Anda di halaman 1dari 2

INISIASI 4

Saudara mahasiswa pada pertemuan ini kita membahas tentang Asal


Bahasa Nusanatara dan Bahasa Indonesia. NegeriAsal Bahasa
Nusasntara (Austronesia) dan Asal Usul dan Sejaran Bahasa Indonesia.
Berdasarkan Negeri Asal Bahasa Nusantara (Austronesia) menurut beberapa teori para pakar,
antara lain dikemukakan oleh:
1. A. Reland, John Reinhold Foster, dan William Marsden, mengemukakan bahwa bahasa
Melayu dan Polinesia merupakan bahasa berkerabat dan serumpun.
2. Von Humboldt, keserurnpunan bahasa itu sebagai Melayu-Polinesia.
3. Slametmuljana menyebutnya sebagai bahasa-bahasa Nusantara atau Austronesia daripada
MelayuPolinesia.
4. John Crawfurd bahasa Melayu dan Polinesia tidak berkerabat. Dari penelitiannya, justru itu
memperkuat pendapat Marsden.
5. John Crowfrud bangsa Indonesia tidak berasal dari mana-mana.
6. J. R. Logan bangsa Indonesia berasal dari Assam di Asia Tenggara. J. R. Logan yang
pertama menggunakan nama Indonesia.
7. Hamy mengatakan, bahasa Campa, Piak, Jarai, Melayu masuk dalam keluarga Melayu
Kontinental. Bahasa Melayu dan Melayu Kontinental mempunyai persamaan asal.
8. A.H. Kiane kesamaan bahasa Polynesia dan Melayu terjadi melalui bangsa Kaukasus.
9. Kern berpendapat bahwa tanah asal bahasa Austronesia di Indonesia atau pantai Timur Indo-
Cina; di sebelah selatan tidak jauh dari Pulau Jawa. Dari kasus positif dan negatif
disimpulkan: bahasa Melayu-Polinesia dari pantai timur India Belakang. Bangsa Melayu
dan Aceh bukan penduduk asli Sumatra. Kesimpulannya, tempat tinggal bangsa
Austronesia dahulu di Campa, Kocin Cina, Kampuchea, dan sekitar pantai.
10. Isodore Dyen menyimpulkan negeri asal bahasa Melayu-Polynesia di Melanesia.
11. Slametmuljana, menyimpulkan bahwa bahasa Austronesia mendapat pengaruh dari bahasa di
daratan Asia. Bahasa Melayu yang semula memiliki ciri, seperti Campa, akhirnya berubah
karena pengaruh bahasa Austronesia, yaitu bahasa Batak.
12. Keraf berpendapat, negeri asal bangsa Austronesia dari daerah Indonesia dan Filipina dan
Kesusastraan yang langsung berada di bawah Departemen Pendidikan Pengajaran dan
Kebudayaan.
Asal-usul dan Sejarah Bahasa Indonesia. Ada bukti tertulis bahwa bahasa yang dipakai oleh
kerajaan Sriwijaya pada abad VII adalah bahasa Melayu yang bercampur dengan bahasa Sansekerta. Bukti-bukti
tersebut adalah prasasti Kedukan Bukit, Talang Tuo, Telaga Batu, Kota Kapur, Karang Berahi. Pada Tahun 1356,
ditemukan prasasti berbahasa Melayu yang berbentuk prosa diselingi puisi. Pada Tahun 1380 di Minye
Tujoh, Aceh terdapat satu batu nisan yang berbentuk syair tertua. Pada ahad XIV -XVII banyak kesusastraan
lama.
Sebelum Tahun 1522, bahasa Melayu sudah tersebar sampai ke kepulauan Maluku. Seorang Belanda
pada Tahun 1631, mengatakan bahwa kebanyakan sekolah di Maluku memakai bahasa Melayu sebagai bahasa
pengantar.
Pada masa pergerakan, bahasa Melayu tumbuh dan berke mbang melalui bacaan, surat kabar, majalah,
kesastraan, pergerakan, dan organisasi sosial. Pengaruh bacaan, surat kabar, majalah, dan kesastraan tampak
dengan adanya Comissie voor de Volkslectuur yang Tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka, Angkatan
Pujangga Baru, Zaman Jepang.
Serikat Islam menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar. Pada tanggal 25 Juni 1918,
anggota-anggota Dewan Rakyat oleh Ratu Belanda diberi kebebasan untuk mempergunakan bahasa Melayu
dalam Volsraad. Pada Tahun 1926, Jong Java mengakui bahasa Melayu sebagai bahasa perantara. Dalam
Kongres II Jong Sumatra, pemuda di Sumatra memutuskan untuk memakai bahasa Melayu Riau sebagai
bahasa persatuan.
Pada tanggal 28 Oktober 1928, Kongres Pemuda Indonesia mengikrarkan Sumpah Pemuda.
Peristiwa Sampah Pemuda dianggap sebagai peristiwa resminya bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia.
Pada tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia dikukuhkan dalam UUD 1945 sebagai bahasa
negara. Beberapa perangkat untuk mengembangkan bahasa Indonesia telah ditetapkan, seperti Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, Pedoman Umum Pembentukan Istilah, Tata Bahasa baku
Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pedoman Pengindonesiaan. Nama dan Kata Asing.
Usaha untuk mengembangkan bahasa Indonesia dilakukan dengan mengadakan Kongres Bahasa Indonesia,
Sidang MABBIM. Usaha-usaha di atas tidak terlepas dari peranan lembaga kebahasaan dan kesastraan yang
ada di Indonesia. Lewat Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, pemerintah juga mengadakan
penyuluhan bahasa Indonesia baik melalui surat, telepon, RRI maupun TVRI. Selain itu juga

mengadakan penelitian kebahasaan dan kesastraan.

Anda mungkin juga menyukai