Van Peursem (2005) isu-isu yang berkaitan dengan efektivitas auditor layak untuk
menjadi perhatian, audit internal yang efektif adalah fungsi penting dalam memberikan
informasi independen yang diperlukan dalam membantu organisasi untuk meningkatkan
pengendalian, manajemen risiko dan proses tata kelola. Dengan demikian, memahami faktor-
faktor yang menentukan efektivitas IA adalah penting. Efektivitas merupakan unsur pokok
untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan dalam setiap organisasi (Judistira,
2013).
Meskipun dengan adanya teknologi informasi yang begitu maju, namun tujuan dan
lingkup keseluruhan suatu audit tidak akan berubah meskipun dilakukan dalam lingkungan
sistem informasi yang terkomputerisasi. Akan tetapi, dalam penerapannya mungkin akan
mengharuskan auditor untuk memahami teknik audit dengan menggunakan komputer atau
dikenal dengan istilah Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) atau Computer Assisted
Audit Techniques (CAAT), yang digunakan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
dalam proses audit (IAI, 2009).
Pembahasan
Teknologi informasi yang begitu pesat telah memberi pengaruh yang sangat
signifikan terhadap dunia akuntansi. Hal tersebut dapat dilihat dari pemrosesan data yang
mengalami perubahan, dimana sebelumnya menggunakan sistem manual, saat ini berubah
menjadi sistem yang terkomputerisasi. Sistem informasi akuntansi yang berbasis komputer
dirancang untuk mengubah data dalam akuntansi menjadi informasi. Dengan kata lain proses
tersebut merupakan bagian dari rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan dan
diproses menjadi informasi, untuk kemudian didistribusikan kepada para pengguna yang
berkepentingan. Informasi adalah salah satu sumber daya vital untuk keberlangsungan hidup
sebuah organisasi.
Kell (2001) dalam Sasongko (2008) menjelaskan manfaat dari penerapan sistem
teknologi informasi, antara lain:
Perkembangan teknologi telah berdampak besar pada proses audit. Auditor internal
modern harus mengetahui bagaimana data berawal, bagaimana proses pengolahannya, dan
dimana letak risiko keamanannya. Dengan semakin banyaknya prosedur audit tradisional
yang diganti dengan pemrosesan data elektronik, semua auditor internal membutuhkan paling
tidak beberapa keahlian. Pengamanan data telah menjadi risiko yang besar yang dihadapi
oleh organisasi modern (Sawyer 2005:32).
Target Realisasi
No. Sasaran (Rp.) Rp. %
Meningkatkan Tindak Lanjut
Hasil Audit dan Aduan
1 Masyarakat 2.977.912.500 2.565.000.034 86,13
Kesimpulan
Dari hasil evaluasi model penelitian dan pengujian hipotesis yang dilakukan dalam
penelitian ini, maka menghasilkan kesimpulan, bahwa Dengan memahami suatu gejala
kecurangan (Red Flags) auditor di pemda dapat identifikasikan suatu kondisi kecurangan atau
fraud yang dapat memungkinan besar akan terjadi suatu kecurangan yang tidak di inginkan.
Dan juga peningkatan SDM dan teknologi merupakan salah satu faktor penting dalam mewujudkan
efektivitas audit internal di Kabupaten Gresik.
Saran
Hasil analisis ini diharapkan bisa menemukan dan membahas faktor-faktor lain yang dapat
meningkatkan efektifitas pengendalian internal pemerintah terhadap pencegahan fraud pada
pemerintah daerah (studi kasus Gresik/ Bangkalan).
Referensi
Amran Adamrah. 2001. “Pentingnya Pemahaman Atas Struktur Pengendalian Intern Dalam
Melaksanakan Audit Sistem Informasi Teknologi”, Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Trisakti. Jakarta.
Dian Safitri. 2011. “Analisis Pengaruh Pengalaman, Keahlian, dan Pemanfaatan Teknologi
Informasi Terhadap Kualitas Hash, Audit Internal”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Leardo Arles, Rita Anugrah & Andreas. 2017. “Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi
Efektivitas Audit Internal : Peran Penting Dukungan Manajemen”. Fakultas Ekonomi
Universitas Riau.
Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 Tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah