Anda di halaman 1dari 8

KONSEP DASAR MATEMATIKA DARI AL-QUR’AN

Oleh :
HANA MUTIA DEWI
NIM : 24010118420004

PROGRAM STUDI MAGISTER MATEMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
I. Pendahuluan
Al-Qur’an merupakan mu’jizat yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad
SAW melalui malaikat jibril sebagai kitab suci umat islam yang mengandung petunjuk bagi
manusia untuk selalu berada pada jalan yang benar. Turunnya ayat Al-Qur’an yang pertama
kepada Rasulullah yaitu Surat Al-Alaq ayat 1-5 yang artinya :
(1) “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan”
(2) “Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah”
(3) “Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha-mulia”
(4) “Yang mengajar (manusia) dengan pena”
(5) “Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”.
Surat tersebut yang menjadikan dasar Ilmu pengetahuan dalam Islam. Allah
memerintahkan kepada kita untuk membaca, menulis, meneliti, mengkaji, dan membahas
dengan kemampuan intelektual yang berhubungan erat dengan kehidupan manusia. Ayat Al-
Qur’an yang pertama menunjukkan betapa besar perhatian Islam terhadap ilmu pengetahuan
dan menekankan pentingnya arti proses pengetahuan, penelitian dan menguji penelitian
tersebut dalam kehidupan manusia untuk memohon kepada Allah agar selalu mendapatkan
ilmu pengetahuan.
Saat turunnya Al-Qur’an pada abad ke-7 tidak terbayangkan oleh masyarakat saat itu
bahwa Al-Qur'an mengandung ilmu pengetahuan modern saat ini. Adanya isyarat-isyarat Al-
Qur'an tentang ilmu pengetahuan ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa tidak adanya
kontradiksi antara agama dan ilmu pengetahuan.
Beberapa fakta sederhana pada tulisan ini, akan menjelaskan bahwa Al-Qur’an juga
berbicara tentang ilmu matematika, yang biasa dianggap sebagai ilmu umum yang lepas dari
agama dan sebaliknya. Allah SWT menyajikan begitu banyak istilah yang berkaitan dengan
hitungan atau matematika. Hal ini menunjukkan bahwa Allah SWT Maha Kuasa dan Maha
Mengetahui. Fakta-fakta matematika yang dibicarakan dalam Al-Qur’an diantanya meliputi
bilangan beserta operasinya dalam berbagai peristiwa dan berbagai konteks. Angka satu yang
sering digunakan dalam matematika tersirat jelas pada surat Al-Ikhlas ayat 1 yang artinya :
“Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.”
kata Esa tersebut dapat diartikan sebagai 1 (satu) atau tunggal. Kegiatan menghitung dimana
tidak terlepas dari “ukuran”, secara jelas terdapat dalam surat Al-Qamar ayat 49 yang artinya
sebagai berikut :
"Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.”
dan surat Al-Furqaan ayat 2, artinya :
“yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak,
dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan Dia telah menciptakan
segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.”
Matematika islam merupakan konsep matematika yang menjadikan Al-Quran sebagai
dasar. Oleh karena itu, di dalam Matematika dalam Islam tidak perlu membuktikan suatu data
yang datang dari Allah SWT dan rasul-Nya. Selanjutnya, akan dipaparkan beberapa hasil
pengembangan konsep matematika yang berkaitan dengan Al-Qur’an.

II. Bilangan dan Operasi Bilangan dalam Al-Qur’an


Bilangan dalam Al-Qur’an meliputi bilangan asli, ordinal, dan pecahan. Terdapat 38
bilangan berbeda yaitu terdiri dari 30 bilangan asli dan 8 bilangan pecahan. Berikut tabel
penyebutan Bilangan dalam Al-Qur’an.
Bilangan Asli Bilangan Pecahan
No. Bilangan No. Bilangan No. Bilangan
1 1 16 40 2
1
2 2 17 50 3
3 3 18 60 1
2
4 4 19 70 2
5 5 20 80 1
3
6 6 21 99 3
7 7 22 100 1
4
8 8 23 200 4
9 9 24 300 1
5
10 10 25 1000 5
11 11 26 2000 1
6
12 12 27 3000 6
13 19 28 5000 1
7
14 20 29 50000 8
1
15 30 30 100000 8
10
Sedangkan bilangan ordinal dalam Al-Qur’an terdiri dari 7 bilangan sebagai berikut.
No. 1 2 3 4 5 6 7
Bilangan Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima Keenam Kedelapan
Relasi merupakan salah satu konsep bilangan yang terdapat dalam Al-Qur’an yang
menjelaskan bahwa nabi Yunus diutus kepada umat yang jumlahnya 100.000 orang atau lebih
pada surat Ash-Shaffat ayat 147, artinya
“Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih”..
yang dalam matematika memiliki makna umat nabi Yunus jumlahnya adalah ≥ 100000.
Konsep lainnya yaitu konsep operasi bilangan. Operasi penjumlahan terdapat pada Al-
Qur’an surat Al-Kahfi ayat 25 yang artinya
“Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun
(lagi).”
dan pada surat Al-Ankabuut ayat 14, yang artinya
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di
antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir
besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim.”
Pada ayat pertama, untuk menyebut 309, Al Qur’an menggunakan 300+9 dan pada ayat
kedua, untuk menyebut 950, Al Qur’an menggunakan 1000−50. Dua ayat tersebut
menunjukkan bahwa Al Qur‟an berbicara tentang operasi penjumlahan dan operasi
pengurangan. Konsep penjumlahan yang lain juga tersirat pada suart Al-A’raaf ayat 142 yang
artinya
“Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu
tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam
lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam.
Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun: "Gantikanlah aku dalam
(memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-
orang yang membuat kerusakan".
Dalam ayat tersebut, tersirat makna bahwa 30+10=40. Pada surat Al-Baqarah ayat 196, yang
artinya
“...Tetapi jika ia tidak menemukan (binatang korban atau tidak mampu), maka wajib
berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang
kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna...”
tersirat makna bahwa 3+7=10.
Berkaitan dengan operasi bilangan, Al Qur‟an tidak hanya berbicara tentang operasi
penjumlahan dan pengurangan, tetapi juga operasi perkalian dan pembagian. Penyebutan
bilangan pecahan dalam Al Qur‟an secara tidak langsung telah berbicara tentang operasi
pembagian. Operasi perkalian dapat ditemukan pada Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 160,
yang artinya
“Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat
amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka diatidak diberi
pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak
dianiaya (dirugikan).”
Dalam ayat tersebut sebenarnya memuat operasi perkalian, yang dapat dinyatakan sebagai :
pahala kebaikan=10 × amal kebaikan
dan
pahala kejelekan=10 ×amal kejelekan .
Bentuk gambaran yang sangat indah pada surat Al-Baqarah ayat 261, Al Qur’an juga
berbicara tentang operasi perkalian, yang artinya
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir,
pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia
kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Pada ayat tersebut, sebenarnya tersirat operasi perkalian 7 x 100.
Fakta bahwa Al-Qur’an berbicara tentang bilangan secara tidak langsung dapat
diartikan bahwa Al-Qur’an juga berbicara matematika. Keberadaan bilangan-bilangan dalam
Al-Qur’an menuntut setiap orang muslim untuk memahami bilangan dan sistem bilangan.
Pemahaman pada bilangan dan sistem bilangan beserta operasinya dapat diperoleh dengan
mempelajari matematika. Dengan demikian, Al-Qur’an mengisyaratkan bahwa setiap muslim
perlu untuk mempelajari matematika, dan mempelajari matematika dimulai dengan
pemahaman terhadap bilangan-bilangan.
III. Perbandingan, Fungsi dan Persamaan Garis dalam Al-Qur’an
Berikut akan dipaparkan konsep perbandingan, fungsi, dan persamaan garis dalam Al-
Qur’an yaitu:

1. Pada surat Al-Anfaal ayat 65 yang artinya


“Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh
orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang
musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat
mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang
tidak mengerti.”
2. Pada surat Al-Anfaal ayat 66 yang artinya
“Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan dia telah mengetahui bahwa
padamu ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya
mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika diantaramu ada seribu
orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin
Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Pada ayat 65 disebutkan bahwa 20 orang mukmin yang sabar akan mengalahkah 200
orang kafir, dan 100 orang mukmin yang sabar akan mengalahkan 1000 orang kafir. Pada
ayat 66 disebutkan bahwa 100 orang mukmin yang sabar akan mengalahkan 200 orang kafir,
dan 1000 orang mukmin yang sabar akan mengalahkan 2000 orang kafir.
Konsep matematika yang tersirat dari dua ayat tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut.
a Perbandingan
Pada surat Al-Anfaal ayat 65 dan 66, terdapat konsep perbandingan. Pada ayat
65, 20 sebanding dengan 200, dan 100 sebanding dengan 1000. Pada ayat 66, 100
sebanding dengan 200, dan 1000 sebanding dengan 2000. Berdasarkan ayat 65, dapat
diperoleh kesimpulan bahwa perbandingan orang mukmin yang sabar dengan orang
kafir adalahtetap yaitu 1 :10, artinya 1 orang mukmin yang sabar dapat mengalahkan 10
orang kafir. Secara matematika dapat ditulis
20 100 1
= =
200 1000 10
Berdasarkan ayat 66 dapat diperoleh kesimpulan bahwa perbandingan orang
mukmin yang sabar dengan orang kafir adalah tetap yaitu 1 :2, artinya 1 orang mukmin
yang sabar dapat mengalahkan 2 orang kafir. Secara matematika dapat ditulis
100 1000 1
= =
200 2000 2
b Fungsi dan Persamaan Garis Lurus
Pada ayat 65 dijelaskan bahwa perbandingan kemampuan orang sabar dengan
orang kafir selalu 1:10. Seandainya, pada ayat 65 hanya disebutkan bahwa 20 orang
sabar akan mengalahkan 200 orang kafir, maka akan sulit menyimpulkan berapa yang
dapat dikalahkan oleh 100 orang sabar. Ternyata untuk menghilangkan masalah ini, Al-
Qur’an mempertegas kembalibahwa 100 akan mengalahkan 1000.
Jika dikaji secara matematika maka perbandingan-perbandingan tersebut dapat
ditulis dalam bentuk koordinat, yaitu (20, 200) dan (100, 1000). Jika hanya disebutkan
(20, 200), maka akan terdapat banyak sekali garis yang melalui titik (20, 200).
Akibatnya akan sulit untuk menjawab bilangan yang dipasangkan dengan 100. Karena
pada ayat 65 disebutkan dua koordinat, yaitu (20, 200) dan (100, 1000), maka hanya
terdapat satu garis yang melalui 2 titik tersebut, yaitu garis dengan persamaan
y=10 x
yang juga dapat dinyatakan sebagai fungsi y ditulis
1
f ( y )= y
10
dengan y menyatakan banyaknya orang mukmin yang sabar dan x menyatakan
banyaknya orang kafir. Demikian juga pada ayat 66 akan diperoleh tepat satu garis
yang melalui (100, 200) dan (1000, 2000) yaitu
y=2 x
yang juga dapat dinyatakan sebagai fungsi x ditulis
f ( x )=2 x
dengan y banyaknya orang sabar dan x banyaknya orang kafir.
IV. Himpunan dalam Al-Qur’an
Himpunan adalah sekumpulan objek yang berbeda yang mempunyai syarat tertentu dan
jelas. Objek yang dimaksud dapat berupa bilangan, manusia, hewan, tumbuhan, negara, dan
sebagainya. Objek ini selanjutnya dinamakan anggota atau elemen dari himpunan itu. Berikut
beberapa konsep himpunan dalam Al-Qur’an.
1. Pada surat Al-Fatihah ada 3 kelompok manusia, yaitu
a kelompok yang diberi nikmat oleh Allah swt,
b kelompok yang dilaknat,
c kelompok yang sesat.
2. Pada surat Al-Baqarah ada 3 golongan manusia, yaitu
a golongan orang beriman,
b golongan orang kafir,
c golongan orang munafik.
3. Pada surat Al-Waqi’ah, pada hari kiamat manusia dikelompokkan dalam 3 kelompok,
yaitu
a kelompok terdahulu (assabiqunal awwalun),
b kelompok kanan,
c kelompok kiri.
4. Pada surat Al-Faathir ayat 1 menjelaskan tentang sekelompok malaikat yang
beranggotakan malaikat yang memiliki 2 sayap, 3 sayap, atau 4 sayap bahkan lebih
sesuai kehendak Allah swt.
5. Pada surat An-Nuur ayat 45 menjelaskan sekelompok hewan yang beranggotakan
hewan yang berjalan tanpa kaki, dengan 2 kaki, 4 atau bahkan lebih sesuai kehendak
Allah swt.

V. Penutup
Al-Qur’an merupakan kitab yang memberikan petunjuk bagi orang-orang yang beriman
yang mengandung sebagian besar ajaran tauhid, syari’ah dan akhlak, yang dalam proses
pemahaman Al-Qur’an dibutuhkan juga pengetahuan mengenai matematika. Dengan
mencoba memahami konsep dasar matematika, berarti belajar mengatur jalan pikiran dengan
baik dan sekaligus belajar menambah kepandaian. Isi maupun kandungan Al-Qur’an jika
dikaji lebih dalam, memiliki banyak isyarat matematika yang kebenarannya telah dibuktikan
oleh matematikawan. Hal ini menunjukkan bahwa yang menjadi mu’jizat nabi Muhammad
SAW merupakan benar wahyu Allah SWT. Sebagai firman Allah SWT, Al-Qur’an
merupakan rujukan utama bagi segala rujukan, sumber dari segala sumber, basis bagi segala
ilmu pengetahuan yang di dalamnya diperoleh berbagai informasi baik ilmu maupun solusi
atas beragam permasalahan kehidupan yang tidak mengandung pertentangan.

Anda mungkin juga menyukai