Anda di halaman 1dari 32

Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

MODUL- 06

SISTEM MANJEMEM MUTU


PELATIHAN PELAKSANAAN / PENGAWASAN AIR BAKU DASAR

2017
Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
Modul Sistem Manajemen Mutu sebagai Materi Substansi dalam Pelatihan
Pengawasan Pelaksanaan Air Baku Tingkat Dasar. Modul ini disusun untuk memenuhi
kebutuhan kompetensi dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) di bidang sumber daya air.

Modul Sistem Manajemen Mutu disusun dalam 4 (empat) bab yang terbagi atas
Pendahuluan, Materi Pokok 2 (dua) Bab dan Penutup. Penyusunan modul yang
sistematis diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan dalam memahami
Peraturan Perundangan . Penekanan orientasi pembelajaran pada modul ini lebih
menonjolkan partisipasi aktif dari para peserta.

Modul Sistem Manajemen Mutu disusun oleh PT. Binatama Wirawredha Konsultan
dengan Koordinator Penyusun Modul Adalah DR. Ir. F.J. Putuhena. akhirnya ucapan
terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim Penyusun dan
Narasumber, sehingga modul ini dapat diselesaikan dengan baik. Penyempurnaan
maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka dan dimungkinkan
mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan yang terus menerus
terjadi. Semoga modul ini dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kompetensi
ASN di bidang sumber daya air.

Bandung, Oktober 2017


Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Sumber Daya Air dan Konstruksi

Ir. K. M. Arsyad, M.Sc

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi i


Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL...................................................................…. iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................................1
1.2. Deskripsi singkat.................................................................................................2
1.3. Tujuan Pembelajaran.........................................................................................2
1.3.1. Hasil Belajar.............................................................................................2
1.3.2. Indikator Hasil Belajar..............................................................................2
1.4. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok..................................................................2

BAB II PENERAPAN RMU, RMP, DAN RMK ............................................................4


2.1. Umum.................................................................................................................4
2.2. Rencana Mutu Unit Kerja (RMU)........................................................................6
2.3. Rencana Mutu Pelaksanaan Kegiatan(RMP)…………………………………..... 7
2.4. Rencana Mutu Kontrak (RMK) ..........................................................................8
2.5. Latihan..............................................................................................................10
2.6. Rangkuman......................................................................................................11

BAB III ADMINISTRASI PENERAPAN MUTU KONSTRUKSI.................................12


3.1. Penerapan Inspeksi dan Tes............................................................................12
3.1.1. Umum....................................................................................................12
3.1.2. Dokumentasi SMM Konstruksi..............................................................12
3.1.3. Prosedur Inspeksi dan Test...................................................................14
3.2. Pengendalian Catatan Mutu.............................................................................17
3.2.1. Umum....................................................................................................17
3.2.2. Pengertian Catatan Mutu.......................................................................18
3.2.3. Pengendalian Catatan Mutu Dalam SMM Konstruksi...........................19
3.2.4. Prosedur Pengendalian Catatan Mutu..................................................20
3.3 Latihan..............................................................................................................21
3.4 Rangkuman......................................................................................................21

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi ii


Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

BAB IV PENUTUP......................................................................................................22
4.1 Simpulan...........................................................................................................22
4.2 Tindak Lanjut....................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................26
GLOSARIUM...............................................................................................................25
KUNCI JAWABAN......................................................................................................26

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iii
Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Deskripsi
Dalam Pelatihan Pengawasan Pelaksanaan Air Baku Tingkat Dasar, mata pelatihan
Sistem Manajemen Mutu menjelaskan tentang Manajemen Mutu yang terdiri dari
Rencana Mutu Unit Kerja (RMU), Rencana Mutu Pelaksanaan Kegiatan (RMP), dan
Rencana Mutu Kontrak (RMK), serta Dokumen Administrasi dalam lingkup
kementerian PUPR, dan objek dari pengawasan adalah pelaksanaan bangunan
infrastruktur air baku.

Persyaratan
Dalam mempelajari modul pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan dapat
menyimak dengan seksama penjelasan dari pengajar, sehingga dapat memahami
dengan baik materi yang merupakan bagian penting bagi jaminan mutu pengawasan
pelaksanaan air baku. Untuk menambah wawasan, peserta diharapkan dapat
membaca terlebih dahulu Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 04/PRT/M/2009
tentang sistem manajemen mutu (SMM) Departemen Pekerjaan Umum.

Metode
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan
kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Widyaiswara/Fasilitator, adanya kesempatan
tanya jawab, curah pendapat, diskusi, dan latihan

Alat Bantu/Media
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat Bantu/Media
pembelajaran tertentu, yaitu: LCD/proyektor, Laptop, white board dengan spidol dan
penghapusnya, bahan tayang, serta bahan ajar.

Tujuan Kurikuler Khusus


Setelah mengikuti Mata Pelatihan ini, para peserta diharapkan mengetahui, memahami
dan dapat menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang tertuang dalam RMU, RMP,
RMK dan memahami serta menyusun Dokumen Administrasi, sehingga mampu
menjamin mutu kegiatan berdasarkan prinsip-prinsip yang berlaku

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iv


Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Modul Sistem Manajeman Mutu merupakan bagian dari Modul Pelatihan
Pengawasan Pelaksanaan Air Baku Tingkat Dasar, yang perlu diketahui oleh
para peserta pelatihan, untuk memberikan wawasan dalam memberikan
jaminan mutu pada kegiatan pelaksanaan konstruksi prasarana pekerjaan
umum. Sistem Manajemen Mutu ini berkaitan dengan modul-modul lain, guna
melengkapi kurikuler pelatihan.
Dalam modul Sistem Manajemen Mutu ini diuraikan tentang Rencana Mutu
Unit, Rencana Mutu Proyek, dan Rencana Mutu Kontrak, dimana kedua
rencana mutu yang terakhir, harus dipatuhi oleh Penyedia Jasa dan
Pengguna Jasa sesuai dengan Undang-Undang dan Peraturan-Peraturan
yang berlaku.
Secara keseluruhan daftar dari modul-modul dalam pelatihan ini adalah:
1. Modul Pelatihan Perubahan Mindset
2. Modul Pelatihan Peraturan Perundang-undangan
3. Modul Pelatihan Sistem Manajemen Keselamatan Kerja (SMK3)
4. Modul Pelatihan Manajemen Pengelolaan Air Baku Berbasis Wilayah
Sungai
5. Modul Pelatihan Pemahaman Dokumen Kontrak
6. Modul Pelatihan Sistem Manajemen Mutu
7. Modul Pelatihan Pengawasan Bangunan Pengambilan Dari Sungai
8. Modul Pelatihan Pengawasan Bangunan Pengambilan Dari Mata Air
9. Modul Pelatihan Pengawasan Bangunan Pengambilan Dari Waduk
10. Modul Pelatihan Pengawasan Bangunan Tampungan/Lumbung Air
11. Modul Pelatihan Pengawasan Pembangunan Embung
12. Modul Pelatihan Pengawasan Konstruksi Jaringan Transmisi
13. Modul Pelatihan Pengawasan Bangunan Rumah Pompa
14. Modul Pelatihan Pengawasan Pompa dan Penggerak Pompa
15. Modul Pelatihan Studi Kasus Lapangan dan Workshop

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 1


Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

1.2 Deskripsi singkat


Pelatihan Sistem Manajemen Mutu bagi Petugas/ Pengawas Pelaksanaan
Bangunan Air Baku, diperlukan guna meningkatkan pengetahuan,
pemahaman, dan ketrampilan pengawas lapangan dalam menjalankan
tugasnya. Untuk itu disusunlah Modul Pelatihan ini, yang dapat dipakai
sebagai pegangan bahan ajar bagi Pengajar, maupun bagi Peserta Pelatihan.
Disamping itu, bahan dari Modul ini, diharapkan dalam pelatihan ada
pembahasan tentang rencana mutu unit kerja, rencana mutu pelaksanaan
kegiatan, dan rencana mutu kontrak.

1.3 Tujuan Pembelajaran


1.3.1 Hasil Belajar
Setelah mengikuti Mata Pelatihan ini, para peserta mengetahui,
memahami dan dapat menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang
tertuang dalam RMU, RMP, RMK dan memahami serta menyusun
Dokumen Administrasi, sehingga mampu menjamin mutu kegiatan
berdasarkan prinsip-prinsip yang berlaku.

1.3.2 Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti mata pelatihan Sistem Manajemen Mutu:
1. Peserta mampu menerapkan RMU;
2. Peserta mampu menerapkan RMP;
3. Peserta mampu menerapkan RMK; dan
4. Peserta mampu menerapkan Sistem Dokumentasi Manajemen
Mutu

1.4 Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


a) Materi Pokok 1 : Penerapan RMU, RMP, dan RMK
1) Umum
2) Rencana Mutu Unit Kerja (RMU)
3) Rencana Mutu Pelaksanaan Kegiatan (RMP)
4) Rencana Mutu Kontrak (RMK)
5) Latihan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 2


Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

6) Rangkuman
7) Evaluasi
8) Umpan Balik dan Tindak Lanjut

b) Materi Pokok 2 : Penerapan Administrasi Mutu Konstruksi


1) Penerapan Inspeksi dan Test
2) Pengendalian Catatan Mutu
3) Latihan
4) Rangkuman
5) Evaluasi
6) Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 3


Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

BAB II
PENERAPAN RMU, RMP, DAN RMK

2.1 Umum
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 04 / KPTS / M / 2009 tentang
Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen Pekerjaan Umum (sekarang
Departemen Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, PUPR), menjadi
Pedoman bagi seluruh jajaran di Departemen PUPR dalam rangka menjamin
mutu kegiatan departemen, dengan selalu mengutamakan manfaat bagi
masyarakat , serta pemenuhan terhadap perencanaan program Pemerintah.
Sistem Manajemen Mutu yang selanjutnya disebut SMM, adalah sistem
manajemen organisasi untuk mengarahkan dan mengendalikan
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi dan non-konstruksi di setiap Unit
Kerja, Unit Pelaksana Kegiatan dan Penyedia Jasa dalam hal pencapaian
mutu.
Pelaksanaan penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) di lingkungan
Departemen Pekerjaan Umum dilakukan untuk mengakomodasi semua
sistem yang terkait dengan penjaminan mutu. Dengan dengan antara lain
mengacu juga pada:
2.1.1 SNI Nomor 19-9001-2001 tentang Sistem Manajemen Mutu
Persyaratan;
2.1.2. SNINomor19-19011-
2003tentangPedomanPengauditanSistemManajemenMutudanSistemM
anajemen Lingkungan;
Seluruh Unit Kerja/Satuan Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan di lingkungan
Departemen Pekerjaan Umum wajib melaksanakan SMM dengan cara
mendokumentasikan, menerapkan secara efektif dan memelihara secara
konsisten sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing- masing Unit
Kerja/Satuan Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan, serta secara terus-menerus
meningkatkan keefektifannya, termasuk Penyedia Jasa yang terikat kontrak
pekerjaan konstruksi maupun non-konstruksi wajib melaksanakan SMM
tersebut.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 4


Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

Dalam menerapkan SMM, persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi


terdiri dari persyaratan umum dan dokumentasi SMM.
Sebagai persyaratan umum, setiap Unit Kerja/Satuan Kerja/Unit Pelaksana
Kegiatan di lingkungan Departemen PekerjaanUmum harus :
a. Memahami dan mengidentifikasi proses kegiatan yang ada di masing-
masing UnitKerja/Satuan Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan;
b. Menetapkan urutan proses kegiatan serta interaksinya;
c. Menetapkan kriteria dan metode agar proses kegiatan tersebut, agar dapat
dilaksanakan secara terkendali, efektif dan efisien;
d. Menjamin tersedianya sumber daya dan informasi untuk melaksanakan
dan memonitor proses-proses kegiatan tersebut;
e. Memonitor, mengukur dan menganalisa kesesuaian proses-proses
kegiatan tersebut dengan sasaran yang telah ditetapkan;
f. Melakukan tindakan yang diperlukan dalam upaya mencapai hasil
yang telah direncanakan, serta upaya perbaikan berkesinambungan
proses-proses kegiatan tersebut;
g. Dalam hal proses kegiatan yang dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa,
maka Unit Kerja/Satuan Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan wajib
mengendalikan proses kegiatan yang dapat mempengaruhi kesesuaian
persyaratan hasil pekerjaan.
Dokumen-dokumen yang digunakan dalam penerapan SMM, yaitu :
1) Kebijakan Mutu;
2) SMM Departemen Pekerjaan Umum;
3) Manual Mutu;
4) Sasaran Mutu;
5) Prosedur Mutu;
6) Dokumen lainnya, seperti Petunjuk Pelaksanaan, dan Instruksi Kerja;
dan
7) Rekaman.
Dalam penyelenggaraan SMM, setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh
Unit Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan, dan Penyedia Barang/Jasa harus
memiliki Rencana Mutu, dimana Dokumen Rencana Mutu dibedakan
sebagai berikut :

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 5


Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

(a) Rencana Mutu Unit Kerja (RMU), merupakan dokumen rencana


penetapan kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program
tahunan berjalan yang disusun oleh Unit Kerja Eselon I sampai
dengan Eselon II dalam rangka menjamin mutu;
(b) Rencana Mutu Pelaksanaan (RMP), merupakan dokumen SMM
Pelaksanaan yang disusun oleh Kepala Satker, SNVT, SKS, dan
PPK dalam rangka menjamin mutu;
(c) Rencana Mutu Kontrak (RMK), merupakan dokumen SMM yang
disusun oleh PenyediaBarang/Jasa untuk setiap kontrak pekerjaan
dalam rangka menjamin mutu.

2.2 Rencana Mutu Unit Kerja (RMU)


Isi Rencana Mutu Unit Kerja (RMU) adalah:
a) Penetapan Kinerja tahunan dari rencana kegiatan tahunan pada Unit
Kerja guna mendukung pencapaian RENSTRA Departemen;
b) Program Tahunan terdiri dari Rincian Program Tahunan berjalan;
c) Kebutuhan Sumber Daya (antaralain:sumberdaya manusia,prasarana
dan sarana, informasi dan teknologi, keuangan);
d) Disusun setelah DIPA ditandatangani, untuk menjamin mutu
kegiatan/hasil pekerjaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Penanggung Jawab RMU:


a) Pimpinan Puncak Eselon I sampai Eselon II bertanggung jawab untuk
menyusunRMU;
b) Atasan Langsung masing-masing Eselon betanggung jawab atas
pengesahan dan pemantauan pelaksanaan RMU;
c) PimpinanPuncakUnitKerjabertanggungjawabmelakukansosialisasiRMUkep
ada seluruhjajarannya;
d) Pimpinan Puncak Unit Kerja harus menjamin bahwa RMU yang telah
ditetapkan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
RMU digunakan sebagai panduan pelaksanaan, pemantauan dan peninjauan
terhadap pelaksanaan programtahunan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 6


Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

2.3 Rencana Mutu Pelaksanaan Kegiatan (RMP)


Isi Rencana Mutu Pelaksanaan Kegiatan adalah:
a) Informasi Kegiatan yaitu menguraikan penjelasan mengenai nama dan
kode kegiatan, sumberdana, lingkup pekerjaan, waktu pelaksanaan dan
penanggung jawab kegiatan;
b) Sasaran Mutu Kegiatan;
c) Persyaratan teknis dan administrasi sesuai dengan tugas dan fungsi
masing-masing Satuan Kerja, SNVT, SKS, dan PPK;
d) Struktur Organisasi yaitu bagan struktur organisasi pelaksanaan kegiatan;
e) Tugas, tanggung jawab dan wewenang yaitu uraian tugas, tanggung
jawab dan wewenang masing-masing kedudukan personil yang ada dalam
struktur organisasi seperti dalam butir 4;
f) Kebutuhan sumber daya manusia dan sumberdaya lainnya dalam rangka
memenuhi mutu yang dipersyaratkan;
g) Bagan Alir Pelaksanaan Kegiatan yaitu menguraikan urutan proses
kegiatan dari tahap persiapan sampai dengan tahap penyerahan akhir
kegiatan, termasuk kegiatan verifikasi, validasi, monitoring,
eveluasi, inspeksi dan pengujian (sesuai keperluannya);
h) Jadwal Pelaksanaan Kegiatan yaitu menguraikan tahapan pelaksanaan
sesuai dengan perencanaan waktu;
i) Jadwal Penggunaan Prasarana dan sarana yaitu menguraikan
perencanaan penggunaan prasarana dan sarana yang diperlukan dalam
pelaksanaan kegiatan;
j) Jadwal Personil yaitu menguraikan perencanaan tugas personil,tenaga
ahli dan staff pendukung (termasuk tenaga outsourcing/dari luar) dalam
setiap kegiatan sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan;
k) Rencana terhadap metoda verifikasi,validasi, monitoring, evaluasi,
inspeksi dan pengujian yang diperlukan beserta kriteria penerimaannya;
l) Daftar Kriteria Penerimaan yaitu menguraikan ketentuan-ketentuan dari
setiap tahapan proses dan hasil pekerjaan sesuai dengan persyaratan
(KAK,spesifikasi teknis,standar atau peraturan perundang-undangan);
m) Daftar dokumen SMM dalam rangka mencapai kesesuaian mutu yang
dipersyaratkan;

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 7


Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

n) Daftar Induk Rekaman (bukti kerja) untuk membuktikan bahwa


pelaksanaan,kegiatan telah memenuhi persyaratan mutu yang telah
ditetapkan.

Penanggung Jawab RMP :


a) Kepala Satuan Kerja/SNVT/SKS/PPK bertanggung jawab untuk
menjamin mutu tahapan proses dan hasil pekerjaan sesuai dengan
tugas dan fungsinya;
b) AtasanLangsung dari KepalaSatuan Kerja/SNVT/SKS/PPKbertanggung
jawab atas pengesahan pelaksanaan RMP dan digunakan sebagai
dokumen monitoring kegiatan;
c) Kepala Satuan Kerja/SNVT/SKS/PPK bertanggung jawab untuk
melakukan sosialisasi kepada seluruh jajaran satuan kerjanya;
d) Kepala Satuan Kerja/SNVT/SKS/PPK harus menjamin bahwa RMP yang
telah ditetpakan dilaksanakan.

Apabila didalam masa pelaksanaan kegiatan terjadi diperubahan atau


pekerjaan tambah kurang maka RMP harus disesuaikan kembali dengan
perubahan tersebut dan dilakukan persetujuan ulang; RMP digunakan
sebagai panduan pelaksanaan, monitoring dan peninjauan terhadap
pelaksanaan kegiatan terhadap ketentuan-ketentuan dan persyaratan yang
telah ditetapkan dalam perencanaan program.

