Anda di halaman 1dari 18

PERENCANAAN KOTA-KOTA BARU

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 4


 AWAL PURNAMA PUTRA / 20180611064029
 BAGUS M.S SOAMOLE / 20180611064030
 FARHAN A. PELU / 20180611064035
 GLEN M. OHEE / 20180611064036
 MAIKEL SILAK
 ONNA LEONORA GAZPERZ / 20190611064007

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
A. Bagaimana Pola Pemanfaatan Ruang

 Pola Pemanfaatan Ruang


Distrik Muara Tami merupakan salah satu distrik dari beberapa distrik yang ada di
Kota Jayapura. Distrik Muara Tami juga dapat dikatakan wilayah nodal. Wilayah
nodal ialah wilayah yang secara fungsional mempunyai ketergantungan antara pusat
dan daerah terbelakang. Pemanfaatan ruang perkotaan yang akan di bahas yakni
meliputi:

a. Pola Perkotaan Kluster


Kluster adalah konsentrasi geografis antar perusahaan-perusahaan yang saling
terkait dan bekerja sama, diantaranya melibatkan pemasok barang, penyedia jasa,
usaha yang terkait, serta sejumlah lembaga yang secara khusus berfungsi sebagai
penunjang atau pelengkap (Djamhari, 2006 dalam Susanty dkk, 2003). Pusat kota
yang berbentuk kluster dimana terdapat banyak perusahaan-perusahaan industri
dan bisnis, perkantoran, pusat berbelanjaan.

b, Pola Perkotaan Radial Konsentris

konfigurasi massa dan ruang yang memusat. Sedangkan pola organis merupakan konfigurasi
massa dan ruang yang dibentuk secara tidak beraturan. Pola konfigurasi massa bangunan
(solid) dan ruang terbuka (void). Tipe ini akan memusatkan pergerakan pada satu lokasi,
biasanya berupa pusat kota. Sistem radial biasanya dimiliki oleh suatu kota denfan konsentrasi
kegiatan pada pusat kota.

Gambar Radial Konsentris


Pusat
Pemerintahan
CBD (Central
Bisnis District)

Pusat
Sarana Penunjang
Perkantoran
Skala Besar

1. CBD (Central Bisnis Disrict)


Central Bisnis District merupakan salah satu kawasan dimana terkumpulnya
banyak perusahan-perusahaan bisnis seperti restoran, hotel,dan sarana hiburan
2. Sarana Penunjang Skala Besar
Sarana Penunjang Skala Besar terdapat pada pusat kota hal ini di perlukan
agar memudahkan masyarakat dengan menyediakan sarana kesehatan dan
pendidikan dengan skala besar yakni Rumah Sakit dan Kampus-Kampus Swasta
maupun Negeri
3. Pusat Pemerintahan
Dalam perkotaan perlu adanya sistem pemerintahan yang di dukung dengan
sarana pemerintahan berupa gedung-gedung pemerintahan seperti kantor gubernur
dan walikota.
4. Pusat Perkantoran
Pusat perkantoran terletak pada pusat kota yang dimana merupakan bagian
penting dalam suatu kota untuk menstabilkan sistem perkotaan. Maka dari bagian-
bagian yang ada di dalam pusat perkantoran ialah kantor swasa, kantor jasa dan
barang, industri-industri dll.
b. Pola Permukiman

Permukiman

Taman Sarana Peribadatan

Sarana Pendidikan

Sarana Kesehatan

Penerapan permukiman yang cocok untuk distrik muara tami yakni pola
permukiman bertipe grid, dimana seluruh permukiman akan di pusatkan di
wilayah koya timur, mulai dari perumahan dinas maupun perumahan masyarakat
lokal. Grid merupakan salah satu pola permukiman untuk kota-kota tua namun
dapat di sesuaikan dengan kebutuhan ruang publik seperti kota modern, pola
permukiman seperti face to face atau linier yakni pola permukiman yang
mengikuti jalan,dan terdapat perletakan seperti sarana dan prasarana penunjang
permukiman. Adapun sarana penunjang permukiman yakni:
1. Sarana Peribadatan
Sarana Peribadatan yang diperlukan untuk suatu permukiman ialah
tempat ibadah mayoritas yang berada di wilayah tersebut, Seperti Masjid,
Gereja, Pura maupun wihara. Sarana peribadatan di dalam permukiman
sangat membantuy masyarakat setempat guna melangsungkan kegiatan
peribadatan. Sarana Peribadatan juga didukung oleh luasan tempat/lokasi
yang cukup untuk di bangun sehingga tidak terjadi tumpah tindih antara
sarana peribadatan lainnya.

