Anda di halaman 1dari 7

RISIKO & HAZARD b.

Tertular penyakit
1.Pengertian c. Pelecehan baik fisik maupun verbal
Risiko adalah suatu kemungkinan terjadinya d. Kekerasan fisik
kecelakaan atau kerugian pada periode waktu tertentu Identifikasi Hazard
atau siklus operasi tertentu. Identifikasi Hazard merupakan langkah awal dalam
2. Penilaian Resiko mengembangkan manajemen risiko K3 titik
Penilaian risiko adalah proses untuk menentukan mengidentifikasi suatu bahaya adalah upaya sistematis
pengendalian terhadap tingkat risiko kecelakaan kerja untuk mengetahui potensi bahaya yang ada di
atau penyakit akibat kerja. lingkungan kerja.
3.Pengendalian risiko menurut Tarwaka (2017:277) CATATAN :
antara lain : Risiko adalah kombinasi dari kemungkinan peristiwa
a. Eliminasi  mengeluarkan benda/apapun yang berhubungan dengan peristiwa/kejadian bahaya
yang beresiko. dan menimbulkan cedera.
b. Subsitusi/pergantian  mengganti dengan Hazard adalah aktivitas yang memungkinkan
yang lebih baik dan layak terjadinya bahaya atau kejadian fatal.
c. Rekayasa tekhnik  menggunakan teknisi ISU LEGAL KERJA
yang handal dalam menggunakan alat2. Pekerja dan kelompok kerja/klien
d. Isolasi  Pihak perusahaan  segala info kesehatan
e. Pengendalian adminastrasi  surat menyurat pegawai
harus dilengkapi dan jelas. Profesi
f. Menggunakan alat pelindung diri dan pakaian Diri sendiri
4.Pengertian Hazard PENGECUALIAN KERAHASIAAN INFORMASI
Hazard adalah faktor intrinsik yang melekat pada KESEHATAN KERJA
sesuatu berupa barang atau kondisi dan mempunyai a. Kondisi kegawatdaruratan mengancam nyawa
potensi menimbulkan efek kesehatan maupun b. Data dibutuhkan untuk pihak yang
keselamatan pekerja serta lingkungan yang berkepentingan
memberikan dampak buruk. c. Informasi kompensasi pekerja
Klasifikasi Hazard d. Kepatuhan terhadapa hukum negara dan
Bahaya biologis didefinisikan untuk dimasukkan pemerintahan.
luka laserasi, luka yang tajam, kontak langsung RESIKO DAN HAZARD DALAM DIAGNOSA
dengan spesimen yang terkontaminasi bahan KEPERAWATAN
biohazardous, bioterorisme, yang ditularkan Komponen hazard
melalui darah patogen, penyakit infeksi, penyakit a. Karakteristik material
udara, penyakit vektor yang ditanggung, dan b. Tingkah laku pekerja
kontaminasi silang dari material kotor c. Bentuk material
bahaya nonbiologis didefinisikan untuk termasuk d. Hubungan pemajanan dan efek
fisik, psikososial, dan ergonomis bahaya: bahaya e. Kondisi dan frekuensi penggunaan
fisik termasuk slip, perjalanan, jatuh, luka bakar, f. Jalannya pemajuan dari proses individu
fraktur, radiasi dari sinar-x, kebisingan, dan Pendekatan sistematis untuk mendiagnosis
radiasi nonionisasi. penyakit akibat kerja pada individu
Bahaya psikososial termasuk fisik, a. Tentukan diagnosis klinisnya
penyalahgunaan psikososial, seksual, dan verbal b. Tentukan pajanan yang dialami oleh tenaga
dan menekankan. Bahaya ergonomis adalah Ah lo kerja selama ini.
skeletal cedera seperti nyeri otot, strain atau c. Tentukan apakah pajanan tersebut memang
terkilir. dapat menyebabkan penyakit tersebut.
Resiko dan hazard dalam Pengkajian Asuhan d. Tentukan apakah jumlah pajanan yang dialami
Keperawatan cukup besar untuk dapat mengakibatkan
Semakin besar risiko yang dihadapi pada umumnya penyakit tersebut.
dapat diperhitungkan bahwa pengembalian yang e. Tentukan apakah ada faktor-faktor lain yang
diterima juga akan lebih besar. saat melakukan mungkin dapat mempengaruhi.
pengkajian asuhan keperawatan adalah bahwa dalam f. Apakah ada faktor lain yang dapat merupakan
kegiatan ini yang diukur adalah upaya yang dilakukan. penyebab penyakit?
a. Kurangnya informasi
g. Buat keputusan apakah penyakit tersebut 4. Kompensasi untun reaksi yang merugikan.
disebabkan oleh pekerjaannya. 5. Teknik tepat dalam memberikan perawatan
RESIKO DAN HAZARD DALAM INTERVENSI dan menyiapkan klien untuk prosedur.
KEPERAWATAN 6. Mencapai tujuan perawatan mengawasi dan
Upaya mencegah risiko dan hazard dalam int. Kep. menggevaluasi kerja dari anggota staf lain.
a. Identifikasi sumber bahaya Tiga prinsip pedoman implementasi asuhan
b. Lakukan penilaian faktor risiko keperawatan
c. Kendalikan faktor risiko  Mempertahankan keamanan klien
d. Berpedoman pada pedoman rencana ASKEP  Memberikan asuhan yang efektif
RESIKO DAN HAZARD DALAM  Memberikan asuhan yang seefisien mungkin
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Risiko dan hazard bagi perawat saat melakukan
Risiko dan Hazard Dalam Implementasi implementasi
Keperawatan  Perawat tertular penyakit
kesalahan saat melakukan implementasi ataupun  Tertusuk jarum suntik saat menutup jarum
pelaksanaan tindakan keperawatan adalah salah satu suntik setelah digunakan oleh pasien
yang sangatlah fatal dan mengakibatkan kecelakaan  Terdapat luka pada kulit
pada pasien ataupun perawat  Terpajan darah
Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan  Terkena cairan tubuh manusia
hazard pada tahap implementasi keperawatan  Terinfeksi HIV akibat alat laboratorium
 Perawat diwajibkan untuk menjaga STRATEGI INTERVENSI
diri dari infeksi dengan mempertahankan teknik a. Pendkes
aseptik seperti mencuci tangan, memakai APD b. Proses kelompok
lengkap, menjaga kebersihan maupun kesterilan c. Kolaborasi/partnership
setiap alat yang akandigunakan. d. Empowerment / pemberdayaan.
 Mematuhi SOP serta tidak terburu- RESIKO DAN HAZARD DALAM EVALUASI
buru dalam melakukan tindakan. Jenis Evaluasi Keperawatan
 Perawat sebaiknya menerapkan Evaluasi berjalan (sumatif) : Evaluasi jenis ini
perilaku hidup bersih dan juga sehat serta dikerjakan dalam bentuk pengisian format catatan
menerapkan pola hidup yang sehat pula perkembangan dengan berorientasi kepada masalah
 Menanamkan sifat kehati-hatian, yang dialami oleh keluarga. format yang dipakai
konsentrasi yang tinggi, dan ketenangan saat adalah format SOAP
bekerja terutama saat melakukan tindakan yang Evaluasi akhir (formatif) : Evaluasi jenis ini
berisiko kepada pasien dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan
 Perawat dituntut untuk belajar yang akan dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara
mengoperasikan alat-alat yang sudah disediakan keduanya, mungkin semua tahap dalam proses
oleh pihak rumah sakit. keperawatan perlu ditinjau kembali, agar didapat data-
Risiko dan Hazard dalam Implementasi data, masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi
Keperawatan Evaluasi risiko bertujuan untuk :
1. Perawat tidak kompeten dalam memberikan A. Mengetahui level dan prioritas bahaya dan
asuhan keperawatan. risiko di tempat kerja
2. Perawat beresiko terhadap tindakan yang B. Mengetahui tindakan pengendalian/program
dilakukan tidak menggunakan standar operasional K3 yang diperlukan. Dalam melakukan evaluasi
prosedur. terhadap bahaya dan risiko diperlukan criteria
3. Perawat gagal dalam melakukan tindakan untuk menentukan prioritas tingkat risiko yang
asuhan keperawatan. bisa diterima merupakan salah satu criteria yang
4. Tindakan yang dilakukan tidak sesuai dengan umum digunakan dalam mengevaluasi bahaya dan
rencana tindakan risiko
Upaya yang perlu juga untuk dilakukan pada Prioritas risiko bahaya kerja sebagai berikut:
resiko dan Hazard dalam implementasi a) Risiko ringan : kemungkinannya kecil untuk
keperawatan : terjadi serta akibat yang ditimbulkannya
1. Membantu dalam aktifitas sehari-hari ringan maka bahaya kerja ini dapat diabaikan.
2. Konseling b) Risiko sedang : kemungkinannya kecil untuk
3. Memberikan asuhan keperawatan langsung. terjadi akan tetapi akibat yang ditimbulkannya
cukp berat, atau sebaliknya, maka perlu d. Terlaksananya program-program
pelaksanaan manajemen risiko khusus. pencegahan sehingga tidak terjadi
c) Risiko berat : sangat mungkin terjadi dan penanggulangan Kejadian Tidak Diharapkan
akan berakibat sangat buruk, maka harus Standar Patient Safety
dilaksanakan penganggulangan sesegara 1) Hak pasien
mungkin. 2) Mendidik pasien dan keluarga
Risiko dan Hazard dalam Evaluasi Keperawatan 3) Keselamatan pasien dalam kesinambungan
Kesalahan pada saat melakukan evaluasi dalam pelayanan
pelaksanaan asuhan keperawatan dapat mengakibatkan 4) Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk
pendokumentasian Asuhan Keperawatan yang kurang melakukan evaluasi dan program peningkatan
data yang sudah dilakukan oleh perawat. Terkadang keselamatan pasien
perawat lupa mengkonfirmasi ke dalam dokumentasi 5) Peran kepemimpinan dalam meningkatkan
asuhan keperawatan, sehingga yang tertulis atau yang keselamatan pasien
telah dilaksanakan oleh perawat kepada pasiennya 6) Mendidik staf tentang keselamatan pasien
tidak ada dalam dokumentasi asuhan keperawatan 7) Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk
(Sembiring, 2020). mencapai keselamatan pasien.
CATATAN Prinsip Patient Safety
PENYEBAB KECELAKAAN KERJA a. Kesadaran (awareness) tentang keselamatan
a. MANUSIA pasien
b. Kurang pengetahuan b. Komitmen pelayanan Kesehatan berorientasi
c. Kurang sadar patient safety
d. Kurang SOP c. Kemampuan mengidentifikasi factor resiko
e. Kurang manajemen k3 RS penyebab insiden terkait patient safety
Penyakit akibat kerja (PAK) d. Kepatuhan pelaporan insiden terkait patient
PAK yaitu penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, safety
alat kerja, bahan kerja, proses kerja, dan lingkungan e. Kemampuan mengidentifikasi akar masalah
kerja. PAK = penyakit yang timbul karena hubungan penyebab insiden terkait patient safety
kerja. f. Kemampuan komunikasi yang efektif dengan
PENGNDALIAN PAK & KAK (KECELAKAAN pasien tentang factor risiko insiden terkait
AKIBAT KERJA) patient safety
a. LEGISLATIVE CONTROL, seperti peraturan g. Kemampuan memanfaatkan informasi tentang
perundang-undangan, persyaratan teknis, dll. kejadian yang terjadi untuk mencegah kejadian
b. ADMINISTRATIVE, seperti seleksi berulang
karyawan dan pengaturan jam kerja. Isu, Elemen Dan Akar Penyebab Kesalahan Yang
c. ENGINEERING, subtitusi, perbaikan dan Paling Umum Dalam Patient Safety
isolasi. Akar penyebab kesalahan yang paling umum :
d. MEDICAL, pemeriksaan kesehatan secara 1. Communication problem (masalah
berkala khusu. komunikasi)
PRINSIP DAN KONSEP KESELAMATAN 2. Inadequate information flow (arus informasi
PASIEN yang tidak memadai)
Pengertian Patient Safety 3. Human problem (masalah manusia)
Menurut Nursalam (2011), pasien safety adalah 4. Patient related issues (isu terkait pasien)
penghindaran, pencegahan dan perbaikan dari 5. Organization transfer of knowledge
kejadian yang tidak diharapkan atau mengatasi (organiasai transfer pengetahuan)
cedera. 6. Staffing patterns/work flow (pola staf/alur
Tujuan Patient Safety kerja)
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di 7. Technical failures (Kesalahan teknis)
rumah sakit 8. Inadequate policies and procedures (kebijakan
b. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit dan prosedur yang tidak memadai)
terhadap pasien dan masyarakat Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien
c. Menurunnya angka Kejadian Tidak
Diharapkan di rumah sakit
a. Bangun kesadaran akan nilai eselamatan Aspek Hukum Terhadap Patient Safety
pasien , ciptakan kepemimpinan dan budaya
yang terbuka dan adil 1. UU Tentang Kesehatan & UU tentang Rumah
b. Pimpin dan dukung staf RS , bangunlah Sakit
komitmen dan fokus yang kuat dan jelas 2. Tanggung jawab Hukum RS
tentang keselamatan pasien di RS 3. Bukan Tanggung jawab Rumah Sakit
c. Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko, 4. Hak Pasien
kembangkan sistem dan proses pengelolaan Pengaruh Faktor Lingkungan dan Manusia
resiko, serta lakukan identifikasi dan penilaian Terhadap Keselamatan Pasien
hal yang potensial bermasalah A. Faktor Lingkungan
d. Kembangkan sistem pelaporan pastikan staf Faktor lingkungan sangat bepengaruh terhadap
dapat dengan mudah melaporkan kejadian atau keselamatan pasien. Lingkungan pasein harus aman
insiden, serta RS mengatur pelaporan kepada dan kondusif, diantaranya:
KKP-RS a. lingkungan pasien harus memiliki standar
e. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien , keamanan sesuai standar keselamatan pasien.
kembangkan cara-cara komunikasi yang b. Akses keluar masuk pasien mudah
terbuka dengan pasien c. Sarana yang menunanjang terhadap keamanan
f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang dan keselamatan pasien
keselamatan pasien , dorong staf untuk d. Tersedianya fasilitas untuk pasien dengan
melakukan analisis akar masalah untuk belajar keterbatasan mental atau fisik
bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul Lingkungan pasien harus memiliki standar keamanan
g. Cegah cidera melalui implementasi sistem yang sesuai standar keselamatan pasien, diantaranya
keselamatan pasien, gunakan informasi yang dengan:
ada tentang kejadian atau masalah untuk a. Adanya tangga darurat
melakukan perubahan pada sistem pelayanan b. Adanya alat pemadam api ringan / APAR
c. Adanya pegangan untuk pasien di setiap
Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) selasar
a. Ketetapan identifikasi pasien d. Terpasang bedplang di setiap tempat tidur
b. Meningkatkan komunikasi efektif pasien
c. Peningkatan keamanan obat yang perlu e. Terpasang CCT di setiap sudut tertentu
diaspadai f. Adanya bell darurat di setiap kamar pasien
d. Kepastian tepat lokas-tepat prosedur-tepat B. Faktor Manusia/ Human Factor
pasien operasi a. Pentingnya Faktor Manusia pada Keselamatan
e. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan Pasien
kesehatan b. Pengetahuan yang Diperlukan
f. Pengurangan pasien jatuh c. Hubungan Antara Human Factor Dengan
Sembilan Solusi Life-Saving Keselamatan Pasien Keselamatan Pasien
RS CARA UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN
1) Perhatikan nama obat , rupa dan ucapan mirip PASIEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE
(look – alike, sound alike medication names). PENINGKATAN KUALITAS
2) Pastikan identifikasi pasien Cara Untuk Meningkatkan Keselamatan Pasien
3) Komunikasi secara benar saat serah terima Dengan Menggunakan Metode Peningkatan
pasien. Kualitas
4) Pastikan tndakan yang benar pada sisi tubuh a. Hak pasien
yang benar b. Keselamatan pasien dan kesinambungan
5) Kendalikan cairan elektrolit pekat pelayanan
6) Pastikan akurasi pemberian obat pada c. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan
pengalihan pelayanan keselamatan pasien
7) Hindari salah kateter dan salah sambung d. Mendidik pasien dan keluarga
selang e. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja
8) Gunakan alat injeksi sekali pakai. untuk melakukan evaluasi dan program
9) Tingkatkan kebersihan tangan untuk peningkatan keselamatan pasien
pencegahan infeksi nosokomial. f. Mendidik staff tentang keselamatan pasien
g. Komunikasi Merupakan Kunci bagi staff untuk ISU ETIK DALAM NURSING CLINICAL
mencapai keselamatan pasien RESEARCH
KONSEP EVIDENCE BASED PRACTICE
DEFINISI EBP (EVIDANCE BASED a. Informed Concent
PRACTICE) b. Beneficiance-do no harm
EBP merupakan landasan praktik keperawatan c. Respect For Anonymity and Confidentiality
sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas d. Respect For Privacy
perawatan pasien (American Academy of Nursing, KAITAN EBP DENGAN PENINGKATAN
2016). KESELAMATAN PASIEN
Evidence Based Practice (EBP) keperawatan adalah a. Dalam rangka menjunjung tinggi hak pasien
proses untuk menentukan, menilai, dan akan keselamatan dirinya  ( patient safety),
mengaplikasikan bukti ilmiah terbaik dari literature perawat harus mampu memberikan pelayanan
keperawatan maupun medis untuk meningkatkan keperawatan yang optimal dan melaksanakan
kualitas pelayanan pasien intervensi keperawatan berdasarkan bukti-
TINGKATAN EVIDANCE bukti Ilmiah
1. Evidence berasal dari systematic review atau b. Bukti-bukti ilmiah  didapatkan dari hasil
meta-analysis dari RCT yang sesuai. penelitian yang dilakukan dalam bidang
2. Evidence berasal dari suatu penelitian RCT keperawatan, medis maupun hasil penelitian
dengan randomisasi. kesehatan lain. 