2.4 Rencana Mutu Kontrak (RMK)


Isi Rencana Mutu Kontrak (RMK) adalah :
a) Informasi Kegiatan yaitu menguraikan penjelasan mengenai nama
paket kegiatan, kode dan nomor kontrak, sumber dana, lokasi, lingkup
pekerjaan, waktu pelaksanaan dan penanggung jawab Penyedia
Barang/Jasa;
b) Sasaran Mutu yang menguraikan target pencapaian mutu yang terukur
sesuai dengan KAK/RKS;
c) Struktur Organisasi yang berkaitan dengan pengawasan pelaksanaan
pekerjaan dari pihak Organisasi Unit Pelaksana pengawas pekerjaan (bila

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 8


Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

ada pada pekerjaan konstruksi) yaitu bagan struktur organisasi yang


menjelaskan keterkaitan pihak-pihak dalam pelaksanaan kegiatan;
d) Struktur Organisasi Penyedia Barang/Jasa yaitu bagan struktur organisasi
penanggung jawab pelaksanaan pekerjaan kontrak;
e) Tugas,tanggung jawab dan wewenang yaitu uraian tugas, tanggung
jawabdan wewenang masing-masing kedudukan yang ada dalam struktur
organisasi seperti dalambutir 4;
f) Bagan alir pelaksanaan Kegiatan yaitu menguraikan urutan proses
kegiatan dari tahap persiapan sampai dengan tahap penyerahan akhir
kegiatan, termasuk kegiatan verifikasi, validasi,monitoring, evaluasi,
inspeksi dan pengujian (sesuai keperluannya);
g) Jadwal pelaksanaan kegiatan yaitu menguraikan tahapan pelaksanaan
sesuai dengan perencanaan waktu, termasuk perencanaan bobot
pekerjaan;
h) Jadwal Peralatan yaitu menguraikan perencanaan penggunaan
peralatan yang diperlukan dalam setiap tahapan kegiatan;
i) Jadwal Material yaitu menguraikan perencanaan penggunaan
bahan/material yang diperlukan dalam setiap tahapan kegiatan;
j) Jadwal Personil yaitu menguraikan perencanaan personil, tenaga ahli dan
staff pendukung dalamsetiap kegiatan sesuai dengan kompetensi yang
dipersyaratkan;
k) Jadwal Arus Kas yaitu menguraikan perencanaan penerimaan dan
pengeluaran Kas (keuangan) sesuai dengan nilai kontrak;
l) Rencana terhadap metoda verifikasi, validasi, monitoring, evaluasi,
inspeksi dan pengujian yang diperlukan beserta kriteria penerimaannya;
m) Daftar Kriteria Penerimaan yaitu menguraikan ketentuan-ketentuan dari
setiap tahapan proses dan hasil pekerjaan sesuai dengan persyaratan
(KAK,spesifikasi teknis,standar atau peraturan perundang-undangan);
n) Daftar Induk Dokumen yaitu daftar dokumen (internal dan eksternal) yang
diperlukan dalam proses pelaksanaan kegiatan berupa Standar Kerja,
Prosedur Kerja, Instruksi Kerja dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dalam rangka mencapai kesesuaian mutu yang dipersyaratkan;

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 9


Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

o) Daftar Induk rekaman/Bukti Kerja yaitu daftar rekaman/bukti kerja


sebagai bukti bahwa proses/kegiatan telah dilaksanakan.

Penanggung Jawab RMK :


a) Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab untuk menyusun RMK;
b) Penyedia Barang/Jasa wajib melakukan presentasi RMK kepada Kepala
Pelaksana Kegiatan (SNVT/SKS/PPK) sebelum pelaksanaan pekerjaan,
untuk mendapatkan persetujuan rencana mutu tahapan proses
dan hasil pekerjaan yang telah dipersyaratkan;
c) Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab untuk mensosialisasikan
RMK kepada seluruh tenaga ahli dan staff yang terlibat di dalam kegiatan
penyedia barang/jasa dan memastikan bahwa seluruh tenaga ahli dan
staff memahami kebutuhan untuk mencapai mutu yang dipersyaratkan;
d) Penyedia Barang/Jasa harus menjamin bahwa RMK yang telah disetujui
dilaksanakan sesuai dengan ketentuannya.
e) Apabila di dalam masa pelaksanaan kontrak terjadi perubahan atau
pekerjaan tambah kurang maka RMK harus disesuaikan kembali dengan
perubahan tersebut dan dilakukan persetujuan ulang;
f) RMK digunakan untuk menjamin bahwa spesifikasi teknis yang melekat
pada kontrak antara Penyedia Barang/Jasa dengan Departemen Umum
yang diwakili oleh Unit Pelaksana Kegiatan dipenuhi sebagaimana
mestinya

2.5 Latihan
1. Jelaskan fungsi rencana mutu kontrak sebagai bagian dari sistem
manajemen mutu Departemen PUPR.
2. Jelaskan mengenai kaitan Penggunaan RMK dengan Rencana Mutu
Pelaksanaan Kegiatan secara umum.
3. Sebutkan 3 butir isi RMK yang anda pilih untuk menjelaskan kaitannya
dengan Pengawasan Pelaksanaan secara umum.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 10


Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

2.6 Rangkuman
Sistem Manajemen Mutu, adalah sistem manajemen organisasi untuk
mengarahkan dan mengendalikan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi
dan non-konstruksi di setiap Unit Kerja, Unit Pelaksana Kegiatan dan
Penyedia Jasa dalam hal pencapaian mutu.
Dokumen-dokumen yang digunakan dalampenerapan SMM, yaitu
1. KebijakanMutu;
2. SMM Kementrian PUPR;
3. Manual Mutu;
4. Sasaran Mutu;
5. Prosedur Mutu;
6. Dokumen lainnya antara lain Petunjuk Pelaksanaan, Instruksi Kerja
yang menyangkut penyelenggaraan kegiatan di lingkungan Kementerian
PUPR;
7. Rekaman.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 11


Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

BAB III
ADMINISTRASI PENERAPAN MUTU KONSTRUKSI

3.1 Penerapan Inspeksi dan Test


3.1.1 Umum
Peraturan Menteri Menteri Pekerjaan Umum No. 4 / PRT/ M / 2009
tentang Sistem Manajemen Mutu Konstruksi Departemen Pekerjaan
Umum (sekarang Departemen Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat)
menjadi Pedoman bagi seluruh jajaran di Departemen PUPR dalam
rangka menjamin mutu konstruksi, dengan selalu mengutamakan manfaat
bagi masyarakat, serta pemenuhan terhadap perencanaan program
Pemerintah.
Seluruh jajaran Direktorat Jenderal serta Unit Pelaksana dilingkungan
Departemen Pekerjaan Umum harus : mengidentifikasikan aktivitas serta
proses yang berkaitan dengan penjaminan mutu konstruksi ; menentukan
kriteria dan metode yang diperlukan untuk memastikan bahwa
pelaksanaan dan pengendalian dari proses berjalan efektif; dan
memantau, mengukur, dan menganalisa proses tersebut. Salah satu
proses dalam penjaminan mutu konstruksi adalah pelaksanaan inspeksi
dan test untuk mencapai hasil yang direncanakan dan dapat bermanfaat
bagi masyarakat. Dalam rangka penerapan sistem manajemen mutu yang
mengacu kepada standar sistem manajemen mutu SNI 19 – 9001 :
2001, perlu disusun Prosedur Mutu yang mencakup Prosedur Umum dan
Prosedur Perencanaan, Pelaksanaan, Pengakhiran Pelaksanaan, Audit
Mutu Internal. Dalam Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan terdapat berbagai
prosedur yang dibutuhkan sebagai kelengkapan yang antara lain dapat
disebutkan disini adalah prosedur Inspeksi dan Test beserta Instruksi
Kerjanya.

