Journal of Archive in Civil Engineering and Planning: ISSN: 2088-9860 ISSN: 2088-9860
Journal of Archive in Civil Engineering and Planning: ISSN: 2088-9860 ISSN: 2088-9860
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13453
1. PENDAHULUAN
Penggunaan kendaraan pribadi yang terus meningkat akibat dari buruknya pelayanan transportasi
umum yang ada merupakan salah satu penyebab terjadinya kemacetan. Oleh karena itu, Pemerintah Kota
Banda Banda Aceh mengembangkan angkutan umum baru yaitu Bus Trans Kutaraja. Keterbatasan
pelayanan angkutan umum eksisting di Kota Banda Aceh menyebabkan masyarakat berusaha untuk
memfasilitasi pergerakannya sendiri dengan kendaraan pribadi Pengembangan Trans Kutaraja tersebut
dihadapkan pada tantangan bagaimana Trans Kutaraja mampu menarik pengguna kendaraan pribadi yang
merupakan mayoritas pelaku perjalanan di Kota Banda Aceh. Dengan demikian, penting untuk
mengetahui bagaimana tanggapan pengguna terhadap kualitas pelayanan Trans Kutaraja.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas pelayanan Bus Trans Koetaradja dan
menentukan kualitas dari atribut-atribut pelayanan Bus Trans Koetaradja yang menjadi prioritas
berdasarkan persepsi pengguna Bus Trans Koetaradja dengan menggunakan Metode IPA (Importance
Performance Analysis). Penelitian ini dilakukan di koridor 1 Trans Koetaradja yaitu Keudah –
Darussalam yang melewati Kecamatan Kuta Raja, Kuta Alam dan Syiah Kuala. Pengumpulan data
dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada pengguna Bus Trans Koetaradja dengan jumlah sampel
yaitu 100 responden.
164
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(2); 164-173 (2019)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13453
Hasil dari analisis kuadran Metode IPA untuk pengguna Trans Koetaradja adalah pada kuadran I
terdiri dari indikator 8 yaitu tersedianya tempat pembuangan sampah di halte agar kebersihan halte dapat
terjaga, 10 yaitu kemudahan memperoleh informasi berkaitan dengan rute dan waktu datang bus, 11 yaitu
ketepatan jadwal perjalanan bus, 13 yaitu kecepatan waktu yang dihabiskan untuk perjalanan bus dari satu
titik ke titik lainnya dan 14 yaitu rentang waktu kedatangan antara satu armada dengan armada lainnya,
dimana indikator-indikator tersebut menjadi prioritas utama yang harus ditingkatkan. Kuadran II terdiri
dari indikator 2 yaitu mitigasi terhadap kemungkinan terjadinya kriminal di halte, 3 yaitu mitigasi
terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh faktor manusia, kendaraan, jalan, dan
lingkungan, 5 yaitu kenyamanan pada saat naik turun bus yaitu jarak antara pintu Bus dan Halte mudah
dijangkau, 6 yaitu pengaturan kepadatan penumpang di dalam bus, 7 yaitu kenyamanan saat berada di
dalam bus dengan fasilitas yang ada dan 12 yaitu ketersediaan faslitas prasarana bagi penyandang cacat,
hamil, manula di dalam bus, dimana indikator-indikator tersebut kinerjanya harus dipertahankan. Kuadran
III terdiri dari indikator 9 yaitu kemudahan penumpang untuk mencapai halte dan 15 yaitu perbedaan tarif
yang direncanakan antara Mahasiswa dan Masyarakat Umum (Mahasiswa Rp. 2000, Masyarakat Umum
Rp. 3000), dimana indikator-indikator tersebut dianggap hanya pendukung dalam sistem. Kuadran IV
terdiri dari indikator 1 yaitu mitigasi terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan, kerusakan dan
kriminal di dalam bus dan 4 yaitu tersedianya tempat pembuangan sampah di dalam bus agar kebersihan
bus dapat terjaga, dimana indikator-indikator tersebut dianggap kurang penting oleh pengguna.
