TUGAS I
OLEH
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia serta taufik dan hidayah Nya Penulis dapat menyelesaikan Laporan Pengamatan Tentang
pengukuran tanda-tanda vital tubuh. Penulis sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang Proses Pengukuran Alat-alat Vital
Tubuh Ternak .
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam membuat laporan ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis sangat berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang kami buat demi masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang
membacanya.
Penulis
No
Halaman Judul…………………………………………………………………………... i
Daftar Isi………………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang…………………………………………………………………...
B. Manfaat…………………………………………………………………………..
BAB II DASAR TEORI 2
BAB III 3
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………
a. Hasil pengamatan………………………………………………………………..
b. Cara Kerja………………………………………………………………………..
c. Analisis Data……………………………………………………………………..
BAB IV PENUTUP 4
A. Kesimpulan………………………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh kesehatan ternak yang dipelihara.
Harga jual sapi yang sehat tentu akan lebih mahal dibandingkan degan sapi yang tidak sehat.
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, menyatakan
bahwa penyelenggaraan kesehatan hewan sebagai prasyarat terselenggaranya peternakan sangat
esensial dalam mewujudkan peternakan yang maju, berdaya saing dan berkelanjutan [16].
Salah satu cara untuk menjaga kesehatan hewan antara lain dengan pemeriksaan fisik
tubuh hewan ternak dan pemeriksaan kondisi fisiologis ternak. Kondisi fisiologis yang
digunakan untuk mengetahui indikasi ternak sehat adalah suhu tubuh dan frekuensi detak
jantung. Hal tersebut dijadikan acuan oleh dokter hewan atau petugas kesehatan ternak jika
terjadi ketidak normalan di antara keduanya.
Sistem pengecekan kesehatan ternak saat ini masih dilakukan secara manual. Pengecekan
suhu tubuh sapi masih menggunakan termometer dan pengecekan detak jantung sapi
menggunakan stetoskop. Untuk mengetahui kesehatan sapi peternak harus memeriksa sapi secara
langsung. Peternak belum bisa memantau kondisi kesehatan hewan ternaknya selama 24 jam,
dengan kata lain peternak belum mampu memantau tanda-tanda sapi jika sapi tersebut terserang
penyakit.
Maka dari itu, saya berkesempatan melakukan tugas akhir yaitu melakukan berbagai
pemeriksaan dengan berberbagai peralatan-peralatan secara manual untuk mengetahui keadaan
fisik tubuh dari hewan yang dilakukan pemeriksaan.
B. Manfaat
Manfaat yang didapat dari penulis melakukan kegiatan yang dimaksud adalah :
DASAR TEORI
Denyut jantung (denyut apikal) adalah bunyi yang terdengar melalui stetoskop selama
kontraksi jantung. Ada dua suara jantung yang jelas dapat di dengar pada setiap siklus jantung.
Suara jantung biasanya digambarkan dengan lub dan dup, dan urutannya adalah: lub-dup,
istirahat, lub-dup, istirahat, dan seterusnya. Lub (S1) adalah bunyi akibat tertutupnya katup
trikuspidalis dan mitral (katup atrio ventrikular) pada permukaan sistole. Sedangkan S2 adalah
bunyi akibat tertutupnya katup semilunar yang bertepatan dengan akhir sistole (Tim pengajar
fisiologi hewan, 2014).
Bunyi timbul karena getaran yang terjadi di dinding ventrikel dan arteri-arteri besar
ketika katup menutup, bukan oleh derik penutupan katup. Karena penutupan katup AV terjadi
pada awal kontraksi ventrikel ketika tekanan ventrikel pertama kali melebihi tekanan atrium,
bunyi jantung pertama menandakan awitan sistol ventrikel. Penutupan katup semilunaris terjadi
pada awal relaksasi ventrikel ketika tekanan ventrikel kanan dan kiri turun di bawah tekanan
aorta dan arteri pulmonalis. Dengan demikian, bunyi jantung kedua menandakan permulaan
diastole ventrikel (Lauralee, 2001).
Secara normal, katup mitral terbuka sedikit lebih cepat sebelum katup trikuspidalis.
Katup mitral dapat di dengar lebih jelas bila stetoskop ditempatkan di ruang inter kostal V
sebelah kiri sternum di atas apeks jantung. Sedangkan suara katup trikuspidalis paling jelas dapat
di dengar bila stetoskop digeser ke daerah agak tengah di sebelah kiri sternum. Demikian juga
pada katup semilunar terdapat desinkronisasi penutupan katup. Katup semiluar aortik secara
normal mengatup dengan bunyi keras lebih dulu daripada katup semilunar pulmonari (Tim
pengajar fisiologi hewan, 2014)
Paru-paru merupakan salah satu organ vital manusia. Organ ini memiliki peranan
pada sistem pernapasan, karena dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen. Jika
paru-paru mengalami gangguan, maka sistem pernapasan manusia juga akan mengalami
gangguan, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Paru-paru merupakan organ tubuh manusia yang sangat penting, karena jika paru-paru
mengalami gangguan/kerusakan maka bisa menyebabkan kematian bagi penderitanya.
