Anda di halaman 1dari 9

PRATIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

“SISTEM EKSKRESI”
(laporan akhir)

DISUSUN OLEH :

Nama : Wanda Zulkarnaen

Nim : 200205078

Prodi : Farmasi

Fakultas : MIPA dan KESEHATAN


1. Tujuan
Setelah praktim mahasiswa diharapkan mamapu:
a. Menjelaskan komposisi dan pH urin
b. Menjelaskan pengaruh air, gula, air teh dan olahraga terhadap pembentukan urin

2. Dasar teori
Tubuh manusia memiliki suatu sistem untuk mengeluarkan zat-zat sisa hasil
metabolisme tubuh (seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat) yang
dinamakan sistem pengeluaran.
Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan sistem pengeluaran ini adalah :
1. Defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang disebut feses.
Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami proses metabolisme di dalam jaringan.
Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidak diserap usus sel epitel, usus yang rusak
dan mikroba usus.
2. Eksresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi
bagi tubuh.
3. Sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran
pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya
mengandung enzim.
4. Eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang
kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).
Sistem Ekskresi merupakan sistem yang berperan dalam proses pembuangan zatzat
yang sudah tidak diperlukan (zat sisa) ataupun zat-zat yang membahayakan tubuh
dalam bentuk larutan. Ekskresi terutama berkaitan dengan pengeluaran senyawa-
senyawa nitrogen. Selama proses pencernaan makanan, protein dicernakan menjadi
asam amino dan di absorbs oleh darah, kemdian digunakan oleh sel-sel tubuh untuk
membentuk proteinprotein baru. Di dalam tubuh vertebrata, asam amino yang
berlebihan akan dirombak menjadi ammonia dan di ekskresikan lewat ginjal sebagai
senyawa-senyawa ammonium sulfat, ammonium fosfat, urea asam urat atau
trimethylamine, semua zat sisa yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh sebagian akan
di keluarkan bersama urin.
Ginjal merupakan organ tubuh manusia yangsangat vital. Karena ginjal merupakan
salah satu organ perkemihan (ginjal-ureter-kandung kemihuretra).Penyakit ginjal
dapat meningkatkan risiko kematian bagi penderita dan dapat juga menjadi pemicu
timbulnya penyakit jantung. Apabila penyakit ginjal bisa dideteksi secara dini,
penyakit lain yang menyebabkan kematian bisa segera dicegah. Karena
ketidaknormalan fungsi ginjal sering kali menggambarkan tahapan awal dari gejala
penyakit jantung.
Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah.Oleh karena itu,
berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan
darah tinggi.Jika terjadi penyempitan arteri yang menuju kesalah satu ginjal, maka
bisa menyebabkan peradangan dan cidera pada salah satu atau kedua ginjal, selain itu
juga bisa menaikkan tekanan darah.Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui
beberapa cara. Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran
garam dan air yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah serta
mengembalikan tekanan darah ke kondisi normal. Ginjal juga bisa meningkatkan
tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin yang memicu
pembentukan hormon angiotensi yang kemudian akan memicu pelepasan hormon
aldosterone.
Proses pembentukan urin dalam ginjal dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap
filtrasi (penyaringan), tahap reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi
(pengeluaran zat)
• Penyaringan (Filtrasi) Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah
yang terjadi di kapiler glomerulus, sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit),
