Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 1
dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-
fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai
petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya.
Dari arti katanya, hipotesis memang dari dua penggalan. Kata “hypo” yang
artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran” jadi hipotesis yang
kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia menjadi
hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.
1. Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat
dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang
akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan
melalui teori mengenai konflik.
2. Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak
benar atau di falsifikasi.
Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 2
3. Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan
karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya,
hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya
dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun
dan mengujinya.
B. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik, atau hipotesis adalah suatu dugaan mengenai satu atau
lebih populasi. Definisi ini dapat diartikan sebagai pernyataan atau dugaan
mengenai ukuran (misalnya rerata atau variansi) yang ada disatu atau lebih
populasi.
Dari contoh di muka, misalkan peneliti bidang kedokteran tersebut
berdasarkan teori tertentu, menduga bahwa vaksin yang dia temukan (misalnya
Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 3
vaksin A) lebih baik dari misalnya vaksin B. Pernyataan bahwa vaksin A lebih
baik dari pada vaksin B adalah suatu hipotesis. Indikatornya lebih baiknya
vaksin yang satu dengan vaksin yang lain harus ditentukan, misalkan
berdasarkan indikatornya adalah cepatnya sembuhnya pasien.
1. Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif
Hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya perbedaan
atau tidak adanya korelasi (hubungan). Sebaliknya hipotesis alternative
adalah hipotesis yang menyatakan perbedaan atau adanya korelasi.
Hipotesis nol dilambangkan dengan . Hipotesis alternative
dilambangkan dengan . Penolakan hipotesis nol mengakibatkan
penerimaan hipotesis alternative, dan sebaliknya.
Terdapat tiga macam pasangan hipotesis ( dan .) , yang di sebut tipe
A, tipe B, tipe C. Sebagai contoh misalkan hipotesis mengenai suatu rerata,
maka rumusan ketiga tipe tersebut adalah sebagai berikut:
Tipe A Tipe B Tipe C
: :
: : :
Misalkan hipotesisnya tentang perbedaan rerata, maka contoh rumusan
ketiga tipe tersebut adalah sebagai berikut:
Contoh 1.
Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 4
memperkenalkan system pendaftaran online. Seorang peneliti ingin
membuktikan pendapatnya “bahwa rata-rata waktu pendaftran dengan
system online akan lebih cepat dibanding cara yang lama (manual)”. Untuk
membuktikan pendapatnya, ia akan membuat hipotesis awal.
Contoh 2.
Contoh 3.
Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 5
Contoh 4. (lihat contoh 1)
Atau
a. Rumuskan dan .
Walaupun yang ditulis lebih dulu adalah namun disarankan agar
para peneliti lebih dulu memikirkan untuk penelitianya. Setelah
terumuskan baru peneliti tinggal menegasikan (melawankan)
pernyataan yang diperoleh untuk mendapatkan .
b. Tentukan taraf signifikansi, yaitu yang akan dipakai dalam uji
hipotesis.
Besarnya yang diambil tergantung kepada urgensi penelitian yang
dilakukan.
c. Memilih statistic uji yang cocok untuk menguji hipotesis yang
telah dirumuskan.
Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 6
Pemilihan statistic ditentukan oleh beberapa hal, misalkan diketahui
atau tidaknya variansi-variansi populasi dan sama atau tidaknya
variansi-variansi populasi.
d. Hitunglah nilai statistic uji berdasarkan data observasi (amatan)
yang diperoleh dari sampel.
e. Tentukan nilai kritis (NK) dan daerah kritis (DK) berdasarkan
tingkat signifikansi yang telah ditetapkan.
f. Tentukan keputusan uji , yaitu ditolak atau diterima.
Penetapan keputusan ini berdasarkan melihat nilai statistic uji amatan
berada di DK atau tidak. Jika nilai statistic uji berada di DK, maka
ditolak. Sebaliknya jika nilai statistic uji amatan tidak berada di DK
maka diterima.
g. Tulislah kesimpulan berdasarkan keputusan uji yang telah
diperoleh.
H1 : ditulis dalam bentuk lebih besar (>) atau lebih kecil (<)
Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 7
Nilai tidak dibagi dua, karena seluruh diletakkan hanya di salah satu
sisi selang
misalkan :
H0 : 0 *)
H1 : 0
H0 : 0 *)
H1 : 0
Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 8
**) Penggunaan z atau t tergantung ukuran sampel
4. Tipe Kesalahan
Dalam uji hipotesis, peneliti dapat menolak atau tidak menolak
(menerima) hipotesis yang diajukan. Kita akan menolak Ho apabila kenyataan
yang ada berbeda secara meyakinkan atau tidak mendukung terhadap
hipotesis yang diajukan. Demikian pula sebaliknya, kita akan menerima (tidak
menolak) Ho, jika kenyataan yang ada (data) tidak berbeda dengan hipotesis
yang diajukan. Dalam menerima/menolak hipotesis tidak akan selalu benar
100%, tetapi akan selalu terdapat kesalahan (kebenaran ilmiah tidak bersifat
mutlak) terutama dalam inferensi sampel terhadap populasi.
Kesalahan dalam pengambilan keputusan untuk menolak atau menerima
hipotesis didasarkan pada suatu asumsi bahwa dalam ilmu pengetahuan
apapun tidak ada kebenaran yang mutlak, tetapi pasti selalu ada kesalahan.
Dalam uji hipotesis (uji statistik) kita jumpai adanya dua kesalahan (error)
yaitu kesalahan tipe 1 dan 2.
a. Kesalahan Tipe I
Kesalahan yang terjadi ketika peneliti menolak hipoteisi nol ( ), padahal
hipotesis tersebut benar.
b. Kesalahan Tipe II
Kesalahan yang terjadi ketika peneliti menerima hipoteisi nol ( ),
padahal hipotesis tersebut salah.
Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 9
C. Statistik Uji
Persyaratan Statistik Uji
Populasi normal, ̅
diketahui. √
Populasi normal, ̅
tidak diketahui. √
Populasi-populasi
̅ ̅
normal dan
independen, √
diketahui.
Populasi-populasi ̅ ̅
normal dan √
independen,
tidak diketahui,
Populasi-populasi ̅ ̅
normal dan √
independen,
tidak diketahui,
Populasi tidak ̅
independen (populasi √
berpasangan),
populasi-populasi
normal, dan tidak
diketahui.
Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 10
Contoh 5.
Solusi:
Perhatikan bahwa 74.5 dan 8.0 adalah rataan dan deniasi baku populasi, ini
berarti . Metode baru tersebut dikatakan dapat
meningkatkan kemampuan siswa apabila rerata yang baru melebihi rerata yang
lama. Persoalan ini kita kerjakan sebagai berikut.
1.
2.
3. Statistik uji yang yang digunakan:
̅
√
4. Komputasi:
√
5. Daerah Kritis:
; (dari table Z)
Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 11
6. Keputusan Uji:
7. Kesimpulan: Metode baru tersebut dapat meningkatkan kemampuan
siswa.
Contoh 6.
Seorang pengusaha mengatakan bahwa dia telah menemukan cara baru untuk
memproduksi senar dengan daya tahan rata-rata 8 kg. Seorang peneliti ingin
mengetahui apakah klaim pengusaha tersebut benar. Untuk itu, peneliti tersebut
mengambil sampel berukuran 50 dan setelah diuji di laboratorium, ternyata
diperoleh rerata daya tahan 7.8 kg dengan deviasi baku 0.5 kg. bagaimana
kesimpulan penelitian tersebut, jika diambil .
Solusi:
Klaim pengusaha dikatakan tidak benar jika dalam uji laboratorium yang
dilakukan oleh peneliti tersebut diperoleh rerata yang tidak sama dengan 8 kg.
Dalam hal ini karena n besar, maka deviasi baku sampel dapat diasumsikan
wewakili deviasi baku populasi (lihat standart error dalam distribusi rata-rata)
dan oleh karena itu digunakan uji Z.
Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 12
Contoh 7.
Solusi:
Diketahui:
̅= 22 s=4 n = 25 = 20 = 5%
Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 13
4. Komputasi:
̅
= 2.5
√ √
5. Daerah Kritis:
t < -t (24; 0.025) t < -2.064 dan t > t (24; 0.025) t > 2.064
sedangkan
Contoh 8.
Pak Jono mengajar siswanya dengan metode X, tidak puas dengan metode
tersebut, Pak Jono merancang metode baru, misalkan metode B. Dengan metode
Y, Pak Jono mempunyai hipotesis awal bahwa metode Y lebih baik dari metode
X. Untuk menguji hipotesis itu, diadakan penelitian. Pak Jono mengambil 2 kelas
1A (dikenakan metode X) dan kelas 1B (dikenakan metode Y). Dengan
menggunakan = 1% bagaimana kesimpulan penelitian tersebut.
Deviasi
Kelas Metode n Rerata
Baku
1A X 40 74 8
1B Y 50 78 7
Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 14
Solusi:
Misalkan dan
1.
2. = 1% = 0.01
3. Statistik uji:
̅ ̅
4. Komputasi:
( sebab tidak dibicarakan selisih rerata)
√ √
5. Daerah Kritis:
6. Keputusan Uji:
7. Kesimpulan:
Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 15
Kerjakan persoalan berikut sebagai latihan.
Apakah data menunjukan bahwa masa pakai baterai kurang dari yang
diklaim oleh distributor?
Dengan taraf signifikan 1%, bagaimana kesimpulan penelitian tersebut?
4. Seoarang ingin menunjukan bahwa kemampuan wanita dan pria tidak sama
kemampuanya dalam matematika. Untuk itu diambil sampel 12 wanita dan
16 pria. Diperoleh data sebagai berikut:
Wanita : 51 71 76 81 67 98 58 69 87 74 79 81
Pria : 68 72 77 79 68 80 54 63 89 74 66 86 77 73 74 87
Dengan = 5%, bagaimana kesimpulan penelitian tersebut.
Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 16
D. Daftar Pustaka
Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: Sebelas Maret
University Press.
________. 2004. Statistik Untuk Penelitian. Surakarta : Sebelas Maret University
Press.
tety.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/7552/ujihipo.doc
http://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Drs.%20Amat%20Jae
dun,%20M.Pd./Uji%20Hipotesis.docx
Statistika
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Page 17