3. Evidence berasal dari suatu penelitian RCT c. Namun demikian perawat profesional harus
tanparan domisasi. mampu memilih hasil penelitian yang
4. Evidence berasal dari suatu penelitian dengan berkualitas dan dapat dipertanggung jawabkan.
desain case control dan kohort. ADVERSE EVENTS TERKAIT PROSEDUR
5. Evidence berasal dari systematic reviews dari INVASIF
penelitian descriptive dan qualitative. Definisi Adverse Event dan Tindakan Invasif
6. Evidence berasal dari suatu penelitian Adverse event atau yang disebut juga kejadian
descriptive atauqualitative tidak diinginkan adalah suatu kejadian yang
7. Evidence berasal dari suatu opini dan atau mengakibatkan cidera yang tidak diharapkan pada
laporan dari para ahli. pasien karena suatu tindakan (commission) atau
LANGKAH-LANGKAH IMPLEMENTASI EBP tidak mengambil tindakan yang seharusnya
a. Menumbuhkan semangat terhadap penelitian diambil (omission).
b. Merumuskan pertanyaan klinis dalam format Tindakan invasive adalah tindakan medik
PICOT langsung yang dipengaruhi oleh keutuhan tubuh
c. Mencari dan mengumpulkan literatur evidence yang memiliki banyak resiko yang
yang berhubungan membahayakan pasien salah satunya infeksi yang
d. Melakukan telaah atau penilaian kritis disebabkan oleh beberapa faktor yaitu petugas
terhadap evidence kesehatan, alat-alat kesehatan,kondisi pasien, dan
e. Mengintegrasikanevidence terbaik dengan lingkungan.
pengalaman klinis dan rujukan serta nilai-nilai Penyebab Kejadian TidakDiharapkan
f. Mengevaluasi tujuan di dalam keputusan 1. Hasil dari suatu perjalanan penyakitnya sendiri atau
praktis berdasarkan evidence. komplikasi penyakit, tidak berhubungan dengan
g. Menyebarluaskan tujuan EBP atau perubahan tindakan medis yang dilakukandokter
PENGKAJIAN DAN ALAT UNTUK EVIDENCE 2. Hasil dari suatu resiko yang tidak dapatdihindari.
BASED PRACTICE a. Resiko yang tidak dapat diketahui sebelumnya.
Dalam penerapan praktek klinis berbasis bukti, perlu b. Resiko yang mungkin telah diketahui
adanya beberapa pengkajian awal, diantaranya sebelumnya tetapi dianggapdapat diterima dan telah
kesiapan; kepercayaan; sikap; pengetahuan; dan diinformasikan kepada pasien dan telah disetujui
perilaku terhadap EBP, hingga implementasi dari EBP oleh pasiren untuk dilakukantindakan.
sendiri. 3. Hasil dari suatu kelalaian medis
Instrument ini dikembangkan oleh Fineout- 4. Hasil dari suatu kesengajaan
Overholtand Melnyk tahun 2006, terdiri dari 25 item Akibat yang Dapat Ditimbulkan
yang diukur dengan 5 point skala Likert. 1. Diagnosis yang salah,pengobatan yang tidak
tepat
2. Memerlukan rawat inap yang berkepanjangan • Injeksi IM, IC, danIC.
3. Perlunya intervensi medis atau bedah • KumbahLambung.
4. Menyebabkan kesalahan berkelanjutan • Tindakan hecting dan lepashecting.
5. Menurunnya kondisi kesehatan atau gangguan • Ekterpasikuku.
permanen fungsi dan struktur tubuh • IsisiAbses.