tekanan dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses
penyaringan, selain penyaringan di glomerulus juga terjadi penyerapan kembali sel-
sel darah , keeping darah, dan sebagian besar protein plasma.
Bahan-bahan yang kecil terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino,
natrium, kalium, klorida, bikarbonat, dan urea dapat melewati saringan dan menjadi
bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrate glomerulus atau
urin primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam
lainnya
• Penyerapan kembali Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urine primer
akan di serap kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus
distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea. Meresapnya zat-zat pada tubulus ini
melalui dua cara yaitu gula dan asam amino yang meresap melalui peristiwa difusi,
sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus
proksinal dan tubulus distal substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam
amino dikembalikan lagi ke darah. Zat ammonia, obat-obatan seperti penisilin,
kelebihan garam dan bahan lain pada filtrate di keluarkan bersama urin, stelah terjadi
reabsorpsi maka tubulus mengasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan
tidak akan ditemukan lagi, Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolism yang
bersifat racun bertambah misalnya urea
• Augmentasi Urin sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju tubulus
pengumpul. Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan
urea sehingga terbentuklah urin sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin di bawa
ke pelvis renalis, dari pelvis renalis, urin mengalir melalui ureter menuju vesika
urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan sementara urin
(Pearce, 2009). Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh
bagian tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada di dalamnya. Luas kulit
pada manusia rata-rata 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan
lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak atau beratnya sekitar 16 % dari berat badan
seseorang. Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam
gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah
mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus
(keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan
suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen melanin untuk
melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet matahari.
Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung
(oksigen) serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbon dioksida
seagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Pengisapan udara ini disebut inspirasi dan
menghembuskan disebut ekspirasi . Proses pengambilan oksigen dan pembebas
karbondioksida di kanan sebagai respirasi atau sebagai (pernapasan). Istilah
pernapasan berlaku untuk kalsium secara keseluruhan maupun proses yang terjadi di
dalam sel. Hewan yang mengambil O2 dari medium ke mana dia hidup dan
memberikan CO2 ke medium tersebut. Banyak hewan kecil dapat mengambil cukup
O2 melalui pemilikan tubuhnya, tapi kebanyakan hewan memiliki organ respiratori
khusus atau pengambilan O2. Perpindahan O2 dan CO2 melintasi permukaan tubuh
maupun organ respirasi adalah melalui proses difusi Paru-paru berada di dalam
rongga dada manusia sebelah kanan dan kiri yang dilindungi oleh tulang-tulang rusuk.
Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang memiliki tiga gelambir
dan paru-paru kiri memiliki dua gelambir.Paru-paru sebenarnya merupakan kumpulan
gelembung alveolus yang terbungkus oleh selaput yang disebut selaput pleura. Paru-
paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena tanpa paru-
paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi untuk
mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O). Didalam paru-paru terjadi
proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah membebaskan
oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme
tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air
dilepaskan dan dikeluarkan dari paruparu melalui hidung.
Proses respirasi dapat dibagi menjadi empat golongan:
(1) vantilasi paru-paru, yang berarti pemasukan dan pengeluaran udara di atmosfir dan
alveolus paru-paru,
(2) difusi oksigen dan karbon dioksida di antara alveolus dan darah,
(3) transpor oksigen dan karbon dioksida di dalam darah dan cairan tubuh ke sel dan
dari sel, dan
(4) pengaturan ventilsai dan segi respirasi lainnya.
Hati berfungsi sebagai penhgstur keseimbangan nutrien dalam darah dan sebagai
organ yang menyekresikan empedu. Hepar juga berperan dalam pembuangan sampah
metabolisme. Kelainan pada hepar akan mengakibatkan hepar tidak mempu untuk
membuang sisa nitrogen. Asam amino,yang akan digunakan sebagai energi,harus
mengalami proses deaminasi dengan dibuangnya gugus amin (NH3) yang merupakan
nitrogen. NH3 ini tidak bisa begitu saja dibuang oleh tubuh, tetapi harus di proses
dulu di hepar menjadi ureum, urea. Sampah inilah yang akhirnya dibuang melalui
keringat dan ginjal (urine) Berbagai jenis tugas yang dijalankan oleh hati, dilakukan
oleh hepatosit. Hingga saat ini belum ditemukan organ lain atau organ buatan atau
peralatan yang mampu menggantikan semua fungsi hati.
Beberapa fungsi hati dapat digantikan dengan proses dialisis hati, namun teknologi ini
masih terus dikembangkan untuk perawatan penderita gagal hati. Sebagai kelenjar,
hati menghasilkan:
1. Empedu yang mencapai ½ liter setiap hari. Empedu merupakan cairan kehijauan
dan terasa pahit, berasal dari hemoglobin sel darah merah yang telah tua, yang
kemudian disimpan di dalam kantong empedu atau diekskresi ke duodenum. Empedu
mengandungkolesterol, garam mineral, garam empedu, pigmen bilirubin, dan
biliverdin. Sekresi empedu berguna untuk mencerna lemak, mengaktifkan
lipase,membantu daya absorpsi lemak di usus, danmengubah zat yang tidak larut
dalam air menjadi zatyang larut dalam air. Apabila saluran empedu di hatitersumbat,
empedu masuk ke peredaran darah sehingga kulit penderita menjadi kekuningan.
Orang yang demikian dikatakan menderita penyakit kuning.
2. Sebagian besar asam amino
3. Faktor koagulasi I, II, V, VII, IX, X, XI
4. Protein C, protein S dan anti-trombin
5. Kalsidiol
6. Trigliserida melalui lintasan lipogenesis
7. Kolesterol
8. Insulin-like growth factor 1 (IGF-1), sebuah protein polipeptida yang berperan
penting dalampertumbuhan tubuh dalam masa kanak-kanak dan tetap memiliki efek
anabolik pada orang dewasa.
9. Enzim arginase yang mengubah arginina menjadi ornitina dan urea. Ornitina yang
terbentuk dapat mengikat NH³ dan CO² yang bersifat racun.
10. Trombopoietin, sebuah hormon glikoprotein yang mengendalikan produksi keping
darah oleh sumsum tulang belakang.
11. Pada triwulan awal pertumbuhan janin, hati merupakan organ utama sintesis sel
darah merah, hingga mencapai sekitar sumsum tulang belakang mampu mengambil
alih tugas ini. 12. Albumin, komponen osmolar utama pada plasma darah.
13. Angiotensinogen, sebuah hormon yang berperan untuk meningkatkan tekanan
darah ketika diaktivasi oleh renin, sebuah enzim yang disekresi oleh ginjal saat
ditengarai kurangnya tekanan darah oleh juxtaglomerular apparatus.
14. Enzim g lutamat-oksaloasetat transferase, glutamatpiruvat transferase dan laktat
dehydrogenase

