Anda di halaman 1dari 17

UJI HIPOTESIS

Oleh : Riawan Yudi Purwoko

Metode penelitian kuantitatif memiliki cakupan yang sangat luas. Secara


umum, metode penelitian kuantitatif dibedakan atas dua dikotomi besar, yaitu
eksperimental dan non eksperimental. Eksperimental dapat dipilah lagi menjadi
eksperimen kuasi, subjek tunggal dsb. Sedangkan noneksperimental berupa
deskriptif, komparatif, korelasional, survey, ex post facto, dsb. Ada beberapa
istilah yang sering dirancukan di dalam penelitian. Istilah tersebut adalah
pendekatan, ancangan, rencana, desain, metode, dan teknik.
Dalam kaitanya analisis menuju keputusan atau kesimpulan akhir,
penelitian kuantitatif banyak menggunakan konsep uji hipotesis, hal ini untuk
melihat signifikansi dari seting penelitian kaitanya dengan populasi dan sampel.
Berikut akan dijelaskan paradigma dan teknis uji hipotesis statistik didalam
penelitian kuantitaif.

A. Konsep Uji Hipotesis


Pada bab ini akan dibicarakan salah satu bahasan yang sangat banyak
digunakan dalam penelitian, yaitu uji hipotesis. Uji hipotesis merupakan
prosedur yang berisi sekumpulan aturan yang menuju kepada suatu keputusan
apakah akan menerima atau menolak hipotesis mengenai parameter yang telah
dirumuskan sebelumnya.

Trealese (1960) memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangan


semenatara dari suatu fakta yang dapat diamati. Good dan scates (1954)
menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang

Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 1
dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-
fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai
petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya.

Dari arti katanya, hipotesis memang dari dua penggalan. Kata “hypo” yang
artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran” jadi hipotesis yang
kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia menjadi
hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.

Apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan


seksama serta menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat suatu teori
sementara , yang kebenarannya masih perlu di uji (di bawah kebenaran). Inilah
hipotesis peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis. Peneliti mengumpulkan
data-data yang paling berguna untuk membuktikan hipotesis. Berdasarkan data
yang terkumpul , peneliti akan menguji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat
naik status menjadi teas, atau sebaliknya tumbang sebagai hipotesis, apabila
ternyata tidak terbukti.

Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya


penelitian kuantitatif. Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan
ini, di antaranya:

1. Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat
dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang
akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan
melalui teori mengenai konflik.
2. Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak
benar atau di falsifikasi.

Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 2
3. Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan
karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya,
hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya
dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun
dan mengujinya.

Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu:

1. Untuk menguji teori,


2. Mendorong munculnya teori,
3. Menerangkan fenomena sosial,
4. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian,
5. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan
dihasilkan.

Misalkan, seorang peneliti bidang kedokteran melakukan eksperimen


tertentu, ingin melihat apakah vaksin yang dia temukan lebih baik dari pada
vaksin yang biasanya dipakai untuk menyembuhkan penyakit tertentu. Dengan
melalui langkah-langkah pada uji hipotesis, peneliti tersebut akan dapat
menentukan apakah vaksin tersebut lebih baik atau tidak, tentunya
menggunakan paradigma dan bahasa peluang.

B. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik, atau hipotesis adalah suatu dugaan mengenai satu atau
lebih populasi. Definisi ini dapat diartikan sebagai pernyataan atau dugaan
mengenai ukuran (misalnya rerata atau variansi) yang ada disatu atau lebih
populasi.
Dari contoh di muka, misalkan peneliti bidang kedokteran tersebut
berdasarkan teori tertentu, menduga bahwa vaksin yang dia temukan (misalnya

Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 3
vaksin A) lebih baik dari misalnya vaksin B. Pernyataan bahwa vaksin A lebih
baik dari pada vaksin B adalah suatu hipotesis. Indikatornya lebih baiknya
vaksin yang satu dengan vaksin yang lain harus ditentukan, misalkan
berdasarkan indikatornya adalah cepatnya sembuhnya pasien.
1. Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif
Hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya perbedaan
atau tidak adanya korelasi (hubungan). Sebaliknya hipotesis alternative
adalah hipotesis yang menyatakan perbedaan atau adanya korelasi.
Hipotesis nol dilambangkan dengan . Hipotesis alternative
dilambangkan dengan . Penolakan hipotesis nol mengakibatkan
penerimaan hipotesis alternative, dan sebaliknya.
Terdapat tiga macam pasangan hipotesis ( dan .) , yang di sebut tipe
A, tipe B, tipe C. Sebagai contoh misalkan hipotesis mengenai suatu rerata,
maka rumusan ketiga tipe tersebut adalah sebagai berikut:
Tipe A Tipe B Tipe C
: :
: : :
Misalkan hipotesisnya tentang perbedaan rerata, maka contoh rumusan
ketiga tipe tersebut adalah sebagai berikut:

Tipe A Tipe B Tipe C


: :
: : :

Contoh 1.

Sebelum tahun 2010, pendaftaran mahasiswa UMP dilakukan dengan


pengisian formulir secara manual. Pada tahun 2010, UMP

Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 4
memperkenalkan system pendaftaran online. Seorang peneliti ingin
membuktikan pendapatnya “bahwa rata-rata waktu pendaftran dengan
system online akan lebih cepat dibanding cara yang lama (manual)”. Untuk
membuktikan pendapatnya, ia akan membuat hipotesis awal.

Hipotesis awal: rata-rata pendaftaran system online sama dengan system


lama.

Contoh 2.

Manajamen PERUMKA mulai tahun 1992, melakukan pemeriksaan karcis


KRL lebih intensif dibanding tahun-tahun sebelumnya, pemeriksaan karcis
yang intensif berpengaruh positif terhadap penerimaan PERUMKA.

Hipotesis awal: Tidak ada perbedaan penerimaan sesudah maupun


sebelum dilakukan perubahan system karcis.

Contoh 3.

Seoran akuntan memperbaiki system pembebanan biaya perusahaan biaya


di perusahaan tempat bekerja. Ia berpendapat bahwa setelah perbaikan
system pembebanan biaya pada produk maka rata-rata harga produk
turun.

Hipotesis awal: ??????

 Hipotesis awal yang diharapkan akan ditolak disebut: Hipotesis nol


( )
 Penolakan Hipotesis nol ( ) membawa kita pada penerimaan
Hipotesis alternatif ( )

Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 5
Contoh 4. (lihat contoh 1)

Pada system lama, rata-rata waktu pendaftaran adalah 50 menit.

dan dapat ditumuskan sebagai berikut:

: menit (system baru dan system lama tidak berbeda)

: menit (system baru tidak sama dengan system lama)

Atau

: menit (system baru dan system lama tidak berbeda)

: menit (system baru lebih cepat dengan system lama)

2. Prosedur Uji Hipotesis

Pada umumnya uji hipotesis dilakukan dengan langkah-lanhkah sebagai


berikut:

a. Rumuskan dan .
Walaupun yang ditulis lebih dulu adalah namun disarankan agar
para peneliti lebih dulu memikirkan untuk penelitianya. Setelah
terumuskan baru peneliti tinggal menegasikan (melawankan)
pernyataan yang diperoleh untuk mendapatkan .
b. Tentukan taraf signifikansi, yaitu yang akan dipakai dalam uji
hipotesis.
Besarnya yang diambil tergantung kepada urgensi penelitian yang
dilakukan.
c. Memilih statistic uji yang cocok untuk menguji hipotesis yang
telah dirumuskan.

Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 6
Pemilihan statistic ditentukan oleh beberapa hal, misalkan diketahui
atau tidaknya variansi-variansi populasi dan sama atau tidaknya
variansi-variansi populasi.
d. Hitunglah nilai statistic uji berdasarkan data observasi (amatan)
yang diperoleh dari sampel.
e. Tentukan nilai kritis (NK) dan daerah kritis (DK) berdasarkan
tingkat signifikansi yang telah ditetapkan.
f. Tentukan keputusan uji , yaitu ditolak atau diterima.
Penetapan keputusan ini berdasarkan melihat nilai statistic uji amatan
berada di DK atau tidak. Jika nilai statistic uji berada di DK, maka
ditolak. Sebaliknya jika nilai statistic uji amatan tidak berada di DK
maka diterima.
g. Tulislah kesimpulan berdasarkan keputusan uji yang telah
diperoleh.

3. Arah Pengujian Hipotesis


a. Pengujian Hipotesis dapat dilakukan secara :
1) Uji Satu Arah
2) Uji Dua Arah
Uji Satu Arah

Pengajuan H0 dan H1 dalam uji satu arah adalah sebagai berikut:

H0 : ditulis dalam bentuk persamaan (menggunakan tanda =)

H1 : ditulis dalam bentuk lebih besar (>) atau lebih kecil (<)

Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 7
Nilai  tidak dibagi dua, karena seluruh  diletakkan hanya di salah satu
sisi selang

misalkan :

H0 :    0 *)

H1 :   0

Wilayah Kritis **) : z <  z atau

*)  0 adalah suatu nilai tengah yang diajukan dalam H0

**) Penggunaan z atau t tergantung ukuran sampel

Uji Dua Arah

Pengajuan H0 dan H1 dalam uji dua arah adalah sebagai berikut :

H0 : ditulis dalam bentuk persamaan (menggunakan tanda =)

H1 : ditulis dengan menggunakan tanda 

Nilai  dibagi dua, karena  diletakkan di kedua sisi selang misalkan

H0 :    0 *)

H1 :   0

Wilayah Kritis **) : z <  z dan z > z atau dan


2 2

*)  0 adalah suatu nilai tengah yang diajukan dalam H0

Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 8
**) Penggunaan z atau t tergantung ukuran sampel

4. Tipe Kesalahan
Dalam uji hipotesis, peneliti dapat menolak atau tidak menolak
(menerima) hipotesis yang diajukan. Kita akan menolak Ho apabila kenyataan
yang ada berbeda secara meyakinkan atau tidak mendukung terhadap
hipotesis yang diajukan. Demikian pula sebaliknya, kita akan menerima (tidak
menolak) Ho, jika kenyataan yang ada (data) tidak berbeda dengan hipotesis
yang diajukan. Dalam menerima/menolak hipotesis tidak akan selalu benar
100%, tetapi akan selalu terdapat kesalahan (kebenaran ilmiah tidak bersifat
mutlak) terutama dalam inferensi sampel terhadap populasi.
Kesalahan dalam pengambilan keputusan untuk menolak atau menerima
hipotesis didasarkan pada suatu asumsi bahwa dalam ilmu pengetahuan
apapun tidak ada kebenaran yang mutlak, tetapi pasti selalu ada kesalahan.
Dalam uji hipotesis (uji statistik) kita jumpai adanya dua kesalahan (error)
yaitu kesalahan tipe 1 dan 2.
a. Kesalahan Tipe I
Kesalahan yang terjadi ketika peneliti menolak hipoteisi nol ( ), padahal
hipotesis tersebut benar.
b. Kesalahan Tipe II
Kesalahan yang terjadi ketika peneliti menerima hipoteisi nol ( ),
padahal hipotesis tersebut salah.

Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 9
C. Statistik Uji
Persyaratan Statistik Uji
Populasi normal, ̅
diketahui. √
Populasi normal, ̅
tidak diketahui. √
Populasi-populasi
̅ ̅
normal dan
independen, √
diketahui.
Populasi-populasi ̅ ̅
normal dan √
independen,
tidak diketahui,

Populasi-populasi ̅ ̅
normal dan √
independen,
tidak diketahui,

Populasi tidak ̅
independen (populasi √
berpasangan),
populasi-populasi
normal, dan tidak
diketahui.

Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 10
Contoh 5.

Pada ujian matematika standar yang diberikan kepada siswa-siswa SMU di


Purworejo diperoleh rerata 74.5 dengan deviasi baku 8.0. Tahun ini
dilaksanakan metode baru untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
bidang studi matematika. Setelah metode baru dilaksanakan tersebut, secara
random dari populasinya, diambil 200 siswa untuk dites dengan ujian
matenatika standard ternyata dari 200 siswa tersebut diperoleh rerata 75.9. Jika
diambil , apakah dapat disimpulkan bahwa metode baru tersebut
meningkarkan kemampuan siswa dalam matematika?

Solusi:

Perhatikan bahwa 74.5 dan 8.0 adalah rataan dan deniasi baku populasi, ini
berarti . Metode baru tersebut dikatakan dapat
meningkatkan kemampuan siswa apabila rerata yang baru melebihi rerata yang
lama. Persoalan ini kita kerjakan sebagai berikut.

1.

2.
3. Statistik uji yang yang digunakan:
̅

4. Komputasi:


5. Daerah Kritis:
; (dari table Z)

Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 11
6. Keputusan Uji:
7. Kesimpulan: Metode baru tersebut dapat meningkatkan kemampuan
siswa.

Contoh 6.

Seorang pengusaha mengatakan bahwa dia telah menemukan cara baru untuk
memproduksi senar dengan daya tahan rata-rata 8 kg. Seorang peneliti ingin
mengetahui apakah klaim pengusaha tersebut benar. Untuk itu, peneliti tersebut
mengambil sampel berukuran 50 dan setelah diuji di laboratorium, ternyata
diperoleh rerata daya tahan 7.8 kg dengan deviasi baku 0.5 kg. bagaimana
kesimpulan penelitian tersebut, jika diambil .

Solusi:

Klaim pengusaha dikatakan tidak benar jika dalam uji laboratorium yang
dilakukan oleh peneliti tersebut diperoleh rerata yang tidak sama dengan 8 kg.
Dalam hal ini karena n besar, maka deviasi baku sampel dapat diasumsikan
wewakili deviasi baku populasi (lihat standart error dalam distribusi rata-rata)
dan oleh karena itu digunakan uji Z.

(dilanjutkan buat latian..!!)

Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 12
Contoh 7.

Seorang job-specialist menguji 25 karyawan dan mendapatkan bahwa rata-rata


penguasaan pekerjaan kesekretarisan adalah 22 bulan dengan simpangan baku
= 4 bulan. Dengan taraf nyata 5% , ujilah :

a) Apakah rata-rata penguasaan kerja kesekretarisan lebih dari 20 bulan?


b) Apakah rata-rata penguasaan kerja kesekretarisan tidak sama dengan 20
bulan?

Solusi:

Diketahui:

̅= 22 s=4 n = 25 = 20  = 5%

a) Akan diuji apakah rata-rata penguasaan kerja kesekretarisan lebih dari


20 bulan
( H1 :  > 20; =5%, statistik uji = t, db = 24), dilanjutkan buat latian..!!
b) Akan diuji apakah rata-rata penguasaan kerja kesekretarisan tidak sama
dengan 20 bulan?
1. H0 :  = 20 (rata-rata penguasaan kerja kesekretarisan sama dengan
20 bulan)
H1 :   20 (rata-rata penguasaan kerja kesekretarisan tidak sama
dengan 20 bulan)
2.  = 5% = 0.05 (uji dua arah), sehingga /2 = 2.5% = 0.025
3. Statistik uji yang yang digunakan:
̅

Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 13
4. Komputasi:
̅
= 2.5
√ √

5. Daerah Kritis:

db = n-1 = 25-1 = 24 , Titik kritis  dan

t < -t (24; 0.025)  t < -2.064 dan t > t (24; 0.025)  t > 2.064

sedangkan

6. Keputusan Uji: H0 ditolak.


7. Kesimpulan: Rata-rata penguasaan kerja kesekretarisan tidak sama
dengan 20 bulan.

Contoh 8.

Pak Jono mengajar siswanya dengan metode X, tidak puas dengan metode
tersebut, Pak Jono merancang metode baru, misalkan metode B. Dengan metode
Y, Pak Jono mempunyai hipotesis awal bahwa metode Y lebih baik dari metode
X. Untuk menguji hipotesis itu, diadakan penelitian. Pak Jono mengambil 2 kelas
1A (dikenakan metode X) dan kelas 1B (dikenakan metode Y). Dengan
menggunakan  = 1% bagaimana kesimpulan penelitian tersebut.

Diperoleh hasil sebagai berikut:

Deviasi
Kelas Metode n Rerata
Baku
1A X 40 74 8
1B Y 50 78 7

Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 14
Solusi:

Deviasi baku populasi tidak diketahui, tetapi karena ukuran masing-masing


sampel besar maka deviasi populasi dianggap sama dengan deviasi sampel.

Misalkan dan

1.

2.  = 1% = 0.01
3. Statistik uji:
̅ ̅

4. Komputasi:
( sebab tidak dibicarakan selisih rerata)

√ √

5. Daerah Kritis:

6. Keputusan Uji:
7. Kesimpulan:

Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 15
Kerjakan persoalan berikut sebagai latihan.

1. Sampel random 12 murid dari pendidikan sekretaris, dalam tes mengetik


rata-rata keceptanya dapat mencapai 73,8 kata per menit dengan deviasi
standar 7,9 kata. Dengan taraf nyata 1% ujilah pendapat murid dari
pendidikan sekretaris tersebut rata-rata dapat mengetik kurang dari 75 kata
per menit.
2. Sebuah toko buku setiap harinya dapat menjual buku sebagai berikut:
68, 74, 74, 72, 72, 66, 74, 72, 80, 66, 64, 40, 76, 76, 90
Jika dipakai α = 5%, dapatkah diyakini bahwa toko buku tersebut dapat
menjual di atas 60 buku setiap harinya?
3. Sebuah bengkel mobil menerima pengiriman batrai dari distributor.
Distributor mengeklaim bahwa masa hidup baterainya rata-rata 35 bulan,
Dua belas baterai telah diambil sebagai sampel dari kiriman ini dan diuji
ternyata mengahasilkan masa pakai sebagai berikut: (dalam bulan)

28,5 35,6 37,4 29,8 24,6 30,6

33,4 32,2 30,1 28,4 26,6 32,0

Apakah data menunjukan bahwa masa pakai baterai kurang dari yang
diklaim oleh distributor?
Dengan taraf signifikan 1%, bagaimana kesimpulan penelitian tersebut?

4. Seoarang ingin menunjukan bahwa kemampuan wanita dan pria tidak sama
kemampuanya dalam matematika. Untuk itu diambil sampel 12 wanita dan
16 pria. Diperoleh data sebagai berikut:

Wanita : 51 71 76 81 67 98 58 69 87 74 79 81
Pria : 68 72 77 79 68 80 54 63 89 74 66 86 77 73 74 87
Dengan  = 5%, bagaimana kesimpulan penelitian tersebut.

Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 16
D. Daftar Pustaka
Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: Sebelas Maret
University Press.
________. 2004. Statistik Untuk Penelitian. Surakarta : Sebelas Maret University
Press.

Sudjana.1992. Metode Statistika. Bandung: Transito.

Walpole, R.E. 1982. Introduction to Statistics. New York: Macmillan Publising


Co.Inc.

tety.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/7552/ujihipo.doc

http://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Drs.%20Amat%20Jae
dun,%20M.Pd./Uji%20Hipotesis.docx

Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 17

Anda mungkin juga menyukai