Disusun oleh
Nama Kelompok 11:
BAYU ANDICA PERANGIN ANGIN (5182131011)
RIZKY JOCHAFA GULTOM (5183331012)
INDRA TARIGAN (5183331002)
SEPTIAN ALFREDO SINAMBELA (5193331008)
Puji dan Syukur kita panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun tugas makalah ini
dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun makalah ini. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan
untuk penyempurnaan tugas selanjutnya.
Akhir kata semoga tugas yang kami buat ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua dan dapat memberikan nilai lebih pada proses pembelajaran mata kuliah
Perencanaan Instalasi Listrik ini.
Kelompok 11
DAFTAR ISI
Kata pengantar.........................................................................................................................i
Daftar isi.................................................................................................................................ii
BAB 1 Pendahuluan..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................2
BAB II Informasi Umum Tempat Magang Skolah...........................................................3
2.1 Landasan Teori......................................................................................................3
2.2 Analisa Perhitungan Beban Listrik.......................................................................3
2.3 Perhitungan Beban Listrik Per Panel Distribusi...................................................7
2.4 Analisa Perhitungan Pemutus Arus (Circuit Breaker) Dan Besar Penampang
Kabel.........................................................................................................................11
2.5 Perhitungan Pemutus Arus (Circuit Breaker) Dan Besar Penampang Kabel Di
Panel PDTM..............................................................................................................17
2.6 Analisa Perhitungan Jatuh Tegangan..................................................................18
2.7 Analisa Grounding..............................................................................................20
2.8 Analisa Perbaikan Factor Daya...........................................................................20
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................22
3.1 KESIMPULAN...................................................................................................22
3.2 SARAN...............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
sistem radial. Sumber utama untuk suplai listrik berasal dari PLN. Apabila PLN mati
atau mengalami gangguan maka sumber untuk suplai listrik menggunakan 3 (tiga)
buah diesel generator set sebesar 800 kVA. Diesel generator set ini merupakan
sumber tenaga listrik cadangan, dimana ketiga diesel generator set ini bekerja secara
bersamaan dengan cara disinkronisasi sehingga dapat mensuplai tenaga listrik yang
dibutuhkan.
Menengah (PDTM) yang berada di ruang trafo, PDTR dan PDTM di lantai basemen
Capasitor Bank dimasing-masing PDTR, yang berfungsi sebagai koreksi faktor daya.
Tegangan rendah 400 V/220 V dari PDTR akan didistribusikan ke panel-panel lantai.
digunakan Panel Utama (PU), karena digunakan 2 buah busduct yang langsung
terhubung ke PDTR dengan menggunakan kabel. Pada panel lantai ini terdapat beban
listrik yang berupa penerangan dan kotak-kontak koridor serta unit-unit kantor atau
tenant yang disewakan. Untuk kebutuhan suplai listrik pada beban-beban mekanikal
1
langsung disuplai dari PDTR.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kebutuhan daya per lantai dapat ditentukan dengan menghitung jumlah beban yang
Lantai Basemen 3
Selain sebagai lantai untuk parkir kendaraan bermotor di basemen 3 ini terdapat kantin
2
dan ruang utiliti atau genset dengan luas 1541 m .
3
Tabel Beban di lantai basemen 3
ruang genset
Total 54884
• Lantai Basemen 2
Total 35716
4
• Lantai Basemen 1
Di lantai basemen 1 terdapat ruang utiliti yaitu ruangan untuk trafo, panel distribusi
ruang utility
Total 44952
• Lantai 1
2. AC lobby 28870
5
4. AC unit A 30000
6. AC unit B 22000
Total 107977
• Lantai 2
2. AC lobby 26300
4. AC koridor 7800
6. AC unit A 15000
8. AC unit B 22000
Total 95756
• Lantai Tipikal
6
2. AC lobby 8790
4. AC unit A 15000
6. AC unit B 7500
8. AC unit C 18500
Total 124464
7
• PDTR-1
Daya
8
• PDTR-2
Daya
9
Dari tabel 4.7 dan tabel 4.8 diatas didapat total kebutuhan daya untuk beban listrik
Jadi total kebutuhan daya untuk mensuplai gedung perkantoran Talavera Suite adalah
2.800.030 VA. Untuk kapasitas transformator daya yang akan dipasang adalah 2 unit
transformator step down masing-masing 1250 kVA. Sebenarnya beban total ini melebihi
estimasi atau perkiraan beban total saat pertama kali dalam merencanakan sistem instalasi
listrik tetapi hal ini tidak akan menjadi masalah karena kedua transformator ini akan
memenuhi kebutuhan daya gedung perkantoran Talavera Suite, diperkirakan beban tidak akan
10
2.4. Analisa Perhitungan Pemutus Arus (circuit breaker) dan Besar Penampang
Kabel
Untuk menentukan besar penampang kabel yang dibutuhkan maka yang harus
diperhatikan adalah kemampuan hantar arus (KHA) dari kabel tersebut. Berdasarkan PUIL
2000 pasal dinyatakan bahwa semua penghantar harus mempunyai KHA sekurang-kurangnya
dengan besarnya kapasitas daya terpasang pada panel-panel distribusi tersebut, tetapi dengan
adanya faktor keserempakan kerja dari peralatan-peralatan yang bekerja tidak bersamaan
maka untuk menentukan besarnya penghantar tersebut ditentukan dengan perkiraan kebutuhan
Pada perhitungan besar penampang untuk sirkit motor maka berdasarkan PUIL 2000
pasal 5.5.3 yang menyatakan bahwa penghantar sirkit akhir yang mensuplai dua motor atau
lebih, tidak boleh mempunyai KHA kurang dari jumlah arus beban penuh semua motor itu
ditambah dengan 25 % arus beban penuh motor terbesar dalam kelompok tersebut. Yang
1. Perhitungan pemutus arus (circuit breaker) dan besar penampang kabel pada panel koridor
11
a. Kuat hantar arus pada circuit breaker yang ditentukan dengan mengambil data pada tabel
Arus yang mengalir 16,8 A dan dikalikan 120% sebagai faktor keselamatan (safety
factor), akan didapat 16,8 x 1,2 = 20.2 A, maka digunakan MCB sebesar 20 A untuk instalasi
tiga fase.
Dengan panjang kabel yang digunakan 10 meter dan rugi tegangan yang diijinkan maksimum
adalah 5% . Untuk mencari besar atau luas penampang kabel digunakan persamaan (2.6)
6 2
dengan daya hantar untuk tembaga 56,2 x 10 m/ohm mm .
2
Ukuran kabel minimum yang tersedia dipasaran adalah ukuran 1,5 mm . Tetapi untuk instalasi
2 2
tiga fase dengan MCB 20 A digunakan kabel NYY 4 x 4 mm + BC 4 mm , bisa saja
12
2
mm tetapi untuk memenuhi standar dari perusahaan penulis bekerja hal itu tidak dilakukan.
2. Perhitungan pemutus arus (circuit breaker) dan besar penampang kabel pada panel P-8
(salah satu contoh untuk lantai tipikal) dengan total beban 124.464 W.
a. Kuat hantar arus pada circuit breaker yang ditentukan dengan mengambil data pada tabel
didapat akan dikalikan 120% sehingga arusnya menjadi 236.4 x 1,2 = 283.7 A. Untuk arus
283.7 A, proteksinya digunakan MCCB 250-320 A dengan fasilitas proteksi yang lebih baik
dari MCB.
Untuk menentukan penampang kabel yang digunakan, selain menggunakan rumus penulis
juga menggunakan tabel ukuran kabel yang dikeluarkan perusahaan sendiri (sebagai standar)
13
Berdasarkan perhitungan kuat hantar arus diatas, maka digunakan jenis kabel tembaga
2 2
yaitu NYY 3(1 x 1c x 150 mm ) + (1 x 1c x 150 mm )
2
+ BC 70 mm . (Sesuai lampiran standar kabel)
3. Perhitungan pemutus arus (circuit breaker) dan besar penampang kabel di panel PDTR-1 &
PDTR-2
a. Beban di sisi sekunder transformator 1 step down 1250 kVA yang terhubung ke PDTR-1
adalah:
Digunakan pemutus arus (circuit breaker) jenis ACB 4 pole 2000 A, karena ACB
1899.7 A tidak terdapat dipasaran. ACB dipilih karena lebih tepat sebagai pengaman sumber
listrik langsung dari transformator. Dan juga mempunyai fasilitas proteksi yang lebih lengkap
Berdasarkan perhitungan diatas maka kabel yang digunakan adalah kabel jenis
tembaga NYY. Untuk ukuran besar penampang kabel yang digunakan sesuai dengan standar
2 2
kabel yang ditetapkan oleh perusahaan, yaitu NYY 3(4 x 1c x 300 mm ) + (4 x 1c x 300 mm )
2
+ BC 150 mm .