6. Menyebabkan cacat permanen sampai pada • Cross Insisi.
kematian • Pengambilan corpus alenum tanpapenyulit.
Jenis-Jenis Advers Events • Irigasi telinga danmata.
1. Kejadian sentinel dalah suatu KTD yang Sumber Infeksi pada Tindakan Invasif
mengakibatkan kematian atau cidera serius Petugaskesehatan
2. KTD yang tidak dapat dicegah 1. Tidak memahami teknik yang baik untuk
(Unprevwentabel adversevent), Merupakan salah mencegah penularan/penyebaran
satu jenis KTD akibat komplikasi yang tidak kumanpathogen.
dapat dicegah dengan pengetahuan yang 2. Tidak menyadari tindakan yang dilakukan
muktahir. berpotensi untuk mengkontaminasi kuman.
3. Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Merupakan 3. Tidak memperhatikan personal hygiene.
suatu insiden yang tidak menyebabkan cedera 4. Menderita/menularkan penyakitnya padaklien.
pada pasien akibat melaksanakan suatu tindakan 5. Tidak melaksanakan teknik aseptik denganbaik.
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya 6. Bekerja ceroboh atau kuranghati-hati.
diiambil. 7. Tidak mencuci tangan sebelum dan setelah
4. Kondisi Potensial cidera, Kondisi yang sangat kontak denganklien
berpotensi untuk menimbulkan cidera tetapi Kondisi Pasien
belum terjadi insiden. 1. Hygiene personal buruk.
5. Kejadian tidak cidera, Merupakan insiden 2. Status giziburuk/malnutrisi.
yang sudah terpapar pada pasien, tetapi tidak 3. Menderita penyakit kronis, penyakit
menimbulkan cedera, dapat terjadi karena infeksi, penyakitmenular.
‘keberuntungan’ 4. Mengkonsumsi obat-obatan
Kebijakan Tindakan Invasif Imunosupresif (menekan system imuntubuh).
1. Setiap tindakan invasif yang dilakukan harus Alat-alat kesehatan/equipment
ada surat persetujuan tindakan kedokteran agar 1. Alat-alat yang digunakan dalam
tidak muncul gugatan atau tuntutan keadaan kotor, tidak steril ataukorosif.
malpraktikmedik. 2. Cara penyimpanan tidakbaik.
2. Setiap tindakan invasif yang dilakukan harus 3. Digunakan berulang kali tanpa di
dicatat dalam rekam medispasien. disinfeksilagi.
3. Setiap hasil tindakan invasif harus dicatat 4. Kadaluarsa.
dalam rekam medispasien. Lingkungan
4. Tidak semua tindakan invasif dilakukan oleh 1. Ventilasi yang tidak adekuat.
dokter, terdapat daftar tindakan invasif yang 2. Penerangan/sinar matahari
didelegasikan kepada tenaga kesehatan yang yangkurang.
lain sepertiperawat 3. Ruangan yang lembab dankotor.
5. Ada tindakan invasive yang sifatnya 4. Ada air tergenang dan banyakserangga
didelegasikan kepeda tenaga kesehatan yang Pengendalian Adverse Events
lain. Program keselamatan pasien (patient safety)
6. Setiap pendelegasian yang dilakukan oleh adalah program yang bertujuanuntuk lebih
dokter di tulid di catatan terintegrasi memperbaiki proses pelayanan, karena sebagian besar
Tindakan invasive yang bisa didelegasikan kepada KTD dapat merupakan kesalahan dalam proses
perawat antara lain: pelayanan yang sebetulnya dapat dicegah melalui
• Pasang IVkateter. rencana pelayanan yang komprehensif dengan
• Lepas IVkateter. melibatkan pasien berdasarkan hakhaknya
• Pasang urinekateter. Dengan adanya program keselamatan pasien
• Lepas urinekateter. yang dilaksanakan di setiaprumah sakit, diharapkan
• PasangNGT. dapat mengurangi jumlah insiden keselamatan pasien,
• LepasNGT.
yangdimana dapat berpedoman pada 7 Standar h. USG (Ultra Sonography)
Keselamatan pasien i. Helical CT-SCAN
Berespon terhadap Adverse Events j. Magnetic Resonance Imaging (MRI):
1. Komunikasi Efektif Contoh penemuan baru dalam teknologi kesehatan
2. Melibatkan pasien dan keluarga dalam proses a. MelaFind: Scanner Kanker Kulit Berbasis
terapi Gelombang Elektromagnetik
3. Proses consent adalah barometer untuk b. Aspirin Elektrik Sakit kepala dan migrain
mengetahui sejauh mana keterlibatan pasien c. Plester Anti Diabetes
dalamproses terapi. Penggunaan Teknologi Dalam Peningkatan
4. Menyampaikan insiden pada pasien Keselamatan Pasien
a. Penjelasan mengenai apa yang  Penggunaan Model ISBAR 3 Berbasis
telah terjadi Elektronik dalam Upaya Meningkatkan
b. Pernyataan akan bertanggung Keselamatan Pasien
jawab atas apa yang sudah terjadi a. SBAR adalah alat komunikasi yang
c. Permintaan maaf menyediakan metode jelas
d. Memastikan bahwa akan mengkomunikasikan informasi terkait dengan
mencegah kejadian yang sama terulang lagi temuan klinis.
e. Pada beberapa kasus, b. • Melibatkan semua anggota tim kesehatan
hukuman dan kompensasi. untuk memberikan masukan ke dalam situasi
Ada 8 prinsip pemberian informasiinsiden menurut pasien termasuk memberikan rekomendasi.
Australian Commision for Safety and Quality in
Health Care (2010): c. • SBAR memberikan kesempatan untuk
1. Komunikasi yang terbuka setiap saat diskusi antara anggota tim kesehatan atau tim
2. Pengakuan kesehatan lainnya.
3. Mengekspresikan penyesalan atau meminta Aplikasi di Lapangan Format ISBAR Berbasis
maaf Elektronik
4. Memahami keinginan pasien dan keluarganya Handover yang terstruktur dalam bentuk ISBAR dapat
5. Dukungan dari staff medis di integrasikan di dalam elektronik Health Record
6. Manajemen resiko yang terintegrasi dan System (EHS) rumah sakit, alat ini dapat
perbaikan sistem meningkatkan kualitas serta kuantitas data pasien yang
7. Good Governance di perlukan dan dapat di akses di semua bagian.
8. Kerahasiaan (confidentiality) Peran Perawat dalam penggunaan Elektronik
PENGGUNAAN TEKNOLOGI DALAM Peran perawat dalam penggunaan SBAR 3 berbasis
PENINGKATAN KESELAMATAN PASIEN elektronik adalah perawat memastikan bahwa
Pengertian Teknologi dalam Pasien Safety pemberian informasi yang tepat dan bermanfaat serta
Teknologi adalah satu ciri yang mendefinisikan dapat menjadi advokasi pasien dalam hal privacy dan
hakikat manusia yaitu bagian dari sejarahnya meliputi confidentiality informasi medis pasien. Memastikan
keseluruhan sejarah. Teknologi, menurut instruksi yang diterima jelas dan akurat sehingga
Djoyohadikusumo (2014) berkaitan erat dengansains menjamin keselamatan pasien dan terhindar dari
(science) dan perekayasaan (engineering). Dengan kata kesalahan.
lain, teknologi mengandung dua dimensi, yaitu science
dan engineering yang saling berkaitan satu sama CATATAN
lainnya. KNC (KEJADIAN NYARIS CEDERA  belum
Perkembangan teknologi dalam kesehatan sampai terpapar kepasien
a. Sistem Computerized Axial KEJADIAN POTENSI CEDERA (KPC)  akan
Tomography(CAT) terpapar tetapi masih sempat dicegah, sehingga
b. Single Photon Emission Computer potensinya sangat tinggi untuk terjadi.
Tomography (SPECT)
c. Sistem berbasis kartu cerdas (smart card )
d. DGS(Digital Government Services)
e. System Dynamic Spatial Reconstructor (DSR) SELAMAT BELAJAR!!!!
f. PET (Position Emission Tomography) SEMANGATTTTT
g. NMR (Nuclear Magnetic Resonance)

Anda mungkin juga menyukai