Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HUBUNGAN PANCASILA DENGAN UNDANG-UNDANG 1945

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan
Dosen Pembimbing : Komarudin S.Pd

Kelas L-5

Disusun Oleh : Kelompok 2


1. Diva Giwangkara
2. Muhammad Ary Nugraha
3. Bahrul Ulum
4. Lela Nuraeni Fajar
5. Annisa Rahmawati

AMIK CITRA BUANA INDONESIA


CABANG CICURUG SUKABUMI
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang telah


memberikan hikmah, hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga
makalah ini yang berjudul “Hubungan Pancasila dengan Undang-Undang
1945”ini dapat terselesaikan. Kami juga berterima kasih kepada Bapak
Komarudin S.Pd yang memberikan tugas ini untuk pembelajaran dan penilaian
untuk mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan”.

Dalam makalah ini kami akan membahas masalah mengenai “Hubungan


Pancasila Dengan Undang-Undang 1945” karena sangat penting untuk kita
ketahui apa itu Pancasila.Kami menyadari sepenuhnya, bahwa dalam pembuatan
makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang bisa membangun menuju kesempurnaan dari pada pembaca untuk
kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

Sukabumi, 10 November 2021

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... II

DAFTAR ISI .................................................................................................. III

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ...............................................................................1


2. Rumusan Masalah ..........................................................................1
3. Tujuan Masalah..............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Pancasila ...................................................................... 2

2. Pengertian UUD 1945 .................................................................... 4


3. Hubungan Pancasila dengan UUD 1945........................................ 5

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan .................................................................................... 9
2. Saran .............................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA

III
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pancasila adalah nilai-nila kehidupan Indonesia sejak zaman nenek moyang


sampai dewasa ini.Berdasarkan hal tersebut terdapatlah perbedaan antara
masyarakat Indonesia dengan masyarakat lain.Nilai-nilai kehidupan tersebut
mewujudkan amal perbuatan dan pembawaan serta watek orang Indonesia.Dengan
kata lain masyarakat Indonesia mempu nyai ciri sendiri,yang merupakan
kepribadianya.

Dengan nilai-nilai tersebut rakyat Indonesia melihat dan memecahkan masalah


kehidupan ini untuk mengarahkan dan mempedomani dalam kegiatan
kehidupanya bermasyarakat.Demikianlah mereka melaksanakan kehidupan yang
diyakini kebenaranya.Itulah pandangan hidupnya,karena keyakinan yang telah
mendarah daging itulah maka pancasila dijadikan dasar negara serta ideologi
negara.Itulah kebulatan tekad rakyat Indonesia yang ditetapkan pada tanggal 18
Agustus 1945 melalui panitia persiapan kemerdekaan Indonesia.

Untuk mewujudkan masyarakat pancasila,diperlukan suatu hukum yang berisi


norma-norma,aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakan dan
ditaati oleh setiap warga negara Indonesia.Hukum yang dimaksud adalah UUD
1945 sebagai hukum dasar tertulis di Negara kita.

2. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pancasila?
2. Apa itu UUD 1945
3. Bagaimana hubungan antara Pancasila dengan UUD 1945
3. Tujuan Masalah
1. Mengaetahui apa itu pancasila
2. Mengetahui apa itu undang-undang dasar
3. Mengetahu hubungan pancasila dengan UUD 1945

1
BAB 2
PEMBAHASAN

1.Pengertian Pancasila

Kedudukan dan fungsi Pancasila bilamana dikaji secara ilmiah memliki


pengertian pengertian yang luas, baik dalam kedudukannya sebagai dasar Negara,
sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai ideologi bangsa dan Negara, sabagai
kepribadian bangsa bahkan dalam proses terjadinya terdapat berbagai macam
terminologi yang harus didesktipsikan secara objektif. Selain itu, pancasila secara
kedudukan dan fungsinya juga harus dipahami secara kronologis. Oleh karena itu,
untuk memahami Pancasila secara kronologis baik menyangkut rumusannya
maupun peristilahannya maka pengertian Pancasila tersebut meliputi lingkup
pengertian sebagai berikut