2. KAJIAN PUSTAKA
Angkutan Umum
Angkutan umum penumpang menurut Warpani (1990) adalah angkutan penumpang yang dilakukan
dengan sistem sewa atau bayar. Tujuan keberadaan angkutan umum penumpang adalah
menyelenggarakan pelayanan angkutan yang baik dan layak bagi masyarakat. Jadi, dalam menentukan
pilihan jenis angkutan, orang mempertimbangkan berbagai faktor, seperti maksud perjalanan, jarak dan
waktu tempuh, biaya dan tingkat kenyamanan serta keselamatan. (Tamin, 2000).
∑Xi ∑Yi
𝑋′ = ,𝑌′ = (2)
n n
Dimana:
X’ = skor rata-rata tingkat kinerja
Y’ = skor rata-rata tingkat kepentingan/harapan
n = jumlah responden
Untuk menganalisis data yang diperoleh digunakan metode Importance Performance Analysis
(Martila and James, 1977) atau Analisis tingkat Kepentingan/Kepuasan dan kinerja oleh angkutan umum
penumpang dengan menggunakan rumus :
𝑋𝑖
𝑇𝑘𝑖 = 𝑌𝑖 x 100% (3)
Dimana :
Tki =Tingkat kesesuaian responden
Xi =Skor penilaian pelaksanaan/kepuasan angkutan
Yi =Skor penilaian kepentingan/harapan bagi kepuasan penumpang
Analisis tingkat kepentingan dan kepuasan konsumen dapat menghasilkan suatu diagram kartesius
yang dapat menunjukkan letak faktor-faktor atau unsur-unsur yang dianggap mempengaruhi kepuasan
konsumen, dimana dalam diagram kartesius tersebut faktor-faktor akan dijabarkan dalam empat kuadran
(Anonim, 2011).
Selanjutnya tingkat unsur-unsur tersebut akan dijabarkan dan dibagi menjadi empat bagian dalam
diagram kartesius matriks importance-performance sebagai berikut (Martila dan James dalam Kitcharoen,
2004) :
1. Kuadran 1 merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh pengguna
namun pada kenyataannya belum sesuai seperti yang diharapkan (kepuasan yang diperoleh masih
sangat rendah). Konsep strategi manajerial dalam kuadran ini berupa atrributes to improve, yaitu
atribut-atribut yang harus ditingkatkan.
2. Kuadran 2 merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh pengguna dan
sudah sesuai dengan yang dirasakan sehingga tingkat kepuasannya relatif lebih tinggi. Konsep strategi
166
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(2); 164-173 (2019)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13453
manajerial dalam kuadran ini berupa maintain performance, dimana performa atribut-atribut yang
masuk dalam kuadran ini harus dipertahankan.
3. Kuadran 3 merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh
pengguna dan pada kenyataannya kinerjanya tidak terlalu memuaskan. Konsep strategi manajerial
dalam kuadran ini berupa attributes to maintain, yaitu atribut bukan menjadi prioritas, melainkan
dijadikan pendukung dalam sistem.
4. Kuadran 4 merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh
pengguna dan tetapi layanan yang disediakan dirasakan terlalu berlebihan.
3. METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini lokasi yang diambil adalah koridor 1 Keudah-Darussalam yang merupakan salah
satu koridor Bus Trans Koetaradja yang sudah beroperasi di Kota Banda Aceh. Survey ini dilakukan
selama kurang lebih 2 minggu mulai tanggal 12 Maret-24 Maret 2018.
Dari perhitungan di atas didapat 100 sampel untuk pengguna Bus Trans Koetaradja. Metode
pengambilan sampel yang akan digunakan adalah metode simple random sampling, dimana penumpang
Bus Trans Koetaradja dan pengguna kendaraan pribadi memiliki kemungkinan yang sama untuk diambil
sebagai sampel penelitian.
