Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PENGARUH CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN


Laporan praktikum ini dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah “Fisiologi Tumbuhan”

Dosen Pengampu : Rita Elfianis, S.P., M.Sc.

DISUSUN OLEH :

Wafiq Maulana

12080212171

KELAS A
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN DAN PETRNAKAN UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SULTAN SYARIF KASIM T.A. 2020/2021

i
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 27 Oktober 2021

Wafiq Maulana
DAFTAR ISI

3
DAFTAR TABEL

4
DAFTAR GAMBAR

5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Salah satu ciri makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan merupakan
bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat
diukur atau suatu peningkatan dalam berat atau ukuran dari seluruh / sebagian dari organisme,
sedangkan perkembangan merupakan bertambahnya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui
tumbuh, kematangan dan belajar atau peningkatan kemahiran dalam penggunaan tubuh.

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling berhubungan. Ada banyak
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Faktor-faktor tersebut
dikelompokan menjadi 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan
faktor yang meliputi faktor genetis (hereditas) dan faktor fisiologis, sedangkan faktor eksternal atau
faktor lingkungan merupakan faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan tersebut yaitu dari
lingkungan atau ekosistem. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan adalah cahaya matahari.

Cahaya matahari merupakan sumber kehidupan karena cahaya dapat memberikan kita banyak
manfaat. Cahaya matahari sangat dibutuhkan oleh tumbuhan hijau karena cahayanya dapat
menghambat pertumbuhan dan juga cahaya dapat menguraikan auksin (suatu hormone pada
tumbuhan). Hal ini dapat kita lihat pada tumbuhan yang berada di tempat gelap akan lebih cepat
tinggi dan daunnya tidak terlalu hijau dari pada tumbuhan di tempat terang. Pertumbuhan yang
cepat di tempat gelap disebut etiolasi.

Cahaya yang dibutuhkan tumbuhan tidak selalu sama pada setiap tanaman. Ada jenis-jenis
tumbuhan yang memerlukan cahaya penuh dan ada pula yang memerlukan remang-remang untuk
pertumbuhannya. Banyak sekali teori yang menjelaskan tentang pengaruh cahaya terhadap
pertumbuhan tumbuhan. Namun teori tersebut belum sepenuhnya dapat dipelajari jika kita belum
mengetahui kebenarannya pada lingkungan kita. Selain itu, masih banyak mahasiswa dan
mahasiswi yang belum dapat menjelaskan pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.

Untuk itu, kami mengadakan penelitian untuk lebih mengetahui dan membuktikan kebenaran
teori tersebut. Dengan berlandaskan teori tersebut, di dalam penelitian ini, kami akan mengamati
pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimanakah pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau?
b. Bagaimana perbedaan pertumbuhan kacang hijau yang mendapatkan cahaya matahari
langsung dan yang tidak mendapatkan cahaya matahari?

1.3 Tujuan Makalah


a. Mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau.
b. Mengetahui perbedaan pertumbuhan kacang hijau yang mendapatkan cahaya matahari
langsung dan yang tidak mendapatkan cahaya matahari.
1.4 Manfaat Makalah

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan berbiji dimulai dengan perkecambahan
yaitu munculnya plantula (tanaman kecil dari dalam biji). Pada umumnya tanaman polongan dapat
mempunyai endoperma. Cadangan makanan disimpan dalam kotiledon (daun embrio), yang
terlindungi di dalam biji pada saat berkecambah plumula (ujung embrio atau calon kecambah)
diselubungi oleh kotiledon, sedangkan calon akar (radikula) diselubungi oleh koleoriza. Bagian
batang pada kecambah di atas kotiledon disebut epikotil dan bagian batang kecambah di bawah
kotiledon disebut hipokotil. Dalam proses perkecambahan melibatkan proses fisiknya yaitu : terjadi
ketika biji menyerap air (imbibisi) akibat dari potensial air rendah pada biji yang kering. Proses
kimianya yaitu dengan masuknya air, biji mengembang dan kulit biji akan pecah.

Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormon giberelin (GA) hormon ini
mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar endosperma) untuk mensistesis dan mengeluarkan
enzim-enzim bekerja enghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam kotiledon dan
endosfilem. Proses ini menghasilkan molekul kecil yang larut dalam air misalnya enzim amylase
menghidrolisis pati dalam endosperma menjadi gula. Selanjutnya gula dan zat-zat lainnya diserap
dari endosperma oleh kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi bibit tanaman (Pujiyanto,
2008).

Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan tanaman kacang-kacangan ketiga yang banyak
dibudidayakan setelah kedelai dan kacang tanah. Bila dilihat dari kesesuaian iklim dan kondisi
lahan yang dimiliki, Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki kesempatan untuk
melakukan ekspor kacang (Purwono dan Hartono, 2005).

Kecambah kacang hijau mengandung vitamin E yang tidak ditemukan pada kacang tanah
dan kedelai. Bahkan nilai gizi kecambah kacang hijau lebih baik daripada nilai gizi biji kacang
hijau. Hal ini disebabkan kecambah telah mengalami proses perombakan makromolekul menjadi
mikromolekul. Selain itu dengan proses perkecambahan terjadi pembentukan senyawa tokoferol
(vitamin E) (Purwono dan Hartono, 2005).

Kandungan zat gizi pada biji sebelum dikecambahkan, berada dalam bentuk tidak aktif
(terikat). Setelah perkecambahan, bentuk tersebut diaktifkan sehingga meningkatkan daya cerna
bagi manusia. Peningkatan zat-zat gizi pada kecambah mulai tampak sekitar 24-48 jam saat
perkecambahan (Astawan, 2005). Sedangkan peningkatan vitamin E (atokoferol) terjadi setelah
proses perkecambahan selama 48 jam (Anggrahini, 2009).

Biji kacang hijau dapat berkecambah apabila berada dalam lingkungan yang memenuhi
syarat untuk perkecambahan, yaitu kandungan air kacang hijau dan kelembaban udara sekeliling
harus tinggi. Kadar air biji kacang hijau berkisar 5-15%, pada kadar air ini kelembaban terlalu
rendah untuk berlangsungnya metabolisme sehingga tahap perkecambahan adalah kadar air biji
kacang hijau harus dinaikkan dengan cara dilakukan perendaman atau ditempatkan pada
lingkungan yang jenuh uap air (Anggrahini, 2009).
7
Suwarsono (1989), menyatakan bahwa cahaya merupakan perangsang utama dalam hidup
tumbuhan. Beberapa respon tumbuhan terhadap interaksi cahaya yang berbeda-beda adalah
dilakukan oleh auksin dan efeknya timbul karena berkurangnya efektivitas auksin pada keadaan
cahaya terik. Tumbuhan yang tumbuh delam gelap atau cahaya lemah akan mempunyai batang
yang panjang dengan ruas yang lebih panjang dan lebih besar dari tumbuhan yang mendapatkan
cahaya matahari penuh dan daun lebih kecil daripada daun yang terlindung.

Menurut Hasan (1997), bahwa hampir seluruh energi panas (kalor) berasal dari matahari.
Suhu meningkatkan perkembangan tanaman sebagai batas tertentu. Hubungan suhu dengan
pertumbuhan tanaman menunjukkan hubungan linier sampai batas tertentu. Setelah mencapai
maksimum hubungan kedua variabel itu menunjukkan parabolik. Pada suhu rendah kebanyakan
tanaman mengakibatkan rusaknya batang, daun muda, tunas, bungan dan buah. Besarnya kerusakan
organ atau jaringan tanaman akibat suhu rendah tergantung keadaan air.

8
BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini kami lakukan pada :

Hari : Selasa
Tanggal : 26 Oktober 2021
Tempat : Gedung Al-Maidah, Labor Praktikum Al-Maidah

3.2 Alat dan Bahan


a. Alat
- Gunting
- Pisau Cutter
- Penggaris
- Busur
- Lidi
- Pena
- Kertas

b. Bahan
- Biji kacang hijau
- Tanah
- Polybag
- Kotak karton

3.3 Prosedur Kerja

1. Siapkan polybag yang diisi tanah, masing-masing kelompok menyediakan


2. tiga polybag.
3. Siapkan benih kacang hijau.
4. Buatlah satu kotak karton yang diberi lobang pada salah satu sisinya dan
5. satu lagi tanpa dilubangi.
6. Tanam benih kacang hijau sebanyak 10 benih ke dalam polybag.
7. Letakkan polybag pertama ditempat yang terkena cahaya matahari, polybag kedua ditutup
dengan kotak karton yang diberi lobang, sedangkan polybag ketiga ditutup dengan karton
tanpa lobang.
8. Amati perubahan yang terjadi pada masing-masing tanaman dan jaga
9. kelembabannya.
10. Hentikan pengamatan pada saat tanaman berumur 12 hari.

9
BAB IV
PEMBAHASAN

1. Umur Kecambah
Umur Kecambah T1 T2 T3 T4 T5

Terkena Cahaya
2 2 2 2 2
Matahari
Disungkup
Karton Dengan 2 2 2 2 2
Lubang
Disungkup
Karton Tanpa 2 2 2 2 2
Lubang

2. Tinggi Tanaman
Hari ke-
Tanaman Terkena Cahaya Disungkup Karton Disungkup Karton
ke- Matahari Dengan Lubang Tanpa Lubang

T1 0 cm 0 cm 0 cm
T2 0 cm 0 cm 0 cm
1 T3 0 cm 0 cm 0 cm
T4 0 cm 0 cm 0 cm
T5 0 cm 0 cm 0 cm
Rata-Rata 0 cm 0 cm 0 cm
T1 0,1 cm 0,5 cm 1 cm
T2 0,1 cm 0,6 cm 0,8 cm
2 T3 0,1 cm 0,4 cm 0,9 cm
T4 0,1 cm 0,6 cm 1,1 cm
T5 0,1 cm 0,5 cm 0,9 cm
Rata-Rata 0,1 cm 0,5 cm 0,9 cm
T1 6,5 cm 3,5 cm 7,5 cm
T2 7,1 cm 3,6 cm 5,1 cm
3 T3 5,6 cm 4,4 cm 5,5 cm
T4 5,5 cm 2,5 cm 3,9 cm
T5 4 cm 4,5 cm 4,5 cm
Rata-Rata 5,7 cm 3,7 cm 5,3 cm
T1 12 cm 13,1 cm 15,4 cm
T2 13,6 cm 10 cm 13,2 cm
4 T3 9,1 cm 10,7 cm 13,3 cm
T4 11,1 cm 10,5 cm 12,2 cm
T5 9,2 cm 7,9 cm 11,5 cm
Rata-Rata 11 cm 10,4 cm 13,1 cm
5 T1 16 cm 18 cm 21,5 cm
10
T2 17,5 cm 16 cm 18,5 cm
T3 13,5 cm 18,8 cm 18,6 cm
T4 14,5 cm 14,5 cm 17,5 cm
T5 12,5 cm 12 cm 16,4 cm
Rata-Rata 14,8 cm 15,8 cm 18,5 cm
T1 21 cm 22 cm 25 cm
T2 21, 5 cm 21 cm 26 cm
6 T3 16 cm 20 cm 23,5 cm
T4 18 cm 20 cm 25 cm
T5 15 cm 16 cm 18 cm
Rata-Rata 18,3 cm 19,8 cm 23,5 cm
T1 21 cm 24 cm 26 cm
T2 22 cm 22,5 cm 28 cm
7 T3 16 cm 25 cm 24,2 cm
T4 18 cm 23 cm 25 cm
T5 15 cm 25 cm 18 cm
Rata-Rata 18,4 cm 23,9 cm 24,2 cm
T1 22 cm 26 cm 26 cm
T2 22,5 cm 25 cm 29 cm
8 T3 17,2 cm 25 cm 25,5 cm
T4 19,5 cm 25,7 cm 27 cm
T5 16,5 cm 26,2 cm 19,2 cm
Rata-Rata 19,5 cm 25,5 cm 25,3 cm
T1 22 cm 26 cm 26 cm
T2 22,5 cm 25 cm 29 cm
9 T3 17,2 cm 25 cm 25,5 cm
T4 21,3 cm 25,7 cm 27 cm
T5 17 cm 27 cm 19,2 cm
Rata-Rata 20 cm 25,7 cm 25,3 cm
T1 22 cm 26 cm 27 cm
T2 22,5 cm 25,5 cm 29,9 cm
10 T3 18,5 cm 26 cm 26,7 cm
T4 21,3 cm 26,5 28,1 cm
T5 17 cm 27 cm 21,7 cm
Rata-Rata 20,2 cm 26,2 cm 26,7 cm

Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan intensitas cahaya yang berbeda berpengaruh sangat
nyata pada Tinggi Tunas Daun Dewa umur 15 MST. Nilai rata-rata tinggi tunas umur 15 (Minggu Setelah
Tanam) disajikan pada Gambar 1.

11
30

25

20
Terkena Cahaya
Matahari
15 Disungkup Karton
Dengan Lubang
Disungkup Karton
10 Tanpa Lobang

0
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7 Hari 8 Hari 9 Hari 10

3. Jumlah Helai Daun


Hari ke-
Tanaman Terkena Cahaya Disungkup Karton Disungkup Karton
ke- Matahari Dengan Lubang Tanpa Lubang

T1 0 0 0
T2 0 0 0
1 T3 0 0 0
T4 0 0 0
T5 0 0 0
Rata-Rata 0 0 0
T1 0 0 0
T2 0 0 0
2 T3 0 0 0
T4 0 0 0
T5 0 0 0
Rata-Rata 0 0 0
T1 2 2 2
T2 2 2 2
3 T3 2 2 2
T4 2 2 2
T5 2 2 2
Rata-Rata 2 2 2
T1 2 2 2
4 T2 2 2 2
T3 2 2 2

12
T4 2 2 2
T5 2 2 2
Rata-Rata 2 2 2
T1 2 2 2
T2 2 2 2
5 T3 2 2 2
T4 2 2 2
T5 2 2 2
Rata-Rata 2 2 2
T1 2 2 2
T2 2 2 2
6 T3 2 2 2
T4 2 2 2
T5 2 2 2
Rata-Rata 2 2 2
T1 2 2 2
T2 2 2 2
7 T3 2 2 2
T4 2 2 2
T5 2 2 2
Rata-Rata 2 2 2
T1 2 2 2
T2 2 2 2
8 T3 2 2 2
T4 2 2 2
T5 2 2 2
Rata-Rata 2 2 2
T1 2 2 2
T2 2 2 2
9 T3 2 2 2
T4 2 2 2
T5 2 2 2
Rata-Rata 2 2 2
T1 2 2 2
T2 2 2 2
10 T3 2 2 2
T4 2 2 2
T5 2 2 2
Rata-Rata 2 2 2

13
2.5

1.5 Terkena Cahaya


Matahari
Disungkup Karton
1 Dengan Lubang
Disungkup Karton
Tanpa Lubang
0.5

0
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7 Hari 8 Hari 9 Hari 10

4. Panjang Daun
Hari ke-
Tanaman Terkena Cahaya Disungkup Karton Disungkup Karton
ke- Matahari Dengan Lubang Tanpa Lubang

T1 0 cm 0 cm 0 cm
T2 0 cm 0 cm 0 cm
1 T3 0 cm 0 cm 0 cm
T4 0 cm 0 cm 0 cm
T5 0 cm 0 cm 0 cm
Rata-Rata 0 cm 0 cm 0 cm
T1 0 cm 0 cm 0 cm
T2 0 cm 0 cm 0 cm
2 T3 0 cm 0 cm 0 cm
T4 0 cm 0 cm 0 cm
T5 0 cm 0 cm 0 cm
Rata-Rata 0 cm 0 cm 0 cm
T1 1,6 cm 1,5 cm 1,9 cm
T2 2 cm 1,2 cm 1,9 cm
3 T3 1,5 cm 1,5 cm 1,7 cm
T4 1,6 cm 1,4 cm 1,6 cm
T5 1,7 cm 1,2 cm 2 cm
Rata-Rata 1,6 cm 1,3 cm 1,8 cm
T1 2,3 cm 1,8 cm 2 cm
T2 3,2 cm 2 cm 2,1 cm
4
T3 2 cm 2,5 cm 2,1 cm
T4 3 cm 2,3 cm 2,3 cm

