Anda di halaman 1dari 11

RESPON TUMBUHAN

TERHADAP CEKAMAN
LOGAM BERAT
3A AGROTEKNOLOGI
UIN SUSKA RIAU
❖ Ahmad Yafhan
(12080212266) ➢Muhammad Hashfi
❖ Karmini (12080212209)
(12080223041) ➢ Ucok Julkarnain
❖ Ovi Septi Yuliani (12080212043)
(12080222170)

ANGGOTA
KELOMPOK 4

• Vina Pebrina .S.


❑ Riza Zahrawani (12080222483)
(12080220832) • Wafiq Maulana
❑ Sindy Ofiani Tari (12080212171)
(12080220909)
PEMBUKAAN
Salah satu tantangan yang dihadapi sektor pertanian adalah
penurunan produktivitas akibat degradasi sumber daya lahan dan air
serta penurunan kualitas lingkungan. Aktivitas pertanian dalam
perkembangannya sangat berorientasi pada penggunaan bahan-
bahan kimia pertanian. Penggunaan bahan bahan ini dalam jangka
panjang ternyata berdampak pada rusaknya sumber daya tanah
sehingga menurunkan kemampuanya dalam berproduksi. Banyaknya
bahan-bahan pencemar (polutan) berada dalam tanah, salah satunya
adalah logam berat. Penangan tanah tercemar logam berat cukup sulit
karena tidak dapat didegradasi oleh mikroba dalam tanah.
Pencemaran lingkungan merupakan permasalahan yang tidak dapat
dihindari. Pencemaran selalu memberikan dampak negatif kepada
kehidupan. Salah satu pencemar yang penting mendapat perhatian
dari sumber-sumber kegiatan manusia adalah logam berat. Pencemar
logam berat oleh kegiatan manusia dapat berasal dari kegiatan
industri, pertambangan, pertanian, dan rumahtangga.
LANJUTAN
Selain dari limbah industri, kontaminasi tanah dapat bersumber dari
aplikasi pemupukan. Molina et al.. (2009) menyatakan bahwa pemupukan
menjadi salah satu sumber kontaminasi tanah terhadap tanah pertanian
diseluruh negara-negara berkembang. Konsentrasi logam berat yang tinggi
terdapat pada pupuk fosfor, terutama Tripel Superphosphate yang
mengandung konsentrasi As, Cd, Cu, Cr, Ni, dan Zn lebih tinggi dibanding
pupuk N, K dan NK. Lebih lanjut GimenoGarcia et al.. (1996), menyatakan bahwa
Superfosfat adalah pupuk yang mengandung konsentrasi Cd, Co, Cu dan Zn
paling tinggi sebagai pencemar. Selain pupuk, herbisida juga mengandung
logam Cd yang sama dan kadar Fe, Mn, Zn, Pb, dan Ni tinggi. Logam berat
yang paling signifikan sebagai bahan pencemar tanah dari praktek pertanian
adalah Mn, Zn, Co, dan Pb.
LOGAM BERAT PADA TANAH 2. Logam Berat Timbal (Pb)
1. Logam Berat Kadmium (Cd)
Kadmium yang terakumulasi di Salah satu logam berat yang perlu
dalam tanah merupakan sumber utama Cd yang mendapat perhatian lebih adalah Pb (Plumbum).
diserap tanaman. Kadmium merupakan logam Hal ini menjadi sangat penting jika kita
berat yang bersifat toksik bagi sebagian besar menyadari bahwa budidaya tanaman yang
mahluk termasuk manusia. Pada tanaman, Cd intensif, dengan pengunaan pupuk kimia yang
yang terakumulasi berlebih dapat menyebabkan tinggi dan terus menerus, telah menyebabkan
penurunan pertumbuhan, produktivitas tingginya residu pupuk,dan meningkatkan
tanaman bahkan kematian. Keberadaan Cd kandungan logam berat terutama Pb dan Cd
pada lahan pertanian perlu dicermati, karena (Cadmium) dalam tanah.
Cd bersama Ni dan Zn adalah logam berat yang Logam berat nonesensial Timbal (Pb)
paling akhir diadsorpsi tanah sehingga lebih secara alami terdapat di tanah pertanian namun
tersedia bagi tanaman dibandingkan beberapa konsentrasinya dapat meningkat karena polusi
logam lain, seperti Cu, Pb dan Cr (Gomes, et al., udara serta penggunaan kotoran hewan, pupuk
2001). Hal ini berarti bahwa tanaman lebih anorganik dan pestisida yang mengandung
mudah menyerap Cd dibandingkan logam timbale arsenat. Untuk mencegah peningkatan
lainnya seperti Pb, karena Cd terikat lemah oleh kandungan Pb di lahan pertanian diperlukan
tanah. Selanjutnya Cd yang diserap akar suatu metode untuk menurunkan
tanaman, umumnya akan terakumulasi di dalam konsentrasinya. Salah satu metode bioremediasi
akar, akan tetapi pada tanaman selada (Lactuca tanah tercemar logam berat adalah
sativa L.) Cd lebih banyak terakumulasi di dalam fitoremediasi yang menggunakan tanaman untuk
daun. mengekstrak, mensekuestrasi dan
mendetoksifikasi polutan (Lasat, 2002).
Pengaruh Pencemaran Tanah Terhadap Morfologi Dan Visual Tanaman
Konsentrasi logam pada Pada penelitian Khairy et al.
jaringan tanaman dapat memberikan (2016), pemberian Cd dan Cu pada tanaman
pengaruh pada morfologi dan penampilan tembakau mengurangi jumlah klorofil pada
visual tanaman. Hidayaturrohmah et al., daun, yang secara visual menjadi kuning dan
(2015) menyatakan bahwa morfologi daun S. kering. Salah satu cara yang dapat
oleraceus secara visual dengan perlakuan digunakan untuk menangani masalah
Cu terlihat normal dan hijau. Sementara tekanan logam berat adalah dengan aplikasi
pada perlakuan Pb, daun berwarna hijau eksogen regulator tanaman atau molekul
kekuningan. Daun dengan perlakuan logam pensinyalan seperti oksida nitrat (NO).
berat Cd berwarna hijau pucat dan Aplikasi NO dapat membawa pesan biologis
yang memainkan peran penting dalam
berkerut. Berbeda dengan daun dengan
berbagai proses fisiologis pada tanaman
perlakuan Cr, warna daun hijau keunguan seperti pertumbuhan, perkembangan dan
dan kering. Tanaman dengan perlakuan Cd respon terhadap stres biotik dan abiotik
memiiki luas daun yang lebih kecil daripada (Wang et al., 2015). SNP merupakan donor NO
perlakuan logam berat Pb, Cu, dan Cr. Lebih yang umum digunakan dan aplikasinya
lanjut, gejala khas tanaman tembakau yang berpengaruh pada kandungan klorofil daun
terserang logam berat Cu dan Cd adalah tanaman tembakau dengan cara
daun 11 menguning dan mengering. Hal ini meningkatkan rubisco aktivase guna
diakibatkan karena logam berat Cu dan Cd mengaktifkan kerja enzim rubisco sehingga
mengurangi kandungan total klorofil daun dapat menjalankan proses fotorespirasi.
(Khairy et al. 2016).
MEKANISME RESPON TUMBUHAN TERHADAP
CEKAMAN LOGAM BERAT
Mekanisme tanaman mempertahankan dari cekaman logam berat
adalah dengan mekanisme penginderaan awal pada rambut akar yaitu
dengan pemanfaatan kation untuk mendorong proses metabolisme yang
normal pada membran plasma dimana H + -ATPase memediasi pengasaman
pada daerah perakaran. Cd pertama-tama memasuki perakaran dan merusak
sistem akar. Kerusakan ini diakibatkan oleh oksidasi protein membran,
penghambatan pompa dan saluran membran. Kerusakan ini adalah sinyal
untuk menginduksi lipid untuk megendalikan akumulasi sitosolik GABA,
menginduksi sinyal dalam bentuk ROS. Distribusi dan akumulasi Cd dalam
jaringan tanaman dibantu oleh protein yang membuka pintu untuk Cd atau
sebagai alat transportasi Cd yang mengatur lokalisasi.
LANJUTAN
Jumlah muatan Cd secara aktif difungsikan melalui transporter ABC
yang terletak pada membran plasma epidermis akar. ABC sebagai pengangkut
memberikan fungsi resistensi tanaman terhadap logam berat bahkan
homeostasis besi (Chen et al., 2007). Logam Cd sangat rumit pada dinding sel
yang mengelilingi apoplast akar, sebagian besar Cd masuk dan akan
disalurkan ke akar vakuola dan daun yang lebih tua. AtmTP1 dan ShMTP
mengkode tranporter Zn dan Mn, yang diduga terlibat dalam menyerap logam
ke akar vakuola untuk memberikan toleransi yang lebih tinggi (Van der Zaal et
al., 1999).
Menanggulangi Tanah Yang Tercemar Logam Berat
1. Sayuran Air
2. Tanaman Gelagah
Sayuran air dikenal sebagai
Keuntungan menggunakan
tanaman yang mudah sekali tumbuh dalam tanaman untuk remediasi logam antara lain
lingkungan tercemar. Logam berat dapat bahwa logam berat setelah terserap di
terserap ke dalam jaringan tanaman dalam akar tidak memungkinkan terlepas
sayuran melalui akar dan stomata daun, kembali ke dalam aliran air tanah; bahan
menyerang ikatan sulfida pada molekul kontaminan lain ikut terserap melalui akar;
protein sel, menimbulkan kerusakan struktur mudah dilakukan ekstraksi tanaman setelah
protein terkait, menghalangi kerja enzim, pemanenan; dan pemilihan jenis tanaman
dan mengakibatkan ketimpangan- dapat divariasikan. Namun, beberapa hal
ketimpangan metabolisme tubuh. Logam yang harus diperhatikan adalah bahwa jenis-
selanjutnya dapat terdistribusi ke jenis tanaman yang bersifat hiperakumulator
sering tumbuh lambat; fitoremediasi hanya
organisme lain melalui siklus rantai
bekerja efektif sebatas kedalaman akar
makanan (Alloway, 1990). Logam berat yang tanaman; dan tanaman yang telah menyerap
terakumulasi pada jaringan tubuh apabila kontaminan mempunyai resiko masuknya
melebihi batas toleransi, dapat logam berat ke dalam rantai makanan bagi
menimbulkan keracunan dan bekerja ternak. Oleh karena itu kombinasi antara
sebagai bahan karsinogenik pemicu kanker fitoremediasi dengan teknologi konvensional
(Linder, 1992). sangat diperlukan.
Menanggulangi Tanah Yang Tercemar Logam Berat
3. Kultur Tunas Scoparia Dulcis, Lindernia
4. Rumput Vetiver
Anagalis,Lindernia Ciliata
Salah satu tanaman yang
Daya serap terhadap Pb oleh
memiliki kemampuan hyperaccumulator
tunas Lindernia ciliata lebih tinggi
adalah Rumput Vetiver (Vetiveria
dibandingkan Lindernia anagalis. Hal ini
zizanioides (L.) Nash) karena mampu
berbeda dengan Scoparia dulcis yang tidak
tumbuh pada tanah yang tercemar
mempunyai kemampuan dalam menyerap
logam berat. Tanaman ini memiliki
Pb. Meskipun demikian semua jenis tunas
perakaran yang kuat dan sangat
tidak mempunyai kemampuan dalam
panjang yang dapat mencapai 3 m
menyerap logam Cd. Menurut Taiz dan
sehingga sering digunakan sebagai
Zieger (2002), tumbuhan mampu
tanaman konservasi tanah. Penelitian
menghasilkan fitokelatin dan metalotionin
yang dilakukan Angin et al., (2008) dimana
sebagai cara untuk mempertahankan diri
digunakan rumput vetiver sebagai
ketika sel-sel tumbuhan berada pada
tanaman hiperakumulator logam berat
cekaman logam berat. Fitokelatin adalah
Pb. Dalam percobaan ini digunakan
polipeptida yang berikatan dengan logam.
asam humik sebagai agen pengkhelat
Ekspresi genetik untuk menghasilkan enzim
untuk memobilisasi Pb dalam tanah yang
fitokelatin sintase diperlukan sebagai upaya
prinsip kerjanya seperti asam-asam
untuk membentuk fitokelatin ketika
organik metabolit jamur.
tumbuhan berada pada cekaman logam
berat.
Menanggulangi Tanah Yang Tercemar Logam Berat
5. Peranan Zeolit Dalam Pengendalian Logam Berat

Agar penyerapan Cd oleh tanaman dapat ditekan, antara lain dapat


digunakan zeolit. Zeolit memiliki muatan negatif dengan struktur tiga dimensi dari SiO4
dan AlO4 tetrahedra memungkinkan untuk mengadsorpsi kationkation, seperti Cd (Zeolite
Australia PTY, LTD, 2004). Hasil penelitian Kapetanios dan Loizidou (1992) menunjukkan
bahwa aplikasi zeolit alam (Clinoptilolite) bersama dengan kompos dan tanah memberikan
kandungan logam berat pada tanaman tomat lebih rendah dan akan lebih rendah lagi jika
zeolit diberikan dengan proporsi yang lebih tinggi. Zeolit alam ini sangat potensial dalam
mengurangi ketersediaan Ni dan Cd pada limbah lumpur (Ouki dan Ward, 2003). Aplikasi
zeolit untuk meremediasi tanah tercemar logam berat dipengaruhi oleh kondisi tanah
tersebut, zeolit yang digunakan baik jenis maupun takarannya.

Anda mungkin juga menyukai