Anda di halaman 1dari 20

PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

KULIAH IV

Dr. M.HERMANSYAH, ST.,MT.


Program Study Teknik Industri
Fakultas Teknik
UNIV. YUDHARTA PASURUAN
Modul V : Optimasi
Kompetensi Pokok Bahasan :
 Mampu melakukan penilaian/evaluasi,
membandingkan dan menjaring berbagai
pilihan jawaban, sehingga dapat mengambil
keputusan yang terbaik.
 Mampu menyelesaikan persoalan-persoalan
dengan pertimbangan criteria-criteria dan
pembatas-pembatas tertentu dengan tujuan
mengoptimalkan hasil yang ingin dicapai.
OPTIMASI :
PROGRAM DINAMIS
• Program Dinamis
Suatu teknik optimasi untuk menyelesaikan masalah
yang melibatkan sekumpulan pengambilan keputusan
yang saling berhubungan, dengan tujuan agar secara
keseluruhan mencapai keefektifan.

• Prinsip Optimasi Bellman :


Menyatakan bahwa suatu kebijakan menyeluruh yang
optimal harus dibentuk oleh sub-sub kebijakan yang
optimal pula.
Dalam program dinamis keputusan mendatang
ditentukan berdasarkan keputusan saat ini, keputusan
saat ini ditentukan berdasarkan keputusan kemarin dan
keduanya saling mempengaruhi.
Keputusan mendatang Keputusan saat ini

dipengaruhi

Keputusan saat ini Keputusan kemarin

Penggunaan Program Dinamis :


1. Pemilihan route/jalur terpendek.
- Seseorang yang akan pergi kesuatu tujuan.
- Pembuatan jaringan pipa/listrik dll.
2. Permasalahan Produksi.
- Pemesanan persediaan.
- Perencanaan produksi.
- Penjadwalan perbaikan mesin dll.
Contoh :
Skema jaringan jalan beserta lama waktu tempuhnya
dalam menit, seperti di bawah ini.
Pilihlah route state A (asal) ke state I (tujuan) yang dapat
ditempuh paling cepat.
G H
I
3 10

7 Stage 5
3

F 9 E 7 D

5 Stage 4
10

8 12
A B C
Stage 3
Stage 1 Stage 2
Penyelesaian :
Perhitungan dari I ke A secara mundur dimulai dari stage
(tahap) 4

Tahap 4 :
Jika dimulai dari tahap 4, terdapat dua route submasalah
dimulai dari H (state H) ke I dan dimulai dari D ke I. Berarti
hanya terdapat satu pilihan, route manakah yang
mempunyai waktu tercepat. Sudah barang tentu route H-I
mempunyai waktu tercepat 10 menit, dan keputusan
optimumnya adalah route H-I.

State Keputusan Keputusan Waktu tercepat


I Optimum ke I (menit)

H 10 I 10
D 11 I 11
Tahap 3 :
• Dari tahap 3, terdapat tiga route submasalah, yaitu dari
state G, E, C. Route manakah yang tercepat apabila
tujuannya ke I.
• Untuk mencapai ke I harus terlebih dahulu melewati D
atau H. Berarti hanya tersedia dua keputusan. Jika
keputusannya adalah route G-H waktu yang ditempuh
adalah 8 menit. Dengan demikian total waktu yang
ditempuh adalah 18 menit (tercepat).
• Jika route yang ditempuh adalah E-H, maka waktu yang
dempuh untuk mencapai I adalah 7 menit ditambah
jarak dari H ke I (10 menit), sehingga total waktu yang
ditempuh adalah 17 menit.
• Jika route yang ditempuh adalah E-D, maka waktu yang
ditempuh 7 menit ditambah 11 menit, sehingga total 18
menit.
• Jika dimulai route C-D, maka waktu yang ditempuh
adalah 9 menit ditambah 11 menit, sehingga total waktu
yang ditempu adalah 20 menit.
State Keputusan Keputusan Waktu tercepat
H D Optimum ke I (menit)

G 18 - H 18
E 17 18 H 17
C - 20 D 20

Tahap 2 :
Dengan cara yang sama seperti dalam tahap 4 dan 3,
maka tabel analisa tahap 2 adalah sebagai berikut :

State Keputusan Keputusan Waktu tercepat


Optimum ke I (menit)
G E C

F 21 26 - G 21

B - 22 32 E 22
Tahap 1 :
Dalam tahap 1, hasil analisa route terpendek adalah
sebagai berikut :

State Keputusan Keputusan Waktu tercepat


Optimum ke I (menit)
F B

A 31 30 B 30

Dari tabel tahap 1, dapat disimpulkan bahwa apabila kita


mengambil route A-F, maka waktu yang harus ditempuh
menuju ke I adalah 31 menit.
Apabila kita mengambil route A-B, maka waktu yang harus
ditempuh untuk menuju ke I adalah 30 menit.
Jadi route yang memiliki waktu tempuh tercepat dari A ke I
adalah route A – B – E - H – I, dengan total waktu tempuh
30 menit.
G H I
8 10

11
7
3

9 7 D
F E

10 9
5

8 12
A B C
SISTEM ANTRIAN

Keberadaan sistem antrian diperlukan/ dipergunakan ketika


para pelanggan (konsumen) menunggu untuk mendapatkan
jasa pelayanan.
Beberapa contoh sistem antrian digunakan dalam
melancarkan pelayanan kpd pelanggan atau konsumen :

• Pelanggan menunggu pelayanan didepan kasir.


• Mahasiswa menunggu untuk regristrasi dan pembayaran
uang kuliah.
• Para penumpang Kereta Api menunggu pelayanan loket
penjualan karcis.
• Para pengendara kendaraan menunggu untuk men-
dapatkan pelayanan pengisian bahan bakar.
• Beberapa peralatan menunggu untuk disservice. dll.
Struktur Sistem Antrian

Model antrian memiliki dua komponen utama yaitu :


– Garis tunggu atau antrian (queue).
– Fasilitas pelayanan (service facility)

Pelanggan atau konsumen menunggu untuk mendapat-


kan pelayanan : menunggu giliran memasuki fasilitas
pelayanan, menerima pelayanan, dan akhirnya keluar
dari sistem pelayanan.
1

Pelanggan masuk Garis tunggu


ke dalam sistem Pelanggan keluar
atau antrian dari sistem
antrian

Fasilitas pelayanan
Langkah-langkah dalam analisa antrian
1. Tentukan sistem antrian apa yang harus dipelajari.
2. Tentukan model antrian yg cocok dlm menggambarkan
sistem.
3. Gunakan formulasi matematik atau metode simulasi
untuk menganalisa model antrian.

Sistem Antrian memiliki beberapa komponen sbb:


• Populasi masukan (input population) ~ banyaknya
pelanggan potensial yang dapat memasuki system
antrian.
• Distribusi kedatangan (arrival distribution) ~
Menggambarkan bagaimana distribusi pelanggan
memasuki system.
• Para pelanggan datang setiap lima menit (constan
arrival distribution) atau datang secara acak (arrival
patern random).
• Disiplin pelayanan ~ menunjukkan pelanggan yang
mana yang akan dilayani lebih dulu.
• FCFS (first come, first served) atau LCFS (last come, first
served).
• Fasilitas pelayanan ~ mengelompokan fasilitas
pelayanan menurut jumlah yang tersedia.
Sistem single channel = satu saluran untuk memasuki
sistem pelayanan dengan satu fasilitas pelayanan.

Kedatangan Fasilitas pelayanan Keberangkatan

Antrian

Multiple channel = mempunyai beberapa saluran.


1

Pelanggan Pelanggan keluar


masuk dalam 3 dari sistem
sistem antrian
Konsumen antri
dalam garis tunggu Fasilitas
pelayanan

• Distribusi pelayanan ~ (1) Berapa banyak pelanggan


yang dapat dilayani per satuan waktu, atau (2) Berapa
lama setiap pelanggan dapat dilayani.
• Kapasitas sistem pelayanan ~ memaksimumkan jumlah
pelanggan yang diperbolehkan masuk dalam sistem.
• Notasi dalam Sistem Antrian
N = Jumlah pelanggan dalam sistem.
Pn = Probabilitas kepastian n pelanggan dalam sistem.
= Jumlah rata-rata pelanggan yg datang per satuan
waktu.
µ = Jumlah rata-rata pelanggan yang dilayani per
satuan waktu.
Po = Probabilitas tdk ada pelanggan dalam system.
P = Tingkat intensitas fasilitas pelayanan.
L = Jumlah rata-rata pelanggan yang diharapkan
dalam sistem.
Lq = Jumlah pelanggan yang diharapkan menunggu
dalam antrian.
W = Waktu yang diharapkan oleh pelanggan selama
dalam sistem.
Wq = Waktu yang diharapkan oleh pelanggan selama
menunggu dalam antrian.
1/µ = Waktu rata-rata pelayanan.
1/ = Waktu rata-rata antar kedatangan.
S = Jumlah fasilitas pelayanan.

Salah satu model antrian yang paling sederhana adalah


model saluran tunggal (single channel model) yang
ditulis dengan notasi “sistem M/M/1 “ Komponen dari
sistem ini adalah sbb :
• Populasi input tak terbatas yaitu jumlah kedatangan
pelanggan tak terbatas.
• Distribusi pelanggan potensial mengikuti distribusi
poison. Rata-rata jumlah kedatangan pelanggan per
satuan waktu adalah variable random. Dalam notasi “
M/M/1” M pertama menunjukkan rata-rata kedatangan
yang mengikuti distribusi probabilitas poison. M yang
kedua menunjukkan tingkat pelayanan yang mengikuti
distribusi probabilitas poison. Angka 1 (satu)
menunjukkan jumlah fasilitas pelayanan dalam sistem
atau saluran (one channel).
• Disiplin pelayanan mengikuti pedoman FCFS.
• Fasilitas terdiri dari saluran tunggal.
• Jumlah rata-rata kedatangan pelanggan per satuan
waktu lebih kecil dari rata-rata jumlah pelanggan yang
dilayani per satuan waktu (< µ).
• Kapasitas system diasumsikan tak terbatas.
• Tidak ada penolakan maupun pengingkaran.
Persamaan yang digunakan dalam system (M/M/1) :
1. 
P 

2. Pn  P n (1  P)

P 
L 
3. 1 P   

2 P2
4. Lq  
 (   ) 1  P

1
W 
5.  


6. Wq 
 (   )

Anda mungkin juga menyukai