Diperkirakan ratusan ribu sampai jutaan penduduk dunia terkena penyakit paru setiap tahun dan
hal tersebut menyebabkan 19% penyebab kematian diseluruh dunia dan 15% penyebab
kecacatan sepanjang hidup (FIRS 2010).
Menurut proyeksi WHO, pada tahun 2020 penyakit paru-paru termasuk 10 penyebab
masalah kesehatan masyarakat di dunia (WHO 2008). Sedangkan di indonesia penyakit paru-
paru menduduki 10 besar peringkat utama untuk penyebab masalah kesehatan masyarakat (PDPI
2010). Perlunya meningkatkan kepedulian mengenai penyakit paru adalah hal yang vital karena
penyakit paru membunuh lebih banyak orang setiap tahunnya dan sesuatu harus dilakukan untuk
hal tersebut.
A. Hasil Pengamatan
Pemeriksaan Jantung
2. Setelah mendengarkan beberapa menit, coba dihitung waktu istirahat antara suara kedua
dari satu denyut jantung dan suara pertama dari denyut jantung berikutnya. Dicatat
hasilnya dalam detik. Bagaimana interval waktu ini bila dibandingkan dengan interval
waktu antara suara pertama dan kedua dari suatu denyut jantung tunggal.
3. Sekarang dilakukan pengamatan pada katup semilunar. Untuk mendengarkan katup
semilunar aortik lebih jelas, ditempelkan bel stetoskop pada ruang sela iga ke 2, tepat di
kanan sternum. Bila sudah didengarkan oleh Anda, subyek diminta menarik nafas dalam-
dalam dengan pelan. Kemudian dipindahkan stetoskop secara horizontal ke kiri sternum
untuk mendengarkan katup pulmonari.
Pemeriksaan Paru-Paru
Analisis Data
Suara jantung
Mengamati suara jantung dengan cara mendengarkan suara detak yang berbunyi lup dan
dup, serta mengukur waktu antara lup ke dup, dup ke lup, lup ke lup, dan dup ke dup. Subjek
yang diamati berjenis kelamin jantan. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh waktu lup ke dup
adalah 0,41 detik. Waktu dup ke lup adalah 0,63 detik. Waktu lup ke lup adalah 0,98 detik.
Sedangkan waktu untuk jarak dup ke dup adalah 1,17. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
waktu lup ke dup, dup ke lup, lup ke lup, dan dup ke dup berbeda pada waktu.
Suara Paru-Paru
Mengamati suara paru-paru dengan cara mendengarkan suara pernapasan yang terdengar pada
bagian laring dan pangkal leher, sehingga suara ini lebih jelas terdengar dibandingkan suara
paru-paru normal lainnya. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan adalah terdapat
perbedaan suara paru-paru yaitu perkusi /ketukan 1 terdengar sangat jelas dan keras, ketukan 2
telah mengalami perubahan tulang rusuk ke-6, dan pada ketukan 3 telah mengalami perubahan
tulang rusuk ke-8
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis maka penulis menyimpulkan
bahwa dikatakan bahwa ;
Suara Jantung
Waktu lup ke dup, dup ke lup, lup ke lup, dan dup ke dup berbeda pada waktu.
Suara Paru-paru
Terdapat perbedaan suara paru-paru yaitu perkusi /ketukan 1 terdengar sangat
jelas dan keras, ketukan 2 telah mengalami perubahan tulang rusuk ke-6, dan pada
ketukan 3 telah mengalami perubahan tulang rusuk ke-8
B. Saran
Pada saat penulis melakukan pengamatan, adanya kendala penggunaan stetoskop yang
kurang jelas suaranya karena mengalami kebisingan udara, karena dilakukan pada waktu
sore hari yang menyebabkan suara angin yang lebih kencang daripada suara jantung dan
paru-paru.
\
DAFTAR PUSTAKA
Audrey Berman, Shirlee J, Barbara K., et al. 2009. Pengkajian Kesehatan Pada Orang
Dewasa. Available from:
http//books.google.co.id/books?
id=9tLaDcEaV7wC&pg=PA133&lpg=PA133&dq=pembagian+4+kuadran+bagi+p
ayudara&source (Accessed: 29 March 2010) Crawford, Michael. 1978. Inspection
and Palpation of Venous and Arterial Pulses. USA: American Heart Association
F. ganong, William. 2001. Review of Medical Pghysiology. New York: Lange Medical
Books
Pritchard, A.P., Mallett, J. 2001. The Royal Marsden Hospital Manual of Clinical
Nursing Procedures. Oxford: Blackwell Science
Saladin, Ken. 2003. Anatomy & Physiology: The Unity of Form and Function, Third
Edition. New-York: McGraw-Hill