14
b. Beban didalam PDTR-1 yang terhubung ke Busduct B (yang menghubungkan dan
memberi suplai daya listrik untuk lantai 11 sampai lantai atap). Dengan beban total =
1.009.619 W yang mengambil data dari tabel 4.7 dan persamaan (2.2) serta persamaan
(2.4) adalah:
Untuk pemutus arus (circuit breaker) yang digunakan juga ACB 2000 A. Dihubungkan
2 2
dulu dengan kabel jenis tembaga yaitu NYY 3(4 x 1c x 300 mm ) + (4 x 1c x 300 mm ) + BC
2
150 mm sebelum dihubungkan ke busduct aluminium dengan kapasitas arus 2000 A.
c. Beban di sisi sekunder transformator 2 step down 1250 kVA yang terhubung ke PDTR-2
adalah:
Digunakan pemutus arus (circuit breaker) jenis ACB 4 pole 2000 A, karena ACB
15
lebih tepat sebagai pengaman sumber listrik langsung dari transformator. Dan juga
mempunyai fasilitas proteksi yang lebih lengkap untuk arus besar yang mengalir.
Berdasarkan perhitungan diatas maka kabel yang digunakan adalah kabel jenis tembaga NYY.
Untuk ukuran besar penampang kabel yang digunakan sesuai dengan standar kabel yang
2 2
ditetapkan oleh perusahaan, yaitu NYY 3(4 x 1c x 300 mm ) + (4 x 1c x 300 mm ) + BC 150
2
mm .
d. Beban didalam PDTR-2 yang terhubung ke Busduct A (yang menghubungkan dan memberi
suplai daya listrik untuk lantai 1 sampai lantai 10). Dengan beban total = 1.230.405 W yang
mengambil data dari tabel 4.8 dan persamaan (2.2) serta persamaan (2.4) adalah:
Untuk pemutus arus (circuit breaker) yang digunakan juga ACB 2000 A, karena ACB
yang digunakan tidak boleh besar dengan pemutus arus utama PDTR-2 dengan transformator
2 sebesar 2000 A. Hal ini dapat terjadi karena pembagian besar beban yang tidak seimbang
antara PDTR-1 dan PDTR-2. Sama seperti di PDTR-1, dihubungkan dulu dengan kabel jenis
2
tembaga yaitu NYY 3(4 x 1c x 300 mm ) + (471)
16
2 2
x 1c x 300 mm ) + BC 150 mm sebelum dihubungkan ke busduct aluminium dengan
2.5. Perhitungan pemutus arus (circuit breaker) dan besar penampang kabel di
panel PDTM
a. Kuat hantar arus pada panel PDTM dan besar penampang kabel yang menghubungkan
Berdasarkan perhitungan kuat hantar arus didapat 140 A, maka digunakan kabel
2
tembaga untuk tegangan menengah 20 kV yaitu N2XSEbY 3 x 185 mm . Kabel ini
merupakan jenis kabel tanah yang akan ditanam didalam tanah untuk menghubungkan PDTM
ke gardu PLN.
b. Kuat hantar arus dan besar penampang kabel pada sisi keluaran panel PDTM yang
terhubung ke sisi primer masing-masing transformator step down 1250 kVA adalah:
17
Maka digunakan HRC Fuse 63 A sebagai pemutus arus, kapasitas 62,5 A tidak ada
dipasaran maka dipilih kapasitas yang mendekati. Untuk kabel penghantarnya digunakan
2
kabel N2XSY 3 x 95 mm yang akan menghubungkan keluaran PDTM ke sisi transformator
Berdasarkan PUIL 2000 pasal 4.2.3 menyatakan bahwa susut tegangan antara panel
hubung bagi (PHB) utama dan setiap titik beban tidak boleh lebih dari 5% dari tegangan PHB
utama, bila semua penghantar instalasi dilalui arus maksimum yang ditentukan berdasarkan
pasal 4.2.3.
