beberapa

16 | Media Komunikasi Geografi, Vol. 22, No. 1, Juni 2021: 14-18


Persepsi Wisatawan Terhadap Wisata Pedestrian Sudirman Sebagai Tujuan Wisata Malam Kota
Palembang/Muhammad Subakti, Yasir Arafat, Budi Utomo

responden mengatakan bahwa penelitian ini persepsi masyarakat


wisatawan yang datang di Wisata menurut responden dikatogorikan
Pedestrian Sudirman terjaga dan cukuplah sejuk saat brada di sekitaran
kondusif tidak ada hal-hal yang jalan pedestrian sudirman saat malam
merugikan bagi setiap pengunjung hari. (Savitri & Sulistyowati, 2018)
yang ada di sana sehingga Menyatakan bahwa dalam hal
memberikan kenyaman begi mereka kesejukan disuatu wisata agar
ketika berkunjung. wisatawan tetap nyaman seharusnya
Kebersihan sendiri bisa tempat wisata itu selalu tampak bersih
memberikan kenyamanan bagi setiap dan indah seperti kerapian, tempat
oranng, layanan destinasi yang sampah memadai, kesejukan, dan
mencerminkan keadaan bersih, sehat keindahan.
hingga memberi rasa nyaman bagi Keindahan yang ada di jalur
kunjungan wisatawan, berpikiran positif pedestrian tersebut cukuplah menarik
pangkal hidup bersih, tidak asal buang bagi beberapa responden dengan
sampah/limbah, menjaga kebersihan melihat atraksi yang ada disana dengan
Obyek Wisata, kebersihan yang ada di paronama yang cocok untuk berjalan
pedestrian sudirman bisa dikatakan kaki di malam hari. Namun ada juga
cukuplah bersih bagi bebrapa beberapa wisatawan yang mengatakan
responden yang mengatakan petugas bosan dengan hal tersebut saran saya
kebersihan selalu membersihkan bagi sang peneliti seharusnya ateraksi
tempat wisata serta selalu tersedianya yang ada disana haruslah ditambah lagi
kotak sampah yang banyak di wisata supaya wisatawan melihat hal baru
pedestrian sudirman. (Buana & disana dan tidak mudah merasa bosan.
Sunarta, 2015) wisata yang bersih dan
bebas dari sampah tentu akan 4. Penutup
membersihkan kesan yang nyaman Persepsi wisatawan mengenai
dan baik bagi wisatawan yang wisata pedestrian sudirman, dapat
berkunjungke wisata pedestrian disimpulkan bahwa persepsi wisatawan
tersebut. Selain itu juga akan mengenai wisata pedestrian sudirman
memberikan dampak yang posotif juga cukuplah baik bagi beberapa
bagi kesehatan wisatawan dan sektor responden yang ada namun ada juga
yang berperan di pariwsata pedestrian sedikit dari responden mengatakan
sudirman sehingga apabila bersih tidak begitu nyaman bila berada di
wisatawan akan sejuk melihatnya. wisata pedestrian sudirman dikarnakan
Kesejukan sendiri adalah masih kurang rapi dan bersih sehingga
sebuah destinasi wisata yang sejuk dan maka dari itu beberapa wisatawan
teduh akan memberikan perasaan kurang begitu nyaman bila berada di
nyaman dan betah bagi kunjungan wisata tersebut. Perlu dukungan
wisatawan, seperti melihat pepohonan pemerintah dalam pengembangan
menanam pohon atau penghijauan Wisata Pedestrian Sudirman, terutama
memelihara penghijauan di tempat dari sisi ketertiban dan keamanan para
tinggal terutama pada jalur wisata, dari pedestrian. Sehingga keamanan dan
hal tersebut sehubungan dengan kenyamanan wisatawan tetap terjaga.

17 | Media Komunikasi Geografi, Vol. 22, No. 1, Juni 2021: 14-18


Persepsi Wisatawan Terhadap Wisata Pedestrian Sudirman Sebagai Tujuan Wisata Malam Kota
Palembang/Muhammad Subakti, Yasir Arafat, Budi Utomo

Daftar Pustaka Pradipto, R., Kharis, Z., Wicaksono, Y.


Buana, D. W. W., & Sunarta, I. N. I., & Indriastuti, A. K. (2014).
(2015). Peranan sektor informal Evaluasi Kinerja Ruang Pejalan
dalam menjaga kebersihan Kaki Di Jalan Malioboro
lingkungan di daya tarik wisata Yogyakarta. Jurnal Karya Teknik
pantai sanur. Jurnal Destinasi Sipil, 3(3), 564–572.
Pariwisata, 3(1), 35–44. Pratitis, A. (2015). Kajian
Ditarani, F., & Wibisono, B. H. (2020). Perkembangan Aktivitas Sosial
Dampak Peningkatan Kualitas dan Rekreasi di Jalur Pedestrian
Fisik Terhadap Perekembangan (Studi Kasus : Jalur Pedestrian
Aktivitas Sosial-Ekonomi. Jalan Pahlawan). Jurnal
Geodika1, 4(1), 55–64. Pembangunan Wilayah Dan Kota,
https://doi.org/10.29408/geodika.v 11(2), 129–141.
4i1.1981 https://doi.org/10.14710/pwk.v11i2.
Khalik, W. (2014). Kajian kenyamanan 10843
dan keamanan wisatawan di Savitri, S. N., & Sulistyowati. (2018).
kawasan pariwisata kuta lombok. Upaya Pemerintah Dalam
Jurnal Master Pariwisata, 1(1), 1– Menjalankan Sapta Pesona
13. Pariwisata Di Kabupaten Magetan.
https://doi.org/10.24843/JUMPA.2 Journal of Politic and Government
014.v01.i01.p02 Studies, 8(1), 1–13.
Mauliani, L. (2010). Fungsi dan peran Setyowati, M. D. (2011). Pemanfaatan
jalur pedestrian bagi pejalan kaki. Pedestrian Ways di Koridor
Architectural Journal of NALARs, Komersial di Koridor Jalan
9(2), 165–176. Pemuda Kota Magelang. Jurnal
https://doi.org/10.24853/nalars.9.2. RUAS, 15(1), 13–22.
%25p https://doi.org/10.21776/ub.ruas.20
Muslihun, M. (2013). Studi 17.015.01.2
Kenyamanan Pejalan Kaki Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Terhadap Pemanfaatan Jalur pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Pedestrian Di Jalan Protokol Kota Kuantitatif dan R&D. Bandung:
Semarang (Studi Kasus Jalan Alfabeta.
Pahlawan). Universitas Negeri Waluyo, J. E. (2013). Implementasi
Semarang. sapta pesona pada usaha
Oswan, D. B., & Sigit, A. L. (2013). pariwisata di Kota bandung.
Fungsi Pedestrian Jalan Bandung.
Tunjungan Dari Sirkulasi Ke
Rekreasi : Studi Kasus
Berdasarkan Kesejarahan. Journal
of Architecture and Built
Environment, 40(2), 99–111.
https://doi.org/10.9744/dimensi.40.
1.99-112

18 | Media Komunikasi Geografi, Vol. 22, No. 1, Juni 2021: 14-18

Anda mungkin juga menyukai