Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(2); 164-173 (2019)

https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13453

Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan (JARSP)


Journal of Archive in Civil Engineering and Planning
E-ISSN: 2615-1340; P-ISSN: 2620-7567

Journal homepage: http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JARSP/index

Penerapan Metode Ipa (Importance Perfomance Analysis) Untuk Menganalisis


Kepentingan Dan Kepuasan Penumpang
ISSN: 2088-9860 Terhadap Kualitas Pelayanan Bus
Trans Koetaradja (Studi Kasus
Journal : Koridor
homepage: I Keudah – Darussalam)
http://jurnal.unsyiah.ac.id/aijst
ISSN: 2088-9860
Lia Fajria,*, Sugiarto Sugiartob, Renni Anggrainic
a Journal
Magister Teknik Sipil, Fakultas homepage:
Teknik, http://jurnal.unsyiah.ac.id/aijst
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
b,c
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
*Corresponding author, email address: liafajri82@gmail.com

ARTICLE INFO ABSTRACT


Article History: The use of private vehicles that increases continuously due to the poor of public
Received 27 March 2019 transport services is one of the causes of congestion. To solve this problem, the
Revised 31 May 2019 City Government of Banda Aceh provides Trans Koetaradja Bus. The limitations
Accepted 10 June 2019 of existing public transport services in the city of Banda Aceh caused the
community to attempt to facilitate their own movements with private vehicles. So
that the development of Trans Kutaraja is faced with the challenge of how Trans
Kutaraja is able to attract private vehicle users who are the majority of road user
Keywords: in the city of Banda Aceh. therefore, it is important to know how the user
Quality of Trans Koetaradja responses to the service quality of Trans Kutaraja. This study aims to analyze the
services quality of Trans Koetaradja Bus services and determine the quality of Trans
Importance and satisfaction Koetaradja Bus services of attributes that are prioritized based on the perception
of the users of Trans Koetaradja Bus by using the Importance Performance
Analysis Method consisting of quadrant analysis and gap analysis. From the
results of the quadrant analysis, the IPA method for Trans Koetaradja users is
more focused on the factors that most influence on the quality of bus services. It
can be seen from the indicators located in quadrant I (top priority) consisting of
indicators such as the availability of trash can at the bus stop, ease of obtaining
information related to the route and time of bus arrival, the accuracy of bus travel
schedules, time speed spent on bus trips from one point to another and the time
period of arrival between one fleet and another.
©2019 Magister Teknik Sipil Unsyiah. All rights reserved

1. PENDAHULUAN
Penggunaan kendaraan pribadi yang terus meningkat akibat dari buruknya pelayanan transportasi
umum yang ada merupakan salah satu penyebab terjadinya kemacetan. Oleh karena itu, Pemerintah Kota
Banda Banda Aceh mengembangkan angkutan umum baru yaitu Bus Trans Kutaraja. Keterbatasan
pelayanan angkutan umum eksisting di Kota Banda Aceh menyebabkan masyarakat berusaha untuk
memfasilitasi pergerakannya sendiri dengan kendaraan pribadi Pengembangan Trans Kutaraja tersebut
dihadapkan pada tantangan bagaimana Trans Kutaraja mampu menarik pengguna kendaraan pribadi yang
merupakan mayoritas pelaku perjalanan di Kota Banda Aceh. Dengan demikian, penting untuk
mengetahui bagaimana tanggapan pengguna terhadap kualitas pelayanan Trans Kutaraja.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas pelayanan Bus Trans Koetaradja dan
menentukan kualitas dari atribut-atribut pelayanan Bus Trans Koetaradja yang menjadi prioritas
berdasarkan persepsi pengguna Bus Trans Koetaradja dengan menggunakan Metode IPA (Importance
Performance Analysis). Penelitian ini dilakukan di koridor 1 Trans Koetaradja yaitu Keudah –
Darussalam yang melewati Kecamatan Kuta Raja, Kuta Alam dan Syiah Kuala. Pengumpulan data
dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada pengguna Bus Trans Koetaradja dengan jumlah sampel
yaitu 100 responden.

164
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(2); 164-173 (2019)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13453

Hasil dari analisis kuadran Metode IPA untuk pengguna Trans Koetaradja adalah pada kuadran I
terdiri dari indikator 8 yaitu tersedianya tempat pembuangan sampah di halte agar kebersihan halte dapat
terjaga, 10 yaitu kemudahan memperoleh informasi berkaitan dengan rute dan waktu datang bus, 11 yaitu
ketepatan jadwal perjalanan bus, 13 yaitu kecepatan waktu yang dihabiskan untuk perjalanan bus dari satu
titik ke titik lainnya dan 14 yaitu rentang waktu kedatangan antara satu armada dengan armada lainnya,
dimana indikator-indikator tersebut menjadi prioritas utama yang harus ditingkatkan. Kuadran II terdiri
dari indikator 2 yaitu mitigasi terhadap kemungkinan terjadinya kriminal di halte, 3 yaitu mitigasi
terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh faktor manusia, kendaraan, jalan, dan
lingkungan, 5 yaitu kenyamanan pada saat naik turun bus yaitu jarak antara pintu Bus dan Halte mudah
dijangkau, 6 yaitu pengaturan kepadatan penumpang di dalam bus, 7 yaitu kenyamanan saat berada di
dalam bus dengan fasilitas yang ada dan 12 yaitu ketersediaan faslitas prasarana bagi penyandang cacat,
hamil, manula di dalam bus, dimana indikator-indikator tersebut kinerjanya harus dipertahankan. Kuadran
III terdiri dari indikator 9 yaitu kemudahan penumpang untuk mencapai halte dan 15 yaitu perbedaan tarif
yang direncanakan antara Mahasiswa dan Masyarakat Umum (Mahasiswa Rp. 2000, Masyarakat Umum
Rp. 3000), dimana indikator-indikator tersebut dianggap hanya pendukung dalam sistem. Kuadran IV
terdiri dari indikator 1 yaitu mitigasi terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan, kerusakan dan
kriminal di dalam bus dan 4 yaitu tersedianya tempat pembuangan sampah di dalam bus agar kebersihan
bus dapat terjaga, dimana indikator-indikator tersebut dianggap kurang penting oleh pengguna.

2. KAJIAN PUSTAKA
Angkutan Umum
Angkutan umum penumpang menurut Warpani (1990) adalah angkutan penumpang yang dilakukan
dengan sistem sewa atau bayar. Tujuan keberadaan angkutan umum penumpang adalah
menyelenggarakan pelayanan angkutan yang baik dan layak bagi masyarakat. Jadi, dalam menentukan
pilihan jenis angkutan, orang mempertimbangkan berbagai faktor, seperti maksud perjalanan, jarak dan
waktu tempuh, biaya dan tingkat kenyamanan serta keselamatan. (Tamin, 2000).

Atribut Pelayanan Angkutan Umum


Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagai bagian dari sistem transportasi nasional harus dikembangkan
potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu
lintas. Menurut UU 22/2009:
1. Keamanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
2. Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
3. Ketertiban Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
4. Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
5. Kesetaraan, adalah perlakuan khusus bagi penyandang cacat, wanita hamil, orang lanjut usia, anak-
anak dan wanita. Bentuk perlakuan khusus yang diberikan oleh Pemerintah berupa pemberian
kemudahan sarana dan prasarana fisik atau nonfisik yang meliputi aksesibilitas, prioritas pelayanan,
dan fasilitas pelayanan; dan
6. Keteraturan adalah ketepatan waktu pemberangkatan dan kedatangan serta tersedianya fasilitas jalur
antrian untuk penumpang angkutan umum.

Teknik Sampling dan Penentuan Jumlah Sampel


Menurut Sugiyono (2003). “Sampling adalah teknik pengambilan sample”. Jarang sekali suatu penelitian
dilakukan dengan cara memeriksa semua obyek yang diteliti (sensus), tetapi sering digunakan sampling.
Keuntungan dengan menggunakan teknik sampling antara lain adalah mengurangi ongkos, mempercepat
waktu penelitian dan dapat memperbesar ruang lingkup penelitian. Salah satu metode yang digunakan
untuk menentukan jumlah sampel adalah menggunakan rumus Slovin (Sevilla et. Al., 1960) sebagai
berikut:
𝑁
𝑛 = 1+ 𝑁𝑒 2 (1)
Dimana:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = batas kesalahan
165
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(2); 164-173 (2019)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13453

Metode Importance Performance Analysis (IPA)


