DIMASA PANDEMI
Dosen Pengajar :
SEMESTER V
Di Susun oleh :
Prodi S1 KEPERAWATAN
2019/2020
KATA PENGANTAR
TTD
DAFTAR ISI
BAB I .......................................................................................................... 1
BAB II ......................................................................................................... 9
PENUTUP
A. KESIMPULAN................................................................................. 16
B. SARAN ........................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
1
2
4. Menyembuhkan luka
Gel lidah buaya memiliki sifat penyembuhan luka yang secara
signifikan meningkatkan produksi kolagen di kulit. Oleh karena itu,
luka bakar dan luka bisa sembuh lebih cepat ketika gel lidah buaya
dioleskan pada kulit. Selain itu, lidah buaya telah terbukti
mempercepat penyembuhan luka pada operasi flap periodontal.
5. Meredakan mulas
Penyakit refluks gastroesofagus, juga dikenal sebagai refluks asam
adalah suatu kondisi yang terjadi saat asam lambung mengalir
kembali ke kerongkongan. Lidah buaya telah terbukti memiliki
kemampuan untuk menurunkan gejala penyakit refluks
gastroesofageal (GERD) yang meliputi mulas, muntah, dan
bersendawa.
6. Menjaga kesehatan kulit
Lidah buaya membantu dalam produksi serat kolagen dan elastin
yang membuat kulit lebih kencang dan mencegah keriput. Asam
amino dan nutrisi lain dalam lidah buaya melembutkan sel-sel kulit
yang mengeras dan bertindak sebagai zat untuk mengencangkan pori-
pori kulit. Hal ini meningkatkan kesehatan kulit dan mengurangi
munculnya keriput.
7. Meningkatkan kesehatan rambut
Lidah buaya adalah pilihan yang sangat baik untuk mendorong
pertumbuhan rambut secara alami dan menghentikan kerontokan
rambut. Sifat anti-inflamasi dan antibakteri dapat secara efektif
mengobati masalah rambut seperti ketombe, rambut rontok, dan
radang kulit kepala.
1. Kandungan Kimia
Lidah buaya mengandung lebih dari 75 konstituen yang berpotensi
aktif seperti antrakuinon glikosida, vitamin, enzim, mineral, gula, lignin,
saponin, asam salisilat dan asam amino (Sherestha, et al, 2015).
a. Asam amino
Lidah buaya gel menyediakan asam amino yang dibutuhkan
untuk perbaikan dan pertumbuhan. Ini mencakup 20 dari 22
c. Hormon
Ini mengandung Auksin dan giberelin yang membantu dalam
penyembuhan luka dan memiliki tindakan anti-inflamasi.
(Sherestha, et al, 2015).
d. Vitamin
Lidah buaya mengandung vitamin A (beta-karoten), vitamin
C dan vitamin E, yang memiliki sifat antioksidan. Ini juga
mengandung vitamin B12, asam folat dan kolin. Antioksidan
menetralkan radikal bebas (Sherestha, et al, 2015).
e. Mineral
Lidah buaya mengandung beberapa mineral seperti kalsium,
kromium, tembaga, selenium, magnesium, mangan, kalium,
natrium dan seng. Mineral ini sangat penting untuk berfungsinya
berbagai sistem enzim dalam jalur metabolisme yang berbeda
dan hanya sedikit yang merupakan antioksidan (Sherestha, et al,
2015).
f. Enzim
Lidah buaya mengandung delapan enzim: aliiase, alkaline
phosphatase, amilase, bradikinase, karboksipeptidase, katalase,
selulase, lipase, dan peroksidase. Bradykinase membantu
mengurangi peradangan yang berlebihan ketika dioleskan,
sementara yang lain membantu dalam pemecahan gula dan
lemak (Sherestha, et al, 2015).
g. Saponin
Ini adalah zat sabun yang memiliki pembersihan dan sifat
antiseptik (Sharma, et al, 2014).
2. Farmakologi
a. Aktivitas anti-ulkus
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek dari Lidah
buaya pada ulkus yang diinduksi indometasin pada tikus albino.
Lidah buaya ekstrak menunjukkan aktivitas anti-ulkus yang
signifikan secara statistik sebanding dengan obat standar
Omeprazole. Indeks ulkus rata-rata dari dua obat dibentuk
menjadi signifikan secara statistik. Oleh karena itu, hasilnya
menunjukkan aktivitas anti ulserogenik dari Lidah buaya. Namun,
mekanisme seluler untuk tindakan anti-ulserogenik masih harus
ditetapkan (Sherestha, et al, 2015).
b. Aktivitas antitumor
Sifat antitumor ekstrak etanol 50% (100 mg/kg) dari Lidah
buaya dievaluasi terhadap tumor Ehrlich ascites carcinoma
(EAC) pada tikus. Efek dariLidah buaya pada pertumbuhan
tumor asites yang dapat ditransplantasikan, berat badan host
pembawa EAC dan perubahan simultan dalam profil
hematologis, protein serum (ALT, AST, LDH, ALP dan glukosa)
dan parameter biokimia hati (lipid per oksidasi, GSH dan enzim
antioksidan) adalah diperkirakan. Ekstrak etanol 50% dariLidah
buaya menunjukkan efek antitumor dengan memodulasi lipid per
oksidasi dan meningkatkan sistem pertahanan antioksidan pada
tikus yang mengandung EAC (Sherestha, et al, 2015).