Gambar Masjid
Gambar Gereja

Gambar Wihara

Gambar Pura
2. Sarana Pendidikan
Perlu adanya sarana pendidikan seperti sekolah mualai dari SD-
Universitas guna menunjang pendidikan masyarakat terutama generasi muda
yang dapat dipercayakan untuk membangun daerahnya sendiri
3. Sarana Kesehatan
Sarana Kesehatan untuk suatu permukiman di perlukan oleh masyaakat
untuk menjadi pendamping untuk mempermudah masyarakat dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan
c. Perencanaan Transportasi
Perencanaan transportasi merupakan sebuah dinamika perkotaan yang
menggunakan sebagian ruang publik yakni pergerakan masyarakat untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam hal ini transportasi perkotaan juga
mempuyai hal sangat penting sebagai kebutuhan masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam perencanaan kota-kota masa depan tim penyusun telah
membagi perencanaan kota-kota baru di Distrik Muara tami menjadi 2 sistem
sebagai berikut :
1. Alat transportasi
Alat transportasi merupakan sarana penunjang sebagai akses
masyarakat untuk keluar masuknya ke sebuah lokasi yang ingin dituju.
Maka dari hal tersebut tim penyusun telah menerapkan kendaraan yang
berbasis lingkungan yang dimana tidak merusak ekosistemyang berada di
Muara Tami. Oleh karena itu kendaraan yang di gunakan oleh masyarakat
berupa sepeda, skuter maupun berjalan kaki dikarenakan kendaraan umum
atau kendaraan pribadi yang beroperasi di luar dari kawasan perkotaan di
Distrik Muara Tami.
Gambar Skuter

Gambar Sepeda

2. Pocket Parking
Pocket Parking atau biasanya disebut dengan kantong parkir
yang merupakan tempat bertukar kendaraan pribadi ataupun kendaraan
umum. Hal tersebut digunakan oleh tim penyusun untuk menetertibkan
kendaraan-kendaran yang digunakan agar tidak terjadinya kemacetan
yang terjadi diperkotaan maupun dipermukin masyarakat yang berada
di
Distrik Muara Tami. Para tim menyusun melakukan rest in area yang
dimana kendaraan pribadi maupun kendaraan umum dilakukan diluar
dari Distrik Muara Tami dan ditukarkan dengan kendaraan yang lebih
ramah lingkungan dan tidak menimbulkan kemacetan contoh
kendaraan pribadi adalah mobil ataupun kendaraan umum berupa taxi
atau bus hal tersebut akan ditukarkan dengan skuter maupun sepeda
dan juga bisa menggunakan area pejalan kaki.
Gambar Pocket Parking

d. Pola Mata Pencaharian


Selain itu di wilayah Koya barat terdapat kolam pemancingan yang dimana merupakan
salah satu pendapatan masyaarakat dan saling berhadapan dengan perkebunan, pertanian dan
pertenakan yang merupakan pemilik masyarakat lokal yang berada di Distrik Muara Tami. Maka
hal tersebut diletakan di Koya barat yang letaknya jauh dari permukiman masyarakat dan pusat
perkotaan yang berada di Wilayah koya tengah dan koya timur. Hal tersebut bertujuan untuk
menstabilkan ekosistem yang perlu dijaga kedepannya agar ketahanan pangan dan mata
pencaharaian tetap bertahan dalam jangka waktu yang lama sehingga masyarakat yang berada di
Distrik muara tami memiliki sebuah produksi berupa pangan yang ada di suatu wilayah tersebut.
B. Bagaimana Pola Mata Pencaharian Kota Masa Depan