Metode Importance Performance Analysis (IPA) ini pertama kali diperkenalkan oleh Martilla dan james
(1977) bertujuan untuk mengukur hubungan antara persepsi konsumen dan prioritas peningkatan kualitas
produk/jasa. Importance Performance analysis atau analisa tingkat kepentingan dan kinerja/kepuasan
pelanggan merupakan metode analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap suatu produk barang atau jasa
(Supranto, 1997). Untuk setiap faktor yang mempengaruhi kepuasan digunakan rumus sebagai berikut :

∑Xi ∑Yi
𝑋′ = ,𝑌′ = (2)
n n

Dimana:
X’ = skor rata-rata tingkat kinerja
Y’ = skor rata-rata tingkat kepentingan/harapan
n = jumlah responden

Untuk menganalisis data yang diperoleh digunakan metode Importance Performance Analysis
(Martila and James, 1977) atau Analisis tingkat Kepentingan/Kepuasan dan kinerja oleh angkutan umum
penumpang dengan menggunakan rumus :
𝑋𝑖
𝑇𝑘𝑖 = 𝑌𝑖 x 100% (3)

Dimana :
Tki =Tingkat kesesuaian responden
Xi =Skor penilaian pelaksanaan/kepuasan angkutan
Yi =Skor penilaian kepentingan/harapan bagi kepuasan penumpang
Analisis tingkat kepentingan dan kepuasan konsumen dapat menghasilkan suatu diagram kartesius
yang dapat menunjukkan letak faktor-faktor atau unsur-unsur yang dianggap mempengaruhi kepuasan
konsumen, dimana dalam diagram kartesius tersebut faktor-faktor akan dijabarkan dalam empat kuadran
(Anonim, 2011).

Gambar 1. Diagram Importance Performance Analysis(Kitcharoen, 2004)

Selanjutnya tingkat unsur-unsur tersebut akan dijabarkan dan dibagi menjadi empat bagian dalam
diagram kartesius matriks importance-performance sebagai berikut (Martila dan James dalam Kitcharoen,
2004) :
1. Kuadran 1 merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh pengguna
namun pada kenyataannya belum sesuai seperti yang diharapkan (kepuasan yang diperoleh masih
sangat rendah). Konsep strategi manajerial dalam kuadran ini berupa atrributes to improve, yaitu
atribut-atribut yang harus ditingkatkan.
2. Kuadran 2 merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh pengguna dan
sudah sesuai dengan yang dirasakan sehingga tingkat kepuasannya relatif lebih tinggi. Konsep strategi
166
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(2); 164-173 (2019)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13453

manajerial dalam kuadran ini berupa maintain performance, dimana performa atribut-atribut yang
masuk dalam kuadran ini harus dipertahankan.
3. Kuadran 3 merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh
pengguna dan pada kenyataannya kinerjanya tidak terlalu memuaskan. Konsep strategi manajerial
dalam kuadran ini berupa attributes to maintain, yaitu atribut bukan menjadi prioritas, melainkan
dijadikan pendukung dalam sistem.
4. Kuadran 4 merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh
pengguna dan tetapi layanan yang disediakan dirasakan terlalu berlebihan.

3. METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini lokasi yang diambil adalah koridor 1 Keudah-Darussalam yang merupakan salah
satu koridor Bus Trans Koetaradja yang sudah beroperasi di Kota Banda Aceh. Survey ini dilakukan
selama kurang lebih 2 minggu mulai tanggal 12 Maret-24 Maret 2018.

Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data dengan stated preference survey banyak digunakan dalam pengumpulan data
berhubungan dengan kajian transportasi. Sugiarto dkk. (2017a; 20017b); Balqis dkk. (2018); Dinda dkk.
(2018); Merfazi dkk. (2019) dan Idris dkk. (2019) menerapkan metode Stated Preference survey untuk
mengkaji prilaku masyarakat terhadap penerimaan kebijakan road pricing di Jakarta. Metode interview
dan pencatatan langsung oleh surveyor direkomendasikan untuk mengurangi bias dalam menjawab
pertanyaan oleh para responden.
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada para
responden. Responden dalam penelitian ini adalah pengguna Bus Trans Koetaradja dan yang sehari-
harinya melintasi jalan-jalan yang akan dilalui moda Trans Kutaraja Koridor I dan aktivitas meraka
berada di sepanjang area komersial, perkantoran, atau pendidikan tinggi di sisi jalan tersebut.
Data sekunder diperoleh dariinstansi terkait yaitu Dinas Perhubungan Provinsi Aceh dan Badan
Pusat Statistik yang meliputi data pengguna Bus Trans Koetaradja dan data jumlah penduduk Kecamatan
Kuta Raja, Kuta Alam dan Syiah Kuala.
Dalam penelitian ini lokasi yang ditinjau adalah koridor 1 (Keudah-Darussalam) maka jumlah
sampel yang diambil untuk pengguna Bus Trans Koetaradja adalah populasi dari data pengguna Trans
Koetaradja yang diperoleh dari instansi terkait yaitu Dinas Perhubungan Provinsi Aceh di tiga kecamatan
yaitu Kuta Raja, Kuta Alam dan Syiah Kuala dengan rata-rata per bulan diperoleh 27.033 pengguna.
Dengan menggunakan Rumus Slovin dapat dihitung sebagai berikut:
27.033
𝑛 = 1+ 27.033 𝑥 (0,1)2 = 99,63 ≈ 100 (4)

Dari perhitungan di atas didapat 100 sampel untuk pengguna Bus Trans Koetaradja. Metode
pengambilan sampel yang akan digunakan adalah metode simple random sampling, dimana penumpang
Bus Trans Koetaradja dan pengguna kendaraan pribadi memiliki kemungkinan yang sama untuk diambil
sebagai sampel penelitian.

Pengolahan dan Analisi Data


Pengolahan data merupakan kegiatan awal sebelum peneliti melakukan analisa terhadap data yang sudah
dikumpulkan. Kegiatan ini meliputi tahap editing (pemeriksaan data), Coding (pemberian kode) dan
penyederhanaan data. Tahap pemeriksaan dan meneliti kembali data (editing) yang sudah terkumpul
bermaksud untuk mengetahui apakah data yang terkumpul tersebut dalam kondisi baik sehingga dapat
dipersiapkan untuk tahap analisis berikutnya. Selain itu juga untuk mengetahui apakah informasi yang
tampak pada kuesioner jelas, terang, dapat dibaca, relevan dan tepat atau tidak.

Sedangkan tahap pemberian kode (coding) dilakukan sebagai usaha untuk menyederhanakan data,
yaitu dengan memberi simbol angka pada setiap jawaban, atau suatu cara mengklasifikasi jawaban

167
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(2); 164-173 (2019)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13453

responden atas suatu pertanyaan menurut macamnya dengan jalan menandai masing-masing jawaban
dengan kode tertentu.
Analisis data adalah suatu proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca
dan diinterpretasikan. Analisis terhadap hasil pengolahan data yang diperoleh sebelumnya meliputi hal-
hal sebagai berikut:
1. Karakteristik responden,
2. Analisis tingkat kepentingan dan kepuasan,
3. Analisis tingkat kesesuaian responden,
4. Analisis kesenjangan/gap, dan
5. Analisa Kuadran (Diagram IPA)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Kepentingan dan Kepuasan
Untuk mengukur tingkat kepentingan dilakukan dengan menggunakan skala likert yang terdiri dari sangat
penting, penting, tidak penting dan sangat tidak penting. Keempat tingkat tersebut diberi nilai masing-
masing jawaban, sangat penting diberi nilai 4, penting diberi nilait 3, tidak penting diberi nilai 2 dan
sangat tidak penting diberi nilai 1.

Tabel 1. Tingkat kepentingan responden pengguna Bus Trans Koetaradja


Skor

No Indikaror Sangat Tidak Tidak Sangat Bobot


Penting
Penting Penting Penting
1 Y1 0 1 61 38 337
2 Y2 0 1 40 59 358
3 Y3 0 1 28 71 370
4 Y4 0 0 53 47 347
5 Y5 0 0 36 64 364
6 Y6 0 0 31 69 369
7 Y7 0 0 33 67 367
8 Y8 1 2 24 73 369
9 Y9 0 0 45 55 355
10 Y10 0 1 29 70 369
11 Y11 0 4 22 74 370
12 Y12 0 1 31 68 366
13 Y13 0 0 28 72 372
14 Y14 0 0 24 76 376
15 Y15 3 24 61 12 282

Dari Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa:


