Anda di halaman 1dari 163

Peran dan Upaya Aung San Suu Kyi dalam Memperjuangkan

Demokrasi di Myanmar ( Studi : dari masa kwekuasaan Junta Militer

1988 hingga tahun 2012).

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana


(S-1) pada Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara

DISUSUN OLEH:
PUTRI EVI OVIYANTI BATUBARA
130906061

DEPARTEMEN ILMU POLITIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


Halaman Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh:


Nama : Putri Evi Oviyanti Batubara
NIM : 130906061
Departemen : Ilmu Politik
Judul : Peran dan Upaya Aung San Suu Kyi dalam Memperjuangkan

Demokrasi di Myanmar ( Studi : dari masa kekuasaan Junta Militer

1988 hingga tahun 2012).

Menyetujui:

Ketua Departemen Ilmu Politik Dosen Pembimbing

(Warjio, SS, M.A Ph.D) (Drs. Tonny P.Situmorang,M.Si)


NIP. 197408062006041003 NIP. 196210131987031004

Mengetahui:
Wakil Dekan I
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(Husni Thamrin, S.Sos., M.SP)


NIP. 197203082005011001

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Pengesahan

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan panitia penguji skripsi Departemen


Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
oleh:

Nama :
NIM :
Judul :
Dilaksanakan pada:
Hari :
Tanggal :
Pukul :
Tempat :
Majelis Penguji:
Ketua :
Nama : ( )
NIP :
Penguji Utama:
Nama : Drs.Tony P.Situmorang, M.Si ( )
NIP :
Penguji Tamu:
Nama : ( )
NIP :

Universitas Sumatera Utara


Pernyataan

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan sesungguhnya :

1. Karya tulis ilmiah saya dalam bentuk Skripsi dengan Judul “Peran dan
Upaya Aung San Suu Kyi dalam Memperjuangkan Demokrasi di
Myanmar ( Studi : dari masa kekuasaan Junta Militer 1988 hingga
tahun 2012).adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapat gelar
Akademik, baik di Universitas Sumatera Utara maupun di perguruan
tinggi lain.
2. Skripsi ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri tanpa
bantuan dari pihak lain, kecuali arahan dari tim pembimbing dan penguji.
3. Di dalam Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau di publikasikan orang lain, kecuali ditulis dengan cara menyebutkan
pengarang dan mencantumkannya pada daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran di dalam pernyataan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar
yang telah diperoleh karena skripsi ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan
norma dan ketentuan hukum yang berlaku.

Medan, 11 April 2017


Yang Menyatakan

Putri Evi Oviyanti Batubara


130906061

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU POLITIK

PUTRI EVI OVIYANTI BATUBARA

PERAN DAN UPAYA AUNG SAN SUU KYI DALAM MEMPERJUANGKAN


DEMOKRASI DI MYANMAR ( studi : dari masa kekuasaan junta militer 1988
hingga tahun 2012).

Rincian Isi Skripsi Terdiri dari, 163 Halaman, 15 Buku, 19 situs internet, dan 3
jurnal.

ABSTRAK

Aung San Suu Kyi menjadi sosok aktivis perempuan ternama di Myanmar
tahun 1988. Negara Myanmar dari tahun 1962 yang dikuasai junta militer
berbentuk negara yang sosialis dibawah kepemimpinan yang otoriter.
Dilatarbelakangi perlakuan yang semakin tidak manusiawi para junta terhadap
massa seperti pembunuhan dan kerja paksa membawa Suu Kyi mulai
memperjuangkan demokrasi di Myanmar.
Penelitian ini mencoba untuk mendeskripsikan kondisi negara Myanmar
pada masa kekuasaan junta militer, juga mendeskripsikan dan menganalisis upaya
dan perjuangan Aung San Suu Kyi dalam memperjuangkan penegakkan dari masa
junta militer tahun 1988 sampai 2012. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif dan historis dengan menggunakan teknik
pengumpulan data yang diperoleh dari sumber sekunder. Analisis data pada
penelitian ini menggunakan analisis kualitatif.
Terdapat hasil dalam penelitian ini diantaranya adalah; otoriter dan tidak
demokratisnya pemerintahan Myanmar yang juga diwarnai pelanggaran-
pelanggaran HAM dibawah kekuasaan junta militer. Dimana melihat keadaan
tersebut muncul seorang pemimpin gerakan demokrasi di Myanmar bernama
Aung San Suu Kyi yang membawa negara Myanmar lepas dari kekuasaan junta
militer pada tahun 2012 dan membawa Myanmar menjadi negara demokrasi. Suu
Kyi dinilai berhasil menjadi pemimpin gerakan demokrasi tersebut, Suu Kyi yang
memimpin dengan tipologi kharismatik tanpa melawan junta dengan kekerasan
mampu menarik banyak pendukung pergerakannya sehingga mampu membawa
Myanmar menjadi negara yang demokrasi.

Kata Kunci : Aung San Suu Kyi, Myanmar, Junta Militer, Demokrasi.

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA
FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCES
DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE

PUTRI EVI OVIYANTI BATUBARA

THE ROLE AND EFFORTS Of AUNG SAN SUU KYI IN THE FIGHT FOR
DEMOCRACY IN MYANMAR (study: from the reign of the military junta in
1988 through 2012).

Details of the contents of the Thesis consists of, 163 pages, 15 books, internet
sites, 19 and 3 journals.

ABSTRACT

Aung San Suu Kyi into the figure of a female activist in Myanmar in 1988.
State of Burma from 1962 which ruled the military junta of the Socialist country
that shaped under the authoritarian leadership. Backed by the increasingly
inhuman treatment the junta against mass murder and forced labor such as
carrying Suu Kyi began the fight for democracy in Myanmar.
This study attempts to describe the condition of the country during the
reign of Myanmar's military junta, also describe and analyze the efforts and
struggles of Aung San Suu Kyi in fighting for the establishment of the military
junta in 1988 until 2012. The methods used in this research is descriptive and
historical method by using data collection techniques derived from secondary
sources. Data analysis in this study uses qualitative analysis.
There are results in this research include; authoritarian and undemocratic
the Government of Myanmar that also characterized HUMAN RIGHTS violations
under the military junta. See the State where such a leader of democracy
movement in Burma called Aung San Suu Kyi who brought the country Myanmar
off the military junta from power in 2012 and bring Myanmar into a democracy.
Suu Kyi rated successfully became the leader of the democracy movement, Suu
Kyi who leads with a typology of charismatic without being against the junta by
force was able to attract many supporters of the movement so that it is able to
bring Myanmar into a democracy country.

Keywords: Aung San Suu Kyi, Myanmar, The Military Junta, Democracy.

Karya ini dipersembahkan untuk


Ibunda Tercinta dan Ayahanda Tercinta

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang memberikan manusia kemampuan

berpikir dan hati hingga sebagai hambaNya, kita dapat selalu menuju

kebenaran serta merendahkan hati dengan penuh syukur dan ikhlas agar

mencapai ketaqwaan sebagai wujud penghambaan yang sesungguhnya.

Shalawat dan salam juga kita berikan kepada Nabi Muhammad SAW

yang telah menyampaikan kebenaran agar manusia dapat menjadi insan

yang mulia di hadapan AllahSWT.

Alhamdulillah, ucapan syukur yang tiada hentinya saya ucapkan

kepada Allah SWT karena berkat rahmatNya saya dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Peran dan Upaya Aung San Suu Kyi dalam

Memperjuangkan Demokrasi di Myanmar ( Studi : dari masa kekuasaan

Junta Militer 1988 hingga tahun 2012).”

Berkat rahmatNya saya diberikan kemudahan baik dalam proses

pencarian ide untuk penulisan, penelitian, penulisan hingga sidang meja

hijau sebagai bentuk ujian yang nyata terhadap kompetensi saya sebagai

peneliti.

Ucapan terima kasih sedalam-dalamnya kepada kedua orang tua

saya Alm.Habibulah Batubara dan Asnida Silvana Nasution, yang tidak

pernah bosan mendoakan dan memberikan dukungan hingga saya dapat

menyelesaikan skripsi ini, kepada kakak saya Novita Puspa, Poppy

Universitas Sumatera Utara


Bunga dan abang saya Yopie Hari terima kasih atas doa dan

dukungannya selama ini.

Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun

demi kesempurnaan skripsi ini. Sehingga skripsi ini bermanfaat bagi

siapapunyang

memerlukannya. Karena penulis sadar apa yang telah ditulis ini masih jauh

dari kata memuaskan.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu S.H, M. Hum selaku Pejabat

Rektor Universitas SumateraUtara.

2. Bapak Dr. Muriyanto Amin. S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas

Ilmu Sosial dan IlmuPolitik.

3. Bapak Warjio M.A Ph.D selaku Ketua Departemen Ilmu Politik

FISIP USU.

4. Bapak Drs. Tony P.Situmorang, M.Si selaku Dosen PA dan

Pembimbing Skripsi saya selama menempuh studi di

Departemen Ilmu Politik FISIP USU

5. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar Departemen Ilmu Politik

FISIP USU yang telah memberikan ilmu kepada saya hingga

saya dapat menyelesaikanstudi.

6. Keluarga Besar Departemen Ilmu Politik, terkhusus kawan-

kawan stambuk 2013.

7. Keluarga Besar HMI Komisariat FISIP USU terkhusus untuk

Universitas Sumatera Utara


kawan- kawan ANTARTIKA stambuk2013.

8. Untuk sahabat terdekat, Faiz, Kikin, Indah, Nena, Nataya, Shelly,

Intan, Angela Femia Sofyan Tole, Boan, Alid, Alwi, Una,

Hilfani, Imam, Aziz, M. Reza, Reynaldi, Jivi,Rudy, Wincent,

Akbar Becak, Horas, Samuel Siregar, Aan Fourdes.

9. Kepada kakanda senioren, Andry Ansyari Harahap, Ricki

Santoso, Nurul Huda, Rakib Wahyudi, Ardiya acip, Andri Mora,

Andry Aceh, Ridho Ramadhan, Fandy Blek, Marlan Lase, Javier

Jeje, Haris Fadhil, Fahri Riza, Bagus Abimanyu, Arya, Iqbal,

Akbar Hadi, Joenanda, Mujahid, Afgan, Amri, Sandy, Randa

Sinaga, Aditya Hartomo, Cristian Pasaribu, Ovi Aldino, Ricky

Warman,Veni Judo, Yurial Lubis, Fernanda Putra, Bimbi

Hidayat, Fuad Hasan, WalidSembiring.

10. Kepada adinda, M Yudha, Fikri, Ejik, Taufik, Gezi, Astri, Pia,

Dwi, Ian.

Demikian ucapan syukur dan terimakasih penulis kepada semuanya

yang telah berkontribusi dalam penulisan Skripsi ini, penulis sadar masih

banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, tapi penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan,11 April 2017

Putri Evi Oviyanti Batubara

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan..................................................................................... i
Halaman Pengesahan .................................................................................... ii
Halaman Pernyataan...................................................................................... iii
Abstrak .......................................................................................................... iv
Abstract ......................................................................................................... v
Halaman Persembahan .................................................................................. vi
Kata Pengantar .............................................................................................. vii
Daftar Isi ....................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1.Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2.Rumusan Masalah ................................................................................... 11
1.3.Batasan Masalah ..................................................................................... 11
1.4.Tujuan Penelitia ...................................................................................... 12
1.5.Manfaat Penelitian .................................................................................. 12
1.6.Kerangka Teori........................................................................................ 13
1.6.1.Teori Demokrasi............................................................................ 13
1.6.2.Teori Kepemimpinan ..................................................................... 22
1.6.3.Teori Hak Asasi Manusia ............................................................... 31
1.7.Metodologi Penelitian ............................................................................. 34
1.7.1.Metode Penelitian ........................................................................ 34
1.7.2.Jenis Penelitian ............................................................................. 34
1.7.3.Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 35
1.7.4.Teknik Analisis Data .................................................................... 35
1.8.Sistematika Penulisan ............................................................................. 35
BAB II PROFIL .......................................................................................... 37
2.1.Sejarah Dan Profil Negara Myanmar ...................................................... 37
2.1.1.Kronologi Sejarah Myanmar ........................................................ 43
2.2.Profil Aung San Suu Kyi ........................................................................ 62
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................... 69
3.1.Sistem Negara Myanmar Dibawah Kepemimpinan Junta Militer .......... 69

Universitas Sumatera Utara


3.1.1.Kondisi Negara Di Bawah Pemerintahan Junta Militer ............... 71
3.2.Keputusan Aung San Suu Kyi Memperjuangkan Demokrasi
Di Myanmar ................................................................................................. 79
3.3.Langkah Awal Perjuangan Aung San Suu Kyi Untuk Demokrasi Di Myanmar
....................................................................................................................... 85
3.4.Perjuangan Aung San Suu Kyi Selama Menjadi Tahanan Rumah ......... 97
3.5.Perjuangan Aung San Suu Kyi Setelah Bebas Dari Tahanan Rumah ..... 107
3.6.Perjuangan Aung San Suu Kyi Dan Bantuan Dunia Internasional
Untuk Demokrasi Di Myanmar..................................................................... 117
3.7.Kebebasan Aung San Suu Kyi Dan Myanmar Ke Arah Demokrasi....... 146
BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 152
4.1.Kesimpulan ............................................................................................. 152
4.2.Saran........................................................................................................ 155
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 156

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum, demokrasi diartikan sebagai sebuah sistem politik yang

diyakini paling baik dengan konfigurasi pemerintahan yang menempatkan rakyat

sebagai komponen terpenting dan dijadikan acuan untuk segala praktik

kenegaraan. 1 Secara khusus, demokrasi merupakan sebuah sistem politik yang

memiliki keseimbangan antara mendahulukan kepentingan negara tanpa

melupakan kepentingan rakyat sebagai dasar utama penyelenggaraan suatu

negara. 2 Istilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang tepatnya diutarakan

di Athena kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut dianggap sebagai contoh

awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern.

Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi

modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan

sistem “demokrasi” di banyak negara.

Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat,

dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai

pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat,

oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci

tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini disebabkan karena demokrasi saat ini

disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara. Demokrasi

1
The National Convention in Burma (Myanmar): An Impediment to the Restoration of Democracy.
Diaksesdarihttp://www.ibiblio.org/obl/docs/LHR-Diller3.html.Diunduh pada Sabtu 15 Oktober.Pukul 13.15
WIB
2
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam suatu negara

umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica dengan kekuasaan negara

yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk kesejahteraan dan

kemakmuran rakyat.

Demokrasi sendiri memiliki aspek dan selalu berdampingan dengan HAM

(Hak Asasi manusia). Jhon Locke menyatakan bahwa Hak Asasi Manusia adalah

hak-hak yang diberikan langsung oleh tuhan yang maha Pencipta sebagai hak

yang kodrati. Oleh karenanya, tidak ada kekuasaan apapun didunia yang dapat

mencabutnya. Hak ini sifatnya sangat mendasar bagi hidup dan kehidupan

manusia. 3 Di Myanmar sendiri sangat banyak terjadi pelanggaran-pelanggran

HAM, terjadi penyerangan dimana para pasukan diperintahkan untuk melakukan

pembantaian terhadap para demontsran yang sama sekali tidak bersenjata.

Kejadian itu diperkirakan telah membunuh ribuan rakyat sipil dan melukai ribuan

lainnya pada masa Junta Militer dibawah kepemimpinan Jenderal Ne Win pada

tahun 1988 yang merupakan salah satu dari sekian banyak sejarah pelanggaran

HAM lainnya di Myanmar. 4

Inggris menguasai Myanmar secara resmi dan menyatukan Myanmar

dengan India pada masa kedudukan Inggris di Myanmar ini sudah diterapkan

sistem demokrasi namun jabatan-jabatan penting dan pencalonan-pencalonan

gubernur ataupun anggota senat di Myanmar sangat didominasi oleh warga

Inggris dan India sedangkan penduduk asli Myanmar sangat minim sekali.Pada

3
https://korandemokrasiindonesia.wordpress.com/2009/11/27/demokrasi-dan-sejarahnya. Diakses pada
tanggal 8 Desember 2016 pukul 10.00 WIB.
4
http://ejournal.hi.fisip-unmal.ac.id/site/wp-content/upload/2015/04/11.munawirpersen20(04-27-15-04-
26-18). Pdf diakses pada tanggal 10 Desember 2016 pukul 14:20 WIB.

Universitas Sumatera Utara


era perang dunia kedua, Myanmar diduduki Jepang. Era pendudukan Jepang ini

dimanfaatkan rakyat Myanmar untuk mengorganisir gerakan kemerdekaan

mereka, dengan mendirikan Liga Rakyat Merdeka Anti-Fasis (AFPFL) di bawah

pimpinan Aung San Suu Kyi. 5

Dalam perkembangannya, AFPFL semakin berkembang pesat. AFPFL

juga memandang bahwa situasi perang dunia kedua dapat dimanfaatkan dengan

melihat kekuatan penjajah yang terfokus pada dua arah. Seperti yang diketahui

bahwa Jepang dan Inggris merupakan aktor yang berperan secara signifikan dalam

perang dunia kedua. Perang dunia kedua kemudian berakhir dengan kekalahan

jepang. Kekalahan Jepang di perang dunia kedua dijadikan sebagai momentum

bagi Myanmar untuk bangkit dan memberikan perlawanan. Setelah kekuatan

dalam tubuh Myanmar dipersatukan dan adanya dukungan dari Inggris beserta

sekutu lainnya, penyerangan terhadap tentara Jepang pun dilakukan. Penyerangan

tersebut berakhir dengan kekalahan Jepang. Pada tanggal 15 Juni 1945, angkatan

bersenjata Myanmar bersama-sama dengan satuan-satuan yang mewakili kerajaan

Inggris dan pasukan sekutu mengadakan pawai kemenangan di Yangoon. 6

Kemenangan Myanmar dari Jepang tidak serta merta membuat Myanmar

menjadi negara merdeka. Akan tetapi, Inggris mengambil alih. Dalam

perkembangannya, pemerintah Inggris telah menjelaskan politiknya mengenai

masa depan Myanmar dalam Buku Putih. Bagaimanapun pelaksanaannya, selama

tiga tahun akan diperintah oleh gubernur secara langsung, dan pada saatnya

kemudian pemilihan dan pembentukan kembali Dewan serta pembuat Undang-

5
https://ridhoamalia31.wordpress.com/2015/03/27/sejarah-negara-myanmar/. Diakses pada Senin, 18
Oktober 2016 pukul 10.05 WIB
6
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


undang Myanmar tahun 1935. Hal ini menjadi titik terang bagi Myanmar karena

hal tersebut menjadi sinyal akan kemerdekaan Myanmar. Hal ini dilakukan

pemerintah Inggris karena melihat AFPFL telah berpengaruh besar di tengah

rakyat, akhirnya Inggris sepakat untuk menyerahkan kemerdekaan kepada

Myanmar. Secara resmi, Inggris memberikan kemerdekaan bagi Myanmar pada

tanggal 4 Januari 1948. Hal ini tentunya menjadi prsetasi luar biasa bagi elemen-

elemen Myanmar yang mampu melepaskan diri dari belenggu penjajahan.

Momentum ini kemudian dijadikan semangat untuk membangun kembali

Myanmar sebagai negara berdaulat dan merdeka. 7

Setelah merdeka negara Myanmar dipimpin oleh Presiden yang pertama

yang bernama Sao Shwe Thaik periode 4 Januari 1948 sampai dengan 16 Maret

1952 yang berasal dari Partai politik Anti-Fascist People’s Freedom League.

Setelah habis masa jabatannya Sao Shwe Thaik digantikan oleh Ba U dari 16

Maret 1952 sampai dengan 13 Maret 1957 yang berasal dari Partai -Fascist

People’s Freedom League. Presiden terakhir sebelum berkuasanya Junta Militer

dipimpin oleh Win Maung periode 13 Maret sampai dengan 2 Maret 1962 yang

berasal dari partai yang sama dari para pendahulunya. 8 Namun, seiring dengan

berjalannya pemerintahan yang masih terbilang infant, Myanmar mengalami

berbagai masalah terkait konflik etnis, perang sipil hingga konflik bersenjata.

Menurut salah satu laporan tahunan terkait isu perdamaian dunia, beberapa

konflik yang melibatkan aksi pemberontakan dari etnis tertentu yang terjadi di

Myanmar ditengarai sebagai akibat dari ketidakpuasan masyarakat terhadap

7
Ibid.
8
https://id.wikipedia.org/wiki/Presiden_Myanmar. diakses pada Selasa, 18 Oktober pukul 10.30 WIB

Universitas Sumatera Utara


pemerintah. Bentuk negara persatuan dirasakan tidak mampu mengakomodir

kesetaraan hak dan otonomi daerah. 9

Pada tahun 1962, pergolakan politik yang cukup buruk membuat Myanmar

tidak mampu mempertahankan pemerintahan yang demokratis. Kudeta militer

dilakukan di bawah perintah Jenderal Ne Win yang ingin menggulingkan

pemerintahan sipil PM U Nu dan kemudian membentuk junta militer sebagai

sumber kekuatan. Di bawah pemerintahan otoriter Ne Win,Myanmar berubah

menjadi sebuah negara yang memiliki rezim militer yang represif

danmeninggalkan banyak catatan pelanggaran Hak Asasi Manusia dalam

pelaksanaannya. 10 Ide Ne Win yang ingin menyatukan negara dari segala bentuk

perpecahan mendorong dirinya untuk melakukan kudeta militer tersebut. Ne Win

yakin bahwa kekuatan militer mampu menjadi instrumen yang efektif untuk

mengatasi disintegrasi negara. 11 Akan tetapi, praktik di lapangan menunjukkan

bahwa rezim militer yang berkuasa telah mengambil alih seluruh fungsi negara

dan mengendalikan seluruh aspek kehidupan, seperti ekonomi, politik dan sosial-

budaya tidak lantas membawa Myanmar pada situasi pemerintahan yang lebih

baik. 12

9
Tom Kramer dalam“ Ending 50 years of Military Rule? Prospects for Peace, Democracy and Development in
Burma.Norwegian Peacebuilding Resource Centre (NOREF) Report. November 2012.
Diaksesdarihttp://www.peacebuilding.no/var/ezflow_site/storage/original/application/00a4e800d45def2a0
a82e6f0f71eb3c8.pdf.DiunduhpadaSabtu, 15Oktober 2016.Pukul 15.22 WIB
10
Monique Skidmore & Trevor Wilson dalam “Dictatorship, Disorder and Decline in Myanmar”. 2008.
Diaksesdarihttp://epress.anu.edu.au/myanmar02/pdf/whole_book.pdf.DiunduhpadaSabtu, 15 Oktober
2016.Pukul 15.34 WIB
11
Ibid.
12
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


Semenjak berkuasanya junta militer, aksi demonstrasi yang dimotori oleh

para aktivismahasiswa dan tokoh agama seperti biksu kerap terjadi. Mereka

mengecam kekuasaan militer di kursi pemerintahan yang seharusnya dijalankan

oleh sipil. Akan tetapi, respon pemerintahan pada saat itu dinilai tidak kooperatif

sehingga demonstrasi terbesar sepanjang sejarah berkuasanya militer di Myanmar

terjadi pada 8 Agustus 1988. Aksi demontrasi terbesar yang pernah terjadi

sepanjang sejarah berkuasanya junta militer di myanmar terjadi pada 8 agustus

1988 ini yang pada akhirnya demostrasi ini dikenal dengan generasi 88 yang

didalamnya melibatkan banyak sekali pelajar dan biksu sebagai bentuk perlawana

rakyat myanmar terhadap Ne Win dan menuntut sistem demokrasi. Tanpa adanya

keraguan pemerintahan junta militer pada saat itu menanggapi demonstrasi ini

dengan jalan kekerasan. 13

Pada akhir dari peristiwa ini dicatat kurang lebih 3000 aktivis mahasiswa

dan anggota pastai oposisi dikhabarkan meningal dunia akibat kekerasan yang

dilakukan junta militer dalam demonstrasi generasi 88. Demonstrasi ini dimotori

oleh kaum biksi yang dipicu olehmelambungnya harga bahan bakar minyak pada

saat itu yang mencapai 500 persen. Kenaikan harga minyak sebesar ini memicu

kenaikan kebutuhan lain dan tentu harga ini tidak lah masuk akal dan tidak dapat

diraih oleh masyarakat myanmar ditenga ekonomi rakyat yang kurang sejatrah.

Disisi lain korupsi merajalela di kalang militer dan pejabat Myanmar. Pada biksu

sendiri memiliki peran dan andil yang amat besar dalam sejarah Myanmar. Kiprah

dan keterlibatan para biksu sebenarnya sudah berlangsung sejak perjuangan

13
Myanmar Kenang demonstrasi 1988,
http://lipsus.kompas.com/grammyawards/read/2008/08/08/08513757/Myanmar.Kenang.Demonstrasi.198
8 diaksespada15 Oktober 2016 pukul 15.45

Universitas Sumatera Utara


kemerdekaan melawan kolonialismeinggris. Pengaruh pada biksu sangatlah besar

mengingat mayoritas masyarakat beragama Budha. Tewasnya 3000 aktivis dalam

demonstrasi terbesar myanmar ini memicu kekecewaan oleh seorang tokoh di

myanmar yaitu Aung San Suu Kyi. Aung San Suu kyi sendiri merupakan tokoh

penting dalam perjalanan rakyat myanmar menuju demokrasi nantinya. Hampir

seluruh pergerakan perjuangan rakyat myanmar tidak terlepas dari Aung San Suu

Kyi ini. 14

Perjuanagn keras rakyat myenmar dalam aksi demokrasi terbesar yang

tercatat dalam sejarah Myanmar akhirnya berhasil membuat pemimpin Junta

Militer Jenderal Ne Win mengunudurkan diri saat itu. Pengunduran diri dari

Jenderal Ne Win sama sekali tidak menandakan berakhirnya Junta Militer pada

saat itu. Setelah jatuhnya Ne Win kepemimpinan diambil alih oleh Jenderal

Maung Maung yang sama-sama berlatar belakang militer. Meski begitu kebijakan

jenderal Maung Maung lebih cenderung bersifat demokratis dan hal ini dianggap

sebagai sebuah ancaman yang besar bagi kekuasaan Junta Militer. Hal ini

berimbas pada kudeta militer untuk kedua kalinya yang kali ini dilakukan oleh

Jenderal saw Maung pada 19 September 1988. 15

Pergantian nama Negara yang awalnya dari Burma menjandi Myanmar

dilakukan oleh pemerintahan Junta Militer yang saat itu dibawah kepemimpinan

Jenderal Saw Maung pada tanggal 18 Juni 1989. Pergantian nama yang dilakukan

oleh sang jenderal pada masa itu dimaksudkan untuk menghilangkan kesan bahwa

14
Aung San SuuKyi, PejuangDemokrasi Myanmar,
http://www.mediaindonesia.com/mediaperempuan/read/2010/11/11/4365/10/Aung_San_Suu_Kyi_Pejuan
g_Demokrasi_Myanmar. Diaksespada15 Oktober 2016 pukul 16.00 WIB

15
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


Negara ini merupakan milik etnis Burmese. Padahal di Burma sendiri terdapat

multi etnis. Selain etnis mayoritasnya yaitu Burnese, terdapat juga berbagai etnis

minoritas lainnya seperti misalnya etnis Shan, Karen, Rakhine, Chinese, Indian,

Mon dan beberapa etnis-etnis lainnya yang cukup besar yaitu jika ditotal selain

etnis Burnese besarnya sekitar 40persen penduduk Burma yag tersebar diwilayah

pinggiran perbatasan Negara ini. Oleh sebab itu pemerintahan pada masa itu

mengganti nama tersebut agar terkesan lebih netral dan masyarakat non-burnese

dapat mempunyai rasa memiliki dan menjadi bagian dari Negara tersebut. Setelah

kurang lebih empat tahun memimpin akhirnya pada tanggal 1992, Saw Maung

mengundurkan diri dari jabatannya sebagai kepala Negara dan memgangkat Jenderal

Than Shwe sebagai penggantinya. 16

Aung San Suu Kyi sendiri merupakan sosok aktivis perempuan ternama di

Burma. Dilahirkan dari pasangan yang memang berkutat di dunia politik Burma,

Suu Kyi mengikuti jejak kedua orang tuanya. Ayahnya, Aung San merupakan

pahlawan kemerdekaan Burma, sedangkan ibunya, Khin Kyi, merupakan duta

besar wanita pertama di Burma (untuk India dan Nepal).Suu Kyi dilahirkan pada

tanggal 19 Juni 1945, sebelum 2 tahun setelahnya tepatnya pada tanggal 19 Juli

tahun 1947, ayahnya yang sedang giat berjuang untuk merundingkan

kemerdekaan Myanmar dari Inggris dibunuh oleh saingannya.

Tahun 1960, Khin Kyi ditunjuk sebagai duta besar Burma untuk India.

Aung San Suu kyi mengikuti ibunya ke India dan melanjutkan pendidikannya di

Lady Shri Ram College dan lulus pada tahun 1964. Berikutnya, dia melanjutkan

pendidikannya di Oxford University di bidang filosofi, politik, dan ekonomi di St.


16
Myanmar history, http://www.myanmars.net/myanmar-history, diakses pada selasa, 18 oktober 2016
pukul 11:00 WIB.

Universitas Sumatera Utara


Hugh’s College. Setelah lulus ia melanjutkan pendidikannya di New York dan

bekerja untuk pemerintah Persatuan Myanmar. 17

Pada tanggal 15 Agustus 1988 Aung San Suu Kyi merasa kecewa akan

tindakan kebrutalan dari pemerintah junta militer memutuskan untuk terjun dalam

dunia politik. Dalam surat terbukanya kepada pemerintahan ia meminta

dibentuknya komite konsultasi independen untuk mempersiapkan pemilu dengan

konsep multi partai. Aung San Suu kyi menjadi tokoh tonggak awal demokrasi di

myanmar dan menjadi ancaman terbesar bagi pemerintahanan junta militer yang

nanti nya akan banyak sekali penahanan paksa terhadap Aung San Suu kyi oleh

junta militer. Aung sendiri menjadi tahanan rumah pada tahun 1989 tanpa adanya

proses peradilan hingga pada tahun 2010 Aung benar-benar bebas. 18

Selama menjadi tahanan rumah Aung San Suu Kyi telah memenangkan

banyak penghargaan internasional, 12 Oktober 1990 ia dianugerahi Penghargaan

HAM Rafto, Penghargaan HAM Sakharow dari Parlemen Eropa 10 Juli 1991,

pemenang penghargaan Perdamaian 1991 dan Komite Nobel Norwegia pada

tanggal 14 Oktober 1991, Medali kemerdekaan dari Kepresidenan Amerika

Serikat dan Penghargaan Jawaharlal Nehru-India. 10 Desember 1991

mendapatkan penghargaan Nobel Perdamaian. Pada tahun yang sama buku “

Freedom From Fear” diterbitkan oleh Penguin di New York, Inggris Kanada,

Australia, New Zealand, juga diterjemahkan dalam berbagai bahasa seperti

Norwegia, Perancis dan Spanyol. Kemudian pada tahun 2014 Aung San Suu Kyi

berkunjung selama dua hari ke Berlin. Disana ia bertemu dengan Presiden Jerman

17
http://profil.merdeka.com/mancanegara/d/daw-aung-san-suu-kyi. diakses pada Selasa, 18 OKtober 2016
pukul 15.00 WIB
18
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


Gauck dan meraih Penghargaan Willy-Brandit atas upayanya memperjuangkan

Demokrasi saat itu ia mengeaskan bahwa, masa depan demokrasi negaranya

masih belum jelas. 19 Kedepannya Aung San Suu Kyi merupakan orang yang

berhasil membawa masalah Myanmar ke dunia internasional sehingga regional

yaitu ASEAN yang nantinya akan memiliki peran penting dalam pendemokrasian

di Myanmar.

Berdasarkan latar belakang negara Myanmar dalam mencapai demokrasi

yang diwarnai dengan kekerasan-kekerasan yang banyak dilakukan oleh Junta

Militer yang juga perjuangan demokrasi di Myanmar didominasi oleh seorang

tokoh pejuang demokrasi bernama Aung San Suu Kyi. Maka penulis tertarik

dalam penulisan penelitian yang berjudul :Peran dan upaya Aung San Suu Kyi

dalam memperjuangkan Demokrasi di Myanmar ( Studi : dari masa kekuasaan

Junta Militer 1988 sampai tahun 2012 ).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya di latar belakang,

maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimanakah upaya peran dan

Perjuangan Aung San Suu Kyi dalam memperjuangkan penegakkan demokrasi

dari masa Junta Militer 1988 hingga masa kebebasannya tahun 2012.

1.3. Batasan Masalah

19
Jhttps://suaraperempuanpesada.worpress.com/2012/06/30/aung-san-suu-kyi-perempuan-burma-yang-
berjuang-dalam-diam-dan-damai/

Universitas Sumatera Utara


Dalam penelitian ini, penulis membuat batasan masalah yang akan

dibahas agar tujuan dari hasil penelitian ini tidak menyimpang dari judul yang

telah dibuat. Oleh sebab itu batasan penelitian ini berfokus kepada :

1. Bagaimana peran dan upaya yang dilakukan Aung San Suu Kyi dalam

Penegakkan Demokrasi di Myanmar?

2. Apa hasil dari peran dan upaya penegakkan Demokrasi yang dilakukan

Aung San Suu Kyi pada saat ini?

3. Rentang waktu dalam penelitian ini dibatasi dari kekuasaan Junta Militer

hingga masa Pemerintahan Aung San Suu Kyi 2012.

1.4.Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan kondisi Negara Myanmar pada masa kekuasaan

Junta Militer.

2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis upaya perjuangan Aung San Suu

Kyi dalam memperjuangkan penegakkan demokrasi dari masa junta

militer tahun 1988 hingga 2012.

1.5.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menerapkan beberapa

teori yang dapat digunakan penulis sebagai acuan analisisnya, diantaranya

yaitu teori Demokrasi dan Kepemimpinan dan konsep Hak Asasi Manusia.

2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu untuk menambah

kajian referensi di Departemen Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Universitas Sumatera Utara


Sumatera Utara tentang perjuangan penerapan Demokrasi di Myanmar

dari masa Junta Militer hingga tahun 2012.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

masyarakat indonesia mengenai kondisi negara Myanmar di era kekuasaan

Junta Militer hingga tahun 2012.

1.6.Kerangka Teori

1.6.1. Teori Demokrasi

Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan

pemerintahannya berasal dari rakyat baik secara langsung (demokrasi langsung)

atau melalui perwakilan (demokrasi perwakilan). Istilah ini berasal dari bahasa

Yunani yaitu demokratia (kekuasaan rakyat), yang dibentuk dari kata demos

(rakyat) dan kratos (kekuasaan), merujuk pada sistem politik yang muncul pada

pertengahan abad ke 5 dan ke 4 SM di kota Yunani Kuno khususnya

Athena. 20Dapat diartikan secara umum bahwa demokrasi adalah pemerintahan

dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Begitulah pemahaman yang sederhana

tentang demokrasi, yang diketahui oleh hampir semua orang.

Konsep demokrasi sebagai suatu bentuk pemerintahan, akan tetapi

pemakaian konsep ini di zaman modern dimulai sejak terjadinya pergolakan

revolusioner dalam masyarakat Barat pada akhir abad ke-18. Pada pertengahan

abad ke-20 dalam perdebatan mengenai arti demokrasi muncul tiga pendekatan

umum. Sebagai suatu bentuk pemerintahan, demokrasi telah didefinisikan

Azumardi Azra, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani (Jakarta: Prenada Media, 2005),
20

Hal 125.

Universitas Sumatera Utara


berdasarkan sumber wewenang bagi pemerintah, tujuan yang dilayani oleh

pemerintah dan prosedur untuk membentuk pemerintahan. 21

Demokrasi mementingkan kehendak, pendapat serta pandangan rakyat,

corak pemerintahan demokrasi dipilih melalui persetujuan dengan cara mufakat.

Sehingga demokrasi yang kuat adalah demokrasi yang bersumber dari hati nurani

rakyat untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan rakyat. 22Layaknya sebuah

sistem, demokrasi juga mempunyai konsep, ciri-ciri, model dan mekanisme

sendiri. Yang mana semuanya itu merupakan satu kesatuan yang dapat

menjelaskan arti, maksud dan praktek sistem demokrasi.

a. Konsep-Konsep Demokrasi

Konsep demokrasi sebenarnya identik dengan konsep kedaulatan rakyat,

dalam hal ini rakyat merupakan sumber dari kekuasaan suatu negara. Sehingga

tujuan utama dari demokrasi adalah untuk memberikan kebahagiaan sebesar-

besarnya kepada rakyat. Jika ada pelaksanaan suatu demokrasi yang ternyata

merugikan rakyat banyak, tetapi hanya menguntungkan untuk orang-orang

tertentu saja, maka hal tersebut sebenarnya merupakan pelaksanaan dari

demokrasi yang salah arah. Kedaulatan rakyat dalam suatu sistem demokrasi

tercermin dari ungkapan bahwa demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dari

rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat (goverment of the people, by the people for

the people). 23

Sistem pemerintahan “dari rakyat” (goverment of the people) adalah

bahwa suatu sistem pemerintahan dimana kekuasaan berasal dari rakyat dan para

21
Samuel P. Huntington, Gelombang Demokratisasi Ketiga, (Jakarta: PT. Midas Surya Grafindo),Hal 4.
22
Zakaria Bangun, Demokrasi dan Kehidupan Demokrasi di Indonesia, (Medan: Bina Media Perintis,
2008),Hal 2.
23
Munir Fuady, Konsep Negara Demokrasi, (Bandung: Revita aditama, 2010),Hal 29.

Universitas Sumatera Utara


pelaksana pemerintahan dipilih dari dan oleh rakyat melalui suatu pemilihan

umum. Dalam hal ini, dengan adanya pemerintahan yang dipilih oleh dari rakyat

tersebut terbentuk suatu legitimasi terhadap kekuasaan pemerintahan yang

bersangkutan.

Sistem pemerintahan “oleh rakyat” (goverment by the people), yang

dimaksudkan adalah bahwa suaatu pemerintahan dijalankan atas nama rakyat,

bukan atas nama pribadi atau atas nama dorongan pribadi para elit pemegang

kekuasaan. Selain itu, pemerintahan “oleh rakyat” juga mempunyai arti bahwa

setiap pembuatan dan perubahan UUD dan undang-undang juga dilakukan oleh

rakyat baik dilakukan secara langsung (misalnya melalui sistem referendum),

ataupun melalui wakil-wakil rakyat yang ada di parlemen yang sebelumnya telah

dipilih oleh rakyat melalui suatu pemilihan umum.

Konotasi lain dari suatu pemerintahan “oleh rakyat” adalah bahwa rakyat

mempunyai kewenangan untuk mengawasi pemerintah, baik dilakukan secara

langsung seperti melalui pendapat dalam ruang publik (public sphere) semisal

oleh pers, ataupun diawasi secara tidak langsung yakni diawasi oleh para wakil-

wakil rakyat di parlemen.

Sementara itu, yang dimaksud dengan pemerintah “untuk rakyat”

(goverment for the people) adalah bahwa setiap kebijaksanaan dan tindakan yang

diambil oleh pemerintah haruslah bermuara kepada kepentingan rakyat banyak,

bukan untuk kepentingan pribadi atau kepentingan golongan tertentu. 24Sehingga,

kesejahteraan rakyat, keadilan, dan ketertiban masyarakat haruslah selalu menjadi

tujuan utama dari setiap tindakan atau kebijaksanaan pemerintah.

24
Ibid. Hal 30.

Universitas Sumatera Utara


b. Model-model Demokrasi

Berangkat dari pemaknaan yang sama dan karenanya universal, demokrasi

substansial, telah memberikan daya pikat normatif. Bahwa dalam demokrasi,

mestinya berkembang nilai kesetaraan (egalitarian), keragaman (pluralisme),

penghormatan atas perbedaan (toleransi), kemanusiaan atau penghargaan atas hak-

hak asasi manusia, “kebebasan”, tanggung jawab, kebersamaan dan sebagainya.

Secara substansif demokrasi melampaui maknanya secara politis. 25

Sebagai suatu sistem politik demokrasi juga mengalami perkembangan

dalam implementasinya. Banyak model demokrasi hadir di sini, dan itu semua

tidak lepas dari ragam perspektif pemaknaan demokrasi substansial. Menjadikan

demokrasi berkembang ke dalam banyak model, antara lain karena terkait dengan

kreativitas para aktor politik di berbagai tempat dalam mendesain praktik

demokrasi prosedural sesuai dengan kultur, sejarah, dan kepentingan mereka.

Sejarah teori demokrasi terletak suatu konflik yang sangat tajam mengenai

apakah demokrasi harus berarti suatu jenis kekuasaan rakyat (suatu bentuk politik

di mana warga negara terlibat dalam pemerintahan sendiri dan pengaturan sendiri)

atau suatu bantuan bagi pembuatan keputusan (suatu cara pemberian kekuasaan

kepada pemerintah melalui pemberian suara secara periodik).

Menurut Inu Kencana ada dua model demokrasi jika dilihat dari segi

pelaksanaan, yaitu demokrasi langsung (direct democracy) dan demokrasi tidak

langsung (indirect democracy). 26Demokrasi langsung terjadi bila rakyat

mewujudkan kedaulatannya pada suatu negara dilakukan secara langsung, artinya

hak rakyat untuk membuat keputusan-keputusan politik dijalankan secara

25
Ni’matul Huda, Ilmu Negara, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2010), Hal 207.
26
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


langsung oleh seluruh warga negara yang bertindak berdasarkan prosedur

mayoritas.

Pada demokrasi langsung lembaga legislatif hanya berfungsi sebagai

lembaga pengawas jalannya pemerintahan, sedangkan pemilihan pejabat eksekutif

(presiden, wakil presiden, gubernur, bupati, dan walikota) dilakukan rakyat secara

langsung. Begitu juga pemilihan anggota parlemen atau legislatif (DPR, DPD,

DPRD) dilakukan rakyat secara langsung.

Demokrasi tidak langsung terjadi bila untuk mewujudkan kedaulatannya

rakyat tidak secara langsung berhadapan dengan pihak eksekutif, melainkan

melalui lembaga perwakilan. Pada demokrasi tidak langsung, lembaga parlemen

dituntut kepekaannya terhadap berbagai hal yang berkaitan dengan kehidupan

bermasyarakat dalam hubungannya dengan pemerintah atau negara. Demokrasi

tidak langsung disebut juga dengan demokrasi perwakilan 27

c. Ciri-ciri Demokrasi

Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara pada umumnya memberikan

pengertian bahwa pada tingkat terakhir rakyat memberikan ketentuan dalam

masalah-masalah pokok yang mengenai kehidupannya, termasuk dalam menilai

kebijaksanaan tersebut dalam menentukan kehidupan rakyat. Dengan demikian,

negara demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara)

atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.

27
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


Dilihat dari pemilihan umum secara langsung telah mencerminkan sebuah

demokrasi yang baik dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan

yang diterima dan dipakai oleh hampir seluruh negara di dunia. Menurut Sri

Soemantri sebuah negara atau pemerintah bisa dikatakan demokratis apabila

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 28

1) Negara terikat pada hukum maksudnya bukan berarti bahwa kekuasaan negara

terikat pada hukum. Bukan seakan-akan negara hukum adalah sama dengan

demokrasi. Negara hukum tidak mesti negara demokratis. Pemerintahan monarki

dapat taat pada hukum, tetapi demokrasi yang bukan negara hukum bukan

demokrasi dalam arti yang sesungguhnya. Demokrasi merupakan cara paling

aman untuk mempertahankan kontrol atas negara hukum :

1) Kontrol efektif terhadap pemerintah oleh rakyat

2) Pemilu yang bebas

3) Prinsip mayoritas maksudnya adalah bahwa Badan Perwakilan Rakyat

mengambil keputusan-keputusannya secara sepakat atau jika kesepakatan tidak

tercapai bisa dengan suara terbanyak

4) Adanya jaminan terhadap hak-hak demokratis

d. Mekanisme Demokrasi

Proses demokratisasi dalam sebuah kasus dapat dikelompokkan kedalam tiga tipe

proses diantaranya yaitu: 29

a) Transformasi (reforma, dalam istilah Linz) terjadi ketika elite yang berkuasa

mempelopori proses perwujudan demokrasi. Pada tranformasi pihak-pihak yang

28
Ibid. Hal 125.
29
Samuel P. Huntington, Op.Cit, Hal 146.

Universitas Sumatera Utara


berkuasa dalam rezim otoriter mempelopori dan memainkan peran yang

menentukan dalam mengakhiri rezim itu dan mengubahnya menjadi sistem

demokratis. Tranformasi mensyaratkan pemerintah lebih kuat dari pada oposisi.

Dengan demikian, tranformasi terjadi dalam rezim militer yang telah mapan

dimana pemerintah jelas-jelas mengendalikan alat-alat koersi yang utama kalau

dibandingkan dengan pihak oposisi dan atau dibandingkan dengan sistem otoriter

yang sukses secara ekonomi.

Transformasi gelombang ketiga biasanya berkembang melalui lima fase

utama, yang empat diantaranya terjadi didalam sistem otoriter. Fase-fase tersebut

yaitu: 30

1. Munculnya kelompok pembaharu yaitu munculnya sekelompok pemimpin atau

orang-orang yang berpotensi menjadi pemimpin di dalam rezim otoriter yang

percaya bahwa gerakan ke arah demokrasi adalah sesuatu yang dikehendaki atau

perlu.

2. Memperoleh kekuasaan. Para pembaharu demokratis tidak hanya harus ada

dalam rezim otoriter, mereka juga harus berkuasa dalam rezim itu.

3. Kegagalan liberalisasi

4. Mengikutsertakan kelompok oposisi. Kelompok pembaharu demokratis

biasanya segera memulai proses demokratisasi begitu mereka memegang

kekuasaan. Lazimnya hal ini melibatkan konsultasi dengan para pemimpin dari

kelompok oposisi, partai politik dam kelompok serta lembaga utama masyarakat.

30
Ibid.,Hal 162.

Universitas Sumatera Utara


b) Pergantian (replacement, atau ruktura dalam istilah Linz) terjadi ketika

kelompok oposisi mempelopori proses perwujudan demokrasi, dan rezim otoriter

tumbang atau digulingkan. Proses replacement ini terdiri dari tiga fase yang

berbeda: perjuangan untuk menumbangkan rezim, tumbangnya rezim dan

perjuangan setelah tumbangnya rezim.

c) Transplacement atau “ruptforma” terjadi apabila demokratisasi terutama

merupakan hasil tindakan bersama kelompok pemerintah dan kelompok oposisi.

Pada tipe ini demokratisasi merupakan hasil aksi bersama pemerintah dan

kelompok oposisi. Di dalam pemerintah itu. 31

Keseimbangan antara kelompok konservatif dengan kelompok pembaharu

sedemikian rupa sehingga pemerintah bersedia merundingkan tetapi tidak bersedia

memprakarsai perubahan rezim, berbeda dengan situasi di mana dominasi

kelompok konservatif menimbulkan replacement. Pemerintah harus didorong dan

atau ditarik ke dalam perundingan formal atau informal dengan pihak oposisi. Di

pihak oposisi, kelompok moderat yang demokratis cukup kuat untuk

mengendalikan kelompok radikal atau anti demokrasi, tetapi mereka tidak cukup

kuat untuk menggulingkan pemerintah. Karena itu mereka melihat faedah

perundingan.

Dialektika transplacement sering melibatkan langkah-langkah dalam

urutan yang berbeda satu sama lain. Pertama, pemerintah sibuk dengan

liberalisasi dan mulai kehilangan kekuasaan dan otoritasnya. Kedua, pihak oposisi

mengeksploitasi pelonggaran ini dan memanfaatkan melemahnya pemerintah

untuk memperluas dukungan dan mengintensifkan kegiatannya dengan harapan

31
Ibid. Hal 163.

Universitas Sumatera Utara


dan perkiraan bahwa mereka akan segera mampu menjatuhkan pemerintah.

Ketiga, pemerintah bereaksi keras dengan membendung dan menekan upaya

pihak oposisi memobilisasi kekuasaan politik. Keempat, pemerintah dan para

pemimpin oposisi menyadari munculnya kekuatan tandingan untuk mengadakan

transisi yang disetujui kedua belah pihak.

Dengan demikian, proses politik yang mengarah pada tranplacement,

sering ditandai oleh tarik menarik antara pemogokan, protes dan demonstrasi di

satu pihak dengan represi, pemenjaraan, tindak kekerasan oleh polisi, keadaan

darurat, hukum darurat perang di lain pihak. 32

e. Kegagalan Demokrasi

Sukses atau gagalnya suatu transisi demokrasi sangat bergantung pada empat

faktor kunci yaitu: pertama, komposisi elit politik. Kedua, desain institusi politik.

Ketiga, kultur politik atau perubahan sikap terhadap politik di kalangan elit dan

non elit. Keempat, peran civil society (masyarakat madani). Keempat faktor itu

harus berjalan secara sinergis (bekerja sama) dan sebagai modal untuk

mengonsolidasikan (keteguhan) demokrasi. Karena itu seperti dikemukakan oleh

Azyumardi Azra langkah yang harus dilakukan dalam masa transisi Indonesia

menuju demokrasi mencakup reformasi dalam bidang besar. Pertama reformasi

sistem (constitutional reform) yang menyangkut perumusan kembali falsafah,

kerangka dasar dan perangkat legal sistem politik. Kedua reformasi kelembagaan

(institutional reform and empowerment) yang menyangkut pengembangan dan

32
Ibid. Hal 164.

Universitas Sumatera Utara


pemberdayaan lembaga-lembaga politik. Ketiga, pengembangan kultur atau

budaya politik (political culture) yang lebih demokratis. 33

1.6.2 Teori-teori dalam Kepemimpinan

1. Teori Sifat

Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang

pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki

pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk

menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan

pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas

seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.

Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P. Siagian

adalah: – pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas,

obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan;

– sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi,

keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi

pendengar yang baik, kapasitas integratif;

– kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala

prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan

berkomunikasi secara efektif.

33
Ibid. Hal 164.

Universitas Sumatera Utara


Namun, teori sifat memiliki berbagai kelemahan. Antara lain : terlalu

bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul

dengan efektivitas kepemimpinan, dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno,

namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung

didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin, justru

sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan. 34

2. Teori Perilaku

Teori perilaku (behavior theory) dilandasi pemikiran, bahwa

kepemimpinan merupakan interaksi antara dengan pengikut,dan dalam interaksi

pengikutlah yang menganalisis dan mempersepsi apakah menerima atau menolak

pengaruh dari pemimpinnya. Pendekatan perilaku menghasilkan dua orientasi

perilaku pemimpin yaitu :

(1) pemimpin yang berorientasi pada tugas (task orientation) atau yang

mengutamakan penyelesaian tugas dan,

(2) perilaku pemimpin yang berorientasi pada orang (people orientation) atau

yang mengutamakan hubungan kemanusiaan. 35

3. Teori Situasional

Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh

ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan

situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan

34
Sondang Siagian. P, Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta : Rineka Cipta, 1994. Hal 76.
35
Harbani Pasolong.Kepemimpinan Birokrasi. Bandung : CV.Alfabeta. 2013. Hal. 33

Universitas Sumatera Utara


memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Menurut Sondang P. Siagian, Faktor

situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu adalah :

- Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas

- Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan

- Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan

- Norma yang dianut kelompok

- Rentang kendali

- Ancaman dari luar organisasi

- Tingkat stress

- Iklim yang terdapat dalam organisasi. 36

Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan

“membaca” situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar

cocok dengan dan mampu memenuhi tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gaya

kepemimpinan dimaksud adalah kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan

perilaku tertentu karena tuntutan situasi tertentu.

• Tipologi Kepemimpinan

Sebagai titik tolak dalam pembahasan tipologi kepemimpinan yang secara

luas dikenal bahwa dewasa ini, kiranya relevan untuk menekankan bahwa gaya

kepemimpinan yang menduduki jabatan pimpinan mempunyai kapasitas untuk

mengetahui situasi yang dihadapinya secara tepat dan menyesuaikan gaya

kepemimpinannya agar sesuai dengan tuntutan situasi yang dihadapinya.

Meskipun belum terdapat kesepakatan bulat tentang tipologi kepemimpinan yang

36
Ibid, Hal. 442-443.

Universitas Sumatera Utara


secara luas dikenal dewasa ini, lima tipe kepemimpinan yang diakui

keberadaannya ialah:

1. Tipologi yang Otokratik

Dilihat dari segi persepsinya, seorang pemimpin yang otokratik adalah

seseorang yang sangat egois. Egoismenya yang sangat besar akan mendorongnya

memutar-balikkan kenyataan yang sebenar-benarnya sehingga sesuai dengan apa

yang secara subjektif diinterpretasikan sebagai kenyataan. Dengan egoisme yang

sangat besar demikian, seorang pemimpin yang otokratik melihat peranannya

sebagai sumber segala sesuatu dalam kehidupan organisasional seperti kekuasaan

yang tidak perlu dibagi dengan orang lain dalam organisasi, ketergantungan total

para anggota organisasi megenai nasib masing-masing dan lain sebagainya.

Berangkat dari persepsi yang demikian, seorang pemimpin yang otokratik

cenderung menganut nilai organisasi yang berkisar pada pembenaran segala cara

yang ditempuh untuk pencapaian tujuannya. Sesuatu tindakan akan dinilainya

benar apabila tindakan itu mempermudah tercapainya tujuan dan semua tindakan

yang menjadi penghalang akan dipandangnya sebagai sesuatu yang tidak baik dan

dengan demikian akan disingkirkannya, apabila perlu dengan tindakan kekerasan.

Berdasarkan nilai-nilai demikian, seorang pemimpin otoriter akan menunjukkan

berbagai sikap yang menonjolkan keakuannya antara lain dalam bentuk:

a. Kecenderungan melakukan para bawahan sama dengan alat-alat dalam

organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan

martabat mereka.

Universitas Sumatera Utara


b. Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas

tanpa mengaitkan pelaksanaan tugas dengan kepentingan dan kebutuhan para

bawahan.

c. Pengabaian peranan bawahan dalam proses pengambilan keputusan,

dengan cara memberitahukan kepada para bawahan tersebut bahwa ia telah

mengambil keputusan tertentu dan para bawahan tertentu itu diharapkan dan

bahkan dituntut untuk melaksanakannya saja.

Sikap pemimpin demikian akan menampakkan juga pada prilaku

pemimpin yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan pihak lain, terutama

dengan para bawahannya dalam organisasi. Yang menjadi masalah dalam hal

kepemimpinan otokratik ialah keberhasilan mencapai tujuan dan berbagai sasaran-

sasaran itu semata-mata karena takutnya bawahan terhadap pemimpinnya dan

bukan berdasarkan keyakinan bahwa tujuan yang telah ditentukan itu wajar dan

layak untuk dicapai dan disiplin kerja yang terwujud pun hanya karena bawahan

selalu dibayang–bayangi ancaman seperti pengenaan tindakan disiplin yang keras,

penurunan pangkat, dan bahkan tanpa kesempatan membela diri.

2. Tipologi yang Paternalistik

Tipe pemimpin yang paternalistik banyak terdapat dilingkungan

masyarakat yang masih bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat pedesaan.

Persepsi seorang pemimpin yang paternalistik tentang peranannya dalam

kehidupan organisasional dapat dikatakan diwarnai oleh harapan para pengikutnya

kepadanya. Harapan itu pada umumnya berwujud keinginan agar pemimpin

mereka mampu berperan sebagai bapak yang bersifat melindungi dan yang layak

Universitas Sumatera Utara


dijadikan sebagai tempat bertanya dan untuk memperoleh petunjuk. Para bawahan

biasanya mengharapkan seorang pemimpin yang paternalistik mempunyai sifat-

sifat tidak mementingkan dirinya sendiri, melainkan memberikan perhatian

terhadap kepentingan kesejahteraan bawahannya. Akan tetapi sebaliknya,

pemimpin yang paternalistik mengharapkan bahwa kehadiran atau keberadaannya

dalam organisasi tidak lagi dipertanyakan oleh orang lain.

Dengan perkataan lain, legitimasi kepemimpinannya dipandang sebagai

hal yang wajar dan normal, dengan implikasi organisasionalnya seperti

kewenangan memerintah dan mengambil keputusan tanpa harus berkonsultasi

dengan para bawahannya. Ditinjau dhari segi nilai-nilai organisasional yang

dianut, biasanya seorang pemimpin yang paternalistikkepentingan bersama dan

perlakuan yang seragam terlihat menonjol juga. Artinya pemimpin yang

bersangkutan berusaha untuk memperlakukan semua orang dan semua satuan

kerja yang terdapat didalam organisasi seadil dan serata mungkin. Dalam

organisasi demikian tidak terdapat penonjolan orang atau kelompok tertentu,

kecuali sang pemimpin dengan dominasi keberadaanya.

3. Tipe yang Kharismatik

Seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh

banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan

secara konkrit mengapa orang tertentu tidak dikagumi. Sesungguhnya sangat

menarik untuk memperhatikan bahwa para pengikut seorang pemimpin yang

kharismatik tidak mempersoalkan nilai-nilai yang dianut, sikap dan prilaku dan

Universitas Sumatera Utara


gaya yang digunakan pemimpin yang diikutinya itu. Penampilan fisik ternyata

bukan ukuran yang berlaku umum karena ada pemimpin yang dipandang sebagai

pemimpin yang kharismatik yang kalau dilihat dari penampilan fisiknya saja

sebenarnya tidak atau kurang mempunyai daya tarik. Usia pun tidak selalu dapat

disajikan ukuran. Sejarah telah membuktikan bahwa seorang yang berusia relatif

muda pun mendapat julukan sebagai pemimpin yang kharismatik. Jumlah harta

yang dimiliki pun nampaknya tidak bisa digunakan sebagai ukuran. Hanya saja

jumlah pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang kharismatik tidak besar

dan mungkin jumlah yang sedikit ini juga yang menyebabkan, sehingga tidak

cukup data empirik yang dapat digunakan untuk menganalisis secara ilmiah

karakteristik pemimpin yang sedemikian dengan rinci.

4. Tipe yang Laissez Faire

Dapat dikatakan bahwa persepsi seorang pemimpin yang laissez faire

tentang peranannya sebagai seorang pemimpin berkisar pada pandangannya

bahwa pada umumnya organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa

yang mengetahui apa-apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa

yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota

dan seorang pemimpin tidak terlalu sering melakukan intervensi dalam kehidupan

organisasional. Dengan sikap yang persuasif, prilaku seorang pemimpin yang

laissez faire cenderung mengarah kepada tindak-tanduk yang memperlakukan

bawahan sebagai rekan kerja, hanya saja kehadirannya sebagai pemimpin

diperlukan sebagai akibat dari adanya struktur hirarki organisasi. Dengan telah

mencoba mengidentifikasi karakteristik utama seorang pemimpin yang laissez

Universitas Sumatera Utara


faire ditinjau dari kriteria persepsi, nilai dan prilaku diatas, mudah menduga

bahwa gaya kepemimpinan yang digunakannya adalah sedemikian rupa sehingga:

a. Pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif.

b. Pengambilan keputusan diserahkan kepada para pejabat pemimpin yang

lebih rendah dan kepada para petugas operasional, kecuali dalam hal-hal

tertentu yang ternyata menuntut keterlibatannya secara langsung.

c. Status quo organisasional tidak terganggu.

d. Pertumbuhan dan pengembangan kemampuan berfikir dan bertindak

yang inovatif dan kreatif diserahkan kepada para anggota organisasi yang

bersangkutan sendiri.

e. Sepanjang dan selama para anggota organisasi menunjukkan prilaku dan

prestasi kerja yang memadai intervensi pimpinan dalam perjalanan organisasi

berada pada tingkat yang minimum.

5. Tipe yang Demokratik

Tipe pemimpin yang paling ideal dan paling didambakan adalah pemimpin

yang demokratik. Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya

selaku koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi

sehingga bergerak sebagai suatu totalitas. Seorang pemimpin yang demokratik

menyadari benar bahwa akan timbul kecenderungan dikalangan para pejabat

pemimpin yang paling rendah dan dikalangan para anggota organisasi untuk

melihat peranan suatu kerja dimana mereka berada sebagai peranan yang paling

penting, paling strategis dan paling menentukan keberhasilan organisasi mencapai

Universitas Sumatera Utara


berbagai sasaran organisasional, prilaku mendorong para bawahan menumbuhkan

dan mengembangkan daya inovasi dan kreativitasnya.Dengan sungguh-sungguh ia

mendengarkan pendapat, saran dan bahkan kritik dari orang lain, terutama

bawahannya. Bahkan seorang pemimpin yang demokratik tidak akan takut

membiarkan para bawahannya berkarya meskipun ada kemungkinan prakarsa itu

akan berakibat kesalahan. Jika terjadi kesalahan, pemimpin yang demokratik

berada disamping bawahan yang berbuat kesalahan itu, bukan untuk menindak

atau menghukumnya, melainkan meluruskannya sedemikian rupa sehingga

bawahan tersebut belajar dari kesalahannya itu dan dengan demikian menjadi

anggota organisasi yang lebih bertanggung jawab. Karakteristik penting seorang

pemimpin yang demokratik yang sangat positif ialah dengan cepat menunjukkan

penghargaannya kepada para bawahan yang berprestasi tinggi. 37

1.6.3. Teori Hak Asasi Manusia

Hak Asasi (Fundamental Untuk Memahami Hakikat Hak Asasi Manusia,

terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian dasar tentang hak). Secara definitive

“hak” merupakan unsure normatif yang berfungsi sebagai pedoman berperilaku,

melindungi kebebasan, kekebalan serta menjamin adanya peluang bagi manusia

dalam menjaga harkat dan martabatnya. Hak sendiri mempunyai unsur-unsur

sebagai berikut:

a. Pemilik Hak

b. Ruang Lingkup Penerapan Hak

c. Pihak yang bersedia dalam penerapan hak

37
Prof.DR.Sondang P.Siagian MPA, Teori dan Praktek Kepemimpinan, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 1998,
hal.27-45

Universitas Sumatera Utara


Ketiga unsur tersebut menyatu dalam pengertian dasar tentang hak. Dengan

demikian hak merupakan unsure normatif yang melekat pada diri setiap

manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan

dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau

dengan instansi. Hak merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Dalam

kaitannya dengan pemerolehan hak ada dua teori yaitu teori McCloskey dan

teori Joel Freiberg. 38

Menurut teori McCloskey dinyatakan bahwa pemberian hak adalah untuk

dilakukan,dimiliki, atau sudah dilakukan. Sedangkan dalam teori Joel Freinberg

dinyatakan bahwa pemberian hak penuh merupakan kesatuan dari klaim yang

abash (Keuntungan yang didapat dari pelaksanaan hak yang disertai pelaksanaan

kewajiban). Dengan demikian keuntungan dapat diperoleh dari pelaksanaan hak

bila disertai dengan pelaksanaan kewajiban. Hal itu berarti antara hak dan

kewajiban merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam perwujudannya.

Karena itu ketika seseorang menuntu hak juga harus melakukan kewajiban. 39

John Locke menyatakan bahwa Hak Asasi manusia adalah hak-hak yang

diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.

Oleh karenanya, tidak ada kekuasaan apapun di dunia yang dapat mencabutnya.

Hak ini sifatnya sangat mendasar (Fundamental) bagi hidup dan kehidupan

manusia dan merupakan hak kodrati yang tidak bias terlepas dari dan dalam

kehidupan manusia.

38
Masyhur Effendi. Dimensi dan Dinamika Hak Asasi Manusia dalam Hukum Nasional dan Internasional,
(Jakarta,Ghalia Indonesia, 1994), hal.3.
39
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan beberapa rumusan pengertian HAM tersebut, diperoleh suatu

kesimpulan bahwa HAM merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang

bersifat kodrati dan Fundamental sebagai suatu anugerah Tuhan yang harus

dihormati, dijaga dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat atau Negara.

Dengan demikian hakikat penghormatan dan perlindungan terhadap HAM ialah

menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbang

yaitu keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta keseimbangan antara

kepentingan perseorangan dan kepentingan umum.

Upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi HAM, menjadi

kewajiban dan tanggung jawab bersama anatra individu, pemerintah, bahkan

Negara. Jadi dalam memenuhi dan menuntut hak tidak terlepas dari pemenuhan

kewajiban yang harus dilaksanakan. Begitu juga dalam memenuhi kepentingan

perseorangan tidak boleh merusak kepentingan orang banyak (Kepentingan

Umum). Karena itu pemenuhan, perlindungan dan penghormatan terhadap HAM

harus diikuti dengan kewajiban pribadi, bermasyarakat, dan bernegara. 40

Deklarasi Universal HAM

1. Hak untuk Hidup

2. Hak atas Kebabasan & keamanan Pribadi

3. Hak untuk bebas dari penyiksaan

4. Hak partisipasi politik

5. Hak atas harta benda

6. Hak atas perkawanunan &membentuk keluarganya

40
Robert Audi.Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi-konstitusi Indonesia,(kencana: Jakarta,2005), hal.50.

Universitas Sumatera Utara


7. Hak untuk bebas mengemukakan pendapat & pikiran

8. Hak untuk memeluk agama

9. Kebebasan untuk berkumpul & berapat

10. Hak atas pekerjaan

11. Hak atas kehidupan yang layak

12. Hak atas pendidikan

13. Hak untuk menikmati kebudayaan

1.7. Metodologi Penelitian

1.7.1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan

historis. Metode deskriptif merupakan suatu cara untuk menggambarkan secara

sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai

bidang tertentu, penelitian ini berusaha untuk menggambarkan situasi atau

kejadiandan juga metode historis. Menurut Kuntowijoyo metode historis

merupakan prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data masa lalu

atau peninggalan-peninggalan masa lalu untuk memahami kejadian atau suatu

keadaan yang berlangsung pada masa lalu. Hasildari penelitian historis dapat

dipergunakan untuk meramalkan kejadian atau keadaan masa yang akan datang.

Metode Historis lebih memusatkan pada data masa lalu berupa peninggalan atau

artefak, dokumen, arsip, dan tempat-tempat yang dianggap keramat. Tujuan

penelitian historis adalah membuat rekontruksi masa lampau secara objektif, dan

Universitas Sumatera Utara


sistematis dengan mengumpulkan, memverifikasikan, menginterpretasi,

mensintesa dan menuliskan menjadi kisah sejarah. 41

1.7.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif merupakan penelitian yang tujuan utamanya adalah untuk memperoleh

wawasan tentang topik tertentu. Fokus penelitian kualitatif adalah eksplorasi. Hal

ini digunakan untuk memperoleh pemahaman tentang alasan yang mendasari

opini dan motivasi. 42

1.7.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan cara studi

pustaka. Melalui studi pustaka, data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang

di dapat dari buku, jurnal, website, artikel, ataupun sumber – sumber lain yang

berkaitan dengan judul penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan cara

membaca, menganalisis, kemudian mengutip dari sumber – sumber tersebut.

1.7.4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

menggunakan jenis data kualitatif, dimana analisis data dalam penelitian ini

dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai

pengumpulan data dalam periode tertentu. 43

1.8. Sistematika Penulisan

41
Kuntowijoyo. Pengantar ilmu sejarah. Yogyakarta : Yayasan Bandung Budaya. 1995. Hal. 89.
42
John W. Creswell. 2014.Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar), hal. 4.
43
Sumadi Surya Brata. 1992. Metode Penelitian. Jakarta; Rajawali pers. Hal 47.

Universitas Sumatera Utara


Sistematika Penulisan merupakan suatu penjabaran secara deskriptif tentang

hal-hal yang akan ditulis, yang secara garis besar terdiri dari Bagian Awal, Bagian

Isi dan Bagian akhir. Dalam Penulisan Penelitian ini penulis membaginya ke

dalam empat bab. Adapun susunan penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, kerangka

konsep, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : PROFIL NEGARA MYANMAR DAN AUNG SAN SUU KYI

Dalam bab ini berisi data tentang bagaimana seorang Aung San Suu Kyi,

dari masa kecil hingga dewasa, pendidikan dan kariernya di Myanmar, beserta

historis negara Myanmar sampai sekarang.

BAB III : ANALISIS PERJUANGAN AUNG SAN SUU KYI

Dalam bab ini berisi penjelasan data yang telah di peroleh dari sumber-

sumber terkait, mengenai bagaimana upaya dan kepemimpinan Aung San Suu Kyi

dalam upaya perjuangan Aung San Suu Kyi dalam memperjuangkan penegakkan

demokrasi dari masa Junta Militer hingga 2012.

BAB IV : PENUTUP

Dalam bab ini berisi kesimpulan akhir dari penelitian yang telah dilakukan oleh

penulis, beserta saran – saran yang akan dikemukakan penulis terkait dengan

penelitian tersebut.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

PROFIL

2.1 Sejarah dan Profil Negara Myanmar

Burma (sekarang Myanmar) adalah negeri kuno yang pernah berjaya.

Masyarakatnya pernah hidup makmur di tanah yang subur selama 15.000 tahu.

Kekuasaan diserahkan dari raja-raja bersorban sutra berkendara gajah kepada

gubernur Inggris, kepada jenderal-jenderal kejam. Dibawah kekuasaan Inggris

yang dimulai dari tahun 1886, Burma menjadi produsen beras terkemuka di dunia

dan pernah disebut sebagai “Lumbung Padi Asia”. Universitasnya termasuk yang

terbaik di wilayah Asia. Kekayaan alamnya Antara lain batu rubi, emas, tembaga,

uranium, dan kayu jati. Namun sumber daya alam itu habis dijarah para jenderal

pada masa kepemimpinan junta yang berkuasa.

Menyatukan negeri ini sulit sebab ada lebih dari 135 kelompok etnis yang

ada, Diantaranya adalah suku Padaung, yang terkenal dengan wanitanya yang

“berleher Jerapah” mengenakan cincin dileher sampai kedagu. Ada suku Naga

yang terkenal sebagai pemburu, dan suku Taron kelompok orang – orang kerdil

yang langka dengan kuang dari empat kaki, dan sekarang terancam punah. Suku

Karen, Kachin, dan Chin yang dikristenkan oleh misionaris Amerika dan Inggris

pada abad 18 dikepung dan ditindas oleh militer selama lebih dari 60 tahun,

menjadi perang sipil paling lama di dunia.kelompok suku–suku itu masih

berjuang untuk memperoleh kemerdekaan.Kelompok etnis yang terbesar adalah

bamar atau orang – orang “Burman” yang sebagian besar beragama Buddha.

Jumlahnnya mencapai 68persen dari populasi, sehingga mereka mendominasi

Universitas Sumatera Utara


negeri ini dan menguasai militer, dikenal sebagai “Tatmadaw”. Inggris memberi

nama Negara ini Burma dengan mengacu pada orang-orang Burman, lalu hngga

nanti pada tahun 1989 penguasa militer mengubah namanya menjadi “Myanmar”.

Sejarah perjuangan kemerdekaan Myanmar sendiri dipelopori Gerakan

nasional Myanmar dimulai pada tahun 1906 yang ditandai dengan pembentukan

YMBA (Young Man Budhis Asociation) atau Persatuan Pemuda Birma. Mula-

mula organisasi tersebut bergerak dalam bidang agama dan sosial sehingga belum

bercorak politik, tetapi lebih banyak bergerak dalam bidang pendidikan.4

Perkembangan nasionalisme Myanmar mulai kelihatan setelah Perang Dunia I,

terutama setelah Inggris memisahkan Myanmar dari konstitusi India (Inggris). PD

I cukup menggoncangkan Myanmar dan segera mendorong lahirnya kesadaran

politik yang lebih nasionalistis. Hal ini ditandai dengan berlangsungnya

pemogokan di universitas, dan kemudian dilanjutkan dengan perubahan YMBA

menjadi GCBA (Dewan Umum Persatuan Burma) pada tahun 1921, yang

merupakan organisasi politik nasionalis yang luas. Setelah gerakan nasional

Burma menunjukkan tujuan politik yang jelas, maka Inggris mengubah haluan

politik kolonialnya.

Tahun 1923 Inggris memperkenalkan sistem Dyarchy seperti yang

diterapkan di provinsi di India. Usaha Inggris itu dapat memecah GCBA dalam

dua partai yaitu Partai Dua Puluh Satu yang puas dengan perubahan itu dan

bersedia duduk dalam dewan perundang-undangan serta Partai U Chit Hlaing

yang membela prinsip non-koperasi dan ingin berjuang untuk memperoleh

konsesi baru. Dalam perkembangannya, maka muncullah tokoh-tokoh

nasionalisme Myanmar seperti DR Ba Maw dari Partai Sinyetha, U Ba Pe dari

Universitas Sumatera Utara


Partai Dua Puluh Satu, dan U Saw dari Partai U Chit Hlaing, kemudian muncul

pula Thakin Nu dan U Aung San dari Partai Thakin. Sekitar tahun 1930 Komisi

Simon menganjurkan Myanmar pisah dari India. Semula pemisahan itu diusulkan

oleh kaum nasionalis, tetapi setelah pemisahan itu diusulkan secara resmi dan

didukung oleh pemerintah serta bisnis di Inggris, tiba-tiba kaum nasionalis curiga.

Hal ini disebabkan karena para pemimpin nasionalis khawatir bahwa pemerintah

Inggris menginginkan untuk mempertahankan penjajahannya di Myanmar setelah

Inggris terpaksa meninggalkan India, karena itu kaum nasionalis segera

mendirikan sebuah Liga Anti Pemisahan.

Karena berhasil mempengaruhi publik, maka kaum nasionalis memperoleh

kemenangan setelah diadakan pemungutan suara. Untuk membalas sikap kaum

nasionalis itu, Inggris melaksanakan memorandum untuk memilih pemisahan atau

tetap bersatu dengan India. Setelah kaum nasionalis gagal membujuk Inggris agar

menyetujui dimasukkannya Myanmar untuk sementara di dalam federasi India

dengan hak mengundurkan diri, akhirnya menyetujui pemisahan (1935). Pada

tahun 1935 lahir organisasi Dobama Asiayone (Kami Masyarakat Burma).

Gerakan ini diilhami paham sosialis dan ajaran komunis, serta terpengaruh

modernisasi Jepang. Karena para anggotanya saling menyebut thakin (tuan), maka

partai itu juga disebut partai Thakin. Tujuan penyebutan itu adalah agar Inggris

juga menyebut thakin kepada para anggota partai itu, misalnya Thakin Nu, Thakin

U Aung San, dan lain-lain.

Dengan demikian secara tidak langsung Inggris mengakui kedudukan yang

sama dengan orang-orang Myanmar. Partai Thakin bersifat revolusioner,

tuntutannya bersifat radikal karena mereka menuntut kemerdekaan penuh bagi

Universitas Sumatera Utara


Myanmar. Untuk mencapai tujuannya itu, partai Thakin bersedia menerima

bantuan dari manapun datangnya.Adapun taktik perjuangannya adalah

menghidupkan kembali perhatian rakyat terhadap rasa nasionalisme dengan cara

mengorganisir petani, buruh dan gerakan pemuda. Setelah tahun 1937 (setelah

Myanmar mendapat otonomi yang lebih luas), maka agitasi mereka semakin

meningkat dan pada tahun 1938 gerakan mereka menjadi penyebab meningkatnya

gangguan menentang Inggris sehingga secara tidak langsung menjatuhkan

Kabinet Ba Maw, yakni pemerintahan pertama yang dibentuk berdasarkan UUD

baru.

Pada saat itu perkembangan nasionalisme Myanmar berada di simpang

jalan antara kelompok nasionalis moderat yang berkuasa dengan kelompok

nasionalis radikal yang mencoba mencari dukungan rakyat guna merebut

kepemimpinan pergerakan dari tangan politisi yang lebih tua. Akhirnya generasi

muda pimpinan U Aung San berhasil merebut kepemimpinan pergerakan di

Myanmar. Sehabis Perang Dunia II Inggris kembali ke Myanmar. Gerakan politik

Myanmar yang dipimpin U Aung San diajak berunding tentang kemerdekaan

Myanmar. Sewaktu mengadakan sidang mempersiapkan kemerdekaan Myanmar,

tiba-tiba segerombolan orang bersenjata masuk dan membunuh U Aung San.

Ternyata gerombolan tersebut atas suruhan U Saw, sehingga U Saw akhirnya

dihukum mati. U Aung San diganti U Nu dan pada tanggal 4 Januari 1948

kemerdekaan Myanmar diproklamasikan.

Negara baru yang terbentuk berdiri dengan nama Republic Union of

Burma atau Republik Persatuan Burma (kemudian berganti nama Myanmar)

dengan sistem pemerintahan berbentuk federasi berbasis etnis yang terdiri dari

Universitas Sumatera Utara


Pemerintahan (etnis) Shan, Kachin, Karenni dan Pemerintahan Pusat.Pada tahun

1949, terjadi pertengkaran sengit dalam gerakan pembebasan Burma (AFPFL)

antara kelompok sosialis dengan U Nu. Kepemimpinan U Nu diwarnai dengan

berbagai aksi pemberontakan oleh etnis minoritas. Karna hal itu, militer

mengambil bagian dalam langkah meredam pemberontakan etnis-etnis tersebut.

Dan pada tahun 1958, militer berjanji akan melaksanakan pemilu yang bebas dan

jujur. Namun hal tersebut hanyalah janji manis militer yang tidak direalisasikan,

bahkan pada tahun militer dipimpin Jenderal Ne Win melakukan kudeta kepada

pemerintah pada tahun 1962.

Kemudian fase kedua sejak junta militer Jenderal Ne Win yang berasal

dari angkatan udara melakukan kudeta dan berkuasa menduduki pemerintahan

pada tahun 1962 dengan menerapkan praktek pemerintahan diktator militer yang

tertutup dari dunia luar dan melakukan privatisasi dalam berbagai aspek

pemerintahan. Sejak pemerintahan junta militer berkuasa melalui langkah kudeta

pada 1962 oleh Jenderal Ne Win, pemerintahan di Myanmar sontak berubah.

Dengan pemerintahan yang dipimpin oleh junta militer ini, negeri Myanmar pun

semakin sulit untuk membentuk permerintahan yang demokratis. Masyarakat

hanya dapat merasakan pemerintahan yang demokratis dalam tatanan sistem

pemerintahan selama 14 tahun, semenjak Myanmar mendapat kemerdekaan dari

Inggris pada tahun 1948 hingga tahun 1962 melalui kudeta oleh rezim junta

militer pada saat itu. Hanya selama rentang waktu singkat 14 tahun itulah, rakyat

Myanmar dapat merasakan sistem pemerintahan konstitusi negara yang

demokratis. Setelah 14 tahun merasakan sistem konstitusi negara, mimpi buruk

Universitas Sumatera Utara


rakyat Myanmar kembali datang dengan sistem pemerintahan otoriter bertangan

besi yang kemudian menginjak hak-hak asasi rakyat Myanmar.

Semenjak terjadinya kudeta, rezim militer praktis memegang dan

mengambil alih seluruh aspek yang ada di Myanmar baik dalam penguasaan aspek

politik maupun dalam aspek ekonomi. Segala usaha perekonomian dikuasai oleh

junta militer yang dimulai dengan pengambil-alihan pengelolaan aset-aset koloni

Inggris, seperti perusahaan pelayaran, perkebunan, gedung dan beragam industri

lainnya. Pemerintah junta melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan asing.

Rezim junta militer juga memiliki hak tanpa batas untuk mempekerjakan rakyat

dengan upah minimum untuk kepentingan bisnis kelompok tersebut.

Setelah berhasil melakukan kudeta pada 1962 di bawah komando Jenderal

Ne Win, Junta Militer menunjukkan sikap tidak senangnya terhadap pihak asing

yang bisa merongrong budaya, bahasa, tradisi dan agama bangsa Myanmar. Untuk

itu Junta Militer mengusir kelompok pedagang imigran Cina dan India yang

merupakan penggerak ekonomi negeri Myanmar itu sendiri. Alasannya sederhana,

hanya sosialisme yang akan membebaskan ketergantungan ekonomi dari negara

maupun bangsa lain namun terbukti di kemudian hari langkah ini salah total.

Yang menyuarakan demokrasi dan perbaikan hak asasi manusia, seringkali

dilecehkan atau dipenjara tanpa melalui proses peradilan. 44

2.1.1. Kronologi sejarah Myanmar

ERA KERAJAAN LAMA

44
Rena Pederson, The Burma Spring. Jakarta : Kaki Langit Kencana. 2016. Hal 12-20.

Universitas Sumatera Utara


• 1057- Raja Anawarahta mendirikan negara Burma bersatu pertama di

Pagan dan mengadopsi ajaran Buddha Theravada.

• 1287- Mongol dibawah kekuasaan Kublai Khan menaklukan Pagan.

• 1531- Dinasti Toungoo, dengan bantuan Portugis, mempersatukan Burma

kembali.

• 1755- Alaungpaya mendirikan dinasti Konbaung.

• 1824 sampai 1826- Perang Anglo-Burma pertama yang diakhiri dengan

Perjanjian Yandabo, yang menentukan Burma menyerahkan kawasan

pesisir Arakan, Antara Cittagong dan Capenegrais kepada Inggris (British

India).

• 1852- Inggris menganeksasi Burma bahwa, termasuk Rangoon, setelah

perang Anglo-Burma Kedua.

• 1885 sampai 1886- Inggris merebut Mandalay setelah perang singkat ,

sehingga Burma menjadi provinsi dari British India

• 1937- Inggris memisahkan Burma dari India dan menjadikan koloni

kerajaan Inggris.

PENDUDUKAN JEPANG

• 1942- Jepang menginvasi dan menduduki Burma dengan bantuan dari

tentara kemerdekaan Burma yag dilatih oleh Jepang, yang kemudian

berubah menjadi anti-Fascist People Freedom League (AFPFL) dan

melawan kekuasaan Jepang

• 1945- Aung San dan enam anggota pemerintahan sementara dibunuh

oleh lawan politik yang dipimpin U Saw, seorang pesaing Aung San

Universitas Sumatera Utara


dari kelompok nasionalis. U Nu, menteri luar negeri pada masa

pemerintahan Ba Maw, yang memimpin Burma pada masa

pendudukan Jepang, diminta memimpin AFPFL dan pemerintahan.

KEMERDEKAN

• 1948- Burma merdeka dan U Nu diangkat sebagai perdanaa menteri.

Pertengahan 1950, U Nu bersama dengan perdana menteri India Nehru,

Presiden Indonesia Soekarno, Presiden Yugoslavia Tito, dan Presiden

Mesir Nasser, mendirikan gerakan Non-Blok.

• 1958 sampai 1960- Pembentukan pemerintahan caretaker, dipimpin oleh

kepala staf Jendral Ne Win, setelah terjadi perpecahan di tubuh AFPFL.

• 1960- Faksi partai U Nu menang dalam pemilu, namun upayanya

mempromosikan Buddha sebagai agama negara dan toleransinya terhadap

separatisme meyebabkan militer tidak senang.

NEGARA DIBAWAH KEKUASAAN MILITER, SATU PARTAI

• 1962- Faksi U Nu disingkirkan oleh kudeta militer yang dipimpin oleh

Jendral Ne Win, yang menghapus sistem federal dan mengumukan “Jalan

Burma ke Sosialisme” yaitu menasionalkan perekonomian, membentuk

partai tunggal milik negara dengan Socialist Program Party sebagai satu-

satunya partai politik, dan melarang koran-koran independen.

• 1974- Konstitusi baru diberlakukan, memindahkan kekuasaan dari

angkatan bersenjata ke Majelis Rakyat yang dipimpin oleh Ne Win dan

mantan pemimpin militer lainnya.

Universitas Sumatera Utara


• 1975- Kelompok minoritas berbasis regional membentuk Opposition

Nationa democratic Front, yang melancarkan pemberontakan dan serangan

gerilya.

• 1981- Ne Win menyerahkan jabatan kepresidenan kepada San Yu, seorang

mantan jendral, namun Ne Win masih memimpin Socialist Progrm Party

yang berkuasa penuh.

• 1982- Diberlakukan undang-undang yang menetapkan orang bukan

pribumi sebagai associate citizen, dan dilarang menduduki jabatan publik.

KERUSUHAN DAN REPRESI

• 1987- Devaluasi mata uang menyebabkan banyak orang kehilangan

tabungan dan memicu kerusuhan anti-pemerintah.

• 8 Agustus 1988- Rinuam orang tewas dalam kerusuhan anti pemerintah.

Rezim militer yang dipimpin oleh Jendral Ne Wi menumpas protes dari

kelompok pro-demokrasi.

• 1989- SLORC mendeklarasikan undang-undang darurat, menangkap

ribuan orang termasuk pendukung dmeokrasi dan hak asasi manusia,

mengganti nama Burma menjadi Myanmar, dan ibukota Rangoon menjadi

Yangoon.

• 20 Juli 1989- Pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi, putri Aung San

dijatuhi hukuman tahanan rumah dan didiskualifikasi untuk ikut didalam

pemilu berikutnya.

Universitas Sumatera Utara


• 27 Mei 1990- NLD dibawah pimpinan Aung San Suu Kyi meraih

kemenangan dalam pemilu, meskipun dia ditahan. Hasil pemilu ini ditolak

junta militer yang berkuasa.

• 14 Okteober 1991- Komite Nobel Perdamaian memeberikan penghargaan

Nobel kepada Suu Kyi.

• 10 Juli 1995- Suu Kyi dibebaskan dari tahanan rumah, namun gerakannya

dibatasi.

• 21 September 2000- Suu Kyi berusaha melanggar restriksi dan berpergian

naik kereta ke Mandalay dengan anggota partai. Mereka dicekal oleh

militer, lalu Suu Kyi menjadi tahanan rumah lagi.

• 6 Mei 2002- Suu Kyi dibebaskan, namunrumahnya masih dijaga ketat dan

gerakannya dibatasi.

• 30 Mei 2003- Suu Kyi ditahan setelah mengalami serangan berdarah atas

konvoinya di Depayin, lalu dipenjara di Insein

• September 2003- Suu Kyi menjadi tahanan rumah kembali

• 27 Mei 2006- Penahanan rumah Suu Kyi diperpanjang.

• 27 Mei 2008- Masa penahanan Suu Kyi diperpanjang lagi tanpa

penjelasan.

• 14 Mei 2009- Suu Kyi ditangkap dan dipindah ke penjara Insein karena

tuduhan menyelundupkan orang asing kedalam rumah tahanannya.

• 11 Agustus 2009- Hukuman Suu Kyi diperpanjang 18 bulan .

• 13 November 2010- Suu Kyi dibebaskan dari tahanan rumah dan kembali

berusaha membangun dialog dengan para jendral yang akan membawa ke

rekonsiliasi dan demokrasi yang lebih terbuka.

Universitas Sumatera Utara


• 1 April 2012- Aung San Suu Kyi terpilih menjadi anggota parlemen. 45

A. Profil Negara

Nama Internasional : Republik Persatuan Myanmar

Luas wilayah : 678.500 km2

Jumlah Penduduk : 53,9 Juta Jiwa (2015)

Ibu Kota : Naypyidaw

Bentuk Pemerintahan : Republik Perlementer

Hari Kemerdekaan : 4 Januari 1948

Kepala Negara : Presiden

Presiden : Htin Kyaw (2016 – sekarang )

Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri

Perdana Menteri : Aung San Suu Kyi (2016 – sekarang )

Bahasa Resmi : Bahasa Burma

Mata Uang : Kyat (MMK )

Agama Mayoritas Penduduk : Buddha ( 90persen )

Lagu Kebangsaan : Bya Majay Bma

45
Ibid. hal 588-591.

Universitas Sumatera Utara


Agama penduduk : Buddha 89persen, Islam 4persen, Kristen dan

Katolik 4persen, Animisme 2persen, Lainnya

2persen.

Suku Bangsa : Burma 68persen, Shan 9persen, Karen 7persen,

Rakhine 4persen, China 3persen, India 2persen,

mon 2persen, lainnya 5persen. 46

B. Keadaan Alam

1. Letak, Luas dan Batas

Secara astronomis Myanmar terletak antara 9O58’LU-28O29’LU dan

92O11’BT 101O10’BT. Luas wilayah Myanmarialah 678.500 km2, dengan batas-

batas Negara sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Negara India dan China.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Andaman dan Teluk

Benggala.

c. Sebelah Timur berbatasan dengan China, Laos dan Thailand.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Bangladesh dan India.

2. Iklim

Myanmar beriklim tropis dan suhunya rata-rata 27 c. ada tiga musim yang

menonjol, yaitu musim hujan, musim kemarau yang sejuk dan musim kemarau

yang panas. 47

46
www.dhanhariz.esy.es/2015/03/profil-negara-myanmar.html. Diakses pada 1 Maret 2017 pukul 19.03
WIB.
47
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


3. Bentang Alam

Myanmar banyak dilalui beberapa rangkaian pegunungan, yaitu daerah

pegunungan Barat yang membentang dari Utara ke Selatan sampai sejauh Tanjung

Negrais, pegunungan di bagian ini mempunyai ketinggian rata-rata 3.000 meter.

Sebagian besar wilayah Myanmar berupa dataran tinggi dan pegunungan yang

merupakan bagian dari deretan pegunungan Mediterania. Gunung yang tinggi di

bagian ini adalah Gunung Saramati (3.826 m). di sebelah barat pegunungan

Arakan Yoma, di samping Teluk Benggala terdapat jalur lahan sempit yang dialiri

sungai yang bermata air dari pegunungan Arakan. Wilayah ini merupakan lahan

untuk pertanian. Bagian Timur terdiri ataas dataran tinggi Shan yang berbentuk

huruf V memanjang ke Selatan menuju rangkaian Pegunungan Dawna dan

Pegunungan Tenasserim. 48

Dataran Tinggi dan Pengunungan ini merupakan perbatasan antara

Myanmar dan Thailand. Di antara deretan pegunungan bagian Barat dan Timur

terdapat dataran rendah Alluvial yang membentang dari daerah lembah sungai

Irawadi dan Lembah Sungai Sittang sampai ke daratan pedalaman Mandalay.

Separuh wilayah Myanmar terletak di lembah Sungai Irawadi dan cabang-

cabangnya. Pegunungan utara merupakan sumber mata air dari Sungai Irawadi

dan Sungai Chindwin (anak sungai Irawadi). Sungai Irawadi adalah sungai yang

terpanjang dan terbesar di Myanmar. Pada muara Sungai Irawadi tepatnya di

pantai Laut Andamanterdapat Delta Irawadi. 49

C. Perekonomian

48
Ibid.
49
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


1. Sektor Pertanian

Myanmar merupakan Negara agraris dengan hasil pertanian utamanya

adalah padi. Hasil pertanian lainnya adalah the, dihasilkan di Plato Shan,

Tembakau di bagian Utara, tebu di lembah Sungai Sittang dan sayur-mayur di

daerah Pamtai Arakan Yoma. Daerah kering menghasilkan gandum, jagung,

kapas, dan wijen.

2. Sektor Pertambangan

Hasil tambang Myanmar yaitu minyak tanah, seng, timah, nikel, emas dan

uranium, lading minyak bumi terdapat di Chaok dan Yenangyaong adalah

tungsten, antemen, air raksa, batu bara, perak, mangan, dan gas alam di Chaok.

3. Sektor Kehutanan

Lebih dari 70persen wilayah Myanmar tertutup oleh hutan. Hasil dari

kehutanan berupa kayu jati dan kayu besi. 50

4. Sektor Perdagangan

Ekspor terpenting yaitu beras, kayu dan barang logam. Impornya berupa

mesin-mesin, alat-alat transportasi, barang logam, kertas, pupuk dan obat –

obatan.

5. Sektor Perindustrian

50
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


Kegiatan perindustrian di Myanmar semuanya dikendalikan oleh

pemerintah. Hasil industry terutama industry pengolahan hasil pertanian, hasil

huta, mineral, pembuatan minyak bumi, pengawetan ikan dan tekstil.

6. Sektor Perhubungan

Pelabuhan yang terbesar di Myanmar terdapat di Yangoon, kota pelabuhan

lain yaitu Moulmein. Angkutan masih terbatas pada angkutan sungai, sedangkan

jalan darat selalu terus dibangun. Sungai yang mempunyai peranan sangat penting

yaitu Sungai Irawadi, Sungai Chindwin dan Sungai Sittang. Untuk mengangkut

kayu dari hutan, penduduk banyak memanfaatkan tenaga gajah. 51

C. Bentuk Pemerintahan Negara Myanmar

Negara Myanmar yang duly bernama Burma atau Birma merupakan

sebuah negara yang berbentuk Repubulik, dengan kepala Negara seorang Presiden

dan kepala pemerintahan Perdana Menteri. Sementara Ibukota nya adalah

Naypyidaw (dulu Rangoon). Perubahan nama dari Burma menjadi Myanmar

dilakukan oleh pemerintahan junta militer pada tanggal 18 Juni 1989. Junta militer

mengubah nama Burma menjadi Myanmar agar etnis non-Burma merasa menjadi

bagian dari negara. Walaupun begitu, perubahan nama ini tidak sepenuhnya

diadopsi oleh dunia internasional, terutama di negara-negara persemakmuran

Inggris. 52

51
Ibid.
52
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


Setelah merdeka Myanmar sempat dipimpin sipil yaitu Perdana Menteri U

Nu dari tahun 1948 – 1962, lalu Myanmar jatuh pada kepemimpinan Junta Militer

ketika Jenderal Ne Win melakukan kudeta pada masa pemerintahan U Nu, berikut

daftar nama Jenderal yang pernah memimpin Myanmar :

1. Jendral Ne Win tahun 1962 – 1988

Pada tanggal 2 Maret 1962, Ne Win Melakukan kudeta, ia menjadi kepala

Negara sebagai ketua persatuan Dewan revolusioner dan juga Perdana Menteri.

Kudeta itu dipandang “tidak Berdarah “ oleh media asing. Menyatakan bahwa “

Demokrasi Parlementer tidak cocok untuk Birma ’’, rezim baru ini membekukan

konstitusi dan membubarkan lembaga legislatif. Setelah kerusahan di Universitas

Rangoon di Juli 1962, pasukan dikirim untuk memulihkan ketertiban. Mereka

menembaki demonstran dan menghancurkan gedung organisasi mahasiswa. Tak

lama kemudian, sekitar pukul 8 malam waktu setempat, Newin Menyampaikan

pidato melalui radio yang diakhiri dengan pernyataan : “ Jika demontrasi ini

dibuat untuk menantang kami, saya harus menyatakan bahwa kita akan bertarung

pedagang dengan pedagang dan tombak dengan tombak’’. Pada tanggal 13 juli

1962, kurang dari seminggu setelah pidato, Ne Win Pergi ke Austria, Swiss, dan

Britania Raya untuk pemeriksaan medis. 53

Semua perguruan tinggi ditutup selama lebih dari dua tahun sampai

September 1964. Pada tahun 1988, 26 tahun kemudian, Ne Win membantah

terlibat dalam penghancuran gedung organisasi mahasiswa, yang menyatakan

bahwa wakilnya Brigadir Aung Gyi yang memberikan perintah dan bahwa ia

53
https://global.britannica.com/biography/U-Ne-Win . Diakses pada tanggal 22 Januari 2017 pukul 08.17
WIB.

Universitas Sumatera Utara


harus mengambil tanggungjawab sebagai “ Pemimpin Revolusi ” dengan

memebrikan pidato pedang dengan pedang dan tombak dengan tombak. 54

Kebijakan – Kebijakan Ne Win selama memimpin :

• Jalan Myanmar menuju Sosialisme 1962 – 1988

Ne Win melakukan sejumlah reformasi setelah merebut kekuasaan.

Pemerintah menerapkan sebuah sistem yang melibatkan unsur – unsure

nasionalisme ekstrem, marxisme, dan Budhdhisme, meskipun Ne Win tidak

memiliki ketertarikan baik ideology atau agama dan menyatakan ini adalah jalan

Myanmar menuju Sosialisme. Ia mendirikan Partai Program Sosialis Birma

(BSPP), yang pada tahun 1964, secara resmi menjadi partai satu – satunya di

Myanmar.

Sistem kesehatan mulai dibuat dim= Myanmar, Pelayanan medis gratis.

Rumah sakit swasta dijadikan milik pemerintah. Sistem pendidikan Publik baru

diperkenalkan. Kebijakan untuk menghilangkan buta aksara dilakukan mulai

tahun 1965. antara tahun 1962 dan 1965 hukum untuk melawan tuan tanah dan

riba diberlakukan. Mereka bertujuan untuk melindungi hak petani atas tanah

mereka. Pada tanggal 2 Maret 1974, ia membubarkan Dewan Revolusi dan

memproklamirkan Republik Sosialis Birma. Ia terpilih sebagai Presiden dan tak

lama kemudian menunjuk Brigadir Jenderal Sein win sebagai Perdana Menteri.

Pada 9 November 1981, Ne Win mengundurkan diri sebagai Presiden

namun, Ne Win tetap menjadi pemimpin partai dan dengan demikian tetap

54
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


kekuasaan tertinggi berada ditangannya sampai pengunduran dirinya pada tahun

1988.

• Kebijakan Ekonomi

Pemerintah menasionalisasi perushaan dan menerapkan kebijakan autarki,

yang membuat Myanmar terisolasi dari dunia. Pasar gelap dan penyeludupan

semakain marak, sementara pemerintah pusat membat Myanmar mendekati

kebangkrutan. Kebijakan autarki juga membuat orang asing di Myanmar di usir

dan membatasi kunjungan wisatawan asing hanya selama tiga hari, dan setekah

tahun 1972, satu minggu. Bahkan bantuan organiasi asing dilarang, satu – satunya

bantuan kemanusiaan yang diperbolehkan hanya berdasarkan kerjasama antar

pemerintah. Selain itu, karena tekanan politik, banyak tenaga kerja terdidik pindah

ke negara lain.

Dia juga mengambil langkah untuk mata uang : pada tahun 1963, ia

mengeluarkan dekret yang menyatakan bahwa uang 50 dan 100 kyat tidak lagi

menjadi alat pembayaran yang sah, dengan alasan uang tersebut ditimbun oleh

pelaku pasar gelap dan juga digunakan untuk membiayai berbagai

pemberontakan. Meskipun kompensasi diberikan, kebijakan ini menghilangkan

tabungan yang dimiliki rakyat dalam waktu sekejap.

Pada tahun 1987, atas rekomendasi dari seseorang peramal yang

mengatakan nomor Sembilan pembawa keberuntungan. Ne Win memerintahkan

penarikkan dari beberapa uang dengan denominasi besar dan digantikan dengan

denominasi 45 dan 90 kyat. Kedua angka tersebut habis dibagi Sembilan. Banyak

rakyat Myanmar yang menabung uang lama dalam jumlah besar kehilangan

Universitas Sumatera Utara


seluruh tabungannya. Hal ini membuat ekonomi Myanmar makin terpuruk. Ne

win terkenal karena Kepercayaannya akan numerology dan yadaya (ritual dan

mantra yang dilakukan untuk menangkal kesialan). Ketika peramal

memperingatkan bahwa mungkin aka nada pertumpahan darah, ia langsung

berdiri di depan cermin dan menginjak – injak daging untuk mensimulasikan

darah kemudian menembak dirinya sendiri di cermin untuk mencegah

kemungkinan dari upaya pembunuhan.

Ne Win mengundurkan diri sebagai ketua partai Program Sosialis Birma pada

23 Juli 1988 saat puncak pemberontakan melawan rezim, dan kira kira satu tahun

setelah PBB menyatakan Burma “Negra Tidak Berkembang”.

• Sentimen Anti Tiongkok

Meskipun dia keturuanan Tionghoa, Ne Win menekan etnis Tionghoa di

Myanmar. Ne Win menekankan etnis Tionghoa di Myanmar. Pada Februari 1963,

Undang – Undang Nasionalisasi Perusahaan disahkan, sehingga terjadi

nasionalisasi besar – besaran untuk semua industry besar dan melarang

pembentukan pabrik – pabrik baru. Undang – Undang ini mempengaruhi banyak

industrialis dan pengusaha, terutama warga tanpa kewarganegaraan penuh.

Program kan izin usaha, dan praktek keokteran. Kebihjakan tersebut

menyebabkan eksodus etnis Tionghoa ke Negara lain.

• Pemberontakan 88

Meskipun selalu ditumpas, protes sporadic terhadap pemerintah terus

berlanjut. Mahasiswa memimpin unjuk rasa pada thaun 1965, Desember 1969,

Universitas Sumatera Utara


dan Desember 1970. Demontrasi ini berlangsung terutama di kampus – kampus

yang terletak di kota Yangon, Mandalay dan Moulmein dan sering berakhir

dengan penutupan universitas dan perguruan tinggi . pada bulan Juni 1974, buruh

dari lebih dari 100 pabrik diseluruh Myanmar ikut serta dalam mogok kerja.

Reaksi pemerintah akan hal itu dengan dengan menembak sekitar 100 buruh dan

mahasiswa pada tanggal 6 Juni 1974 di pabrik tekstil Thamaing dan Dermaga

Sinmalaik di Yangon. Karena Ne Win saat itu berada di Australia untuk

kunjungan kenegaraan, tidak jelas penembakan tersebut atas perintah dari siapa.

Pada 5 Desember 1974, pemakaman mantan Sekretaris Jenderal PBB U Than

berubah menjadi demontrasi, karena pemerintah tidak memberikan pemakaman

kenegaraan bagi U Thant.

Mahasiswa di seluruh Yangon bernjuk rasa kembali pada juni 1975 dalam

rangka memperingati satu tahun mogok kerja sebelumnya. Unjuk rasa juga terjadi

pada bulan Maret 1976, September 1987, Maret dan Juni 1988. Di bulan Agustus

dan September 1988, demontrasi ini berubah menjadi pemberontakan 1988. Pada

tanggal 18 September 1988, militer yang dipimpin oleh Jenderal Saw Maung

memupus harapan untuk demokrasi dengan menumpas pemberontakan secara

brutal. Hal ini diyakini bahwa Ne Win, meskipun telah pension, telah mengatur

kudeta dari balik layar.

Selama sekitar sepuluh tahun, Ne win tetap menghindari perhatian publik

tetapi berpengaruh di Junta militer. Setelah tahun 1988, pengaruh Ne Win di Junta

mulai berkurang. Pada tanggal 4 Maret 2002, dugaan persengkongkolan untuk

menggulingkan Junta oleh menantu Ne Win Aye Zaw Win, suami dari putri

kesayangan Sandar Win terungkap. Ne Win dan Putrinya dijadikan tahanan

Universitas Sumatera Utara


rumah dan pada bulan September Aye Zaw Win dan ketiga anaknya ( Aye Ne

Win, Kyaw Ne Win dan Zwe Ne Win ) dinyatakan bersalah melakukan

pengkhianatan dan dihukum mati. Aye Zaw Win dibebaskan pada Athun 2011

dan Aye Ne Win dan Kyaw Ne Win dibebaskan pada Tahun 2013. 55

2. Jenderal Maung Maung tahun 1988 – 1989

Meskipun masih berlatar belakang militer, namun kebijakan Jenderal

Maung Maung lebih cenderung bersifat demokratis. Hal tersebut menjadi sebuah

ancaman bagi kekuasaan junta militer dikursi pemerintahan, sehingga pada

akhirnya terjadi kudeta untuk kedua kalinya oleh Jenderal Saw Maung pada 19

September 1988.

Junta militer dibawah kepemimpinan Jenderal Saw Maung berstatus state

Law and Orde Restoration Council (SLORC). Dibawah kepemimpinan Maung

Maung, Kebijakan yang dikeluarkan cenderung membawa perubahan bagi

Myanmar, menjadi lebih terbuka dengan Negara lain terutama dalam bidang

ekonomi dan militer. Namun pada 23 April 1989, Maung maung mengundurkan

diri dari jabatannya sebagai kepala Negara sekaligus pemimpin SCLOR dan

memilih Jenderal Saw Maung sebagai Penggantinya. Diawali kepemimpinannya,

Jenderal Than Shwe merubah nama State Law and Order Restoration Council

menjadi State Peace and Development Council. 56

3. Jendral Saw Maung 1989 – 1992

55
Rena Pederson, Op.Cit, hal 126-130.
56
Ibid. Hal 132.

Universitas Sumatera Utara


Jenderal Saw Maung dengan Kepala dinas Intelijennya Mayor Jenderal

Khin Nyunt berjanji melaksanakan PEMILU tanggal 27 Mei 1990. Pada bulan

Mei 1989, rezim Saw maung mengubah nama Republik Burma menjandi

Myanmar dan mengganti nama Ibukota Rangoon menjadi Yangoon. Perubahan ini

bertujuan untuk memberi kesan bahwa Myanmar bukan hanya milik suk Burma,

namun juga suku – suku lain yang ada Myanmar. Pemilu yang direncanakan

ditujukan untuk mempromosikan Myanmar ke dunia Internasional dengan

harapan memperoleh investasi. Rakyat menganggap rencana itu secara sungguh –

sungguh, sehingga lahirlah 93 partai politik yang siap untuk mengikuti pemilu.

Hasil pemilu menunjukkan bahwa Liga Nasional untuk Demokrasi (LND)

yang dipimpin Aung San Suu Kyi, Aung meraih 392 Kursi dari 485 kursi yang

ada. Namun hasil pemilu tersebut ditolak oleh rezim militer yang berkuasa dan

tidak mau menyerahkan kekuasaan.

Sikap keras militer membawa Myanmar dalam perpecahan yakni dengan

terbentuknya National Coalition Government of The Union of Burma (NCGUB),

suatu koalisi antara tokoh suku Burma, Karen dan Kachin yang berkedudukan di

Manerplaw, kota di dekat perbatasan Muangthai. NCGUB dipimpin oleh suatu

triumvirat yang terdiri dari Sein Win (ketua), Jenderal Bo Mya ( tokoh suku Karen

), dan Brang Seng ( tokoh suku Kachin ).

Pertentangan antara rakyat yang menginginkan demokrasi dengan

penguasa militer Myanmar semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan terjadinya

serangan besar-besaran baik terhadap suku Karen maupun Rohingya. Pada tanggal

23 April 1992, Jenderal Saw Maung digulingkan oleh Jenderal Than Shwe, dan

Universitas Sumatera Utara


segara menyerukan kepada kelompok – kelompok etnis yang terlibat perang untuk

meletakkan senjata dan bergabung dalam rezim tersebut. 57

4. Than Shwe tahun 1992 – 2010

Wajah dan nama Than Shwe tidak banyak dikenal orang diluar Burma,

kecuali mereka pernah melihatnya di daftar peringkat “Diktator Paling Buruk di

Dunia” di majalah Parade 2013, Than Shwe berada di peringkat 4. Than Shwe

berada di jajaran atas tokoh pembunuh internasional. Rekam jejaknya

menunjukkan dia memberikan izin kepada tentara untuk menyerang penduduk

desa dan menyebabkan hampir setengah juta orang terusir dan kehilangan rumah.

Dia adalah orang yang memerintahkan menyerang Aung San Suu Kyi di

Depayin. Dia memberikan izin untuk memenjarakan dan menyiksa ribuan

pendukung demokrasi. Dia juga orang yang memerintahkan menyiksa para biksu

yang memprotes kondisi Negara yang memberuk. Dia adalah orang yang

bertanggung jawab atas penggunaan ranjau darat di area-area sipil, pemerkosaan

ribuan orang wanita etnis, dan dokumentasikan oleh kelompok-kelompok hak

asasi manusia yang tidak berdaya menyeret Than Shwe ke pengadilan

Internasional, sebagian besar karena China menggunakan hak vetonya di Dewan

Keamanan PBB untuk melindunginya.

• Pemindahan Ibukota

Pada 2006, Than Shwe Secara mendadak memindahkan lokasi

pemerintahan dari Rangoon ke Ibukota yang baru yang dibangun diam – diam di

100 mil arah Utara Rangoon. Kota ini dibangun dengan biaya milliaran dolar dan
57
http://coret-coret27.blogspot.co.id/2016/01/perjuangan-myanmar-menegakkan-demokrasi.html

Universitas Sumatera Utara


ukurannya sepuluh kali luas Singapura. Labirin bangunan parlemen dan rumah

pribadi yang mewah adalah wilayah steril, kombinasi dari Xanadu Kublai Khan

dan Eagle’s Nest Hitler di istana Berchtesgarden, sebuah tempat untuk

menjalankan kekuasaan sekaligus tempat retreat bagi penguasa.

• Genosida

Mereka yang belum pernah melihat korban pembunuhan dan kebanyakan orang

belum, mungkin akan sulit membayangkan kematian ratusan orang dalam satu

waktu, namun dibawah rezimThan Shwe pembunuhan besar-besaran menjadi

perintah harian. Kelompok-kelompok minoritas etnis khususnya orang Kristen

atau muslim sering dijadikan sasaran pembantaian. Dibawah perintah Than Swe,

Tatmadaw atau junta dikirimkan untuk “mem-Burma-kan” Negara dengan paksa.

• Turunnya Than Shwe

Setelah banyaknya mendapat kecaman dari dunia Internasional atas segala

hal – hal pelanggaran seperti HAM selama kepemimpinannya dan juga masih

menjadi tahanan rumahnya Aung San Suu Kyi, Than Shwe mulai khawatir dan

akhirnya membebaskan Aung San Suu Kyi pada tahun 2010 tepatnya tanggal 13

November, tidak lama setelah itu pada bulan Maret 2011, mantan Perdana Menteri

Thein Sein dicalonkan oleh parlemen untuk menjadi Presiden dan terpilih dengan

91 persen suara, yang mengakhiri masa kepemimpinan Than Shwe. 58

58
Rena Pederson, Op.Cit, Hal 306-309.

Universitas Sumatera Utara


2.2. Profil Aung San Suu Kyi

Nama Lengkap : Daw Aung San Suu Kyi

Profesi : Aktivis

Agama : Budha

Tempat Lahir : Rangoon (sekarang Rangoon)

Tanggal Lahir : Selasa, 19 Juni 1945

Warga Negara : Burma

Jabatan :Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri, Menteri

Kerumahtanggaan Presiden,dan Menteri Pendidikan dan

Tenaga Listrik (dilantik pada 30 April 2016)

Pendidikan : Universitas Delhi, St Hugh’s College Oxford, Universitas

London

Ayah : Aung San

Ibu : Khin Kyi

Suami : Michael Aris

Anak : Alexander, Kim 59

59
http://biografiteladan.co.id/2011/11/biografi-aung-san-suu-kyi.html . Diakses pada 22 Januari pukul 10.39
WIB.

Universitas Sumatera Utara


Aung San Suu Kyi lahir 19 Juni 1945, dari perkawninan Ma Khin Kyi

(Daw Khin Kyi), seorang perawat senior, dengan Aung San, Komandan pasukan

Kemerdekaan Burma.Ayahnya adalah pendiri angkatan bersenjata Burma dan

salah satu yang ikut dalam perundingan untuk kemerdekaan Burma dari jajahan

Inggris di tahun 1947. Suu Kyi sendiri adalah anak ke 3, namanya berasal dari 3

nama: Aung San dari bapak, Kyi baru berusia 2 tahun, Jenderal AUng San

terbunuh oleh lawan politiknya. Setelah itu, Daw Khin Kyi, ibunya: menjadi

tokoh publik yang memimpin Badan Perencanaan & Kebijakan Sosial. Di tahun

1960, Daw Khin Kyi menjadi Duta Burma di India. Hal ini membuat Suu Kyi ikut

pindah dan tinggal di New Delhi dan bersekolah di sana ( di Lady Shri Ram

College). 60

Masa Study Yang Menempa Suu Kyi

Pada kurun waktu 1964 sampai 1967, Suu Kyi studi dan memperoleh gelar

BA di bidang Filosofi, Politik dan Ekonomi di Universitas Oxford. Waktu itu

yang menjadi semacam orangtua asuhnya adalah bekas Duta Inggris di India. Di

situ, dia bertemu Michael Aris, mahasiswa peradaban/budaya Tibet; yang kelak

menjadi suaminya. Sukyi sempat kuliah di New York 1969-1971, tetapi kemdian

berhenti untuk magang sebagai Asisten Sekretaris di PBB dan terlibat di berbagai

kegiatan sukarela di RS, seperti membaca dan menemani pasien. Di tahun 1972,

Januari Suu Kyi akhirnya menikah dengan Michael Aris tsb. Pada saat Michael

melamarnya, dia mengajukan semacam syarat, bahwa apabila negaranya

membutuhkannya, dia harus kembali, Michael menyetujuinya.

60
http://www.sejarah-negara.com/sekilas-tentang-sosok-aungsan-suu-kyi/. Diakses pada 1 Januari 2017
pukul 13:20 WIB.

Universitas Sumatera Utara


Mereka kemudian berangkat ke Bhutan, dan menjadi pengajar pada

keluarga kerajaan dan memimpin Departemen Penerjemah di Kementerian Luar

Negeri. Setahun kemudian (1973), Suu Kyi melahirkan anak pertama mereka,

Alexander, di London; disusul oleh anak kedua, Kim, tahun 1977, yang lahir di

Oxford. Selama 16 tahun Suu Kyi hidup sebagai ibu rumah tangga. Ketika

membesarkan anak-anaknyanya, suu kyi mulai menulis, membuat penelitian

untuk riwayat hidupnya bapaknya dan membantu Michael yang sedang

melanjutkan studi mengenai Himala & Tibet. Dimana anatara tahun ’85 ke ’86

Suu Kyi dan Michael harus berpisah sementara tugas dan studi; dan setelah itu,

dapat tinggal bersama lagi tahun 1987.

Menjadi Tahanan Rumah

Pada akhir Maret 1988 Suu Kyi memperoleh kabar bahwa ibunya stoke.

Ini membuat Suu Kyi segera pulang ke Rangoon (sekarang disebut Yangon) untuk

merawat ibuya. Pada tahun yang sa,a, Diktator militer Burma bernama Jenderal

Ne Win yang berkuasa sejak 1962, mengundurkan diri. Sejak itu, Burma bergolak

dengan berbagai demomtrasi yang mengakibatkan terbunuhnya ribuan orang oleh

militer. Dibulan Agustus, Suu Kyi mulai melakukan gerakan politik, melalui

pengiriman surat resmi meminta pemilu multi partai, menyampaikan pidato

menuntut pemerintahan yang demokratis; tetapi pemerintah justru menanggapi

dengan mengeluarkan Undang-Undang yang melarang adanya kumpulan orang.

Hingga penangkapan dan hukum diperlukan tanpa melalui peradilan. Akhirnya

pada bulan September, sebuah partai politik bernama Nasional League for

Democracy/ NLD atau Liga Nasional untuk Demokrasi dibentuk, dengan Suu Kyi

sebagai sekjen.

Universitas Sumatera Utara


Di masa-masa ini, ibunya berjuang melawan penyakit hingga akhirnya

meninggal dibulan Desember. Pada saat itu ibunya dimakamkan, Suu Kyi

menyatakan bahwa sebagaiman Ayah dan Ibunya, dia juga akan melayani dan

berjuang untuk Burma, hingga akhir hayatnya. 61 Sampai bulan Juli, dia terus

berkampanye menuntut berbagai bentuk kekerasan yang dilakukan oleh tentara,

seperti pemenjaraan para aktivis dan penahanan. Sementara itu junta atau

penguasa militer menyatakan bahwa Suu Kyi dilarang ikut dalam pemilu. Tanggal

20 Juli 1989, Suu Kyi dinyatakan sebagai tahanan rumah tanpa melalui proses

peradilan. Michael, suaminya, terbang ke Rangoon dan menemui Suu Kyi yang

sedang melakukan mogok makan sebagai protes atau perlakuan buruk terhadap

para mahasiswa di penjara. Dia ingin masuk penjara saja dengan para mahasiswa

tersebut. Mogok makan ini berakhir setelah pemerintah memenuhi janjinya untuk

memperlakukan para mahasiswa dengan baik. 62

Pemilu kemudian berlangusng di tahun 1990 dam Partai NLD yang

dipimpin Suu Kyi memenangkan pemilu dengan 82 persen kursi untuk parlemen

(DPR). Tapi pemerintah berkuasa menolak hasil ini. Di saat-saat itu, mata dunia

tertuju ke Burma dan Suu Kyi memperoleh berbagai penghargan, seperti

penghargaan HAM, khusunya penghargaan Perdamaian Nobel di tahun 1991 oleh

Norwegia. Penghargaan ini diterima oleh kedua anaknya sebagai wakil Suu Kyi

pada hari HAM 10 Desember, di Oslo, Suu Kyi menolak untuk berangkat dan

memilih untuk tetap menjadi tahanan rumah, daripada menerima tawaran

meninggalkan Burma dan meninggalkan perjuangan politiknya. Di tahun 1992,

Suu Kyi mengumumkan bahwa uang hadiah Nobel Perdamaian sebesar 1,3 juta

61
ibid
62
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


Dollar akan digunakan untuk membangun lembaga untuk kesehatan dan

pendidikan rakyat Burma, pemerintah militer Burma tidak bergening, meski

seluruh dunia, termasuk komisi Hak Asasi Manusia PBB maupun team Nobel

Perdamaian terus menyerukan pembebasan Suu Kyi. 63

Dibebaskan Tapi Ditahan Kembali

Tahun 1995, akhirnya Suu Kyi dibebaskan dari tahanan rumah setelah 6

tahun menjalani tahanan rumah. Tapi itu tidak berarti dia bebas melakukan

berbagai aktivitas. Kegiatan partainya tetap dibatasi, beberapa anggota diserang

dan dipenjarakan, Suu Kyi tidak berani kembali ke Inggris untuk menemui

keluarganya, bahkan keamanan dirinya sangat dikhawatirkan; tidak ingin

pembunuhan ayahnya terulang kepada dirinya. 64

Media internasional terus mengikutinya, dan popularitasnya tidak

terbendung di dalam maupun diluar Burma. Bahkan saat penulis (Dina Lt.)

mengikuti konprensi perempuan sedunia ke 4 di Beijing tahun 1995, Suu Kyi

dapat sampai ke konperensi Forum LSM di Huairou, yang berisi Keynote/catatan

kunci. Para aktivis perempuan yang mengiktui Konperensi ini sebenarnya sangat

mengaharapkan kehadirannya, tapi cukup puas dengan memandang dirinya di

layar lebar video ruang Konperensi. Video ini sebenarnya adalah hasil seludupan.

Hujan deras yang mengawali Konperensi saat itu dibuka dengan catatan kunci

bertemakan”Toleransi”, sekaligus bertepatan dengan tahun 1995 sebagai tahun

toleransi internasional.

63
Ibid.
64
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


Tetapi tahun 2000, kembali Suu Kyi ditahan, dilepas kembali 2002,

ditahan kembali 2003. Pemerintah militer (Junta Militer) selalu mempunyai alasan

untuk menahannya kembali. Baru pada 13 November tahun 2010 dia benar-benar

bebas. Dari 21 tahun hidup di Burma, 15 tahun Suu Kyi, keluarganya dan rakyat

Burma. Suu Kyi juga beberapa kali memgalami gangguan kesehatan. 65

Menang Pemilu Dan Melakukan Tour

Setelah kebebasannya di 2010, Suu Kyi memulai kunjungan ke daerah-

daerah yang merupakan basis dari partainya. Dia semakain disorot oleh media,

terutama ketika Hillary Clinton (MENLU AS) mengunjunginya dibulan Desember

2011. Kepala Negara pertama yang bertemu Suu Kyi setelah dibebaskan adalah

Perdana Menteri Thailand, anaknya, Kim, juga mengunjunginya berkali-kali,

bahkan menemaninya di saat kunjungan ke daerah.Pada 1 April 2012, partainya

(NLD) memenagkan pemilu, sehingga dia berhasl duduk menjadi anggota Majelis

Rendah untuk parlemen Burma. NLD memenangkan 43 dari 45 kursi, dan

kemenangan ini diakui oleh Komite Pemilihan Burma.

Pada bulan Juni 2012, Suu Kyi kemudian melakukan perjalanan 2 minggu

ke Negara-negara eropa yang memang sudah sangat menanti kedatangannya.

Termasuk ke Norwegia untuk menerima secara resmi penghargaan Nobel

Perdamaian, amupun menerima penghargan dari Oxford University, tempat Suu

Kyi dulu studi. Pidatonya di dua tempat ini sangat terkenal dan diliput secara luas

oleh media diseluruh dunia.Tour ini sangat berhasil menyebarkan pikiran-

65
Rena Pederson, Op.Cit, Hal 203.

Universitas Sumatera Utara


pikirannya dan membuatnya kembali pulang ke Burma dengan sambutan layaknya

Kepala Negara sehingga membawa Suu Kyi ke posisi di atas saat ini. 66

66
https://suaraperempuanpesada.worpress.com/2012/06/30/aung-san-suu-kyi-perempuan-burma-yang-
berjuang-dalam-diam-dan-damai/ .Diakses pada tanggal 2 Januari 2017 pukul 20:04 WIB

Universitas Sumatera Utara


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Sistem Negara Myanmar dibawah kepemimpinan junta militer

Myanmar atau lebih dikenal dengan Republic of Myanmar, sebelumnya

bernama Union of Myanmar merupakan salah satu negara yang belum

menjalankan pemerintahan demokratis di Asia Tenggara sampai tahun 2011

setelah diperintah oleh rezim junta militer Tatmadaw sejak tahun 1962.

Pemerintahan militer Myanmar dimulai sejak kudeta militer yang dilakukan oleh

Jenderal Ne Win. Munculnya kekuatan militer dalam sistem politik Myanmar

menggeser pelaksanaan sistem demokrasi parlementer yang telah diterapkan di

Myanmar sejak kemerdekaannya dari Inggris tanggal 4 Januari 1948. 67

Semenjak adanya peralihan kekuasaan kepada militer ini, seluruh aspek

kehidupan yang ada di Myanmar diambil alih oleh militer baik dari segi politik,

pemerintahan dan ekonomi. Pendapat ini dikemukakan oleh Davis I. Steinberg

yang menyebut Myanmar sebagai the most monolithically military-kontrolled in

the world. Hal ini disebabkan kondisi pemerintahan Myanmar yang sangat

dikendalikan oleh militer sejak tahun 1962. 68Dalam menjalankan

pemerintahannya, junta militer yang dipimpin oleh Jenderal Ne Win membuat

Myanmar cenderung menutup diri dari pihak asing sesuai dengan kebijakan

isolasi yang diterapkannya. Pemerintah militer juga menerapkan ideologi

sosialisme dengan istilah Burmese Way to Socialism sebagai dasar bagi sistem

67
Tom Kramer, “Ending 50 years of Military Rule? Prospects for Peace, Democracy and Development in
Burma” (Norwegian Peacebuilding Resource Centre (NOREF) Report, November 2012), hal 4
68
M. Adian Firnas, “Prospek Demokrasi di Myanmar”, Jurnal Universitas Paramadina, Vol.2 No.2 (2003) : hal
130

Universitas Sumatera Utara


politik dan ekonomi. Selain itu, pemerintah hanya mengakui adanya satu partai

politik yang bernama Burmese Socialist Program Party (BSPP) atau Partai Lenzin

dengan mayoritas anggotanya adalah golongan militer serta menghapus semua

partai oposisi yang ada di negaranya.

Kendali penuh militer dalam politik juga terihat pada pemilu yang

dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 1990. Pemilu tersebut diadakan oleh

pemerintah Myanmar untuk meredam aksi demonstrasi yang terjadi tahun 1988

dan untuk menanggapi surat terbuka yang disampaikan oleh Aung San Suu Kyi,

tokoh demokratisasi Myanmar pada tanggal 15 Agustus 1988. Aung San Suu Kyi

dan tokoh pro demokrasi lainnya lalu membentuk sebuah partai yang bernama

National League for Democracy (NLD). Mereka melakukan kampanye untuk

mendapatkan dukungan dari masyarakat Myanmar yang juga menginginkan

perubahan dalam sistem perpolitikan di negaranya. Hasilnya partai NLD

memperoleh suara sebesar 80,82 persen dan menang mutlak atas partai State Law

and Order Restoration Council (SLORC) pemerintah junta militer. Pemerintah

junta militer mengabaikan hasil pemilu dan malah melakukan penahanan terhadap

Aung San Suu Kyi dan beberapa tokoh pro demokrasi lainnya. Mereka dianggap

sebagai pemberontak dan penyebab dari ketidakstabilan politik yang terjadi di

Myanmar. 69

Selanjutnya dalam bidang ekonomi, kendali pemerintah junta militer

terlihat dalam pengambilan keputusan ekonomi tanpa memperhatikan nasib rakyat

Myanmar. Pada tahun 1998 pemerintah junta mengeluarkan kebijakan mengenai

69
Rani Anggia Puspita, “Peranan Aung San Suu Kyi dalam Memperjuangkan Demokrasi di Myanmar Tahun
1988-2012”(Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2013),hal 3.

Universitas Sumatera Utara


penurunan nilai mata uang yang menyebabkan uang kertas bernilai besar tidak

berlaku lagi. Hal ini menyebabkan banyak masyarakat Myanmar kehilangan

tabungan yang mereka miliki. Akibat peristiwa tersebut masyarakat Myanmar

mulai melakukan protes melalui demonstrasi yang dilakukan pada tanggal 18

Agustus 1998. Demonstrasi ini juga disebabkan oleh ketidakpuasaan masyarakat

terhadap pemerintah Myanmar yang dinilai gagal dalam memimpin Myanmar dan

adanya keinginanan dari masyarakat untuk melakukan perubahan sistem

pemerintahan menuju sistem demokrasi. 70

3.1.1. Kondisi negara di bawah pemerintahan junta militer

Myamar merupakan Negara yang terletak di kawasan Asia Tenggara dan

telah menjadi salah satu anggota ASEAN sejak tahun 1967. Berdasarkan letak

geografisnya Myanmar berada di Kawasan Asia Tenggara dan dikelilingi oleh

lima negara dengan keanekaragaman yang berbeda-beda, kelima Negara tersebut

adalah Cina, Bangladesh, Thailand, Vietnam dan India. Negara yang dulu

bernama Burma ini dipimpin oleh rezim militer yaitu Junta Militer. Militer

berkuasa di Burma sejak Jenderal Ne Win memimpin kudeta yang menggulingkan

pemerintahan demokratis dibawah U Nu, pada tahun 1962. Sejak dipimpin oleh

rezim diktator rakyat Myamar hidup dalam dalam penderitaan, hal ini

menyebabkan banyak perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Myanmar sendiri

terhadap pemerintahan Junta militer yangberkuasa. Rakyat Burma tidak tahan

hidup dibawah ancaman senjata. Protes terhadap pemerintahan Junta militer

70
Mohamad Faisol Keling et all, “A Historical Approach to Myanmar’s Democratis Process”, Journal of Asia
Pacific Studies, Vol 1 No 2 (2010) : hal 141-142.

Universitas Sumatera Utara


meledak pada tahun 1988 ketika demonstrasi pro demokrasi besar-besaran pada 8

Agustus 1988 dan mulai di kenal dengan 8888. 71

Politik Luar Negeri Myanmar dipengaruhi beberapa faktor penting. Pertama

adalah sejarah. Sejarah Myanmar, dulu disebut Burma, penuh dengan perang yang

nyaris tanpa henti. Proses pembentukan Myanmar secara tradisional berlangsung

ditengah peperangan antar kelompok. Disamping itu, Myanmar dimasa lalu juga

berhadapan dengan invansi dari luar yang dilakukan oleh pasukan Mongol, Cina

dan juga Inggris. Kedua, pada era modern Myanmar berhadapan dengan kekuatan

imperialis Jepang dan nyaris tak pernah luput dari perang saudara. Kondisi perang

terus menerus ini membuat konsepsi keamanan nasional dipenuhi beban upaya

mempertahankan kesatuan nasional dari ancaman dalam dan luar negeri. Ketiga,

menurut Than adalah geografi. Myanmar dikelilingi lima Negara dan dua

diantaranya adalah Negara etnis, budaya, dan agama walaupun didalamnya

terdapat satu etnis dominan, Bamar, yang merupakan 69persen dari seluruh

penduduk Myanmar.

Rezim Junta militer yang berkuasa di Myanmar sejak tahun 1962 sering

mendapat kecamanan dari dunia internasional, hal ini dikarenakan banyaknya

kebijakan-kebijakan serta perilaku Junta militer yang dianggap telah melakukan

pelanggaran Hak Asasi Manusia. Beberapa kasus pelanggaran Rezim Junta militer

yang berkuasa di Myanmar sejak tahun 1962 sering mendapat kecaman dari HAM

yang dilakukan oleh Junta militer seperti:

71
http://www.vhrmedia.com/berita-suara.phpri, diakses pada 2 Maret 2017 pukul 13.08 WIB.

Universitas Sumatera Utara


- Tindakan reprensif Junta militer dalam pada tahun 1988 dimana militer

menggilas para demontrans sehingga menewaskan 3000 orang.

- Pemberontakan etnis Karen, etnis minoritas terbesar kedua setelah Shan,

dihadapi dengan brutalisme tanpa ampun yang telah merenggut ribuan

jiwa.

- Kasus pemerkosaan yang melibatkan militer terhadap wanita etnis Shan.

- Pada tahun 1992, pembantaian terhadap suku Rohingnya yang merupakan

suku minoritas di Myanmar.

- Penahanan tokoh oposisi Aung San Suu Kyi tanpa proses pengadilan.

- Kekerasan terhadap demonstran yang kecewa terhadap kebijakan

pemerintah menaikkan harga BBM pada tahun 2007 72

Hal-hal seperti inilah yang seringkali membuat Myanmar dijatuhi sanksi

dari dunia internasional maupun embargo ekonomi dari berbagai Negara. Akan

tetapi sejumlah kalangan menilai sanksi itu tak banyak artinya bagi Junta. Karena

Junta militer tidak sedikitpun melakukan perubahan kearah yang lebih baik dan

malah berbalik menyalahkan pihak-pihak yang memberikan sanksi terhadap

mereka atas hancurnya perekonomian Myamar. Semenjak adanya kudeta yang

dilakukan oleh Jenderal Ne Win kepada pemerintahan U nu pada tahun 1962,

militer praktis memegang seluruh aspek yang ada di Myanmar. Tidak hanya

dalam aspek politik Junta militer berkuasa di Myanmar, Junta militer juga

mengambil alih penguasaan atas sektor ekonomi. Segala usaha perekonomian di

Myanmar dikuasai penuh oleh negara yang dalam hal ini adalah Junta militer.

Penguasaan atas akses ekonomi diawali dengan mengambil alih pengelolaan

72
Kompas, “Junta tembaki pemrotes”, diakses pada 3 Maret 2017 pukul 17.28 WIB.

Universitas Sumatera Utara


asset-aset kolonial Inggris, seperti perusahaan pelayaran, perkebunan, gedung dan

beragam industri lainnya. Pemerintahan Junta melakukan nasionalisasi terhadap

perusahaan asing. Rezim junta militer juga memiliki hak tanpa batas untuk

mempekerjakan rakyat dengan upah minimum untuk kepentingan bisnis

kelompok tersebut.

Kekuasaan Junta militer yang sangat besar terhadap perekonomian

Myanmar membuat Junta berhak mengambil keputusan ekonomi tanpa

mempedulikan nasib rakyatnya, seperti: mengumumkan bahwa lembaran uang

kertas yang bernilai besar tidak lagi berlaku sehingga menghancurkan tabungan

masyarakat yang mengakibatkan demonstrasi 1988. Demonstrasi yang terjadi

pada tanggal 18 Agustus 1988 ini digerakkan oleh mahasiswa dan telah menelan

korban hingga 3000 demonstran. Pada tahun 2007 pemerintah Junta militer

membuat kebijakan yang sangat berani dengan mengumumkan kenaikan harga

BBM sebesar 500persen. Kebijakan tersebut juga memancing kemarahan

masyarakat Myanmar yang berdampak pada adanya aksi demonstrasi. Semula

aksi demonstrasi yang dimulai pada Agustus 2007 ini berjalan dengan secara

damai. Namun, demonstrasi ini berubah menjadi tragedi berdarah. 73

Demonstrasi ini diikuti 100.000 orang dan 20.000 orang diantaranya

merupakan biksu. Tanggal 26 September 2007 militer memukul, melontarkan gas

air mata, dan melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan biksu dan

warga sipil di Yangon. Dalam peristiwa ini setidaknya 4 orang yang termasuk 3

biksu tewas dan 100 orang cedera. Sejak Junta bertindak keras kepada demonstran

dalam tiga hari terakhir, setidaknya 13 orang tewas dalam peristiwa tersebut

73
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


termasuk seorang wartawan kantor berita APF News Jepang Kenji Nagai. Hal ini

memicu kekhawatiran akan terjadi aksi berdarah seperti yang terjadi pada tahun

1988 yang menewaskan 3.000 demonstran. 74

Setelah banyaknya kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Junta

militer membuat Negara ini juga cenderung menutup diri dari pihak asing. Segala

sesuatu yang berasal dari luar Myanmar sangat dibatasi oleh Junta militer.

Termasuk membatasi arus infromasi dari media asing. Oleh karena itu pada

dekade tahun 1989 dan awal 1990 informasi-informasi yang berasal dari

Myanmar sangat sulit didapatkan. Hingga 2010 politik Myanmar dikenal dengan

politik Isolatif karena kecenderungannya yang tertutup kepada pihak luar. 75

Istilah Isolatif ini pertama kali digunakan tahun 1860, terkait politik isolasi

Amerika. Isolasionisme, tulis American Heritage Dictionary, merujuk pada suatu

kebijakan nasional yang absen dari hubungan ekonomi maupun politik negara-

negara lain. Isolasionisme menegaskan sikap yang tak mau intervensi, baik

terhadap militer maupun politik mancanegara. Tak mau ikut perang, tak mau

kirim serdadu ke negeri asing. Perekonomiannya pun proteksionis, semata-mata

perlindungan pada ekonomi domestik alias proteksionis. Karena itu isolasionisme

tak mau pusing semua yang terjadi di negara lain dan sebaliknya tidak mau dalam

negerinya diganggu atau direcoki oleh pihak luar. Jangan campuri urusan internal

negeri lain, urusan domestik cukup serahkan pada pihak masing-masing. 76

Sungguh unik melihat adanya Negara yang masih bersifat Isolasi pada era

globalisasi seperti sekarang ini. Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki
74
Ibid.
75
Ibid.
76
http://rpohan.wordpress.com/2008/03/02/isolasi/, 4 Maret 2017 pukul 13.15 WIB.

Universitas Sumatera Utara


hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan

antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan,

budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu

negara menjadi bias. Pada era globalisasi seperti sekarang ini Junta militer

Myanmar masih tetap mempertahankan politik isolatifnya. Berbagai sikap telah

ditunjukkkan oleh Junta militer, sejak dipimpin oleh rezim militer Junta melarang

adanya arus informasi yang keluar masuk Myanmar. Pemerintah militer pun

mempunyai hak untuk melakukan sensor terhadap pemberitaan-pemberitaan yang

akan dipublikasikan. Sehingga tingkat aspirasi rakyat dinegara ini pun menjadi

rendah. 77

Aktifitas-aktifitas yang dapat menentukan karakteristik suatu bangsa

seperti kebebasan berpendapat, kebebasan pers, pemilihan umum secara teratur

dan demokratis, penegakan hukum, hubungan legislatif dan eksekutif yang

seimbang. Keseluruh aktifitas tersebut mempunyai tingkat yang rendah di

Myanmar karena kediktatoran pemerintahan militer. Sehingga dikenalnya politik

isolatif Myanmar pada era kepemimpinan junta militer. 78

3.2 Kembalinya Aung San Suu Kyi ke Myanmar tahun 1988

Suu Kyi yang tinggal menetap di Inggris bersama dengan suami dan anak-

anaknya, Suu Kyi juga menjalani menjadi mahasiswi di Oxford saat itu, kembali

ke tanah kelahirannya Myanmar saat itu bukanlah karena Suu Kyi dari awal ingin

berpartisipasi dalam pemerintahan di Negara kelahirannya tersebut melainkan Suu

Kyi mendapatkan telepon dari keluarganya di Myanmar. Bibi Suu Kyi melalui
77
http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi, diakses 4 Maret 2017 pukul 12.15 WIB.
78
http://maspungky.multiply.com/journal/item/198, diakses 4 Maret 2017 pukul 12.30 WIB.

Universitas Sumatera Utara


telepon memberitahu bahwa ibu Suu Kyi kena serangan stroke yang parah

sehingga Suu Kyi harus pulang secepatnya ke Myanmar. Namun suami Suu Kyi,

Michael sendiri sudah mendapat firasat bahwa sejak itu kehidupan mereka akan

berubah.

Ketika ditanya tentang kepulangannya ke Myanmar pada saat itu, Suu Kyi

mengatakan dia tidak punya aspirasi politik saat pertama kali tiba di Rangoon. “

ketika saya sampai di Rangoon untuk merawat ibu saya, niat saya yang berbau

politik hanyalah membuka beberapa perputakaan mengenang ayah.” Dia

mengatakan kepada penguasa pada saat ditanya pada kunjungan sebelumnya ke

Myanmar pada tahun 1974. Mereka bertanya : Apakah Suu Kyi akan terlibat

dalam aktivis anti-pemerintah? Dia menjawab tidak , dan dia tidak ingin terlibat

dalam politik Burma ( sekarang Myanmar ) selama dia tinggal di luar negeri. Dia

memegang kata-katanya. Saat dia naik pesawat di Heathrow pada 1988, dia ingin

melakukan baktinya pada ibunya, dan kemudian kembali menemui suami, anak,

dan tesisnya di Oxford.

Namun ketika Suu Kyi sampai di Rangoon, situasinya sedang berbahaya.

Pada musim semi 1988 terjadi demonstrasi besar-besaran di Myanmar yang

dipimpin oleh Mahasiswa yang menuntut diberlakukannya sistem demokrasi.

Setelah kekuasaan diktator Jenderal Ne Win selama 20 tahun, rakyat di selutuh

negeri sangat menderita. Ne Win meniadakan Pemilu, membungkam pers,

memenjarakan pengkritiknya dan memaksa orang untuk melakukan kerja paksa.

Slogannya, “Sosialisme Ala Burma” menjadi jalan menuju keruntuhan.

Mahasiswa dari Institut Teknologi Rangoon turun ke jalan, merusak jendela

kapus dan menghancurkan lampu lalu lintas di Rangoon. Universitas ditutup dan

Universitas Sumatera Utara


mahasiswa dipulangkan. Pada saat yang sama penduduk desa di pedesaan mulai

memprotes kebijakan pemerintah yang mengharuskan mereka menjual hasil jerih

payah mereka dengan harga di bawah pasar, Myanmar mendidik oleh amarah di

mana-mana. Pada 16 Maret mahasiswa melakukan demonstrasi di Prome Road

dan dihadang di dekat Danau Inya oleh pasukan Lhon Htein. Banyak yang

dipukuli sampai tewas atau ditenggelamkan. Pasukan aparat menenggelamkan

mereka ke dalam danau, sedangkan para wanita di perkosa ramai-ramai.

Bukti penganiayaan pada Maret itu masih tampak jelas di Rumah Sakit

umum Rangoon saat Suu Kyi tiba untuk menjenguk ibunya pada April. Banyak

dokter, perawat, dan kerabat yang terluka bercerita kepada Suu Kyi tentang

keadaan negeri yang makin suram. Meskipun kekerasan masih berlangsung,

Michael dan anak-anak dating ke Rangoon bersama Suu Kyi pada musim panas

itu. Dengan sedikitnya harapan kesembuhan untuk Ibunya, Suu Kyi memindahkan

Khin Yi dari rumah sakit ke villa mereka yang sederhana di Danau Inya.

Masih di tahun 1988 tahun kepulangan Suu Kyi ke Myanmar, tepatnya

pada bulan Juli, jam malam diberlakukan yang membuat orang-orang menjadi

waspada. Konon akan ada pengumuman penting. Suu Kyi dan Michael Aris

duduk di depan radio di rumah ibunya pada tanggal 23 Juli tersebut. Jenderal Ne

Win mengejutkan seluruh negeri dengan mengumumkan bahwa dirinya

mengundurkan diri dari Ketua Sosialist Program Party dengan alasan ingin

menghabiskan lebih banyak waktu bersama anak dan cucunya. Dan yang lebih

mengejutkan, Ne win mengatakan bahwa akan diadakan referendum untuk

menentukan masa depan politik bangsa. Public yang kecewa dan marah tak bisa

Universitas Sumatera Utara


lagi dipandang remeh. Ini adalah momen dimana Suu Kyi mengambil keputusan

untuk maju dan turut ambil andil dalam perjuangan demokrasi di Myanmar. 79

3.2 KEPUTUSAN AUNG SAN SUU KYI MEMPERJUANGKAN

DEMOKRASI DI MYANMAR

Pada saat pidato pengunduran diri, Nie Win telah memperingatkan bahwa

jika ada lagi demonstrasi, “Kami akan menembak ke sasaran”. Kali ini dia

memenuhi perkataannya, ketika protes berlanjut, militer dan pasukan keamanan

menembak dengan tujuan membunuh. Penembakan dan penangkapan terus terjadi

sehingga terjadi pergolakan yang menyebabkan Sein Lwin “Sang Pemjagal”

mengundurkan diri dari jabatan Presiden yang diserahkan Ne Win pada 12

Agustus. Dia digantikan oleh Dr.Maung Maung, seorang ahli sejarah yang dikenal

sebagai “boneka”. Dia adalah sahabat Ne Win. Negeri itu sedang goyah.

Banyak demonstran pro-demokrasi yang ditembak adalah yang membawa poster

bergambar ayah Aung San Suu Kyi. Demonstrasi dilakukan di depan kedutaan

Amerika Serikat karena Amerika Serikat dianggap sebagai simbol demokrasi,

namun mereka yang berdemo di sana juga ditembak. Anatara tanggal 8 dan 12

Agustus, polisi dan pasukan militer Burma telah membunuh paling tidak 3.000

orang, dan mungkin bisa sampai 10.000 orang.

Para aktivis demokrasi mulai mendesak Suu Kyi untuk mengambil panji-

panji ayahnya. Dia kemudian berkonsultasi dengan enam mantan pemimpin

militer yang membangkang kepada Ne Win. Dia mempercayai penilaian para

Jenderal tua yang pernah menjadi anggota Tentara kemerdekaan Burma pada

79
Rena Pederson, Op.Cit, Hal 48-51.

Universitas Sumatera Utara


masa ayahnya. Pada zaman itu militer adalah institusi yang dihormati. Salah satu

orang yang diminta militer seharusnya tidak terlibat di dalam politik.

Pada awalnya U Kyi Maung tidak yakin Suu Kyi sudah siap untuk

memimpin. Kesan pertamanya adalah dia tampak masih terlalu muda dan pemalu.

Setelah berkali-kali diminta oleh orang-orang di pergerakan, dia akhirnya setuju

memimpin dalam gerakan demokrasi bersama Suu Kyi. Dia tahu bahwa Suu Kyi

masih membutuhkan bantuan. Veteran lain yang dimintai pendapat oleh Suu Kyi

adalah Jenderal U Tin Oo, yang terkenal sebagai Jenderal yang ditakuti oleh Ne

Win sehingga dia menjebloskan ke dalam penjara dengan tuduhan palsu sebagai

pengkhianat. Ketika U Tin Oo pertama kali bertemu Suu Kyi, dia terkejut dengan

sikap dan gerak-geriknya yang mirip dengan ayahnya. Jenderal U Tin Oo sendiri

yakain bahwa Suu Kyi adalah orang yang akan melanjutkan perjuangan ayahnya,

menurutnya Suu Kyi memiliki pikiran yang jernih dan “kepala yang kuat”.

Walaupun terjadi pertumpahan darah dan kekacauan, gerakan demokrasi

menemukan momentumnya dan membentuk struktur. Bahkan U Nu, perdana

menteri lemah yang diberhentikan Ne Win, bergabung dengan gerakan demokrasi

meskipun usianya sudah lebih dari 80 tahun. Suu kyi masih belum mengambil

peran utama. Kepemimpinan masih dipegang oleh orang-orang yang lebih

berpengalaman. Prioritas utamanya adalah merawat ibunya yang sekarat. Namun

diam-diam dia mendiskusikan peran politik yang lebih besar dengan suaminya.

Protes menjadi kegiatan hariandi Rangoon. Suu Kyi berkonsultasi dengan para

aktivis yang mulai sering berkumpul di rumahnya. Dia mengatakan bahwa mereka

perlu membuat sesuatu, bukan hanya melawan Ne Win.Pada saat yang sama, dia

menulis surat terbuka kepada pemerintah militer, mengusulkan pembentukan

Universitas Sumatera Utara


komite yang akan membawa Negara ke Pemilu multipartai. Dia memainkan kata-

kata Ne Win sendiri: “Jika kita harus memilih antara kebaikan partai dengan

kebaikan bangsa, maka kita harus mengutamakan kebaikan bangsa.” Lalu suu Kyi

menyampaikan pidato yang membuatnya masuk ke dalam pusat badai. Pada 24

Agustus, dia diminta menyampaikan beberapa patah kata di hadapan massa yang

berkumpul di luar Rumah Sakit Umum Rangoon, itulah saat pertama Suu Kyi

tampil dimuka umum. Para pemimpin militer mematai-matai massa di rumah sakit

dan segera berusaha mensabotase penampilan Suu Kyi berikutnya.

Orang-orang diberitahu bahwa Suu Kyi akan berbicara di tempat lain,

bukan di Pagoda Shwedagon. Kepala Intelijen Militer, KGB-nya Burma yang

dikenal sebagai “M-Eye”, Khyin Myint meluncurkan kampanye propaganda

terhadap Suu Kyi. Pamflet disebar, yang isinya menuduh Suu Kyi sebagai boneka

Negara Barat dan “pelacur genosidal.” Beberapa karikatur dirinya kelak

dideskripsikan oleh seorang jurnalis sebagai “sangat cabul”. Bahkan ada karikatur

yangv menggambarkan Michael sebagai Komunis Yahudi yang bekerja di

Moskow.Rencana terus dilanjutkan untuk memberikan pidato utama pada 26

Agustus. Lautan manusia berkumpul dibawah Pagoda Shwedagon yang dihormati

untuk mendengar putri sang Bogyoke berbicara. Menjelang siang hari, massa

diperkirakan lebih dari 500.000 orang..

Adalah tepat jika Aung San Suu Kyi membuat debut politik di Pagoda

Shwedagon, tempat suci di Burma. Shwedagon diyakini merupakan zedi atau

biara Buddha, bersepuh emas paling besar di dunia. Pagoda ini memiliki arti

penting bagi keluarga Aung San Suu Kyi dan gerakan demokrasi. Pada Januari

194, Jenderal Aung yaitu ayah dari Suu Kyi, berpidato di depan massa yang tak

Universitas Sumatera Utara


terlalu banyak, menuntut “Merdeka Sekarang!”dari penjajahan Inggris di stupa

ini, dengan mengadakan pemogokan umum. Empat puluh dua tahun kemudian,

putrinya berpidato di depan massa yang jauh lebih banyak di paviliun emas,

menuntut perubahan secara damai. Meskipun ada rumor aka nada upaya

pembunuhan, mungkin dirancang oleh intelijen militer, namun Suu Kyi tak mau

menggunakan rompi anti peluru saat berpidato di pagoda emas.Suu kyi berbicara

terus terang tentang kritik personal junta kepada dirinya: “ adalah benar bahwa

saya tinggal di luar negeri. Adalah benara bahwa saya menikah dengan orang

asing. Fakta ini tidak akan mengurangi atau menghilangkan cinta dan pengabdian

saya bagi Negara ini.”

Pada 18 september, kurang dari sebulan setelah pidato Shwedagon yang

terkenal, undang-undang darurat perang diberlakukan lagi. Kejadian yang lebih

mengejutkan, Jenderal Saw Maung yang menjabat panglima tentara dan bekerja

sama dengan Ne Win di kesatuan panglima tentara dan pernah bekerja sama

dengan Ne Win di kesatuan Fourth Burma Rifles pada masa perang,

mengumumkan bahwa militer mengambil alih pemerintahan

militer/otoritarian/sosialis Ne Win. Dia mengatakan bahwa rezim militer yang

baru tidak akan mempertahankan kekuasaan dalam waktu yang lama. Namun

rakyat tidak yakin, terutama karena Saw Maung terus bertindak keras terhadap

kelompok massa yang memprotes dugaan adanya kudeta tersebut. Diperkirakan

dalam pembubaran itu 1.000 demostran tewas.

Pada pagi hari saat “kudeta” militer 18 September itu, ratusan tentara

mengepung rumah Suu Kyi. Truk-truk bermuatan senjata sudah disiapkan untuk

menutup pintu gerbang. Suu Kyi, Michael, dan sejumlah aktivis demokrasi yang

Universitas Sumatera Utara


sedang mengadakan rapat disana terkurung. Beberapa aktivis ingin merespons

dengan senjata yang dapat mereka gunakan dan siap membongkar sepedanya

untuk membuat senjata semacam panah dari jeruji sepeda. Namun Suu Kyi

bersikeras agar mereka berpegang teguh pada prinsip tanpa kekerasan. Dalam hal

ini dapat dilihat bahwa Suu Kyi benar-benar menjunjung tingga ajaran Buddha

yang mengajarkan nilai-nilai kedamaian dalam mencapai tujuan tanpa kekerasan

seperti yang dilakukan Mahatma Gandhi juga.Setelah dua hari yang

menegangkan, tentara meninggalkan rumah Suu Kyi. Misi mereka sudah tercapai

: rezim baru yang menguasai seluruh negeri.Suu Kyi mengirimkan surat kepada

persatuan Bangsa-Bangsa: “saya meminta setiap Negara di dunia mengakui bahwa

rakyat Burma telah dibungkam tanpa alasan yang benar.” Namun surat tersebut

tidak mendapatkan respon.

Jenderal Saw Maung mengumunkan bahwa pemerintah berkuasa akan

disebut dengan State Law and Order Restoraction Council (SLORC), namun

nama itu tidak bisa membohongi siapapun, ini hanyalah kelanjutan dari rezim

militer sebelumnya. Kepala Milter Khin Nyunt menjadi sekretaris pertama

SLORC. Dan, seorang letna jenderal bernama Than Shwe, yang pernah menjadi

wakil kepala staf untuk Ne Win, muncul sebagai ketua SLORC. Tim SLORC

yang baru memustuskan bahwa nama Negara diubah dari Burma menjadi

“Myanmar”. Dengan menyatakan bahwa nama “Burma” adalah warisan kolonial.

Perubahan nama itu dimaksudkan untuk menmbangkitkan rasa nasionalisme,

upaya tersebut tampaknya gagal. Orang terus turun ke jalan memprotes kekuasaan

militer. Ratusan orang tewas lagi. Untuk meredakan kekacauan, Jenderal Saw

Universitas Sumatera Utara


Maung memberi tawaran perdamaian, dia menjanjikan Pemilu yang demokratis

akan diadakan pada Mei 1990.

Inilah awal yang ditunggu-tunggu aktivis pro-demokrasi. Mantan jenderal

yang mendukung demokrasi, U Tin Oo, yang hadir pada saat pidato Suu Kyi di

Shwedagon, mengatakn kepada Suu Kyi bahwa dia harus memegang

kepemimpinan. Dia berpendapat, “Kita tidak bisa mewujudkannya sendirian.” Suu

Kyi mendengarkan dengan seksama dan menjawab, “Baiklah, mari kita maju dan

bekerja sama.” Dan dengan itu, Aung San Suu Kyi menjunjung panji ayahnya.

Nasibnya sekarang berkelindan dengan nasib rakyat Burma. 80

3.3 LANGKAH AWAL PERJUANGAN AUNG SAN SUU KYI UNTUK

DEMOKRASI DI MYANMAR

Para pendukung demokrasi sering melakukan pertemuan di rumah Suu

Kyi, dan mereka kemudian membentuk Partai Politik baru dengan manyatukan

beberapa kelompok politik kecil pada 27 September 1988, sebulan setelah

penindasan brutal terhadap demonstran pro-demokrasi. Mereka mengumumkan

berdirinya National League for Democracy (NLD) atau Liga Nasional untuk

Demokrasi. Ketuanya adalah Suu Kyi, mantan Jenderal U Tin Oo, dan mantan

Jenderal lain bernama Aung Gyi. Aung Gyi dipandang pandai berbisnis dan

pendukung pasar bebas. Dia putus hubungan dengan Ne Win karena memprotes

kebijakan ekonomi yang membangkrutkan Negara. Keahlian bisnisnya menjadi

asset bagi NLD.

80
Aung San Suu Kyi, Bebas Dari Ketakutan, (Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 1993), Hal 233-242.

Universitas Sumatera Utara


Suu Kyi diberikan kehormatan dicalonkan sebagai sekretaris jenderal

partai meskipun ada orang-orang yang lebh senior. Dia adalah pendatang baru,

pemula di dunia politik, namun dia adalah putri dari Aung San. Dalam semalam

Aung San Suu Kyi berubah dari istri dan mahasiswi pascasarjana menjadi

pemimpin gerakan demokrasi di Burma. Suu Kyi aktif berkampanye di seluruh

kawasan Myanmar, dia bepergian ke desa-desa, berbicara dengan penduduk

sampai 12 desa dalam sehari. Banyak orang keluar untuk mendengar pidatonya

meski ada gangguan terus menerus dari tentara. Suu Kyi mulai berkampanye

dengan menulis surat ke Persatuan Bangsa-Bangsa dan Amnesty Internasional.

Dia melaporkan bahwa junta militer membunuh para biksu di jalan. Dia menulis

bahwa mahasiswa ditangkap, ditelanjangi, dan digunakan sebagai budak.

Suu Kyi meminta kelompok Hak Asasi Manusia untuk mendesak PBB

agar mengintervensi. Dia meminta agar Negara lain menghentikan penjualan

senjata kepada junta militer yang dipakai untuk menembaki rakyat Myanmar,

namun permintaannya tidak membuahkan hasil. Dia juga mengirim protes secara

resmi kepada SLORC tentang kekerasan dan berkali-kali meminta dilakukan

dialog dengan para Jenderal, namun tidak ada jawaban. Dia mengajak rakyat

untuk berbicara atas nama mereka sendiri. Banyak dari penduduk desa telah

hampir kehilangan semangat karena ditindas selama beberapa decade sehingga

mereka merasa bahwa demokrasi adalah mustahil. Suu Kyi berusaha meyakinkan

mereka bahwa demokrasi itu mungkin terwujud apabila mereka mengatasi

ketakutannya dan ikut terlibat. Mulai dari ratusan orang, sampai ribuan orang,

perlahan-lahan bergabung dengan NLD. Suu Kyi sudah belajar bahwa menjadi

pemimpin berarti mengajak orang untuk keluar dari persembunyiannya.

Universitas Sumatera Utara


Pada tahun 1988 ini Suu Kyi juga menuliskan surat yang berisikan seruan

kepada Komisi PBB untuk HAM, yang berisikan :

1. Tujuan utama partai NLD dan organisasi lain yang berusaha demi

terciptanya pemerintahan demokratis di Myanmar ialah mengusahaka

perubahan social dan politik yang akan menjamin masyarakat yang damai,

mantap da progresif, yang dengan demikian hak-hak asasi manusia seperti

yang tertera dalam Deklarasi Universal tentang hak-hak asasi manusia

dilindungi oleh peraturan hukum.

2. Perjuangan dan demokrasi di Myanmar bermaksud membedakan Antara

“peraturan hukum” yang berarti pengelolaan peraturan resmi secara jujur

dan adil, peraturan yang disahkan oleh dewan yang dipilih secara sah

setelah diadakan pembahasan dan perbincangan secara bebasdan terbuka,

dan proses undang-undang serta perintah yang semata-mata menyangkut

pelaksanaan maklumat sewenang-wenang yang diumumkan oleh sebuah

pemerintah yang tidak menerima mandat dari rakyat.

3. Mereka yang percaya akan kesucian hak-hak asasi manusia tidaklah akan

menolak konsep hukum dan ketertiban, tetapi ingin memastikan bahwa

hukum bukanlah “kemauan faksi yang dominan” dan bahwa ketertiban

bukanlah semata-mata “pantulan ketakutan yang meluas”. Sebagian besar

orang-orang di Myanmar menghendaki sebuah negara yang melindungi

dharma dan abhaya yaitu keadilan dan bebas dari ketakutan.

4. Pernyataan bahwa pertimbangan mengenai hak-hak asasi manusia harus

diseimbangkan dengan kepatuhann terhadap undang-undang, hanya akan

berlaku jika undang-undang menjamin bahwa keadilan memang dilakukan

Universitas Sumatera Utara


dan tampak dilakukan. Dekrit-dekrit yang dimaksudkan untuk

melancarkan peraturan yang menekankan mereka yang menentang

penggerogotan hak-hak asasi yang diakui oleh PBB sebagai hal yang

mutlak bagi landasan kemerdekaan, keadilan, dan perdamaian, tidak dapat

dikatakan memiliki kekuatan moral atau sanksi hukum yang diperlukan

guna meningkatkan dekrit dengan status hukum yang adil.

5. NLD konsisten dengan kebijaksanaan yang menghormati dan menegakkan

semua hukum yang adil. Juga NLD bersama sebagian besar rakyat

Myanmar mengakui bahwa mereka yang ingin membangun bangsa yang

kuat dan damai wajib menentang peraturan yang merusak inti dan dasar

martabat manusia dan kebenaran.

6. Sejumlah besar tahanan politik di Myanmar sekarang dituduh dengan apa

yang disebut tindak criminal karena mereka berusaha menegakkan artikel

19, 20, da 21 Deklarasi Universal tentang Hak-hak Asasi Manusia.

Selanjutnya mereka dikenakan perlakuan yang berlawanan dengan artikel

5,6,7,8,9,10,11 dan 12.

7. Baik NLD maupun rakyat yang mendemonstrasikan dukungan mereka

terhadap NLD tidak menginginkan sejenis persengketaan dan pertentangan

yang hanya mendatangkan penderitaan yang lebih berat kepada penduduk

yang sudah mengalami masalah kesukaran politik dan ekonomi. Mencari

pengertian melalui dialog dan perundingan akan meupakan asas-asas

tradisi demokrasi yang dapat diterima, yang secara teguh dipegang oleh

NLD sejak tahun 1988

Universitas Sumatera Utara


8. Mereka yang menginginkan lebih awal terjadinya pengalihan secara damai

kearah pemerintahan yang demokratis akan menghargai keabsahan

pernyataan bahwa “menolak manusia dari hak-haknya sama dengan

menyebabkan kekacauan politik dan social”. Dengan demikian usaha

mereka diarahkan kepada pencapaian kondisi yang akan menghindari

kekacauan sosial dan politik. Namun usaha mereka dihalangi oleh

penolakan para pejabat yang tidak mau mneghormati kemauan mayoritas

rakyat.

9. Diharapkan adanya kemungkinan bagi komisi PBB untuk hak-hak asasi

manusia melihat kondisi seperti itu sehingga memungkinkan mereka yang

berkepentingan untuk meningkatkan hak asasi manusia di Myanmar,

terutama kaum tahanan politik. Dapat menyatakan pandangan mereka

secara jujur tanpa takut akan pembalasan terhadap diri mereka, keluarga,

dan teman-teman mereka.

10. Seraya menyadari bahwa mereka harus berlandaskan pada kekuatan dan

keberanian, ketekunan, dan ketabahan sendiri guna melakukan perjuangan

demi system politik yang akan menjamin hak-hak asasi mereka sihingga

mencapai hasil, rakyat Myanmar mengharapkan Komisi PBB mendukung

keadilan cita-cita mereka. 81

Seiring semakin kuatnya gerakannya, ibunya makin kepayahan. Kondisi

Daw Khin Yi terus memburuk setelah rezim militer mengambil alih kekuasaan

pada musim panas yang lalu. Pada 27 Desember 1988, Daw Khin Kyi meninggal

dalam usia 76 tahun. Militer membolehkan seremoni pemakaman untuk

81
Ibid. Hal 308-320.

Universitas Sumatera Utara


menghormati jasa-jasanya yang telah lama mengabdi pada negara. Meskipun

Michael Aris suami Suu Kyi terpaksa keluar dari negara ini pada musim gugur,

dia diizinkan dating bersama anak-anaknya untuk menemani istrinya dalam acara

pemakaman. Kakak Suu Kyi, Aung San Oo, juga diperbolehkan hadir dalam

upacara meski dia sudah pindah ke Amerika. Biasanya warga Myanmar yang

sudah menanggalkan kewarganegaraannya akan ditolak visanya, namun para

Jenderal memberi pengecualian untuk pemakaman janda sang Bogyoke.

Massa yang hadir diperkirakan sampai 200.000 orang. Mereka datang

untuk memberi penghormatan terakhir kepada perempuan yang dianggap sebagai

First Lady Burma. Hampir tak bisa dipercaya, tentara, mahasiswa, dan polisi

datang bersama-sama secara damai untuk memberi penghormatan terakhir kepada

Daw Khin Yi. Para Jenderal yang pernah mensupervisi pembantaian demonstran,

bahkann mengucapkan belasungkawa. Dia mengatakan bahwa sebenarnya rakyat

dan Tatmadaw mulai lagi menyerang siapa saja yang mengekspresikan anti-

pemerintah atau pro-demokrasi. Ketika Suu Kyi berpidato di sebuah acara di

Rangoon, dia terus menerus dikuntit oleh tentara yang menegendarai truk. Para

tentara itu menyuruh agar para penduduk tidak mendengarkan Suu Kyi, truk itu

membawa loudspeaker yang mendengarkan suara musik dengan sangat kuat

denagn maksud pidato Suu Kyi tidak bisa didengar, bahkan tentara memasang

kawat pagar kawat berduri agar orang tidak bisa mendekat dan menahan para

pengikut Suu Kyi.

Gangguan menjadi makin keji setelah popularitas Suu Kyi makin besar

pada 1989. Salah satu insiden menjadi peristiwa paling terkenal pada tanggal 4

April, saat hari sudah mulai malam, rombongan yang mulai lelah melakukan

Universitas Sumatera Utara


kunjungan dari desa ke desa dan diganggu beberapa kali oleh tentara. Saat Suu

Kyi dan rombongan berkumpul di tepi jalan, mereka bertemu dengan barisan

tentara yang siap dalam posisi menembak. Senjatanya tepat diarahkan ke

kelompok NLD. Situasi menjadi amat menegangkan. Tentara itu mneyuruh

rombongan Suu Kyi untuk berjalan di tepi jalan, mereka menurut. Namun saat

mereka maju, para tentara tetap membidik mereka entah dipinggir atau di tengah

jalan.

Win Thein, seorang mahasiswa Universitas Rangoon, maju ke depan Suu

Kyi untuk melindunginya. Saat dia berjalan ke depan, dia dengan gugup melihat

ke belakang untuk memeriksa keadaan Suu Kyi. Suu Kyi memberi isyarat agar dia

terus berjalan. Saat dia mendekati senapan yang mulai diangkat siap ditembakkan

Suu Kyi berjalan dengan sejajar dan dengan kepala yang tegak. Sang Kapten

memerintahkan tentaranya untuk siap menembak. Suu Kyi memberi isyarat

kepada semua rekannya untuk berdiri berhenti dibelakangnya, namun Suu Kyi

terus melangkah maju, rombongan sudah mendengar hitungn untuk menembak

sudah dimulai untuk mengakhiri nyawa mereka. Namun perintah menembak itu

dibatalkan tiba-tiba. Seorang Mayor yang mengamati Suu Kyi mendadak maju

dan memerintahkan menurunkan senjatanya. Dia tidak bisa menembak seseorang

yang begitu berani. Akibatnya, mayor itu kelak dijebloskan ke penjara. Suu Kyi

terus berjalan untuk menemui penduduk dan berbicara kepada mereka.

Insiden itu menaikkan reputasi Suu Kyi melebihi statusnya sebagai putri

Jenderal Aung San. Setelah itu dia perlakukan lebih terhormat bukan karena nama

besar ayahnya, tetapi karena keberanian yang sudah diperlihatknannya. Suu Kyi

menunjukan bahwa dia memiliki nyali baja. Para Jenderal penguasa masih terus

Universitas Sumatera Utara


berusaha melemahkannya. Mereka mengatakan bahwa pernikahannya dengan

orang asing membuatnya tidak bisa menjadi kandidat karena dia bisa saja

mmbocorkan rahasia negara kepada pemrintah asing. Di Burma, orang asing biasa

disebut istilah menghina, “kalah” atau “kalar” yang merefleksikan kejengkelan

terhadap penjajah Inggris dan India dan orang-orang non-Burma pada umumnya.

Serang pernikahan Suu Kyi dengan orang asing begitu hebat hingga sampai pada

suatu poin ketika Suu Kyi dan Michael berdiskusi untuk kemungkinan bercerai,

namun hanya untuk siasat agar bisa melewati hambatan SLORC untuk pemilu.

Mereka akhirnya tidak jadi bercerai karena mengetahui bahwa SLORC akan tetap

mencari cara lain untuk menghambat Suu Kyi.

Meskipun bahaya terus mengintai selama kampanye, ada momen

menyenangkan dan persahabatan saat pndukung NLD menyampaikan pesannya

ke seluruh negeri. Pengajar sejarah Nyo Ohn Myint akhirnya ma uterus bergabung

dengan gerakan demokrasi dari pada mengajar kembali ke Universitas Rangoon.

Dia membantu mengorganisasikan gerakan oemuda NLD dan sering bersama-

sama mahasiswa menjadi pengawal Suu Kyi saat berkampanye. Banyak

mahasiswa yang ikut dalam perjalanan itu kemudian dimasukkan ke penjara,

sedangkan Nyo Oh Myint terpaksa melarikan diri ke luar negeri dan tidak pernah

bertemu dengan Suu Kyi lagi.

Setelah ibunya meninggal dunia, Suu Kyi lebih sering melakukan

kampanye. Selama 13 hari bertutut-turut, dia berkampanye di lebih dari 50 desa.

NLD menggunakan topi khas petani yang dibuat dari jerami sabagai simbolnya

untuk menunjukkan dukungan mereka okepada petani dan pekerja serabutan yang

telah lama miskin dan menderita. Karena mengetahui bahwa nama ayahnya masih

Universitas Sumatera Utara


dikenal dan dihormati di seluruh negeri, Suu Kyi sering menggunakan kampanye

demokrasi ayahnya ke dalam pidato-pidatonya. Dia menekankan bahwa setiap

individu harus dihormati hak asasinya,setiap orang berhak memiliki suara di

pemerintahan. Ini adalah konsep baru bagi orang-orang yang telah lama ditindas

oleh militer mereka sendiri.

Suu Kyi sendiri mengambil pelajaran dari pengetahuannya tentang Gandhi

yang diperolehnya saat masih bersekolah di India. Suu Kyi mengajarkan bahwa

tindakan tanpa kekeraan adalah jalan terbaik dan juga satu-satunya jalan untuk

memenangkan kebebasan. Dia berjanji, dengan demokrasi, problem mereka dapat

diselesaikan dengan pemungutan suara, tanpa peluru. Dia meyakinkan audiensi

bahwa nilai demokrasi cocok dengan nilai-nilai ajaran Buddha yang mereka anut

sejak kecil, bahwa demokrasi bukan nilai-nilai yang dipaksakan dalam kultur

mereka. Kemudian dia menerangkan bahwa Konstitusi yang mnghormati hak

asasi manusia adalah sesusai dengan ajaran Buddha tentang toleransi dan kasih

sayang.

Semakin banyak pidato yang dia sampaikan, semakinlama pesan-pesan

Suu Kyi berkembang menjadi rumusan baru: pembaruan spiritual + pembaruan

politik = kebebasan. Dia menegaskan bahwa Myanmar bukan hanya butuh

demokrasi, tetapi juga perlu membangkitkan kembali nilai-nilai tradisi seperti

kehormatan,amanah, dan keimanan. Dia dapat melihat bahwa kekuasaan militer

telah banyak melakukan penyelewengan. Dia menyadari bahwa menggapai dan

mempertahankan kebebasan membutuhkan konsep tradisional yakni kebajikan

personal. Dia menunjukan bahwa bahkan raja-raja kuno telah menunjukkan

tanggung jawabnya terhadap rakyat : Sepuluh aturan raja Buddha yang harus

Universitas Sumatera Utara


dipatuhi adalah pembebasan, moralitas, pengorbanan diri, integritas, kebaikan,

kesederhanaan, keramahan, tanpa kekerasan, kesabaran, dan tidak menentang

kehendak rakyat. Ajaran ini masih valid, dan dia berpendapat prinsip itu sesuai

dengan demokrasi. Dia tak harus mengatakan bahwa penguasa sekarang belum

memenuhi kewajiban-kewajiban itu.

Junta militer merespons dengan mengeluarkan keputusan bahwa NLD

dilarang menyerang pamphlet. Anggota partai NLD kemudian merekam pidato

Suu Kyi dan mengedarkannya secara diam-diam. Orang yang ingin perubahan

sering membeli video Suu Kyi. Suu Kyi berusaha melarang pemujaan personal ini

dengan mengingatkan pada massa bahwa dia hanyalah salah satu orang yang

bekerja demi demokrasi Myanmar dan dirinya tidak bisa melakukan keajaiban

atau menunjukkan mukjizat. Demikian pula partai Liga Nasional untuk

Demokrasi tdak bisa bekerja sendiri. Namun pemujaan terus terjadi. Sebagian

menjulukinya “Madonna dari University Avenue.” Semakin banyak yang

menyanjungnya Suu Kyi sebagai juru selamat politik, semakin besar kekhawatiran

militer. Mereka berusaha menjauhkan orang dari partai NLD dengan meyebarkan

isu bahwa partai NLD adalah bagian dari “konspirasi komunis”. Sebenarnya ada

anggota NLD yang sebelumnya adalah anggota partai komunis Burma yang

merasa kecewa. NLD menerapkan kebijakan “pintu terbuka”: Siapa saja yang

berjanji berjuang secara damai untuk demokrasi, entah itu mantan tentara atau

mantan komunis, dapat bergabung. Muncul perbedan tajam di kalangan jajaran

pemimpin NLD tentang apakah elemen komunis bisa dimasukkan ke dalam partai.

Mantan Jenderal Aung Gyi, Ketua Partai dan anggota pendiri NLD, dnegan tegas

Universitas Sumatera Utara


menolak memberi peran pada anggota komunis. Menurutnya, mereka sudah

terlalu banyak mempengaruhi negara ini.

Dukungan untuk NLD terus bertambah dari hari ke hari. Ini menguatkan

keberanian Suu Kyi. Dia mulai mengkritik kepada kekuatan sesungguhnya dibalik

SLORC : Jenderal Ne Win. Meskipun Jenderal Ne Win mengaku sudah

melepaskan kekuasaannya, namun semakin jelas bahwa sebenarnya dialah orang

yang mengatur operasi dibalik layar. Meskipun orang lain takut mengkritik

dengan menyebut namanya dan menggunakan kata kode “nomor satu” atau

“orang tua”, namun Suu Kyi mulai menimpakan kesalahan langsung kepada Ne

Win sebagai penyebab problem Burma. Dia menyalahkan karena membawa

negara menuju jurang kehancuran. Dia menuduhnya menyelewengkan tentara

yang dibentuk oleh ayahnya, dari institusi professional menjadi kekuatan penjajah.

Dan keberaniannya menular. Pada Juni 1989, Ne Win makin menyadari tren ini.

Dia sebelumnya berasumsi bahwa partai National Union Party, yang adalah partai

boneka dari SLORC, akan mudah mengalahkan partai NLD yang dipimpin Suu

Kyi. Dia memperhitungkan bahwa koalisi NLD yang dipimpin Suu Kyi sudah

retak dan akan segera pecah. Tetapi Ne Win tidak menduga bahwa Suu Kyi malah

semakin popular di semua kalangan.

Setahun telah berlalu sejak pidato Suu Kyi di Shwedagon, dan kekuatan

demokrasi sudah mendapat dukungan yang kuat. Suu Kyi sedang mempersiapkan

hari peringatan pahlawan pada 19 Juli, memperingati pembunuhan Aung San

ayahnya. Pada saat itu Suu Kyi sedang merencanakan akan mengadakan rapat

umum di pemakaman ayahnya di Rangoon. Para Jenderal SLORC merasa perlu

melakukan sesuatu agar peringatan tersebut tidak menjadi demonstrasi besar anti-

Universitas Sumatera Utara


pemerintah. Mereka membatalkan perayaan Hari Pahlawan. Para tentara turun ke

jalan Rangoon di Mandalay. Dimulailah penahanan massa terhadap para anggota

NLD. Wartawan-wartawan asing dideportasi ke Thailand dengan diberitahu

bahwa mereka tidak boleh melihat apa yang mungkin akan terjadi nanti. Saluran

telepon ke Myanmar diputus. Karena tidak ingin anggota partainya menjadi sasarn

di “lading pembantaian” berikutnya, maka Suu Kyi membatalkan rencana rapat

umumnya. Keesokan hari harinya saat ketegangan hari memuncak di sore hari,

Suu Kyi mengumpulkan empat puluh relawan NLD yang berada di rumahnya dan

meminta mereka untuk pulang jika bisa. Keempat puluh anggota, termasuk Ma

Thanegi, ditangkap saat mereka berusaha keluar menuju jalan di depan rumah Suu

Kyi. Mereka diangkut ke penjara Insein.

Pada pukul 4 sore tanggal 20 Juli 1989, ketua Thownsip Law and Order

Restoration Council, seorang mayor angkatan darat, muncul di depan pintu

bersama satu pasukan tentara. Dia membacakan perintah penahanan terhadap Suu

Kyi. Dia ditahan di rumahnya dan tidak boleh keluar untuk berkampanye. Tetapi

dia boleh meninggalkan Myanmar dengan syarat tidak boleh kembali. Rumahnya

menjadi penjaranya selama hampir dua dekade, kabel telepon kemudia dipotong

dan mereka mulai menggeledah rumah, mencari-cari dokumen. Laci-laci

dibongkar, kloset diperiksa, file-file dikumpulkan dan diteliti. Tentara

menggeledah kotak-kotak dokumen dampai jam 4 pagi.

Suu Kyi tidak pernah dikenai tuduhan dan tidak pernah dibawa ke

pengadilan, namun dia dikurung tanpa batas waktu di rumahnya sendiri. Juru

biacara SLORC mengatakan bahwa para Jenderal sudah bermurah hati dengan

tidak membawa Suu Kyi ke pengadilan, sebab jika itu dilakukan maka dia akan

Universitas Sumatera Utara


dipenjara dengan tuduhan berkhianatpada negara, dan hukumannya adalah

hukuman mati. Menurut mereka, Suu Kyi berada dalam tahanan rumah atas

kemauannya sendiri. SLORC mengatakan, Suu kyi hanya ingin mencari perhatian

sebab dia sudah bosan dengan kehidupannya di Inggris. 82

3.4 PERJUANGAN SUU KYI SELAMA MENJADI TAHANAN RUMAH

ketika Suu Kyi tahu bahwa sebagian besar rekannya dimasukkan ke dalam

penjara, dia menjadi sangat sedih karena mereka menanggung penderitaan keras

di penjara, sedangkan dirinya hanya di penjarakan dirumah sendiri. Karena tidak

ingin diistimewakan, Suu Kyi mulai melakukan mogok makan sehari setelah

penahanannya sebagai bentuk protes. Dia menuntut dirinya dibawa ke penjara

seperti yang dialami teman-temannya di NLD namun, SLORC tidak menjawab.

Michael yang masih berada di Skotlandia karena kehilangan ayahnya, mendengar

melalui radio bahwa Suu Kyi istrinya sudah dikurung dirumah dan dijaga tentara.

Dia segera meminta izin untuk masuk kembali ke Myanmar. Pejabat SLORC

berpikir bahwa dia mungkin bisa membujuk Suu Kyi untuk meninggalkan

Mynamar dan kembali ke Inggris, sehingga mereka memberikan visa. Akan tetapi,

Suu Kyi menjelaskan bahwa dia akan meninggalkan negaranya hanya apabila

dirinya diseret dengan rantai untuk pergi ke luar negeri. 83

Suu Kyi sendiri mengakhiri mogok makannya setelah 12 hari, ketika

seorang pejabat milier menjamin bahwa rekan-rekannya tidak akan disiksa dan

akan mendapatkan pengadilan yang adil. Sebagaimana janji lainnya, janji itu tidak

ditepati. Namun itu sudah cukup membuat Suu Kyi tampil kembali memegang

82
Rena Pederson, Op.Cit., Hal 67-82.
83
Ibid. Hal 84.

Universitas Sumatera Utara


kepemimpinannya dalam perjuangan demokrasi sebisa mungkin dalm penjara

rumahnya. Setelah Suu Kyi selesai mogok makan dan pulih kembali, Michaeldan

anak-anaknya kembali ke Inggris. Mogok makannya membuatnya Suu Kyi tampil

di sampul majalah Time, akan tetapi, sesudah itu, penahanannya jarang

diperhatikan. Dunia sibuk dengan persoalan lain yaitu Uni Soviet ambruk dan

Perang Dingin berakhir. Ekstremis Islam mengeluarkan fatwa mati atas Salman

Rushdie. Pasukan Amerika Serikat menginvasi Panama untuk menangkap Manuel

Noriega. Sebagian tahun penuh dengan sejarah penting, sebagian tidak, tahun

1989 penuh dengan peristiwa sejarah yang penting. Sebagai akibatnya, krisis

membayangi Myanmar pada 1989. Akibatnya, berkat pemenjaraan Suu Kyi di

rumahnya yang membuat Myanmar akhirnya memiliki celah kecil untuk agenda

berita baru. Amnesty Internasional menyatakan bahwa Daw Aung San Suu Kyi

adalah “prisoner of conscience”. 84

SLORC tidak mundur oleh tekanan-tekanan dari kelompok-kelompok hak

asasi internasional. Para Jenderal mengatakan mereka akan terus melanjutkan

rencana menyelenggarakan Pemilu pada tahun depan, terutama untuk memuaskan

calon investor asing. Aung San Suu Kyi akan secara resmi didiskualifikasi sebagai

kandidat karena dia diduga melakukan kejahatan terhadap keamanan nasional.

Para jenderal SLORC mengklaim bahwa dia sudah kena pengaruh buruk dari

elemen anti pemerintah yang ingin merebut kekuasaan untuk tujuan mereka

sendiri, sehingga Suu Kyi perlu dibatasi “demi kebaikannya sendiridan kabaikan

seluruh negara”.

84
Ibid. Hal 85.

Universitas Sumatera Utara


Dalam rangka mencegah junta menggunakan penahanan Suu Kyi sebagai

dalih untuk melarang partainya ikut Pemilu, NLD mengumunkan bahwa Aung

San Suu Kyi tidak lagi resmi menjabat sebagai sekretari jenderal partai.mereka

terus melanjutkan kampanye musim gugr pada 1989 tanpa Suu Kyi. Keputusan itu

mengejutkan Suu Kyi. Meskipun dia memahami perlunya keputusan itu, namun

itu berarti bahwa, selain harus berpisah dengan keluarga, dirinya sekarang

dipisahkan dari partai yang didirikannya. Suu kyi akhirnya memutuskan bahwa

harus tetap percaya kepada partai selama partai berpegang teguh pada tujuannya,

terlepas dari posisi resminya dalam kaitannya dengan diri Suu Kyi. Suu Kyi

mengingat kemampuan Nehru untuk tetap percaya kepada Gandhi meskipun ada

perbedaan tajam diantara mereka. Hal ini memperkuat keyakinan Suu Kyi bahwa

kami harus tetap bersatu dengan rekan dan teman meskipun ada perbedaan dan

ketegangan.

SLORC melihat ada peluang untuk public relations. Mereka

mengumunkan bahwa Suu Kyi secara resmi sudah didiskualifikasi sebagai

kandidat karena dia telah melakukan kejahatan terhadap keamanan nasional.

Mereka mengklaim bahwa dia sudah dipengaruhi oleh oportunis anti-pemerintah

dan kelompok pemberontak dalam upaya mereka untuk merebut kekuasaan.

Hanya sedikit yang percaya pada pengumuman ini. Para jenderal bukan hanya

suka berdalih bertele-tele, tetapi juga tidak kredibel. Selama menjadi tahanan

rumah, Suu kyi banyak membaca, melahap karya Rabindranath Tagore, penulis

Asia pertama menerima Nobel Sastra. Suu Kyi mengajari pengawalnya Bahasa

Inggris dan mendiskusikan pandangannya dengan demokrasi bersama mereka.

Universitas Sumatera Utara


Suu Kyi merasakan semua yang dilakukannya dilaporkan kepada pihak

otoritas, sehingga dia setiap pagi menegenakan baju yang rapi, memakai riasan

bunga di rambutnya meskipun tidak ada yang datang untuk melihat

kecantikannnya. Hal ini membuat para jenderal galau. Mereka berharap Suu Kyi

menjadi lusuh dan lemah, namun Suu Kyi tidak menuruti harapan mereka. Dalam

hati dia meras sedih saat ingat nasib pendukungnya dan sering menangis. Dia

berusaha mencari cara untuk mengatasi ketidakberdayaannya untuk membantu

orang-orang yang loyal kepadanya dan untuk membangun Burma yang

demokratis. Dia berusaha tetap positif dan mengirim doa kepada para anggota

partai yang dipenjara melalui meditasinya.

Di sepanjang bulan-bulan menjelang Pemilu Mei 1990, junta terus

berusaha memfitnah Suu Kyi dan keluarganya. Artikel-artikel dipublikasikan di

koran-koran yang dikontrol pemerintah, yang berisi kecaman terhadap “ras yang

ternoda” atas anak-anak Suu Kyi, yang bersekolah di Inggris, namun

berkewarganegaraan Burma. Rezim menuduh Suu Kyi menipu anak-anak muda

demi tujuan pribadinya. Mereka mengatakan bahwa Suu Kyi menodai ajaran

Buddha karena dia mendeskripsikan Buddha sebagai “orang biasa seperti kita”

dalam salah satu pidatonya. Dia dituduh tidak patriotic karena mengkritk

perubahan nama dari Burma menjadi Myanmar. Juru bicara junta menuduh Suu

Kyi mengatakan kepada seorang mahasiswa bahwa menggeser dari “B” ke “M”

pada nama akan mengubah nama Buddha menjadi Moatta, kata Burma yang

berarti testikel.

Meskipun terus difitnah dan hampir semua pimpinan LD ditahan, NLD

memenangkan Pemilu Mei 1990 dengan memperoleh suara 60 persen suara

Universitas Sumatera Utara


popular dan kira-kira mendapatkan 80 persen kursi Partai boneka pemerintah

militer, National Union Party (NUP) hanya memperoleh 10 kursi dari 485 kursi.

Kemenangan tersebut seharusnya membuat Suu Kyi dapat dipilih partainya untuk

memimpin negara. Namun pemerintah militer menolak membiarkan NLD

memegang kekuasaan dan tetap memenjarakan Suu Kyidi rumahnya. Mereka

menolak hasil Pemilu 1990 dan terus berkuasa dengan todongan senjata. SLROC

kemudian mengklaim bahwa Pemilu bukan dimaksudnkan untuk memilih

pemimpin nasional, namun hnaya untuk memilih wakil untuk konvensi

konstitusional. Upaya mereka itu tidak bisa menipu rakyat. Semua tahu SLORC

telah membajak Pemilu 1990.

Karena tidak ingin memberi kesempatan bagi Suu Kyi untuk menyatukan

kembali pengikutnya, makan pemimpin militer memperpanjang masa

penahanannya pasca Pemilu tersebut. Dan, untuk mencegah keresahan yang lebih

besar pada perayaan “Empat Delapan” maka militer bertindak lebih keras kepada

setiap demonstrasi. Diplomat-diplomat asing melaporkan mereka dari jendela

kedutaan dapat melihat biksu dan mahasiswa dibunuh tentara. Asia Watch

melaporkan bahwa tahanan politik sering disiksa, termasuk dengan diestrum,

dipukul, dan disundut rokok. Lebih dari 100 tahanan politik dihukum mati pada

musim panas itu. Pada musim gugur, laporan dari negara itu menyebutkan bahwa

tentara menyerbu kedutaan-kedutaan asing dan biara untuk mencari pembangkang

yang berusaha mendapatkan suaka atau perlindungan.

Sementara pemerintah menekan keras pembangkang didalam negeri,

upaya untuk mendukung gerakan demokrasi muncul di luar negeri. Sepupu Suu

Kyi, Dr.Sein Win, terbang ke Washington D.C. dan membentuk National

Universitas Sumatera Utara


Coalition Government of the Union of Burma (NCGUB). Dia mendeklarasikan

bahwa koalisi ini adalah pemerintahan Burma yang sah dan beranggotakan wakil-

wakil NLD terpilih. Pada saat yang sama, kelompok-kelompok advokasi yang

baru bermunculan, seperti Burma Action Group (yang kemudian diganti nama

menjadi Campaign for Burma U.K.) di Inggris dan Free Burma Coalition di

Amerika. Rezim militer Burma menyewa perusahaan Amerika untuk memoles

dan menaikkan citra mereka. Namun mustahil memoles secara indah sebuah rezim

yang menembak mati para mahasiswa dan memenjarakan pmenang Pemilu.

Pemerintah militer mungkin menang setelah Pemilu, namun mereka kalah dalam

pesta demokrasi. 85

Di Inggris, Michael Aris sendiri diam-diam melakukan lobi untuk

membebaskan istrinya Suu Kyi pada 1990. Dia harsu berhati-hati ketika berbicara

di depan publik,sebab khawatir pemerintah Burma akan menuduhnya

mengintervensi persoalan negara Burma dan menyebabkan istrinya akan lebih

buruk kondisinya. Dengan sangat hati-hati dia mengawali atau membantu setiap

pembebasan istrinya, salah satu rekannya, John Finnis, professor hokum dan

filsafat politik, setuju mengusulkan Suu Kyi sebagai calon penerima hadiah Nobel

Perdamaian. Kemenangan hadiah bia melejitkan popularitas dari orang yang

kurang terkenal di sebuah negara kurang terkenal. Namun Michael ingin memberi
86
tahu orang bahwa istrinya sendirian dan perjuangannya selalu dibayangi bahaya.

Upayanya mulai membuahkan hasil. Menjelang akhir 1990, Norwegia

menganugerahkan Rafto Prize for Human Rights kepada Aung San Suu Kyi. Pada

85
Ibid. Hal 89-93.
86
www.progressive.org/mag-itv0397. Diakses pada 9 Maret pukul 09.07 WIB.

Universitas Sumatera Utara


Juli 1991, Parlemen Eropa memberikan Sakharov Prize for Freedom of Thought

kepada Suu Kyi. Karena dia masih dikurung di rumahnya, dia tidak bisa hadir

menerima penghargaan itu secara lagsung. Pada 14 Oktober 1991 Komite Nobel

Norwegia mengumumkan bahwa mereka telah memilih Suu Kyi sebagai

pemenang Nobel Perdamaian 1991. Hal ini sendiri tidak disangka para diktator

Burma saat itu. Mata dunia mendadak focus kepada perempuan kecil penganut

Buddha yang dipenjara di rumahnya dan dilarang menerima penghargaan oleh

pemerintahnya. Seperti yang diharapkan Michael suami Suu Kyi, Nobel ini

membuat mata dunia tertuju kepada rezim Burma, yang berarti bahwa penyiksaan

terhadap Suu Kyi akan menjadi tindakan berisiko bagi junta yang selama ini

mnedasarkan kepada kebijakannya pada pembunuhan, pemerkosaan, dan

pengekangan manusia. Hadiah Nobel itu setidaknya selama beberapa waktu

menjadi jaminan nyawa Suu Kyi. 87

Suu Kyi sendiri mengetahui kemenangan meraih Nobel Perdamain

tersebut melalui radio BBC, pada saat itu Suu Kyi tidak dapat menerima telepon

atau tamu, jadi tidak banyak yang dapat dilakukannya untuk merayakan berita

tersebut dan tidak dapat hadir dalam seremoni penyerahannya di Oslo, namun dia

mengrimkan pesan bahwa dirinya akan menyumbangkan hadiah uang 1,3 juta

dollar untuk mendirikan yayasan kesehatan dan pendidikan untuk rakyat Burma.

Orang-orang di Rangoon menyambut kabar berita dari radio BBC tersebut dengan

gembira. Mereka memandang bahwa penghargaan itu sebagai teguran keras

terhadap rezim junta saat itu. Ketika Vaclav Havel Presiden dari Republik Czech

mendengar bahwa Suu Kyi memenangkan Nobel Perdamaian, meneybut Suu Kyi

87
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


sebagai “Contoh luar biasa dari kekuatan dari orang-orang yang tidak berdaya.”

Vaclav mengatakan, “Aung San Suu Kyi tidak dapat dibungkam karena dia

berbicara kebenaran dan karena kata-katanya merefleksikan konsep rakyat Burma

dan konsep universal, Suu Kyi berbicara kita semua kepada semua yang mencari

keadilan.” 88

Junta militer bukan hanya menutup akses Suu Kyi dari keluarganya dalam

waktu yang lama tetapi mereka juga berkali-kali menolak permintaan dari PBB

untuk mengunjungi Suu Kyi. Mereka menghina delegasi Hadiah Nobel

Perdamaian, yang dipimpin oleh Dalai Lama pada 1993 bersama setengah lusin

pemenang nobel lainnya. Para pemenang nobel itu terpaksa berkumpul di

Bangkok dan mengadakan konferensi pers yang mengecam perlakuan pemerintah

Burma terhadap Suu Kyi, namun junta tidak merespons. Hal ini semakin menarik

perhatian negara-negara lain.

Pada 1994, rezim militer mengizinkan anggota Kongres Amerika, Bill

Richardson dari Partai Demokrat, perwakilan New Mexico, untuk berknjung ke

Rangoon dalam misi luar negerinya. Pertemuan Bill dengan Suu Kyi pada 14

Februari 1994 sendiri tidak membuat Suu Kyi yakin apakah dia bisa percaya

dengan orang yang dizinkan oleh Junta untuk menemuinya, sebab dia menduga

mungkin para jenderal hanya ingin memanipulasi dirinya. Suu Kyi menegaskan

bahwa dalam pertemuan itu seorang reporter New York Times Philip Shenon harus

ikut dan mencatat semua perbincangan yang ada dalam pertemuan itu. Wakil U.N.

Development Program, Jehan Raheem, juga diikutsertakan. Kecurigaan Suu Kyi

bahwa para jenderal mengeksploitasi pertemuan tersebut ternyata benar. Rezim

88
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


junta militer berharap tampak lebih toleran di hadapan Bill Richardson, sebab

mereka ingin mendapatkan bantuan luar negeri untuk menambah persenjataan

militer dan meningkatkan infrastruktur untuk turis. Bill sendiri berharap dapat

bernegosiasi untyk membebaskan Suu Kyi.

Selain dokter pribadi dan keluarga, Bill Richardson adalah tamu pertama

yang menemui Suu Kyi. Pertemuan selama dua jam tersebut sangat

menyenangkan menurut Bill, walaupun pada mulanya tegang. Suu Kyi

memastikan bahwa Bill tidak dimanfaat para jenderal untuk tujuan pribadi

mereka. Pertemuan itu direkam oleh junta militer. Suu Kyi tentu saja mengetahui

hal itu, maka dia mengatakan dengan tegas bahwa apapaun perbedaan diantara

mereka, para jenderal SLROC tidak punya alasan untuk takut kepada dirinya dan

NLD. Ketika Bill memperhatikan kondisinya rumahnya yang buruk dan

menawarkan diri untuk membelikan perlengkapan yang bisa membuat lebih

nyaman, namun Suu Kyi menjawab bahwa dirinya hanya ingin berdialog secara

jujur dan terbuka dengan SLORC, hanya itu saja, dan dia ingin bebas.

Meskipun Suu Kyi menekankan kepada tamu dari Amerika itu bahwa

dirinya sudah siap dan mau berbicara dengan para jenderal, namun tidak ada

respon dari rezim junta setelah rombongan tamu itu pergi. Berbulan-buan berlalu

tanpa ada kontak lagi. Suu Kyi kemali sendiri menjadi tahanan dirmahnya sendiri.

Dia mempelajari kehidupan para pemimpin yang pernah dipenjarakan : Vaclav

Havel dari Cekoslovakia yang dipenjara selama empat tahun, Gandhi dari India

yang dipenjara selama tujuh tahun, Nehru dari India yang dipenjara selama

sembilan tahun, dan Nelson Mandela dari Afrika Selatan yang diepnjara selama

27 tahun. Dia mengatakan salah satu sebab gerakan mereka sukses adalah meski

Universitas Sumatera Utara


mereka ditahan, para pemimpin itu punya ,melipatgandakan usahanya untuk

menguasai teknik meditasi vipassana, yang bertujuan untuk melihat segala sesuatu

sebagaimana apa adanya.

Setelah setengah tahun kunjungan dari Bill Richardson, Suu kyi dipanggil

ke guest house negara. Dia dibawa kesana untuk bertemu jajaran pemimpin

SLORC dua kali selama musim gugur 1994. Itu berarti Suu Kyi pertama kali bisa

bertemu secara langsung dengan orang yang menindas di negeri Burma : Jenderal

Than Shwe, dan Sekretaris No.1 Khin Nyunt, kepala intlijen militer. Detail dari

percakapan mereka tidak pernah dirilis atau didiskusikan oleh kedua belah pihak.

Kemudian Jenderal SLORC itu mengklaim bahwa sudah dilakukan dialog dengan

oposisi namun tidak ada hal konstruktif dari percakapan itu. Kedua jenderal itu

setelah pertemuan menyadari bahwa mereka tidak berpengalaman dan tidak

mampu bernegosiasi dengan Suu Kyi, bahwa Suu Kyi adalah orang yang sulit

yang memegang teguh prinsipnya shehingga mampu membuat takut jajaran

militer.

Than Shwe, khususnya merasa sangat jengkel karena Suu Kyi tidak mau

tunduk pada keinginannya. Beberapa lama setelah pertemuan itu, sembilan berlalu

sebelum jenderal-jenderal SLORC memberi ruang kebebasan bagi Suu Kyi. Pada

1995, sebuah mobil limousine masuk ke halaman rumah Suu Kyi tanpa

pemberitahuan, kepala Polisi Rangoon diutus untuk memberi tahu Suu Kyi bahwa

penahanan rumahnya telah selesai. Para jenderal SLORC tidak menjelaskan

alasannya. Komunitas diplomatik berspekulasi bahwa pembebasan itu karena :

Universitas Sumatera Utara


1. Junta berusaha mengeliminasi isu negatif dengan membebaskan Suu Kyi

karena mereka telah mengumumkan tahun 1995-1996 sebagai “Visit

Myanmar Year” untuk memperbesar kunjungan wisatawan dan mengisi

hotel-hotel yang dibangun oleh kroni-kroni mereka.

2. Pemerintah Jepang menunda pemberian bantuan pembangunan sampai

Suu Kyi dibebaskan.

3. Jenderal-jenderal SLORC percaya bahwa mereka sudah melemahkan NLD

dan Suu Kyi sehingga mereka tak lagi menjadi ancaman yang nyata. 89

3.5 PERJUANGAN AUNG SAN SUU KYI SETELAH BEBAS DARI

TAHANAN RUMAH TAHUN 1995 SAMPAI TAHUN 2000

Beberapa jam setelah tahanan rumah dicabut, Suu Kyi bertemu dengan

tokoh pejuang demokrasi yang penting juga yaitu U Tin Oo dan U Kyi Maung,

yang sudah dibebaskan dari penjara. Bersama mereka bergabung U Aung Shwe,

yang memimpin NLD saat keduanya ditahan di penjara. Kelompok ini segera

memutuskan, seperti dikatakan Suu Kyi, “mengambil kembali yang dulu kita

tinggalkan 6 tahun yang lalu”.selama beberapa waktu, jendela kebebasan baru ini

menyebabkan Suu Kyi dapat berkomunikasi lagi dengan komunitas internasional.Karena bisa meliha

Burma.

Mereka menjalin pertama kali koneksi Antara mereka melalui Fourth

World Conference on Women di Beijing. Konferensi Beijing pada tahun 1995

tersebut yang paling besar yang pernah diadakan PBB yang dihadiri 17.000

partisipan dari 189 negara untuk membicarakan perkunya pemberdayaan wanita.

89
Rena Pederson, Op.Cit., Hal 194-198

Universitas Sumatera Utara


Suu Kyi diundang menjadi pembicara utama . namun dia tidak bisa datang sendiri

karena selalu ada risiko tidak diizinkan pulang lagi ke Burma. Bahkan merekam

video dan menyelundupkannya melalui saluran diplomatic juga sulit. Suu Kyi

mengawali pidatonya dengan menjelaskan bahwa dirinya baru dibebaskan dari

enam tahun tahanan rumah sebulan yang lalu. Sikapnya dan cara bicaranya yang

tenang memukau perhatian peserta dari seluruh dunia, yang sebagian besar belum

pernah melihat atau mendengar Suu Kyi.

Suu Kyi menunjukkan bahwa di negerinya, tidak ada wanita yang

berpartisipasi dalam level pemerintahan tertinggi atau lembaga legislatif tertinggi.

Pada Pemilu 1990, hnaya 15 dari 485 anggota parlemen terpilih adalah perempuan

dan semuanya berasal dari partai NLD. Mereka, bersama rekan-rekan pria, tidak

diiizinkan untuk menduduki jabatan itu oleh pemimpin rezim junta militer. Dalam

pidato singkat Suu Kyi tersebut mendapat tepuk tangan yang meriah dan

mendapat ribuan pendukung baru dari seluruh dunia. 90

Setelah mendengar pidato Aung San Suu Kyi di Konferensi Beijing,

Hillary Clinton dan Madeleine Albright, utusan Amerika Serikat untuk PBB pada

saat itu, menandatangani poster konferensi yang akan dikirim sebagai hadiah

untuk Suu Kyi. Nyonya Clinton dan Madeleine adalah alumni Wellesley, yang

mendorong para mahasiswinya untuk menjadi agen perubahan. Dan,keduanya

sekarang mendukung perjuangan Aung San Suu Kyi. Tak lama setelah konferensi,

Albright membawa poster bertanda tangan itu ke Rangoon untuk diserahkan

kepada Suu Kyi secara langsung. Ini membuat Albright menjadi pejabat yang

paling senior yang pernah mengunjungi Burma sejak kudeta Ne Win pada tahun

90
Ibid. Hal 193.

Universitas Sumatera Utara


1962. Madame Alberight sudah kenal dengan Michael suami Suu Kyi pada saat

dia mengajar di Georgetown University. Albright juga sudah mengetahui tantang

perjuangan Suu Kyi.

Albright juga bertemu dengan para jenderal SLORC pada kunjungan itu,

dengan tujuan mengeksplorasi kemungkinan untuk memperbaiki hubungan

Amerika Serikat dengan Burma. Pada 11 September 1995 Albright mengeluarkan

pernyataan pers yang mengatakan bahwa “Khin Nyunt mengekspresikan

keyakinan bahwa SLORC telah mendapat dukungan publik yang luas, dan

menyebutkan bahwa rakyat Burma sudah banyak yang bisa tersenyum. Albright

mengatakan bahwa selama ia mempelajari masyarakat yang tertindas, para

diktator sering menipu diri sendiri dengan mempercayai bahwa mereka mendapat

dukungan rakyat, namun rakyat yang tersenyum itu bukan karena bahagia

melainkan karena mereka takut. Kunjungan Albright adalah upaya tingkat tinggi

untuk berdialog dengan para jenderal junta militer, namun tidak ada hasilnya. Para

jenderal masih berkuasa, dan mereka tidak berencana untuk menyerahkan

kekuasaannya.

Pada tanggal 20 Mei 1997, Presiden Clinton mengeluarkan Executive

Order 13047, yang melarang sebagian besar investasi baru Amerika Serikat

“untuk pembangunan sumber daya ekonomi di Burma.” Untuk menjustifikasi

larangan tersebut, presiden menyebutkan “pola repsresi yang berat secara konstan

dan berkelanjutan” terhadap oposisi demokratis oleh junta militer penguasa

Burma. Clinton mengatakan SLORC telah menahan dan memenjarakan banyak

mahasiswa dan pendukung oposisi demokratik. Clinton juga menegaskan bahwa

di bawah rezim militer yng brutal di Rangoon, Burma tetap menjadi produsen

Universitas Sumatera Utara


opium dan heroin utama di dunia dan menoleransi perdagangan narkoba dan

perdagangan manusia dan tidak peduli terhadap pandangan komunitas

internasional. Clinton juga menambahkan bahwa hubungan Amerika dan Burma

akan membaik hanya jika ada program demokratisasi dan penghormatan terhadap

hak asasi manusia.

Pada periode yang sama, Suu Kyi sedang berusaha menjalankan kembali

kampanye keliling negeri. Namun dia jarang diizinkan bepergian ke luar kota

Rangoon, meskipun pihak rezim mengklaim dia sudah dibebaskan, ketika dia

keluar dari rumahnya, intelijen militer akan mengikutinya. Dan setiap kali hendak

keluar kota Rangoon, dia dipaksa kembali oleh tentara yang menghadangnya.

Meskipun dunia diberitahu bahwa Suu Kyi telah dibebaskan dan boleh

melanjutkan kegiatannya, namun terjadi insiden-insiden yang bahkan lebih

mengancam. Pada November 1996, mobil yang membawa Suu Kyi dn anggota

senior NLD lain diserang oleh gerombolah sebanyak 200 orang dari Union

Solidarity and Development Association (USDA), sebuah organisasi yang

didukung pemerintah dan bertindak sebagai mata-mata dan pasukan yang brutal.

Mereka menyerang mobil Suu Kyi dengan pisau dan pentungan di Kabareye

Pagoda Road dan melempari dengan batu juga memukulinya dengan tongkat besi

dan memecahkan kaca-kaca mobilnya. Pasukan pemerintah yang berada di sekitar

hanya melihat dan tidak melakukan pertolongan.

Pemerintah terus berusaha menyerang Suu Kyi yang sudah bebas dengan

membuat poster yang berisi tuduhan bahwa Suu Kyi punya perilaku seks yang

menyimpang atau dia adalah anti Buddha. Mereka memuat foto-foto di halaman

depan media massa miliki pemerintah yang menyatakan bahwa Suu Kyi adalah

Universitas Sumatera Utara


kaki tangan suaminya yang merupakan orang asing. Suu Kyi menghadapi

pelecehan itu dengan sesabar mungkin, namun dari waktu ke waktu dia mulai

jengkel terhadap pelecehan dan serangan yang diarahkan militer kepada dirinya.

Dia harus berhati-hati berbiacara kepada orang di muka umum, sebab militer akan

menginterogasi siapa saja yang diajaknya berbicara. Suu Kyi terkadang

menghadiri pertemuan diplomatic, namun harus berhenti di restoran atau pasar

sebab otoritas sering menutup tempat yang akan dia kunjungi. Dia mengalihkan

kehidupan sosialnya ke pertemuan privat dengan orang-orang yang dipercayanya

dan sering megundang teman-teman ke rumahnya.

Selama periode kebebasannya tersebut Suu Kyi banyak menemui tamu

pendukungnya dari berbagai negara seperti Stockholm, Malaysia, Filipna, dan

Indonesia. Suu Kyi juga menyadari bahwa selama masa pembebasannya dia perlu

membangun kembali partainya. NLD sedang sekarat. Banyak dari pimpinannya

yang dipenjarakan setelah Pemilu 1990. Merevitalisasi partai bukan tugas yang

mudah, sebab banyak kantor NLD yang masih tutup. Partai ini dilarang

menggunakan mesin faks atau menditribusikan pamphlet dan selebaran. Orang-

orang didalam dilarang dan diluar partai mengeluhkan bahwa kepemimpinan NLD

yang belum mampu menggerakkan kampanye yang nyata melawan rezim militer.

Kebanyakan “paman” yang tua bekerja di NLD adalah orang-orang yang sudah

berusia 80 tahun hingga 90 tahun. Mereka hanya menyandang nama posisi di

komite eksekutif NLD. Ide- ide dari anggota muda NLD tidak dimunculkan

ataupun di sokong bahkan mengeluarkan anggota yang dianggap terlalu aktif.

Karena hormat dan adat, Suu Kyi mengalah kepada para pemimpin tua

sejak pembentukan NLD. Ketika sebagian dari mereka dijebloskan ke penjara, dia

Universitas Sumatera Utara


memperhatikan mereka. Dia masih menggunakan saran-saran dari penasihat

senior seperti U Tin Oo dan U Win Tin. Dia menyadari bahwa Komite Eksekutif

sekarang terlalu lemah untuk berfungsi. Setelah mendapat kesempatan, Suu Kyi

mulai memperluas komite dan merekrut anggota baru yang lebih muda untuk

ditempatkan dalam posisi penting. Sering kali upaya ini dihambat oleh pemimpin

tua di Komite Eksekutif. Menghadapi tantangan internal dan upaya rezim untuk

membatasi ruang geraknya tidak membuat Suu Kyi kehilangan semangat. Dia

secara konsisten menawarkan dialog kepada para Jenderal, namun mereka tidak

berani dan memberi respon. 91

Karena Suu Kyi tidak bisa pergi kemana saja dia suka, maka public yang

mendatanginya. Jumlah mereka ribuan. Begitu banyak orang berdatangan dan

berkumpul diluar gerbang rumahnya ada tahun 1996, Suu Kyi berdiri diatas meja

didepan gerbang rumahnya agar para audiensi bisa melihatnya dan berdiskusi

dengannya. Suu Kyi melakukan dialog ini setiap Sabtu dan Minggu sore selama 3

jam, meskipun rezim junta melarang rapat umum oposisi, Suu Kyi tetap

melakukan sesi itu untuk menunjukkan bahwa rakyat seharusnya bisa bervicara

dan berkumpul dengan bebas. Orang-orang terus berdatangan ke sesi di depan

pintu gerbang Suu Kyi meskipun mata-mata pemerintah mencatat semua yang

hadir dan merekamnya. Suu Kyi biasanya akan berbicara membahas tentang

pendidikan, semokrasi, atau hak asasi manusia. 92

Setiap minggu Suu Kyi selalu mempunyai sesuatu untuk disampaikan,

salah satunya Suu Kyi pernah berkata “Jika kalian menginginkan demokrasi,

91
Ibid. Hal 203-213
92
Ibid. Hal 220.

Universitas Sumatera Utara


kalian harus memperjuangkannya dan kalian harus bergabung. Semakin banyak

orang terlibat, semakin cepat kita mencapai tujuan”. Hal ini tentu saja membakar

semangat para pendengarnya dan menambah semakin banyaknya para pengikut

untuk berjuang bersama Suu Kyi. Suu Kyi berbicara terus terang tentang

kekuasaan militer yang salah di acara depan gerbang rumahnya itu, walaupun dia

tahu boleh jadi kritiknya akan membuat para jenderal menutup akses public ke

tempat acara melakukan diskusinya tersebut.

Secara khusus, dia mengkritik konstitusi baru yang sedang disusun oleh

SLORC. Meskipun NLD memenangkan suara mayoritas dan kursi mayoritas

dalam Pemilu 1990, partainya hanya diberi 86 kursi dari 677 kursi di Konvensi

Nasional yang menyusun draf konstitusi. Berdasarkan standar itu, partai NLD Suu

Kyi seharusnya mendapat mayoritas kursi bukan minoritas. Akibatnya, rezim

menghalangi tim NLD untuk mendapat mayoritas meskipun mereka telah menang

dalam Pemilu 1990. Tanpa debat, para jenderal menyusun ketentuan-ketentuan

dalam konstitusi yang akan membuat parlemen penuh dengan perwakilan militer.

Semua cabang eksekutif akan didominasi oleh militer dan dengan terang-terangan

juga para jenderal memasukkan ketentuan yang ditujukan kepada Suu Kyi, yang

menetapkan orang yang punya anak dengan paspor kewarganegaraan asing tidak

boleh menjadi presiden, dan ini ditentukan pemerintah setelah mencabut paspor

dan kewarganegaraan Burma anak-anak Suu Kyi, sehingga mereka tidak

mempunyai pilihan lain selain menjadi warga negara Inggris.

Seluruh isi konvensi konstitusional telah dibajak lalu Suu Kyi

mengumumkan bahwa NLD akan menyusun sendiri draf konstitusi. Para jenderal

kemudian mengambil langkah untuk menghadang, mereka mengumumkan

Universitas Sumatera Utara


undang-undang baru yang melarang penyusun draf konstitusional secara terpisah,

dengan hukuman mulaidari lima sampai dua puluh tahun penjara. Setelah undang-

undang itu diumumkan, Suu Kyi dan pengikutnya mengurangi kritik public

terhadap konvensi itu namun terus mencatat pelanggaran-pelanggarannya. Para

pemimpin NLD kini mendapat belenggu ganda. Mereka tidak dpat berpartisipasi

secara bebas dalam proses penyusunan draf konstitusi dan mereka tidak boleh

memberikan alternative.

Meskipun tantangan yang dihadapi gerakan demokrasi semakin sulit, Suu

Kyi memanfaatkan peretemuan akhir pekannya untuk memberikan harapan. Dia

berbicara tentang hukum kesementaraan dalam ajaran Buddha. Suu Kyi

menyampaikan bahwa didalam Buddha “Segala sesuatu pada akhirnya akan

berubah, bahkan termasuk pemerintah Burma”. Kritik terhadapnya pada waktu itu

menyatakan seandainya Suu Kyi lebih lunak dan lebh fleksibel dalam berpolitik,

maka dia akan mendapatkan kesempatan ikut dalam proses penyusunan draf

konstitusional yang memungkinkannya untuk berbagi kekuasaan dengan militer.

Namun problemnya adalah hal itu membutuhkan dialog kedua belah pihak. Para

jenderal bahkan tidak mengizinkan para anggota NLD berbicara. 93

Pada 1998, rezim militer mulai meningkatkan tekanan kepada Suu Kyi dan

para pengikutnya. Meskipun junta mengingatkan orang-orang yang datang ke

acara diskusi di dpena gerbang Suu Kyi bahwa mereka akan dipenjara hingga 20

tahun karena menghadiri acara mimbar bebas, namun hal itu membuat lebih

banyak orang datang. Ketika junta menutup jalan University Avenue, Suu Kyi

memindahkan acara mimbar bebas itu ke jalan lain. Namun upaya gagal ketika

93
Ibid. Hal 222-224.

Universitas Sumatera Utara


serombongan pendukung USDA dari pihak junta menyerang mobil Suu Kyi saat

menuju ke tempat itu dan menyebabkan penasihatnya, U Tin Oo, mengalami luka.

Teman-temannya mulai mengkhawatirkan keselematan Suu Kyi, namun

Suu Kyi tetap tenang dan tidak meminta pengawalan yang berlebihan untuk

menjaganya. Pada bulan Juli 1998, tekanan kepada Suu Kyi meningkat tajam. Suu

Kyi berusaha bertemu dengan anggota NLD diluar Rangoon, namun polisi

menghentikan mobilnya. Pada bulan Juli, Suu Kyi terjebak di mobil selama lima

hari, pada bulan selanjutnya Agustus Suu Kyi tertahan selama 11 hari di mobil

karena dihadang junta. Saat itu Suu Kyi bermaksud pergi ke Bassein untuk

memberi tahu anggota NLD agar tidak mematuhi perintah militer untuk memberi

laporan ke otoritas dua hari sekali dibawah aturan “Habitual Offender Act” ,

sebuah undang-undang yang biasanya dikenakan untuk penjahat. Tetapi Suu Ky

tidak pernah sampai karena dikepung dijalan oleh junta. 94

Suu Kyi marah atas peristiwa itu, dan gangguan terus berlanjut :

• Ketika mahasiswa berusaha mengadakan protes lagi, Suu Kyi diawasi

dengan ketat dirumahnya, dengan alasan “untuk melindunginya”

• Ketika NLD berusaha menyelenggarakan konferensi nasional, junta militer

melakuka penahanan “temporer” terhadap 800 sampai 1.200 anggota

NLD.

• Ketika Suu Kyi dikontak untuk mengirim video pesan untuk Komisi Hak

Asasi Manusia PBB, junta menuduhnya menjalin kontak dengan

“pembangkang” dan “teroris bersenjata”. Mereka mengingatkan bahwa dia

94
Ibid. Hal 232.

Universitas Sumatera Utara


dan anggota partainya dapat dijatuhi hukuman mati atau penjara seumur

hidup karena berkhianat. 95

Meskipun ada momen pertemuan umum yang ramai didepan pintu

gerbang Suu Kyi, namun era 90-an itu sebagian besar adalah momen-momen

kekalahan Suu Kyi. Dia hanya bisa bertemu suaminya hanya 5 kali dalam delapan

tahun, dan anaknya kurang dari itu. Michael sendiri pada tahun 1998 bulan

Januari diketahui mengidap penyakit kanker prostat yang sudah parah, dan terus

berusaha mengajukan visa ke Burma untuk bisa menemui Suu Kyi di masa-masa

kritisnya. Michael sudah mengajukan lebih dari 30 kali visa untuk ke Burma

namun selalu ditolak. Tepat pada 26 Maret 1999, Michael mendapatkan visa

untuk mengunjungi Suu Kyi, namun ironisnya Michael tepat meninggal di hari dia

medapatkan visa tersebut di usia 53 tahun. Suu Kyi mengalami duka yang sangat

mendalam, namun dia berkata bahwa bab hidup nya yang sekarang telah ditutup,

sekarang Suu Kyi akan focus pada masa depan dan negerinya. Namun sekali

lagi, Suu Kyi dijadikan tahanan rumah pada September tahun 2000. Junta

mengklaim bahwa hal itu dilakukan untuk melindunginya agar tidak dimanfaatkan

oleh unsur criminal dan teroris. 96

3.6 PERJUANGAN AUNG SAN SUU KYI DAN BANTUAN DUNIA

INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DI MYANMAR

Dengan berbagai alasan junta, Suu Kyi menjadi tahanan rumah kembali di

tahun 2000. Kegigihannya tetap menjadi perhatian komunitas Internasional.

Presiden Bill Clinton, dalam beberapa minggu sebelum akhir masa jabatannya,

95
Ibid. Hal 234.
96
http://www.hrw.org/sites/default/files/reports/burmaO41Owebwcover . Diakses pada 15 Maret 2017
pukul 01.05 WIB.

Universitas Sumatera Utara


memberi penghargaan kepada Suu Kyi dengan penghargaan Presidential Medal of

Freedom pada 7 Desember 2000. Alexander Aris mewakili ibunya yang ditahan

menerima penghargaan dari presiden itu. 97

Suu kyi adalah pejuang demokrasi yang telah menyaksikan pengikutnya

dipukuli, disiksa, dan dibunuh, namun dia tidak pernah merespons kebencian dan

kekerasan dengan cara yang sama. Dia hanya meminta agar dilakukan dialog yang

damai. Satu-satunya senjata yang dimiliki rakyat Burma adalah kata-kata yang

bernalar dan teladan dari wanita pemberani ini. Ketika dunia memulai era

millennium baru pada 2001 dengan kembang api, Suu Kyi berada di tahanan

rumah lagi di 54 University Avenue. Setiap kali ada utusan PBB diizinkan

bertemu dengannya, mereka selalu melaporkan bahwa dia tampaknya dalam

kondisi yang bersemangat. Penahanan terhadap Suu Kyi kembali dilakukan

berulang-ulang.pada 2002 Suu Kyi dilepaskan, namun ditahan lagi pada tahun

2003. Kemudian ditahan lagi pada tahun 2003 hingga kemudia Suu Kyi benar-

benar bebas pada tahun 2010 dibawah kepimimpinan Jenderal kejam Than

Shwe. 98

Walaupun terus menjadi tahanan rumah tanpa alasan yang jelas,

perjuangan Suu Kyi tidak pernah terhalangi untuk memperjuangakan demokrasi

bagi negaranya. Masih banyak tokoh-tokoh dunia yang ikut mendukung

perjuangan Suu Kyi yang berada dalam tahanan rumah. Salah satu pendukung Suu

Kyi yang sangat gigih adalah Ibu Negara Amerika Serikat pada saat itu, Laura

Bush. Tidak banyak yang tahu bahwa saat Laura Bush tinggal 1.600 Pennsylania

97
Ibid.
98
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


Avenue, Nyonya Bush bekerja melalui jalur belakang untuk melakukan sesuatu

guna membantu perjuangan demokrasi di Myanmar. 99

Pada waktu itu, ketika hampir seluruh dunia memperhatikan problem di

Timur Tengah, Ibu Negara ini mulai memberikan dukungan personal kepada Suu

Kyi. Pada 2002 Nyonya Bush mulai berkoresspondensi dengan pemimpin

demokrasi Myanmar itu melalui jaringan aktivis demokrasi Myanmar. Bahkan

saat Suu Kyi dikatakan telah dibebaskan dari tahanan rumah, akses kesan masih

sulit. Nyonya Bush mengirimkan surat-surat berisi dukungan semangat kepada

Suu Kyi dan barang-barang yang sulit ia peroleh dalam kondisi ditahan itu. Laura

Bush berhasil merahasisakan misinya dari perhatian media massa. Relasi ini harus

dirahasiakan untuk melindungi orang-orang yang membantu mereka dan

menghindari ketegangan diplomatic.

Nyonya Bush yang tertarik mendukung perjuangan Suu Kyi dikarenakan

membaca buku Suu Kyi yang berjudul “Freedom from Fear”, Laura sangat

tertarik mendukung Suu Kyi setelah membaca buku tersebut.. Dia tidak ingin Suu

Kyi atau gerakannya memudar saat dunia sedang fokus pada isu-isu yang lain.

PBB menempatkan Myanmar sebagai prioritas, makan Nyonya Bush lah

memutuskan bahwa dia yang akan menjadikan Myanmar sebagai Prioritas. 100

Tentu saja ada banyak orang yang bertnaya tentang perhatian Ibu Negara

Amerika Serikat ini kepada Myanmar. Dia bukan presiden, namun dia terlibat

dalam kebijakan luar negeri. Nyonya Bush menyiasati protocol didalam Gedung

Putih dan Departemen Dalam Negeri. Laura sudah siap terlibat dalam isu-isu

99
Ibid.
100
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


politik entah positif ataupun negative. Dia juga sudah siap terlibat dalam isu-isu

perempuan dan semakin sering berkegiatan dalam bidang kebebasan manusia.

Laura benar-benar tertarik pada Suu Kyi dan seiring waktu keterlibatannya

semakin mendalam. Kontribusi terbesar Laura Bush adalah membuat Suu Kyi

tahu bahwa Ibu Negara Amerika Serikat sedag berusaha membantu dirinya. Ada

tahun-tahun suram dalam kehidupan Suu Kyi di Myanmar. 101

Setelah Suu Kyi bebas pada tahun 2002, Suu Kyi diserang di Depayin

pada tahun 2002 dan ditahan kembali pada tahun tersebut, Laura Bush mencari

cara untuk membantunya. Dia mengangkat kepala staf kantornya yang baru

dipilihnya, Anita McBride. Nyonya Bush menjelaskan bahwa dia ingin terlibat

dalam persoalan luar negeri. McBride sudah berpengalaman di Kementrian Luar

Negeri dan pernah bekerja sama dengan PBB, sehingga ia mempunyai keahlian

untuk membawa isi-isi seperti Myanmar ke PBB. Problemnya adalah apakah PBB

mempunyai kemauan untuk bertindak. 102

PBB pernah melakukan upaya utnuk mengatasi persoalan di Burma sejak

pembantaian demostran pada 1988 dan Pemilu 1990 yang dibatalkan, namun

semuanya gagal. Mereka tidak mampu mengalahkan kuasa junta militer di

Myanmar. United Nations Human Right Commission (UNHRC) pertama-tama

mengirimkan utusan ke negara itu, yaitu Profesor Sadako Ogata, untuk

mempelajari kemungkinan adanya pelanggaran. Dia mengunjungi Myamnmar dan

kemudian kembali membawa laporan. Selanjutnya diutus lagi Yozo Yokota,

mantan pengacara untuk Bank Dunia dan seorang professor terkemuka. Dia

101
Ibid.
102
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


melakukan kunjungan ke Myanmar empat kali anatar tahun 1992 dan 1995,

namun tidak mendapatkan hasil. Utusan selanjutnya adalah Paulo Pinheiro, pakar

hukum asal Brazil, yang laporan awalnya bernada optimis. Namun pandangannya

berubah ketika dia mengetahui bahwa junta telah merekam wawancaranya yang

seharusnya bersifat rahasia. Junta memasang mikrofon tersembunyi di bawah

meja penjara temat di mana dia melakukan wawancara dengan tahanan. Dia protes

dengan meninggalkan negara itu pada 2003 dan mencoba kembali lagi pada tahun

2007. 103

Karena tekanan dunia Internasional, penerus Pinheiro, Tomas Ojea

Quintana, bisa melakukan pertemuan privat dengan tahanan politik di Penjara

Insein Myanmar. Dia juga mengunjungi penjara di bagian negara Karen dimana ia

bertemu dengan tahanan yang pernah dipaksa menjadi porter untuk tentara rezim.

Ketika mereka berusaha melarikan diri, mereka ditangkap dan dijebloskan ke

dalam penjara. Quintana meminta pembebasan 2.156 tahanan politik di Myanmar

sebelum Pemilu 2010 untuk membantu rekonsiliasi nasional dan transisi menuju

demokrasi. Junta mengabaikan permintaan itu. 104

Selain utusan dari UNHRC, juga ada beberapa utusan khusus yang dikirim

oleh Jenderal Sekretaris PBB. Diplomat Peru, Alvaro de Soto melakukan enak

kali kunjungan Antara 1995 hingga 1999, namun semuanya sia-sia. Pada waktu

itu Suu Kyi berkali-kali dihalangi saat hendak bepergian. Setelah de Soto pulang,

Suu Kyi kembali dimasukkan tahanan rumah. Pada tahun 2000, de Soto

digantikan oelh diplomat Malaysia bernama Tan Sri Razali Ismail, dia menjadi
103
http://www.washingtonpost.com/opinions/fred-hiatt-burmas-champion-comes-to-
washington/2012/09/19/Obeeaeb4-029e-11e2-91e7-2961c74e7738-story.htrnl. Diakses pada 15 Maret
2017 pukul 02.14 WIB.
104
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


wakil Malaysia untuk PBB di New York. Dia dianggap sebagai diplomat senior

yang mampu membantu menjamin kebebasan Suu Kyi pada 6 Mei 2002. Dia

memberi saran kepada PBB untuk memberi lebih banyak waktu kepada junta

militer. Akan tetapi, setelah dua belas kali kunjungan, upayanya tidak

membuahkan hasil, Suu Kyi diserang lagi dan kembali dijadikan tahanan rumah

pada 2003. 105

Secara keseluruhan, ketika Suu Kyi berada di tahanan rumah, ada lebih

dari Resolusi Majelis Umum PBB yang meminta agar hak asasi manusia

dihormati di Myanmar. Semuanya diabaikan oleh rezim militer. Mejelis umum

PBB berkali-kali meminta junta menghormati hukum internasional, namun

mereka justru lebih banyak melanggar ketimbang patuh. Ada lusinan laporan yang

mengonfirmasikan pelanggaran hak asasi manusia , termasuk penggunaan

pemerkosaan sebagai senjata. Rezim junta mengabaikan laporan itu. PBB

memang forum yang berguna untk menyampaikan keprihatinan, namun tidak

berhasil mengatasi pelanggaran-pelanggaran tersebut. 106

Di hadapan kekecewaan diplomatic tersebut, Laura Bush memutuskan

untuk turun tangan dan mendesak PBB agar berusaha lebih keras. Dia

menghubungi Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan. Kofi, seorang diplomat dari

Ghana. Kofi adalah seorang aristokrat yang tidak gampang puas. Laura Bush

mendesak Kofi untuk menggunakan lebih banyak suaranya dan menyatukan

Myanmar. Dia mendukung untuk menempatkan Myanmar dalam agenda formal

Dewan Keamanan PBB. Ini adalah langkah penting memasukannya ke agenda

105
Ibid.
106
http://www.hrw.org/sites/default/files/reports/burma0413webwcover-O

Universitas Sumatera Utara


yang berarti setiap anggota Dewan Keamanan bebas untuk mengangkat Myanmar

sebagai salah satu poin diskusi. Itu berarti bahwa sekretariat PBB harus secara

rutin memberikan data atau laporan terbaru perkembangan di Myanmar.

Sebaliknya, item-item yang tidak masuk ke dalam agenda Dewan Keamanan PBB

mungkin tidak akan dibahas. Ini adalah aturan prosedur yang melindungi

anggotanya dari pembahasan isu-isu yang tidak diperhatikan. Adalah sangat

penting untuk memasukkan Myanmar ke dalam agenda dan membuat perjuangan

demokrasi di Myanmar terus mendapat perhatian Internasional. 107

Nyonya Bush juga ingin melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan

para ibu negara yang sebelumnya yaitu mengadakan rapat dengar pendapat khusus

tentang Myanmar saat Majelis Umum bersidang di New York City pada 2006.

Nyonya Bush ingin menambahkan kekerasan di Myanmar ke dalam agenda, dia

siap terjun di tengah publik. Setelah mendukung Suu Kyi secara diam-diam, Laura

Bush mengadakan rapat mingguan di Gedung Putih. Dia mengawasu secara

seksama kondisi yang terus memburuk di Myanmar. Ketika Suu Kyi hampir tewas

terbunuh ssat 2003 dan kantor-kantor partainya ditutup, Nyonya Bush

memutuskan untuk bertindak.

Upaya Laura Bush di PBB untuk memasukkan Myanmar ke dalam

pembahasan menjadi bagian dari upaya oleh pemerintah Amerika Serikat untuk

membuat terobosan positif di PBB yang bisa membantu rakyat Myanmar, yaitu:

• Pada 16 September, dijadwalkan pemungutan suara untuk memasukkan

Myanmar dalam agenda pembahasan.

107
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


• Pada 19 Septmber, Nyonya Bush mengadakan sesi pertemuan tak terduga

di PBB yang membahas Myanmar.

• Pada 12 Januari 2007, Amerika Serikat memberi tekanan untuk mendesak

Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang mendesak Burma

untuk membebaskan tawanan politik dan mengambil langkah kearah

demokrasi.

Ini adalah agenda yang berani, upaya internasional yang melibatkan

banyak aktor. Upaya ini sebagian berhasil dan sebagian gagal. Pertama adalah

upaya memasukkan Myanmar ke dalam agenda formal pada 16 September.

Perwakilan Amerika Serikat menegaskan bahwa krisis pengungsi Burma,

perdagangan narkoba, problem HIV/AIDS, dan situasi hak asasi manusia di

Myanmar adalah faktor-faktor yang mendestabilisasikan kawasan di sana. PBB

melakukan voting untuk menambahkan Myanmar ke dalam agenda :

MENDUKUNG : Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Argentina,

Denmark, Yunani, Jepang, Ghana, Peru, Slovakia.

MENENTANG : China, Rusia, Qatar, Kongo

ABSTAIN : Tanzania.

Pada akhirnya, sepuluh anggota Dewan Keamanan PBB mendugkung

proposal Amerika Serikat, dan ini cukup untuk mengesahkan langkah procedural.

Mayoritas mendukung, dan Dewan Keamanan PBB memilih memasukkan Burma

ke dalam agenda formalnya. Akhirnya anggota dewan membuat situasi di

Myanmar terus menjadi perhatian internasional. Beberapa hari kemudan, Laura

Bush mengadakan konferensi tentang isu-isu Myanmar, memanfaatkan

Universitas Sumatera Utara


kesempatan ketika media memperhatikan pembukaan siding Dewan Keamanan

PBB ke-61. Saat delegasi berkumpul di sekitar gedung PBB, pertemuan Laura

Bush dilakukan tidak jauh dari tempat sidang Majelis Umum PBB. Apa yang pada

awalnya adalah upaya personal kecil untuk membantu wanita lain di belahan lain

dunia kini menjadi misi penuh yang penuh perhitungan oleh ibu negara Amerika

Serikat untuk membantu semua warga Myanmar.

Tidak mudah untuk mengajak para pejabat PBB menyepakati sesi ini.

Sama seperti birrokrasi kerajaan di Istana Buckingham, PBB juga resisten

terhadap sesuatu yang tidak sesuai protocol. Dibutuhkan upaya keras hingga

menit-menit terakhir sampai PBB mengizinkan ibu negara Amerika Serikat untuk

membantu semua warga Myanmar. Pada pertemuan 2006 tersebut, Nyonya Bush

mengawali sesi pertemuan dengan menjelaskan bahwa dia tertarik pada isu

Myanmar dan Aung San Suu Kyi, yang membuat cerita tentang kehidupan Suu

Kyi akan menjadi perhatian seluruh perempuan di dunia. Namun karena perhatian

kepada Suu Kyi, makin banyak orang di seluruh dunia kini melihat Myanmar dan

ingin melihat apa yang dapat mereka lakukan untuk memastikan Suu Kyi dan para

tahanan politik lainnya dibebaskan dan nengaranya dapat melakukan rekonsiliasi.

Laura Bush sudah mengetahui apa yang akan dikatakan para pakar tentang

situasi buruk di Myanmar, namun poinnya adalah yang penting mereka

mengatakannya di depan media. Zaid Ibrahim, pendiri firma hukum terbesar di

Malaysia, mengatakan dia ingin membantu rakyat Burma karena “pelanggaran

hak asasi manusia disana tampak jelas dan makin buruk”. Hseng Noung, salah

satu anggota pendiri Shan Women’s Action Network (SWAN), mengatakan

praktik pemerkosaan oleh para tentara junta terhadap perempuan dan anak-anak

Universitas Sumatera Utara


etnis Myanmar sudah sangat parah. Dokumentasi terbaru memperlihatkan dari

ribuan perempuan dan anak wanita yang diperkosa, 61 persen di antaranya

diperkosa beramai-ramai. Tiga puluh persen perempuan yang diperkosa berusia di

bawah 18 tahun. Perempuan paling tua berusia 80 tahun, yang paling mudah

berusia 8 tahun. Dalam salah satu insiden yang mengerikan, 30 siswi sekolah

dipanggil untuk datang ke barak para tentara yang kemudia memerkosa mereka

dan membuat mereka menjaid “gadis penghibur” di barak tentara.

Jim Jacobson, presiden Christian Freedom International, yang memberikan

bantuan medis dan perawatan untuk lebih dari 100.000 pengungsi dari Myanmar,

mangatakan junta menggunakan dalih agama untuk menyerang warga Kristen,

khususnya warga di Karen yang dikristenkan oleh misionaris Amerika sejak lebih

dari 200 tahun yang lalu. Gereja-gereja dibakar dan para pastor ditangkap. Jim

mendeskripsikan serangan itu sebagai tragedi yang memilukan. Di pertengahan

diskusi, Dr.Gambari, professor dan diplomat dari Nigeria yang baru saja

dicalonkan untuk menggantikan Ismail Razali sebagai utusan PBB untuk

Myanmar bersedia untuk menjadi utusan. Ternyata Profesor Gambari tidak lebih

baik dari pada pendahulunya dalm misinya untuk Myanmar.

Gambari melakukan delapan kali kunjungan ke Myanmar, namun dia

harus berhadapan dengan para jenderal yang penuh tipu muslihat, setelah

kunjungan pertama Gambari dia mengumunkan bahwa junta ingin membuka

lembaran baru dalam relasi dengan komunitas internasional namun, tiga hari

kemudian junta memperpanjang masa tahanan rumah Suu Kyi selama setahun.

Gambari telah dibohongi para junta. Gambari sempat bertemu dengan Suu Kyi

saat kunjungan pertamanya, namun kemudian Suu Kyi kehilangan kepercayaan

Universitas Sumatera Utara


kepadanya. Pemimpin demorasi ini merasa diplomat Nigeria ini terlalu lunak

menghadapi para jenderal, yang telah menipunya.

Pada 2007, Gambari harus menunggu selama beberapa hari sebelum

menyampaikan surat dari Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon kepada Jenderal

Than Shwe. Than Shwe mengatakan dirinya terlalu sibuk untuk bertemu dengan

Gambari. Meskipun telah ditampik, Gambari mengklaim kunjungannnya berhasil.

Junta sudah biasa menipu para utusan PBB seperti Gambari. Mengajukan banyak

alasan sembari secara sporadic memeberikan harapan palsu kepada komunitas

internasional dapat memberi banyak waktu bagi jenderal untuk mempertahankan

kekuasannya.

Dalam beberapa bulan, Amerika Serikat mengambil langkah Resolusi

lebih tegas terhadap Myanmar diajukan dalam proposal pada Januari 2007 di

Dewan Keamanan PBB. Resolusi itu meminta penguasa Myanmar untuk

membebaskan Suu Kyi dan lebih dari 1.100 pendukung politiknya yang berada di

dalam penjara, menghentikan serangan terhadap minoritas etnis, dan mulai

melakukan transisi demokratis. Resolusi itu juga meminta Myanmar

menghentikan penggunaan pemerkosaan oleh tentaranya dan mendukung upaya

International Labor Organization untuk mengakhiri kerja paksa di Myanmar.

Resolusi itumenuduh tentara Myanmar menyebabkan krisis pengungsi di wilayah

itu, mendukung perdagangan narkoba, dan membiarkan penyebaran penyakit

menular seperti HIV/AIDS dan flu burung.

Meskipun ada desakan dari Amerika, resolusi itu gagal. Votingnya adalah

9 banding 3. Ini tidak mengejutkan karena China dan Rusia berpihak kepada junta

Universitas Sumatera Utara


militer, dan yang lebih mengejutkannya lagi adalah Afrika Selatan juga ikut

menolak. Di bawah aturan PBB, resolusi harus disetujuioleh 5 anggota permanen

(Amerika Serikat, U.K , China, Rusia, dan Prancis. Setelah voting, duta besar

Myanmar berterima kasih kepada China dan Rusia karena mencegah langkah

tersebut. Dia mengklaim bahwa tuduhan terhadap negaranya adalah palsu.

China dan Rusia keduanya punya kesepakatan bisnis miliaran dollar

dengan Myanmar, dan mereka berpendapat bahwa mereka juga prihatin dengan

kondisi di Myanmar namun mereka menganggap sebagai “persoalan dalam

negeri” yang tidak menimbulkan ancaman bagi perdamaian dan keamanan

internasional, yang merupakan kriteria yang harus dipenuhi agar Dewan

Keamanan bisa melakukan tindakan. Perwakilan Rusia juag mengatakan bahwa

tidak ada satupun negara tetangga yang memandang situasi di Myanmar sebagai

ancaman mereka dan berdasarkan hal itu, maka tidak ada alasan bagi Dewan

Keamanan PBB untuk membahas persoalan ini.

Dalam periode yang sama, berbagai kalangan di seluruh dunia

memobilisasikan dukungan akar rumput untuk menekan rezim Myanmar agar

melakukan perubahan. Salah satu ciri utama dari gerakan Myanmar adalah

gerakan itu mengilhami orang-orang dari berbagai unsur politik untuk terlibat

dalam isu yang biasanya tidak akan membuat mereka terlibat. Salah satunya

adalah miliarder kontroversial George Soros telah mendanai Proyek Myanmar

bernilai jutaan dollar, yayasan Soros telah memberikan hampir 40 juta dollar

untuk Proyek Burma sejak 1994 untuk kepentingan pendidikan demokrasi dan

upaya advokasi. Selama bertahun-tahun yayasan Soros mempromosikan media

independen, mendorong upaya rekonsiliasi, serta program pendukung untuk

Universitas Sumatera Utara


memberdayakan wanita, anak muda dan minoritas etnis. Training kepemimpinan

diberikan kepada lebih dari 2.000 orang Myanmar untuk membantu Myanmar

melakukan transisi dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat terbuka. Upaya-

upaya seperti ini dipimpin oleh Maureen Aung Thwin, yang datang ke Amerika

Serikat untuk tujuan belajar dan menjadi pendukung kuat demokrasi.

Salah satu kampanye yang paling efektif adalah yang dilakukan oleh

mahasiswa muda bernama Jeremy Woodrum. Woodrum melakukan 25 perjalanan

ke kamp-kamp pengungsi di sepanjang perbatasan Thailand untuk menunjukan

delegasi Kongres dan Hollywood akibat-akibat buruk dari represi pemerintahan

junta. Woodrum juga merekrut musisi rock dan artis Hollywood untuk membantu

gerakan demokrasi. Dia memproduksi CD musisi top yang berisi lagu-lagu untuk

Myanmar, seperti R.E.M., U2, Coldplay, Damien Rice, dan Ani Difranco. Di

tahun 2008 Woodrum memproduksi “Burma : It Can’t wait,” yakni 35 video

pendek yang dibuat oleh selebritis Hollywood, diantaranya adalah Will Farrel,

Jennifer Aniston, Jackson Browne, Sarah Silverman, Ellen Page, Jason Seagal,

Eva Longoria, Sylvester Stallone, sutradara James Cameron, dan Kim Kadarshian.

Daftar selebritis yang mulai ikut memperjuangkan demokrasi ini tampak seperti

lobi Vanity Fair di Academy Awards. Upaya membantu Aung San Suu Kyi

menjadi hip.

Setelah badai nargis menghantam kawasan Delta Myanmar, actor Brad

Pitt, George Clooney, dan Matt Damon meluncurkan iklan kampanye melalui

organisasi mereka, “Not on Our Watch,” untuk menggalang dana bantuan. Pitt

juga membantu mendanai usaha Human Rights Watch di Myanmar dan istrinya,

Angelina Jolie, belakangan melakukan melakukan perjalanan ke perbatasan

Universitas Sumatera Utara


Thailand agar isu pengungsi mereka menjadi perhatian dunia. Dukungan selebritis

terbesar untuk kampanye demokrasi diperoleh dari bintang rock Bono, orang yang

memimpin band U2 yang sukses di seluruh dunia. Bono mulai menjadi pengagum

Suu Kyi saat mereka berdua menerima penghargaan Dublin pada 2009, namun

Suu Kyi saat itu tidak bisa hadir secara pribadi. Bono tertarik dengan kisah Suu

Kyi dan membuatkan lagu untuknya yang dinyanyikan dalam konser “Walk On,”

sebuah konser penghormatan kepada kebernian Suu Kyi.

Tujuh juta orang yang menghadiri konsernya menyaksikan pesan video

Suu Kyi yang ditayangkan di layar raksasa. Dalam video tersebut dia

memberitahu kepda penonton konser bahwa suara mereka sangat kuat dan dapat

didengarkan sampai ke Myanmar, dan para penonton pun bersorak

mendukungknya. Akibatnya, Suu Kyi seperti ikut tour bersama salah satu band

rock sukses dan mendapatkan audien baru utnuk mendengarkan kisah

perjuangannya. Lagu-lagu U2 segera dilarang oleh para Jenderal junta. Siapapun

yang berusaha mengimpornya akan diancam dengan hukuman penjara Antara tiga

sampai dua puluh tahun masa penjara.

Myanmar menjadi isu penting, bukan hanya bagi ibu negara tetapi juga

bagi administrasi Bush dan seluruh dunia. Presiden Bush menjadikan Myanmar

sebagai bagian oenting dari pidatonya pada sidang umum Majelis Umum PBB ke-

62 pada tahun 2007. Bush mengajak negara-negara untuk menjaga hak dan

kebebasan yang tekah didukung PBB selama enam dekade dan mengumumkan

sanksi batu atas Myanmar. Dia menjelaskan upaya memperketat sanksi finansial

dan perluasan larangan visa terhadap pejabat-pejabat yang bertanggung jawab atas

pelanggaran hak asasi manusia yang paling buruk. Salah satu keterlibatan global

Universitas Sumatera Utara


penting sebagai ibu negara Laura Bush, adalah perjalanannya ke perbatasan

Myanmar dan Thailand pada musim panas 2008 untuk melihat langsung kondisi

para pengungsi. Saat dia dan suaminya dalam perjalanan menghadiri pembukaan

Olimpiade Beijing, Bush dan Nyonya Bush datang ke Thailand untuk mendukung

gerakan demokrasi di Myanmar. Tindakannya ini jelas mendapat perhatian dari

pemerintah China dan Myanmar. 108

Pasangan Bush hanya punya enam bulam lagi masa jabatan, sehingga

mereka berusaha keras menekan demi kemajuan Myanmar. Bush mengadakan

pertemuan dengan sembilan pembangkang Myanmar dan mengatakan bahwa

“Rakyat Amerika sangat memperhatikan Myanmar, dan kami berdoa agar suati

hari rakyat Myanmar akan mendapatkan kebebasan”, sementara itu Nyonya Bush

mengadakan perjalanan tujuh jam ke perbatasan Thailand dan Myanmar di hari 20

tahun peringatan demostrasi 88 yang memakan banyak korban di Myanmar,

Nyonya Bush bertemu dengan Dr. Cynthia yang dikenal sebagai “Bunda Teresa-

nya Myanmar” di kalangan aktivis relawan luar negeri, namun dia tidak begitu

terkenal di Amerika Serikat. Nyonya Bush mengunjungi klinik yang didirikan

oleh Dr. Chynthia yang digunakan untuk merawat rakyat Myanmar yang terkena

HIV/AIDS dan penyakit lainnya, Laura memberikan bantuan untuk keperluan

klinik itu.

Pada awalnya klinik Dr.Cynthia Maung akan ditutup para junta, namun

setelah kedatangan Nyonya Bush klinik tersebut tidak jadi ditutup. Pemerintah

junta juga melarang Dr. Chyntia Maung bepergian keluar negeri untuk menerima

penghargaan kemanusiaan, yang bisa menambah sumber dana bagi upaya

108
Rena Pederson, Op.Cit., Hal 362-376

Universitas Sumatera Utara


medisnya, setelah kunjungan Nyonya Bush, dokter itu diberikan izin bepergian ke

luar negeri untuk menerima penghargaan-penghargaan tersebut dan mendapatkan

dana untuk bantuan klinik yang didirikannya pagi para pengungsi di perbatasan.

Upaya lain yang dilakukan Nyonya Bush adalah, dia mengumpulkan

wartawan untuk menyampaikan pesan yang dia tahu akan didengar para jenderal,

yang berisikan “Dua puluh tahun telah berlalu dan segala sesuatu masih tetap

sama dan bahkan lebih buruk di Myanmar, kami tahu bahwa Myanmar adalah

negara yang kaya sumber daya alam, dan junta menggunakan sumber daya alam

itu untuk memperkaya diri mereka sendiri, bukan demi menyejahterahkan rakyat

Myanmar”. Laura juga menyatakan bahwa China, pada khususnya telah

membantu rezim junta, karena merupakan mitra ekonomi, dan mendesak

pemerintah China untuk melakukan apa yang sudah dilakukan negara lain yaitu

memberi sanksi, membekukan keuangan para jenderal.

Laura Bush juga berusaha mewakili pengungsi Myanmar yang terjebak di

sepanjang perbatasan Thailand dan Myamar. Dalam kurun waktu 2005 hingga

2008 lebih dari 30.000 warga Myanmar pindah ke Amerika Serikat, banyak dari

pengungsi tersebut yang berkeluarga yang sudah tinggal selama sepuluh hingga

dua puluh tahun di kamp tersebut, banyak dari mereka yang ingin puleng ke

negaranya, namun takut jika mengingat keadaan Myanmar saat itu. Tidak hanya

Amerika Serikat yang menerima para pengungs tersebut negara-negara lain juga

ikut bekerjasama denga Nyonya Bush seperti negara Selandia Baru, Kanada dan

Belanda. pada saat Laura Bush mengunjungi kamp pengungsi, diyakini ada

sebanyak 650.000 orang yang terusir di Myanmar, hampir 107.000 diantaranya

ada di negara bagian Karen. Sebanyak 146.000 orang tinggal di kamp

Universitas Sumatera Utara


pengungsian dengan gubuk-gubuk bamboo dan terlantar di perbatasan Thailand,

tidak bisa kembali ke Myanmar, namun juga tidak bisa meninggalkan Thailand. 109

Setelah membahas bantuan pihak internasional bagi perjuangan Suu Kyi,

kembali kepada perjangan para rakyat Myanmar sendiri yang dilakukan para

biksu pada tahun 2007, empat tahun setelah pembantaian di Depayin kondisi

Myanmar terus memburuk kekecewaan memuncak kembali. Para Jenderal mulai

waspada, karena kali ini para biksu di seluruh negeri memimpin aksi protes baru,

semacam cri de cour atas penderitaan rakyat miskin. Myanmar menjadi salah satu

dari 20 negara termiskin di dunia, menurut PBB. Sekarang kleptokrasi militer

dibawah Than Shwe menyedot kehidupan ekonomi dan rakyat. Biaya bahan

pokok terus naik hingga 40 persen. Kemarahan bertambah ketika bocoran video

pesta mewah pernikahan anak Than Shwe.

Protes mulai bermunculan di seluruh negeri. Pada awalnya protes kecil-

kecilan, dimana para biksu ikut bergabung dengan beberapa kelompok orang kota.

Hampir dua dekade berlalu sejak protes demokrasi yang dibubarkan dengan brutal

tahun 1988. Rasa frustasi tidak bisa ditahan lagi. Anggota partai NLD yang

dipimpin Suu Kyi melakukan demonstrasi di Myanmar tengah, kemudian di

Rangoon, dan kemudian di wilayah Delta, sengaja memvariasikan lokasi

demontrasi agar militer tidak memberangus sekaligus. Su Su Nway adalah salah

satu anggota NLD yang maju untuk memprotes. Aktivisi berusia 35 tahun itu

menjadi pehatian dunia. Setelah kenaikan BBM diumumkan pada 2007, Su Su

Nway dan yang lainnya melakukan protes kecil di tengah kota Rangoon pada

Agustus 2007. Mereka menuntut penurunan harga BBM dan harga bahan pokok.

109
Ibid. Hal 383-385

Universitas Sumatera Utara


Preman dari USDA dan Swan Arr Shin segera menyerangnya saat para

pendukung mencoba melindunginya.

Aliansi biksu menuntut permintaan maaf resmi dan menurunkan kembali

harga-harga kebutuhan pokok, tetapi aliansi biksu juga menambahkan beberapa

tuntutan politik : pembebasan semua tahanan politik termasuk Aung San Suu Kyi,

dan dimulainya dialog untuk mengakhiri masa kekuasaan militer. Tuntutan itu

mengubah karakter protes biksu dari gerakan kemanusiaan kea rah

pemberontakan. Akan tetapi para jenderal tidak pernah mau memenuhi tuntutan

itu.

Pihak otoritas menangkap pemrotes sebanyak yang mereka bisa, bahkan

mereka menyeret Mya Myan San, seorang anggota NLD yang memimpin

sembahyang regular di Pagoda Shwedagon untuk mendoakan pembebasan Suu

Kyi. Para veteran demonstrasi 1988 yang baru saja dibebaskan dari penjara

kembali turun ke jalan. Militer berusaha membubarkan protes itu dengan cara

yang lebih efisien, seperti meniup lilin. Tokoh-tokoh pro-demokrasi seperti Min

Ko Naing, Ko Ko Gyi, dan Ko Jimmy dimasukkan lagi ke dalam penjara. 110

Akibat tidak digubrisnya aksi demonstrasi yang pertama oleh para junta,

para biksu melakukan aksi demonstrasi yang kedua pada tangga 9 September

2007, sbelum melakukan demonstrasi, para biksu di jalan depan rumah Suu Kyi

untuk berdoa dan meminta izin Suu Kyi, Suu Kyi yang menjadi tahanan rumah

hanya bisa memberikan penghormatan dan salam dengan cara umat Buddha dari

dalam jendela rumah. Hasil dari demonstrasi ini sendiri tidak menghasilkan, para

110
Ibid. Hal 395-399.

Universitas Sumatera Utara


biksu banyak menjadi korban yang tewas dan dipenjarahj. Penumpasan

demonstrasi itu sendiri dipimpin pemimpin Myanmar yang kejam jendral Than

Shwe. Biara-biara di Myanmar menjadi zona perang. Akibat dari peristiwa itu,

beberapa negara lain merespons dengan tindakan :

• Ketua kebijakan luar negeri Uni Eropa, Javier Solana, mendesak China

agar lebih menekan Myanmar. Uni Eropa sudah banyak memberi sanksi,

termasuk larangan penjualan senjata dan perbatasan visa terhadap

pimpinan rezim. Sanksi tersebut diperpanjang pasca-kekerasan 2007 dan

ditambah dengan pelarangan impor batu permata, kayu dan besi.

• Pemerintah Prancis segera memperingatkan kepada penguasa militer

Myanmar bahwa mereka harus bertanggung jawab jika menganiaya

pendemo. Presiden Nicolas Sarkozy meminta pengusah Prancis untuk

membekukan investasinya di Myanmar termasuk perusaahaan minyak

Total, yang mengoperasikan pipa gas alam Yadana dari Myanmar ke

Thailand. Sarkozy meminta Dewan Keamanan PBB untuk memberi

sanksi segera kepada rezim militer tersebut.

• Di Inggris, Perdana Menteri Gordon Brown, yang sering berbicara

mendukung pemimpin demokrasi Aung San Suu Kyi. Mengecam keras

pembubaran brutal atas demonstrasi damai dan meminta pembebasan

semua tahanan politik, termasuk Suu Kyi.

• Jepang membatalkan pendanaan untuk pusat sumber daya manusia di

Universitas Rangoon dan mengancam akan mengurangi bantuan kepada

Myanmar.

Universitas Sumatera Utara


• Di Polandia, pemimpin demokrasi dan pemenang Nobel Perdamaian Lech

Waldsa, bergabung dengan mantan pemimpin militer komunis Wojciech

Jaruzelski untuk mengeluarkan pernyataan simbolik bersama. Mereka

mendesak junta militer untuk duduk bersama da berunding dengan para

pendemo.

• Filipina mendesak pemimpin Myanmar untuk mengambil langkah menuju

demokrasi dan mengancam akna menghentikan bantuan kepada Myanmar

apabila pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi tidak dibebaskan.

• Rolls-Royce menyatakan bahwa mereka tidak punya lagi keterlibatan

bisnis di Myanmar, menghentikan semua operasi perbakan mesin pesawat

dan menghentikan peminjaman pesawat kepada Burma airline.

• Kanada meminta pembebasan Suu Kyi dan semua tahanan politik dan

dilakukan dialog yang sesungguhnya dengan anggota oposisi demokratik.

• Republik Czech meminta segera dibebaskannya aktivis yang ditangkap

selama protes dan semua tahanan politik, termasuk Aung San Suu Kyi.

• Pemerintah di Afrika Selatan sebelumnya mengejutkan dunia dengan

memilih mendukung China dan Rusia. Setelah serangan kepada para biksu

yang dilakukan junta , wakil menteri luar negeri Afrika Selatan memanggil

duta besar Myanmar untuk menyampaikan kecaman keras terhadap protes

damai tersebut. 111

Selama tahun terakhir di masa jabatannya, Presiden Bush menyetujui

legislasi untuk memberi anugerah U.S. Congressional Gold Medal, penghargaan

tertinggi yang dapat diberikan oleh negara , kepada Aung San Suu Kyi sebagai

111
Ibid. Hal 418-420.

Universitas Sumatera Utara


“pengakuan atas keberanian dan komitmennya tinggi untuk perdamaian, non

kekerasan, hak asasi manusia dan demokrasi di Myanmar”. Penghargaan itu

menempatkan Suu Kyi dlam jajaran tokoh ternama lain seperti George

Washington, Wright Bersaudara, Charles Lindbergh, Sir Winston Churchill,

Robert Frost, Paus John Paul II, dan Bunda Teresa serta pemenang nobel

perdamaian seperti Elie Wiesel, Dalai Lama dan Nelson Mandela.

Suu Kyi ditahan di rumahnya pada saat Medali Emas itu disetujui untuk

diberikan kepadanya. Suu Kyi tidak bisa meninggalkan negerinya untuk

menerima penghargaan tersebut. Akan tetapi kabar diplomatik menunjukkan

bahwa meskipun Suu Kyi diputus hubungannya dengan dunia luar selama lima

tahun, dia tahu bahwa “saudara perempuan” rahasianya yaitu Nyonya Bush telah

melakukan segala sesuatu untuk membantu dirinya. Ketika dokter pribadi Suu Kyi

diizinkan untuk datang menemui Suu Kyi, Suu Kyi mengatakan bahwa dia sangat

mengapresiasi upaya Amerika Serikat untuk membuat isu Myanmar tetap menjadi

perhatian di panggung dunia, “khususnya apresiasi kepada ibu negara”. Para

jenderal sendiri sudah mengetahui keterlibatan Laura Bush. Sebuah kabar kawat

diplomatik pada 2008 mengungkapkan bahwa Yin Yin Oo, seorang pejabat tinggi

di departemennluar negeri Myanmar yang dekat dengan Jenderal Thura Shwe

Mann dan saudara dari wakil menteri luar negeri Kyaw Thu, telah diberi

wewenang oleh para jendral Myanmar untuk melakukan diskusi dengan kedutaan

besar Amerika Serikat dan Inggris.

Setelah melakukan diskusi dengan Yin Yin Oo, pejabat kedutaan

mendapatkan pengetahuan baru tentang pemikiran para jendral. Percakapan itu

mengkonfirmasi sesuatu hal, yaitu mereka para jenderal sangat xenophobic dan

Universitas Sumatera Utara


takut pada perubahan. Mereka mengalami delusi paranoid, menganggap Amerika

Serikat akan datang menangkap mereka. Diskusi dengan Yin Yin OO membantu

menjelaskan mengapa begitu sulit untuk menghadapi para jenderal itu. Yin yin

mengakui bahwa Myanmar perlu berubah, namun dia menyebutkan keingina para

pemimpin Myanmar yang ingin melangkah dengan hati-hati. Shari Villarosa

menjawab bahwa mereka, para jenderal itu, terlalu berhati-hati, dan seharusnya

segera bertindak walaupun agak lambat. Yin Yin Oo menjelaskan bahwa para

jendral takut pada perubahan karena mereka mungkin tidak akan mampu

mengendalikan perubahan tersebut. Dari hasil pertemuan itu, Yin Yin mengatakan

kepada Villarosa duta dari Amerika Serikat bahwa ada dua jendrral yang mungkin

berpikiran untuk perubahan kearah demokrasi.

Dengan mengungkapkan adanya paranoia para jendral terhadap Amerika

Serikat, Villarosa menyimpulkan dalam laporannya bahwa Yin Yin Oo telah

diinstruksikan untuk menghubungi kedutaan besar Amerika Serikat dan Inggris

dan ini mengindikasikan bahwa ada beberapa orang di dalam rezim yang tertari

untuk kembali berdialog dengan mereka. Hal ini berarti bahwa komunikasi buruh

para jendral junta bukan hanya dengan dunia luar, melainkan juga Antara sesame

mereka sebab mereka tidak tahu siapa yang dapat mereka percayai. Ini adalah

salah satu sebab mengapa rezim itu disfungsional. Tidak ada yang berbicara

kebenaran kepada kekuasaan karena takut akan kehilangan kedudukan

istimewanya.

Melihat keadaan itu mereka memiliki ide untuk menarik perhatian

pemimpin junta yaitu Jendral Than Shwe mereka harus harus menulis isu yang

mengangkat Myanmar di PBB. Hal ini akan membuat Than Shwe jengkel terus-

Universitas Sumatera Utara


menerus sebab tindakan ini berarti menentang legitimasinya. Than Shwe dapat

mencoba mengontrol berita yang keluar masuk Myanmar, namun dia tidak dapat

menghentikan kritik dunia terhadap kekuasaannya di Myanmar. Kritik yang terus-

menerus kepada Than Shwe , dan pengungkapan bagaimana dia manghancurkan

negaranya, mungkin dapat meyakinkan beberapa jendral lain untuk mengambil

risiko menghadapi kemarahan Than Shwe sendiri. Kabar ini sendiri menunjukkan

bahwa ada beberapa jendral yang mulai mencari jalan keterbukaan dan menguji

situasi. Tekanan yang dilakukan oleh Laura Bush telah membantu memicu

perhatian komunitas Internasional. 112

Pada bulan Mei di tahun 2008, disatu sisi pemimpin tertinggi Myanmar

jendral Than Shwe, yang kesehatannya sudah tidak bagus di usia 75 tahun mulai

merasa takut akan ditangkap dan diminta bertanggung jawab atas kejahatannya

atas rakyatnya. Karna ketakuta itu Than Shwe mengadakan voting nasional

mengenai konstitusional pada 10 Mei 2008, seminggu setelah badai besar

menghantam Myanmar. Menyukseskan persetujuan dalam voting itu adalah

jaminan hidupnya : kosntitusi tersebut menjamin tidak akan ada pejabat junta

yang dapat digugat atas tindakan mereka. Than Shwe sendiri sudah lelah dan ingin

mundur, namun jendral tersebut mencemaskan nasib masa depan finansial

keluarganya karena hal itu Than Shwe tidak ingin mundur kecuali diberi janiman

untuk melindunginya, Than Shwe takut demokrasi karena takut akan dibalas akan

perbuatannya.

112
Ibid. Hal 391-393.

Universitas Sumatera Utara


Konstitusi yang isinya curang tersebut akan menyebabkan Than Shwe

dapat pension tanpa perlu bertanggung jawab seba konstitusi itu sudah dirancang

untuk melanggengkan kekuasaan militer :

• Konstitusi tersebut memberikan hak kepada National Defense and

Security Council (NDSC), yang kebanyakan beranggotakan jenderal

untuk mengawasi presiden dan memimpin angkatan bersenjata.

Panglima militer diberi lebih banyak pembantu ketimbang presiden,

yang berarti para jendral garis keras menjabat sebagai petinggi negara,

bukan sebaliknya.

• NDSC diberi hak untuk menunda kebebasan demokratik jika terjadi

situasi darurat. Ini berarti bahwa kerusuhan sipil dapat digunakan

sebagai alasan untuk memberlakukan undang-undang darurat.

• Konstitusi ini menetapkan syarat agar semua pemimpin di masa depan

harus berpengalaman dalam soal militer dengan tujuan menyisihkan

sebagian aktivis demokrasi.

Pasal 59 sendiri dibentuk Than Shwe sebagai pembalasan terhadap Aung

San Suu Kyi. Inilah cara Than Shwe untuk menutup kesempatan Suu Kyi menjadi

pemimpin negara. Pasal itu berisikan bahwa calon presiden Myanmar tidak boleh

memiliki suami dan anak yang berkewarganegaraan asing.

Pada 2009, Suu Kyi meminta bertemu dengan pemimpin junta Jenderal

Than Shwe melalui beberapa suratnya menyampaikan ingin bekerja sama dengan

pemerintah demi kepentingan negara. Dalam salah satu suratnya Suu Kyi

mengatakan ingin bekerja sama dengan negara-negara barat dan junta dalam

Universitas Sumatera Utara


upaya mencabut sanksi internasional tersebut. Junta menjawab dalam sebuah

ulasan koran bahwa surat-surat Suu Kyi tidak jujur, dirancang untuk mencoreng

citra pemerintah yang berkuasa dan menyalahkan pemerintah.Than Shwe

kemudian dikecam karena memuat surat permintaan pertemuan melalui media.

Than Shwe menolak bertemu Suu Kyi. 113

Suu Kyi sendiri sedang menunggu masa pembebasannya, enam tahun

masa tahanan rumah yang dijatuhkan oleh junta militer akan berakhir pada 27 Mei

2009. Namun saat itu ada seorang warga negara Amerika yang menyusup

kerumah Suu Kyi dengan alasan untuk mengingatkan Suu Kyi bahwa dia akan

dibunuh, tentu saja ini adalah konspirasi junta. Beberapa hari setelah insiden itu,

Suu Kyi ditahan dengan tuduhan melanggar aturan tahanan rumah. Dia dituuh

dengan dasar Undang-undang “Pengamanan Negara dari bahaya Unsur

Subversif,” yang memuat ancaman hukuman tiga sampai lima tahun penjara. Dua

pembantu Suu Kyi yang sebenarnya adalah anggota NLD yang secara sukarela

melayaninya selama masa tahanan rumah, juga dituduh dengan UU yang sama.

Ketiganya dibawa ke penjara Insein. Dokter Suu Kyi juga ditahan dengan tuduhan

bersekongkol. 114

Peristiwa aneh ini merugikan Suu Kyi yang seharusnya beberapa minggu

lagi akan dibebaskan. Namun Suu Kyi harus menghadapi kemungkinan bahwa dia

akan menjalani perpanjangan masa tahanan rumah dua tahun atau lebih. Hal ini

akan menyebabkan dirinya tak akan muncul di muka public saat militer

melakukan fase pemilihan daln “Roadmap to Democracy” yang mereka

113
Ibid. Hal 452-454.
114
Ibid. Hal 462.

Universitas Sumatera Utara


rencanakan pada musim gugur 2010. Tentu saja ini strategi junta untuk

merekayasa agar militer tetap berkuasa dan para jenderal tidak ingin Aung San

Suu Kyi muncul di panggung utama. Atas kasus tersebut, setelah berunding

dengan Than Shwe,hakim pengadilan memutuskan Suu Kyi diberi keringanan

hukuman dengan mengubahnya menjadi tahanan rumah selama delapan belas

bulan. 115

Disisi lain bantuan atas tuduhan kepada Suu Kyi tersebut Senator Amerika

Serikat bernama Jim Webb pada tahun 2009 itu juga mendiskusikan masalah

kebuntuan dengan Myanmar ini bersama dengan Hilary Clinton yang menjabat

menteri luar negeri dan Barrack Obama sebagai presiden. Dari hasil diskusi

tersebut dibentuk beberapa rencana pertemuan antara Webb dengan para jenderal

dan Aung San Suu Kyi di Naypyidaw, di mana di sana akan diberlakukan

pengamanan paling ketat. Direncanakan bahwa Webb pertama-tama akan

menemui perdana menteri, Thein Sein, pertemuan ini jelas dimaksudkan untuk

memperlancar pertemuan selanjutnya dengan jendrelah Than Shwe. Pertemuan

awal itu memberi kesempatan kepada junta untuk memahami senator dari dekat

dan menentukan beberapa batasan pembicaraan.

Dalam pertemuan tersebut Webb menyarankan kepada Thein Sein bahwa

akan ada “jalan baru” ke depannya. Webb juga meminta izin bertemu dengan Suu

Kyi dan meminta Suu Kyi dibebaskan, namun hal itu tidak bisa diganggu gugat

karna sudah keputusan pengadilan. Hasil dari pertemuan itu sendiri juga bahwa

junta bersedia mengangkat perwakilan khusus untuk meningkatkan komunikasi

dengan Washington. Thein Sein juga menegaskan bahwa sudah ada konstitusi

115
Ibid. Hal 471.

Universitas Sumatera Utara


baru yang sudah disepakati oleh 92,48 persen voter dan bahwa “Roadmap to

Democracy” dari rezim adalah proses yang seksama untuk menuju pemilihan

umum 2010. Junta mengklaim bahwa Myanmar telah mengambil pelajaran dari

Irak, yakni jangan buru-buru bergerak menuju demokrasi. Thein Sein juga

menyampaikan bahwa mereka ingin memperbaharui relasi diplomatik antara

Myanmar dan Amerika Serikat. Hal ini tentu menunjukan sedikit perubahan

Myanmar yang dulu merupakan anti asing. 116

Pertemuan selanjutnya Antara Webb dengan Than Shwe, dari pertemuan

tersebut Webb mengajukan permintaan bertemu dengan Suu Kyi dan pembebasan

Suu Kyi, dan tawaran untuk membantu menyelenggarakan pemilu pada tahun

2010. Dari semua hasil percakapan tersebut Jendral tertinggi di Myanmar tersebut

hanya memberikan izin bertemu Suu Kyi namun tidak dengan pembebasan dan

bantuan menyelenggarakan pemilu. Pertemuan ini dianggap berhasil , karena

inilah pertama kalinya jenderal tertinggi di Myanmar tersebut Than Shwe

menerima bertemu dengan orang asing dan mulai terbuka.

Junta terang-terangan memuji upaya Amerika untuk membuka hubungan,

namun tidak menunjukkan tanda-tanda akan membebaskan Aung San Suu Kyi

atau mengubah rencananya. Pertama, para jenderal ingin melakukan pemilu pada

Oktober 2010, yang akan memastikan kontrol mereka berlanjut. Kemudian,

mereka mungkin akan memastikan kontrol mereka berlanjut. Kemudia, mereka

akan membicarakan soal Suu Kyi, tokoh yang telah lama menyusahkan mereka.

Komisi pemilu yang ditunjuk junta telah menetapkan syarat-syarat untuk pemilu

2010 yang akan menguntungkan militer dan mengurangi dukungan kepada NLD :

116
Ibid. Hal 472.

Universitas Sumatera Utara


• Mereka yang pernah dijatuhi hukuman pidana tidak dapat ikut ambil

bagian yang berarti aktivis yang pernah dipenjara, yang jumlahnya ribuan,

tidak bisa ikut.

• Anggota lembaga keagamaan tidak bisa ikut serta yang berarti para biksu,

yang jumlahnya cukup banyakdan cenderung mendukung demokrasi, tidak

dapat ikut memilih.

Undang-undang yang dibuat junta menyebabkan NLD tidak bisa

mencalonkan Aung San Suu Kyi sebagai pemimpin. Partai tidak dapat mendaftar

pada Pemilu 2010 jika ketuanya masih Aung San Suu Kyi, sebab dia dituduh

memiliki catatan criminal dan tidak dapat berpartisipasi. Ini menyebabkan NLD

memiliki alternative yang sama-sama buruk :

• Jika partai tidak mau mendaftar tanpa Suu Kyi sebagai pimpinan, maka

kandidat NLD tidak akan bisa masuk sebagai calon. Hal ini akan lebih

menguntungkan pihak militer.

• Jika NLD mendaftar tanpa menyerahkan para pendiri mereka, maka itu

berarti pengakuan tak langsung atas konstitusi dan undang-undang pemilu

yang dibuat rezim.

NLD memilih untuk menyingkir dari pemilu ketimbang harus memenuhi

syarat-syarat yang ditentukan rezim junta, karena mereka tahu bahwa pemilu ini

tidak akan jujur dan adil. Pemilu pada November 2010 ini adalah langkah kelima

dari tujuh langkah menuju demokrasi Myanmar. Langkah keenam adalah sidang

wakil-wakil terpilih pada tahun berikutnya. Langkah ketujuh adalah “membangun

negara yang demokratis dan modern”. Ketika pemilu dilakukan pada 7 November,

Universitas Sumatera Utara


partai militer memenangkan 76,5 persen suara dan memenangkan 883 dari 1.154

kursi. Junta sudah membajak pemilu sejak awal, ini yang mereka sebut

demokrasi. Jenderal Than Shwe memperoleh apa yang diinginkannya dan militer

masih memegang kekuasaan. Seminggu setelah pemilu para jenderal sudah

memantapkan kekuasaannya melalui pemilu mereka akan membebaskan Aung

San Suu Kyi. 117

3.7 KEBEBASAN AUNG SAN SUU KYI DAN MYANMAR KE ARAH

DEMOKRASI

Pada tanggal 13 November 2010 Suu Kyi resmi bebas disambut ribuan

pendukungnya di depan rumahnya. Suu Kyi telah menjalani masa tahanan selama

15 tahun yang diberikan kepadanya :

• 20 Juli 1989, Suu Kyi dikenai tahanan rumah untuk pertama kalinya,

dengan tuduhan mencoba memecah belah militer

• 10 Juli 1995, Suu Kyi dibebaskan dari tahanan rumah, namun diawasi,

ditindas, dan diserang dalam beberapa kali insiden.

• 23 September 2000, Suu Kyi ditahan setelah hendak pergi ke kota

Mandalay dengan alasan melanggar aturan pembatasan perjalanan

• 6 Mei 2002, Suu Kyi dibebaskan tanpa syarat namun diawasi, diganggu

dan tamu-tamu diperiksa.

• 30 Mei 2003, Suu Kyi ditahan setelah dia dan pendukungnya diserang oleh

segerombolan massa yang didukung pemerintah di Depayin.

117
Ibid. Hal 492-494.

Universitas Sumatera Utara


• 14 Mei 2009, Masa tahanan rumah Suu Kyi diperpanjang karena dituduh

menerima orang asing secara diam-diam dirumahnya.

• 13 November 2010, Suu Kyi dibebaskan dari tahanan rumah.

Hal pertama yang dilakukan Suu Kyi menghubungi anaknya, lalu

kemudian menemui pemimpin partainya, kantor NLD sudah penuh dengan

wartawan menyambut kebebasan Suu Kyi. Suu Kyi sendiri diizinkan mengakses

internet pada bulan Januari, sebulan setelah kebebasannya. Suu Kyi banyak

diminta untuk wawancara yang berjumlah ratusan, ribuan undangan, dan puluhan

tamu setiap hari dirumahnya. 118

Pada bulan Maret 2011, mantan perdana menteri Thein Sein dicalonkan

oleh parlemen untuk menjadi Presiden. Thein Sein sudah mengundurkan diri dari

jabatan militernya untuk maju dalam pemilihan parlemen. Thein Sein terpilih

dengan 91 persen suara dukungan. Thein Sein dipilih menjadi presiden di antara

tiga calon yang semuanya jenderal. Thein Sein dinyatakan sebagai presiden sipil

non-interim pertama dalam 49 tahun terakhir. Dapat dilihat bahwa Than Shwe

ingin memastikan bahwa para loyalisnya tetap dalam posisi penting di masa depan

agar dapat menjaga kekayaan diri dan keluarganya. meskipun banyak orang di

seluruh dunia kini Myanmar sebagai negara demokrasi dengan adanya pemilihan

presiden, namun militer masih tetap memegang kendali. 119

Dua bulan setelah terpilih menjadi presiden, Thein Sein membebaskan

ribuan tahanan, meskipun hanya sedikit tahanan politik yang dibebaskan. Enam

bulan setelah menjadi presiden, Thein Sein mengundang Suu Kyi kerumahnya ,

118
Ibid. Hal 496.
119
Ibid. Hal 503.

Universitas Sumatera Utara


ini adalah pertemuan pertama mereka. Dari hasil pertemuan tersebut mereka

sepakat bahwa militer perlu mendukung proses reformasi agar jalannya tidak

mundur. Janji perubahan Thein Sein yang lain adalah :

• kritik media asing tidak akan disensor dengan ketat

• pembatasan media akan dikurangi dan akan dimulai proses menyusun

undang-undang pers yang baru

• akses internet dan ponsel dijanjikan akan diperluas

• orang-orang Myanmar yang berada di luar negeri diundang untuk pulang

dan membantu membangun perekonomian

Kemudian ada dua pengumuman yang membuat reformasi tampak jelas

dilakukan, Thein Sein mengumunkan bahwa dia akan memutus kerjasama dengan

China selama masa kepemimpinannya, yang kedua parlemen juag membuat

amandemen untuk undang-undang komisi pemilihan umum yang mengizinkan

Aung San Suu Kyi berkampanye dalam pemilu susulan untuk mengisi

kekosongan di parlemen, akhirnya Suu Kyi mendapat kesempatan untuk menjadi

bagian dari pemerintah. National League for Democracy kembali mendaftarkan

diri sebagai partai politik. Hanya ada 48 kursi yang tersedia untuk pemilu 1 April

2012, namun NLD bertekad mendapatkan kursi sebanyak mungkin, khususnya

untuk Aung San Suu Kyi. 120

Pada tahun awal tahun 2012, Suu Kyi membuka kantor untuk partai

politiknya di kawasan pinggiran kota Rangoon, bagian dari kampanyenya untuk

mendapatkan kursi di parlemen. Kampanye Suu Kyi dihadiri ribuan orang dari

120
Ibid. Hal 504-505.

Universitas Sumatera Utara


kalangan sipil, hingga para biksu yang sudah banyak menjadi korban dari gerakan

demokrasi yang dipimpin Suu Kyi.ketika pemerintahan militer/sipil yang baru

telah mengumumkan bahwa akan diadakan pemilu untuk mengisi kursi yang

kosong di parlemen, Suu Kyi dan Dr.Myint seorang veteran di Partai NLD adalah

dua orang pertama yang maju mencalonkan diri meskipun mereka tahu jika

pemerintah mangkir janji, mereka berdua adalah orang pertama yang akan

ditangkap.Orang-orang yang hadir tahu mungkin militer akan memotret mereka,

namun mereka tetap datang. 121

Setelah 1 April semakin dekat, Suu Kyi dihadapkan lagi dengan jenis

penindasan yang sama seperti dialaminya saa 1989, 1996, dan 2003. Suu Kyi

tidak diizinkan mengadakan rapat umum di ruang publik yang luas untuk

mengakomodasi massa yang besar, semisal di stadion sepakbola, poster-poster

NLD dirusk dan dicoret-coret. Meskipun mengalami banyak kesulitan, dan terjadi

beberapa kesusahan dalam voting, setelah keluar pengumuman, NLD meraih 43

kursi dari 44 kursi yang diperebutkan. Akhirnya “The Lady” akan menjadi

anggota parlemen Myanmar. Dalam pidato kemenangannya Suu Kyi meminta

agar semua pihak mendukung rekonsiliasi nasional demi menciptakan Myanmar

yang benar-benar demokratis”. Kemenangan Suu Kyi menunjukkan kesuksesan

reformasi pemerintahan Thein Sein. 122

Melihat sudah mulai terciptanya demokrasi di Myanmar, Amerika Serikat

melalui menteri luar negerinya Hillary Clinton menyampaikan akan mengizinkan

bantuan dari kelompok privat Amerika untuk membantu aktivis nonprofit pada

121
Ibid. Hal 509.
122
Ibid. Hal 512

Universitas Sumatera Utara


proyek-proyek seperti pembangunan demokrasi, kesehatan, dan pendidikan,

memberikan izin kepada pejabat Myanmar dan pengacara terpilih untuk

mengunjungi Amerika Serikat.Suu Kyi sendiri mengawali tugasnya di Pyuthu

Hluttaw, Majelis Rendah di Parlemen pada 9 Juli 2012 pada bulan selanjutnya

bulan Agustus pemerintahan Thein Sein menghapus 2.082 nama dari daftar

blacklist yang melarang orang-orang yang dianggap mengancam keamanan

nasional untuk masuk atau keluar dari negara. 123

Suu Kyi dan Thein Sein melakukan perjalan bersama yang bersejarah

pertama kali ke Amerika serikat pada tanggal 2 September 2012, Suu Kyi akan

menerima Gold Medal dari kongres, Thein Sein menghadiri sidang umum PBB di

New York, Thein adalah kepala negara Myanmar pertama yang mengikuti sidang

umum PBB. Ini adalah bukti besar keterbukaan Myanmar benar-benar menjadi

demokrasi. Salah satu bukti Myanmar sudah menjadi negara demokrasi adalah

keputusan pada bulan Desember 2012, pemerintah mengumumkan kebebasan pers

bahwa koran yang dimiliki swasta akan diizinkan di Myanmar setelah 50 tahun

tidak diperbolehkan. 124

Bisa dikatakan Myanmar sudah demokrasi di tahun 2012, karena

indikator-indikator demokrasi di Myanmar sudah berjalan. Terutama kemenangan

Suu Kyi dang anggota partai NLD lainnya sebagai Majelis Perwakilan Rakyat

yang adil tanpa ada campur tangan militer dalam pemilu tersebut, yang

menempatkan Suu Kyi dan pejuang demokrasinya, berhasil duduk di kursi

pemerintahan.

123
Ibid. Hal 513.
124
Ibid. Hal 519.

Universitas Sumatera Utara


Keberhasilan Aung San Suu Kyi sendiri sebagai tokoh yang diangkat para

pengikut perjuangan demokrasinya sebagai pemimpin pergerakan tersebut,

mampu memimpin perjuangan tersebut dengan model kepemimpinan yang

karismatik, Suu Kyi mampu menarik simpatik masyarakat Myanmar yang

semakin banyak dengan sistem kampanye yang menyampaikan orasinya tentang

demokrasi, Suu Kyi juga memimpin perjuangan demokrasi tanpa melawan

kekerasan yang dilakukan junta militer. Suu Kyi menganut ajaran Buddha seperti

Mahatma Gandhi yang tidak melawan kekerasan dengan kekerasan namun dengan

jalan damai, seperti dialog dan permohonan melalui surat-surat yang Suu Kyi

kirim selama berada dalam tahanan rumh ataupun ketika bebas. Hal ini

membuktikan bahwa tipe kepemimpinan Suu Kyi yang kharismatik mampu

membawa Myanmar menjadi negara yang demokrasi.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

PENUTUP

4.1.Kesimpulan

1. Negara Myanmar pada rezim Junta militer menerapkan sistem politik yang

tidak demokratis, keadaan ini dilihat dari beberapa pelanggara-pelaggaran

yang dilakukan rezim tersebut yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip

Demokrasi.

a. Pelaggaran HAM, Beberapa kasus pelanggaranRezim Junta militer

yang berkuasa di Myanmar sejak tahun 1962 sering mendapat kecaman

dari HAM yang dilakukan oleh Junta militer seperti:Tindakan reprensif

Junta militer dalam pada tahun 1988 dimana militer menggilas para

demonstran sehingga menewaskan 3000 orang. Pemberontakan etnis

Karen, etnis minoritas terbesar kedua setelah Shan, dihadapi dengan

brutalisme tanpa ampun yang telah merenggut ribuan jiwa. Kasus

pemerkosaan yang melibatkan militer terhadap wanita etnis Shan.Pada

tahun 1992, pembantaian terhadap suku Rohingnya yang merupakan

suku minoritas di Myanmar.Penahanan tokoh oposisi Aung San Suu

Kyi tanpa proses pengadilan. Kekerasan terhadap demonstran yang

kecewa terhadap kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM pada

tahun 2007.

b. Sektor ekonomi, segala usaha perekonomian di Myanmar dikuasai

penuh oleh negara yang dalam hal ini adalah Junta militer. Penguasaan

atas akses ekonomi diawali dengan mengambil alih pengelolaan asset-

aset kolonial Inggris, seperti perusahaan pelayaran, perkebunan,

Universitas Sumatera Utara


gedung dan beragam industri lainnya. Pemerintahan Junta melakukan

nasionalisasi terhadap perusahaan asing. Rezim junta militer juga

memiliki hak tanpa batas untuk mempekerjakan rakyat dengan upah

minimum untuk kepentingan bisnis kelompok tersebut.

c. Aktifitas-aktifitas yang dapat menentukan karakteristik suatu bangsa

seperti kebebasan berpendapat, kebebasan pers, pemilihan umum

secara teratur dandemokratis, penegakan hukum, hubungan legislatif

dan eksekutif yang seimbang. Keseluruh aktifitas tersebut mempunyai

tingkat yang rendah di Myanmar karena kediktatoran pemerintahan

militer yang tidak pro Demokrasi.

2. Aung San Suu Kyi merupakan pemimpin yang kharismatik, karena

mampu memiliki pengikut yang banyak akibat dari aksi revolusioner yang

memperjuangkan demokrasi dan meruntuhkan rezim Junta militer.

Demokrasi sebagai tujuan suu kyi dan pengikut nya, para pendukung

demokrasi sering melakukan pertemuan di rumah Suu Kyi, dan mereka

kemudian membentuk Partai Politik baru dengan manyatukan beberapa

kelompok politik kecil pada 27 September 1988, sebulan setelah

penindasan brutal League for Democracy (NLD) atau Liga Nasional untuk

Demokrasi. Ketuanya adalah Suu Kyi. Aung San Suu Kyi mendapat

otoritas sebagai pemimpin pro Demokrasi di myanmar bukan atas dasar

suku, kekuatan kapital, kedudukan dan bukan melalui proses berNegara

yang di atur Negara Myanmar pada saat itu, Karena Myanmar pada saat itu

hanya menggunakan 1 partai saja. Keadaan ini sesuai dengan apa yang

dikatakan Weber bahwa satu-satunya dasar otoritas karismatik adalah

Universitas Sumatera Utara


pengakuan atau penerimaan dari klaim pemimpin oleh pengikut. Otoritas

karismatik bisa menjadi revolusioner di alam menantang otoritas

tradisional dan terkadang rasional-hukum. Tipe otoritas ini dengan mudah

bisa berubah menjadi otoritas tradisional di mana kekuasaan tersebut

dilakukan oleh mereka yang mengelilingi pemimpin karismatik.

3. Dengan kebebasan yang sudah diperolehnya, Suu Kyi bekerja di dalam

parlemen demi terciptanya demokrasi dalam sistem politik Myanmar,

meskipun orangorang militer dan partai pemerintah masih menguasai

suara yang besar terhadap setiap keputusan parlemen. Suu Kyi

mendapatkan banyak kunjungan dari tokoh-tokoh dunia, salah satunya

adalah perdana Menteri Inggris, David Cameron. Kunjungan ini

dimanfaatkan Suu Kyi untuk meminta Inggris dan negara Uni Eropa

lainnya mencabut sanksi ekonomi terhadap Myanmar. Suu Kyi juga

melakukan perjalanan ke luar negeri tanpa takut tidak bisa kembali ke

Myanmar. Kunjungannya ke Amerika Serikat dan bertemu Presiden

Barack Obama memberi pengaruh yang besar terhadap dicabutnya sanksi

ekonomi Amerika Serikat terhadap Myanmar. Dengan kebebasan yang

diperolehnya setelah bebas sebagai tahanan rumah dan kedudukannya

sebagai anggota parlemen, membuat semakin terbukanya proses

demokratisasi di Myanmar. Kedudukannya di parlemen, diharapkan dapat

membawa perubahan yang signifikan yang selama ini diinginkan rakyat

Myanmar. Keberadaan dan peranan Suu Kyi sebagai tokoh yang terkenal

dan disegani oleh pemimpin dunia, juga diharapkan dapat membawa

Universitas Sumatera Utara


dampak positif agar semakin terbuka dan membaiknya citra Myanmar di

dunia internasional.

4.2.Saran

Keberhasilan Aung San Suu Kyi dalam menerapkan sistem demokrasi di

Myanmar harus konsisten dalam menerapkan prinsip-prinsip Demokrasi, capaian

Aung San Suu Kyi dalam keberhasilan memperjuangkan demokrasi di Myanmar

juga di tandai dengan di berikan nya nobel perdamaian kepada Aung San Suu Kyi.

Melekat nya identitas sebagai tokoh demokrasi di diri Aung San Suu Kyi

memaksakan diri nya menjadikan Myanmar harus demokrasi secara substansial

dalam menjalankan pemerintahan nya baik di bidang politik, budaya , pendidikan

dan ekonomi. Artinya tugas Aung San Suu Kyi lebih berat dari pada sebelum nya

yang harus meruntuhkan rezim junta militer. Aung San Suu Kyi harus mampu

berlaku adil untuk semua etnis dan agama yang terbagi dalam 8 etnis di Negara

Myanmar yakni : Bamar/Birma, Karen, Kayah, Arakan, Mon, Kachin, Chin,

Rohingya. Meskipun Agama Budha sebagai yang mayoritas di Myanmar Aung

San Suu Kyi harus bisa berlaku adil terhadap agama-agama lain yang minoritas

guna memenuhi prinsip prinsip demokrasi yang bertujuan untuk menerapkan

demokrasi yang substansial dan meninggalkan tindakan tindakan refresif oleh

Negara kepada masyarakat yang pernah dilakukan oleh rezim junta militer.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Azra, Azyumadi.2002. Demokrasi, Hak Asasi manusia dan Masyarakat Madani


Jakarta: Prenada Media.

Audi, Robert. 2005. Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi-konstitusi Indonesia.


Kencana : Jakarta.

Bangun, Zakaria. 2008. Demokrasi dan kehidupan Demokrasi di Indonesia.


Medan : Bina Media Perintis.

Brata, Sumardi Surya. 1992. Metode Penelitian. Jakarta : Rajawali pers

Creswell, John W. 2014.Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan


Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Huntington, P. Samuel. 2008. Gelombang Demokratisasi ketiga. Jakarta: PT.


Midas Surya Grafindo.

Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta : Yayasan Bentang


Budaya.

Moleong, Lexy J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja


Rosdakarya.

Muni, Fuady. 2010. Konsep Negara Demokrasi. Bandung: Revita Aditama.

Effendi, Masyhur. 1994 Dimensi dan Dinamika Hak Asasi Manusia dalam Hukum
Nasional dan Internasional. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Huda, Ni’matul. 2010. Ilmu Negara. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Pasalong, Harbani. 2013. Kepemimpinan Birokrasi. Bandung : CV. Alfabeta.

Pederson, Rena. 2016. The Burma Spring. Jakarta : Kaki Langit Kencana.

Siagian, Sondang. 1994. Teori dan Praktek Kepemimpinan : Jakarta : Rineka


Cipta.

Suu Kyi, Aung San. 1993. Bebas Dari Ketakutan, Jakarta: PT. Pustaka Utama
Grafiti.

Situs Internet :

https://korandemokrasiindonesia.wordpress.com/2009/11/27/demokrasi-dan-
sejarahnya/. Diakses pada selasa, 18 Oktober 2016 pukul 10:00 WIB.

Universitas Sumatera Utara


https://ridhoamalia31.wordpress.com/2015/03/27/sejarah-negara-myanmar/.
diakses pada senin, 18 Oktober 2016 pukul 10:05 WIB.

https://id.wikipedia.org/wiki/Presiden_myanmar. diakses pada Selasa, 18 Oktober


pukul 10:30 WIB.

http://lipsus.kompas.com/grammnyawards/read/2008/08/08/08513757/Myanmar.
kenang.demokrasi.1988 diakses pada Sabtu, 15 Oktober 2016 Pukul 15:45
WIB.

https://suaraperempuanpesada.worpress.com/2012/06/30/aung-san-suu-kyi-
perempuan-burma-yang-berjuang-dalam-diam-dan-damai/ .Diakses pada
Senin, 2 Januari 2017 pukul 20:04 WIB.

www.dhanhariz.esy.es/2015/03/profil-negara-myanmar.html. Diakses pada Rabu,


1 Maret 2017 pukul 19.03 WIB.

https://global.britannica.com/biography/U-Ne-Win . Diakses pada Minggu, 22


Januari 2017 pukul 08.17 WIB.

http://biografiteladan.co.id/2011/11/biografi-aung-san-suu-kyi.html . Diakses
pada Minggu, 22 Januari pukul 10.39 WIB.

http://www.sejarah-negara.com/sekilas-tentang-sosok-aungsan-suu-kyi/. Diakses
pada Minggu, 1 Januari 2017 pukul 13:20 WIB.

Aung San Suu Kyi Pejuang Demokrasi Myanmar,


http://www.mediaindonesia.com/mediaperempuan/read/2010/11/11/4365/
10/Aung _ San _ Suu _ Kyi _ Pejuang _ Demokrasi _ Myanmar. Diakses
pada Sabtu, 15 Oktober 2016 pukul 16:00 WIB.

http://www.vhrmedia.com/berita-suara.phpri, diakses pada Kamis, 2 Maret 2017


pukul 13.08 WIB.

http://rpohan.wordpress.com/2008/03/02/isolasi/, diakses pada Jumat, 4 Maret


2017 pukul 13.15 WIB.

http://maspungky.multiply.com/journal/item/198, diakses pada Jumat, 4 Maret


2017 pukul 12.30 WIB.

http://www.hrw.org/sites/default/files/reports/burmaO41Owebwcover . Diakses
pada Rabu, 15 Maret 2017 pukul 01.05 WIB.

http://www.washingtonpost.com/opinions/fred-hiatt-burmas-champion-comes-to-
washington/2012/09/19/Obeeaeb4-029e-11e2-91e7-2961c74e7738-
story.htrnl. Diakses pada Rabu, 15 Maret 2017 pukul 02.14 WIB.

Universitas Sumatera Utara


http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi, diakses pada Jumat, 4 Maret 2017 pukul
12.15 WIB.

Myanmar History, http://www.myanmars.net/myanmar-history diakses pada


Selasa, 18 Oktober 2016 pukul 11:00 WIB.

The National Covention in Burma (Myanmar) : An Impediment to the Restoration


of Democracy. Diakses dari http://www.ibiblio.org/obl/docs/LHR-
Diller3.html. diunduh pada Sabtu 15 Oktober, pukul 13:15 WIB.

Tom Kramer dalam “Ending 50 years of Military Rule? Prospects for Peace,
Democracy and Development in Burma. Norwegian Peacebuilding
Resource Centre (NOREF) Report. November 2012. Diakses dari
http://www.peacebuilding.no/var/ezflow_site/storage/original/application/
00a4e800d45def2a0a82e6f0f7leb3c8. pdf.diunduh pada Sabtu, 15 Oktober
2016. Pukul 15:22 WIB.

Jurnal :

M. Adian Firnas, “Prospek Demokrasi di Myanmar”, Jurnal Universitas


Paramadina, Vol.2 No.2 (2003)

Mohamad Faisol Keling et all, “A Historical Approach to Myanmar’s Democratis


Process”, Journal of Asia Pacific Studies, Vol 1 No 2 (2010)

Skripsi

Rani Anggia Puspita, “Peranan Aung San Suu Kyi dalam Memperjuangkan
Demokrasi di Myanmar Tahun 1988-2012”(Skripsi, Universitas
Pendidikan Indonesia, 2013).

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai