Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

“MENGANALISA PERENCANAAN INSTALASI”

Disusun oleh
Nama Kelompok 11:
BAYU ANDICA PERANGIN ANGIN (5182131011)
RIZKY JOCHAFA GULTOM (5183331012)
INDRA TARIGAN (5183331002)
SEPTIAN ALFREDO SINAMBELA (5193331008)

Dosen Pengampu : Drs. Nelson Sinaga, M.Pd


Mata Kuliah : Perencanaan Instalasi Listrik

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGRI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun tugas makalah ini
dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun makalah ini. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan
untuk penyempurnaan tugas selanjutnya.
Akhir kata semoga tugas yang kami buat ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua dan dapat memberikan nilai lebih pada proses pembelajaran mata kuliah
Perencanaan Instalasi Listrik ini.

Medan, November 2021

Kelompok 11
DAFTAR ISI
Kata pengantar.........................................................................................................................i
Daftar isi.................................................................................................................................ii
BAB 1 Pendahuluan..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................2
BAB II Informasi Umum Tempat Magang Skolah...........................................................3
2.1 Landasan Teori......................................................................................................3
2.2 Analisa Perhitungan Beban Listrik.......................................................................3
2.3 Perhitungan Beban Listrik Per Panel Distribusi...................................................7
2.4 Analisa Perhitungan Pemutus Arus (Circuit Breaker) Dan Besar Penampang

Kabel.........................................................................................................................11
2.5 Perhitungan Pemutus Arus (Circuit Breaker) Dan Besar Penampang Kabel Di
Panel PDTM..............................................................................................................17
2.6 Analisa Perhitungan Jatuh Tegangan..................................................................18
2.7 Analisa Grounding..............................................................................................20
2.8 Analisa Perbaikan Factor Daya...........................................................................20
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................22
3.1 KESIMPULAN...................................................................................................22
3.2 SARAN...............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Talavera Suite menggunakan

sistem radial. Sumber utama untuk suplai listrik berasal dari PLN. Apabila PLN mati

atau mengalami gangguan maka sumber untuk suplai listrik menggunakan 3 (tiga)

buah diesel generator set sebesar 800 kVA. Diesel generator set ini merupakan

sumber tenaga listrik cadangan, dimana ketiga diesel generator set ini bekerja secara

bersamaan dengan cara disinkronisasi sehingga dapat mensuplai tenaga listrik yang

dibutuhkan.

Sumber listrik dari PLN dihubungkan ke Panel Distribusi Tegangan

Menengah (PDTM) yang berada di ruang trafo, PDTR dan PDTM di lantai basemen

Kemudian dihubungkan dengan 2 buah trafo penurun tegangan (step down) 20

kV/400 V dengan kapasitas masing-masing 1250 kVA, yang berfungsi untuk

menurunkan tegangan menengah menjadi tegangan rendah.

Dari trafo penurun tegangan (step down) kemudian dihubungkan ke Panel

Distribusi Tegangan Rendah (PDTR-1 dan PDTR-2), yang dilengkapi dengan

Capasitor Bank dimasing-masing PDTR, yang berfungsi sebagai koreksi faktor daya.

Tegangan rendah 400 V/220 V dari PDTR akan didistribusikan ke panel-panel lantai.

Dalam perencanaan instalasi listrik di gedung perkantoran Talavera Suite tidak

digunakan Panel Utama (PU), karena digunakan 2 buah busduct yang langsung

terhubung ke PDTR dengan menggunakan kabel. Pada panel lantai ini terdapat beban

listrik yang berupa penerangan dan kotak-kontak koridor serta unit-unit kantor atau

tenant yang disewakan. Untuk kebutuhan suplai listrik pada beban-beban mekanikal

1
langsung disuplai dari PDTR.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Analisa perencanaan istalasi ?
2. Dari mana sumber daya listrik ?
3. Bagaimana perhitungan instalasi listrik ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui landasan teori
2. Mengetahui sumber daya listrik
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Analisa perencanaan instalasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori


2.2 Analisa Perhitungan Beban Listrik

A. Perhitungan Beban Listrik Per Lantai

Kebutuhan daya per lantai dapat ditentukan dengan menghitung jumlah beban yang

terpasang pada masing-masing lantai.

a. Beban Lantai Parkir

Lantai Basemen 3

Selain sebagai lantai untuk parkir kendaraan bermotor di basemen 3 ini terdapat kantin

2
dan ruang utiliti atau genset dengan luas 1541 m .

3
Tabel Beban di lantai basemen 3

No. Nama Peralatan Beban (W)

1. Penerangan parker 1152

2. Penerangan jalan 2016

3. Penerangan lobby dan kotak-kontak 1212

4. AC dan exhaust fan 38280

5. Penerangan, kotak-kontak dan AC di 12224

ruang genset

Total 54884

• Lantai Basemen 2

Di lantai basemen 2 ini berfungsi sepenuhnya sebagai parkir kendaraan.

Tabel 4.2 Beban di lantai basemen 2

No. Nama Peralatan Beban (W)

1. Penerangan parker 1224

2. Penerangan jalan 2016

3. Penerangan dan kotak-kontak lobby 976

4. AC dan exhaust fan 31500

Total 35716

4
• Lantai Basemen 1

Di lantai basemen 1 terdapat ruang utiliti yaitu ruangan untuk trafo, panel distribusi

tegangan menengah (PDTM) dan panel distribusi tegangan rendah (PDTR).

Tabel 4.3 Beban di lantai basemen 1

No. Nama Peralatan Beban (W)

1. Penerangan parker 1260

2. Penerangan jalan 2088

3. Penerangan dan kotak-kontak lobby 1208

4. AC dan exhaust fan 30920

5. Penerangan, kotak-kontak dan AC di 9476

ruang utility

Total 44952

b. Beban Lantai Unit Sewa

• Lantai 1

Tabel 4.4 Beban di lantai 1

No. Nama Peralatan Beban (W)

1. Penerangan dan kotak-kontak lobby 12691

2. AC lobby 28870

3. Penerangan dan kotak-kontak unit A 7878

5
4. AC unit A 30000

5. Penerangan dan kotak-kontak Unit B 6538

6. AC unit B 22000

Total 107977

• Lantai 2

Tabel 4.5 Beban di lantai 2

No. Nama Peralatan Beban (W)

1. Penerangan dan kotak-kontak lobby 11773

2. AC lobby 26300

3. Penerangan dan kotak-kontak koridor 1401

4. AC koridor 7800

5. Penerangan dan kotak-kontak unit A 5144

6. AC unit A 15000

7. Penerangan dan kotak-kontak Unit B 6338

8. AC unit B 22000

Total 95756

• Lantai Tipikal

Tabel 4.6 Beban di lantai tipikal

No. Nama Peralatan Beban (W)

1. Penerangan dan kotak-kontak koridor 8884

6
2. AC lobby 8790

3. Penerangan dan kotak-kontak unit A 5360

4. AC unit A 15000

5. Penerangan dan kotak-kontak unit B 3296

6. AC unit B 7500

7. Penerangan dan kotak-kontak Unit C 5306

8. AC unit C 18500

9. Penerangan dan kotak-kontak Unit D 4036

10. AC unit D 15000

11. Penerangan dan kotak-kontak Unit E 3496

12. AC unit E 11000

13. Penerangan dan kotak-kontak Unit F 3296

14. AC unit F 15000

Total 124464

2.3 Perhitungan Beban Listrik Per Panel Distribusi

Kebutuhan daya gedung Talavera Suite disuplai dari 2 panel distribusi

tegangan rendah (PDTR) yaitu:

7
• PDTR-1

Tabel 4.7 Beban pada PDTR-1

Daya

Faktor Normal Emergensi

No. Nama Panel Beban (W) Kebutuhan (W) % (W)

1. P-11 124.464 0,8 99.571 100 99.571

2. P-12 124.464 0,8 99.571 100 99.571

3. P-13 124.464 0,8 99.571 100 99.571

4. P-14 124.464 0,8 99.571 100 99.571

5. P-15 124.464 0,8 99.571 100 99.571

6. P-16 124.464 0,8 99.571 100 99.571

7. P-17 124.464 0,8 99.571 100 99.571

8. P-18 124.464 0,8 99.571 100 99.571

9. P-ATAP 152.152 0,8 121.722 100 121.722

10. PU-BS 114.160 0,8 91.328 100 91.328

TOTAL 1.009.619 1.009.619

8
• PDTR-2

Tabel 4.8 Beban pada PDTR-2

Daya

Faktor Normal Emergensi

No. Nama Panel Beban (W) Kebutuhan (W) % (W)

1. P-1 107.977 0,8 86.382 100 86.382

2. P-2 95.756 0,8 76.605 100 76.605

3. P-3 124.464 0,8 99.571 100 99.571

4. P-4 127.964 0,8 102.371 100 102.371

5. P-5 127.964 0,8 102.371 100 102.371

6. P-6 127.964 0,8 102.371 100 102.371

7. P-7 127.964 0,8 102.371 100 102.371

8. P-8 124.464 0,8 99.571 100 99.571

9. P-9 152.152 0,8 121.722 100 121.722

10. P-10 114.160 0,8 91.328 100 91.328

11. PU-K 230.356 0,8 184.285 100 184.285

12. PU-POMPA 46.586 0,9 41.927 100 41.927

13. P-RU 9.476 0,9 8.528 100 8.528

14. P-RG 12.224 0,9 11.002 100 11.002

TOTAL 1.230.405 1.230.405

9
Dari tabel 4.7 dan tabel 4.8 diatas didapat total kebutuhan daya untuk beban listrik

seluruh gedung adalah 1.009.619 W + 1.230.405 W = 2.240.024 W. Jadi untuk

perhitungannya sebagai berikut:

Total beban : 2.240.024 W

Cadangan (10 % dari total beban) : 2.464.026 W

Faktor diversitas : 1,1

Total sambungan : 2.240.024 W

Efisiensi (80 % dari total sambungan) : 2.800.030 VA

Jadi total kebutuhan daya untuk mensuplai gedung perkantoran Talavera Suite adalah

2.800.030 VA. Untuk kapasitas transformator daya yang akan dipasang adalah 2 unit

transformator step down masing-masing 1250 kVA. Sebenarnya beban total ini melebihi

estimasi atau perkiraan beban total saat pertama kali dalam merencanakan sistem instalasi

listrik tetapi hal ini tidak akan menjadi masalah karena kedua transformator ini akan

memenuhi kebutuhan daya gedung perkantoran Talavera Suite, diperkirakan beban tidak akan

terpakai secara keseluruhan sebesar 2.800.030 VA.

10
2.4. Analisa Perhitungan Pemutus Arus (circuit breaker) dan Besar Penampang

Kabel

Untuk menentukan besar penampang kabel yang dibutuhkan maka yang harus

diperhatikan adalah kemampuan hantar arus (KHA) dari kabel tersebut. Berdasarkan PUIL

2000 pasal dinyatakan bahwa semua penghantar harus mempunyai KHA sekurang-kurangnya

sama dengan arus yang mengalir melaluinya.

Untuk menentukan besarnya penghantar pada saluran-saluran utama ditentukan

dengan besarnya kapasitas daya terpasang pada panel-panel distribusi tersebut, tetapi dengan

adanya faktor keserempakan kerja dari peralatan-peralatan yang bekerja tidak bersamaan

maka untuk menentukan besarnya penghantar tersebut ditentukan dengan perkiraan kebutuhan

maksimum sesuai dengan PUIL 2000 pasal 4.3.2.

Pada perhitungan besar penampang untuk sirkit motor maka berdasarkan PUIL 2000

pasal 5.5.3 yang menyatakan bahwa penghantar sirkit akhir yang mensuplai dua motor atau

lebih, tidak boleh mempunyai KHA kurang dari jumlah arus beban penuh semua motor itu

ditambah dengan 25 % arus beban penuh motor terbesar dalam kelompok tersebut. Yang

dimaksud motor terbesar adalah yang mempunyai arus beban tertinggi.

1. Perhitungan pemutus arus (circuit breaker) dan besar penampang kabel pada panel koridor

di lantai tipikal dengan total beban 8884 W.

11
a. Kuat hantar arus pada circuit breaker yang ditentukan dengan mengambil data pada tabel

4.6 dan persamaan (2.2), sebagai berikut:

Arus yang mengalir 16,8 A dan dikalikan 120% sebagai faktor keselamatan (safety

factor), akan didapat 16,8 x 1,2 = 20.2 A, maka digunakan MCB sebesar 20 A untuk instalasi

tiga fase.

b. Besar penampang kabel

Dengan panjang kabel yang digunakan 10 meter dan rugi tegangan yang diijinkan maksimum

adalah 5% . Untuk mencari besar atau luas penampang kabel digunakan persamaan (2.6)

6 2
dengan daya hantar untuk tembaga 56,2 x 10 m/ohm mm .

2
Ukuran kabel minimum yang tersedia dipasaran adalah ukuran 1,5 mm . Tetapi untuk instalasi

2 2
tiga fase dengan MCB 20 A digunakan kabel NYY 4 x 4 mm + BC 4 mm , bisa saja

digunakan kabel 4 x 2,5

12
2
mm tetapi untuk memenuhi standar dari perusahaan penulis bekerja hal itu tidak dilakukan.

2. Perhitungan pemutus arus (circuit breaker) dan besar penampang kabel pada panel P-8

(salah satu contoh untuk lantai tipikal) dengan total beban 124.464 W.

a. Kuat hantar arus pada circuit breaker yang ditentukan dengan mengambil data pada tabel

4.6 dan persamaan (2.2) serta persamaan

(2.4) sebagai berikut:

Dengan mempertimbangkan faktor keselamatan (safety factor), maka arus yang

didapat akan dikalikan 120% sehingga arusnya menjadi 236.4 x 1,2 = 283.7 A. Untuk arus

283.7 A, proteksinya digunakan MCCB 250-320 A dengan fasilitas proteksi yang lebih baik

dari MCB.

b. Besar penampang kabel

Untuk menentukan penampang kabel yang digunakan, selain menggunakan rumus penulis

juga menggunakan tabel ukuran kabel yang dikeluarkan perusahaan sendiri (sebagai standar)

dan dari katalog-katalog kabel.

13
Berdasarkan perhitungan kuat hantar arus diatas, maka digunakan jenis kabel tembaga
2 2
yaitu NYY 3(1 x 1c x 150 mm ) + (1 x 1c x 150 mm )

2
+ BC 70 mm . (Sesuai lampiran standar kabel)

3. Perhitungan pemutus arus (circuit breaker) dan besar penampang kabel di panel PDTR-1 &

PDTR-2

a. Beban di sisi sekunder transformator 1 step down 1250 kVA yang terhubung ke PDTR-1

adalah:

Digunakan pemutus arus (circuit breaker) jenis ACB 4 pole 2000 A, karena ACB

1899.7 A tidak terdapat dipasaran. ACB dipilih karena lebih tepat sebagai pengaman sumber

listrik langsung dari transformator. Dan juga mempunyai fasilitas proteksi yang lebih lengkap

untuk arus besar yang mengalir.

Berdasarkan perhitungan diatas maka kabel yang digunakan adalah kabel jenis

tembaga NYY. Untuk ukuran besar penampang kabel yang digunakan sesuai dengan standar

2 2
kabel yang ditetapkan oleh perusahaan, yaitu NYY 3(4 x 1c x 300 mm ) + (4 x 1c x 300 mm )

2
+ BC 150 mm .

14
b. Beban didalam PDTR-1 yang terhubung ke Busduct B (yang menghubungkan dan

memberi suplai daya listrik untuk lantai 11 sampai lantai atap). Dengan beban total =

1.009.619 W yang mengambil data dari tabel 4.7 dan persamaan (2.2) serta persamaan

(2.4) adalah:

Untuk pemutus arus (circuit breaker) yang digunakan juga ACB 2000 A. Dihubungkan

2 2
dulu dengan kabel jenis tembaga yaitu NYY 3(4 x 1c x 300 mm ) + (4 x 1c x 300 mm ) + BC

2
150 mm sebelum dihubungkan ke busduct aluminium dengan kapasitas arus 2000 A.

c. Beban di sisi sekunder transformator 2 step down 1250 kVA yang terhubung ke PDTR-2

adalah:

Digunakan pemutus arus (circuit breaker) jenis ACB 4 pole 2000 A, karena ACB

1899.7 A tidak terdapat dipasaran. ACB dipilih karena

15
lebih tepat sebagai pengaman sumber listrik langsung dari transformator. Dan juga

mempunyai fasilitas proteksi yang lebih lengkap untuk arus besar yang mengalir.

Berdasarkan perhitungan diatas maka kabel yang digunakan adalah kabel jenis tembaga NYY.

Untuk ukuran besar penampang kabel yang digunakan sesuai dengan standar kabel yang

2 2
ditetapkan oleh perusahaan, yaitu NYY 3(4 x 1c x 300 mm ) + (4 x 1c x 300 mm ) + BC 150

2
mm .

d. Beban didalam PDTR-2 yang terhubung ke Busduct A (yang menghubungkan dan memberi

suplai daya listrik untuk lantai 1 sampai lantai 10). Dengan beban total = 1.230.405 W yang

mengambil data dari tabel 4.8 dan persamaan (2.2) serta persamaan (2.4) adalah:

Untuk pemutus arus (circuit breaker) yang digunakan juga ACB 2000 A, karena ACB

yang digunakan tidak boleh besar dengan pemutus arus utama PDTR-2 dengan transformator

2 sebesar 2000 A. Hal ini dapat terjadi karena pembagian besar beban yang tidak seimbang

antara PDTR-1 dan PDTR-2. Sama seperti di PDTR-1, dihubungkan dulu dengan kabel jenis

2
tembaga yaitu NYY 3(4 x 1c x 300 mm ) + (471)

16
2 2
x 1c x 300 mm ) + BC 150 mm sebelum dihubungkan ke busduct aluminium dengan

kapasitas arus 2000 A.

2.5. Perhitungan pemutus arus (circuit breaker) dan besar penampang kabel di

panel PDTM

a. Kuat hantar arus pada panel PDTM dan besar penampang kabel yang menghubungkan

PDTM ke gardu PLN adalah:

Berdasarkan perhitungan kuat hantar arus didapat 140 A, maka digunakan kabel

2
tembaga untuk tegangan menengah 20 kV yaitu N2XSEbY 3 x 185 mm . Kabel ini

merupakan jenis kabel tanah yang akan ditanam didalam tanah untuk menghubungkan PDTM

ke gardu PLN.

b. Kuat hantar arus dan besar penampang kabel pada sisi keluaran panel PDTM yang

terhubung ke sisi primer masing-masing transformator step down 1250 kVA adalah:

17
Maka digunakan HRC Fuse 63 A sebagai pemutus arus, kapasitas 62,5 A tidak ada

dipasaran maka dipilih kapasitas yang mendekati. Untuk kabel penghantarnya digunakan

2
kabel N2XSY 3 x 95 mm yang akan menghubungkan keluaran PDTM ke sisi transformator

step down 1250 kVA.

2.6. Analisa Perhitungan Jatuh Tegangan

Berdasarkan PUIL 2000 pasal 4.2.3 menyatakan bahwa susut tegangan antara panel

hubung bagi (PHB) utama dan setiap titik beban tidak boleh lebih dari 5% dari tegangan PHB

utama, bila semua penghantar instalasi dilalui arus maksimum yang ditentukan berdasarkan

pasal 4.2.3.

Pada analisa perhitungan jatuh tegangan akan dibandingkan perhitungan jatuh

tegangan berdasarkan persamaan (2.8) dengan persamaan (3.2). Penulis mengambil contoh

untuk panel PU-POMPA yang terhubung langsung ke panel PDTR-2, didapat data sebagai

berikut:

Beban (P) : 46.586 W

Panjang kabel (l) : 30 m (0,03 km)

2 2
Jenis kabel : NYY 4 x 35 mm + BC 25 mm
Resistansi : 0,514 ohm/km

Reaktansi : 0,097 ohm/km

V : 380 V

Cos φ : 0,8

18
Sin φ : 0,6

Daya hantar tembaga : 56,2 m/ohm mm2

a. Perhitungan jatuh tegangan berdasarkan persamaan (2.8)

Sehingga besar jatuh tegangan dalam % untuk saluran PDTR-2 ke PU-

POMPA adalah:

b. Perhitungan jatuh tegangan berdasarkan persamaan (3.2)

Vdrop = 1,73 x I x ( R. Cos Q + X Sin Q ) x L

= 1,73 x 88,5 x (0,514 x 0,8 + 0,097 x 0,6) x 0,03

= 2,15 V

= = Vdrop 0,57%

Jadi dengan menggunakan kedua persamaan untuk mencari jatuh tegangan diperoleh

nilai yang hampir sama yaitu 0,5% untuk persamaan (2.8) dan

19
0,57% untuk persamaan (3.2). Nilai jatuh tegangan yang diperoleh tidak melebihi dari yang

disyaratkan yaitu 5%, hal ini berarti telah memenuhi ketentuan yang berlaku.

2.7. Analisa Grounding

Untuk menentukan kabel grounding kita dapat mengacu pada PUIL 2000 halaman 77
Tabel 3.16-1 ‘Luas penampang nominal minimum penghantar pengaman’. Jika besar

2
penampang penghantar lebih besar dari 32 mm maka penghantar untuk grounding adalah

setengah dari besar penampang penghantar. Sebagai contoh untuk panel tipikal seperti P-8

2
besar penampang kabelnya adalah 150 mm , untuk kabel grounding adalah setengahnya maka

2
digunakan jenis BC 70 mm .

2
Sedangkan untuk besar penampang kurang dari atau sama dengan 16 mm maka untuk

kabel grounding yang digunakan adalah sama dengan besar penampang penghantar.

2
Contohnya seperti panel FB-K.8 dengan besar penampang kabel 4 mm maka kabel grounding

2
yang digunakan juga 4 mm .

2.8. Analisa Perbaikan Faktor Daya

Pada suatu instalasi listrik gedung bertingkat dimana banyak terdapat beban-beban

antara lain, motor-motor, lampu flourescent / TL dengan ballast electronic, peralatan

elektronik lainnya (seperti Komputer dll) maka akan menimbulkan beban induktif yang akan

menyebabkan arus terbelakang (lagging) terhadap tegangan dengan sudut yang besar,

sehingga nilai cos φ menjadi kecil, dan akan menyebabkan besarnya daya kVAR yang

merugikan. Untuk memperbaiki faktor daya cos φ direncanakan menggunakan kapasitor

bank. Berikut ini adalah contoh perhitungan untuk memperoleh kapasitor bank yang

diperlukan:

Beban total PDTR-2 sebagai daya aktif (P) : 1.362,087 kW

20
o
Cos φ sebelum perbaikan : 0,8 (36,869 )
o
Cos φ setelah perbaikan yang ingin dicapai : 0,95 (18,19 )
Jika daya reaktif sebelum perbaikan : Q1

Daya reaktif setelah perbaikan : Q2

Daya reaktif koreksi :Q=Q1–Q2

Q1 = P x tan φ1

o
= 1.362,087 x tan 36,869
= 1.021,5 kVAR

Q2 = P x tan φ2

o
= 1.362,087 x tan 18.19
= 447.57 kVAR

Q =Q1–Q2

= 1.021,5 – 447,57

= 573,93 kVAR

Sesuai dengan perhitungan diatas maka kapasitor bank yang digunakan untuk PDTR-2

adalah 600 kVAR.

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

21
3.1 Simpulan
Rancangan instalasi listrik ialah berkas gambar rancangan dan uraian teknis yang
digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan pemasangan suatu instalasi listrik sesuai
dengan ketentuan dan standar yang berlaku (PUIL 2000, 4.1 Hal 105). Rancangan
instalasi listrik terdiri dari :

1. Gambar situasi letak gedung atau bangunan dan penyambungan sumber tenaga listrik.
2. Diagram garis tunggal (Single Line Diagram) dan gambar instalasi perlengkapan listrik
seperti saklar, titik lampu, socket outlet, motor dan panel.
3. Gambar detail meliputi ukuran fisik, cara pemasangan dan wiring instalasi pengendali,
4. Perhitungan teknis susut tegangan, faktor daya, beban terpasang, beban maksimum, arus
hubung pendek dan tingkat penerangan.
5. Tabel bahan instalasi dan uraian teknis cara pemasangan dan pengujian
6. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Perkiraan

3.2 Saran

Dalam merencanakan system instalasi kelistrikan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pemilihan peralatan pengaman dan penghantar adalah :

1. Ketahanan arus hubung pendek


2. Susut tegangan
3. Pemutus tegangan
4. Kemampuan hantaran arus

DAFTAR PUSTAKA

JURNAL, (PUIL 2000, 4.1 Hal 105)

22

Anda mungkin juga menyukai