Anda di halaman 1dari 10

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN

Vol. 8, No. 1, [Januari-Juni], 2020 : 45-54

Penerapan Ketentuan Perpajakan pada Transaksi E-Commerce


pada Platform Marketplace

Posma Leonardo1, Christine Tjen2


Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia2

Abstract
This study is based on the problem of the development of e-commerce transactions that do not
necessarily boost state revenues from the taxation sector. This study aims to analyze the application of
SE-62 / PJ / 2013 dated 27 December 2013 concerning Affirmation of Taxation Terms on E-Commerce
Transactions at PT Bukalapak.com and provide recommendations to PT Bukalapak.com related to the
taxation aspect of e-commerce transactions. This study uses a mixed-method approach. The object of
the research is PT Bukalapak.com with the Tax Division as a unit of analysis. The conclusion of the
study is that PT Bukalapak.com does not implement or apply specific provisions for users of the
Bukalapak application, this refers to the taxation system carried out in Indonesia, namely self
assessment. Lack of tax knowledge on taxation obligations causes less success in maximizing tax
payments on e-commerce transactions.
Keywords. e-commerce, taxation

Abstrak
Studi ini didasarkan pada masalah perkembangan transaksi e-commerce yang tidak serta merta
meningkatkan penerimaan negara dari sektor perpajakan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
penerapan SE-62 / PJ / 2013 tanggal 27 Desember 2013 tentang Penegasan Ketentuan Perpajakan pada
Transaksi E-Commerce di PT Bukalapak.com dan memberikan rekomendasi kepada PT
Bukalapak.com terkait dengan aspek perpajakan dari e- transaksi perdagangan. Penelitian ini
menggunakan pendekatan metode campuran. Objek penelitian adalah PT Bukalapak.com dengan Divisi
Pajak sebagai unit analisis. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa PT Bukalapak.com tidak
menerapkan atau menerapkan ketentuan khusus untuk pengguna aplikasi Bukalapak, ini mengacu pada
sistem perpajakan yang dilakukan di Indonesia, yaitu penilaian mandiri. Kurangnya pengetahuan pajak
tentang kewajiban perpajakan menyebabkan kurang berhasil dalam memaksimalkan pembayaran pajak
pada transaksi e-commerce.
Kata kunci. e-commerce, perpajakan

Corresponding author. posmaleonardo@gmail.com

How to cite this article. Wattimena, K. T., & Irmansyah. (2020). Penerapan Ketentuan Perpajakan pada Transaksi
E-Commerce pada Platform Marketplace. Jurnal Pendidikan Akuntansi & Keuangan, 8(1), 45–54. Retrieved from
https://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK/article/view/17248

History of article. Received: Agustus 2019, Revision: November 2019, Published: Januari 2020

PENDAHULUAN menggunakan smartphone mereka sudah


Teknologi informasi telah berhasil dapat membeli produk yang diinginkan.
mengembangkan proses bisnis. Salah satu Kegiatan tersebut dikenal dengan istilah
perkembangan dalam proses transaksi ketika perdagangan secara daring atau e-commerce.
calon pembeli tidak perlu lagi datang ke toko Bisnis/perdagangan secara daring
untuk membeli produk, hanya dengan merupakan kegiatan bisnis yang

45 | Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan


DOI: 10.17509/jpak.v8i1.17248 | http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK
Posma Leonardo1, Christine Tjen2 / Penerapan Ketentuan Perpajakan pada Transaksi E-Commerce
pada Platform Marketplace

menggunakan internet dan teknologi yang berlaku. Adapun potensi perpajakan


informasi. yang muncul dari transaksi online dapat dari
E-commerce dapat membantu jenis pajak Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
perusahaan untuk memperluas pangsa pasar dan Pajak Penghasilan (PPh). Pajak atas
pada tingkat nasional serta memperluas transaksi e-commerce bertujuan untuk
bisnis hingga lintas negara. Bisnis daring menerapkan keadilan bagi semua wajib pajak
memiliki keunggulan tersendiri baik konvensional maupun e-commerce.
dibandingkan konvensional, penggunaan Dengan demikian maka peningkatan
teknologi dalam bisnis daring memudahkan transaksi e-commerce maka sewajarnya
untuk para calon entrepreneur untuk sebanding dengan peningkatan pajak dari
memulai usahanya (Testa, 2017). Surat kabar Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
daring Kompas.com memaparkan beberapa Penghasilan (PPh). Berdasarkan laporan e-
keunggulan dalam bisnis daring. Pertama, Conomy SEA 2018 yang dikeluarkan oleh
nilai investasi relatif rendah; investasi utama Google Temasek, bahwa e-commerce
hanya untuk barang yang dijual, tidak perlu merupakan sektor aktivitas ekonomi digital
biaya besar untuk membangun toko ataupun yang mengalami pertumbuhan paling cepat.
sewa lapak tahunan. Kedua, modal kerja Selama tahun 2018 atas aktivitas ekonomi
utama hanyalah sambungan internet, digital di Indonesia mencapai US$ 27 miliar
komputer, serta barang dan jasa yang dan akan terus bertumbuh hingga US$ 100
ditawarkan. Ketiga, resiko investasi bisnis miliar pada tahun 2025 (Google &
daring pun rendah, pemilik bisnis bebas TEMASEK, 2018). Direktur Eksekutif
berimprovisasi untuk menemukan produk Center for Indonesia Taxation Analysis
yang paling pas dan cara terbaik untuk (CITA), Yustinus Prastowo jika Ditjen Pajak
memasarkan bisnisnya. Keempat: potensi tidak mampu mengumpulkan pajak dari
pelanggan mencapai jutaan orang. Kelima, sektor ini, maka negara kehilangan potensi
biaya pendirian "toko" rendah, bahkan ada pajak hingga 10% dari transaksi tersebut
platform e-commerce yang sama sekali tidak (Setyowati, 2017). Sehingga timbul
membebankan biaya registrasi ataupun permasalahan belum terdapat ketentuan yang
pendirian toko (Dini, 2011). Dengan cukup berhasil memaksimalkan pajak atas
meningkatnya transaksi e-commerce transaksi e-commerce.
memiliki dampak positif bagi perekonomian Penelitian ini dilakukan peneliti untuk
negara. Hal tersebut dinyatakan oleh mempelajari dan menjawab rumusan
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus masalah sebagai berikut:
Martowardojo menyatakan bahwa 1. Bagaimana penerapan SE-62/PJ/2013
peningkatan teknologi digital dalam kegiatan tentang Penegasan Ketentuan Perpajakan
ekonomi mampu mendorong pertumbuhan di Atas Transaksi E-Commerce yang terjadi
atas pertumbuhan ekonomi nasional pada PT Bukalapak.com.
(Nababan, 2017). Pemerintah melalui 2. Mengapa SE-62/PJ/2013 belum cukup
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah berhasil memaksimalkan pajak atas
melakukan penegasan berkaitan e-commerce transaksi e-commerce.
dengan mengeluarkan SE-62/PJ/2013 3. Bagaimana Penjual menerapkan
tanggal 27 Desember 2013 tentang ketentuan perpajakan berdasarkan SE-
Penegasan Ketentuan Perpajakan Atas 62/PJ/2013 atas transaksi e-commerce di
Transaksi E-Commerce, yang menyatakan platform marketplace.
tidak ada pajak baru dalam transaksi e- 4. Bagaimana pengawasan transaksi e-
commerce. Oleh karena itu penjual atau commerce di PT Bukalapak.com yang
pembeli dapat dikenakan pajak sesuai direkomendasikan oleh peneliti yang
ketentuan perundang-undangan perpajakan

46 | Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan


DOI:10.17509/jpak.v8i1.17248 | http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK
JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN
Vol. 8, No. 1, [Januari-Juni], 2020 : 45-54

dapat memberikan kontribusi penerapan Good and Service Tax


penerimaan pajak. meningkatkan kerangka kerja dari tax
Penelitian ini bertujuan untuk: assessment yang berdampak pada e-
1. Menganalisa bagaimana penerapan SE- commerce di negara tersebut (Anand &
62/PJ/2013 tanggal 27 Desember 2013 Bhraguram, 2017). Penelitian dengan judul
tentang Penegasan Ketentuan Perpajakan “Perlakuan PPN Atas Transaksi E-
Atas Transaksi E-Commerce di PT Commerce”,penelitian ini bertujuan untuk
Bukalapak.com. melakukan analisa perlakuan Pajak
2. Memberikan rekomendasi kepada PT Pertambahan Nilai (PPN) atas transaksi e-
Bukalapak.com berkaitan aspek commerce. Penelitian tersebut menyatakan
perpajakan atas transaksi e-commerce. bahwa transaksi online termasuk kedalam
kategori e-commerce karena setiap tahapnya
KAJIAN PUSTAKA baik itu proses pembelian dan penjualan
Studi terdahulu telah dilakukan oleh produk atau jasa yang dilakukan secara
peneliti-peneliti sebelumnya terkait elektronik dengan memanfaatkan teknologi
penerapan aspek perpajakan pada transaksi internet. Penelitian tersebut menyatakan
e-commerce. Pajak atas penjualan umumnya bahwa e-commerce dapat dikategorikan
terjadi saat penjual dan pembeli berada pada sebagai penyebaran atau pemasaran jasa
negara yang sama, serta penjual dapat melalui sistem elektronik seperti internet
menjadi perpanjangan pemerintah dalam atau jaringan komputer lainnya. E-commerce
melakukan pemungutan pajak (Barsade & juga melibatkan transfer dana elektronik,
Elyashiv, 2009). Kebijakan perpajakan sistem manajemen inventory dan sistem
berdasarkan wilayah dan yurisdiksi pengumpulan data yang terotomatisasi.
mengalami kendala dalam melakukan Penelitian tersebut mengaitkan Pajak
penetapan perpajakan dalam transaksi e- Pertambahan Nilai dikarenakan pajak yang
commerce, karena sulit dalam menentukan timbul atas setiap pertambahan nilai atas
lokasi penjual dan pembeli pada transaksi faktor yang terjadi mulai dari menyiapkan
yang dilakukan melalui internet sehingga hingga penjualan barang atau jasa kepada
disimpulkan bahwa transaksi pembelian dan pembeli. Hasil penelitian menyatakan bahwa
penjualan melalui internet tanpa dilakukan transaksi e-commerce tidak ada perbedaan
pembatasan dapat memunculkan masalah dengan transaksi konvensional, sehingga
dalam pemajakannya (Yapar, Bayrakdar, & tetap memiliki kewajiban Pajak Pertambahan
Yapar, 2015). Karena kesulitan tersebut Nilai (Lomanto & Mangoting, 2013). Pada
kesulitan dalam pemajakan transaksi e- penelitian yang berjudul “Transaksi E-
commerce maka diperlukan aturan khusus Commerce Sebagai Potensi Penerimaan
yang mengatur transaksi e-commerce untuk Pajak di Indonesia” yang dipublikasi oleh
meningkatkan penerimaan pajak dari sektor Jurnal Pajak Indonesia, bertujuan untuk
tersebut (Sari, 2018). Transaksi e-commerce mengetahui potensi penerimaan pajak dari
menjadi tantangan dalam kebijakan transaksi e-commerce di Indonesia. Dalam
perpajakan, karena dapat menimbulkan penelitian tersebut peneliti memaparkan
perdebatan dalam otoritas perpajakan bahwa di Indonesia, karena masih belum ada
maupun pajak berganda, hingga regulasi yang tepat atas transaksi e-
Organisation for Economic Co-operation and commerce sehingga dapat menimbulkan
Development (OECD) mengaturnya dalam hilangnya potensi penerimaan pajak. Hasil
Tax Treaty (Cockfield, 2006). Perpajakan dari penelitian tersebut memberikan saran
dalam e-commerce merupakan suatu agar Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk
tantangan global bagi pemerintah maupun melakukan kerjasama dengan pihak terkait
pelaku bisnis sehingga diperlukan tax seperti APJII dan Kementerian Komunikasi
framework untuk mengikuti perkembangan dan Informatika untuk mempertimbangkan
bisnis e-commerce (Naicker, 2003). Di India regulasi perpajakan atas transaksi e-

47 | Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan


DOI: 10.17509/jpak.v8i1.17248 | http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK
Posma Leonardo1, Christine Tjen2 / Penerapan Ketentuan Perpajakan pada Transaksi E-Commerce
pada Platform Marketplace