a. Pengertian Pancasila secara etimologis Secara etimologis

Istilah “Pancasila” berasal dari Sansekerta dari India (bahasa kasta


Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta. Menurut
Muhammad Yamin, dalam bahasa sansekerta perkataan “Pancasila” memilki dua
macam arti secara leksikal yaitu : “panca” artinya “lima”, “syila” vokal I pendek
artinya “batu sendi”, “alas”, atau “dasar”, “syiila” vokal i pendek artinya
“peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang senonoh” Kata-kata
tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia terutama bahasa Jawa diartikan “susila
“ yang memilki hubungan dengan moralitas.

Oleh karena itu secara etimologis kata “Pancasila” yang dimaksudkan


adalah adalah istilah “Panca Syilla” dengan vokal i pendek yang memilki makna
leksikal “berbatu sendi lima” atau secara harfiah “dasar yang memiliki lima
unsur”. Adapun istilah “Panca Syiila” dengan huruf Dewanagari i bermakna 5
aturan tingkah laku yang penting.

2
b. Pengertian Pancasila secara Historis

Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama


dr. Radjiman Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah, khususnya akan
dibahas pada sidang tersebut. Masalah tersebut adalah tentang suatu calon
rumusan dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. Kemudian tampilah pada
sidang tersebut tiga orang pembicara yaitu Mohammad Yamin, Soepomo dan
Soekarno.

Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam siding tersebut Ir. Soekarno berpidato
secara lisan (tanpa teks) mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia.
Kemudian untuk memberikan nama “Pancasila” yang artinya lima dasar, hal ini
menurut Soekarno atas saran dari salah seorang temannya yaitu seorang ahli
bahasa yang tidak disebutkan namanya.

Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan


kemerdekaannya, kemudian keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945
disahkannya Undang-Undang Dasar 1945 termasuk Pembukaan UUD 1945 di
mana didalamnya termuat isi rumusan lima prinsip atau lima prinsip sebagai satu
dasar negara yang diberi nama Pancasila. Sejak saat itulah perkataan Pancasila
menjadi bahasa Indonesia dan merupakan istilah umum. Walaupun dalam alinea
IV Pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah “Pancasila”, namun yang
dimaksudkan Dasar Negara Republik Indonesia adalah disebut dengan istilah
“Pancasila”. Hal ini didasarkan atas interpretasi historis terutama dalam rangka
pembentukan calon rumusan dasar negara, yang secara spontan diterima oleh
peserta sidang secara bulat.

c. Pengertian Pancasila secara Terminologis

Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah melahirkan


negara Republik Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan negara
sebagaimana lazimnya negara-negara yang merdeka, maka panitia Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) segera mengadakan sidang.

3
Dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah berhasil mengesahkan UUD
negara Republik Indonesia yang dikenal dengan UUD 1945. Adapun UUD 1945
terdiri atas dua bagian yaitu Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal UUD 1945
yang berisi 37 pasal, 1 aturan Aturan Peralihan yang terdiri atas 4 pasal dan 1
Aturan Tambahan terdiri atas 2 ayat.

2.Pengertian UUD 1945

Dalam Penjelasan Umum Undang-Undang Dasar 1945 angka I dinyatakan


bahwa: “ Undang-undang Dasar suatu negara ialah hanya sebagian dari hukumnya
dasar Negara itu. Undang-undang Dasar ialah hukum dasar yang tertulis, sedang
disampingnya Undang-undang dasar itu berlaku juga hukum dasar yang tidak
tertulis, ialah aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan Negara meskipun tidak tertulis, ialah aturan-aturan dasar yang
timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan Negara meskipun tidak
tertulis”.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan, pengertian kata UndangUndang


Dasar menurut UUD 1945, mempunyai pengertian yang lebih sempit daripada
pengertian hukum dasar, Karena yang dimaksud Undang-undang Dasar adalah
hukum dasar yang tertulis, sedangkan pengertiann hukum dasar mencakup juga
hukum dasar yang tidak tertulis.

Di samping istilah undang-undang dasar, dipergunakan juga istilah lain yaitu


Konstitusi. Istilah konstitusi berasal dari bahasa inggris constitution atau dari
bahasa Belanda Constitutie. Kata konstitusi mempunyai pengertian yang lebih
luas dari Undang-undang dasar karena pengertian Undang-undang Dasar hanya
meliputi konstitusi yang tertulis saja, selain itu masih terdapat konstitusi yang
tidak tertulis, yang tidak tercakup dalam pengertian Undangundang Dasar.

Selain hukum dasar yang tertulis yaitu UUD masih terdapat lagi hukum dasar
yang tidak tertulis, tetapi berlaku dan dipatuhi oleh para pendukungnya, yaitu
yang lazim disebut konvensi, yang berasal dari bahasa Inggris convention, yang
dalam peristilahan ketatanegaraan disebut kebiasaan-kebiasaan ketatanegaraan.

4
Misalnya , kebiasaan yang dilakukan oleh Presiden RI, setiap tanggal 16 agustus
melakukan pidato kenegaraan di muka Sidang Paripurna DPR. Pada tahun 1945
hingga tahun 1949, karena adanya maklumat pemerintah tertanggal 14 November
1945, yang telah mengubah system pemerintahan dari cabinet presidensial ke
cabinet parlementer. Tetapi apabila keadaan Negara bahaya atau genting, cabinet
beruah menjadi presidensiil, dan sewaktu-waktu keadaan Negara menjadi aman
kebinet berubeh kembali menjadi parlementer lagi. Terhadap tindakantindakan
tersebut tidak ada peraturan yang tegas secara tertulis, pendapat umum cenderung
melakukannya,, apabila tidak dilaksanakan, dianggap tidak benar.

Undang-Undang Dasar 1945 adalah keseluruhan naskah yang terdiri dari


Pembukaan dan Pasal-Pasal (Pasal II Aturan Tambahan). Pembukaan terdiri atas 4
Alinea, yang di dalam Alinea keempat terdapat rumusan dari Pancasila, dan Pasal-
Pasal Undang-Undang Dasar 1945 terdiri dari 20 Bab (Bab I sampai dengan Bab
XVI) dan 72 Pasal (Pasal 1 sampai dengan pasal 37), ditambah dengan 3 Pasal
Aturan Peralihan dan 2 pasal Aturan Tambahan. Bab IV tentang DPA dihapus,
dalam amandemen keempat penjelasan tidak lagi merupakan kesatuan UUD 1945.
Pembukaan dan Pasal-pasal UUD 1945 merupakan satu kebulatan yang utuh,
dengan kata lain merupakan bagianbagian yang satu sama lainnya tidak dapat
dipisahkan.

3.Bagaimana Hubungan antara Pancasila dengan UUD 1945 Pancasila

Sebagai dasar negara Republik Indonesia mempunyai implikasi bahwa


Pancasila terikat oleh suatu kekuatan secara hukum, terikat oleh struktur
kekuasaan secara formal, dan meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum
yang menguasai dasar negara (Suhadi, 1998). Cita-cita hukum atau suasana
kebatinan tersebut terangkum di dalam empat pokok pikiran Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 di mana keempatnya sama hakikatnya dengan Pancasila.

Empat pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut


lebih lanjut terjelma ke dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945. Barulah
dari pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945 itu diuraikan lagi ke dalam banyak

5
peraturan perundang-undangan lainnya, seperti misalnya ketetapan MPR, undang-
undang, peraturan pemerintah dan lain sebagainya. Jadi selain tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945 alinea 4.

Pancasila terangkum dalam empat pokok pikiran Pembukaan UUD 1945.


Jika mencermati Pembukaan UUD 1945, masing-masing alenia mengandung pula
cita-cita luhur dan filosofis yang harus menjiwai keseluruhan sistem berpikir
materi Undang-Undang Dasar. Alenia pertama menegaskan keyakinan bangsa
Indonesia bahwa kemerdekaan adalah hak asasi segala bangsa, dan karena itu
segala bentuk penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Alenia kedua menggambarkan proses
perjuangan bangsa Indonesia yang panjang dan penuh penderitaan yang akhirnya
berhasil mengantarkan bangsa Indonesia ke depan pintu gerbang negara Indonesia
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Alenia ketiga menegaskan
pengakuan bangsa Indonesia akan ke-Maha Kuasaan Tuhan Yang Maha Esa, yang
memberikan dorongan spiritual kepada segenap bangsa untuk memperjuangkan
perwujudan cita-cita luhurnya sehingga rakyat Indonesia menyatakan
kemerdekaannya.

Terakhir alenia keempat menggambarkan visi bangsa Indonesia mengenai


bangunan kenegaraan yang hendak dibentuk dan diselenggarakan dalam rangka
melembagakan keseluruhan cita-cita bangsa untuk merdeka, bersatu, berdaulat,
adil dan makmur dalam wadah Negara Indonesia. Dalam alenia keempat inilah
disebutkan tujuan negara dan dasar negara. Keseluruhan Pembukaan UUD 1945
yang berisi latar belakang kemerdekaan, pandangan hidup, tujuan negara, dan
dasar negara dalam bentuk pokok-pokok pikiran sebagaimana telah diuraikan
tersebut-lah yang dalam bahasa Soekarno disebut sebagai Philosofische grondslag
atau dasar negara secara umum. Jelas bahwa Pembukaan UUD 1945 sebagai
ideologi bangsa tidak hanya berisi Pancasila. Dalam ilmu politik, Pembukaan
UUD 1945 tersebut dapat disebut sebagai ideologi bangsa Indonesia.

Pembukaan UUD 1945 bersama-sama dengan Undang-Undang Dasar


1945 diundangkan dalam berita Republik Indonesia tahun II No 7, ditetapkan oleh

6
PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Inti dari Pembukaan UUD 1945, pada hakikatnya
terdapat dalam alinea IV. Sebab segala aspek penyelenggaraan pemerintah negara
yang berdasarkan Pancasila terdapat dalam Pembukaan alinea IV.

Oleh karena itu justru dalam Pembukaan itulah secara formal yuridis
Pancasila ditetapkan sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia.Maka
hubungan antara Pembukaan UUD 1945 adalah bersifat timbal balik sebagai
berikut:

a. Hubungan Secara Formal

Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di dalam Pembukaan


UUD 1945, maka Pancasila memperolehi kedudukan sebagai norma dasar hukum
positif. Dengan demikian tata kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada
asas-asas sosial, ekonomi, politik akan tetapi dalam perpaduannya dengan
keseluruhan asas yang melekat padanya, yaitu perpaduan asas-asas kultural,
religus dan asas-asas kenegaraan yang unsurnya terdapat dalam Pancasila. Jadi
berdasarkan tempat terdapatnya Pancasila secara formal dapat disimpulkan
sebagai berikut.

Bahwa rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia


adalah seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV.

Bahwa Pembukaan UUD 1945, berdasarkan pengertian ilmiah, merupakan


Pokok Kaidah Negara yang Fundamental dan terhadap tertib hukum Indonesia
mempunyai dua macam kedudukan yaitu: Sebagai dasarnya,karena Pembukaan
UUD 1945 itulah yang memberi faktor-faktor mutlak bagi adanya tertib hukum
Indonesia. Memasukkan dirinya di dalam tertib hukum tersebut sebagai tertib
hukum tertinggi.

Bahwa dengan demikian Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan


berfungsi, selain sebagai Mukaddimah dari UUD 1945 dalam kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan, juga berkedudukan sebagai suatu yang bereksistensi sendiri,
yang hakikat kedudukan hukumnya berbeda dengan pasal-pasalnya.Karena

7
Pembukaan UUD 1945 yang intinya adalah Pancasila adalah tidak tergantung
pada Batang Tubuh UUD 1945,bahkan sebagai sumbernya.

Bahwa Pancasila dengan demikian dapat disimpulkan membunyai hakikat,


sifat, kedudukan dan fungsi sebagai Pokok Kaedah Negara yang Fundamental,
yang menjelmakan dirinya sebagai dasar kelangsungan hidup Negara Republik
Indonesia yang diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945.

