Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENGAMATAN

TUGAS I

OLEH

MELANI RIKA FERDINANDUS


SMK PERTANIAN PEMBANGUNAN PROVINSI MALUKU
KOTA AMBON
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia serta taufik dan hidayah Nya Penulis dapat menyelesaikan Laporan Pengamatan Tentang
pengukuran tanda-tanda vital tubuh. Penulis sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang Proses Pengukuran Alat-alat Vital
Tubuh Ternak .

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam membuat laporan ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis sangat berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang kami buat demi masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang
membacanya.

Ambon , Juni 2020

Penulis

Melani Rika Ferdinandus


DAFTAR ISI

No
Halaman Judul…………………………………………………………………………... i
Daftar Isi………………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang…………………………………………………………………...
B. Manfaat…………………………………………………………………………..
BAB II DASAR TEORI 2
BAB III 3
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………
a. Hasil pengamatan………………………………………………………………..
b. Cara Kerja………………………………………………………………………..
c. Analisis Data……………………………………………………………………..
BAB IV PENUTUP 4
A. Kesimpulan………………………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA 5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh kesehatan ternak yang dipelihara.
Harga jual sapi yang sehat tentu akan lebih mahal dibandingkan degan sapi yang tidak sehat.
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, menyatakan
bahwa penyelenggaraan kesehatan hewan sebagai prasyarat terselenggaranya peternakan sangat
esensial dalam mewujudkan peternakan yang maju, berdaya saing dan berkelanjutan [16].

Salah satu cara untuk menjaga kesehatan hewan antara lain dengan pemeriksaan fisik
tubuh hewan ternak dan pemeriksaan kondisi fisiologis ternak. Kondisi fisiologis yang
digunakan untuk mengetahui indikasi ternak sehat adalah suhu tubuh dan frekuensi detak
jantung. Hal tersebut dijadikan acuan oleh dokter hewan atau petugas kesehatan ternak jika
terjadi ketidak normalan di antara keduanya.

Dalam melakukan pemeliharaan hewan (ternak), khususnya yang menyangkut


penanganan masalah-masalah kesehatan ternak akan banyak menggunakan bantuan peralatan-
peralatan. Peralatan untuk kesehatan ternak ini banyak jenis dan macamnya. Peralatan-peralatan
tersebut terdiri atas peralatan untuk pemeliharaan rutin yang digunakan untuk pemeriksaan
kesehatan ternak harian, peralatan laboratorium yang merupakan peralatan yang digunakan untuk
pemeriksaan di laboratorium, peralatan bedah yang digunakan untuk melakukan terapi dengan
pembedahan, serta peralatanperalatan lain yang digunakan untuk membantu dalam melakukan
penanganan kesehatan ternak

Sistem pengecekan kesehatan ternak saat ini masih dilakukan secara manual. Pengecekan
suhu tubuh sapi masih menggunakan termometer dan pengecekan detak jantung sapi
menggunakan stetoskop. Untuk mengetahui kesehatan sapi peternak harus memeriksa sapi secara
langsung. Peternak belum bisa memantau kondisi kesehatan hewan ternaknya selama 24 jam,
dengan kata lain peternak belum mampu memantau tanda-tanda sapi jika sapi tersebut terserang
penyakit.

Maka dari itu, saya berkesempatan melakukan tugas akhir yaitu melakukan berbagai
pemeriksaan dengan berberbagai peralatan-peralatan secara manual untuk mengetahui keadaan
fisik tubuh dari hewan yang dilakukan pemeriksaan.
B. Manfaat

Manfaat yang didapat dari penulis melakukan kegiatan yang dimaksud adalah :

1. Menambah pengetahuan penulis


2. Menambah keterampilan penulis dalam melakukan pemeriksaan kesehatan hewan
khusususnya mendengarkan suara jantung dan paru-paru
3. Sebagai referensi/literatur bagi penulis dalam bidangnya
BAB II

DASAR TEORI

Denyut jantung (denyut apikal) adalah bunyi yang terdengar melalui stetoskop selama
kontraksi jantung. Ada dua suara jantung yang jelas dapat di dengar pada setiap siklus jantung.
Suara jantung biasanya digambarkan dengan lub dan dup, dan urutannya adalah: lub-dup,
istirahat, lub-dup, istirahat, dan seterusnya. Lub (S1) adalah bunyi akibat tertutupnya katup
trikuspidalis dan mitral (katup atrio ventrikular) pada permukaan sistole. Sedangkan S2 adalah
bunyi akibat tertutupnya katup semilunar yang bertepatan dengan akhir sistole (Tim pengajar
fisiologi hewan, 2014).

Bunyi timbul karena getaran yang terjadi di dinding ventrikel dan arteri-arteri besar
ketika katup menutup, bukan oleh derik penutupan katup. Karena penutupan katup AV terjadi
pada awal kontraksi ventrikel ketika tekanan ventrikel pertama kali melebihi tekanan atrium,
bunyi jantung pertama menandakan awitan sistol ventrikel. Penutupan katup semilunaris terjadi
pada awal relaksasi ventrikel ketika tekanan ventrikel kanan dan kiri turun di bawah tekanan
aorta dan arteri pulmonalis. Dengan demikian, bunyi jantung kedua menandakan permulaan
diastole ventrikel (Lauralee, 2001).

Secara normal, katup mitral terbuka sedikit lebih cepat sebelum katup trikuspidalis.
Katup mitral dapat di dengar lebih jelas bila stetoskop ditempatkan di ruang inter kostal V
sebelah kiri sternum di atas apeks jantung. Sedangkan suara katup trikuspidalis paling jelas dapat
di dengar bila stetoskop digeser ke daerah agak tengah di sebelah kiri sternum. Demikian juga
pada katup semilunar terdapat desinkronisasi penutupan katup. Katup semiluar aortik secara
normal mengatup dengan bunyi keras lebih dulu daripada katup semilunar pulmonari (Tim
pengajar fisiologi hewan, 2014)

Paru-paru merupakan salah satu organ vital manusia. Organ ini memiliki peranan
pada sistem pernapasan, karena dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen. Jika
paru-paru mengalami gangguan, maka sistem pernapasan manusia juga akan mengalami
gangguan, bahkan dapat menyebabkan kematian.

Paru-paru merupakan organ tubuh manusia yang sangat penting, karena jika paru-paru
mengalami gangguan/kerusakan maka bisa menyebabkan kematian bagi penderitanya.
Diperkirakan ratusan ribu sampai jutaan penduduk dunia terkena penyakit paru setiap tahun dan
hal tersebut menyebabkan 19% penyebab kematian diseluruh dunia dan 15% penyebab
kecacatan sepanjang hidup (FIRS 2010).
Menurut proyeksi WHO, pada tahun 2020 penyakit paru-paru termasuk 10 penyebab
masalah kesehatan masyarakat di dunia (WHO 2008). Sedangkan di indonesia penyakit paru-
paru menduduki 10 besar peringkat utama untuk penyebab masalah kesehatan masyarakat (PDPI
2010). Perlunya meningkatkan kepedulian mengenai penyakit paru adalah hal yang vital karena
penyakit paru membunuh lebih banyak orang setiap tahunnya dan sesuatu harus dilakukan untuk
hal tersebut.

Teknik mendengarkan suara nafas menggunakan stetoskop dikenal dengan teknik


auskultasi. Teknik auskultasi merupakan teknik dasar yang digunakan oleh dokter untuk
mengevaluasi suara nafas. Teknik ini cukup sederhana dan murah, namun memiliki kelemahan
yaitu hasil analisisnya yang subjektif (Kiyokawa et al. 2013). Hasil analisis suara nafas
menggunakan teknik auskultasi bergantung pada kemampuan, pengalaman dan pendengaran
dokter yang melakukan analisis. Selain itu, pendengaran manusia yang kurang sensitif terhadap
suara dengan frekuensi yang rendah juga menjadi permasalahan dalam teknik ini, dimana suara
paru-paru berada pada frekuensi rendah. Masalah lainnya dalam teknik auskultasi adalah
masalah kebisingan lingkungan dan pola suara yang hampir mirip antara jenis suara nafas satu
dan yang lain. Karena faktor-faktor tersebut, kesalahan diagnosis bisa terjadi apabila prosedur
auskultasi tidak dilakukan dengan benar.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, langkah-langkah pemeriksaan yang dapat


disimpulkan adalah :
1. Penulis mempersiapkan peralatan pemeriksaan kesehatan hewan yang akan
digunakan adalah Thermomoter
2. Penulis mempersiapkan hewan yang akan digunakan untuk pemeriksaan adalah
ternak sapi
3. Penulis mulai menentukan berbagai organ yang akan di lakukan pemeriksaan untuk
mendengarkan suaranya antara lain : jantung dan paru-paru
4. Selanjutnya penulis melakukan pengamatan pemeriksaan

 Pemeriksaan Jantung

Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis dapatkan adalah :

 Mendengarkan Suara Jantung


Anatomi Jantung terdiri dari empat ruangan, yaitu atrium (serambi) kanan dan kiri di
bagian atas, serta ventrikel (bilik) kanan dan kiri di bagian bawah. Di antara setiap atrium
dan ventrikel terdapat katup kecil yang berfungsi untuk menjaga agar darah tetap
mengalir ke arah yang benar. Secara umum, bunyi detak jantung berasal dari:
 Kekuatan jaringan yang menghubungkan katup dan otot jantung.
 Getaran yang terjadi ketika katup jantung membuka dan menutup.
 Darah yang mengalir tidak normal atau terlalu cepat di dalam jantung
 Cara Kerja
1. Ditempelkan bel stetoskop pada dada subyek, pada ruang sela iga 5 di sebelah kiri
sternum dekat puting susu kiri. Daerah ini merupakan daerah untuk mendengarkan katup
mitral dengan baik. Didengarkan baik-baik suara jantung, dimana suara pertama lebih
panjang, lebih keras daripada suara kedua yang lebih pendek namun lebih nyaring.

2. Setelah mendengarkan beberapa menit, coba dihitung waktu istirahat antara suara kedua
dari satu denyut jantung dan suara pertama dari denyut jantung berikutnya. Dicatat
hasilnya dalam detik. Bagaimana interval waktu ini bila dibandingkan dengan interval
waktu antara suara pertama dan kedua dari suatu denyut jantung tunggal.
3. Sekarang dilakukan pengamatan pada katup semilunar. Untuk mendengarkan katup
semilunar aortik lebih jelas, ditempelkan bel stetoskop pada ruang sela iga ke 2, tepat di
kanan sternum. Bila sudah didengarkan oleh Anda, subyek diminta menarik nafas dalam-
dalam dengan pelan. Kemudian dipindahkan stetoskop secara horizontal ke kiri sternum
untuk mendengarkan katup pulmonari.

 Pemeriksaan Paru-Paru

Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis dapatkan adalah :

 Mendengarkan Suara Paru-Paru


Paru-paru merupakan organ vital manusia yang berperan dalam proses pernapasan. Jika
paru-paru mengalami gangguan maka sistem pernapasan manusia juga akan mengalami
gangguan yang bisa menyebabkan kecacatan bahkan kematian. Untuk mengevaluasi keadaan
paru-paru dapat dilakukan dengan mendengarkan suara pernapasan dengan menggunakan
stateskop.
 Cara Kerja
1. Ditempelkan bel stetoskop pada dada subjek, Gunakan diafragma
stetoskop untuk mendengarkan paru-paru subjek, dengarkan bunyi
paru-paru pasien di lobus atas dan bawah, serta di bagian depan
dan belakan tubuh pasien.
2. Saat Anda mendengarkan bunyi paru-paru, letakkan stetoskop di
bagian atas dada, lalu di garis “mid-klavikula” (pertengahan tulang
selangka), dan kemudian di bagian bawah dada. Pastikan Anda
mendengarkan bagian depan dan belakang semua area ini.
3. Pastikan untuk membandingkan kedua sisi paru-paru subjek dan
perhatikan jika ada yang tidak normal. Dengan memeriksa semua
area ini, Anda akan dapat mendengarkan semua lobus paru-paru
pasien.

 Analisis Data
 Suara jantung
Mengamati suara jantung dengan cara mendengarkan suara detak yang berbunyi lup dan
dup, serta mengukur waktu antara lup ke dup, dup ke lup, lup ke lup, dan dup ke dup. Subjek
yang diamati berjenis kelamin jantan. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh waktu lup ke dup
adalah 0,41 detik. Waktu dup ke lup adalah 0,63 detik. Waktu lup ke lup adalah 0,98 detik.
Sedangkan waktu untuk jarak dup ke dup adalah 1,17. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
waktu lup ke dup, dup ke lup, lup ke lup, dan dup ke dup berbeda pada waktu.

 Suara Paru-Paru
Mengamati suara paru-paru dengan cara mendengarkan suara pernapasan yang terdengar pada
bagian laring dan pangkal leher, sehingga suara ini lebih jelas terdengar dibandingkan suara
paru-paru normal lainnya. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan adalah terdapat
perbedaan suara paru-paru yaitu perkusi /ketukan 1 terdengar sangat jelas dan keras, ketukan 2
telah mengalami perubahan tulang rusuk ke-6, dan pada ketukan 3 telah mengalami perubahan
tulang rusuk ke-8
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis maka penulis menyimpulkan
bahwa dikatakan bahwa ;
 Suara Jantung
Waktu lup ke dup, dup ke lup, lup ke lup, dan dup ke dup berbeda pada waktu.
 Suara Paru-paru
Terdapat perbedaan suara paru-paru yaitu perkusi /ketukan 1 terdengar sangat
jelas dan keras, ketukan 2 telah mengalami perubahan tulang rusuk ke-6, dan pada
ketukan 3 telah mengalami perubahan tulang rusuk ke-8

B. Saran
Pada saat penulis melakukan pengamatan, adanya kendala penggunaan stetoskop yang
kurang jelas suaranya karena mengalami kebisingan udara, karena dilakukan pada waktu
sore hari yang menyebabkan suara angin yang lebih kencang daripada suara jantung dan
paru-paru.

\
DAFTAR PUSTAKA

Audrey Berman, Shirlee J, Barbara K., et al. 2009. Pengkajian Kesehatan Pada Orang
Dewasa. Available from:

http//books.google.co.id/books?
id=9tLaDcEaV7wC&pg=PA133&lpg=PA133&dq=pembagian+4+kuadran+bagi+p
ayudara&source (Accessed: 29 March 2010) Crawford, Michael. 1978. Inspection
and Palpation of Venous and Arterial Pulses. USA: American Heart Association

F. ganong, William. 2001. Review of Medical Pghysiology. New York: Lange Medical
Books

Guyton, Arthur C. 2006. Textbook of medical physiology / Arthur C. Guyton, John E.


Hall.—11th ed.

Guyton and Hall. 2007. Fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC.


Kumboyono. 2012. Tekanan Darah Arteri. Available from:
Lauralee, Sherwood. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem (Human Physiology;
From cells to systems) Edisi II. Jakarta: EGC

Michael, dkk. 2006. KecepatanDenyutNadiSiswa SMA Kelas X. Jakarta: Mahatma


Gading School
Murtiati, Tri. 2005. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jakarta: UNJ. Pocock, Gillian;
Richards, Christopher D. 2006.Human Physiology: The basis of Medicine 3rd Edition.
Oxford University Press

Pritchard, A.P., Mallett, J. 2001. The Royal Marsden Hospital Manual of Clinical
Nursing Procedures. Oxford: Blackwell Science
Saladin, Ken. 2003. Anatomy & Physiology: The Unity of Form and Function, Third
Edition. New-York: McGraw-Hill

Soewolo, dkk. 2001. Petunjuk Praktikum Fisiologi Manusia. Malang: JICA


Soewolo, dkk. 2005. Fisiologi Manusia. Malang: UMPress press

Anda mungkin juga menyukai