1. Kolom indikator merupakan kode pernyataan dari masing-masing dimensi yaitu pernyataan tentang
keamanan (Y1-Y2), pernyataan tentang keselamatan (Y3), pernyataan tentang kenyamanan (Y4-Y8),
pernyataan tentang aksesibilitas (Y9 – Y11), pernyataan tentang kesetaraan (Y12), pernyataan tentang
keteraturan (Y13 – Y14) dan pernyataan tentang tarif (Y15).
2. Kolom skor sangat penting, penting, tidak penting dan sangat tidak penting merupakan jumlah
response dari responden untuk masing-masing pernyataan.
3. Kolom Bobot merupakan jumlah frekuensi dikalikan dengan nilai dari tingkat kepentingan. Nilai
bobot adalah skor penilaian tingkat kepentingan pengguna kendaraan pribadi/pengguna Trans
Koetaradja (Yi), dimana indikator Y14 untuk pengguna Bus Trans Koetaradja dan indikator Y13

168
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(2); 164-173 (2019)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13453

untuk pengguna kendaraan pribadi dianggap paling penting dan harus diperhatikan. Sementara
indikator Y15 dengan bobot paling rendah karena dianggap kurang penting.

Untuk tingkat kepuasan responden pengguna Bus Trans Koetaradja terhadap kualitas layanan Bus
Trans Koetaradja memiliki bobot sebagaimana pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2 . Tingkat kepuasan responden pengguna Bus Trans Koetaradja


Skor
No Indikator Sangat Tidak Tidak Sangat Bobot
Puas
Puas Puas Puas
1 X1 0 0 90 10 310
2 X2 0 2 89 9 307
3 X3 0 33 57 10 277
4 X4 0 2 82 16 314
5 X5 0 1 61 38 337
6 X6 2 11 25 62 347
7 X7 0 1 87 12 311
8 X8 5 49 36 10 251
9 X9 3 40 47 10 264
10 X10 6 64 26 4 228
11 X11 4 86 7 3 209
12 X12 2 8 78 12 300
13 X13 3 73 21 3 224
14 X14 36 47 14 3 184
15 X15 12 58 26 4 222

Dari Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa:


1. Kolom indikator merupakan kode pernyataan dari masing-masing dimensi yaitu pernyataan
tentang keamanan (Y1 - Y2), pernyataan tentang keselamatan (Y3), pernyataan tentang
kenyamanan (Y4 – Y8), pernyataan tentang aksesibilitas (Y9 – Y11), pernyataan tentang
kesetaraan (Y12), pernyataan tentang keteraturan (Y13 – Y14) dan pernyataan tentang tarif
(Y15).
2. Kolom skor sangat puas, puas, tidak puas dan sangat tidak puas merupakan jumlah response dari
responden untuk masing-masing pernyataan.
3. Kolom Bobot merupakan jumlah frekuensi dikalikan dengan nilai dari tingkat kepuasan. Nilai
bobot adalah skor penilaian tingkat kepuasan pengguna kendaraan pribadi/pengguna Trans
Koetaradja (Xi), dimana indikator X6 untuk pengguna Bus Trans Koetaradja dan indikator X3
untuk pengguna kendaraan pribadi dirasakan paling memuasakan dan harus dipertahankan.

Tingkat Kesesuaian Responden


Pada metode Importance Performance Analysis (IPA) juga terdapat perhitungan untuk menentukan
urutan prioritas layanan, yang diukur dengan tingkat kesesuaian untuk menentukan prioritas perbaikan
layanan terbaik untuk mencapai kepuasan pengguna. Menurut Sukardi dan Cholidis (2006), jika nilai dari
tingkat kesesuaian mendekati 100% dan berada di atas rata-rata maka dapat dikatakan tingkat kesesuaian
sudah baik.
Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan skor kepuasan dengan skor kepentingan. Untuk
mengetahui apakah kinerja Trans Koetaradja sudah sesuai dengan kepentingan para penggunanya maka
perlu dianalisis antara kepentingan dan kepuasan. Untuk menentukan urutan prioritas tentang peningkatan

169
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(2); 164-173 (2019)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13453

faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan masing-masing responden, maka digunakan tingkat


kesesuaian dalam penentuaanya.
Untuk lebih jelasnya kategori tingkat pelayanan Bus Trans Koetaradja yang dirasakan responden
pengguna Bus Trans Koetaradja dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini:
Tabel 3. Tingkat kesesuaian responden pengguna Bus Trans Koetaradja
No Indikator Xi Yi X' Y' Tki (%)

1 310 337 3,10 3,37 91,99


2 307 358 3,07 3,58 85,75
3 277 370 2,77 3,7 74,86
4 314 347 3,14 3,47 90,49
5 337 364 3,37 3,64 92,58
6 347 369 3,47 3,69 94,04
7 311 367 3,11 3,67 84,74
8 251 369 2,51 3,69 68,02
9 264 355 2,64 3,55 74,37
10 228 369 2,28 3,69 61,79
11 209 370 2,09 3,70 56,49
12 300 366 3,00 3,66 81,97
13 224 372 2,24 3,72 60,22
14 184 376 1,84 3,76 48,94
15 222 282 2,22 2,82 78,72

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa tingkat kesesuaian responden untuk indikator nomor 1, 2, 4, 5, 6,
7 dan 12 masuk dalam kategori sangat puas. Untuk indikator nomor 3, 8, 9, 10 dan 15 masuk ke dalam
kategori puas, dan indikator nomor 11 dan 13 dan 14 masuk ke dalam kategori tidak puas.

Analisa Kuadran (Diagram IPA)


Untuk memetakan kepuasan dan kepentingan pelaku transportasi terhadap beberapa indikator pertanyaan
yang berhubungan dengan kualitas pelayanan yang mempengaruhi kepuasan pelaku transportasi
digunakan analisa kuadran. Tabel hasil penilaian rata-rata dari tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan
yang kemudian diplot dalam sebuah kuadran yang terdiri atas 4 bagian. Nilai rata-rata dari nilai kepuasan
dan kepentingan merupakan crossing line atau garis potong analisa kuadran yang membatasi jenis
penilaian antara satu kuadran dengan kuadran lain. Secara singkat penilaian pada kuadran terbagi atas:

Kuadran I : Tingkatkan Prestasi


Kuadran II : Pertahankan Prestasi
Kuadran III : Prioritas Rendah
Kuadran IV : Berlebihan

Diagram IPA tersebut menunjukkan posisi dari setiap dimensi kualitas pelayanan berdasarkan
tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan terhadap pengguna Bus Trans Koetaradja. Berikut ini diberikan
data perhitungan untuk analisa kuadran kepuasan dan kepentingan pengguna Bus Trans Koetaradja dapat
dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Penilaian analisa kuadran responden pengguna Bus Trans Koetaradja (1/2)
Analisa Kuadran
No
Kepuasan Kepentingan
1 3,10 3,37
2 3,07 3,58

170
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(2); 164-173 (2019)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13453

Tabel 4 Penilaian analisa kuadran responden pengguna Bus Trans Koetaradja(2/2)


Analisa Kuadran
No
Kepuasan Kepentingan
3 2,77 3,70
4 3,14 3,47
5 3,37 3,64
6 3,47 3,69
7 3,11 3,67
8 2,51 3,69
9 2,64 3,55
10 2,28 3,69
11 2,09 3,70
12 3,00 3,66
13 2,24 3,72
14 1,84 3,76
15 2,22 2,82
Total 40,85 53,71
Rata-rata 2,72 3,58

Pada data Tabel 4 diatas diketahui nilai rata-rata yang nantinya akan menjadi garis potong antara
sumbu X-Y sebagai batas antar kuadran berada pada nilai 2,72 pada sumbu X dan 3,58 pada sumbu Y.
Berdasarkan hasil perhitungan pada tingkat kepentingan dan kepuasan responden pengguna terhadap
keseluruhan indikator kualitas pelayanan Bus Trans Koetaradja tersebut menghasilkan diagram IPA
(Analisa Kuadran) seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut:

I II

III IV

Gambar 2. Diagram Importance Performance Analysis Pengguna Bus Trans Koetaradja


Dari diagram di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kuadran I
Menunjukkan indikator atau atribut yang dianggap penting oleh pengguna Bus Trans Koetaradja
namun tingkat kepuasan yang diperoleh masih sangat rendah dan harus ditingkatkan dan menjadi
prioritas utama. Indikator yang terletak pada kuadran I antara lain:
171
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(2); 164-173 (2019)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13453