Bahwa Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945, dengan demikian


mempunyai kedudukan yang kuat, tetap dan tidak dapat diubah dan terlekat pada
kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia.

b. Hubungan Secara Material

Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila selain hubungan yang


bersifat formal, sebagaimana dijelaskan di atas juga hubungan secara material
sebagai berikut.

Bila mana kita tinjau kembali proses perumusan Pancasila dan Pembukaan
UUD 1945, maka secara kronologis, materi yang dibahas oleh BPUPKI yang
pertama-tama adalah dasar filsafat Pancasila baru kemudian Pembukaan UUD
1945. Setelah pada sidang pertama Pembukaan UUD 1945 BPUPKI
membicarakan dasar filsafat Negara Pancasila berikutnya tersusunlah Piagam
Jakarta yang disusun oleh Panitia 9, sebagai wujud bentuk pertama Pembukaan
UUD 1945.

Jadi berdasarkan urutan-urutan tertib hukum Indonesia Pembukaan UUD


1945 adalah sebagai tertib hukum yang tertinggi, adapun tertib hukum Indonesia
bersumberkan pada Pancasila, atau dengan lain perkataan Pancasila sebagai
sumber tertib hukum Indonesia. Hal ini berarti secara meterial tertib hukum
Indonesia dijabarkan dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila
sebagai sumber tertib hukum Indonesia meliputi sumber nilai, sumber materi
sumber bentuk dan sifat. Selain itu dalam hubungannya dengan hakikat dan
kedudukan Pembukaan UUD 1945 sebagai Pokok Kaidah Negara yang
Fundamental, maka sebenarnya secara material yang merupakan esensi atau inti

8
sari dari Pokok Kaidah Negara Fundamental tersebut tidak lain adalah Pancasila
( Notonagoro, tanpa tahun : 40

BAB 3

PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan diatas hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD


NRI Tahun 1945 dapat dipahami sebagai hubungan yang bersifat formal dan
material. Hubungan secara formal, seperti dijelaskan oleh Kaelan menunjuk pada
tercantumnya Pancasila secara formal di dalam Pembukaan yang mengandung
pengertian bahwa tata kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas
sosial, ekonomi, politik, akan tetapi dalam perpaduannya dengan keseluruhan asas
yang melekat padanya, yaitu perpaduan asas-asas kultural, religus dan asas-asas
kenegaraan yang unsure-unsurnya terdapat dalam Pancasila.

Hubungan Pembukaan UUD NRI tahun 1945 yang memuat Pancasila dalam
batang tubuh UUD 1945 bersifat kausal dan organis. Hubungan kausal
mengandung pengertian Pembukaan UUD NRI tahun 1945 merupakan penyebab
keberadaan batang tubuh UUD NRI tahun 1945, sedangkan hubungan organis
berarti Pembukaan dan batang tubuh UUD tahun 1945 merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan. Dengan dijabarkannya popok-pokok pikiran Pembukkan
UUD NRI tahun 1945 yang bersumber dari Pancasila ke dalam batang tubuh,
maka Pancasila tidak saja merupakan suatu cita-cita hukum, tetapi telah, menjadi
hukum positif.

2. Saran

9
Demikianlah makalah Hubungan Pancasila dan Undang-Undang 1945 ini
kami buat, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.

Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan,


oleh sebab itu kritikan dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. (https://pancasila.weebly.com/pengertian-pancasila.html) Diakses pada 10


november 2021
2. (http://diktarabalaga.blogspot.com/2012/11/makalah-hubungan-
pancasiladan-uud-1945.html) Diakses pada 10 november 2021
3. (http://syuekri.blogspot.com/2012/10/hubungan-pancasila-dengan-
uud1945.html) Diakses pada
(http://artonang.blogspot.com/2015/10/pengertian-fungsi-dan-
kedudukanuud-1945.html) Diakses pada 25 Okto10 november 2021

10

Anda mungkin juga menyukai