Penduduk di masa depan sebagian besar mata pencahariannya di bidang industri dan
jasa Contoh bidang industri adalah industri mobil, elektronik, alat-alat berat, pesawat terbang,
dan makanan jadi. Contoh bidang jasa yaitu jasa keuangan, pendidikan, hiburan, dan
konsultan. Di Indonesia saat ini, sebagian besar masyarakatnya masih bergantung dari sektor
pertanian, pertambangan, atau perikanan. Hasil pertanian yang utama adalah beras, teh, kopi,
rempah-rempah, dan karet. Adapun Industri yang berkembang di Indonesia antara lain tekstil,
sepatu, semen, pupuk kimia, kayu lapis, dan makanan.
Pola Mata Pencaharian masa depan dapat disesuaikan dengan pemanfaatan ruang
karena perubahan tersebut dapat membuat mata pencaharian sebelumnya. Dimana
mengunakan Sumber Daya Alam (SDA) yang berlebihan maka berdampak kepada kebutuhan
manusia masa depan. Selanjutnya menaikkan taraf kesejahteraan penduduk dimana ada 3
poin utama yaitu kesehatan, pendidikan,pendapatan. Dari ketiga itu sangat bergantung pada
maju suatu daerah/kawasan dimana dapat menyelesaikan masalah kependudukan dimana
Laju pertumbuhan penduduk yang rendah ditunjang oleh tingginya kesadaran tentang
perencanaan keluarga, kemajuan fasilitas kesehatan, penundaan usia nikah, dan tingginya
partisipasi wanita dalam dunia kerja.
Rendahnya tingkat pertumbuhan penduduk menyebabkan komposisi penduduk di
masa yang akan dating mungkin akan didominasi oleh golongan tua (dewasa). Angka
ketergantungan usia non-produktif terhadap usia produktif pun menjadi rendah. Kemudian
pada masa yang akan datang harus membuka lowongan pekerjaan sebanyak-banyaknya
karena dapat mengatasi angka pengangguran . Menerapkan Ciri sikap masyarakat yang
positif di masa depan misalnya menjunjung tinggi etika, kejujuran, disiplin, sportifitas, mau
bertanggung jawab, menghormati hak warga negara lain, profesional dalam bekerja, suka
bekerja keras, dan menghargai waktu. Dan saa ini yang terjadi dinegara kita Kinerja masih
rendah, kurang menghargai waktu, korupsi merajalela.
C. Bagaimana Pola Permukiman Kota Masa Depan

Perumahan merupakan kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik


perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, fasilitas umum
sebagai hasil upaya pemenuhan tempat tinggal yang layak huni. Sedangkan permukiman
sendiri merupakan bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu kesatuan
perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, fasilitas umum, mempunyai fasilitas
penunjang kegiatan, dan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan. Adapun
kawasan permukiman yaitu bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik
berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan. Dalam suatu permukiman yang layak huni ada juga permukiman yang tidak
layak huni seperti permukiman kumuh yang diakibatkan oleh ketidak teraturan bangunan,
tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, kualitas bangunan, sarana dan prasarana yang tidak
memenuhi syarat suatu permukiman yang layak huni.

Dalam merencankan dan mengembangkan suatu kota di masa depan seorang perencana harus
merencanakan pola permukiman yang baik dan tepat bagi wilayah ataupun daerah yang akan
di bangun dan di kembangkan sehingga segala sesuatu harus di perhatikan antara lain:

a) Lingkungan siap bangun (LISIBA) merupakan sebidang tanah yang fisiknya,


prasarana, sarana, fasilitas umum telah dipersiapkan untuk pembangunan perumahan
dengan batas-batas kaveling yang jelas dan merupakan bagian dari kawasan siap
bangun sesuai dengan rencana rinci tata ruang.
b) Kaveling tanah matang merupakan sebidang tanah yang telah dipersiapkan untuk
rumah sesuai persyaratan dalam penggunaan, penguasaan, pemilikan tanah, rencana
rinci tata ruang, serta rencana tata bangunan dan lingkungan.
c) Konsulidasi tanah merupakan penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan,
pemanfaatan tanah sesuai rencana tata ruang wilayah dalam usaha penyediaan tanah
untuk kepentingan pembangunan perumahan/permukiman guna meningkatkan
kualitas lingkungan dan pemeliharaan sumber daya alam dengan partisipasi aktif
masyarakat.
d) Prasrana merupakan kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi
standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, nyaman.
e) Sarana merupakan fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk
mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya dan
ekonomi.
f) Prasrana lingkungn merupakan komponen yang menunjang perumahan atau
permukiman seperti jalan, saluran air limbah, saluran drainase, persampahan.
g) Fasilitas umum merupakan komponen yang menunjang lingkungan permukiman
seperti jaringan listrik, air bersih, telepon, gas.
h) Fasilitas sosial merupakan komponen yang menunjang lingkungan perumahan atau
permukiman seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan, belanja, kantor, dan
sebagainya.