tegangan berdasarkan persamaan (2.8) dengan persamaan (3.2). Penulis mengambil contoh
untuk panel PU-POMPA yang terhubung langsung ke panel PDTR-2, didapat data sebagai
berikut:
2 2
Jenis kabel : NYY 4 x 35 mm + BC 25 mm
Resistansi : 0,514 ohm/km
V : 380 V
Cos φ : 0,8
18
Sin φ : 0,6
POMPA adalah:
= 2,15 V
= = Vdrop 0,57%
Jadi dengan menggunakan kedua persamaan untuk mencari jatuh tegangan diperoleh
nilai yang hampir sama yaitu 0,5% untuk persamaan (2.8) dan
19
0,57% untuk persamaan (3.2). Nilai jatuh tegangan yang diperoleh tidak melebihi dari yang
disyaratkan yaitu 5%, hal ini berarti telah memenuhi ketentuan yang berlaku.
Untuk menentukan kabel grounding kita dapat mengacu pada PUIL 2000 halaman 77
Tabel 3.16-1 ‘Luas penampang nominal minimum penghantar pengaman’. Jika besar
2
penampang penghantar lebih besar dari 32 mm maka penghantar untuk grounding adalah
setengah dari besar penampang penghantar. Sebagai contoh untuk panel tipikal seperti P-8
2
besar penampang kabelnya adalah 150 mm , untuk kabel grounding adalah setengahnya maka
2
digunakan jenis BC 70 mm .
2
Sedangkan untuk besar penampang kurang dari atau sama dengan 16 mm maka untuk
kabel grounding yang digunakan adalah sama dengan besar penampang penghantar.
2
Contohnya seperti panel FB-K.8 dengan besar penampang kabel 4 mm maka kabel grounding
2
yang digunakan juga 4 mm .
Pada suatu instalasi listrik gedung bertingkat dimana banyak terdapat beban-beban
elektronik lainnya (seperti Komputer dll) maka akan menimbulkan beban induktif yang akan
menyebabkan arus terbelakang (lagging) terhadap tegangan dengan sudut yang besar,
sehingga nilai cos φ menjadi kecil, dan akan menyebabkan besarnya daya kVAR yang
bank. Berikut ini adalah contoh perhitungan untuk memperoleh kapasitor bank yang
diperlukan:
20
o
Cos φ sebelum perbaikan : 0,8 (36,869 )
o
Cos φ setelah perbaikan yang ingin dicapai : 0,95 (18,19 )
Jika daya reaktif sebelum perbaikan : Q1
Q1 = P x tan φ1
o
= 1.362,087 x tan 36,869
= 1.021,5 kVAR
Q2 = P x tan φ2
o
= 1.362,087 x tan 18.19
= 447.57 kVAR
Q =Q1–Q2
= 1.021,5 – 447,57
= 573,93 kVAR
Sesuai dengan perhitungan diatas maka kapasitor bank yang digunakan untuk PDTR-2
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
21
3.1 Simpulan
Rancangan instalasi listrik ialah berkas gambar rancangan dan uraian teknis yang
digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan pemasangan suatu instalasi listrik sesuai
dengan ketentuan dan standar yang berlaku (PUIL 2000, 4.1 Hal 105). Rancangan
instalasi listrik terdiri dari :
1. Gambar situasi letak gedung atau bangunan dan penyambungan sumber tenaga listrik.
2. Diagram garis tunggal (Single Line Diagram) dan gambar instalasi perlengkapan listrik
seperti saklar, titik lampu, socket outlet, motor dan panel.
3. Gambar detail meliputi ukuran fisik, cara pemasangan dan wiring instalasi pengendali,
4. Perhitungan teknis susut tegangan, faktor daya, beban terpasang, beban maksimum, arus
hubung pendek dan tingkat penerangan.
5. Tabel bahan instalasi dan uraian teknis cara pemasangan dan pengujian
6. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Perkiraan
3.2 Saran
Dalam merencanakan system instalasi kelistrikan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pemilihan peralatan pengaman dan penghantar adalah :
DAFTAR PUSTAKA
22