Anda di halaman 1dari 2

Bagaimana pengaruh pandemi wabah covid-19 terhadap UMKM “SANDAL AIGER”

dan juga peran pemerintah setempat?


Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah
virus yang menyerang sistem pernapasan. Dilansir dari website
who.int/emergencies/diseases, Gejala Covid-19 yang paling umum adalah demam, batuk
kering, kelelahan. Penyakit yang ditimbulkan oleh SARS-CoV-2 disebut sebagai Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19). Covid-19 menyebabkan infeksi berat pada paru-paru yang
berat, hingga kematian. Infeksi virus Covid-19 ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir
Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua
negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan data yang dikutip dari website
worldometers.info/coronavirus/ pada 27 Desember 2020, 08.05 GMT total kasus positif
Covid-19 di dunia mencapai 80.763.522 orang dan sebanyak 1.765.629 diantaranya
meninggal dunia akibat Covid-19. Negara yang menyumbang angka positif Covid-19 sampai
dengan 27 Desember 2020 masih di tempati oleh USA. Di negara tersebut terdapat sebanyak
19.433.847 kasus positif Covid-19 dan sebanyak 339.921 diantaranya meninggal dunia akibat
Covid-19.
Berbagai Negara menerapkan kebijakan lockdown untuk mengurangi dampak penyebaran
virus Covid-19. Selain menciptakan krisis kesehatan global, upaya supresi dan mitigasi
pandemi Covid-19 juga menimbulkan disrupsi yang kuat pada tatanan perdagangan
internasional. Dari sisi penawaran (supply), kebijakan lockdown dan working from home
mengakibatkan berkurangnya tenaga kerja yang terlibat dalam aktifitas produksi.
Dengan adanya kebijakan yang dibuat oleh pemerintah tersebut, tentunya juga berdampak
pada para pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Penurunan omzet para
pelaku UMKM di desa Wedoro, Waru Sidoarjo sendiri sudah terjadi sebelum pemerintah
menerapkan kebijakan lockdown dan working from home. Hal itu terjadi karena banyak
masyarakat yang takut terpapar dengan virus corona itu sendiri, dan menyebabkan pedagang-
pedagang di desa Wedoro mengalami penurunan jumlah pembeli, karena para konsumen
yang biasanya konsumtif menjadi menekan pengeluarannya.
Dengan keadaan yang terus berlanjut seperti ini selama beberapa bulan belakangan ini
banyak pengusaha UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) yang gulung tikar karena
sepinya pembeli. Rata-rata pengusaha UMKM yang mengalami kebangkrutan adalah mereka
yang tidak bergabung dengan kurir online seperti gofood dan grabfood atau juga toko online
di berbagai marketplace. Dan pengusaha UMKM yang sampai sekarang bisa bertahan
ditengah pandemi covid-19 seperti ini adalah mereka yang menjual kebutuhan pokok seperti
sembako, sayuran, dan rumah makan yang harganya menengah kebawah.
Namun, beberapa bulan ini diketahui para pengusaha UMKM di desa Wedoro Waru
termasuk usaha milik Pak Gatut dapat sedikit bernafas lega dengan adanya sosialisasi dari
aparat desa setempat tentang adanya bantuan subsidi dana hibah modal tambahan dari
pemerintah sebesar Rp. 2,5jt. Dana ini tidak langsung dikucur dalam sekali waktu,
melainkan didua waktu berbeda atau bertahap.
Dengan adanya bantuan dana hibah dari pemerintah tersebut, tak hanya Pak Gatut melainkan
banyak pelaku UMKM di desa Wedoro Waru berharap dapat menambah modal usahanya,
dan memutar kembali barang dagangan mereka yang sebelumnya telah mengalami penurunan
omzet. Salah satu program bantuan pemerintah ini cukup membawa udara segar bagi para
pemilik UMKM. Pak Gatut sendiri sangat terbantu dari dana hibah tersebut karena dapat
menggunakannya untuk membayar mebayar sisa gaji karyawan yang sudah menunggak lebih
dari 2 bulan lamanya, dikarenakan keuntungan sehari-hari yang didapatkan hanya bisa
digunakan untuk memutar modal barang dagangan dihari berikutnya. Pengetahuan yang
rendah pemilik usaha juga menjadi kendala di dunia yang serba cepat dan terdigitalisasi ini
membuat pemilik usaha ketinggalan dalam beradaptasi, karena kurangnya menguasai
teknologi, sehingga kesulitan dalam bersaing memasarkan produknya selua-luasnya. Jika
dipertimbangkan online membuat serba mudah, cepat, dan lebih murah. Tetapi masih banyak
pemilik UMKM termasuk Pak Gatut sendiri kurang menguasai pemasaran di online tidak
hanya karena kurangnya pengetahuan tetapi juga karena keterbatasan pendukung teknologi
lainnya.
Kami sangat mengapresiasi kepada pemerintah desa setempat yang juga turut andil dalam
sosialisasi kepada para pelaku UMKM di desa tempat tinggal Pak Gatut yang padat oleh para
pengarjin sandal maupun besi, karena berkat pelatihan tentang bagaimana cara menghadapi
pandemi bagi pelaku UMKM dan sosialisasi yang diberikan tentang adanya beberapa progam
bantuan dari pemerintah untuk para pelaku UMKM, banyak para pelaku UMKM yang
terbantu usahanya, akan tetapi seharusnya sosialisasi akan perkembangan di dunia yang serba
digital ini perlu ditingkatkan dengan berfokus pada mengenai pasar online penguasaan
mengenai marketplace maka diharapkan banyak pelaku UMKM lebih awam sehingga banyak
pemilik usaha lebih melek teknologi, dengan lebih menguasai dan beradaptasi maka
diharapkan mampu bersaing dan menjaring pasar seluas-luasnya haruslah bisa semoga
harapan kedepannya perekonomian di desa Wedoro Waru ini, dapat berangsur stabil lagi
seperti dulu.

Anda mungkin juga menyukai