Adapun aspek fisik dan non fisik dalam suatu permukiman dan lingkungan:

Aspek fisik

1. Aspek Letak Geografis/Lokasi


2. Aspek Lingkungan Alam dan Lingkungan Binaan, lingkungan alam berupa sungai,
danau, pesisir. Lingkungan binaan berupa taman, lingkungan perumahan. Kawasan
industry dan lainnya
3. Aspek Prasarana berupa jaringan air bersih (PAM, Sumur, MCK), jaringan air kotor
atau drainase, jaringan telepon atau gas, jaringan listrik, jaringan jalan dan jembatan,
parkir dan terminal sedangkan aspek sarana meliputi pendidikan (Sekolah, Kursus),
perbelanjaan (Pasar, Toko, Warung, dan lain-lain), kesehatan (RS, Puskesmas),
peribadatan (Masjid, Gereja, Pura, dan lain-lain), olahraga ((Lapangan OR), taman
atau jalur hijau, pemakaman atau kuburan, industri (Pabrik, dsb), rekreasi /
peninggalan sejarah, pembuangan sampah (TPS/TPA)

Aspek non fisik

4. Aspek Politik berupa kebijakan kawasan permukiman (UU, Perda, dan lain-lain),
keberadaan perangkat pemerintahan (Camat, Lurah, Kepala Desa, polisi, dan lain-
lain), lembaga desa (LMD), Partai Politik, dan lain-lain. Karang taruna, kelompok
wanita (PKK), dasa wisma, dan lainnya
5. Aspek Ekonomi yaitu berkaitan dengan pekerjaan atau mata pencaharian atau usaha
rumah tangga (UBR)
6. Aspek Sosial Kemasyarakatan berupa kehidupan sosial masyarakat, kehidupan
bertetangga, gotong royong, pekerjaan bersama dan lainnya
7. Aspek Budaya yaitu kehidupan adat istiadat, kehidupan beragama, kebiasaan bekerja
, identitas atau ciri khas spesifik di masyarakat
8. Aspek Psikologis berupa rasa aman, rasa tentram, rasa senang atau bahagia, rasa takut,
rasa gelisah atau was-waa

Adapun pola permukiman yang di inginkan dimasa depan, harus meperhatikan segala
sesuatu dan aspek yang telah dijelaskan di atas sehingga pola permukiman yang di inginkan
dapat terwujud dan sesuai dengan yang kami inginkan.

Pola (pattern) dapat diartikan sebagai susunan struktural, gambar, corak, kombinasi
sifat kecenderungan membentuk sesuatu yang taat asas dan bersifat khas (Depdikbud, 1988),
dan dapat pula diartikan sebagai benda yang tersusun menurut sistem tertentu mengikuti
kecenderungan bentuk tertentu. Pengertian pola permukiman dan persebaran permukiman
bervariasi sifatnya, dari sangat jarang sampai sangat padat, dapat mengelompok, dapat tidak
teratur, atau teratur. Pertama, permukiman lebih banyak terdapat pada tanah-tanah yang subur
dengan relatif datar yang menguntungkan untuk pertanian, kedua persebaran yang
mengelompok atau tidak teratur umumnya terdapat pada wilayah-wilayah yang topografinya
tidak seragam. Papua adalah wilayah yang kaya akan sumber daya alam yang melimpah,
alam Papua yang beragam ini membuat seorang perencana, harus merencanakan wilayah ini
sebaik mugkin, sehingga bermanfaat bagi masyarakat Papua itu sendiri. Melihat dari letak
geografi dan wilayah di Papua yang beragam, pola permukiman pun tentunya beragam,
antara masyarakat yang tinggal di bagian pegunungan Papua maupun masyarakat yang
tinggal di pesisiran pantai. Di sini pola permukiman yang kami inginkan yaitu pola
permukiman yang berhubungan dengan lingkungan, pola permukiman cluster pola
permukiman ini rumah di bangun secara berkelompok (Cluster) untuk mendapatkan
kepadatan yang tinggi pada suatu daerah sehingga lahan lainnya dapat di manfaatkan untuk
ruang terbuka.