3. Cara kerja
- Alat dan bahan
a. Alat
1. Timbangan digital
2. Mikroskop
3. Erlenmeyer
4. Beker glass
5. Objek glass
6. Cover glass
7. Piknometer
8. Tabung reaksi
9. Indikator universal
10. Hot plate
11. Pipet tetes

b. Bahan
1. Urin pengkonsumsi teh
2. Urin pengkonsumsi air putih
3. Urin pengkonsumsi gula
4. Asam sitrat
5. Perak nitrat
6. Larutan NaOH
7. Larutan Na-nitroprusida
8. Larutan fehling A
9. Larutan fehling B
10. Asam asetat glasial
11. Benedict
12. FeCl3

- Fisiologi
- 1. Pengamatan waktu pembentukan urin, volume urin, dan periksa pH, BJ, warna
urin Lima orang praktikan dalam masing-masing kelompok diminta berpartisipasi
dalam percobaan ini dan akan melakukan hal-hal berikut: - 1 orang meminum ½ L
air mineral - 1 orang meminum 1 gelas (250 mL) air teh + 25 % gula - 1 orang
meminum 1 gelas (250 mL) air larutan gula 25% - 1 orang melakukan olahraga
dengan berlari-lari sekitar 10 menit - 1 orang lainnya sebagai kontrol
2. Pengamatan urin menggunakan mikroskop
- Masukkan ke dalam tabung sentrifuga 10 ml urin
- Lakukan sentrifugasi dengan kecepatan 1500 rpm selama 5 menit
- Buang cairan bagian atas (sisakan sedikit) dan sedimen yang berada di bagian
dasar tabung dikocok
- Teteskan sediaan pada kaca objek bertutup (agar tidak terjadi gelembung udara
maka sediaan diteteskan melalui pinggiran cover glass dan amati di bwah
mikroskop
- Pengamatan dilakukan terhadap sedimen mikro: Organik : gugusan sel (epitel,
granul darah dan hyalin, leukosit, eritrosit, fibrin, filamen urethra, spermaozoa dan
mikrooranisme. Anorganik : kolesterol, senyawa asam urat dan kristal seperti
kalsium fosfat, magnesium, dan fosfat
3. Pengamatan karakteristik urin
a. Ambil urin secukupnya, lalu amati warna serta baunya.
b. Ukur pH urin menggunakan indikator universal
c. Tentukan bobot jenis urin menggunakan piknometer, caranya:
- Timbang piknometer kosong (bersih dan kering)  diperoleh W1
- Isi piknometer dengan aquadest bebas gas (lap bagian luar piknometer hingga
kering) lalu timbang  diperoleh W2
- Buang air yang ada dalam piknometer tadi, lalu bilas dengan alkohol kemudian
keringkan.
- Isi piknometer dengan urin lalu timbang  diperoleh W3
4. Analisa kimia zat di dalam urin Urea  Teteskan 2 tetes urin pada kaca objek
lalu tambahkan 2 tetes asam nitrat  Biarkan cairan menguap  Amati adakah
kristal hexagonal atau rhombis dari urea nitrat Gula pereduksi  masukkan ke
dalam tabung reaksi 1 mL larutan fehling  tambahkan 4 mL air kemudian
panaskan perlahan  tambahkan 1 mL urin sedikit demi sedikit hingga warna biru
benarbenar hilang  adanya gula pereduksi ditandai dengan terjadinya endapan
merah bata. Ion klorida  masukkan 5 ml urin ke dalam tabung reaksi lalu
tambahkan beberapa tetes perak nitrat  adanya ion klorida ditandai dengan
terjadinya kekeruhan atau endapan putih Aseton  masukkan 3 mL urin ke dalam
tabung reaksi lalu tambahkan beberapa tetes larutan NaOH dan beberapa tetes
larutan Na-Nitroprusida, kemudian dikocok.  tambahkan bebrapa tetes asam
asetat pekat kemudian dikocok  adaya aseton ditandai dengan terjadinya warna
ungu sampai merah ungu. Bila terbentuk warna merah ungu, hal ini menunjukkan
adanya alkohol, aldehid, dan assam asetat.

4. Hasil pratikum
Anatomi ginjal :

Fungsi :

1. Korteks Ginjal

Korteks ginjal adalah bagian paling luar dari ginjal dan dikelilingi oleh kapsul ginjal. Karena
dikelilingi lapisan lemak, korteks juga berfungsi untuk melindungi struktur dalam ginjal dari
kerusakan.

2. Medula Ginjal

Medula terdiri dari bagian bernama lengkung Henle dan piramida ginjal, yang merupakan
struktur kecil yang berisi tubulus dan nefron. Tubulus berfungsi untuk mengangkut cairan
masuk ke dalam ginjal dan juga urine agar ke luar ginjal.

3. Pelvis Ginjal

Pelvis adalah bagian terdalam ginjal yang berbentuk corong. Pelvis berfungsi sebagai jalur
untuk cairan berpindah dari ginjal menuju kandung kemih.

4. Arteri Ginjal
Fungsi bagian ginjal ini adalah membawa darah yang kaya akan oksigen dari jantung ke
ginjal untuk proses filtrasi.

Filtrasi adalah proses penyaringan zat-zat sisa metabolisme yang terjadi di dalam tubuh.

5. Vena Ginjal
Fungsi vena ginjal adalah membawa darah yang sudah disaring oleh ginjal kembali ke
jantung.

6. Ureter

Ureter adalah bagian ginjal yang berupa tabung otot dan berfungsi mendorong urine ke dalam
kandung kemih.

Panjang ureter sekitar 20-30 sentimeter dengan diameter maksimal kurang lebih 1,7
sentimeter

5. Pembahasan

Dari materi ini dapat kita ketahui beberapa jawaban dari pertanyaan berikut ini :

a. Jelaskanlah proses pembentukan urin! Tempelankan hasil pengamatan pH universal

b. Jelaskanlah fungsi komponen nefron pada bagian vaskular!

a.Urine merupakan cairan sisa hasil dari proses metabolisme tubuh yang diekskresikan
oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses
urinasi.Eksreksi urin diperlukan untuk membuang zat-zat sisa dalam darah yang disaring
oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Proses pembentukan urine
diawali dari proses penyaringan di dalam ginjal, kemudian mengalir menuju kandung kemih
melalui ureter, dan keluar dari tubuh melalui uretra.
Tahapan pembentukan urin pada ginjal terbagi menjadi tiga yaitu:

1. Proses Filtrasi, merupakan proses penyaringan darah. Pada tahap ini zat-zat sisa
metabolisme akan disaring dan akan menghasilkan zat yang harus dibuang tubuh. Proses
filtrasi akan menghasilka urine primer atau filtrat glomerulus yang mengandung urea, air,
glukosa, dan garam. Proses filtrasi dilakukan oleh glomerulus ginjal.
2. Proses Reabsorbsi, merupakan proses penyaringan kembali urine primer. Tahap ini
terjadi ketika urine primer pada kapsula bowman akan mengalir menuju saluran pengumpul.
Urine primer biasanya masih mengandung zat yang masih berguna bagi tubuh seperti
glukosa, asam amino, dan garam, sehingga pada tahap ini urine primer akan disaring kembali
dan zat yang berguna akan diserap kembali oleh tubulus proksimal dan lengkung henle,
sehingga dihasilkan urine sekunder atau filtrat tubulus. Urine ini memiliki kadar urea yang
cukup tinggi.
3. Proses Augmentasi, merupakan proses terbentuknya urine sesungguhnya. Tahap ini
terjadi ketika urine sekunder menuju tubulus distal. Proses ini akan merupakan proses
penyusunan urine sesungguhnya, yang mana hanya akan mengandung urea, amonia, sisa
metabolisme protein, dan zat racun yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Selanjutnya, urine
akan menuju ductus collecting dan bermuara di rongga ginjal. Nah, jika kandung kemih telah
kosong maka urine akan menuju kandung keming melalui ureter-kandung kemih (vesika
urinaria)-uretra.

b. Nefron merupakan struktur yang terdiri dari untaian kapiler yang disebut glomerulus,
tempat di mana darah disaring, dan tubulus ginjal yang mengolah air dan elektrolit apakah
akan diserap atau dilepaskan dan ditambahkan senyawa-senyawa tertentu.

6. Kesimpulan
Dari materi ini kita dapat menegtahui tujuan,alat dan bahan serta langkah-langkah
yang dapat dilakukan untuk pengujian urin dalam materi system ekskresi dan tentu
mendapatkan beberapa hasil juga dapat mengetahui bagian-bagian ginjal dan dapat
menggambarkannya serta menjelaskan fungsi-fungsi dari bagian ginjal tersebut

7. Daftar pustaka
o Guyton, Arthur C.1996. Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit.
EGC:Jakarta.
o Pearce, E. C., 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia.
Jakarta. Putri, Mustafidah H., 2011.
o Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Hati Menggunakan Metode
Forward Chaining (Expert System for Diagnosing Liver Disease Using
Forward Chaining).
o Jurnal Teknik Informatika. Vol. 1(4) Sulistiyo, A., Hidayat, T. 2008.
o Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ginjal Dengan metode Dempster-
Shafer. Jurnal Teknologi Informatika. Vol.1(1)

Anda mungkin juga menyukai