14
T5 2,6 cm 2,1 cm 2,1 cm
Rata-Rata 2,6 cm 2,1 cm 2,1 cm
T1 3 cm 1,5 cm 2,5 cm
T2 4 cm 2 cm 2,4 cm
5 T3 2 cm 3 cm 1,9 cm
T4 4,1 cm 2,5 cm 2,5 cm
T5 2,5 cm 1,8 cm 2,2 cm
Rata-Rata 3,1 cm 2,1 cm 2,3 cm
T1 3 cm 1,7 cm 3,2 cm
T2 5 cm 2,1 cm 3 cm
6 T3 2,5 cm 3,1 cm 2,2 cm
T4 4,5 cm 3 cm 3,1 cm
T5 3 cm 2,3 cm 3 cm
Rata-Rata 3,6 cm 2,4 cm 2,9 cm
T1 3 cm 1,7 cm 3,2 cm
T2 5 cm 2,1 cm 3 cm
7 T3 2,5 cm 3,1 cm 2,2 cm
T4 4,5 cm 3 cm 3,1 cm
T5 3 cm 2,3 cm 3 cm
Rata-Rata 3,6 cm 2,4 cm 2,9 cm
T1 3,1 cm 1,7 cm 3,2 cm
T2 5 cm 2,1 cm 3 cm
8 T3 2,5 cm 3,1 cm 2,2 cm
T4 5 cm 3,9 cm 3,1 cm
T5 3 cm 3,3 cm 3 cm
Rata-Rata 3,7 cm 2,8 cm 2,9 cm
T1 3,5 cm 1,7 cm 3,2 cm
T2 5 cm 2,1 cm 3 cm
9 T3 2,5 cm 3,1 cm 2,2 cm
T4 5,2 cm 3,9 cm 3,1 cm
T5 3 cm 3,3 cm 3 cm
Rata-Rata 3,8 cm 2,8 cm 2,9 cm
T1 3,5 cm 1,7 cm 3,2 cm
T2 5 cm 2,1 cm 3 cm
10 T3 2,5 cm 3,1 cm 2,2 cm
T4 5,2 cm 3,9 cm 3,1 cm
T5 3 cm 3,3 cm 3 cm
Rata-Rata 3,8 cm 2,8 cm 2,9 cm

15
4

3.5

2.5 Terkena Cahaya


Matahari
2
Disungkup Karton
Dengan Lubang
1.5
Disungkup Karton
Tanpa Lubang
1

0.5

0
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7 Hari 8 Hari 9 Hari 10

5. Lebar Daun
Hari ke-
Tanaman Terkena Cahaya Disungkup Karton Disungkup Karton
ke- Matahari Dengan Lubang Tanpa Lubang

T1 0 cm 0 cm 0 cm
T2 0 cm 0 cm 0 cm
1 T3 0 cm 0 cm 0 cm
T4 0 cm 0 cm 0 cm
T5 0 cm 0 cm 0 cm
Rata-Rata 0 cm 0 cm 0 cm
T1 0 cm 0 cm 0 cm
T2 0 cm 0 cm 0 cm
2 T3 0 cm 0 cm 0 cm
T4 0 cm 0 cm 0 cm
T5 0 cm 0 cm 0 cm
Rata-Rata 0 cm 0 cm 0 cm
T1 0,7 cm 0,6 cm 0,6 cm
T2 0,7 cm 0,6 cm 0,6 cm
3 T3 0,6 cm 0,6 cm 0,5 cm
T4 0,7 cm 0,6 cm 0,6 cm
T5 0,6 cm 0,6 cm 0,6 cm
Rata-Rata 0,6 cm 0,6 cm 0,5 cm
T1 1,2 cm 0,9 cm 0,7 cm
T2 1,1 cm 0,8 cm 0,8 cm
4
T3 1 cm 0,8 cm 0,8 cm
T4 1,1 cm 0,9 cm 0,9 cm

16
T5 1,1 cm 0,8 cm 0,7 cm
Rata-Rata 1,1 cm 0,8 cm 0,7 cm
T1 1,5 cm 1,3 cm 0,8 cm
T2 1,5 cm 0,8 cm 0,8 cm
5 T3 1,4 cm 1,5 cm 0,8 cm
T4 1,5 cm 1 cm 0,9 cm
T5 1,5 cm 0,8 cm 0,7 cm
Rata-Rata 1,4 cm 1,1 cm 0,8 cm
T1 1,6 cm 1,4 cm 0,9 cm
T2 1,6 cm 0,9 cm 0,9 cm
6 T3 1,5 cm 1,6 cm 0,9 cm
T4 1,6 cm 1,2 cm 1 cm
T5 1,6 cm 0,9 cm 0,8 cm
Rata-Rata 1,5 cm 1,2 cm 0,9 cm
T1 1,6 cm 1,4 cm 0,9 cm
T2 1,6 cm 0,9 cm 0,9 cm
7 T3 1,5 cm 1,6 cm 0,9 cm
T4 1,6 cm 1,2 cm 1 cm
T5 1,6 cm 0,9 cm 0,8 cm
Rata-Rata 1,5 cm 1,2 cm 0,9 cm
T1 1,6 cm 1,5 cm 0,9 cm
T2 1,7 cm 1,2 cm 1,2 cm
8 T3 1,5 cm 1,8 cm 0,9 cm
T4 1,8 cm 1,5 cm 1 cm
T5 1,9 cm 1,7 cm 0,9 cm
Rata-Rata 1,7 cm 1,5 cm 0,9 cm
T1 2 cm 1,6 cm 1 cm
T2 1,7 cm 1,3 cm 1,2 cm
9 T3 1,8 cm 1,9 cm 1 cm
T4 2 cm 1,6 cm 1,1 cm
T5 2 cm 1,8 cm 1 cm
Rata-Rata 1,9 cm 1,6 cm 1,1 cm
T1 2,2 cm 1,6 cm 1 cm
T2 1,7 cm 1,3 cm 1,2 cm
10 T3 1,8 cm 1,9 cm 1 cm
T4 2,1 cm 1,6 cm 1,1 cm
T5 2,1 cm 1,8 cm 1 cm
Rata-Rata 1,9 cm 1,6 cm 1,1 cm

17
2

1.8

1.6

1.4

1.2 Terkena Cahaya


Matahari
1
Disungkup Karton
0.8 Dengan Lubang
Disungkup Karton
0.6 Tanpa Lubang
0.4

0.2

0
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7 Hari 8 Hari 9 Hari 10

6. Arah Pembelokkan
Disungkup dengan karton dengan lubang
Tanaman Arah Pembengkokan Besar sudut
pembengkokan
Mengarah ke arah datangnya
T1 85
cahaya matahari
Mengarah ke arah datangnya
T2 85
cahaya matahari
Mengarah ke arah datangnya
T3 85
cahaya matahari
Mengarah ke arah datangnya
T4 88
cahaya matahari
Mengarah ke arah datangnya
T5 85
cahaya matahari

18
BAB V
PENUTUP
5. 1 Kesimpulan

Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :

Cahaya mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau. Cahaya
memperlambat/menghambat kerja hormone auksin dalam pertumbuhan meninggi. Sehingga
menyebabkan kacang hijau di tempat gelap mengalami etiolasi. Selain cahaya, air juga
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan.

5.2 Saran

Dalam melakukan suatu percobaan, lebih baik melakukan percobaan di tempat


yangsekiranya tidak ada sesuatu yang mengganggu seperti hama tanaman, hewan, sehingga
percobaan akan aman dan berhasil.

Dalam mengukur tinggi kecambah, harus dilakukan secara teliti. Dalam melakukan
percobaan, hendaknya memperhatikan kualitas kacang hijau yang akan ditanam danmemperhatikan
kondisi lingkungan yang sesuai dengan apa yang ingin diteliti sehinggahasil percobaan itu baik dan
valid

19
DAFTAR PUSTAKA
Bey, Y., Wulandari, S., dan Firdaus. 2005. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Laboratorium
Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Riau, Pekanbaru.

Gardner, 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press: Jakarta

Lakitan, B. 1995.Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Lakitan, B.
2008. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sutedjo, M.M. 2008. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rieneka Cipta.Jakarta.

Salisbury, F. B and Ross, C. W. 1995. Plant Physiology. Fourth Edition. Wadsworth Publishing
Company. California.

Supandie, D. 2014. Fisiologi Adaptasi Tanaman. IPB press. Bogor.

Prawinata, W. 1989.Dasar-Dasar Fisologi Tumbuhan Jilid 1 dan 2. IPB, Bogor.

Purnomo, Djoko., A.T. Sakya., M. Rahayu. 2010. Fisiologi Tumbuhan. Penerbit Fakultas Pertanian
UNS.

Taiz, L. & Eduardo, S. 2002. Plant Physiology, 3rd ed . Sunderland: Sinauer Associates

Tjondronegoro, P. D., Haran, S., Tjitrosemito, S., Miftahudin, Hamim, Ratnadewi, D., Prawitasari,
T., dan Triadiati. 2008. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Laboratorium Fisiologi
Tumbuhan Departemen Biologi FMIPA IPB, Bogor.

20
LAMPIRAN

21

Anda mungkin juga menyukai