commerce, memperhatikan sistem faktor-faktor yang dikemukakan Heider dan


pemungutan pajak yang efektif serta Rotter yaitu faktor internal (kemampuan dan
melakukan konvergensi dengan standar usaha) dan faktor eksternal (kesulitan dan
internasional dalam menghindari terjadinya keberuntungan) (Weiner, 2012). Penelitian
pajak berganda (Utomo, 2017). Pada tanggal ini menggunakan teori atribusi (Attribution
31 Desember 2018, Menteri Keuangan Theory), karena kemauan masyarakat atau
Republik Indonesia menetapkan Peraturan Wajib Pajak dalam melaksanakan ketentuan
Menteri Keuangan Republik Indonesia perpajakan terkait dengan persepsi terhadap
nomor 210 /PMK.010/2018 tentang pajak itu sendiri.
Perlakuan Perpajakan atas Transaksi
Perdagangan melalui Sistem Elektronik (e- METODE PENELITIAN
Commerce) yang mulai berlaku pada tanggal Penelitian ini menggunakan pendekatan
1 April 2019. PMK tersebut mengatur mixed-method (metode campuran). Metode
kewajiban penjual barang atau jasa di campuran dapat digunakan dalam penelitian
platform marketplace dan penyedia platform ketika dalam proses peneliti menggunakan
marketplace. Namun sebelum berlakunya data kuantitatif dan kualitatif, di mana
PMK-210/PMK.010/2018, pada tanggal 29 penggunaan tipe data tersebut dapat
Maret 2019, Menteri Keuangan memberikan pemahaman yang lebih baik
mengumumkan penarikan ketentuan tersebut tentang permasalahan penelitian (Kurniasih,
(Pramesti, 2019). 2015). Mixed research digunakan ketika
Teori Atribusi menyajikan sebuah peneliti melihat bahwa penggunaan metode
framework yang bertujuan untuk kuantitatif dan kualitatif akan sangat berguna
memberikan pemahaman tentang bagaimana untuk menjawab pertanyaan penelitian yang
setiap individu menilai perilakunya sendiri ada (Shauki, 2018b). Data yang digunakan
dan perilaku orang lain. Teori atribusi menggunakan data primer. Data primer yaitu
menyatakan bahwa individu mencari hasil wawancara dengan pihak PT
penjelasan tentang peristiwa yang terjadi Bukalapak.com, serta hasil kuesioner
pada mereka dan orang-orang di sekitarnya terhadap penjual yang melakukan transaksi
(Schisler & Galbreath, 2015). Kajian penjualan menggunakan platform
berkaitan teori tersebut pertama kali marketplace dan kuesioner kepada penjual
dilakukan oleh Fritz Heider pada tahun 1958. yang bertransaksi menggunakan platform
Heider (1958) dalam Sukarma (2016) marketplace. Penelitian ini dalam data
menyatakan bahwa setiap individu adalah analisis menggunakan pendekatan Content
seorang ilmuwan yang berusaha untuk Analysis. Menurut Wilkinson dan
memahami dan mengerti perilaku orang lain Birmingham (2003) dalam Shauki (2018),
melalui pengumpulan informasi hingga content analysis dapat digunakan dalam
dapat memperoleh penjelasan yang masuk kedua pendekatan baik kuantitatif dan
akal mengenai sebab-akibat perilaku orang kualitatif untuk melakukan analisis (Shauki,
lain tersebut (Sukarma & Wirama, 2016). 2018a). Studi kasus dalam penelitian ini
Hite (1987) dalam Schisler dan Galbreath adalah single case study. Sedangkan obyek
(2015) menyatakan sejalan dengan teori penelitian yang dilakukan adalah PT
atribusi menemukan bahwa terdapat Bukalapak.com, perusahaan start up yang
hubungan perilaku penghindaran pajak menyediakan “market” untuk transaksi
dengan faktor eksternal ketika melakukan secara online baik melalui website maupun
pengamatan penghindaran wajib pajak aplikasi yang bisa diperoleh di Appstore
dengan faktor pribadi wajib pajak (Schisler maupun Google Play. Aplikasi Bukalapak
& Galbreath, 2015). Dalam perkembangan merupakan salah satu startup e-commerce di
teori Atribusi, Weiner menggabungkan Indonesia yang berhasil memperoleh

48 | Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan


DOI:10.17509/jpak.v8i1.17248 | http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK
JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN
Vol. 8, No. 1, [Januari-Juni], 2020 : 45-54

predikat unicorn. Serta penjual e-commerce


yang bertransaksi menggunakan platform
marketplace.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian dengan studi kasus. Pada
penelitian ini dalam analisis data
menggunakan pendekatan content analysis,
dengan memperhatikan kata tiap kata dengan
memperhatikan topik utama yang diusung.
Data yang digunakan menggunakan data
primer, dengan menggunakan instrumen
penelitian berupa wawancara dan kuesioner.
Dalam pengolahan data peneliti
menggunakan software Nvivo 12 dengan Gambar 1 Word Cloud Wawancara
menggunakan tools words frequency. Hasil kuesioner dilakukan analisis
Peneliti menggunakan metode Content dengan content analysis, dengan
Analysis dengan menggunakan software menggunakan Nvivo dengan melihat word
Nvivo 12 berdasarkan word frequency maka frequency atas jawaban responden. Atas hasil
diperolehlah kata-kata yang sering muncul query dengan menggunakan tampilan cluster
dalam data wawancara tersebut, serta analysis. Hal tersebut terlihat pada Gambar
menggunakan cluster analysis pada hasil 2.
kuesioner.
Berdasarkan word frequency result
terdapat 1.019 kata, peneliti menghilangkan
kata-kata yang tidak memiliki makna dan
tidak berhubungan dengan topik. Hal
tersebut menunjukkan bahwa responden
menekankan dan memberi hal penting untuk
hal tersebut. Gambar 1 menunjukkan
tampilan dalam word cloud menggunakan
Nvivo 12 atas hasil wawancara, responden
melakukan penekanan dalam hal pajak,
transaksi, platform, sosialisasi, penjual
ecommerce, marketplace.

Gambar 2 Hasil Cluster Analysis


Pada bagian ini akan membahas hasil
temuan, yang diperoleh atas analisis hasil
wawancara dan kuesioner, terhadap
pertanyaan penelitian.

Bagaimana penerapan SE-62/PJ/2013


tentang Penegasan Ketentuan Perpajakan
Atas Transaksi E-Commerce yang terjadi
pada PT Bukalapak.com?
Untuk menjawab pertanyaan penelitian
ini peneliti melakukan wawancara dengan

49 | Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan


DOI: 10.17509/jpak.v8i1.17248 | http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK
Posma Leonardo1, Christine Tjen2 / Penerapan Ketentuan Perpajakan pada Transaksi E-Commerce
pada Platform Marketplace

pihak PT Bukalapak.com melalui hasil serta 26,56% responden yang berusaha


wawancara dengan pihak Divisi Pajak PT melalui online tidak memiliki NPWP.
Bukalapak.com diketahui bahwa perusahaan Belum cukup berhasil ketentuan tersebut
tidak melakukan penerapan atau ketentuan dalam memaksimalkan pajak jika dikaitkan
khusus bagi pengguna aplikasi Bukalapak, dengan teori atribusi, maka dalam teori
hal tersebut mengacu pada sistem perpajakan tersebut menyatakan bahwa setiap individu
yang dilakukan di Indonesia yaitu self adalah seorang ilmuwan yang berusaha
