Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ILMU PANGAN DAN GIZI

“VITAMIN B1 B2 Dan B3”

DI SUSUN OLEH ;
1. Sahila Tania Salim
2. Triska Samangun

PROGRAM STUDI S1 GIZI TINGKAT 1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA


2019

Jl. Bintaro Raya No.10, Kebayoran Lama, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta, 12240.
Telp: (021)7234122
KATA PENGANTAR
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun
memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas segalah
limpahan rahmat dan kasih karunia-Nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Vitamin B 1 B2 Dan B3”
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan
persayaratan untuk menyelesaikan mata kulia Ilmu Pangan Dan
Gizi. Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini
berkat bantuan dan tuntunan Tuhan yang Maha Esa dan tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan
ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar – besarnya kepada semua pihak yang Membantu dalam
pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam proses
penulisan cara penulisannya. Untuk itu kami dengan rendah hati
dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran, dan usul
dari semua pihak guna penyempurnaan makalah ini. Kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.

Jakarta, 17 November 2019


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................2
PEMBAHASAN...........................................................................................................2
2.1 Vitamin B1...................................................................................................2
2.2 Vitamin B2...................................................................................................2
2.3 Vitamin B3....................................................................................................2
BAB III........................................................................................................................3
PENUTUP...................................................................................................................3
3.1 Kesimpulan...................................................................................................3
3.2 Saran.............................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Vitamin merupakan sekelompok senyawa organic amino berbobot
molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metobolisme, yang tidak
dapat dihasilkan oleh tubuh. Diketahui bahwa banyak vitamin yang
sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi
(ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang
dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya senyawa vitamin ini digunakan
tubuh untuk dapat bertumbuh dan dan berkembang secara normal.
Vitamin memiliki peranan yang spesifik di dalam tubuh dan dapat pula
memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak
mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya
memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini
diabaikan maka metabolism didalam tubuh kita terganggu karena
fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian vitamin ?
2. Bagaimana sejarah tentang vitamin ?
3. Apa saja fungsi dan sumber vitamin diperoleh ?
4. Apa akibat kekurangan dan kelebihan vitamin ?

1.3 Tujuan
Penulisan makalh ini diharapkan bermanfaat :
1. Menyelesaikan tugas sebagai persayaratan mata kulia Ilmu
Pangan dan Gizi
2. Bagi mahasisiwa menambah kajian Ilmu Pangan dan Gizi sebagai
suatu inspirasi baru dalam pembelajaran Ilmu Pangan dan Gizi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Vitamin B1 Vitamin B1 atau tiamin adalah salah satu vitamin yang
berguna dalam merubah karbohidrat menjadi energi untuk tubuh,
terutama otak dan sistem saraf. Vitamin B1 dapat dijumpai dalam
berbagai makanan, seperti sereal, daging sapi, kacang-kacangan, dan
telur.
Struktur Kimia
Istilah tiamin menyatakan bahwa zat ini mengandung sulfur (S)
dan nitrogen (N). Molekul tiamin terdiri atas cincin pirimidin yang
terikat dengan cincin tiasol.
Sejarah
Pada abad ke-19 ditemukan beri-beri secara epidemis di Jepang, Cina,
Asia Tenggara. Takaki (1906) menunjukkan bahwa penyakit ini pada
pelaut Jepang dapat dikurangi dengan menggantikan sebagian dari nasi
putih yang dinamakan, dengan roti yang terbuat dari gandum. Eykman
(1897) di Jakarta (Waktu itu Batavia) mengamati bahwa ayam yang
makan sisa-sisa nasi putih dari penjara mengalami kelemahan berat.
Funk (1911) kemudian berhasil mengisolasi faktor anti beri-beri dari
dedak beras dan menakannya vitamine. Jansen dan Donat (1926)
dilaboratorium Eykman berhasil mengisolasi bentuk Kristal tiamin dan
melakukan uji coba pada burung-burung. Struktur kimia dan sintesis
tiamin untuk pertama kali berhasil dilakukan oleh Williams dan Cline
pada tahun 1936.
Fungsi
• Mencegah beri-beri
• Meningkatkan fungsi kognitif pada penderita Alzheimer (Pikun)
• Mengurangi stress
• Meningkatkan daya tahan tubuh

Absorpsi, Sintesis, dan Penyimpanan


Tiamin di absorpsi secara aktif terutama di duodenum bagian atas yang
bersuasana asam, dengan bantuan adenim trifosfatase (ATPase) yang
bergantung pada natrium. Tiamin yang konsumsi melebihi 5 mg/hari
sebagian akan diabsorpsi secara pasif. Absorpsi aktif dihambat oleh
alkohol. Setelah diabsorpsi, kurang lebih 30 mg tiamin mengalami
fosforilasi dan disimpan sebagai pirofosfat (TPP) didalam jantung, otak,
hati, dan jaringan otot.
Tubuh manusia mnegandung 30 – 70 mg tiamin, 80% dalam
bentuk TPP. Separuh dari tiamin terdapat didalam otot, selebihnya
didalam hati, ginjal, dan otak. Tiamin berada dalam sirkulasi darah
dalam jumlah kecil dalam bentuk metabolit, terutama tiamin difosfat
dan disulfit. Ekskresi tiamin melalui urine menurun dengan cepat pada
kekurangan tiamin. Tiamin dapat disintesis oleh mikroorganisme dalam
saluran cerna manusia dan hewan, tetapi yang dapat di manfaatkan
tubuh adalah kecil.
Sumber
Sumber utama tiamin di dalam makanan adalah serealia
tumbuk/setengah giling atau yang fortifikasi dengan tiamin dan
hasilnya. Di Indonesia serealia yang dinamakan sebagai makanan pokok
adalah beras. Sumber tiamin lain adalah kacang – kacangan, termasuk
sayur kacang – kacangan, semua daging organ, daging tanpa lemak, dan
kuning telur. Unggas dan ikan juga merupakan sumber tiamin yang
baik. Tiamin di dalam serealia utuh terdapat di dalam sekam (lapisan
eleuron) dan benihnya. Roti dibuat dari gandum utuh (Whole Wheat)
kaya akan tiamin.
Akibat Kekurangan Vitamin B1
• Gagal jantung
• Gangguan lambung
• Sembelit/Konstipasi
• Sindrom Wernicke-Korsakoff (kelainan neurologis di mana
otaklah yang diserang)
• Gangguan emosi
• Beri-beri
Akibat Kelebihan Vitamin B1
• Agitasi (Mudah emosi dan menjadi lebih sensitif)
• Palpitasi Jantung (Debar jantung lebih keras dari biasanya)
• Ruam kulit

2.2 Vitamin B2 Vitamin B2 atau riboflavin adalah nutrisi yang


sangat penting bagi perkembangan jaringan tubuh, produksi sel darah
merah, dan membantu pelepasan energi yang bersumber dari protein.
Vitamin B2 bisa diperoleh dari beberapa jenis makanan, seperti produk
susu, roti, daging rendah lemak, jeroan, telur, kacang-kacangan, nasi,
dan sayuran hijau.
Selain bisa diperoleh melalui makanan, vitamin B2 juga
terkandung di dalam suplemen. Vitamin B2 bisa menjadi kandungan
utama atau campuran di dalam suplemen multivitamin, yang tersedia
dalam bentuk tablet, kapsul, suntik, atau infus.
Struktur Kimia
Vitamin B2 atau riboflavin adalah senyawa heterosklik yang mempunyai
inti atau lingkar isoaloksazin yang mengikat ribitol. Nama kimia vitamin
B2 yang lengkap adalah 6,7-dimetil-9-(D-1-ribitil)-isoaloksazin.
Sejarah
Riboflavin (vitamin B2) ditemukan sebagai pigmen kuning kehijauan
yang bersifat fluoresen (mengeluarkan cahaya) dalam susu pada tahun
1879 dan fungsi biologiknya baru ditemukan pada tahun 1932. vitamin
ini disintesis pada tahun 1935 dan di namakan riboflavin.
Fungsi
• Mencegah katarak
• Menjaga kesehatan kandungan
• Mengobati dan mecegah migrain
• Menjaga kesehatan kulit dan rambut
• Mencegah dan mengatasi anemia
• Mencegah penyumbatan darah
• Meningkatkan energy