Indikator 8 yaitu tersedianya tempat pembuangan sampah di halte agar kebersihan halte dapat
terjaga. Penumpang mengharapkan adanya tempat pembuangan sampah di halte agar kebersihan di
halte tetap terjaga.
Indikator 10 yaitu kemudahan memperoleh informasi berkaitan dengan rute dan waktu datang bus.
Penumpang merasa kurangnya informasi mengenai waktu kedatangan dan keberangkatan bus.
Indikator 11 yaitu ketepatan jadwal perjalanan bus. Penumpang merasa tidak ada ketepatan waktu
dalam perjalanan bus, jadwal keberangkatan tidak beraturan. Penumpang berharap adanya susunan
jadwal keberangkatan Bus Trans Koetaradja disetiap halte.
Indikator 13 yaitu kecepatan waktu yang dihabiskan untuk perjalanan bus dari satu titik ke titik
lainnya. Penumpang merasa banyaknya halte pemberhentian sehingga banyak waktu penumpang
yang terbuang diperjalanan.
Indikator 14 yaitu rentang waktu kedatangan antara satu armada dengan armada lainnya.
Penumpang merasa rentang waktu antar armada cukup lama karena bus menunggu penmpang
penuh di 1 halte.
2. Kuadran II
Merupakan indikator yang dinilai telah seimbang antara kepuasan dengan kepentingan pengguna
Bus Trans Koetaradja sehingga perlu dipertahankan untuk waktu yang akan datang. Indikator yang
terletak di kuadran ini antara lain:
Indikator 2 yaitu mitigasi terhadap kemungkinan terjadinya kriminal di halte. Penumpang berharap
kondisi seperti ini terus dipertahankan.
Indikator 3 yaitu mitigasi terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh
faktor manusia, kendaraan, jalan, dan lingkungan. Penumpang berharap kedepannya perlu
dipertahankan kondisi seperti ini.
Indikator 5 yaitu kenyamanan pada saat naik turun bus yaitu jarak antara pintu bus dan halte mudah
dijangkau. Penumpang merasa nyaman pada saat naik turun bus sehingga kedepannya perlu
dipertahankan kondisi seperti ini.
Indikator 6 yaitu pengaturan kepadatan penumpang di dalam bus. Penumpang merasa nyaman
dalam pengaturan kepadatan dalam bus.
Indikator 7 yaitu kenyamanan saat berada di dalam bus dengan fasilitas yang ada. Penumpang
merasa nyaman dengan fasilitas yang ada sehingga perlu dipertahankan.
Indikator 12 yaitu ketersediaan faslitas prasarana bagi penyandang cacat, hamil, manula di dalam
bus. Penumpang berharap dengan fasilitas yang ada tersebut harus dipertahankan.
3. Kuadran III
Merupakan indikator yang menurut penumpang mempunyai tingkat kepentingan yang rendah dan
dalam pelaksanannya pun tidak maksimal. Indikator yang terletak di kuadran ini antara lain:
Indikator 9 yaitu kemudahan penumpang untuk mencapai halte. Kebanyakan penumpang bus
merasa kejauhan dalam mencapai halte, akan tetapi mereka tidak terlalu bermasalah dengan kondisi
ini.
Indikator 15 yaitu perbedaan tarif yang direncanakan antara Mahasiswa dan Masyarakat Umum
(Mahasiswa Rp. 2000, Masyarakat Umum Rp. 3000). Dalam hal tarif memiliki prioritas rendah
dikarenakan penumpang merasa dengan diberlakukannya tarif akan mengurangi jumlah pengguna
bus.
4. Kuadran IV
Merupakan indikator yang dirasa memiliki tingkat kepentingan rendah tetapi kenyataanya melebihi
yang diharapkan oleh pengguna. Kuadran ini mencakup:
Indikator 1 yaitu mitigasi terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan, kerusakan dan kriminal di
dalam bus. Penumpang merasa kondisi seperti ini tergantung kehati-hatian sopir bus.
Indikator 4 yaitu tersedianya tempat pembuangan sampah di dalam bus agar kebersihan bus dapat
terjaga. Penumpang merasa tidak ada penumpang yang makan minum di dalam bus dan bisa
menjamin kebersihan.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
1. Penilaian tingkat kepentingan pengguna Bus Trans Koetaradja pada indikator rentang waktu
kedatangan antara satu armada dengan armada lainnya memiliki bobot tertinggi yaitu 376 yang
172
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(2); 164-173 (2019)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13453

dianggap paling penting dan harus diperhatikan. Sementara indikator perbedaan tarif yang
direncanakan Mahasiswa dan masyarakat umum (Mahasiswa Rp. 2000, mayarakat umum Rp.
3000) dengan bobot paling rendah yaitu 282 karena dianggap kurang penting oleh responden.
2. Penilaian tingkat kepuasan pengguna Bus Trans Koetaradja pada indikator pengaturan kepadatan
penumpang di dalam bus memiliki bobot tertinggi yaitu 347 dirasakan paling memuasakan dan
harus dipertahankan kinerjanya. Sementara indikator rentang waktu kedatangan antara satu armada
dengan armada lainnya dengan bobot paling rendah yaitu 184 karena dirasakan tidak puas dan
menjadi prioritas utama untuk ditingkatkan kinerjanya.
3. Dari hasil analisis kuadran Metode IPA untuk pengguna Trans Koetaradja lebih difokuskan pada
faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas pelayanan bus. Untuk mengetahui hal tersebut
dapat dilihat dari indikator-indikator yang terletak pada kuadran I (prioritas utama) yang terdiri dari
indikator-indikator tersedianya tempat pembuangan sampah di halte, kemudahan memperoleh
informasi berkaitan dengan rute dan waktu datang bus, ketepatan jadwal perjalanan bus, kecepatan
waktu yang dihabiskan untuk perjalanan bus dari satu titik ke titik lainnya dan rentang waktu
kedatangan antara armada satu dengan armada lainnya.

Saran
Dapat dilakukan penelitian selanjutnya apabila sudah diberlakukan tarif apakah masyarakat masih
mau menggunakan Bus Trans Koetaradja sementara sekarang sudah ada transportasi Grab/Go-jek yang
lebih efektif. Pemerintah dapat melakukan peningkatan kualitas Trans Koetaradja terutama pada faktor-
faktor yang dinilai tidak memuaskan oleh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Balqis, P., A., Anggraini, R., Sugiarto, S. 2018. Model bangkitan pergerakan pekerja berdasarkan tingkat
pendapatan rumah tangga (studi kasus Kota Banda Aceh). Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan
Perencanaan, 1(2), pp. 10-18.
Dinda, R.P., Anggraini, R., Sugiarto, S. 2018. Model bangkitan pergerakan rumah tangga bagi pengguna
sepeda motor berdasarkan lokasi tujuan perjalanan di kota Banda Aceh. Jurnal Arsip Rekayasa
Sipil dan Perencanaan, 1(3), pp. 19-30.
Idris, E., Sugiarto, S., Saleh, S.M. 2019. Analisa karakteristik sosial-ekonomi masyarakat terhadap
efektivitas jembatan penyeberangan di kota Banda Aceh. Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan
Perencanaan, 2(1), pp. 31-37.
Kitcharoen, K. 2004. The Importance Performance Analysis of Service Quality in Administrative
Departments of Private Universities in Thailand. ABAC School of Management Jurnal Vol 24(3)
pp. 20-46
Martilla, J., & James, J., 1977, Importance-Performance Analysis, Journal Of Marketing, 41(1):77-79.
Merfazi, M., Sugiarto, S., Anggraini, R. 2019. Persepsi masyarakat terhadap kebijakan Trans Koetaradja
pada koridor pusat Kota–Mata Ie dan pusat Kota–Ajun–Lhoknga menggunakan indikator variabel
laten. Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan, 2(1), pp. 58-67.
Sugiarto, S., Miwa, T., Morikawa, T., 2017a. Inclusion of latent constructs in utilitarian resource
allocation model for analyzing revenue spending options in congestion charging policy.
Transportation Research Part A: Policy and Practice, 103: 36–53.
Sugiarto, S., Miwa, T., Sato, H., Morikawa, T., 2017b. Explaining differences in acceptance determinants
towards congestion charging policies in Indonesia and Japan. Journal of Urban Planning and
Development (ASCE), 143(2): 1-12.
Sugiyono, 2003, Metode Penelitian Bisnis, Pusat Bahasa Depdiknas, Bandung.
Supranto, J., 1997,Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar, Rineka
Cipta, Jakarta.
Tamin, O. Z., 2000, Perencanaan dan Permodelan Transportasi, Penerbit ITB, Bandung.
Warpani, S., 1990, Merencanakan Sistem Pengangkutan, Penerbit ITB, Bandung.

173

Anda mungkin juga menyukai