Permukiman berjenis cluster ini bisa di jumpai di Timika Papua, yang tepatnya di
Kuala Kencana. Mengapa kami memilih pola permukiman seperti ini, mengingat alam dan
letak goeografi di Papua yang banyak berhubungan langsung dengan alam, sehingga jika pola
permukiman semacam ini di buat dan di bangun di Papua maka lahan lainnya bisa di
manfaatkan sebagai ruang terbuka hijau. Maka secara tidak langsung kita sebagai masyarakat
bisa menjaga dan melestarikan alam yang kita punya jika suatu ketika kita membangun
sebuah perkotaan, dalam pola permukiman cluster ini juga sudah tersedia segala aspek fisik
dan non fisik yang telah dijelaskan diatas sehingga permukiman ini bisa dikatakan layak dan
tepat jika dijadikan suatu tempat tinggal.

Berikut ini contoh gambar pola permukiman cluster


Selain itu tim penyusun mengambil kota-kota masa depan yang berada pada Distrik
Muara Tami yang merupakan acuhan sebagai penyusunan kota-kota masa depan. Kemudian
penerapan permukiman pada distrik muara tami adalah pola permukiman yang berbentuk
pada pola grid, hal tersebut menunjukan bahwa seluruh permukiman akan di satukan di
bagian wilayah koya timur, yang telah dimulai dari perumahan dinas dan juga perumahan
masyarakat lokal atau perumahan umum. Pola grid adalah salah satu pola permukiman untuk
kota-kota yang ada namun dapat di sesuaikan dengan kebutuhan ruang publik seperti kota
modern, pola permukiman seperti face to face atau linier yakni pola permukiman yang
mengikuti jalan,dan terdapat perletakan seperti sarana dan prasarana penunjang permukiman.
Selain itu juga kelebihandari pola grid adalah pembentuk jalan memiliki kelebihan bentuk
kapling yang praktis dan efisien kemudian juga didapatkan pula karakteristik umum yaitu
terpisah dari permukiman etnis lain, memiliki teritori atau batas yang jelas, memiliki
infrastruktur yang relatif lebih lengkap dan tertata jika dibandingkan
dengan permukiman untuk etnis lain, serta berbentuk atau cenderung menggunakan pola
grid untuk menata permukiman tersebut.

D. Bagaimana Pola Pemanfaatan Teknologi


 KONSEP KOTA MASA DEPAN

Teknologi untuk jaman sekarang sudah sangat mutakhir dan sangat membantu
manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pada kota-kota besar teknologi berperan penting dalam
siklus perkembangan kota. Teknologi yang diterapkan pada kota-kota juga berperan penting
dalam mewujudkan konsep “Smart City”. Smart City atau Kota Pintar merupakan upaya-
upaya inovatif yang dilakukan ekosistem kota dalam mengatasi berbagai persoalan dan
meningkatkan kualitas hidup manusia dan komunitas setempat. Teknologi yang diterapkan
pada Smart City dapat membuat kota lebih efektif dan efisien. Hal ini semakin diperlukan
mengingat pertumbuhan penduduk perkotaan yang begitu cepat. Secara lebih rinci, berikut 4
manfaat Smart City:

 Lebih efektif
Data yang terhimpun dari berbagai perangkat IoT memungkinkan pemerintah
untuk mengakses sejumlah informasi (Big Data) yang sebelumnya tidak tersedia. Data
tersebut dapat ditindaklanjuti sebagai sebuah pertimbangan dalam pengambilan
keputusan yang lebih baik atau juga disebut Decision Support System (DSS).
 Masyarakat lebih aman
Manfaat Smart City selanjutnya yaitu membuat masyarakat menjadi lebih aman
karena teknologi yang digunakan seperti Intelligent Video Analytics (IVA) membantu
mengurangi aktivitas kriminal. Sederhananya, teknologi IVA dapat dengan mudah
menangkap data seperti plat nomor, detektor benda tajam atau senjata, hingga
teknologi pengenal wajah bertujuan untuk menegakan hukum. Ketika Smart City
diterapkan, peralatan yang didukung teknologi tersebut akan meminimalisir tindak
kriminal pada suatu daerah.

 Mengurangi kerusakan lingkungan


Dengan dukungan teknologi IoT, pemerintah dapat menerapkan sensor kualitas
udara yang mampu menyajikan data untuk melacak puncak waktu kualitas udara
rendah, mengidentifikasi penyebab polusi dan memberikan analisis data untuk
menyimpulkan tindakan yang bisa ditempuh. Sensor tersebut dapat memberikan
rekomendasi untuk mengurangi polusi udara, bahkan di kota-kota dengan penduduk
yang padat.
 Peningkatan transportasi
Menurut SmartCity Press, investasi transportasi Smart City diprediksi akan
meningkat lebih dari 25% setiap tahun, setidaknya hingga 2023. Sistem transportasi
terhubung yang merupakan bagian dari konsep Smart City juga memiliki potensi
besar untuk meningkatkan efisiensi di seluruh kota. Mulai dari manajemen lalu lintas
yang ditingkatkan, manajemen parkir pintar hingga kemampuan masyarakat untuk
melacak lokasi transportasi umum dapat dinikmati sebagai manfaat Smart City. Selain
itu, teknologi sinyal lalu lintas yang cerdas juga mampu mengurangi kemacetan.

Sebuah kota bisa disebut sebagai kota pintar atau smart city jika sudah
mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi hingga level tertentu dalam
proses tata kelola dan operasional sehari-hari. Integrasi teknologi tersebut
dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, membagikan informasi kepada publik,
hingga memperbaiki pelayanan kepada masyarakat ataupun meningkatkan
kesejahteraan warga.
Implementasi smart city di Indonesia sendiri mengalami berbagai kendala, mulai dari
infrastruktur penunjang yang belum memadai, kesiapan pemerintah setempat, hingga
masyarakat sendiri yang belum mampu memanfaatkan teknologi digital secara
maksimal.

 PENERAPANNYA UNTUK DISTRIK MUARA TAMI MASA SEKARANG


DAN MASA DEPAN
1. KEAMANAN
Kota yang diharapkan masyarakat di masa depan tentu saja kota yang aman
dan nyaman. Demi mewujudkan hal itu banyak kota-kota di luar negeri contohnya
Korea Selatan yang memasangkan kamera CCTV di setiap sudut kota Seoul demi
menjaga dan mengawasi, dengan adanya CCTV Juga dapat memudahkan
Kepolisian dalam hal pengamanan. Konsep ini dapat diterapkan pada distrik
Muara Tami dimana distrik tersebut merupakan pusat daerah pemekaran dan
baiknya juga penerapan ini demi menjaga keamanan warga-warga sekitar.

2. AKSESBILITAS
Kota di masa depan juga adalah kota yang memiliki aksesbilitas yang mudah
dan terjangkau. Transportasi dan akses-akses jalan yang bermacam-macam dapat
meningkatkan efisiensi dan aksesbiitas kepada masyarakat.
Selain jalur khusus sepeda dan kereta api baiknya inovasi Gojek dapat
menjangkau ke daerah tersebut. Distrik Muara tami juga belum masuk dalam
jangkauan angkutan umum dan ini dikarenakan tidak adanya terminal angkot
disana. Sangat diharapkan adanya terminal agar angkutan umum dapat
memperluas jangkauannya.
3. INTERNET
Sudah tidak dipungkiri lagi kalau jaman sekarang Internet adalah hal yg paling
melekat pada masyarakat dan sudah menjadi kebutuhan primer dalam keseharian.
Dengan Internet Informasi dan Komunikasi dapat berjalan lancer dan terkendali.
Diharapkan lagi Internet dapat menjangkau lebih luas lagi kedepannya dan dapat
menjangkau seluruh masyarakat terutama di Muara Tami.
4. KELESTARIAN LINGKUNGAN
Kota yang baik adalah kota yang bersih. Penerapan Kota pada masa depan tidak
akan luput dari yang Namanya kebersihan lingkungan. Tentu saja lingkungan
yang bersih diberkahi dengan fasilitas yang memadai, itulah gunannya tempat
sampah. Penerapan Tempat Sampah 3 macam adalah inovasi yang baik untuk
masa depan kota yang lebih baik.

E. Bagaimana Gaya Hidup Perkotaan


Gaya hidup perkotaan dapat dilihat dari suatu karakteristik suatu wilayah kota yang
dimana hal tersebut merupakan suatu ciri khas penduduk msialnya seperti kota Paris yang
merupakan kota model maka hampir seluruh penduduknya berlatar belakang model atau artis.
Selain itu seperti yang dapat diambil oleh tim penyusun yaitu daerah Muara Tami yang
terletak dalam salah satu distrik Kota jayapura, Provinsi Papua. Suatu gaya hidup perkotaan
adalah perilaku yang sering dilakukan dan sudah merasuk dalam kehidupan oleh sekelompok
manusia atau grup. Jika gaya hidup (lifestyle) dilakukan secara turun temurun maka ia bisa
menjadi budaya. Tentunya tidak semua gaya hidup baik dan bisa menjadi budaya. Diperlukan
suatu strategi budaya untuk menjadikan apakah suatu lifestyle bisa menjadi budaya atau,
sebaliknya jangan sampai menjadi budaya. Perkembangan sangat berpengaruh pada
kehidupan masyarakat terutama pada wilayah perkotaan.
Weber menjelaskan bahwa masyarakat kota adalah masyarakat yang telah berkembang
pemikirannya (rasional). Pemikiran masyarakat bergeser dari cara berfikir tradisional menjadi
pola berfikir yang rasional, praktis dan modern artinya semakin canggih dan kemajuan
teknologi dalam suatu perkotaan akan mengubah sistem dan kondisi masyarakat tersebut
seperti yang dapat dilihat jika dulu masyarakat masih pergi ke pasar tradisional karena ada
kemajuan teknologi maka masyarakat cenderung menggunakan sistem pembelajaan online
kini hal tersebut akan mengubah pola gaya hidup masyarakat.

Maka dari itu gaya hidup dapat diartikan sebagai karakteristik seseorang yang dapat
diamati dan memadai sistem nilai serta sikap terhadap diri sendiri dan lingkungannya,
karakteristik tersebut berkaitan dengan beberapa aspek, misalnya dengan aspek cara
berpakaian, cara berbelanja, kebiasaan berbelanja, dan lain-lain. Pemenuhan gaya hidup akan
dilakukan oleh masyarakat karena akan menjadikan kepuasan tersendiri bagi individu.
Konsumsi menjadi salah satu bentuk pemenuhan dari gaya hidup seseorang. Dalam wilayah
perkotaan, terdapat wilayah sub urban yang sering diartikan sebagai wilayah peralihan.

Wilayah ini sering disebut menjadi wilayah desa-kota. Jika dilihat dari lingkungan, maka
wilayah ini merupakan daerah yang berada pada wilayah perkotaan (urban) dan juga
pedesaan (rural), serta bila dilihat dari sebuah komunitas maka wilayah sub urban merupakan
komunitas yang memiliki sifat rural dan juga sifat urban. Berdasarkan karakteristiknya,
wilayah sub urban merupakan wilayah bagian dari kota namun menampakkan kenampakan
desa dan juga kota secara bersamaan. Jadi di satu sisi wilayah ini menampakkan sifat urban
dan di sisi lain juga menampakkan sifat rural.

Selain itu ketika pertumbuhan kota semakin maju dan menuju ke arah pendesaan atau
permukiman masyarakat tradisional maka hal tersebut akan mengakibatkan pergeseran gaya
hidup pada masyarakat lokal yang berada di wilayah pedesaan dan kemungkinan besar akan
mengubah sistem dan kondisi gaya hidup masyarkat. Hal tersebut bisa dilhat dalam jangka
waktu tertentu dimana pola mindset masyarakat akan berubah secara permanen pada
masyarakat yang hidup dalam masyarakat modern akan menggunakan istilah gaya hidup
guna menggambarkan tindakannya serta tindakan dari orang lain.

Gaya hidup merupakan sebuah frame of reference dimana seseorang akan bertingkah laku
dan juga akan berkonsekuensi pada pola tindakan tertentu. Individu ingin membentuk image
pada orang lain sehingga akan dipersepsikan oleh orang lain yang berkaitan dengan status
sosial yang melekat pada dirinya. Kemudian Pergeseran gaya hidup sangat berkaitan dengan
ekonomi. Selain itu budaya yang ada di sekitar individu juga memiliki peran yang penting
dalam perubahan sosial yang dalam hal ini adalah gaya hidup seseorang. Jadi dapat dikatakan
bahwa pergeseran gaya hidup dapat dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi yang berkaitan
dengan berkembang pesatnya suatu wilayah yang sudaha mengalami suatu kemajuan.

Anda mungkin juga menyukai