Absorpsi, Transportasi, dan Ekskresi


Riboflavin dibebaskan dari ikatan-ikatan protein sebagai FAD dan FMN
di dalam lambung yang bersuasana asam. FAD dan FMN kemudian di
dalam usus halus di hidrolisis oleh enzim-enzim pirofosfatease dan
fosfatase menjadi riboflavin bebas. Riboflavin diabsorpsi dibagian atas
usus halus secara aktif oleh proses yang membutuhkan natrium untuk
kemudian mengalami fosforilasi sehingga menjadi FMN di dalam
mukosa usus halus.
Riboflavin dan FMN dalam aliran darah sebagian besar terikat
pada albumin dan sebagian kecil pada imonoglobulin G.Riboflavin dan
metabolitnya terutama di simpan di dalam hati, jantung dan ginjal.
Simpanan riboflavin terutama dalam bentuk FAD yang mewakili 70-90%
vitamin tersebut. Konsentrasinya 5 kali FMN dan 50 kali riboflavin.
Sebanyak 200 µg riboflavin dan metabolitnya dikeluarkan melalui urine
tiap hari. Jumlahnya bergantung pada konsumsi dan kebutuhan
jaringan. Simpanan riboflavin dalam tubuh tidak seberapa, oleh karena
itu harus tiap hari diperoleh dari makanan dalam jumlah cukup
Sumber
Riboflavin terdapat luas di dalam makanan hewani dan nabati. Yaitu,
susu, keju, hati daging, dan sayuran berwarna hijau. Penggunaan
serealia tumbuk atau hasil – hasil serealia yang diperkaya akan
meningkatkan konsumsi riboflavin.
Akibat Kekurangan Vitamin B2
• Anemia
• Mata merah
• Kulit kering
• Bibir pecah-pecah
• Infeksi mulut
• Sensitif terhadap cahaya
Akibat Kelebihan Vitamin B2
• Urine menjadi kuning-oranye
• Berpotensi diare
• Meningkatkan frekuensi urine
• Alergi seperti gatal-gatal, bengkak pada wajah, bibir dan
lidah
2.3 Vitamin B3. Vitamin B3 atau niacin adalah nutrisi yang sangat
penting bagi sistem saraf, saluran pencernaan, dan kulit. Vitamin B3
bersifat larut air sehingga tidak bisa disimpan di dalam tubuh. Nutrisi ini
bisa diperoleh dari jenis-jenis makanan, seperti produk susu, nasi, telur,
roti gandum, ikan, daging tanpa lemak, kacang-kacangan, ragi, dan
sayuran hijau.
Struktur Kimia
Niasin atau asam nikotinat merupakan Kristal putih, yang lebih stabil
dari tiamin dan riboflavin. Niasin tahan terhadap suhu tinggi, cahaya,
asam, alkali, dan oksidasi. Niasin tidak rusak oleh pengolahan dan
pemanasan normal, kecuali kehilangan melalui air masakan yang
dibuang. Niasin mudah diubah menjadi bentuk aktif nikotinamida.
Sejarah
Identifikasi niasin erat berkaitan dengan penelitian tentang penyebab
dan pengobatan pelagra, suatu penyakit yang umum ditemukan pada
abad ke-18 di Spanyol dan Itali. Pada awal abad ke-20 di amati bahwa
pelagra juga ditemukan di Negara-Negara bagian selatan Amerika
Serikat dimana makanan pokoknya adalah jagung. Goldberger 1918
menyatakan bahwa penyakit ini di sebabkan oleh kekurangan zat gizi
yang dapat di sembuhkan dengan memakan protein bermutu tinggi.
Elvehjem kemudian pada tahun 1937 menemukan bahwa penyakit
pelagra pada anjing di sebabkan oleh niasin.
Goldsmith (1961) kemudian melaporkan bahwa 60 mg triptofan
berasal dari makanan mempunyai pengaruh metabolik yang sama
dengan 1 mg niasin. 60 mg triptofan dan satu mg niasin di setarakan
dengan niasin ekuivalen (NE). Triptofan merupakan asam amino
pembatas dari jagung bila penduduk makan jagung tanpa tambahan
sumber protein bermutu tinggi akan mengalami tanda-tanda pelagra.
Fungsi
• Menekan resiko penyakit jantung
• Membantu merawat sendi
• Mencegah adanya diabetes
• Mecegah kanker
• Mencegah migrain
• Mengatasi iritasi kulit
• Menurunkan tekanan darah tinggi

Absorpsi dan Simpanan


Di dalam usus halus niasin di hidrolisis dan diabsorpsi sebagai asam
Nikotinat, nikotinamida, dan nikotinamida mononukleotida (NMN).
Kelebihan niasin dibuang melalui urine
Sumber
Sumber niasin adalah hati, ginjal, ikan, ayam, dan kacang tanah. Susu
dan telur mengandung sedikit niasin tetapi kaya triftofan. Sayur dan
buah tidak merupakan sumber niasin. Sebagian besar protein hewani
kaya akan triptofan. Untuk membuat suatu penaksiran kasar, protein
makanan rata-rata dapat dianggap mengandung 1% triptofan.
Akibat Kekurangan Vitamin B3
• Penyakit pellagra (apabila kulitnya terpapar sinar matahari maka
akan meradang)
• Gangguan pencernaan
• Sariawan
• Kelelahan
• Muntah hingga depresi
Akibat Kelebihan Vitamin B3
• Merah pada kulit
• Diare
• Sakit kepala
• Mulas
• Mual dan muntah
• Detak jantung yang tidak teratur
• Nyeri pada sendi
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah kita dapat mengetahui pengertian
vitamin, fungsi, struktur kimia, sumber vitamin yang ada dalam bahan
pangan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi manusia.
Vitamin memang merupakan elemen penting bagi kesehatan dan daya
tahan tubuh suplay vitamin dalam tubuh kita juga tetap harus
diperhatikan dengan mengatur asupan vitamin dalam tubuh kita.

3.2 Saran
Sebagai manusia yang sadar akan gizi hendaknya menjaga
keseimbangan vitamin di dalam tubuh agar tidak terjadi berbagai
penyakit. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjaga pola makan,
yang terdiri dari 4 sehat 5 sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai