Anda di halaman 1dari 43

PRAKTIKUM IPA DI SD

OPTIK DAN LISTRIK

Oleh:
ZULZALI IKRAM
NIM: 856240114

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ZULZALI IKRAM


NIM 856240114
Program studi : PGSD-BI

Dengan ini menyatakan bahwa laporan kegiatan praktikum ini merupakan hasil karya saya sendiri

dan saya tidak melakukan plagiarisme atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan

etika yang berlaku dalam keilmuwan. Atas pernyataan ini saya siap menerima tindakan atau sanksi

yang diberikan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan pelanggaran akademik dalam

karya saya ini atau ada klaim atas karya saya ini.

Batusangkar, Oktober 2021


Yang membuat pernyataan

ZULZALI IKRAM
Pemantulan Cahaya

A. Tujuan setelah melakukan kegiatan praktikum ini diharapkan dapat:


1. menjelaskan sifat-sifat cahaya
2. menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin
3. menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa
4. menentukan fokus cermin cekung
5. menentukan fokus lensa cembung

B. Alat dan Bahan


1.cermin datar
2. cermin cembung
3. cermin cekung
4. lampu senter
5. busur derajat
6. kertas putih
7. lilin
8. layar (tabir kertas)
9. celah cahaya

C. Landasan Teori

Cahaya merupakan salah satu contoh gelombang elektromagnetik, gelombang yang tidak
memerlukan medium sebagai media perambatannya. Misalnya, pada siang hari tampak terang
karena cahaya matahari menerangi bumi. Walaupun matahari berada jauh dari bumi dan
dipisahkan oleh ruang hampa di ruang angkasa, namun cahaya matahari mampu sampai di bumi.
Cahaya termasuk gelombang elektromagnetik cahaya memiliki beberapa sifat yang sama dengan
sifat gelombang mekanik. Sifat cahaya diantaranya mengalami pemantulan, mengalami
pembiasan, mengalami interferensi, dan pelenturan. Ada 1 sifat yang tidak dimiliki gelombang
mekanik yaitu sifat polarisasi cahaya(Suwarna, 2010).
Sifat-sifat cahaya yaitu, dapat dilihat oleh mata, memiliki arah rambatnya tegak lurus arah
getar transversal, merambat menurut garis lurus, memiliki energi, dipancarkan dalam bentuk
radiasi, dan dapat mengalami pembiasan interferensi difraksi dan polarisasi(Suwarna, 2010).
Pemantulan cahaya adalah proses perubahan arah rambat cahaya ke sisi ‘medium’ asalnya, setelah
menumbuk antarmuka dua medium. Secara sederhana, pemantulan cahaya adalah proses
terpancarnya kembali cahaya dari pemukaan benda yang terkena cahaya. Salah satu sifat cahaya
adalah cahaya dapat dipantulkan melalui cermin cekung dan cermincembung. Cermin cekung
adalah cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya berupacekungan. Cermin cembung adalah
cermin yang memiliki bentuk lengkung, dimana permukaan cermin yang memantulkan cahaya
melengkung keluar.

D. Prosedur Percobaan
a. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar
1) Susunlah lampu senter dan celah cahaya di depan cermin datar sperti gambar berikut:
2) Nyalakanlah lampu senter dan amati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat
sebelum dan sesudah mengenai cermin datar.
3) Gambarkanlah jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga tampak sudut datang dan
sudut pantulnya.
4) Ukurlah besar sudut datang (i) dan besar sudut pantul tersebut (r)
5) Letakkan sebuah benda ( dalam hal ini lilin) di depan cermin datar dan amati
bayangannya selama benda itu anda geser-geserkan di depan cermin datar.
6) Catatlah bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar tersebut.
b. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung
1) Susunlah alat seperti berikut:
2) Nyalakanlah lilin dan amati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat sebelum dan
sesudah mengenai cermin cembung.
3) Gambarkanlah jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga nampak sudut datang dan
sudut pantulnya serta bayangan yang terbentuknya.
4) Catatlah bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung tersebut.
c. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung
1) Susunlah alat seperti gambar berikut:
2) Nyalakan lilin dan amati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat sebelum dan
sesudah mengenai cermin cekung.
3) Gambarkanlah jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehimgga tampak sudut datang dan
sudut pantulnya serta bayangan yang terbentuk.
4) Catatlah bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung tersebut.
5) Aturlah jarak benda atau letak layar agar pada layar terbentuk bayangan yang jelas dan
tajam. Selanjutnya ukur jarak benda dan jarak bayangan.
6) Jika benda di depan cermin cekung terus digeser menjauhi cermin, maka pada jarak
tertentu bayangan benda akan menghilang

E. Hasil Pengamatan

1. Percobaan pertama pada cermin datar


a. Pemantulan cahaya pada cermin datar
 Gambar jalannya berkas sinar pada cermin datar
 Besar sudut datang (i) dan sudut pantul (r) dimana i= r
NO i r
1 30° 30°
2 45° 45°
3 55° 55°
4 60° 60°
5 75° 75°

 Sifat bayangan
-Sama/maya/tidak nyata
-Sama besar
-Tegak
-Jarak benda ke cermin=jarak bayangan ke cermin

b. Pemabtulan cahaya pada cermin cembung

 Gambar jalannya berkas sinar

 Sifat bayangan dibentuk


-maya/tidak nyata
-sama tegak
-diperkecil

c. Pemantulan cahaya pada cermin cekung


 Gambar jalannya berkas sinar pada cermin cekung
Benda di ruang 1
Benda di ruang 2

Benda di ruang 3

Benda di ruang M

Benda di ruang F

 Sifat-Bayangan yang dibentuk


-benda di ruang 1 = maya, tegak, diperbesar
-benda di ruang 2 = maya, terbalik, diperkecil
-benda di ruang 3 = nyata, terbalik, diperkecil
-benda di M = nyata, terbalik, sama besar
Benda di F = tidak terjadi bayangan
 Jarak benda dan jarak bayangan
NO Jarak Benda (cm) Jarak Bayangan (cm)

1 10, 5 cm 10 cm
2 10 cm 10 cm
3 8 cm 9 cm
4 3,5 cm 7 cm

F. Pertanyaan-Pertanyaan
1. Tentukan jarak fokus cermin cekung tersebut.
Diketahui : s = 12 cm

s’ = ͚
Ditanya : ƒ = ...?
Jawab : 1/f = 1/s + 1/s’
1/f = 1/12 + 1/ ͚
1/f = 1/12 + 0
1/f = 1/12

ƒ = 1/12
Jadi, jarak fokus cermin cekung tersebut adalah 12 cm
2. Cermin cekung, fokus 10 cm, bayangan pada jarak dua kali jarak benda. Dimanakah
diletakkan cermin cekung?
Diketahui : ƒ = 10 cm
s’ = 2s cm
Ditanya : s = ?
Jawab : 1/f = 1/s + 1/s’
1/10 = 1/s + 1/2s

1/10 = 2/2s + 1/2s

1/10 = 3/2s

2s = 30 cm

s = 30/2
= 15 cm
Jadi, jarak cermin cekung adalah 15 cm
G. Pembahasan
Pemantulan cahaya adalah proses terpancarnya kembali cahaya dari pemukaan benda
yang terkena cahaya. Dari percobaan yang dilakukan, didapatkan hasil percobaan sebagai
berikut:
Sudut datang (i) dan sudut pantul (r).
Pada percobaan pertama i=30° dan r=30°
Pada percobaan kedua i=45° dan r=45°
Pada percobaan ketiga i=55° dan r=55°
Pada percobaan keempat i=60° dan r=60°
Pada percobaan kelima i=75° dan r=75°
Dari percobaan yang dilakukan ini sudut datang sama dengan sudut pantul. Jarak benda
dengan cermin adalah 12 cm.
Saat lilin diletakkan di depan cermin datar, maka bayangan lilin adalah maya atau
tidak nyata, sama besar, dan tegak. Jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke
cermin. Pada percobaan berikutnya, lilin diletakkan di depan cermin cembung maka yang
terjadi bayangan yang terbentuk adalah maya, tegak, dan diperkecil. Pada percobaan cermin
cekung, ketika lilin diletakkan di depan cermin cekung maka didapatkan sifat bayangan
adalah :
Benda di ruang 1 adalah maya, tegak, diperbesar
Benda di ruang 2 adalah nyata, terbalik, diperkecil
Benda di ruang 3 adalah nyata, terbalik, sama besar
Pada cermin cembung, maka bidang pantulnya adalah cembung
Pada cermin cekung, maka bidang pantulnya adalah cekung

H. Kesimpulan

1. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r), i=r


2. Dimana dari 5 percobaan yang dilakukan didapatkan sudut datang dan sudut
pantulnya : 30°, 45°, 55°, 60° , dan75°.
3. Percobaan kedua pada cermin cembung, sifat bayangan, maya, tegak, diperkecil
4. Percobaan ketiga pada cermin cekung sifat bayangan pada ruang 1 adalah maya, tegak,
diperbesar, pada ruang adalah maya, terbalik, diperbesar, pada ruang tiga adalah nyata,
terbalik, diperkecil, benda di N adalah nyata, terbalik, sama besar, dan benda F adalah
tidak terjadi bayangan.

I. Daftar Pustaka
Suwarna, I. P. 2010. Optik . Bogor : Dua Grafika

J. Kesulitan- Kesulitan
1. Sulit memahami prosedur kerja
2. Sulit menentukan bayangan yang terbentuk
3. Sulit mengukur sudut datang dan sudut pantul

K. Lampiran-Lampiran
Pembiasan Cahaya

A. Tujuan setelah melakukan kegiatan praktikum ini diharapkan dapat:


1. menjelaskan sifat-sifat cahaya
2. menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin
3. menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa
4. menentukan fokus cermin cekung
5. menentukan fokus lensa cembung

B. Alat dan Bahan


1. Lampu senter
2. Celah cahaya
3. Balok kaca
4. Kertas putih
5. Busur derajat
6. Lensa cembung
7. Lensa cekung
8. Layar ( tabir kertas)
9. Lilin
10. Penggaris panjang ( 100cm)

C. Landasan Teori
Cahaya merupakan salah satu contoh gelombang elektromagnetik, gelombang yang
tidak memerlukan medium sebagai media perambatannya. Cahaya tergolong gelombang
elektromagnetik karena cahaya dapat merambat tanpa zat antara medium ( Rumanta, 2021).
Sifat- sifat cahaya diantaranya cahaya merambat lurus, cahaya dapat dipantulkan, cahaya dapat
diuraikan, cahaya dapat dibiaskan. Apabila cahaya merambat melalui dua zat yang
kerapatannya berbeda, cahaya tersebut akan dibelokkan. Peristiwa pembelokan arah rambatan
cahaya setelah melewati medium rambatan yang berbeda disebut pembiasan.

Pembiasan cahaya adalah pembelokan cahaya ketika berkas cahaya melewati bidang
batas dua medium yang berbeda indeks biasnya. Indeks bias mutlak suatu bahan ialah
perbandingan kecepatan cahaya di ruang hampa dengan kecepatan cahaya di bahan tersebut.
Indeks bias relatif merupakan perbandingan indeks bias dua medium berbeda. Dalam peristiwa
pembiasan kecepatan dan panjang gelombang berubah, tetapi frekuensi tetap. Perbandingan
kecepatan cahaya dalam ruang hampa (c’) dengan kecepatan cahaya dalam suatu medium (c’)
disebut indeks bias absolut (n) medium tersebut( Rumanta, 2021).
D. Prosedur Percobaan
1. Susunlah lampu senter , celah, dan balok kaca
2. Nyalakan lampu senter dan amati dengan baik jalannya berkas sinar pada saat sebelum dan
sesudah menembus balok kaca.
3. Gambarkanlah jalannya berkas sinar tersebut, sehingga tampak sudut datang dan sudut
biasnya. kemudian ukur besar sudut datang dan sudut bias tersebut.
4. Pergunakanlah lensa cembung untuk mengamati sebuah huruf pada buku dengan jarak
yang terdekat antara lensa dan huruf. Kemudian gesekan lensa perlahan-lahan menjauhi
huruf tersebut sampai bayangan huruf menjadi sangat besar dan kabur atau tidak tampak.
Ukur jarak huruf ke lensa pada saat tersebut dan catat bagaimana sifat-sifat bayangan yang
dibentuk oleh lensa cembung tersebut.
5. Susunlah lensa cembung, layar, lilin, dan penggaris panjang.
6. Atur letak lilin dan lensa cembung agar diperoleh bayangan nyala lilin paling tajam pada
tabir. Ukur jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’), dan catat sifat-sifat bayangan yang
dibentuk lensa cembung tersebut.
7. Pergunakanlah sebuah lensa cekung untuk mengamati huruf pada buku anda, dengan
jarak yang relatif dekat. Kemudian geserkan lensa secara perlahan-lahan menjauhi huruf
tersebut. Catat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung tersebut.

E. Hasil Pengamatan
 Gambar jalannya berkas sinar pada balok kayu

 Sudut datang dan sudut bias


No sudut datang (i) sudut bias (r)
1 35° 24,7°
2 58° 35°
3 60° 35,2°
4 79° 46,5°

 Sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung adalah nyata, terbalik, diperkecil.
 Jarak benda dari jarak bayangan
No Jarak benda (cm) Jarak Bayangan (cm)
1 4 3
2 3 3
3 3 4
4 2,5 3
 Sifat bayangan yang terbentuk oleh lensa cekung adalah maya, tegak, diperkecil.
 Sifat bayangan yang dibentuk lensa cembung adalah maya, tegak, diperbesar ( benda
antara O dan F), nyata, tewrbalik, diperbesar ( benda antara F2 dan 2F2), nyata,
terbalik, diperkecil (benda antara F2), maya, tegak, diperbesar (benda di titik F),
nyata terbalik, dan sama besar (benda di 2F).

F. Pertanyaan –Pertanyaan
1. Diketahui : sudut datang (Ɵi) = 35°
sudut bias (Ɵr) = 24,7°
Kecepatan cahaya di udara (Co) = 3 x 108 m/s
Indeks bias di udara =1
Ditanya : indeks bias kaca (n) = ?
cepat rambat cahaya dalam balok kaca (c) = ?
Jawab :

sin θi n2
=
sin θr n1
sin 35° n2
=
sin 24,7° 1

0,57 n2
=
0,42 1
0,57 = 0,42 n2
0,57
n2 =
0,42
= 1,36
Jadi, indeks bias kaca adalah 1,36

n= 𝑐
𝑐𝑜
𝑐𝑜 = 𝑐
𝑛
𝑐𝑜 = 3 x 108 m/s
1, 36
= 2 x 108 m/s
Jadi kecepatan rambat cahaya dalam balok kaca adalah 2 x 108 m/s
2. Diketahui : ƒ = 20 cm
s’ = 1/s’
Ditanya :s= ?
Jawab : 1/f
= 1/s + 1/s’
1/20 = 1/s + 1/1⁄
2𝑠
1/20 = 1/s + 2/s

1/20= 3/s

s = 60 cm
Jadi, agar jarak fokus 0 cm dapat membentuk bayangan pada jarak setengah kali jarak
benda maka benda harus diletakkan pada jarak 60 cm.

G. Pembahasan
Dari pratikum yang telah dilakukan dengan menggunakan balok kaca pada 4 kali
percobaan, maka didapatkan hasil sudut datang (i) dan sudut bias (r), percoban pertama sudut
datang i = 35ᵒ dan r = 24,7ᵒ; kedua, i = 58ᵒ dan r = 35ᵒ ; ketiga, i = 60ᵒ dan r = 35,20ᵒ ; dan
keempat i = 79ᵒ dan r = 46,5ᵒ. Jadi pada percobaan ini pembiasan terjadi karena cahaya
merambat melalui medium udara ke medium kaca.
Selanjutnya, untuk jarak benda dari jarak bayangan pada pembiasan, dapat dilihat
bahwa yang pertama jarak benda 4 cm dan jarak bayangan 3 cm. Kedua, jarak benda 3 cm
dan jarak bayangan 3 cm. Ketiga, jarak benda 3 cm dan jarak bayangan 4 cm, dan yang
terakhir jarak benda 2,5 cm dan jarak bayangan 3 cm.
Lensa tebagi dua yaitu lensa cembung dan cekung. Sifat bayangan yang dibentuk
lensa cembung : maya, tegak, diperbesar (benda antara O dan F), nyata, terbaik, diperbesar
(benda antara F2 dan 2F2), nyata, terbalik, diperkecil (benda antara F2), maya, tegak,
diperbesar (benda titik F), nyata, terbalik, dan sama besar (benda di 2F).

H. Kesimpulan
1. Pembiasan cahaya berarti pembelokan arah rambat cahaya saat melewati bidang batas
dua medium bening yang berbeda indeks biasnya.
2. Pada percobaan yang dilakukan, pembiasan terjadi karena cahaya merambat dari medium
udara ke medium kaca.
3. Sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung: nyata, terbalik, diperkecil. Sedangkan
sifat bayangan yang terbentuk oleh lensa cekung : maya, tegak, diperkecil.

I. Daftar Pustaka
Rumanta, dkk.2019. Praktikum IPA di SD. Tanggerang Selatan UT.

J. Kesulitan
1. Sulit memahami prosedur kerja.
2. Sulit membentuk bayangan yang terbentuk.
3. Sulit mengukur sudut dating dan sudut bias.

K. Lampiran-Lampiran
Difraksi, Interferensi, dan Dispersi

A. Tujuan Pratikum
Untuk menentukan warna-warna cahaya yang dipancarkan lampu TL.

B. Alat dan Bahan


1. Lampu TL
2. Kisi disfraksi.

C. Landasan Teori
Difraksi adalah peristiwa pelenturan gelombang cahaya ketika melewati suatu celah sempit
sehingga gelombang cahaya tampak melebar pada tepi celah. Interferensi cahaya adalah
perpaduan dari dua gelombang cahaya yang datang bersama pada suatu tempat. Jika kedua
gelombang cahaya bersifat koheren (frekuensi dan amplitudo sama serta beda fase tetap), maka
akan menghasilkan pola yang teratur sebagai garis terang (inerferensi maksimum) dan garis
gelap (interferensi minimum). Dispersi adalah peristiwa terurainyacahaya putih yang melewati
sebuah prisma menjadi spektrum warna akibat perbedaan indeks bias masing-masing warna
cahaya.
Difraksi dapat diamati pada celah tunggal maupun pada kisi. Pada umumnya difraksi
terjadi jika gelombang yang lewat bukan kecil (small opening) di sekitar rintangan atau
melewati sisi yang tajam. Contoh difraksi, apabila diantara sumber titik cahaya dan layar
ditempatkan suatu objek gelap, perbatasan didaerah bayangan dan pencahayaan pada layar
tidak tajam. Peristiwa difraksi yang sangat mudah kita jumpai adalah difraksi sinar matahari
oleh pintu rumah atau jendela. Jika kita perhatikan, di lantai atau dinding akan jumpai wilayah
yang terang dan agak gelap.Wilayah yang terang disebabkan oleh sinar matahari yang masuk
sedangkan wilayah yang agak gelap karena sinar matahari tidak dapat menjangkau wilayah
tersebut. Terlihat bahwa seolah-olah terdapat garis miring yang memisahkan kedua wilayah
tersebut. Garis batas tersebut menunjukkan bahwa cahaya matahari dibelokkan oleh daun pintu
atau jendela. Itu merupakan salah satu contoh peristiwa difraksi.
Difraksi adalah penyebaran atau pembelokan gelombang saat gelombang tersebut
melintasi bukaan atau mengelilingi ujung penghalan. Gejala difraksi terjadi akibat dari
gelombang yang terdistorsi oleh suatu penghalang yang mempunyai dimensi sebanding
dengan panjang gelombang dari gelombang datang. Pola difraksi akan semakin jelas apabila
ukuran dari penghalang itu mendekati panjang gelombang dari gelombang datang. Penghalang
tersebut dapat berupa celah persegi maupun setelah lingkaran (Alonso & Finn, 1994).
Difraksi merupakan fenomena penting yang membedakan gelombang dari partikel.
Difraksi merupakan pembelokan di sekitar sudut yang terjadi apabila sebagian muka
gelombang dipotong suatu penghalang. Hasil pola gelombang dapat dihitung dengan
memperlakukan setiap titik pada muka gelombang asal sebagai sumber titik. Hal ini sesuai
dengan prinsip Huygens-Fresnel (Tripler, 2001)

D. Prosedur Kerja
1. Susun lampu TL, penggaris panjang dan kisi.
2. Setelah lampu TL dinyalakan, lakukan pengamatan dengan menggunakan kisi 3000 celah
atau d=1/300 cm, jika yang dipilih warna ,ungu, ukurlah jarak warna ungu yang dilihat di
lampu TL, catat orde atau warna ungu ke berapa dari lampu TL yang anda amati
tersebut(k). Ukur jarak kisi ke lampu TL.

E. Hasil Pengamatan
Jarak kisi ke lampu TL = 32 cm
Jarak warna ke lampu TL :
Merah
Kiri = 6,2 cm Kanan = 6,1 cm
Hijau
Kiri = 5,6 cm Kanan = 5,5 cm

F. Pertanyaan – Pertanyaan
1. Sebutkan warna-warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu TL pada percobaan
kegiatan 3!
warna-warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu TL adalah Merah dan Hijau.
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan peristiwa difraksi, interferensi, dan dispersi!
Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya halangan.
Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar, Dispersi adalah
peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih) menjadi cahaya-cahaya monokromatik
(me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma lewat pembiasan atau pembelokan. Hal ini
membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari harmonisasi berbagai cahaya warna
dengan berbeda-beda panjang gelombang sedangkan Interferensi adalah interaksi antar
gelombang didalam suatu daerah. Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak.
Bersifat membangun jika beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru
yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut.

G. Pembahasan

Pada praktikum yang telah dilakukan dengan menggunakan kisi 3000 celah/cm. Jarak
lampu merah ke lampu TL adalah 6,15 cm. Jarak lampu hijau ke lampu TL adalah 5,55 cm.
Jarak kisi ke lampu TL yaitu 32 cm.

Kemudian pada praktikum ini Panjang gelombang spektrum warna merah lebih besar dari
pada spektrum warna hijau. Difraksi kisi terjadi ketika cahaya mengenai celah sempit pada
kisi,cahaya monokromatis dilewatkan pada kisi akan terjadi difraksi yang menghasilkan bagian
gelap dan terang tapi jika cahaya polikromatis dilewatkan pada kisi maka akan timbul spectrum
warna.

Warna merah pada spektrum difraksi kisi terletak pada posisi terjauh karena panjang
gelombangnya paling besar, sedangkan warna hijau pada spektrum difraksi kisi terletak pada
posisi terjauh sebelum ungu karena panjang gelombang mendekati paling kecil.

H. Kesimpulan

1. Panjang gelombang spektrum warna merah lebih besar dari pada spektrum warna hijau.

2. Pada setiap orde panjang gelombang lebih kecil karena orde berbanding terbalik
denganpanjang gelombang.
3. Difraksi kisi terjadi ketika cahaya mengenai celah sempit pada kisi,cahaya monokromatis
dilewatkan pada kisi akan terjadi difraksi yang menghasilkan bagian gelap dan terang tapi
jika cahaya polikromatis dilewatkan pada kisi maka akan timbul spectrum warna.

4. Warna merah pada spektrum difraksi kisi terletak pada posisi terjauh karena panjang
gelombangnya paling besar.

5. Warna hijau pada spektrum difraksi kisi terletak pada posisi terjauh sebelum ungu karena
panjang gelombang mendekati paling kecil.

I. Daftar Pustaka
Alonso, M and Finn, 1994, Dasar-dasar Fisika Universitas : Medan dan Gelombang, tjm.
Erlangga, Jakarta.

Tripler. P. A, 2001, Fisika untuk Sains dan Teknik, jilid 2, tjm. Erlangga. Jakarta

J. Kesulitan
1. Sulitnya memahami cara kerja pada modul
K. Lampiran-Lampiran
Lensa Cembung dan Cermin Cekung

A. Tujuan Pratikum
Setelah pratikum dilakukan kegiatan dalam percobaan ini diharapkan dapat:
1. Menentukan jarak titik api (f) lensa cembung
2. Menentukan keluatan lensa cembung (p)
3. Menentukan jarak titik api (f) cermin cekung

B. Alat dan Bahan


1. Meja optic lengkap
2. Lensa cembung
3. Cermin cekung
4. Layar
5. Sumber cahaya (lilin atau lampu)

C. Landasa Teori
Cermin dan Lensa merupakan alat optik. Alat optik adalah alat yang prinsip
kerjanya berdasarkan hukum-hukum pemantulan dan pembiasan cahaya. Kalau cermin,
prinsip kerjanya berdasarkan hukum pemantulan cahaya sedangkan pada lensa, prinsip
kerjanya berdasarkan hukum pembiasan cahaya. Berdasarkan kelengkungannya, cermin
dan lensa dibedakan menjadi dua macam, yaitu cembung dan cekung. Terdapat dua jenis
lensa, yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Pada lensa cembung (lensa positif) sinar
dapat mengumpul (konvergen) dan pada lensa cekung (lensa negatif) sinar dapat menyebar
atau konvergen (Sarojo, 2011). lensa adalah sebuah medium yang sifatnya transparan.
Medium ini memiliki dua jenis batasan. Batasan yang dimaksud adalah dua permukaan
bias. Satu diantara dua biasnya ini lengkung. Saat digunakan, batasan ini akan melakukan
dua kali pembiasan. Saat keluar dari lensa.
Terdapat 3 sifat atau sinar istimewa yang dimiliki oleh lensa cembung. Beberapa
jenis sinar istimewanya akan dijelaskan sebagai berikut (Sunaryono, 2010):

1. Pembiasan dilakukan melalui titik fokus f. Kondisi sinar yang datang akan berposisi
sejajar dengan sumbu utama.
2. Pembiasan sejajar dengan sumbu utama, dengan proses sinar yang datang melewati titik
fokus pasif f.
3. Tanpa pembiasan. Proses ini dapat terjadi apabila sinar yang datang melewati titik pusat
optic (O). Alhasil, sinar yang datang akan secara langsung diteruskan tanpa melakukan
pembiasan.
Lensa cembung memiliki 3 sinar yang spesial, yaitu:

Pada gambar di atas, terlihat bahwa sinar yang datang dengan posisi sejajar dengan
sumbu utama akan dibiaskan ke arah titik fokus.

Pada gambar di atas, dapat dipahami bahwa sinar yang datang dan melalui titik O
sebagai pusat lensa tidak dibiaskan.

Pada gambar di atas dapat dipahami bahwa sinar yang datang dari arah titik fokus
akan mengalami pembiasan dengan posisi yang sejajar dengan sumbu utama.
Cermin merupakan suatu benda yang sangat halus dan mampu memantulkan
cahaya. Cermin cekung adalah cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya
permukaannya berupa cekungan, dan berupa bagian dalam dari sebuah bola. Cermin
cekung mempunyai sejumlah titik yang penting, yaitu F sebagai titik fokus, C sebagai titik
kelengkungan pusat, serta A sebagai titik pusat optikal. Cermin cekung bersifat
mengumpulkan sinar pantul (konvergen). Ketika sinar-sinar sejajar dikenakan pada cermin
cekung, sinar pantulnya akan berpotongan pada satu titik, yang dinamakan titik api atau
titik fokus (F). Sifat – sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung : Maya, sama
tegak dan diperbesar.

D. Prosedur Kerja
1. Percobaan Lensa Cembung
a. Susunlah lensa pada dudukannya dan letakkan di antara layar dan sumber cahaya
b. Nyalakanlah sumber cahaya, kemudian aturlah posisi benda dan layar agar pada layar
terbentuk bayangan yang paling tajam
c. Ukurlah jarak benda dan jarak bayangan
d. Ulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang berbeda]
2. Percobaan Cermin Cekung
a. Susunlah alat seperti lensa cembung diatas, tapi lensa cembung diganti dengan
cermin cekung.
b. Nyalakanlah sumber cahaya dan aturlah kedudukan benda dan layar agar pada
layar terbentuk bayangan paling tajam
c. Ukurlah jarak benda dan jarak bayangan
d. Ulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang berbeda

E. Hasil Pratikum
1. Lensa cembung
No Jarak benda (s) Jarak bayangan (s’)
1 4 cm 4 cm
2 3cm 6 cm
3 3cm 6 cm
4 1 cm 3 cm

2. Cermin Cekung
No Jarak benda (s) Jarak bayangan (s’)
1 6 cm 6 cm
2 4,5 cm 5 cm
3 3,5 cm 5,5 cm
4 1,5 cm 3 cm

F. Pertanyaan – Pertanyaan
1. Tentukan jarak focus (f) lensa cembung yang anda gunakan dalam percobaan.
a. Percobaan 1 b. Percobaan 2

1 1 1 1 1 1
= + = +
ƒ 𝑠 𝑠′ ƒ 𝑠 𝑠′
1 1 1 1 1 1
= + = +
ƒ 4.1 4.1 ƒ 3 6
1 2 1 2 1
= = +
ƒ 4.1 ƒ 6 6
1 1 1 3
= =
ƒ 2 ƒ 6
= 2 cm 1 1
ƒ
= 2

= 2 cm
c. Percobaan 3 d. Percobaan 4

1 1 1 1 1 1
= + = +
ƒ 𝑠 𝑠′ ƒ 𝑠 𝑠′
1 1 1 1 1 1
= + = +
ƒ 3 6 ƒ 1 3
1 2 1 1 3 1
= + = +
ƒ 6 6 ƒ 3 3
1 3 1 4
= =
ƒ 6 ƒ 3
1 1
=
ƒ 2
1 3
= 2 cm ƒ
= 4

= 0,75 cm
2. Tentukan kekuatan lensa (p)
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4
1 1 1 1 1 1 1 1
P= = P= = P= = P= =
ƒ 2 ƒ 2 ƒ 2 ƒ 0,75
= 0,5 dioptri = 0,5 dioptri = 0,5 dioptri = 1,33 dioptri
3. Tentukan jarak focus (f) cermin cekung
a. Percobaan 1 b. Percobaan 2
1 1 1 1 1 1
= + = +
ƒ 𝑠 𝑠′ ƒ 𝑠 𝑠′
1 1 1 1 1 1
= + = +
ƒ 6 6 ƒ 4,5 5
1 2 1 1,11 1
= = +
ƒ 6 ƒ 5 5
1 1 1 2,11
= =
ƒ 3 ƒ 5
= 3 cm 1 5
ƒ
= 2,11

= 2,37 cm
c. Percobaan 3
1 1 1
= +
ƒ 𝑠 𝑠′
1 1 1
= +
ƒ 3,5 5,5
1 1,57 1
= +
ƒ 5,5 5,5
1 2,57
=
ƒ 5,5
1 5,5
ƒ
= 2,57

= 2,14 cm

d.
Percobaan 4
1 1 1
= +
ƒ 𝑠 𝑠′
1 1 1
= +
ƒ 1,5 3
1 2 1
= +
ƒ 3 3
1 3
ƒ
= 3

= 1 cm
G. Pembahasan

Pada pratikum pertama yang digunakan adalah lensa cembung. Lensa cembung
disebut juga dengan lensa positif. Sifat dari lensa cembung adalah mengumpulkan
cahaya. Percobaan ini dilakukan dalam empat kali percobaan dengan jarak benda
berbeda-beda dan menghasilkan jarak bayangan yang berbeda-beda juga. Pada
percobaan pertama benda diletakkan pada jarak 4 cm didapatkan jarak bayangan 4 cm,
pada percobaan kedua dengan jarak benda 3 cm didapatkan jarak bayangan 6cm,
percobaan ketiga dengan jarak benda 4 cm di dapat jarak bayangan 3cm, dan pada
percobaan keempat dengan jarak benda 1 cm didapatkan jarak bayangan 3cm.

Berikutnya pada percobaan lensa cekung didapatkan hasil percobaan yang


pertama dengan jarak benda 6 cm di dapatkan jarak bayangan 6cm, kedua pada jarak
benda 4,5 cm didapatkan jarak bayangan 5cm, ketiga dengan jarak benda 3,5 cm
didapatkan jarak bayangan 5,5 cm dan keempat dengan jarak 1,5 cm di dapatkan
bayangan 3 cm.

Cermin cekung bersifat konvergen dan disebut juga cermin positif. Cermin
cekung memiliki tiga sifat yaitu.

1. Sinar yang datangnya sejajar sumbu utama cermin akan dipantulkan melalui titik
fokus.

Sinar Datang Sejajar Sumbu Utama


2. Sinar yang datangnya melewati titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu
utama.

Sinar Datang Melalui Titik Fokus


3. Sinar yang datangnya melewati titik pusat kelengkungan cermin akan
dipantulkan kembali melalui lintasan yang sama dengan sinar datangnya.
Sinar Datang Menuju Pusat Kelengkungan

H. Kesimpulan
1. Lensa cembung, semakin dekat jarak benda, maka sifat bayangan dibentuk
semakin besar ( diperbesar) dan begitu juga sebaliknya.
2. Cermin cekung, sifat bayangan yang dibentuk adalah maya, tegak dan diperbesar.

I. Daftar Pustaka

Sarojo, G. 2011. Gelombang dan Optika. Jakarta: Salemba Teknika

Sunaryono. 2010. Tips dan Trik Fisika. Jakarta: Wahyumedia

J. Kesulitan
1. Sulit melihat bayangan yang terbentuk.

K. Lampiran – Lampiran
Muatan Listrik

A. Tujuan Pratikum
1. Menunjukkan adanya muatan listrik pada satu benda, akibat yang timbul dari sifat
muatan.
2. Memperlihatkan adanya gaya elektrostatika dua buah benda muatan.

B. Alat dan Bahan


1. Bola pimpong 2 buah
2. Benang jahit secukupnya
3. Lembaran wol dan nilon
4. Tas plastik
5. Isolasi
6. Sisir Plastik
7. Potongan kertas kecil

C. Landasan Teori

Listrik adalah rangkaian fenomena fisika yang berhubungan dengan kehadiran dan
aliran muatan listrik. Listrik menimbulkan berbagai macam efek yang telah umum
diketahui, seperti petir, listrik statis, induksi elektromagnetik dan arus listrik. Adanya listrik
juga bisa menimbulkan dan menerima radiasi elektromagnetik seperti gelombang radio.
Muatan listrik adalah salah satu sifat dasar dari partikel elementer tertentu. Terdapat dua
jenis muatan, muatan positif dan muatan negatif. Muatan positif pada bahan dibawa oleh
proton, sedangkan muatan negatif oleh elektron. Muatan yang bertanda sama saling tolak
menolak, muatan dengan tanda berbeda saling tarik menarik.
Perpindahan muatan listrik dikenal dengan nama arus listrik, besarnya diukurdalam
ampere. Arus dapat terdiri dari partikel bermuatan apapun yang berpindah; biasanya adalah
elektron, tetapi muatan apapun yang berpindah menghasilkan arus. Studi tentang
kelistrikan dapat dibedakan atas 2 bagian: yaitu, listrik statis dan listrik dinamis. Listrik
statis mempelajari tentang muatan listrik yang diam, sedangkan listrik dinamis mempelajari
tentang muatan listrik yang bergerak. Pada listrik dinamik terdapat arus listrik yang
dihasilkanoleh adanya muatan listrik yang berubah terhadap waktu. Arus
listrik dalam suatu rangkaian dapat mengalir apabila kawat penghantar tersebut merupakan
penghantar listrik yang baik (bersifat konduktor). Sebaliknya, arus listrik dalam rangkaian
tidak mungkin dapat mengalir ap-abila kawatnya bersifat isolator (Rumanta, 2010).

D. Prosedur Kerja
1. Gantunglah sebuah bola pingpong pada bagian pinggir meja dengan menggunakan
benang dan isolasi. Tas plastik pada baju anda beberapa kali, kemudian dekatkan pada
bola pingpong. Amatilah apa yang terjadi!
2. Gosoklah sisir pada rambut Anda beberapa kali, kemudian dekatkan pada potongan-
potongan kertas yang terletak di atas meja. Apa yang terjadi!
3. Apa yang terjadi apabila percobaan (2) dibiarkan dalam waktu yang cukup lama.
berikan penjelasan.
4. Ikatlah kedua bola pingpong dengan benang, kemudian gantungkan ke bagian pinggir
meja (dengan isolasi). Dekatkanlah kedua bola (jangan sampai bersentuhan). Apa yang
terjadi!
5. Gosoklah bola kiri dan kanan dengan kain wol, dekatkan keduanya titik amati apa yang
terjadi!
6. Lengkapilah tabel dengan hasil pengamatan Anda titik Apakah hasilnya " tolak
menolak" atau "tarik menarik".

E. Hasil Pengamatan
1. Tas plastik digosok dengan baju, didekatkan pada bola maka akan terjadi tarik-
menarik karena adanya muatan listrik yang dihasilkan.
2. Sisir digosok pada rambut, didekatkan dengan kertas maka juga terjadi tarik-menarik
karena adanya muatan listrik.
3. Percobaan (2) dibiaskan maka tidak terjadi lagi tarik-menarik, karena gaya tarik pada
sisir sudah habis.
4. Tidak terjadi reaksi sama sekali pada kedua bola pingpong karena tidak ada muatan
listrik.
5. Bola pingpong kiri dan kanan akan tolak-menolak jika digosokkan dengan kain wol
karena muatannya menjadi sejenis.
6. Tabel
Bola pingpong kiri Bola pingpong kanan
yang digosokkan Wol Plastik Nilon
dengan
Wol Tolak menolak Tarik menarik Tarik menarik
Plastik Tarik menarik Tolak menolak Tarik menarik
Nilon Tarik menarik Tarik menarik Tolak menolak

F. Pertanyaan-pertanyaan
1. Mengapa pada langkah (4) antara 2 bola interaksi?
Karena pada kedua bola tersebut tidak ada mempunyai muatan listrik.
2. Apakah bola pingpong pada langkah (6) memiliki muatan yang sejenis atau
berlawanan?
Bola pingpong pada langkah (6) memiliki muatan yang sejenis, sehingga tolak-
menolak
3. 4 buah benda masing-masing A, B, C dan D. Diketahui benda A menarik benda B,
benda B menarik benda C, benda C menarik benda D. Benda A memiliki muatan
negatif. Tentukan jenis muatan benda B, C, dan D.
a. A = negatif,
b. B = positif,
c. C = negatif,
d. D = positif.
4. Apa yang dapat anda simpulkan dari interaksi muatan yang sejenis maupun muatan
yang berlawanan?
5. Muatan sejenis akan tolak menolak dan muatan perlawanan akan tarik-menarik.

G. Pembahasan
Tas plastik digosokkan dengan baju akan terjadi tarik menarik dengan bola pingpong,
sama halnya dengan sisir yang digosokkan pada rambut, sisir yang telah digosokkan akan
dapat menarik potongan-potongan kecil kertas. Karena adanya muatan listrik, sisir jadi bisa
mengerahkan kekuatan pada kertas dan menariknya mendekat. Muatan ini disebut listrik
statis.
Percobaan berikutnya benda yang telah digosokkan dibiarkan dalam waktu
beberapa menit, sehingga benda tersebut tidak lagi menimbulkan tarik menarik satu sama
lain karena muatan listrik pada benda telah habis.
Pada percobaan terakhir muatan listrik dapat dilihat dari bola pingpong yang
digosokkan dengan beberapa benda yaitu wol, plastik, dan nilon. Dari percobaan
didapatkan hasil bahwa bola pingpong yang digosokkan dengan beberapa benda tersebut
dapat menimbulkan tarik menarik dan tolak menolak dengan bola pingpong lainnya. Jika
bola pingpong sama sama digosokkan dengan benda sejenis, maka akan terjadi tolak
menolak, begitu juga sebaliknya, jika benda digosokkan dengan benda yang berlainan jenis,
akan terjadi tarik menarik dengan bola pingpong lainnya.

H. Kesimpulan
1. Muatan listrik adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda, yang membuatnya
mengalami gaya pada benda lain yang berdekatan dan juga memiliki muatan listrik.
2. Muatan positif pada bahan dibawa oleh proton, sedangkan muatan negatif oleh
elektron.
3. Benda yang memiliki muatan listrik berbeda akan terjadi tarik-menarik sesama benda.
4. Benda yang memiliki muatan yang sama akan terjadi tolak menolak sesama benda.
5. Benda yang sama sama tidak memiliki muatan tidak akan terjadi tarik-menarik
ataupun tolak-menolak antar benda.

I. Daftar Pustaka
Rumanta, dkk.2019. Praktikum IPA di SD. Tanggerang Selatan UT.

J. Kesulitan
Kesulitan dalam melihat atau menganalisa hasil percobaan.
K. Lampiran - Lampiran
Arus dan Tegangan Listrik

A. Tujuan Praktikum

1. Menjelaskan aliran arus dalam suatu rangkaian listrik.


2. Jelaskan pengaruh tegangan terhadap suatu rangkaian

B. Alat dan Bahan


1. Baterai 1,5 volt 3 buah
2. Kabel penjepit secukupnya (merah dan hitam)
3. Bola lampu 2,5 volt - 3,6 V/ 0,007A 3 buah
4. AVO meter 1 buah
5. Dudukan baterai 3 buah

C. Landasan Teori

Listrik adalah rangkaian fenomena fisika yang berhubungan dengan kehadiran dan
aliran muatan listrik. Muatan listrik adalah salah satu sifat dasar dari partikel elementer
tertentu . Perpindahan muatan listrik dikenal dengan nama arus listrik, besarnya diukur
dalam ampere. Arus dapat terdiri dari partikel bermuatan apapun yang berpindah; biasanya
adalah elektron, tetapi muatan apapun yang berpindah menghasilkan arus. Arus listrik
bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-), sedangkan aliran listrik dalam kawat logam
terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari terminal negatif (-) ke terminalpositif(+), arah arus
listrik dianggap berlawanan dengan arah gerakan elektron.

Suatu benda bermuatan listrik negatif jika benda tersebut mendapatkan tambahan
elektron dari benda lain dan bermuatan listrik positif jika benda itu mengalami pengurangan
elektron. Karena itu pada peristiwa penggosokan benda-benda dapat dijelaskan dengan dua
cara yaitu (Rumanta, dkk: 2019):

1. Pada penggosokan ebonit yang digosok dengan kain wol. Sebelum proses
penggosokan, baik kain wol sebagai penggosok maupun ebonit sebagai benda, yang
digosok adalah sama-sama Netral. Berarti pada keadaan Netral jumlah muatan listrik
positif sama dengan jumlah muatan listrik negatif atau jumlah proton sama dengan
jumlah elektron. Ketika proses penggosokan berlangsung, terjadilah perpindahan
elektron dari kain wol ke ebonit. jadi setelah proses penggosokan, kain wol
mengalami pengurangan elektron sehingga bermuatan positif. sedangkan batang ebonit
mengalami penambahan elektron sehingga bermuatan negatif.
2. Proses penggosokan batang kaca dengan kain sutra. Mula-mula baik batang kaca
maupun kain sutra masih Netral, yang berarti bahwa jumlah muatan listrik negatif
adalah seimbang. Tetapi akibat penggosokan batang kaca dengan kain sutra, maka
terjadilah perpindahan elektron dari kaca ke kain sutra. sehingga setelah proses
penggosokan, kain sutra mendapat tambahan elektron sehingga bermuatan negatif.
Sebaliknya pada batang kaca karena pada proses penggosokan itu mengalami
pengurangan elektron, dimana elektron elektron batang kaca menempel pada kain
sutera maka menjadi bermuatan listrik positif.

Arus listrik dalam suatu rangkaian dapat mengalir apabila kawat penghantar
tersebut merupakan penghantar listrik yang baik atau disebut dengan konduktor.
Sebaliknya, arus listrik dalam suatu rangkaian tidak mungkin dapat mengalir apabila
kawatnya bersifat isolator atau penghantar listrik yang buruk. Arah arus listrik mengalir
berlawanan arah dengan aliran elektron. Arus listrik mengalir karena ada beda potensial
yaitu mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah.

D. Prosedur Kerja
Percobaan 1: Arus Listrik
1. Susunlah tiga buah baterai secara seri! Buatlah gambar rangkaiannya.
2. Hubungkanlah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam pada kutub (-)
3. Salah satu ujung kabel merah dan hitam yang telah terpasang bola lampu (dipilih salah
satu bola lampu 2,5 volt - 5,6 volt). Jika lampu menyala menandakan adanya aliran arus
dari kutub (+) menuju kutub (-). Tetapi jika belum menyala periksalah sebabnya.
4. Besarnya arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dapat menggunakan amperemeter
yang dipasang secara seri, artinya. Tetapi jika tidak tersedia AVO meter, nyala lampu
sudah cukup membuktikan adanya arus yang mengalir.
5. Susunlah rangkaian seperti gambar berikut.

A
Tentukanlah apakah jenis bahan yang digunakan termasuk konduktor dengan cara
mengisi hasil pengamatan Anda pada tabel.

Percobaan 2: Tegangan Listrik


1. a) buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini!

Tutuplah saklar S, kemudian Amatilah Apakah lampu menyala? mengapa


demikian?

b) kemudian buatlah rangkaian seperti gambar berikut.

Setelah saklar S ditutup, Apakah lampu (tidak menyala, menyala redup,


menyala lebih terang, menyala sangat terang). Mengapa demikian?

c) tunjukkan dengan membuat rangkaian seperti gambar berikut.


Setelah saklar S ditutup, Apakah lampu (tidak menyala, menyala redup,
menyala lebih terang, menyala sangat terang). mengapa demikian?

2. Mengapa pada percobaan langkah B, c, dan d nyala lampu berbeda?

E. Hasil Pengamatan
Percobaan 1 : Arus Listrik
1. Lampu menyala, hal ini karena adanya aliran listrik dari kutub positif menuju kutub
negative.
2. Besarnya arus listrik 36 A
3. Dengan susunan rangkaian (S)
Hasil pengamatan terhadap jenis bahan
No. Bahan lampu konduktor
menyala tidak ya tidak
1 Kawat besi √ - √ -
2 Kawat tembaga √ - √ -
3 Sendok perak √ - √ -
4 Kayu - √ - √
5 Karet penghapus - √ - √
6 Grafit (mata pensil) √ - √ -
7 Kertas - √ - √
8 Tas plastic - √ - √
9 Air keran √ - √ -
10 Air tawar √ - √ -

Percobaan 2 : Tegangan Listrik


1. a) Lampu tidak menyala, karena tidak ada aliran listrik yang masuk waktu tegangan
tidak
ada.
b) Menyala redup, karena ada muatan listrik yang mengalir lebih besar.
c) Lampu menyala lebih terang karena muatan listrik yang mengalir lebih besar,
jumlah
baterai banyak dari (b) sehingga tegangan juga bertambah.
d) Lampu menyala sangat terang, karena tegangan semakin bertambah dari (c),
jumlah baterainya makin banyak. Sehingga muatan listrik juga banyak atau besar.

2. Karena semakin lama arus listrik semakin besar dari percobaan b, c, dan d sehingga
tegangan listrik makin kuat dan nyala lampu makin terang.

F. Pertanyaan-pertanyaan
1. Arus listrik adalah muatan yang mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah.
Tegangan listrik adalah potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik.
2. Pada percobaan 1, baterai disusun seri agar nyala lampu bersinar terang dan sumber
tenaga semakin besar.
3. Hubungan antara arus listrik dengan tegangan listrik adalah anting lurus. V = C x R
4. Yang lebih tahan lama dalam menggunakan baterai adalah secara paralel, karena
muatan listrik yang mengalir lebih sedikit sehingga menyebabkan nyala lampu redup.

G. Pembahasan
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan
elektron-elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Arus
listrik dapat diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere.

 Kawat besi
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu
dan dihubungkan ke baterai menggunakan lempengan besi sebagai saklar dan lamputetap
menyala.
 Kawat tembaga
kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu dan
dihubungkan ke baterai menggunakan lempengan tembaga sebagai saklar dan lampu tetap
menyala.
 Sendok Perak
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu
dan dihubungkan ke baterai menggunakan sendok perak sebagai saklar dan lampu tetap
menyala.
 Kayu
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu
dan dihubungkan ke baterai menggunakan kayu sebagai saklar dan lampu tidak menyala.
 Karet penghapus
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu
dan dihubungkan ke baterai menggunakan karet penghapus sebagai saklar dan lampu tidak
menyala.
 Mata pensil (Grafit)

Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu
dan dihubungkan ke baterai menggunakan mata pensil (Grafit) sebagai saklar dan lampu
tidak menyala.
 Kertas
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu
dan dihubungkan ke baterai menggunakan kertas sebagai saklar dan lampu tidak menyala.
 Tas plastik
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu
dan dihubungkan ke baterai menggunakan plastik sebagai saklar dan lampu tidak menyala.
 Air kran
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu
dan dihubungkan ke baterai menggunakan kemudian dihubungkan ke air kran dan lampu
tidak menyala.
 Air garam
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan lampu
dan dihubungkan ke baterai menggunakan kemudian dihubungkan ke air garam dan lampu
tetap menyala.

Pada percobaan pertama yang telah dilakukan terdapat dua sifat benda dalam
menghantarkan arus listrik, yang pertama benda sifatnya konduktor, yaitu benda yang
dapat mengahantarkan listrik sehingga lampu pada rangakaian arus listrik dapat menyala.
Kedua benda sifatnya isolator, yaitu benda yang tidak dapat mengahantarkan listrik
sehingga jika dihubungkan dengan arus listrik lampu tidak akan menyala. Benda-benda
yang bersifat konduktor yaitu kawat besi, kawat tembaga, sendok perak, grafit, air keran
dan air garam. Sedanghan benda yang sifatnya isolator adalah kayu, karet penghapus,
kertas, dan plastik.
Percobaan selanjutnya yaitu mengenai tegangan listrik. Dari hasil percobaan
dipapatkan hasil bahwa, pertama lampu tidak menyala, karena tidak ada aliran listrik yang
masuk waktu tegangan tidak ada. Kedua, lampu menyala redup karena ada muatan listrik
yang mengalir lebih besar. Ketiga, Lampu menyala lebih terang karena muatan listrik yang
mengalir lebih besar, jumlah baterai banyak dari sebelumya sehingga tegangan juga akan
bertambah. Ketiga, Lampu menyala sangat terang, karena tegangan semakin bertambah
dari sebelumnya dan jumlah baterainya makin banyak. Sehingga muatan listrik juga
banyak atau lebih besar.
Pada percobaan langkah b, c, dan d nyala lampu berbeda pula. Karena semakin
lama arus listrik semakin besar dari percobaan b, c, dan d sehingga tegangan listrik
makin kuat dan nyala lampu juga akan semakin terang.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, Besarnya arus listrik selalu berbanding lurusdengan
besarnya tegangan listrik dan berbanding terbalik dengan besarnya hambatan. Tegangan
listrik berbanding lurus antara arus listrik dengan hambatan listrik.

H. Kesimpulan
1. Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir pada suatu rangkaian listrik
tertutup dalam suatu waktu.
2. Jika lampu menyala pada suatu rangkaian karena adanya aliran listrik
3. Benda-benda yang bersifat konduktor atau benda yang dapat menghantarkan listrik
adalah kawat besi, kawat tembaga, sendok perak, grafit, air keran, dan air garam.
4. Benda yang bersifat isolator atau yang tidak dapat menghantarkan arus listrik adalah
kayu, karet penghapus, kertas dan tas plastik.
5. Tegangan listrik adalah beda potensial antara dua titik yang di kutubnya berbeda dan
berasal dari satu sumber listrik.
6. Semakin banyak sumber listrik maka tegangan juga semakin besar.
7. Arus listrik berbanding lurus dengan tegangan listrik.
8. Tegangan listrik berbanding lurus antara arus listrik dengan hambatan listrik.
I. Daftar Pustaka
Rumanta, dkk.2019. Praktikum IPA di SD. Tanggerang Selatan UT

J. Kesulitan
Sulit dalam perangkaian karena berhubungan denga arus listrik dan tegangan listrik.

K. Lampiran – Lampiran
Energi Listrik

A. Tujuan Praktikum
1. Mengamati energi listrik pada benda
2. Perubahan energi pada benda dan tanda adanya energi listrik.

B. Alat dan Bahan


1. Baterai 3 buah
2. Penjepit (merah dan hitam)
3. Kawat
4. Korek api
5. Dudukan baterai
6. Termometer
7. Avometer 1 buah

C. Landasan Teori
Energi listrik atau tenaga listrik adalah salah satu jenis energi utama yang dibutuhkan
bagi peralatan listrik atau energi yang tersimpan dalam arus listrik dengan satuan ampere
(A) dan tegangan listrik dengan satuan volt (V) dengan ketentuan kebutuhan konsumsi
daya listrik dengan satuan Watt (W) untuk menggerakkan motor, lampu penerangan,
memanaskan, mendinginkan atau menggerakkan kembali suatu peralatan mekanik untuk
menghasilkan bentuk energi yang lain.
Perpindahan muatan listrik dikenal dengan nama arus listrik, besarnya diukurdalam
ampere. Arus dapat terdiri dari partikel bermuatan apapun yang berpindah; biasanya adalah
elektron, tetapi muatan apapun yang berpindah menghasilkan arus. Studi tentang
kelistrikan dapat dibedakan atas 2 bagian: yaitu, listrik statis dan listrik dinamis. Listrik
statis mempelajari tentang muatan listrik yang diam, sedangkan listrik dinamis mempelajari
tentang muatan listrik yang bergerak. Pada listrik dinamik terdapat arus listrik yang
dihasilkanoleh adanya muatan listrik yang berubah terhadap waktu. Arus listrik dalam
suatu rangkaian dapat mengalir apabila kawat penghantar tersebut merupakan penghantar
listrik yang baik (bersifat konduktor). Sebaliknya, arus listrik dalam rangkaian tidak
mungkin dapat mengalir ap-abila kawatnya bersifat isolator (Rumanta, 2010).
Listrik dapat dibagi dua yaitu listrik statis dan listrik dinamis. (Elok Sudibyo,
2008)
1. Listrik Statis
Listrik statis adalah listrik yang diam untuk sementara pada suatu benda. Suatu
benda dapat diberi muatan listrik statis dengan cara menggosok nya dengan benda lain.
Muatan listrik suatu benda terjadi karena susunan partikel benda yang terdiri dari molekul
molekul dan atom didalamnya terdapat proton dan elektron dalam jumlah tertentu.
Dengan teori atom Thomson, Rutherford, dan Bohr, atom terdiri dari muatan positif dan
negatif. jika proton dan elektron jumlahnya sama maka benda dikatakan netral. Benda
dikatakan bermuatan positif bila jumlah elektron lebih sedikit dari proton. Sedangkan
benda dikatakan bermuatan negatif bila jumlah elektron melebihi jumlah proton.

2. Listrik dinamis
Dinamis adalah rangkaian listrik yang digunakan sehari-hari dalam kehidupan.
Terus Listrik hanya dapat mengalir pada rangkaian tertutup. Alat listrik dapat rusak dan
membahayakan pemakainya. Sebuah rangkaian listrik memerlukan pengamanan yang
mengatur besar aliran listrik Sebuah alat listrik tertentu. Pengamatan listrik yang umum
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari ialah saklar dan sekring.
Listrik dapat menimbulkan panas atau kalor. Melalui alat pengkonversi energi,
energi listrik dapat diubah. Contohnya pada lampu pijar, setrika listrik, kompor listrik,
energi listrik akan di ubah menjadi energi kalor (Rumanta: 2019).
Rumus energi listrik yaitu : W=Q.V dengan Q=I.t

Ket : W = energi listrik (joule)


Q = muatan listrik (coulomb)
V = beda potensial (volt)

D. Prosedur Kerja
1. Rangkailah alat seperti gambar (ray dirangkai secara seri)
2. Tutuplah saklar S kemudian biarkan beberapa saat.
a. Apa yang terjadi pada lilitan kawat.
b. Setelah lebih kurang 2 menit letakkan pentul korek api itu pada lilitan kawat, Apa
yang terjadi?
3. Bukalah saklar S, letakkan ujung termometer pada lilitan kawat. Catat Skala yang
ditunjukkan termometer (C)
4. Tutuplah saklar S, kemudian setelah 2 menit catatlah Skala yang, ditunjukkan
termometer.
5. Apakah ada kenaikan suhu pada skala termometer setelah saklar ditutup? Mengapa
demikian?

E. Hasil Pengamatan
1. Pada lilitan kawat terasa agak panas.
2. Setelah lebih kurang 2 menit diletakkan pada lilitan kawat, korek api tersebut akan
menyala (mengeluarkan api)
3. Setelah saklar S dibuka, suhunya adalah 45 ᵒC
4. Setelah ditutup kembali saklar S selama lebih kurang 2 menit, suhu akan naik menjadi
63 ᵒC.
5. Ada kenaikan suhu pada skala termometer setelah ditutup, karena terdapat energi
listrik mengalir ke kawat.

F. Pertanyaan-pertanyaan
1. Perubahan energy yang terjadi jika menggunakan setrika listrik adalah energy listrik
akan
berubah menjadi energy panas yang dihasilkan oleh setrika.
2. Diket : 2 baterai V = 1,5 dan 0,5 ohm dirangkai seri.
Dihubungkan dengan lampu tahanan 2 ohm.
Dit : a) Besarnya arus listrik, b) Daya listrik, c) Energi listri setelah, t = 1 menit =
60S
Jawab:
V1 = 1,5 V r1 = 0,5 ohmV2
= 1,5 V r2 = 0,5 ohmVtot = V1 + V2
= 1,5 V + 1,5 V
=3V
R = 2 ohm

𝑉
a) I =
𝑅
3
=
2
= 1,5 A

b) P =V.I
= 3 . 1,5
= 4,5 W

c) W =V.I.t
= 3 . 1,5 . 60
= 180 J

3. Kesimpulan percobaan energy listrik yaitu energy listrik berbanding lurus dengan
tegangan listrik, arus listrik dan waktu yang digunakan.

G. Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dirasakan bahwa pada lilitan kawat yang
dihubungkan dengan baterai terasa agak panas, kemudian ketika pentul korek api diletakkan
pada kawat, api akan tampak menyala.
Pada rangkaian listrik, ketika saklar S dibuka, setelah diukur dengan thermometer suhu
pada thermometer didapat sebesar 45 ºC. Setelah di tutup kembali saklar S selama lebih kurang
2 menit, skala yang diukur dengan thermometer didapat sebesar 63 ºC. Jadi Ketika saklar S
ditutup akan terjadi kenaikan suhu, karena terjadinya aliran energi listrik yang bersumber dari
baterai akan mengalir ke lilitan kawat sehingga kawat akan terasa panas. Dari percobaan ini,
juga didapatkan bahwa perubahan energi listrik ke panas.
Energi listrik pada percobaan ini berbanding lurus dengan tegangan listrik, arus listrik,
dan waktu yang digunakan atau dibutuhkan. Untuk energi ini memiliki satuan joule.
Sesuai dengan hukum energi, energi tidak akan dapat diciptakan maupun dimusnahkan,
melainkan energi dapat diubah menjadi energi lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh manusia.

H. Kesimpulan
1. Pada lilitan kawat yang saklar S ditutup akan terasa panas dan ketika pentul korek api
diletakkan maka api akan menyala.
2. Suhu pada lilitan kawat setelah kurang lebih 2 menit adalah sebesar 45 C.
3. Setelah saklar S ditutup kembali dan dibiarkan kurang lebih 2 menit suhu menjadi 63
C
4. Pada percobaan perubahan energi yang terjadi adalah perubahan energi dari listrik ke
energi panas.
5. Energi listrik berbanding lurus dengan tegangan listrik arus listrik, dan waktu.

I. Daftar Pustaka
Rumanta, dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Tanggerang Selatan: UT
Sudibyo, Elok dkk. 2008. Mari Belajar IPA 3 : Ilmu Pengetahuan Alam untuk
J. Kesulitan
1. Sulit dalam merangkai alat
2. Sulit mengukur suhu pada thermometer.
K. Lampiran- Lampiran

Anda mungkin juga menyukai