c. Aktivitas antivirus
Aktivitas antivirus dari ekstrak gliserin panas mentah dari
Lidah buaya gel yang ditanam di Bushehr (Barat Daya Iran)
terhadap replikasi HSV-2 di lini sel Vero telah dipelajari. Ekstrak
menunjukkan aktivitas antivirus terhadap HSV-2 tidak hanya
sebelum perlekatan dan masuknya virus ke sel Vero tetapi juga
BAB II
4. Tujuan
Tujuan dari artikel ini yaitu membahas kandungan yang terdapat
pada Aloe Vera sebagai antiviral dan imunostimulan.
ANALISIS PICO
1. POPULASI
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa Aloe Vera ternyata
memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh, diantaranya yaitu
antiinflamasi, antioksidan, antikanker, antidiabetes, antivirus dan
mengaktivasi makrofag (Grover, Yadav and Vats, 2002; Xiao et al.,
2007; Xu et al., 2008). Sejak awal munculnya kasus Coronavirus
disease (Covid-19) pemerintah menghimbau kepada masyarakat
untuk lebih rajin mencuci tangan dan menjaga sistem imunitas agar
masyarakat tidak mudah terkena virus yang ada di lingkungan sekitar
dan mencegah terjadinya penyebaran virus, Akan tetapi himbauan
yang telah dikeluarkan oleh pemerintah tersebut telah diabaikan
bahkan dianggap remeh oleh masyarakat.
2. INTERENSI
Virus dapat berkembang biak dengan mudah dalam tubuh
makhluk hidup. Ketika kekebalan tubuh menurun maka tubuh akan
lebih mudah terinfeksi. Oleh karena itu untuk mencegah masuknya
virus khususnya Coronavirus disease (Covid-19) yaitu dengan cara
meningkatkan daya tahan tubuh (Amalia, et al., 2020). Kekebalan
tubuh bersifat dinamis bisa naik atau turun karena dipengaruhi oleh
beberapa faktor salah satunya yaitu faktor usia. Semakin bertambah
usia seseorang maka sistem tubuh akan semakin tidak stabil.
3. COMPARISON
10
4. OUTCOME
Berdasarkan latar belakang di atas, sehubungan dengan
pandemi Covid–19 yang ada di Indonesia, maka penulis tertarik
untuk menganalisis lebih lanjut mengenai “Potensi Aloe Vera sebagai
antiviral dan imunostimulan di masa pandemi Covid–19”. Tujuan
review artikel ini adalah membahas kandungan yang terdapat pada
Aloe Vera yang berfungsi sebagai antiviral dan imunostimulan.
Dengan mengetahui informasi ini, diharapkan masyarakat dapat
11
12
ANALISIS PICO
1. POPULASI
Penelitian tentang pemanfaatan tanaman tradisional sebagai
imunomodulator berkaitan dengan ekspresi sitokinnya telah banyak
dilakukan (SPELMAN et al., 2006). Namun demikian ada beberapa
faktor yang dapat menghambat penggunaan sitokin rekombinan,
karena molekul sitokin bersifat tidak stabil dan mudah mengalami
degradasi. Pemberian sitokin sering menyebabkan efek negatif
seperti terjadinya neutrophilia atau defektif fungsi neutrofil,
lymphopenias dan monocytopenia (LOWENTHAL et al., 2000).
2. INTERVENSI
Sebagai imunomodulator, Aloe vera dapat meningkatkan
aktivitas anti-kanker pada pengobatan menggunakan melatonin
(LISSONI et al., 1998). Acemannan meningkatkan aktivitas makrofag
dari sistem imun sistemik terutama dalam darah dan limpa serta
meningkatkan produksi NO makrofag (DJERABA dan QUERE,
2000). Fraksi karbohidrat dari gel Aloe vera (acemannan) dapat
meningkatkan produksi IL-12 dan maturasi dari sel dendritik
sehingga sel dendritik sebagai antigen presenting cell (APC) dapat
meningkatkan ekspresi molekul major histocompatibility complex
(MHC) kelas II (LEE et al., 2001), dengan demikian fungsi limfosit
ThCD4+ menjadi optimal.
3. COMPARISON
Penelitian in vitro dan in vivo tanaman ini juga telah banyak
dilakukan, terutama pada model hewan coba dan diketahui bahwa
14
4. OUTCOME
Pola respon imun ini sangat penting sebagai pertahanan
terhadap patogen intraseluler seperti virus, beberapa jenis bakteri
dan parasit. Pemanfaatan tanaman obat tradisional bukanlah
diisolasi zat aktifnya melainkan dapat langsung digunakan oleh
peternak. Untuk itu, masih perlu dilakukan penelitian tentang efek
imunomodulasi tanaman lidah buaya secara in vivo pada hewan
ternak coba.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan BAB I dan BAB II di atas, dapat disimpulkan bahwa :
16
B. SARAN
17
DAFTAR PUSTAKA