assessment. Dalam sistem tersebut wajib untuk memahami dan mengerti perilaku
pajak diberi wewenang oleh otoritas pajak orang lain melalui pengumpulan informasi
untuk menghitung, membayar dan melapor hingga dapat memperoleh penjelasan yang
sendiri atas kewajiban perpajakannya. Pada masuk akal mengenai sebab-akibat perilaku
SE-62/PJ/2013 juga menyatakan penerapan orang lain tersebut. Dengan demikian bahwa
ketentuan perpajakan atas transaksi e- kurangnya informasi perpajakan yang
commerce sama dengan ketentuan diterima oleh masyarakat dapat
perpajakan umumnya. Oleh karena itu PT menyebabkan kurangnya kesadaran terhadap
Bukalapak.com tidak memberikan ketentuan kewajibannya.
atau syarat khusus, termasuk terhadap Warga
Negara Asing yang berjualan dalam aplikasi Bagaimana Penjual menerapkan
Bukalapak. ketentuan perpajakan berdasarkan SE-
PT Bukalapak.com memiliki pandangan 62/PJ/2013 atas transaksi e-commerce di
bahwa kewajiban perpajakan merupakan platform marketplace?
kewajiban individu setiap wajib pajak, Untuk menjawab pertanyaan penelitian
sehingga tidak menerapkan ketentuan khusus ini diperoleh dari hasil kuesioner terhadap
hal tersebut juga dilakukan dalam semua para penjual e-commerce pada marketplace.
platform marketplace dalam asosiasi. Maka Berdasarkan hasil kuesioner 26,56%
berdasarkan teori Atribusi hal tersebut responden yang berusaha melalui online
berkaitan dengan nilai Konsensus, dimana tidak memiliki NPWP, pada pertanyaan
orang lain menunjukkan perilaku yang sama. nomor 10 dalam kuesioner peneliti
Dalam hal ini PT Bukalapak.com melakukan menanyakan penerapan SE-62/PJ/2013
hal yang sama dengan anggota asosiasinya. sebanyak 51,51% menyatakan sentimen
negatif dengan menyatakan belum pernah
Mengapa SE-62/PJ/2013 belum cukup melakukan, tidak paham ataupun tidak
berhasil memaksimalkan pajak atas mengerti, 30,30% menyatakan sentimen
transaksi e-commerce? positif dengan menyatakan melakukan sesuai
Untuk menjawab pertanyaan penelitian dengan PP 23/46 atau menjalankan ketentuan
ini peneliti melakukan wawancara dengan dan 16,67% tidak menjawab pertanyaan
pihak PT Bukalapak.com serta hasil tersebut.
kuesioner terhadap penjual yang melakukan Kemauan masyarakat atau Wajib Pajak
transaksi e-commerce. Menurut PT dalam melaksanakan ketentuan perpajakan
Bukalapak.com kurangnya pengetahuan terkait dengan persepsi terhadap pajak itu
perpajakan atas kewajiban perpajakannya sendiri, sentimen negatif yang terdapat dalam
menyebabkan kurang berhasil dalam hasil kuesioner menunjukkan persepsi
memaksimalkan pembayaran pajak atas masyarakat terhadap perpajakan. Ketika
transaksi e-commerce. Berdasarkan hasil masyarakat belum memiliki pemahaman
kuesioner sebesar 29,31% responden yang yang benar karena kurangnya informasi,
tidak sepakat terhadap SE-62/PJ/2013 serta mengakibatkan rendahnya kesadaran
tidak mengetahui akan ketentuan tersebut, terhadap perpajakan. Hal tersebut merupakan

50 | Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan


DOI:10.17509/jpak.v8i1.17248 | http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK
JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN
Vol. 8, No. 1, [Januari-Juni], 2020 : 45-54

sebab-akibat yang terdapat dalam “causal 62/PJ/2013 atas transaksi e-commerce di


attribution”. platform marketplace.
4. Bagaimana pengawasan transaksi e-
Bagaimana pengawasan transaksi e- commerce di PT Bukalapak.com yang
commerce di PT Bukalapak.com yang direkomendasikan oleh peneliti yang
direkomendasikan oleh peneliti yang dapat memberikan kontribusi
dapat memberikan kontribusi penerimaan pajak.
penerimaan pajak? Untuk menjawab rumusan masalah (1)
Untuk menjawab pertanyaan ini peneliti melakukan wawancara dengan pihak
penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara PT Bukalapak.com melalui hasil wawancara
dengan PT Bukalapak.com, berdasarkan dengan pihak Divisi Pajak PT
hasil wawancara diperoleh informasi jika PT Bukalapak.com diketahui bahwa perusahaan
Bukalapak.com memiliki inisiatif untuk tidak melakukan penerapan atau ketentuan
menjadi mitra otoritas perpajakan dengan khusus bagi pengguna aplikasi Bukalapak,
mengajukan diri sebagai ASP, sehingga hal tersebut mengacu pada sistem perpajakan
pelaporan pajak dan pembayaran pajak dapat yang dilakukan di Indonesia yaitu self
dilakukan melalui aplikasi Bukalapak. assessment. Dalam sistem tersebut wajib
Ketika dapat dilakukan dalam aplikasinya pajak diberi wewenang oleh otoritas pajak
maka Bukalapak dapat mendorong para untuk menghitung, membayar dan melapor
penjual dalam aplikasinya untuk melakukan sendiri atas kewajiban perpajakannya. Pada
pelaporan dan pembayaran pajak mereka. SE-62/PJ/2013 juga menyatakan penerapan
Sehingga membantu otoritas perpajakan ketentuan perpajakan atas transaksi e-
dalam Sosialisasi kepatuhan perpajakan commerce sama dengan ketentuan
kepada Wajib Pajak. perpajakan umumnya. Oleh karena itu PT
PT Bukalapak.com menawarkan diri Bukalapak.com tidak memberikan ketentuan
dalam sosialisasi terhadap para pengguna atau syarat khusus, termasuk terhadap Warga
aplikasi Bukalapak juga mengajukan diri Negara Asing yang berjualan dalam aplikasi
untuk dapat menjadi ASP agar dapat Bukalapak.
melaporkan dan membayarkan perpajakan Untuk menjawab rumusan masalah (2)
melalui aplikasi Bukalapak. Dalam teori peneliti melakukan wawancara dengan pihak
atribusi hal yang mendorong PT PT Bukalapak.com serta hasil kuesioner
Bukalapak.com dalam melakukan tingkah terhadap penjual yang melakukan transaksi
laku tersebut dapat didorong oleh kewajiban e-commerce. Menurut PT Bukalapak.com
(perasaaan harus melakukan sesuatu) dan kurangnya pengetahuan perpajakan atas
diperkenankan (diperbolehkan melakukan kewajiban perpajakannya menyebabkan
sesuatu). kurang berhasil dalam memaksimalkan
pembayaran pajak atas transaksi e-
KESIMPULAN DAN SARAN commerce. Berdasarkan hasil kuesioner
Penelitian ini dilakukan untuk sebesar 29,31% responden yang tidak
menjawab rumusan masalah sebagai berikut: sepakat terhadap SE-62/PJ/2013 serta tidak
1. Bagaimana penerapan SE-62/PJ/2013 mengetahui akan ketentuan tersebut, serta
tentang Penegasan Ketentuan Perpajakan 26,56% responden yang berusaha melalui
Atas Transaksi E-Commerce yang terjadi online tidak memiliki NPWP.
pada PT Bukalapak.com. Untuk menjawab rumusan masalah (3)
2. Mengapa SE-62/PJ/2013 belum cukup penelitian ini diperoleh dari hasil kuesioner
berhasil memaksimalkan pajak atas terhadap para penjual e-commerce pada
transaksi e-commerce marketplace. Berdasarkan hasil kuesioner
3. Bagaimana Penjual menerapkan 26,56% responden yang berusaha melalui
ketentuan perpajakan berdasarkan SE- online tidak memiliki NPWP, pada
pertanyaan nomor 10 dalam kuesioner

51 | Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan


DOI: 10.17509/jpak.v8i1.17248 | http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK
Posma Leonardo1, Christine Tjen2 / Penerapan Ketentuan Perpajakan pada Transaksi E-Commerce
pada Platform Marketplace

peneliti menanyakan penerapan SE- 1/11/01/16170771/bisnis.online.modal


62/PJ/2013 sebanyak 51,51% menyatakan .minimal.keuntungan.maksimal
sentimen negatif dengan menyatakan belum Google & TEMASEK. (2018). e-Conomy
pernah melakukan, tidak paham ataupun SEA 2018.
tidak mengerti, 30,30% menyatakan Kurniasih, N. (2015). METODE
sentimen positif dengan menyatakan CAMPURAN (MIXED METHODS) |
melakukan sesuai dengan Peraturan nurafni retno kurniasih. Retrieved
Pemerintah Nomor 23 tahun 2018 atau February 26, 2019, from
menjalankan ketentuan dan 16,67% tidak http://retnoafni.blogspot.com/2015/11/
menjawab pertanyaan tersebut. metode-campuran-mixed-
Untuk menjawab rumusan masalah (4) methods.html
dalam penelitian ini diperoleh dari hasil Lomanto, C. N., & Mangoting, Y. (2013).
wawancara dengan PT Bukalapak.com, Perlakuan PPN atas Transaksi E-
berdasarkan hasil wawancara diperoleh Commerce. Tax & Accouting Review,
informasi jika PT Bukalapak.com memiliki 3(2).
inisiatif untuk menjadi mitra otoritas Nababan, C. N. (2017). Belanja Online
perpajakan dengan mengajukan diri sebagai Masyarakat Indonesia Tembus Rp75
ASP, sehingga pelaporan pajak dan Triliun. CNN Indonesia. Retrieved
pembayaran pajak dapat dilakukan melalui from
aplikasi Bukalapak. Ketika dapat dilakukan https://www.cnnindonesia.com/ekono
dalam aplikasinya maka Bukalapak dapat mi/20170809151902-78-
mendorong para penjual dalam aplikasinya 233513/belanja-online-masyarakat-
untuk melakukan pelaporan dan pembayaran indonesia-tembus-rp75-triliun
pajak mereka. Sehingga membantu otoritas Naicker, K. (2003). the Taxation of E-
perpajakan dalam Sosialisasi kepatuhan Commerce : an Examination of the
perpajakan kepada Wajib Pajak. Impact and Challenges Posed By
Electronic Commerce on the Existing
DAFTAR PUSTAKA Tax Regime By Pietermaritzburg.
Anand, P., & Bhraguram, T. M. (2017). Pramesti, I. A. (2019). Pengumuman: Sri
Goods and Service Tax ( GST ) Impact Mulyani Tarik Aturan E-Commerce,
of E-Commerce in Indian Economy. Batal Semua! Retrieved April 4, 2019,
EPH - International Journal of from
Business & Management Science, (5), https://www.cnbcindonesia.com/fintec
9–20. h/20190329160155-37-
Barsade, J., & Elyashiv, T. (2009). Integrated 63738/pengumuman-sri-mulyani-
e-commerce sales & use tax exchange tarik-aturan-e-commerce-batal-semua
system and method. Sari, R. P. (2018). Kebijakan perpajakan atas
Cockfield, A. J. (2006). THE RISE OF THE transaksi e-commerce. Akuntabel,
OECD AS INFORMAL “WORLD 15(1), 67.
TAXORGANIZATION” THROUGH https://doi.org/10.29264/jakt.v0i0.288
NATIONAL RESPONSES TO E- 9
COMMERCE TAX CHALLENGES. Schisler, D. L., & Galbreath, S. C. (2015).
Yale Journal of Law & Technology, “Responsibility for tax return
24(1), 81–102. outcomes: An attribution theory
Dini. (2011). Bisnis Online: Modal Minimal, approach” In Advances in Taxation.
Keuntungan Maksimal - Kompas.com. Emerald.
Retrieved April 2, 2019, from https://doi.org/https://doi.org/10.1016/
https://lifestyle.kompas.com/read/201 S1058-7497(00)12019-8

52 | Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan


DOI:10.17509/jpak.v8i1.17248 | http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK
JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI DAN KEUANGAN
Vol. 8, No. 1, [Januari-Juni], 2020 : 45-54

Setyowati, D. (2017). Belanja Online Naik,


Potensi Pajak Hilang Rp 20 Triliun per
Tahun | Katadata News. Retrieved
February 20, 2019, from
https://katadata.co.id/berita/2017/08/0
3/belanja-online-naik-potensi-pajak-
hilang-rp-20-triliun-per-tahun
Shauki, E.R. (2018). “Research Instruments
in Case Study and the Role of
Researcher”, Handout, CASE
WRITING AND METHODOLOGY,
ECAM 809303, (Elvia T. Shauki, Phd)
University of Indonesia. April 2018,
Print.
Shauki, Elvia R. (2018). ENHANCING THE
OUTCOME OF DATA ANALYSIS
by USING MIXED-METHOD
RESEARCH.
Sukarma, D. A., & Wirama, D. G. (2016).
Locus Of Control Sebagai Pemoderasi
Pengaruh Kualitas Pelayanan dan
Sanksi Perpajakan pada Kepatuhan
Wajib Pajak. E-Jurnal Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Udayana.
Testa, M. G. (2017). VAT treatment of E-
commerce intermediaries Table of
Contents.
Utomo, R. U. (2017). Tantangan pengawasan
ppn atas transaksi konten digital. Jurnal
Pajak Indonesia, 1–6.
Weiner, B. (2012). Handbook of Theories of
Social Psychology : Volume 1 An
Attribution Theory of Motivation. (P.
Van Lange, A. Kruglanski, & E.
Higgins, Eds.) (Vol. 1). London:
SAGE.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.413
5/9781446249215.n8
Yapar, B. K., Bayrakdar, S., & Yapar, M.
(2015). The Role of Taxation Problems
on the Development of E-Commerce.
Procedia - Social and Behavioral
Sciences, 195, 642–648.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.
06.145

53 | Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan


DOI: 10.17509/jpak.v8i1.17248 | http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK
Posma Leonardo1, Christine Tjen2 / Penerapan Ketentuan Perpajakan pada Transaksi E-Commerce
pada Platform Marketplace

54 | Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan


DOI:10.17509/jpak.v8i1.17248 | http://ejournal.upi.edu/index.php/JPAK

Anda mungkin juga menyukai