Sedangkan tahap pemberian kode (coding) dilakukan sebagai usaha untuk menyederhanakan data,
yaitu dengan memberi simbol angka pada setiap jawaban, atau suatu cara mengklasifikasi jawaban
167
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(2); 164-173 (2019)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13453
responden atas suatu pertanyaan menurut macamnya dengan jalan menandai masing-masing jawaban
dengan kode tertentu.
Analisis data adalah suatu proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca
dan diinterpretasikan. Analisis terhadap hasil pengolahan data yang diperoleh sebelumnya meliputi hal-
hal sebagai berikut:
1. Karakteristik responden,
2. Analisis tingkat kepentingan dan kepuasan,
3. Analisis tingkat kesesuaian responden,
4. Analisis kesenjangan/gap, dan
5. Analisa Kuadran (Diagram IPA)
168
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(2); 164-173 (2019)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13453
untuk pengguna kendaraan pribadi dianggap paling penting dan harus diperhatikan. Sementara
indikator Y15 dengan bobot paling rendah karena dianggap kurang penting.
Untuk tingkat kepuasan responden pengguna Bus Trans Koetaradja terhadap kualitas layanan Bus
Trans Koetaradja memiliki bobot sebagaimana pada Tabel 2 berikut:
169
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(2); 164-173 (2019)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13453
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa tingkat kesesuaian responden untuk indikator nomor 1, 2, 4, 5, 6,
7 dan 12 masuk dalam kategori sangat puas. Untuk indikator nomor 3, 8, 9, 10 dan 15 masuk ke dalam
kategori puas, dan indikator nomor 11 dan 13 dan 14 masuk ke dalam kategori tidak puas.
Diagram IPA tersebut menunjukkan posisi dari setiap dimensi kualitas pelayanan berdasarkan
tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan terhadap pengguna Bus Trans Koetaradja. Berikut ini diberikan
data perhitungan untuk analisa kuadran kepuasan dan kepentingan pengguna Bus Trans Koetaradja dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Penilaian analisa kuadran responden pengguna Bus Trans Koetaradja (1/2)
Analisa Kuadran
No
Kepuasan Kepentingan
1 3,10 3,37
2 3,07 3,58
170
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(2); 164-173 (2019)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13453
Pada data Tabel 4 diatas diketahui nilai rata-rata yang nantinya akan menjadi garis potong antara
sumbu X-Y sebagai batas antar kuadran berada pada nilai 2,72 pada sumbu X dan 3,58 pada sumbu Y.
Berdasarkan hasil perhitungan pada tingkat kepentingan dan kepuasan responden pengguna terhadap
keseluruhan indikator kualitas pelayanan Bus Trans Koetaradja tersebut menghasilkan diagram IPA
(Analisa Kuadran) seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut:
I II
III IV
1. Kuadran I
Menunjukkan indikator atau atribut yang dianggap penting oleh pengguna Bus Trans Koetaradja
namun tingkat kepuasan yang diperoleh masih sangat rendah dan harus ditingkatkan dan menjadi
prioritas utama. Indikator yang terletak pada kuadran I antara lain:
171
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(2); 164-173 (2019)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13453
Indikator 8 yaitu tersedianya tempat pembuangan sampah di halte agar kebersihan halte dapat
terjaga. Penumpang mengharapkan adanya tempat pembuangan sampah di halte agar kebersihan di
halte tetap terjaga.
Indikator 10 yaitu kemudahan memperoleh informasi berkaitan dengan rute dan waktu datang bus.
Penumpang merasa kurangnya informasi mengenai waktu kedatangan dan keberangkatan bus.
Indikator 11 yaitu ketepatan jadwal perjalanan bus. Penumpang merasa tidak ada ketepatan waktu
dalam perjalanan bus, jadwal keberangkatan tidak beraturan. Penumpang berharap adanya susunan
jadwal keberangkatan Bus Trans Koetaradja disetiap halte.
Indikator 13 yaitu kecepatan waktu yang dihabiskan untuk perjalanan bus dari satu titik ke titik
lainnya. Penumpang merasa banyaknya halte pemberhentian sehingga banyak waktu penumpang
yang terbuang diperjalanan.
Indikator 14 yaitu rentang waktu kedatangan antara satu armada dengan armada lainnya.
Penumpang merasa rentang waktu antar armada cukup lama karena bus menunggu penmpang
penuh di 1 halte.
2. Kuadran II
Merupakan indikator yang dinilai telah seimbang antara kepuasan dengan kepentingan pengguna
Bus Trans Koetaradja sehingga perlu dipertahankan untuk waktu yang akan datang. Indikator yang
terletak di kuadran ini antara lain:
Indikator 2 yaitu mitigasi terhadap kemungkinan terjadinya kriminal di halte. Penumpang berharap
kondisi seperti ini terus dipertahankan.
Indikator 3 yaitu mitigasi terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh
faktor manusia, kendaraan, jalan, dan lingkungan. Penumpang berharap kedepannya perlu
dipertahankan kondisi seperti ini.
Indikator 5 yaitu kenyamanan pada saat naik turun bus yaitu jarak antara pintu bus dan halte mudah
dijangkau. Penumpang merasa nyaman pada saat naik turun bus sehingga kedepannya perlu
dipertahankan kondisi seperti ini.
Indikator 6 yaitu pengaturan kepadatan penumpang di dalam bus. Penumpang merasa nyaman
dalam pengaturan kepadatan dalam bus.
Indikator 7 yaitu kenyamanan saat berada di dalam bus dengan fasilitas yang ada. Penumpang
merasa nyaman dengan fasilitas yang ada sehingga perlu dipertahankan.
Indikator 12 yaitu ketersediaan faslitas prasarana bagi penyandang cacat, hamil, manula di dalam
bus. Penumpang berharap dengan fasilitas yang ada tersebut harus dipertahankan.
3. Kuadran III
Merupakan indikator yang menurut penumpang mempunyai tingkat kepentingan yang rendah dan
dalam pelaksanannya pun tidak maksimal. Indikator yang terletak di kuadran ini antara lain:
Indikator 9 yaitu kemudahan penumpang untuk mencapai halte. Kebanyakan penumpang bus
merasa kejauhan dalam mencapai halte, akan tetapi mereka tidak terlalu bermasalah dengan kondisi
ini.
Indikator 15 yaitu perbedaan tarif yang direncanakan antara Mahasiswa dan Masyarakat Umum
(Mahasiswa Rp. 2000, Masyarakat Umum Rp. 3000). Dalam hal tarif memiliki prioritas rendah
dikarenakan penumpang merasa dengan diberlakukannya tarif akan mengurangi jumlah pengguna
bus.
4. Kuadran IV
Merupakan indikator yang dirasa memiliki tingkat kepentingan rendah tetapi kenyataanya melebihi
yang diharapkan oleh pengguna. Kuadran ini mencakup:
Indikator 1 yaitu mitigasi terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan, kerusakan dan kriminal di
dalam bus. Penumpang merasa kondisi seperti ini tergantung kehati-hatian sopir bus.
Indikator 4 yaitu tersedianya tempat pembuangan sampah di dalam bus agar kebersihan bus dapat
terjaga. Penumpang merasa tidak ada penumpang yang makan minum di dalam bus dan bisa
menjamin kebersihan.
dianggap paling penting dan harus diperhatikan. Sementara indikator perbedaan tarif yang
direncanakan Mahasiswa dan masyarakat umum (Mahasiswa Rp. 2000, mayarakat umum Rp.
3000) dengan bobot paling rendah yaitu 282 karena dianggap kurang penting oleh responden.
2. Penilaian tingkat kepuasan pengguna Bus Trans Koetaradja pada indikator pengaturan kepadatan
penumpang di dalam bus memiliki bobot tertinggi yaitu 347 dirasakan paling memuasakan dan
harus dipertahankan kinerjanya. Sementara indikator rentang waktu kedatangan antara satu armada
dengan armada lainnya dengan bobot paling rendah yaitu 184 karena dirasakan tidak puas dan
menjadi prioritas utama untuk ditingkatkan kinerjanya.
3. Dari hasil analisis kuadran Metode IPA untuk pengguna Trans Koetaradja lebih difokuskan pada
faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas pelayanan bus. Untuk mengetahui hal tersebut
dapat dilihat dari indikator-indikator yang terletak pada kuadran I (prioritas utama) yang terdiri dari
indikator-indikator tersedianya tempat pembuangan sampah di halte, kemudahan memperoleh
informasi berkaitan dengan rute dan waktu datang bus, ketepatan jadwal perjalanan bus, kecepatan
waktu yang dihabiskan untuk perjalanan bus dari satu titik ke titik lainnya dan rentang waktu
kedatangan antara armada satu dengan armada lainnya.
Saran
Dapat dilakukan penelitian selanjutnya apabila sudah diberlakukan tarif apakah masyarakat masih
mau menggunakan Bus Trans Koetaradja sementara sekarang sudah ada transportasi Grab/Go-jek yang
lebih efektif. Pemerintah dapat melakukan peningkatan kualitas Trans Koetaradja terutama pada faktor-
faktor yang dinilai tidak memuaskan oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Balqis, P., A., Anggraini, R., Sugiarto, S. 2018. Model bangkitan pergerakan pekerja berdasarkan tingkat
pendapatan rumah tangga (studi kasus Kota Banda Aceh). Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan
Perencanaan, 1(2), pp. 10-18.
Dinda, R.P., Anggraini, R., Sugiarto, S. 2018. Model bangkitan pergerakan rumah tangga bagi pengguna
sepeda motor berdasarkan lokasi tujuan perjalanan di kota Banda Aceh. Jurnal Arsip Rekayasa
Sipil dan Perencanaan, 1(3), pp. 19-30.
Idris, E., Sugiarto, S., Saleh, S.M. 2019. Analisa karakteristik sosial-ekonomi masyarakat terhadap
efektivitas jembatan penyeberangan di kota Banda Aceh. Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan
Perencanaan, 2(1), pp. 31-37.
Kitcharoen, K. 2004. The Importance Performance Analysis of Service Quality in Administrative
Departments of Private Universities in Thailand. ABAC School of Management Jurnal Vol 24(3)
pp. 20-46
Martilla, J., & James, J., 1977, Importance-Performance Analysis, Journal Of Marketing, 41(1):77-79.
Merfazi, M., Sugiarto, S., Anggraini, R. 2019. Persepsi masyarakat terhadap kebijakan Trans Koetaradja
pada koridor pusat Kota–Mata Ie dan pusat Kota–Ajun–Lhoknga menggunakan indikator variabel
laten. Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan, 2(1), pp. 58-67.
Sugiarto, S., Miwa, T., Morikawa, T., 2017a. Inclusion of latent constructs in utilitarian resource
allocation model for analyzing revenue spending options in congestion charging policy.
Transportation Research Part A: Policy and Practice, 103: 36–53.
Sugiarto, S., Miwa, T., Sato, H., Morikawa, T., 2017b. Explaining differences in acceptance determinants
towards congestion charging policies in Indonesia and Japan. Journal of Urban Planning and
Development (ASCE), 143(2): 1-12.
Sugiyono, 2003, Metode Penelitian Bisnis, Pusat Bahasa Depdiknas, Bandung.
Supranto, J., 1997,Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar, Rineka
Cipta, Jakarta.
Tamin, O. Z., 2000, Perencanaan dan Permodelan Transportasi, Penerbit ITB, Bandung.
Warpani, S., 1990, Merencanakan Sistem Pengangkutan, Penerbit ITB, Bandung.
173