3.1.2 Dokumentasi SMM Konstruksi


Dokumentasi Sistem Manajemen Mutu Konstruksi Departemen
Pekerjaan Umum terdiri atas 3 hirarki sebagai berikut :
a) Tingkat Departemen berupa Pedoman Mutu
b) Tingkat Direktorat Jenderal berupa Manual Mutu dan Prosedur
Mutu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 12


Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

c) Tingkat Unit Pelaksana berupa Rencana Mutu, termasuk petunjuk


pelaksanaan dan instruksi kerja
Pedoman Mutu tingkat departemen adalah Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor : 4 / PRT / M / 2009 tentang Sistem
Manajemen Mutu Konstruksi Departemen Pekerjaan Umum.
Manual Mutu dikembangkan oleh setiap Direktorat Jenderal
berdasarkan Pedoman Mutu seperti disebutkan pada butir 2.2.

Prosedur mutu berisi petunjuk pelaksanaan kegiatan yang berkaitan


dengan penjaminan mutu konstruksi yang mencakup :
1) Penanggung jawab
2) Pemeriksaan kelengkapan
3) Informasi kelengkapan
4) Verifikasi kelengkapan
Dalam sistem manjemen mutu yang mengacu kepada SNI 19 – 9001 :
2001 maka prosedur mutu yang wajib dilengkapi bagi pelaksanaan
pembangunan sarana dan prasarana ke – PU an meliputi :
1. Prosedur Umum yang terdiri dari :
(a) Prosedur Pengendalian Data dan Dokumen
(b) Prosedur Pengendalian yang tidak sesuai
(c) Prosedur Tindakan Perbaikan
(d) Prosedur Tindakan Pencegahan
2. Prosedur Perencanaan
3. Prosedur Pelaksanaan
4. Prosedur Audit Mutu Internal

Rencana Mutu berisi rencana pelaksanaan kegiatan dalam rangka


penjaminan mutu konstruksi . Terdapat 2 (dua) rencana mutu yaitu
Rencana Mutu Proyek ( RMP) dan Rencana Mutu Kontrak ( RMK) .

Instruksi kerja berisi cara kerja atau petunjuk teknis dari suatu kegiatan
yang berkaitan dengan penjaminan mutu konstruksi pada tingkat Unit
Pelaksana atau Satuan Kerja .

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 13


Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

Instruksi Kerja mencakup :


1) Pejabat yang membuat , memeriksa dan mengesahkan instruksi
kerja.
2) Riwayat perubahan instruksi kerja
3) Daftar distribusi instruksi kerja
4) Lingkup penerapan instruksi kerja
5) Referensi yang digunakan
6) Tahapan proses atau kegiatan sesuai instruksi kerja
7) Daftar lampiran format atau catatan mutu yang merupakan
pencatatan dari pelaksanaan kegiatan
8) Alur kerja kegiatan
9) Daftar peralatan
10) Daftar rincian kegiatan
11) Daftar simak

Catatan mutu merupakan catatan hasil penerapan manajemen mutu


konstruksi , antara lain :
1) Data hasil pemeriksaan dan pengujian
2) Data produk atau proses yang tidak sesuai
3) Data lain yang terkait mutu konstruksi.

3.1.3 Prosedur Inspeksi dan Test


Maksud dan Tujuan
Dalam rangka penjaminan mutu konstruksi diperlukan prosedur
inspeksi (pemeriksaan) dan test (uji) yang sesuai dengan standar
maupun pedoman yang berlaku di Indonesia maupun yang telah
ditetapkan didalam Rencana Mutu Proyek ( RMP) , Rencana Mutu
Kontrak maupun Spesifikasi Teknis dalam Dokumen Kontrak.
Maksud diterbitkannya prosedur ini adalah untuk memberikan arahan
bagi Tim Inspeksi dan Test dalam menjalankan tugasnya. Sedang
tujuannya adalah untuk menjamin keandalan terlaksananya prosedur
inspeksi dan test.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 14


Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

Ruang Lingkup.
a) Penanggung Jawab
b) Pemeriksaan kelengkapan termasuk sumber daya manusia ,
peralatan inspeksi (pemeriksaan) , peralatan uji (test) dan
perlengkapan lain yang dibutuhkan
c) Informasi kelengkapan
d) Verifikasi Kelengkapan
e) Pengendalian pelaksanaan inspeksi dan test
f) Pemeriksaan hasil uji laboratorium dan uji lapangan

Penanggung Jawab
Pelaksana inspeksi dan test adalah Tim yang terdiri dari personil yang
mempunyai kompetensi dalam bidang inspeksi dan uji baik uji
laboratorium maupun uji lapangan . Penanggung jawab pelaksanaan
inspeksi dan test ini adalah Koordinator Pengawas Lapangan atau
petugas yang mewakili Pimpinan Unit Pelaksana ( Satuan Kerja ).

Pemeriksaan Kelengkapan
1) Untuk menjamin mutu konstruksi , kegiatan inspeksi dan test
dilakukan dengan mengacu pada RMP maupun RMK . Jadwal
kegiatan inspeksi dan test yang telah disusun dalam RMP serta
jadwal yang telah disepakati oleh penyedia jasa dan pengguna jasa
dalam RMK akan menjadi acuan dalam melaksanakan inspeksi dan
test terhadap produk hasil pekerjaan sesuai dengan progres yang
dihasilkan. Kegiatan ini meliputi pula identifikasi kebutuhan sumber
daya manusia, peralatan dan material yang diperlukan sesuai
dengan jenis dan macam inspeksi dan uji
2) Pemeriksaan kelengkapan meliputi kelengkapan personil yang
sesuai kompetensinya serta peralatan uji, material dan
perlengkapan lain yang diperlukan dalam melaksanakan inspeksi
dan uji.
3) Pemeriksaan format inspeksi , format uji laboratorium dan format uji
lapangan yang sesuai dengan NSPM atau spesifikasi teknis.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 15


Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

4) Penetapan persyaratan atau kriteria dan tata cara evaluasi yang


diterapkan dalam pemeriksaan kelengkapan.

Informasi Pemeriksaan Kelengkapan


1) Informasi yang berkaitan dengan pemeriksaan kelengkapan
kegiatan inspeksi dan test yang meliputi ketersediaan sumber daya
manusia , peralatan uji , material dan perlengkapan lain, harus
dipastikan diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan Unit
Pelaksana atau Satuan Kerja .
2) Informasi yang sama seperti pada butir 3.4.1. harus dipastikan pula
diketahui oleh penyedia jasa.

Verifikasi Kelengkapan
Verifikasi kelengkapan kegiatan inspeksi dan test harus dilakukan oleh
Penanggung Jawab pemeriksaan kelengkapan . Verifikasi dilakukan
dengan memeriksa kesiapan atau ketersediaan material atau produk di
lapangan yang harus di inspeksi serta kelengkapan peralatan , material
dan SDM .
Proses verifikasi mencakup :
1) Penetapan Penanggung Jawab pelaksana verifikasi
2) Penetapan kriteria pemenuhan verifikasi sesuai dengan persyaratan
mutu konstruksi yang telah ditentukan .
3) Pelaksanaan evaluasi pemenuhan kriteria
4) Pencatatan mutu hasil verifikasi .

Pengendalian Pelaksanaan Inspeksi dan Test


Koordinator Pengawas Lapangan harus merencanakan dan
memastikan kegiatan inspeksi dan test sesuai dengan persyaratan
yang telah ditetapkan didalam RMP dan RMK yang mencakup :
1) Ketersediaan sumber daya yang diperlukan
2) Ketersediaan peralatan uji dan kelengkapan lain yang diperlukan .
3) Ketersediaan pedoman atau tata cara uji sesuai NSPM .
4) Ketersediaan instruksi kerja

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 16


Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

5) Mekanisme penyerahan hasil inspeksi dan test termasuk uji


laboratorium .

Pemeriksaan hasil uji laboratorium dan uji lapangan


Koordinator Pengawas Lapangan harus membuat petunjuk cara
pemeriksaan hasil laboratorium dan hasil uji lapangan meliputi :
1) Indikator hasil uji laboratorium
2) Indikator hasil uji lapangan
3) Tata cara menganalisis hasil laboratorium
4) Perubahan persyaratan teknis
5) Perubahan waktu inspeksi dan uji

3.2 Pengendalian Catatan Mutu


3.2.1 Umum
Modul Sistem Manajemen Mutu Konstruksi ini diarahkan untuk
meningkatkan kapasitas dan kapabilitas para petugas yang terkait
dengan kegiatan pengawasan pelaksanaan air baku di bidang sumber
daya air, sehingga pengendalian dan pengawasan mutu konstruksi di
lapangan dapat dilakukan secara efektif dan efisien dan hasilnya
optimal.

Pemahaman terhadap sistem manajemen mutu konstruksi di bidang


sumber daya air secara keseluruhan, khususnya pemahaman terhadap
aspek-aspek pengendalian catatan mutu sangat diperlukan dalam
meningkatkan kinerja aparatur pemerintah, terutama dalam
menghadapi era globalisasi, dimana mitra kerja, baik konsultan,
kontraktor dan penyandang dana pada umumnya telah menerapkan
sistem manajemen mutu yang berlaku secara universal.

Sesuai dengan dasar pemikiran tersebut, dan mengacu pada prinsip-


prinsip yang dikemukakan pada sistem manajemen mutu SNI 19-9001 :
2001, serta mengacu pada Permen PU No. 4/PRT/M/2009 tentang
Sistem Manajemen Mutu Konstruksi, maka mata pelajaran

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 17


Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

Pengendalian Catatan Mutu ini perlu diberikan untuk meningkatkan


wawasan para peserta pelatihan mengenai aspek–aspek catatan
mutu secara secara rinci, khususnya mengenai prosedur catatan
mutu yang merupakan salah satu ketentuan yang harus dipenuhi
dalam sistem manajemen mutu tersebut.

3.2.2 Pengertian Catatan Mutu


Catatan mutu dapat didefinisikan sebagai dokumen yang memuat
bukti-bukti objektif bahwa suatu kegiatan telah dilaksanakan dengan
menerapkan prinsip-prinsip sistem manajemen mutu, serta hasil-hasil
kegiatan yang telah dicapai tersebut.
Catatan mutu memberikan bukti-bukti objektif dari pemenuhan
persyaratan penjaminan mutu atau efektifitas dari pengoperasian
sistem manajemen mutu, yang antara lain dapat dilihat dari :
a) Kemampuan dalam melakukan telusur
b) Kemampuan dalam melakukan tindakan korektif

Catatan mutu tersebut dapat berupa formulir, buku, atau disimpan


dalam media penyimpanan elektronik seperti hard disk, disket atau
mikro film.
Ditinjau dari sifat dan waktu penyusunannya, catatan mutu dibedakan
atas:
a) Catatan mutu rutin, adalah catatan mutu yang dibuat secara rutin,
untuk periode waktu yang tetap, seperti catatan mutu harian,
mingguan, bulanan, tahunan, dan sebagainya.
b) Catatan mutu insidensial, adalah catatan mutu yang dibuat secara
insidensial, untuk periode waktu yang tidak tetap dan tidak teratur,
yang disesuaikan dengan kebutuhan, seperti catatan mutu hasil
pelatihan, pengadaan barang, audit mutu internal/eksternal, notulen
rapat tinjauan manajemen, hasil pemeriksaan dan pengujian,
produk dan proses yang tidak sesuai, dan data lain yang terkait
dengan mutu konstruksi.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 18


Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

Sedangkan ditinjau dari sifat dan media penyimpanannya, catatan mutu


dapat dibedakan atas :
a) Media kertas (hard copy), catatan mutu disimpan dalam ordner
yang diberi label, dan dicatat dalam daftar catatan mutu yang
ditempatkan pada ordner tersebut.
b) Media elektronik, catatan mutu disimpan dalam hard disk atau
diskette/floppy disk, sehingga perlu diberi nama file yang jelas dan
dibuatkan arsip cadangan (back up file), serta harus selalu di
update setiap ada perubahan.
Isi materi mata pelajaran ini antara lain mencakup pengendalian
catatan mutu dalam sistem manajemen mutu konstruksi, serta prosedur
pengendalian catatan mutu.

3.2.3 Pengendalian Catatan Mutu Dalam SMM Konstruksi


Dalam SMM Konstruksi dikemukakan bahwa catatan mutu merupakan
salah satu jenis dari dokumen mutu, dan didefinisikan sebagai bukti-
bukti dari hasil penerapan sistem manajemen mutu dari ketiga tingkat
hirarki, yaitu tingkat Departemen, Direktorat Jenderal, dan tingkat Unit
Pelaksana, sehingga pengendalian catatan mutu telah tercakup pula
didalam pengendalian dokumen mutu.
Catatan mutu yang tercantum dalam SMM Konstruksi antara lain
berupa :
a) Notulen hasil rapat tinjauan manajemen
b) Hasil audit mutu internal dan atau eksternal
c) Data hasil pemeriksaan dan pengujian
d) Data tentang produk atau proses yang tidak sesuai
e) Daftar petugas yang terkait dengan penjaminan mutu konstruksi di
lingkungan Departemen Pekerjaan Umum
f) Data lain yang berkaitan dengan mutu konstruksi
Catatan mutu dari kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan seperti
yang tercantum dalam rencana mutu, dapat menjadi sarana monitoring
yang baik untuk mengetahui apakah prosedur mutu dan instruksi kerja
telah diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 19


Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

3.2.4 Prosedur Pengendalian Catatan Mutu


Ketentuan umum Prosedur Pengendalian Catatan Mutu adalah bahwa
pada umumnya prosedur ini disiapkan oleh Unit Penjaminan Mutu dari
organisasi yang bersangkutan, yang ketua-nya bertindak sebagai Wakil
Manajemen yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan dan
peningkatan sistem manajemen mutu di lingkungan organisasi
tersebut, baik di tingkat departemen, direktorat jenderal, ataupun di
tingkat unit pelaksana.
Prosedur mutu tersebut disetujui dan ditetapkan oleh pimpinan
organisasi yang bersangkutan, setelah mendapat persetujuan dari unit–
unit kerja lainnya di lingkungan organisasi tersebut.
Sistimatika Prosedur Pengendalian Catatan Mutu, merupakan sesuatu
hal yang standar, sesuai dengan ketentuan penyusunan prosedur mutu
yang baku, antara lain meliputi ruang lingkup, tujuan, definisi,
referansi/acuan, ketentuan umum, tanggung jawab, kondisi khusus,
prosedur/tata cara, catatan mutu, dan lampiran-lampiran.

Pengembangan prosedur pengendalian catatan mutu ini lebih lanjut,


dapat dilakukan dengan mengacu pada Pedoman Mutu dari Sistem
Manajemen Mutu Konstruksi yang telah ditetapkan oleh Peraturan
Menteri PU No. 4/PRT/M/2009
Hal-hal pokok yang merupakan persyaratan dalam penyusunan
maupun penerapan Prosedur Pengendalian Catatan Mutu tersebut
antara lain :
a) Terdapatnya suatu organisasi, yang akan menyusun dan
menerapkan sistem manajemen mutu konstruksi, dan telah
dilengkapi dengan Unit Penjaminan Mutu atau Wakil Manajemen
yang jelas, termasuk uraian tugas pokok dan fungsinya.
Unit Penjaminan Mutu atau Wakil Manajemen pada organisasi
tersebut ditetapkan oleh pimpinan organisasi.
b) Selain itu, organisasi tersebut telah dilengkapi dengan kebijakan
mutu, manual mutu, dan rencana mutu, serta adanya komitmen dari

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 20


Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

pimpinan organisasi dan semua personel pada jajaran dibawahnya


untuk menerapkan sistem manajemen mutu konstruksi.
Untuk itu pelatihan dan sosialisasi penerapan sistem manajemen
mutu konstruksi, termasuk prosedur mutu dan instruksi kerja perlu
diberikan kepada seluruh jajaran dalam organisasi yang terkait
dengan pelaksanaan sistem manajemen mutu konstruksi.
c) Penerapan Prosedur Pengendalian Catatan Mutu ini tidak akan
dapat berdiri sendiri, tapi mempunyai keterkaitan erat dengan
penerapan prosedur-prosedur mutu lainnya, seperti prosedur
tinjauan manajemen, serta prosedur pengendalian dokumen mutu.

3.3 Latihan
Jawab secara singkat pertanyaan latihan berikut ini.
1. Jelaskan dokumentasi sistem manajemen mutu
2. Jelaskan berbagai metode a
3. Jelaskan langkah-langkah untuk

3.4 Rangkuman
Pemahaman terhadap sistem manajemen mutu konstruksi di bidang sumber
daya air secara keseluruhan, khususnya pemahaman terhadap aspek-aspek
pengendalian catatan mutu sangat diperlukan dalam meningkatkan kinerja
aparatur pemerintah, terutama dalam menghadapi era globalisasi, dimana
mitra kerja, baik konsultan, kontraktor dan penyandang dana pada umumnya
telah menerapkan sistem manajemen mutu yang berlaku secara universal

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 21


Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Sistem Manajemen untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi dalam
hal mutu,untuk itu
seluruh Unit Kerja/Satuan Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan di lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum melaksanakan SMM dengan cara
mendokumentasikan, menerapkan secara efektif dan memelihara secara
konsisten sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing Unit
Kerja/Satuan Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan, serta secara terus-menerus
meningkatkan keefektifannya, termasuk Penyedia Jasa yang terikat kontrak
pekerjaan konstruksi maupun non-konstruksi wajib melaksanakan SMM
tersebut.
1. Memahami dan mengidentifikasi proses kegiatan yang ada di masing-
masing Unit Kerja/ Satuan Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan;
2. Menetapkan urutan proses kegiatan serta interaksinya;
3. Menetapkan kriteria dan metoda agar proses kegiatan tersebut, agar dapat
dilaksanakan secara terkendali, efektif dan efisien;
4. Menjamin tersedianya sumber daya dan informasi untuk melaksanakan
dan memonitor proses-proses kegiatan tersebut;
5. Memonitor, mengukur dan menganalisa kesesuaian proses-proses
kegiatan tersebut dengan sasaran yang telah ditetapkan;
6. Melakukan tindakan yang diperlukan dalam upaya mencapai hasil yang
telah direncanakan, serta upaya perbaikan berkesinambungan proses-
proses kegiatan tersebut;
7. Dalam hal proses kegiatan yang dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa,
maka Unit Kerja/Satuan kerja/Unit Pelaksana Kegiatan wajib
mengendalikan proses kegiatan yang dapat mempengaruhi kesesuaian
persyaratan hasil pekerjaan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 22


Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

4.2 Tindak Lanjut


Untuk menjamin terlaksananya sistem manajemen mutu ini dengan baik agar
dilakukan kegiatan sosialisasi/ pelatihan/ bimbingan teknis yang dilaksanakan
oleh Unit Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan sekurang-kurangnya mencakup:
1. Tersedianya rencana kegiatan sosialisasi/pelatihan/bimbingan teknis;
2. Tersedianya bahan yang memadai;
3. Tersedianya personil pelaksana yang kompeten;
4. Teridentifikasinya calon peserta;
5. Dilakukannya evaluasi terhadap pelaksanaan sosialisasi /pelatihan
/bimbingan teknis;
6. Pelaporan hasil kegiatan sosialisasi/pelatihan/bimbingan teknis;
7. Dilakukannya evaluasi terhadap hasil sosialisasi/pelatihan/bimbingan
teknis.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 23


Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

DAFTAR PUSTAKA

1. Naskah ISO 9001-2000


2. Badan Standardisasi Nasional, 2001. Naskah SNI 19-9001 :
2001.
3. Zakiyah, 2007. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000/SNI 19-
9001-2001. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen PU.
4. Ditjen Sumber Daya Air : Program Penerapan Sistem Jaminan
Mutu Bidang Pengairan, 2000
6. Ditjen Sumber Daya Air : Prosedur Kaji Ulang Manajemen, 2002
7. Puslatjakons, 2004. Materi Pelatihan Manajer Jaminan Mutu
Pekerjaan Konstruksi Sumber Daya Air.
8. Departemen Pekerjaan Umum, 2009. Permen Menteri Pekerjaan
Umum No. 4/PRT/M/2009, tentang Sistem Manajemen Mutu Konstruksi

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 24


Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

GLOSARIUM

1. Air baku : derajat yang dicapai karakteristik produk dalam memenuhi


persyaratan kebutuhan harapan pelanggan/Penerima
Manfaat.
2. Manajemen : aktivitas yang terkoordinasi untuk membimbing dan
Mutu (Quality mengendalikan organisasi dalam hal mutu.
Management)
3. Unit Pelaksana : Kantor/Proyek/Bagian Proyek yang berada di bawah
pembinaan Direktorat Jenderal yang kegiatannya berkaitan
dengan mutu konstruksi Kimpraswil.
4. Pengguna : kepala kantor /satuan kerja /pemimpin proyek/pemimpin
barang /jasa bagian proyek/pengguna anggaran daerah/pejabat yang
disamakan sebagai pemilik pekerjaan yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan pengadaan barang /jasa dalam
lingkungan unit kerja/proyek tertentu.
5. Penyedia : badan usaha atau orang perseorangan yang kegiatan
barang/jasa usahanya menyediakan barang/layanan jasa.
6. Pengguna hasil : pemilik dan/atau pengelola hasil pekerjaan. Dalam hal ini,
pekerjaan pengguna hasil pekerjaan dapat berupa Pemerintah
Daerah, Petani Pemakai Air (untuk proyek irigasi) atau
PDAM (untuk proyek air minum).
7. Dokumen Mutu : seluruh dokumentasi yang digunakan sebagai acuan
penerapan sistem manajemen mutu konstruksi di
lingkungan Departemen Kimpraswil. Dokumen mutu
tersebut diantaranya berupa : Pedoman Mutu, Manual
Mutu, Prosedur Mutu, Rencana Mutu, InstruksiKerja,
Catatan Mutu, petunjuk teknis pelaksanaan pekerjaan,
standar teknis pekerjaan dan material, daftar simak
pemeriksaan, serta daftar simak pengujian

KUNCI JAWABAN

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 25


Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

A. Latihan Bab 2 : Penerapan RMU, RMP, RMK.


1) Fungsi rencana mutu kontrak sebagai bagian dari sistem manajemen mutu,
adalah sistem manajemen organisasi untuk mengarahkan dan
mengendalikan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi di setiap Unit Kerja,
Unit Pelaksana Kegiatan dan Penyedia Jasa dalam hal pencapaian mutu.
2) Kaitan Penggunaan RMK dengan Rencana Mutu Pelaksanaan Kegiatan
secara umum
Rencana Mutu Kontrak (RMK): rencana mutu pelaksanaan kegiatan yang
disusun oleh Penyedia Jasa merupakan jaminan mutu terhadap tahapan
proses kegiatan dan hasil kegiatan sebagaimana yang dipersyaratkan
dalam pekerjaan,sedangkan Rencana Mutu Pelaksanaan Kegiatan
(RPM) : adalah Sistem Manajemen Mutu Pelaksanaan kegiatan yang
disusun Sistem Manajemen Mutu Pelaksanaan kegiatan yang disusun oleh
Satuan Kerja dan Unit
3) 3 butir isi RMK yang ada kaitannya dengan Pengawasan Pelaksanaan
secara umum
Sasaran Mutu yang terukur sesuai dengan KAK/RKS;
- Struktur Organisasi yang berkaitan dengan pelaksanaan
- Struktur Organisasi Penyedia Barang/Jasa

B. Evaluasi Bab 3:
1. Dokumentasi Sistem manajemen Mutu
- Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu
- Panduan/Manual Mutu
- Prosedur
- Instruksi Kerja
- Bukti Kerja/Rekaman

2) Kegiatan inspeksi dan test sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan
didalam RMP dan RMK yang mencakup :
Ketersediaan sumber daya yang diperlukan
Ketersediaan peralatan uji dan kelengkapan lain yang diperlukan .
Ketersediaan pedoman atau tata cara uji sesuai NSPM .

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 26


Modul 06 Sistem Manjemen Mutu

Ketersediaan instruksi kerja


Mekanisme penyerahan hasil inspeksi dan test termasuk uji laboratorium

3) Catatan mutu merupakan catatan hasil penerapan manajemen mutu


konstruksi , antara lain :
- Data hasil pemeriksaan dan pengujian
- Data produk atau proses yang tidak sesuai
- Data lain yang terkait mutu konstruksi.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 27

Anda mungkin juga menyukai