airway management adalah prosedur medis yang dilakukan untuk mencegah obstruksi
jalan napas untuk memastikan jalur nafas terbuka antara paru-paru pasien dan udara luar. Hal ini
dilakukan dengan membuka jalan nafas atau mencegah obstruksi jalan napas yang disebabkan
oleh lidah, saluran udara itusendiri, benda asing, atau bahan dari tubuh sendiri, seperti darah dan
cairan lambung yang teraspirasi (Rifai A & Sugiyarto. 2019)
(airway management) Menejemen jalan napas ialah memastikan jalan napas tetap
terbuka. untuk pasien sadar airway management dapat dilakukan dengan perasat kepala tengadah
dan dagu diangkat (head tilt-chin lift manuver) untuk korban tanpa curiga cidera tulang leher dan
perasat dorong rahang bawah (jaw thrust manuver) untuk korban cidera leher, dan setelah itu
dapat dilakukan teknik pelepasan jalan napas dari sumbatan yaitu Heimlich atau abdominal
thrust dan juga chest thrust, dan apabila pasien tidak sadar dapat menggunakan teknik cross
finger dan finger swab (Romadhoni L. 2021)
Tindakan paling penting untuk keberhasilan resusitasi adalah segera melapangkan saluran
pernapasan dengan tujuan untuk menjamin jalan masuknya udara ke paru secara normal
sehingga menjamin kecukupan oksigenasi jaringan.
Menurut ATLS (Advance Trauma Life Support) Airway manajemen merupakan hal yang
terpenting dalam resusitasi dan membutuhkan keterampilan yang khusus dalam penatalaksanaan
keadaan gawat darurat, oleh karena itu hal pertama yang harus dinilai adalah kelancaran jalan
nafas, yang meliputi pemeriksaan jalan nafas yang dapat disebabkan oleh benda asing, fraktur
tulang wajah, fraktur manibula atau maksila, fraktur laring atau trakea. Gangguan airway dapat
timbul secara mendadak dan total, perlahan-lahan dan sebagian, dan progresif dan/atau berulang
(Rifai A & Sugiyarto. 2019)
a) Pengelolaan Jalan Nafas dengan Mengeluarkan benda asing dari jalan nafas
Teknik Mengeluarkan Benda Asing Pada Pasien Dewasa Sadar
− Manuver heimlich/abdominal thrust (hentakan pada perut).
Gambar Manuver Abdominal Thrust
− Perasat kepala tengadah-dagu diangkat (head tilt-chin lift manuver) Perasat ini
dilakukan jika tidak ada trauma pada leher.
Satu tangan penolong mendorong dahi kebawah supaya kepala tengadah, tangan
lain mendorong dagu dengan hati-hati tengadah, sehingga hidung menghadap
keatas dan epiglotis terbuka, sniffing position, posisi hitup (Romadhoni L. 2021)
Rifai A & Sugiyarto. 2019. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Simulasi
Pertolongan Pertama (Management Airway) Pada Penyintas Dengan Masalah Sumbatan
Jalan Nafas Pada Masyarakat Awam Di Kec.Sawit Kab. Boyolali: Jurnal Keperawatan
Global, 4 (2) : 81-82